Radar Sulbar

Page 10

10 Kesehatan Pola Hidup Tak Sehat Picu Pengentalan Darah WARGA perkotaan harus lebih peduli terhadap kesehatannya. Dari pola hidup tak sehat dapat menyebabkan pengentalan darah. Nah, ini bisa menyebabkan beberapa penyakit. Menurut Frederik S. Waworuntu, MSc.HH, pakar kesehatan holistik, salah satu peran penting darah adalah memberikan oksigen dalam tubuh dan menghantarkannya ke otak, selain memberikan nutrisi dan gizi di dalam tubuh. "Kalau darah mengental, mobilitas darah pun akan menjadi pelan. Bahkan nutrisi, gizi dan oksigen pun tidak sampai ke sel dan jaringan. Hal inilah yang

menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti stroke dan jantung," kata Frederik dalam seminar bertajuk Darah Kental Berakibat Fatal di kantor pusat Smartlife, Central Park Jakarta, Jumat (13/4). Untuk mencegah dan mengatasi darah mengental, harus diperhatikan asupan makanan dan gizi yang masuk ke dalam tubuh serta menerapkan pola hidup sehat. Selain mengkonsumsi air dengan jumlah cukup yaitu sekitar delapan gelas satu hari, lanjut Frederik, ditambah dengan menghonsumsi nutrisi yang terbuat dari alga seperti Cryptomonadales bias menjadi

pilihan. Apalagi, lanjut dia, Cryptomonadales merupakan makanan paling sempurna di abad 21, dan mengandung hamper semua zatzat makanan yang diperlukan tubuh manusia. Seperti diungkapkan Willy Taruna, Network Director Smartlife, cryptomonadales banyak mengandung vitamin, mineral, trace element dan beragam nutrisi mikro yang tidak dikandung oleh jenis chlorella lain. "Dengan mengkonsumsi Cryptomonadales secara teratur akan membuat konsumen semakin merasa lebih sehat," pungkasnya. (jpnn)

RADAR SULBAR

Rabu, 18 April 2012

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE Mengucapkan Selamat Hari Jadi Mamuju Utara ke-9 ( 18 April 2003- 18 April 2012)

H. Kalma Katta, S.Sos.,MM Bupati

Drs. Fahmi Massiara, MH Wakil Bupati

Syamsiar Muchtar Mahmud, SH.,MM Sekretaris Kabupaten

Rubrik ini Dipersembahkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

Pelayanan Kesehatan Tradisional Di Puskesmas PROVINSI Sulawesi Barat sebagai provinsi termuda mendapat apresiasi dari Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BTKM) Kementrian Kesehatan RI, karena dianggap provinsi yang memiliki komitmen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer di sarana pelayanan puskesmas. Hal tersebur disampaikan oleh Kepala BKTM pada kegiatan Sosialisasi dan Advokasi BKTM Lintas Program dan Lintas Sektor pada 16 Provinsi Wilayah Timur. Kadis Kesehatan mendapat kesempatan untuk menyampaikan Upaya Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer di Provinsi Sulawesi Barat, didepan 16 Provinsi Wilayah Timur.

Latar belakang pengembangan kesehatan tradisional di puskesmas yakni : metode pengobatan yang kita kenal bukan hanya pengobatan medis kedokteran tetapi ada juga metode pengobatan tradisional yang cukup mendapat perhatian besar dari masyarakat. Pengobatan tradisional atau lebih popular disebut pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer mulai dikenal luas masyarakat sejak jaman dahulu dan merupakan warisan leluhir sehingga tidak asing lagi dan diterima dengan mudah bagi masyarakat. untuk mengakomodir kecendrungan masyarakat yang mulai kembali memilih metode pengobatan tradisional sebagai bentuk pendampingan pengobatan

H. ABDULLAH KEMMA, SE.,M.Si Kepala Perwakilan BkkbN Sulbar

medis modern, perlu upaya eliminasi kemungkinan munculnya dampak efek pengobatan yang tidak diinginkan dengan menyelenggarakan metode pengobatan tradisional yang tersandarisasi melalui peningkatan kapasitas SDM dibidang masing-masing. Upaya ini bertujuan agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang bermutu, dan hal ini sesuai dengan amanah UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 48 menyebutkan bahwa Pelayanan Kesehatan Tradisional merupakan bagian dari penyelenggaraan upaya kesehatan, yang menunjukkan trend penggunaan yang kian meningkat dan dapat diterapkan di tingkat puskesmas. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar untuk

Oleh: dr. H. Achmad Azis, M.Kes mengimplementasikan amanat UU No. 39 Tahun 2009 tersebut yakni : menetapkan binaan pembentukan Kabupaten dan Rumahsakit pengembangan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer di Minimal 2 Puskemas di wilayah Kabupaten Mamuju, yakni PKM Binanga dan PKM Rangas sebagai PKM Binaan Yankestradkom, dan Kabupaten Majene, yakni PKM Banggae I dan Banggae II, serta RSUD Polewali Mandar sebagai RSUD binaan Yankestradkom. Pada tahun 2011 telah diadakan Sosialisasi Yankestradkom Tingkat Provinsi Sulawesi Barat pada semua stakeholder terkait, Melalukan pendataan pengobat tradisional di Tiga Kabupaten Binaan yakni: di Kab.

Mamuju, Kab. Majene dan Kab. Polman, Pelatihan dokter untuk pelayanan kesehatan Herbal yang diikuti oleh satu orang dokter di PKM Banggae I yang dilaksanakan oleh BKTM Makassar. Dan sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut pada tahun 2012 dilakukan upaya merealisasikan pembentukan Poliklinik Yankestradkom, diminimal 2 PKM Binaan di Kabupaten Mamuju dan Majene yang telah ditetapkan, Pelatihan Akupresur bagi Petugas Puskesmas, melakukan updating data, serta advokasi pada Pemerintah Daerah untuk melakukan perencanaan dan pengadaan peralatan bagi terselenggaranya Yankestradkom di Puksemas melalui menu dan dana DAK Kabupaten/ Kota. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.