Radar pekalongan 1 februari 2014

Page 7

SABTU, 1 FEBRUARI 2014

SAMBUNGAN

7

RADAR PEKALONGAN

Dua Pria Ditemukan Tewas di Dalam Mobil TASIKMALAYA - Dua orang laki-laki ditemukan meninggal dunia di dalam mobil di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat pagi, 31 Januari 2014. Penemuan mayat dua pria bernama Galih alias Rizal (37) dan Deden (39), mengejutkan warga Sukalaya, Argasari, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari penyelidikan awal, polisi tidak menemukan barang mencurigakan yang me-

ngarah pada penggunaan narkoba di dalam mobil. Meski demikian kematian dua korban dianggap tidak wajar karena kondisi mesin mobil masih hidup dan jendela kaca mobil sedikit terbuka. Tape mobil juga dalam kondisi menyala. Ceng Edi, orangtua Galih yang pertama menemukan mayat anaknya dan pria yang diduga teman anaknya itu. Dia terkejut mendengar suara

musik dari dalam mobil anaknya yang di parkir di garasi rumah masih menyala hingga pagi. Setelah diperiksa, Galih dan temannya sudah meninggal. Dari informasi awal, Galih dan Deden pada Kamis malam, sempat mampir ke warnet di Sukalaya. Deden tercatat sebagai Head Cool Mandiri Tunas Finance Tasikmalaya. Kematian kedua pria ini menjadi buah bibir karena semalaman

istri korban mencari keberadaan Deden. Menurut Kapolresta Tasikmalaya AKBP Noffan Widyayoko, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian dua korban. Guna memastikan akibat kematiannya dua korban dibawa ke rumah sakit untuk dioutopsi. “Hasil visum luar tidak ditemukan luka bekas penganiayaan ditubuh kedua korban,” kata Kapolresta. (viva)

Gita Dianggap Cuci Tangan dari halaman 1 Gita sejak 2011 lalu dilantik menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Mari Elka Pangestu. Gita juga sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Saya mengundurkan diri efektif 1 Februari 2014,” ujar Gita. “Langkah yang saya ambil adalah langkah yang terbaik dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Saya berterimakasih kepada orang dan istri saya yang. Istri saya yang setiap langkah yang saya ambil yang memberikan dukungan masuk ke pemerintah lebih dari 4 tahun yang lalu,” jelasnya. Mundurnya Gita Wirjawan dari jabatan menteri perdagangan mendapat penilaian miring dari banyak kalangan. Alasan mundur karena dia ikut konvensi capres Partai Demokrat, dianggap mengada-ada. Mundurnya Gita dinilai sebagai upaya melepaskan diri dari tanggung jawab terhadap banyaknya persoalan di bidang perdagangan, terutama kasus impor beras dari Vietnam. “Gita ini kan mengikuti gurunya untuk mencoba mengambil pencitraan, nilai tambah dari itu. Dan bisa juga dia mencoba untuk lari dari tanggung jawab karena banyak persoalan di kementerian perdagangan,” tuding politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (31/1). Menurutnya, mundurnya

Gita dari jabatan Mendag akan menambah beban rakyat. Sebab banyak persoalan perdagangan yang muncul saat dia menjabat, menteri belum dituntaskan sampai peletakan jabatannya. “Ini yang kemudian menjadi beban rakyat. Seperti kebijakan impor segala macam. Terakhir adalah impor beras vietnam,” sebut Anggota Komisi III DPR itu. Di tempat yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku kaget sekaligus mengapresiasi mundurnya Gita itu. “Mungkin karena optimis akan menang pada konvensi dan menjadi capres Partai Demokrat atau partai-partai lain, dan saya kira itu yang terbaik, mundur dari jabatannya,” ujar Din Syamsuddin. Tapi di sisi lain, Din juga berharap mundurnya Gita tidak menimbulkan kesan lepas dari tanggung jawab. Sebab, saat ini ada masalah-masalah yang sedang muncul di lingkungan Kemendag, termasuk impor beras vietnam hingga defisitnya neraca pergangan. “Ini yang harus diperhatikan, seyogyanya para pemangku amanat menyelesaikan dulu jabatannya baru berfikir lagi untuk maju ke tingkat lebih tinggi. Jangan terkesan jabatan itu hanyalah batu loncatan untuk posisi yang lebh tinggi. Selesaikan, jangan belum selesai mundur, ini menyisakan pekerjaan. Kesannya tidak baik,” jelas Din Syamsuddin. Keputusan Gita Wirjawan melepas jabatannya sebagai menteri perdagangan juga

dicurigai bukan hanya sebagai langkah politik pribadi. Lebih luas lagi, langkah Gita itu diduga bagian dari kepentingan politik Partai Demokrat (PD) untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Menurut Direktur Eksekutif Political Communication Institute, Heri Budianto, keputusan Gita mundur merupakan bagian dari desain politik bagi dirinya sendiri maupun PD. Heri pun menyebut untung rugi langkah Gita sudah dihitung betul. Heri mengatakan, dampak positif dari keputusan Gita adalah mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya dalam konvensi calon presiden (capres) PD. Gita memang sampai saat ini kalah bersaing dengan peserta konvensi lainnya. Di sisi lain, kata Heri, keputusan ini juga memberikan pengaruh bagi PD. Yaitu menarik perhatian publik akan konvensi capres partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Karenanya Heri yakin SBY selaku presiden akan menyetujui keinginan Gita mundur dari jabatan mendag. “Saya melihat Presiden SBY akhirnya menyetujui Gita Wirjawan mundur karena bisa jadi akan menguntungkan Demokrat,” kata Heri kepada JPNN, Sabtu (31/1). Sedangkan sisi negatifnya, keputusan Gita mundur itu dari segi pemilihan waktu (timing) kurang tepat. Pasalnya, Gita mundur saat ramai polemik terkait impor beras Vietnam yang diduga melibatkan Kementerian Perdaga-

ngan. “Nah, akhirnya mundurnya Gita diplesetkan karena soal impor beras,” ujar Heri. Karenanya Heri menyebut langkah Gita akan menjadi blunder di tengah apresiasi yang muncul karena secara gentlemen bersedia mundur. “Negatif karena akan dikaitkan dengan soal impor,” bebernya. Terpisah, Sekretaris Jendral PPP Romahurmuziy berharap mundurnya Gita tidak mengalihkan fokus masyarakat dan penegak hukum dari kasus tersebut. Pasalnya, ada indikasi pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag) ikut terlibat. “Karena sejak 2008 beras medium terlarang diimpor kecuali oleh Bulog, maka SPI impor beras medium yang terbit kepada swasta oleh Kemendag terindikasi kongkalikong,” kata Romahurmuziy kepada wartawan di Jakarta, Jumat (31/1). Pria yang akrab disapa Romy itu menjelaskan, kasus ini bermula dari penyamaan nomer kode antara beras premium dan medium. Maka patut diduga penyelundupan ini sudah direncanakan secara sistematis. Ia juga mencurigai ada kepentingan politik di balik kasus ini. Oleh karenanya ia menegaskan, penanganan kasus ini harus dilakukan sampai tuntas. “Patut diduga ini tidak lepas dari upaya fund raising pihakpihak tertentu untuk kepentingan suksesi 2014. Untuk itu Polri harus segera memproses indikasi penyelundupan ini sampai tuntas,” tandasnya. (Fat/jpnn)

SBY Tunjukkan Sikap Otoriter dari halaman 1 mempertontonkan kekuasaan yang otoriter. Untuk itu, ia meminta agar beberapa pihak yang mendapat somasi tidak perlu takut. “Ini pertanda sebuah kepe-

mimpinan yang otoriter. Maka saya mengingatkan agar yang disomasi itu tidak takut, bila perlu somasi balik,” tegasnya. Sebelumnya, Presiden SBY melayangkan somasi ke beberapa lawan politiknya. Rizal

Ramli disomasi lantaran statementnya soal pemberian posisi Boediono sebagai wapres adalah gratifikasi kasus bailout Bank Century. Sri Mulyono disomasi karena tulisannya di Kompasiana berjudul “Anas: Kejarlah Daku

Kau Terungkap”. Sementara, Wasekjen PKS Fahri Hamzah sempat dilayangkan surat lantaran desakannya agar KPK memeriksa putra SBY yang juga Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. (ini)

Terang-terangan Minta dan Menolak Tawar-menawar dari halaman 1 imbalan sebesar Rp 3 miliar. Uang itu merupakan bayaran untuk penanganan sengketa pemilihan kepala daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah di MK. Awalnya, jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi, Pulung Rinandoro, membacakan percakapan antara Akil dengan Anggota Komisi II Fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa melalui pesan singkat. Dalam percakapan itu Akil minta kepada Nisa supaya segera menyiapkan duit pelicin itu. “Ini dalam SMS saudara menulis, ‘Siapkan 3 ton emasnya,” kata Jaksa Pulung. “Lalu Bu Nisa jawab, ‘Ya nanti saya antar pakai truk.’ Karena itu kan masih bercanda. Kan masih ada lanjutannya. Di SMS berikut saya katakan minta Rp 3 miliar,” jawab Akil saat bersaksi dalam sidang Hambit Bintih , Cornelis Nalau Antun, dan Chairun Nisa , di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (30/1). Jaksa Pulung kembali membacakan transkrip percakapan pesan singkat itu. Dia kembali menanyakan kenapa Akil harus meminta duit Rp 3 miliar. Kendati demikian, Akil tetap berkelit fulus itu tidak sematamata buat dia. “Oh tidak. Biaya pengurusan perkara. Kalau dia mau minta tolong, saya minta segitu,” ujar Akil. TOLAK TAWAR MENAWAR BIAYA PERKARA Akil mengaku mendesak Nisa agar segera menyerahkan uang permintaannya. Sebab, dari situasi persidangan justru memberatkan Hambit. Nisa sempat menawar supaya Akil mau menurunkan ‘tarif’ peng-

urusan perkara. “Soalnya kondisi sidang rawan. Kalau dia mau dibantu, ya cepat dikirim uangnya. Sempat terjadi tawar menawar. Tapi saya bilang tetap Rp 3 miliar,” sambung Akil. Namun menurut Akil dia tidak dibayar saat mengurus sengketa pilkada di Kota Palangkaraya. Dia berdalih, hal itu dilakukan karena dia melihat Walikota Muhammad Riban Satia adalah kandidat muslim di antara lainnya. “Itu karena kepentingan umat. Kan di situ calon-calonnya cuma walikota yang muslim,” ucap Akil. LUPA PEMOHON PERKARA PILKADA GUNUNG MAS Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, berdalih tidak pernah meminta kepada Panitera MK, Kasianur Sidauruk, supaya mengarahkan sebagian besar berkasberkas perkara sengketa pemilihan umum kepala daerah ke Panel I, tempat dia bertugas bersama dua hakim lain, Anwar Usman dan Maria Farida Indrati. Dia berkelit, pembagian beban kerja sudah sesuai dengan kemampuan masingmasing panel. “Perkara sengketa pilkada yang masuk sejak saya menjadi Ketua MK 20-an lebih. Secara proporsional kita bagi ke panel lain. Berdasarkan load (beban) masing-masing,” kata Akil saat bersaksi dalam sidang Hambit Bintih, Cornelis Nalau Antun, dan Chairun Nisa, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (30/1). Akil mengaku komposisi panel sejak masa kepemimpinan dia tetap, yakni 3 panel. Jumlah hakim pun masih sama, sembilan. Dia juga mengaku duduk sebagai hakim panel I, sama seperti ketua

sebelumnya. Akil berkilah lupa kapan perkara sengketa pilkada Kabupaten Gunung Mas masuk ke MK. Dia juga lupa nama pemohon gugatan itu. “Saya enggak tahu pasti (kapan perkaranya Gunung Mas). September pertengahan atau akhir. Ada dua pemohon, tapi saya enggak ingat siapa. Termohon adalah KPU Gunung Mas. Pihak terkait adalah pihak yang dimenangkan KPU. Pak Hambit ini,” sambung Akil. DIBANTU NISA NAIK HAJI Akil mengaku pernah meminta bantuan kepada Nisa, untuk menunaikan ibadah haji. Tetapi, mantan Akil membantah tidak merasa berutang budi kepada Nisa, lantas mau membantunya mengurus permintaan sengketa pemilihan umum kepala daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Akil yang juga mantan politikus Partai Golkar dan bekas anggota parlemen mengakui berkawan akrab dengan Nisa. Nisa juga sempat menduduki jabatan Wakil Ketua Komisi VIII DPR membidangi Agama sebelum digeser ke Komisi II DPR. Lantas, jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi, Pulung Rinandoro, mencoba mengungkap sejauh mana kedekatan hubungan Akil-Nisa. Sebab menurut dia, agak janggal jika Nisa yang tidak pernah meminta mengurus perkara sengketa pilkada, tiba-tiba menghubungi Akil dan melobinya buat memainkan putusan perselisihan pilkada itu. “Sering Ibu Nisa minta tolong mengurus sengketa pilkada?” tanya Jaksa Pulung. “Enggak pernah,” kata Akil saat bersaksi dalam sidang Hambit Bintih, Cornelis Nalau Antun, dan Chairun Nisa,

di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (30/1). “Kok berani meminta saudara saksi mengurus sengketa pilkada?,” selidik Jaksa Pulung. “Kan Ibu Nisa pernah menjadi rekan saya di DPR. Dia dulu di Komisi Haji. Saya pernah minta bantuan kepada beliau sewaktu urusan haji,” ujar Akil. “Jadi hal ini barter? Ibu Nisa membantu saudara berhaji, kemudian saudara saksi membantu mengurus sengketa pilkada?,” kata Jaksa Pulung. NGAKU BERSIH MESKI TERTANGKAP TANGAN Akil Mochtar sesumbar tidak bisa lagi dipengaruhi oleh Partai Golkar setelah duduk sebagai ketua MK. Akil juga membantah menjadi mesin uang buat Partai Golkar, dengan cara mengambil suap buat disetorkan sebagian ke partai berlambang pohon beringin itu. Dia juga berkelit tidak lagi memiliki ikatan dengan Partai Golkar. “Saya orang yang tidak bersih mungkin tapi saya bukan orang yang menggadaikan kehormatan saya. Bohong itu,” kata Akil saat bersaksi dalam sidang Hambit Bintih, Cornelis Nalau Antun, dan Chairun Nisa, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (30/1). Akil bahkan sempat mengklaim hubungannya dengan para petinggi Partai Golkar saat ini renggang. Dia mengaku sempat hampir dipecat dari keanggotaan partai lantaran melawan pucuk pimpinan. “Saya sempat mau dipecat karena melawan pimpinan partai. Tapi enggak apa-apa. Karena saya maju sebagai hakim konstitusi tidak atas dukungan Fraksi Partai Golkar,” ujar Akil mencoba membela diri. (mrd)

Bus Terbakar, 9 Penumpang Tewas dari halaman 1 Api begitu cepat hingga membakar bus serta menyambar sembilan penumpang yang masih berada di dalam bus. Api dapat dipadamkan petugas sekitar 15 menit dengan menurunkan satu unit mobil kebakaran ke lokasi kejadian. Hingga saat ini belum tahu berapa kerugian akibat peristiwa tersebut. “Saat ini tim forensik dan DVI Polda Sumbar melakukan penyelidikan dan pengembangan terkait terbakarnya bus tersebut,” kata Hardiwan. Sementara itu Direktur Intelkam Polda Sumbar Kombes Po Wisnu Handoko membenarkan ada sembilan orang penumpang Bus Po Family Raya meninggal dunia.

“Selain sembilan penumpang meninggal dunia, ada juga 10 orang mengalami luka bakar dalam peristiwa tersebut,” kata dia. Menurut dia, korban luka bakar telah dibawa petugas ke puskesmas terdekat, sedangkan korban meninggal dunia dibawa ke RSUD Sijunjung. “Pihak kepolisian telah meminta keterangan sejumlah saksi terkait terbakarnya Bus Po Family Raya hingga menyebabkan sembilan penumpang meninggal dunia, serta luka bakar,” kata dia. Dari keterangan saksi sementara lanjut Wisnu Handoko api berasal dari depan bangku sebelah sopir. Namun saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan

pengembangan terkait terbakarnya bus tersebut. “Sopir bus PO Family Raya atas nama Dino (38) asal Padang melarikan diri ketika peristiwa terbakarnya bus tersebut,” ujar dia. Polisi memburu sopir tersebut. “Sopir dan kernet melarikan diri dan Polri sedang mengejarnya,” ujar Kapolda Sumatera Barat, Brigjen Nur Ali saat dikonfirmasi, Jumat (31/1) sore. Sopir yang kabur diketahui bernama Pino (38). Jumlah penumpang yang terdaftar di bus tersebut ada 36 orang. Tercatat penumpang dari Bangko 24 orang ditambah dari Bungo 12 orang. “Sampai saat ini kita masih menyelidiki peristiwa tersebut,” imbuh Nur Ali. (mrd)

KPK Siap Jerat 8 Kepala Daerah dari halaman 1 masuk dalam berkas dakwaan Akil. Sengketa pilkada itu adalah sengketa pemilihan gubernur Provinsi Banten, sengketa pilkada Kabupaten Empat Lawang, sengketa pilkada kota Palembang, sengketa pilkada Kabupaten Tapanuli Tengah, sengketa pilkada Kabupaten Lampung Selatan, sengketa pilkada Kabupaten Morotai-Maluku Utara, sengketa pilkada Kabupaten ButonSulawesi Tenggara, dan Pilgub Jawa Timur. “Khusus pilkada Jatim adalah dugaan penerimaan janji. Ini yang nanti akan didakwakan dalam proses penuntutan,” kata Johan pada Rabu lalu.

Beberapa kepala daerah yang diduga menyuap Akil pun telah diperiksa KPK. Mereka adalah Bupati Empat Lawang, Walikota Palembang Romi Herton, Bupati Tapanuli Tengah Bonaran Situmeang, dan Bupati Lampung Selatan Ricko Menoza. Sementara dalam perkara dugaan suap Pilgub Banten, penyidik pada KPK sudah memeriksa para kontestan antara lain Wahidin Halim, Jazuli Juwaini, serta Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, dan Wakil Gubernur, Rano Karno. Bahkan, Atut sudah menjadi tersangka dan ditahan di Rumah Tahanan Wanita Pondok Bambu, Jakarta Timur. Tetapi, khusus sengketa Pil-

gub Jawa Timur, KPK baru memeriksa Ketua KPU Provinsi Jawa Timur. Tidak hanya membidik para kepala daerah, KPK juga mulai mengarahkan penyidikan kepada para perantara dan makelar suap pilkada dan pilgub disebutkan di atas. Abraham berjanji semua fakta itu akan terungkap dalam persidangan Akil. Dia menyatakan, jika memang ada dugaan kuat mereka menyuap buat memainkan putusan sengketa pilkada di MK, maka mereka harus bersiap buat menjalani hari-hari di balik bui. “Sabar-sabar saja dulu. Kan sebentar lagi Pak AM sidang. Ikuti persidangan. Nanti akan dibuka di sana apa yang ditanyakan,” ujar Abraham. (mrd)

Dari Dokter Puskesmas, Jadi Wakil... dari halaman 1 banteng bermoncong putih di Kabupaten Banyumas. Kariernya di bidang politik, sulit dipisahkan dari profesi yang telah digelutinya sejak tahun 1983 sebagai dokter. “Sejak lulus dari Fakultas Kedokteran Unpad tahun 1983, saya ditugaskan di Desa Gandatapa, Sumbang, Banyumas yang terpencil. Dari sana saya sering blusukan melihat dari dekat kondisi masyarakat di desa terpencil yang saat itu tidak ada penerangan,” ucapnya saat dihubungi Merdeka.com beberapa waktu lalu. Bertugas di daerah minim fasilitas, tak membuatnya lelah untuk menolong sesama tanpa membeda-bedakan golongan dan suku. Perasaan untuk menolong sesama, diakuinya, sudah tertempa sejak zaman kuliah dalam berbagai kegiatan dan organisasi sosial yang digelutinya. “Sejak kecil, saya tinggal membaur dengan masyarakat asal, bahkan saya juga bersekolah di sekolah nasional hingga universitas dan pernah tinggal dalam satu asrama bersama berbagai orang dari suku yang ada di Indonesia,” ujar pria kelahiran Banyumas 29 Juli 1953.

Pada zaman Orde Baru, suami Linawati ini mengaku sangat sulit mendapatkan akses dalam karier dan pendidikan. Sejak menjadi PNS setelah ditempatkan menjadi dokter, Budhi tidak pernah membayangkan jabatan yang tinggi. “Dulu saya hanya berpikir menjadi dokter puskesmas saja. Sebab untuk melanjutkan sekolah spesialis sangat sulit apalagi mendapatkan karier menjadi kepala dinas,” jelas mantan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Banyumas dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Banyumas ini. Aktivitas politiknya bersama partai, kala itu pun sudah mulai terjalin dengan melakukan advokasi. Diakuinya, membela rakyat berada di bawah penindasan tanpa melihat latar belakang golongan agama dan ras telah dilakukannya sejak lama. Budhi yang masih membuka praktik dokter di rumahnya mengaku bahagia bisa menolong sesama dalam pelayanan kesehatan. “Suatu kali saya pernah kedatangan pasien tukang becak yang sakit. Saat itu, tukang becak tersebut tidak memiliki uang dan saya bilang supaya tidak usah membayar. Perasaan tersebut karena didorong rasa iba, karena saya berpikir

kalau dia tidak sehat bagaimana bisa menghidupi keluarganya,” jelasnya yang pernah menjadi Ketua Komisi D DPRD Banyumas. Bagi Budhi, dunia politik merupakan sesuatu yang tabu untuk digeluti. Kondisi tersebut berkebalikan dengan kebanyakan mayoritas etnis Tionghoa yang lebih memilih menjauhi dunia politik. “Sampai saat ini memang masih banyak orang Tionghoa memandang politik itu menakutkan dan tidak menarik. Tetapi dengan adanya pembuktian contoh politikus dari kalangan etnis Tionghoa, sudah saatnya pikiran tersebut diubah,” ujarnya. Dia bahkan berharap dari kalangan etnis Tionghoa sendiri bisa melakukan pembauran secara total sebagai sebuah negara yang plural dalam kebhinekaan. “Kalau berkaca pada Banyumas sendiri, selama ini tidak pernah ada pembeda dalam masyarakatnya. Cablaka sebagai ciri khas Banyumas juga dimiliki warga baik pribumi maupun Tionghoa. Sehingga semua suku yang tinggal di sini bisa merasakan Banyumas yang terbuka dan apa adanya,” jelas pengagum Soekarno, Sugijapranat dan IJ Kasimo. (mrd)

Hilang Setahun, Perwira Polisi... dari halaman 1 Setelah mendapatkan keterangan dari pelaku, pada Rabu (29/01) malam polisi kemudian mendatangi sebuah rumah kosong di Dusun Kemoko RT 05/20, Margorejo, Tempel, Sleman. Dibantu warga, polisi menggali lantai rumah dan menemukan seragam dan tulang belulang Wiyoko. Setelah dilakukan peme-

riksaan forensik medis, polisi memastikan bahwa tulang belulang tersebut milik Wiyoko yang sudah setahun dikubur di dapur rumah kosong tersebut. Menurut keterangan Kepala Sub Direktorat I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda DIY, AKBP Djuhandani, hilangnya Wiyoko diketahui pihak kepolisian pada 19 Desember 2012. “Tanggal 19 Desember 2012

tapi keluarga korban baru melaporkan ke polisi bulan Januari,” ujarnya. Menurutnya, motif pembunuhan terhadap Wiyoko diduga merupakan murni kriminal. Meski demikian pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan terhadap tersangka Agus. “Korban dan pelaku sudah kenal lama, bisa jadi ada motif lain, dendam atau yang lainnya,” terangnya. (mrd)

KADAR GULA DARAH SAYA SEKARANG 135 mg/dL, PADAHAL DULU SAMPAI 500 mg.dL Indonesia saat ini menduduki peringkat keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Diperkirakan, jumlah penderitanya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Maka, mulai saat ini, rubahlah pola hidup kita menjadi lebih sehat agar terhindar dari penyakit berbahaya ini. Salah satu caranya adalah dengan terapi Gentong Mas. Supardji adalah salah seorang yang mengatasi keluhan diabetes dengan terapi alami ini. “Sudah 15 tahun saya menderita diabetes, bahkan kadar gula darah saya pernah mencapai 500 mg/ dL,” terang pria berusia 64 tahun tersebut. Ia menambahkan, karena penyakit itu, badannya sering terasa lemas, mudah mengantuk dan haus, berat badan turun, serta sering buang air kecil, terutama ketika malam. Bertahun-tahun tahun menjalani pengobatan, akhirnya pria yang telah pensiun dari pekerjaannya ini mulai melirik pengobatan yang alami, dan dipilihlah Gentong Mas, minuman herbal dengan bahan utama Gula Aren dan Nigella Sativa (Habbatussauda) yang terbukti manfaatnya bagi penderita dari berbagai penyakit, termasuk diabetes. 3 tahun setelah minum, ia pun semakin merasakan manfaatnya. “Sekarang kadar gula darah saya sudah normal menjadi 135 mg/ dL, badan terasa enak, tidak lemas lagi, tidak mengantuk dan haus lagi, frekuensi buang air kecil pun normal. Saya sudah merasakan manfaat herbal ini sejak minum kotak pertama.” Ungkap warga Karang Sari, Kel. Bongsari, Semarang Barat, Jawa Tengah ini dengan bahagia. Setelah merasakan manfaatnya, kakek 6 cucu ini tak segan-segan membagi pengalaman sehatnya dengan orang

lain, “Mudah-mudahan pengalaman saya ini bermanfaat bagi yang lain.” Pungkasnya. Habbatussauda yang terdapat dalam Gentong Mas dipercaya dapat meningkatkan fungsi insulin dan mengurangi resistensi reseptor insulin, sedangkan Gula Aren berperan dalam optimalisasi kerja reseptor insulin. Gentong Mas juga mengandung Chromium yang efektif memperlancar metabolisme gula darah dan mengatur kepekaan sel terhadap insulin sehingga meringankan kerja pankreas. Dibandingkan dengan Gula Tebu, Gula Aren mempunyai lebih banyak kandungan makro dan mikronutrien. Indeks glisemik yang terdapat dalam Gula Aren sangat aman bagi penderita diabetes, yaitu hanya 35 (aman jika indeks glisemik dibawah 50) sehingga mampu menjaga dan merawat pankreas agar tetap berfungsi dengan baik. Meski demikian, untuk mendapatkan hasil maksimal, disarankan untuk mengatur pola makan, olahraga, pengaturan berat badan seideal mungkin, diet rendah lemak, kontrol stress, dan menghindari rokok serta alkohol. Dengan aturan penggunaan yang tepat, manfaat bagi kesehatan dan kelezatan rasanya membuat semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi Gentong Mas. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi www.gentongmas.com. Bagi Anda yang membutuhkan Gentong Mas bisa didapatkan di apotek/toko obat terdekat atau hubungi: 14047 24 jam Tarif lokal: (Tlp Rumah dan CDMA), SMS ke: 08.1122.14047 DEPKES RI P-IRT: 8123205.01.114 HP. 085642667573 (Khusus Pekalongan & Kab. Batang) Konsumsi 3x Sehari


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.