Trotoar Magazine

#1

Agustus 2017

Keluguan Potret Jalanan

Semangat Rumah Impian dalam Memenuhi Hak Anak

9

Vol. 2 No. 1 Agustus 2017

“Jangan tanya apa yang sudah negara berikan kepadamu, tapi tanyakanlah apa yang sudah kamu berikan kepada negara.�

-Soekarno-

SAJIAN UTAMA 15

DEPARTEMEN

Keluguan Potret Jalanan

Dari Editor Forum

Anak jalanan menyuguhkan segala potensi mereka, dalam panggung Expo

IMAJI Galeri Impian

SAJIAN KHUSUS 9

Semangat Rumah Impian dalam memenuhi Hak Anak

Kerja sama yang baik dengan Dinas Sosial untuk memperjuangkan hak anak

Majalah Resmi Yayasan Rumah Impian

ADVERTISING SPACE TYPE : A

Media Advocating for Saving the children from the Street Trotoar adalah majalah yang dibentuk oleh Yayasan Rumah Impian Indonesia, media ini digunakan untuk advokasi terhadap isu sosial terkhusus anak jalanan yang berada di kota Yogyakarta

TROTOAR MAGAZINE Pemimpin Redaksi

Yoshua Lapudooh

Redaktur Pelaksana

Radityo Kusumo N.

Founder Samuel Lapudooh

Editor

Casmira G. De Araujo Radityo Kusumo N.

Ketua Yayasan Yoshua Lapudooh

Staff Redaksi

Jimmy D. B Casmira G. De Araujo Radityo Kusumo N. Meilana Astari L.G

Reporter

Address

Subscription

Meilana Astari L.G Etik Setyaningsih Sutono Widiawan Rayvo Rahmatullah Selamet Muliadi Salama

Jl. Kenanga 1 Juwangen RT 03 RW 01 No. 25-26 Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY www.thedreamhouse.org FB Page: Yayasan Rumah Impian Indonesia IG: @thedreamhouseofficial Twitter: @thedreamhouse Official Account Line: @zgo8124b

Address Jl. Kenanga 1 Juwangen RT 03 RW 01 No. 25-26 Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY For Donation Nomor Rekening: Mandiri 1370006941005 a.n.

Yayasan Rumah Impian Indonesia (KCP Bank Mandiri UNY) BCA 0373710013 a.n. Jimmy Daniel Berlianto O.

ADVERTISING SPACE TYPE : A

DARI EDITOR

ADVERTISING SPACE TYPE : B ADVERTISING SPACE TYPE : C

FORUM

IMAJI

GALERY IMPIAN

.

OLEH RADITYO KUSUMO FOTO OLEH RADITYO KUSUMO Seorang anak kecil yang sedang mewarnai ini adalah salah satu anak dampingan yang tinggal di daerah Jogoyudan, sejak menginjak dunia, mereka sudah tinggal dalam lindungan kali code.

Tiap hari Jumat, para relawan membagikan waktunya untuk bersua dengan mereka. Mulai dari membagikan makanan, hingga ilmu. Seringkali para relawan menciptakan permain kreatif, selain untuk menghibur mereka, juga untuk mendidik mereka agar logika mereka dapat berkembang dengan baik.

.

OLEH RADITYO KUSUMO FOTO OLEH RADITYO KUSUMO Terkadang keluguan mereka dalam bercerita memiliki daya tarik tersendiri.

Menciptakan mimik-mimik wajah yang hanya mengenal keceriaan.

Anak-anak ini walau berada di lingkungan yang kurang, mereka tetap menciptakan tingkah laku yang sopan, dan lugu

SAJIAN KHUSUS

SEMANGAT RUMAH IMPIAN DALAM MEMENUHI HAK ANAK YOGYAKARTA-Berdasarkan dengan program yang dihimpun oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Rumah Impian, pada 27 Oktober 2016, Rumah Impian mengadakan Temu Penguatan Anak dan Keluarga (TEPAK) yang diprakarsai oleh Kemensos DIY. Acara yang bertujuan untuk memberikan sosialisasi kepada orang tua ini diadakan di Aula BKKKS DIY. Kemrosotan Pendidikan yang dialami oleh anak menjadi dampak yang besar bagi kehidupan anak itu sendiri dan juga lingkungannya, ketakutan ini dirasa penting karena menyangkut keop-

SAJIAN KHUSUS

timalan perkembangan psikisi, sampai kognitif anak itu. Tingkat kehidupan yang dibawah rata-rata dirasa menjadi faktor utama dalam kemrosotan ini, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan anak itu sendiri yang diantaranya pemenuhan hak-hak anak atas layanan kesehatan, nutrisi, dan pendidikan yang layak. Disamping itu, kehidupan yang bebas, hingga narkoba dan segala tindak kriminal akan pasti muncul, oleh karena itu acara ini diadakan untuk menghindari segala kemungkinan terburuk tersebut.

Tingkat ekonomi keluarga yanh kurang mencukupi kehidupan menjadi faktor utama dalam merosotnya segala kehidupan anak, tak bisa dipungkiri, bahwa ketika seorang anak berkembang dalam ekonomi yang rendah, lantas tinggal di daerah yang tidak berkualitas, jelas akan membuat anak tersebut tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Dalam data PPLS menunjukkan bahwa pada tahun 2011 23,4 juta anak berusia di bawah 16 tahun hidup dalam kemiskinan dan 3,4 juta anak usia 10-17 tahun bekerja tanpa bayaran untuk keluarganya. Kebanyakan mereka harus meninggalkan pendidikan formalnya hanya untuk mencari uang demi keberlangsungan hidupnya, tanpa memikirkan masa depan mereka, yang jelas akan menghilangkan segala ke-

SAJIAN KHUSUS

sempatan kerja yang lebih menjanjikan. Ketika memilih jalan untuk berhenti bersekolah, saat itu juga kehidupan keluarga tidak akan berkembang, kesehatan menjadi faktor selanjutnya yang menjadi momok dalam keluarga. Kementrian Kesehatan melihat pada tahun 2012 sebanyak 18% anak usia di bawah 5 tahun mengalami malnutrisi yang meningkatkan resiko mereka mengalami gangguan kesehatan dan perkembangan kognitif. Pada tahun 2011, ada sekitar 1,2 juta balita dan 1,3 juta anak usia diatas 5 tahun masuk da-

lam kategori terlantar (BPS, 2011) ironisnya lagi, mereka yang tidak mendapatkan pengasuhan dan perlindungan yang memadai dari keluarganya terpaksa turun ke jalanan. Dari gambaran-gambaran tersebut sangat dibutuhkannya sosialisasi yang dapat menjaring serta mendidik anakanak dan orangtua, bahwa sangat harus diperhatikan bagaimana kesehatan dan pendidikan itu dibutuhkan. Sangat disayangkan, jika hidup harus berhenti ketika terpenjara oleh penyakit-penyakit seperti HIV/ AIDS, atau terjangkit dalam

Narkoba.

Oleh karena itu, karena kekhawatiran ini, atas surat edaran yang di berikan Kemensos, Rumah Impian mengadakan acara yang diikuti kurang lebih 50 orang ini.

Pagi itu, acara dibuka oleh Founder Rumah Impian, Bapak Sammy Lapudooh, lalu dilanjutkan oleh perwakilan dari Dinas Sosial Sleman.

Dalam kesempatan ini para orangtua diajak untuk memahami lebih dalam dan berefleksi bersama akan dampak apa saja yang memungkinkan terjadi jika mindset mereka tetap sama, dan tidak diubah.

Acara yang bertemakan Ci-

SAJIAN KHUSUS ta-citaku Masa Depanku Bantu Aku Mewujudkannya ini diisi dengan berbagai acara, setelah beberapa sambutan dari para pembicara, anak-anak dipisahkan dari orang tuanya untuk mengikuti berbagai permainan yang diadakan oleh Kementrian Sosial, dalam permainan tersebut anak-anak terlihat gembira dan juga diajarkan untuk bisa berelasi dengan teman yang lainnya. Anak-anak diajak bermain permainan ular-ularan sambil bernyanyi.

Setelah permainan ular-ularan selesai, Wakil dari dari Kemensos membagikan sejumlah kertas yang berisikan tulisan, ada yang bertulisan ayam jantan, sapi, kerbau, kuda, dan masih banyak lagi. Anak-anak tidak diperkenankan untuk menyebutkan nama hewan apa yang ada di dalam kertas yang mereka pegang, melainkan diinstruksikan untuk meniru bagaimana cara hewan-hewan tersebut bersuara, sembari bersuara mereka juga diinstruksikan untuk mendengarkan satu dengan yang lainnya dan diajak untuk berkumpul dengan suara yang sama, lalu membentuk kelompok.

Ketika kelompok sudah terbentuk, setiap kelompok diberi

tugas untuk merangkai kalimat yang tulisannya diambil dari potongan-potongan tulisan di koran, secara tidak langsung mereka diharuskan untuk membaca setiap paragraf di dalam koran tersebut. Sangat kreatif melihat antusias dari anakanak dalam bekerja sama merangkai kata.

Disaat yang bersamaan, para orangtua juga diajak bermain dengan melihat gambar yang memiliki makna suatu sikap yang buruk atau yang baik, dipimpin oleh Ibu Sapartini dari Sakti Peksos, para orangtua diinstruksikan untuk meletakkan gambar tersebut dilantai, sesuai dengan makna yang didapat, tidak berhenti sampai disitu, orangtua juga diajak untuk menjelaskan bagaimana makna yang didapat, dan dampak apa yang akan diraih jika sikap tersebut dilakukakan.

Sayangnya karena hujan yang lebat mulai turun, kegiatan dipercepat. Setelah makan siang, para tamu undangan dipersilahkan untuk foto bersama dan diperbolehkan untuk pulang.

Dalam acara ini LKS Rumah Impian mengharapkan bahwa anak-anak bisa berperilaku ke arah yang semakin positif, selain itu diharapkan pula bahwa orangtua memiliki kesadaran akan

SAJIAN KHUSUS perubahan yang baik, sehingga orangtua mampu bersama Rumah Impian membantu anakanak menggapai impiannya serta orangtua juga diharapkan untuk memahami hak, kebutuhanm perkembangan, perilaku dan potensi anak yang tentunya akan menuntun orangtua agar dapat menjalankan perannya secara maksimal. Niat diadakannya acara ini juga untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang nantinya akan berimbas pada ketelantaran, kekerasan, eksploitasi, perlakuan diskriminasi yang sering datang dari lingkungan terdekat mereka, yaitu keluarga

ADVERTISING SPACE TYPE :D

ADVERTISING SPACE TYPE : B ADVERTISING SPACE TYPE :D

Keluguan Potret Jalanan Ditengah resahnya peraturan pelarangan pemberian uang kepada anak jalanan Rumah Impian memberikan ruang dialog, agar pemahaman bisa saling bersinergi

SAJIAN UTAMA

.

OLEH RADITYO KUSUMO FOTO OLEH RADITYO KUSUMO

Menjadi relawan adalah hal yang menyenangkan bagi mahasiswa seperti saya, apalagi relawan dalam kegiatan sosial, seperti kegiatan menjaring anak-anak jalanan.

Soekarno pernah mengatakan “Jangan tanya apa yang sudah negara berikan kepadamu, tapi tanyakanlah apa yang sudah kamu berikan kepada negara�, menjadi acuan kami para relawan untuk ikut berkontribusi memberantas anak jalanan dari akar bawahnya yaitu dengan turun langsung ke jalanan dan berdialog dengan anak jalanan, memberinya pengetahuan dan perspektif-perspektif yang baik bagi anak tersebut. Berdialog dengan anak jalanan tentu bukan hal yang mudah, melihat lingkungan saya dan anak tersebut berbeda, menuntut saya untuk bisa merubah dinamika pemikiran agar bisa nyambung dengan mereka. Seorang fotografer seperti saya, ketika berada di Yayasan Rumah Impian, seolah melihat sudut pandang yang berbeda dari proses pra dan pasca memotret seorang anak jalanan, ekspresi malu tapi mau, atau ekspresi salah tingkah mereka menjadi potret keluguan seorang anak jalanan.

Menjadi suatu kehormatan bagi saya bisa bercanda dan bekerja sama dengan relawan serta para staf di Yayasan Rumah Impian ini, pada tanggal 17-18 Februari 2017 merupakan momentum yang tak terlupakan, sejak saya bergabung di Yayasan Rumah Impian ini, dengan digawangi oleh saudara Jimmy sebagai ketuanya, kami para relawan mendobrak kebiasaan biasa dengan mengadakan expo dan lomba fotografi, dengan adanya expo ini harapan kami para masyarakat luas bisa memahami lebih dalam bagaimana anak jalanan itu, dan bagaimana undang-undang yang sudah mencantumkan bahwa adanya pelarangan untuk mengkaryakan seorang anak bekerja di jalanan. Kembali saya diberi mandat untuk menjadi pewarta foto dalam expo tersebut, banyak angle-angle yang menarik dan di luar ekspektasi saya. Seorang anak jalanan bisa memberikan suguhan dalam bentuk tarian, dan hasilnya sangat memuaskan, tarian mereka menjadi bentuk pembuktian bahwa mereka pun sama dengan orang lain, selain menari, bermusik dan bernyanyi menjadi alat pamungkas mereka dalam menyampaikan pesan-pesan agar didengar oleh para pengunjung, diselingi dengan pembacaan puisi menjadi kejadian yang mengejutkan bagi saya, segala bentuk majas yang diciptakan tidak bisa dianggap remeh, dan menunjukkan ekspresi emosi dalam bentuk teks adalah suatu hal yang diluar dugaan. Dari kejadian lain, saya me-

SAJIAN UTAMA lihat bahwa banyak karya-karya anak yang di jual disana, yang menjadi salah satu perhatian saya adalah desain fashion salah satu anak dampingan yang dibuat dari coretan tangannya adalah kebanggan tersendiri bagi saya, karena hanya kalangan tertentu yang bisa membuat hal seperti itu, namun anak inipun bisa membuatnya.

Expo ini bila dilihat dari sudut pandang pengunjung, saya bisa katakan adanya keberhasilan, dan kurang lebihnya bisa menyampaikan pesan yang menjadi tujuan dari diadakannya expo, selain menjadi fotografer, saya juga diberikan kepercayaan untuk membuat layout expo, mulai dari bagaimana posisi stan, kursi audiens, dan sebagainya, butuh waktu yang lama dan berbagai kendala hingga layout ini bisa selesai dan dieksekusi, mulai dari tidur di kantor, sampai tidur di venue sudah dijabani agar expo ini berjalan sesuai harapan. Namun bagi saya, bila dilihat dari sudut pandang dekorasi termasuk layout, expo ini bisa dikatakan gagal, dengan dirubahnya posisi gapura yang awalnya untuk menjadi pintu penyambut bagi pengunjung terpaksa harus dipindah kebagian selatan dari pintu masuk Mall, maju 1 meternya stan

SAJIAN UTAMA

dari rencana layout yang sudah dibuat membuat expo ini menjadi tidak masuk dalam harapan, dengan melalui banyak pertimbangan, akar permasalahnnya ternyata berasal dari layout venue yang tidak sesuai dengan yang ada di gambar. Namun kegagalan itu semua terbayar dengan hadirnya sang bintang tamu Pinkan Mambo, menutupi segala kekurangan membuat expo ini terlihat berhasil.

Paling membuat saya tersenyum adalah ketika saya berinteraksi dengan anak dampingan bernama Rudi, menurut saya Rudi adalah anak yang spesial, cara berpikir beda dan memiliki daya ingin tahu yang tinggi membuat saya semakin semangat dalam berkarya untuk anakanak jalanan ini, yang kedua ketika seorang Pinkan Mambo memeluk Rara adalah momen yang tidak ada duanya, keluguan Rara membuat saya tersenyum dan semakin membuktikan bahwa anak jalanan bukanlah suatu identitas untuk mengkotak-kotakkan status sosial seseorang.

Secara keselurahan, saya hanya bisa mengatakan bahwa momen di bulan Februari adalah momen yang tak terlupakan, dan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran yang telah menciptakan sebuah wadah untuk keluguan anak-anak jalanan.

ADVERTISING SPACE TYPE : A