2 minute read

Mulai Bangun Menara dan Akses Alun-Alun

Alun nanti ada jalan akses masuknya,” terang dia. Proses akhir Masjid Agung yang juga jadi prioritas Wali Kota Bogor di akhir masa jabatannya tersebut, kata dia, ditargetkan selesai pada Desember. Namun Rena menekankan, pihaknya berupaya menyelesaikan pembangunan lebih awal di November 2023. Anggaran yang digelontorkan untuk menyelesaikan Masjid Agung Kota Bogor di tahap akhir ini, sebesar Rp36,4 miliar.

Diketahui, pembangunan Mas jid Agung Kota Bogor dimulai sejak 2015 dengan bantuan Rp50 miliar dari Pemprov) Jabar. Namun, 2016 pembangunan terhenti lantaran dua kali mengalami gagal lelang proyek. Pada 2017, proyek pembangunan dihentikan karena Inspektorat Jabar menemukan ketidaksesuaian proses pekerjaan dengan rencana awal pembangunan. Pada 2018, pengerjaan kembali dilakukan Pemkot

Bogor dengan anggaran Rp 8,6 miliar. Pengerjaan tersebut, menghasilkan bangunan fisik mencapai 65 persen. Pada 2019, Pemkot Bogor kembali menyiapkan anggaran Rp15 miliar untuk pembangunan. Namun, Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian PUPR melakukan audit konstruksi Masjid Agung pada 2019, yang mengharuskan pembangunan dihentikan sementara. Audit yang seharusnya sudah

Pengusaha Menjerit, Pemkot Angkat Tangan

Penjualan yang semakin merosot, imbas proyek penggantian

Jembatan Otista, membuat usaha mereka terancam tutup.

Besarnya biaya operasional, berbanding terbalik dengan kocek yang masuk, jadi penyebabnya.

Restoran Bebeke Om Aris

Cabang Bogor misalnya.

Pemiliknya Muhammad Iqbal mengungkapkan, pendapatannya turun hingga 70 persen, sejak Jembatan Otista ditutup. ”Padahal sebelum penutupan jalan, restoran kami selalu full oleh pelanggan. Sekarang hanya 1-2 meja saja,” keluhnya kepada Radar Bogor pada Jumat (2/6).

Iqbal bahkan terpaksa

’membakar uang’ untuk menyediakan promo-promo, supaya banyak pelanggan yang berminat datang, dan makan kembali di restorannya. Sebab menurutnya, penurunan terjadi akibat banyak pelanggan yang tidak mengetahui akses menuju ke sana. Bahkan warga yang tahu aksesnya, pun enggan untuk datang karena pusingnya membayangkan kondisi lalu lintas yang macet. Kondisi itu pun pernah diadukan ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor.

Dia meminta ada keringanan dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, seperti kompensasi atau minimal pengurangan beban pajak. Namun hasilnya nihil.

”Jawabannya sangat menyayangkan, mereka mengatakan tidak bisa bantu apa-apa, angkat tangan pada proyek yang mereka lakukan,” ucap dia.

Ia berharap Pemkot Bogor bergerak cepat menangani keluhan yang mereka rasakan. Sebab jika tidak, mereka terpaksa akan tutup karena tak sanggup membiayai puluhan karyawan, yang bekerja di sana.

”Kondisi kami sudah setengah leher. Mau nunggu berapa lama lagi?,” tegasnya. (fat/c)

Jadikan FMP Lebih Spesial

“Pertama, acara dimulai Opening Seremoni dimulai pada 31 Juli, yang disusul dengan rangkaian pemasangan umbulumbul merah putih,” kata dia.

Ben menyebut, target umbulumbul yang akan dipasang nantinya, berjumlah 17.000. Dengan jangka waktu pemasangan selama satu bulan.

Mulai dari Lawang Salapan, di Kawasan Tugu Kujang, bangunan-bangunan heritage yang ada di Kota Bogor, dan kawasan-kawasan lainnya.

“Pemasangan ini sifatnya menghimbau, tetapi itu digerakan oleh panitia FMP.

Karena kami ingin selama satu bulan penuh, Kota Bogor benarbenar bernuansa merah putih,” ungkap Ben.

Rangkaian lainnya, lanjut

Ben, adalah prosesi penaikan dan penurunan bendera Merah

Putih di Tugu Kujang selama satu bulan penuh. Di mana tahun ini, panitia akan lebih banyak melibatkan para pelajar, hingga santri.

Ben juga menambahkan, FMP 2023 kali ini juga akan ada Bogor Merah Putih Fair, yang isinya seperti kuliner nusantara, musik nusantara, dan busana nusantara.

Panitia juga akan membuka Turnamen Bulutangkis, yang akan memperebutkan piala

Wali Kota Bogor Bima Arya, serta lomba Ketangkasan Baris Berbaris, yang melibatkan pelajar SMP se-Kota Bogor. Untuk kegiatan sosialnya, mereka pun akan melaksanakan donor darah di Mal Botani Square. Sementara bidang Pendidikan, ada wisata kebangsaan di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.

Dan yang paling special di tahun ini, Ben menjelaskan akan ada porsi khusus untuk teman difabel berkarya. Mereka nantinya akan dilibatkan menjadi pengibar bendera, berbagi, hingga bernyanyi.

“Biasanya mereka dikunjungi, nah saat inilah mereka berbuat sesuatu,” papar dia.

Tidak ketinggalan, acara pamungkas FMP 2023 yaitu Kirab Merah Putih dilaksanakan dengan mengarak bende ra sepanjang 100meter, oleh masyarakat bersama Forkopimda.

“Dari Balai Kota Bogor, menuju Jalan Jendral Sudirman, dan berakhir di Pusdikzi, yang dirangkaikan dengan closing seremoni,” pungkas dia.(ded/c) keluar pada tahun tersebut, baru diterima Pemkot Bogor pada 2020. Hasilnya, kontruksi tidak dapat menopang atap dengan beban berat yang mengharuskan pembuatan struktur baru.

Lalu pada APBD 2021, DPRD

Kota Bogor bersama TAPD menganggarkan Rp31,4 miliar dan pada APBD 2022 ini dianggarkan Rp26 miliar. (fat/c)

This article is from: