
8 minute read
Baby Blues Ancam Ibu dan Bayi
BABY blues syndrome adalah kondisi ketika seorang ibu mengalami depresi ringan pasca melahirkan. Meski terkadang terlihat sepele, kondisi ini bisa berdampak buruk baik bagi ibu maupun bayi apabila tidak segera ditangani. Lebih memprihatinkan lagi, Indonesia meraih ranking ke-3 kasus baby blues terbanyak di Asia. Banyak faktor yang bisa memicu baby blues. Bisa karena hormonal atau faktor eksternal. Ibu yang baru saja melahirkan tidak bisa langsung dihakimi belum siap menjadi orang tua ketika dia mengalami baby blues. Perlunya waktu untuk beradaptasi lalu ditambah banyak hal yang memicu stres juga bisa menjadi faktor penyebab baby blues. Fakta di lapangan kebanyakan ibu pasca melahirkan mengalami baby blues karena adanya faktor eksternal. Suami yang tidak membantu mengurus anak maupun melakukan pekerjaan rumah, tetangga yang memberikan komentar negatif terkait fisik ataupun metode persalinan, keluarga yang terlalu banyak campur tangan dalam pengurusan menjadi faktor terkuat dalam menimbulkan baby blues.
Dari sisi suami pun seharusnya paham, bahwa pasca persalinan tubuh istri yang ‘terluka’ butuh waktu untuk pemulihan yang tidak sebentar, mengurus bayi baru lahir bukan suatu hal yang mudah, belum jika ibu harus begadang, maka andil suami sangat diperlukan dalam saatsaat seperti itu.
Dari sisi orang sekitar, tidak memberikan komentar negatif yang bisa membuat ibu stres. Lalu dari sisi keluarga, cukup membantu seperlunya.
Faktor ekonomi pun punya pengaruh besar dalam hal ini.
Bagi keluarga yang ekonominya menengah ke bawah, pasca melahirkan adalah saat-saat yang cukup sulit. Karena biaya perlengkapan bayi dan persalinan di kondisi sekarang tidaklah murah. Setelah melahirkan, biasanya ekonomi juga harus mengalami pemulihan. Harus mulai dari awal lagi. Belum lagi semua kebutuhan pangan dan kebutuhan bayi juga tidak murah. Karena setelah melahirkan pun ibu harus tetap makan makanan yang bergizi agar kualitas
ASInya pun bagus. Kebutuhan bayi berupa popok misalnya, pun harus tetap dipenuhi. Pun sistem yang berkuasa saat ini, yaitu sistem yang tidak mempedulikan kesehatan jiwa dan raga rakyatnya punya andil besar menimbulkan baby blues. Andai sistem ini mempedulikan ibu pasca melahirkan dengan menanggung biaya bayi baru lahir, atau memberikan lapangan kerja dengan gaji yang layak untuk kepala keluarga, biaya kebutuhan hidup yang terjangkau. Maka baby blues bisa terminimalisir atau bahkan tidak ada. Begitupun dengan edukasi menjadi orang tua kepada calon orang tua, keluarga, dan masyarakat agar lebih simpati kepada ibu pasca melahirkan, maka ibu tidak akan mengalami baby blues.
Irma Ruli Hasanah Bogor Utara
Ibadah Haji Serta Impikasinya Dalam Teori Ekonomi Islam
BULAN dzulhijah sebentar lagi tiba ditengah-tengah kita semua, dzulhijah adalah bulan yang istimewa dimana didalamnya terdapat keagungan dan kemuliaan karena terdapatnya salah satu rukun Islam yang ke 5, yaitu ibadah haji yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mampu dalam memenuhi rukun dan syaratnya. Dalam Al Quran pada Surat Al Imran ayat 97 Allah swt menegaskan secara jelas bahwa ibadah haji hanya diperuntukkan bagi mereka yang mampu. Dalam ayat tersebut ada kata Istitha’ah, yang menurut Imam Malik bahwa istitha’ah adalah mampu berjalan kaki, sedangkan Imam Syafi’i menjelaskan bahwa istitha’ah itu adalah kemampuan secara langsung dan tidak langsung. Kemampuan secara langsung menurut Imam Syafi’I adalah kemampuan melaksanakan haji yang dilakukan oleh dirinya sendiri sedang kemampuan tidak langsung adalah kemampuan ibadah haji dengan bantuan orang lain.
(0251) 8641142
RS Vania IGD (0251) 8380613, (0251) 8380601/8380605
RSKIA Sawojajar (0251) 8324371 Polsek Jonggol 021-89931174
Namun secara umum makna mampu atau Istitha’ah menurut Ma’mun Efendi dalam jurnal yang ditulis Muhammad Shafwan Jabani berjudul Makna Ibadah Haji Dalam Pengembangan ekonomi Ummat, yang dimaksud mampu atau Istitha’ah adalah sehat, baik sehat jasmani maupun sehat rohani, serta mampu secara ekonomi Ibadah haji atau dalam bahasa populernya naik haji ke baitullah makkah almukaromah serta menjalankan umroh ke madinah almunawaroh adalah suatu ibadah yang sangat spesial, bahkan mungkin dalam diri setiap jiwa yang beriman naik haji merupakan salah satu cita-cita atau mimpi besarnya mengiginkan utk beribadah haji ke haramain, begitu mulianya bulan ini, begitu mulianya ibadah ini, sehingga para calon jamaah haji rela mengorbakan harta, tenaga dan pikiran, demi menjalankan perintah Allah swt yang satu ini, semoga setiap muslim yang beriman, Allah swt mudah kan serta mampukan untuk berangkat beribadah haji ke baitullah atau setidaknya mampu berngkat umroh Aamiin ya Rabbal alamin, Ibadah haji erat kaitanya dengan kemampuan finansial yang di miliki seseorang, karena tanpa adanya kemampuan secara material ini sangat sulit rasanya seseorang untuk bisa berangkat haji, seperti sudah kita ketahui bersama bahwasanya dari tahun ketahun ongkos naik haji terus mengalami kenaikan, Adapun untuk biaya haji 2022, pemerintah telah menetapkan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) sebesar Rp39.886.009 per jemaah. Hal itu berdasarkan hasil kesepakatan antara Kementerian Agama bersama Komisi VIII DPR dalam Rapat Kerja di Kompleks MPR/DPR, Dengan jumlah tersebut, biaya haji 2022 mengalami kenaikan dibandingkan Bipih 2020 yang sebesar Rp31,4 juta hingga Rp38,3 juta per jemaah tergantung embarkasi. Dari Ditjen PHU Kemenag, Bipih yang dibayarkan oleh jemaah yakni Rp39.886.009. Rinciannya jumlah itu digunakan untuk biaya penerbangan Rp29.500.000; biaya hidup (living cost) Rp5.770.005; sebagian akomodasi jemaah di Makkah Rp2.692.669; sebagian akomodasi jemaah di Madinah Rp769.334; serta visa Rp1.154.001.namun disisi lain tidak menurukan minat dan keinginan para calon jamaah haji itu sendiri utk tetap menjalankan ibadah yang mulia ini, bahkan setiap orang yang ingin berangkat ibadah haji rela menabung bertahuntahun, menjual tanah atau harta yang lainya yang dimiliki. Pengorbanan para jamaah haji utk menunaikan kewajibannya ini tentu didasari pada kuatnya keinginan yang dilandasi pada keimanan yang dalam kepada Perintah Allah swt. Ibadah haji erat hubungannya dengan peningkatan ekonomi masyarakat dan juga pemasukan penerimaan negara. Bagaimana tidak, seperti yang sudah kita ketahui berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) telah membagi 241 kloter jamaah reguler asal Indonesia dengan 236 penerbangan ke Arab Saudi. Di mana jamaah haji reguler kloter pertama akan diberangkatkan pada 4 Juni 2022. Diketahui, kuota haji Indonesia 1443 H/2022
M berjumlah 100.051 yang terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus. Semenjak ada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), calon jemaah haji mendapatkan dana di virtual account setiap tahunnya. Mi- salnya, dari setoran awal Rp25 juta dan menunggu selama 10 tahun, dulu dari awal sampai akhir, dananya tetap 25 juta dan tidak bertambah.

Sekarang ada penambahan di setiap tahun. Di tahun 2021 BPKH membagikan virtual account Rp2,5 triliun dan di 2022 sebesar Rp2 triliun kepada calon jemaah haji. Hasil dana kelolaan tersebut akan terus dibagikan pada tahap selanjutnya. Dari laporan tahunan BPKH Kementerian Agama 2021 dana tabungan calon jemaah haji yang dikelola telah mencapai Rp158 triliun dan bisa memberikan nilai manfaat lebih dari Rp10 triliun per tahun untuk penyelenggaraan ibadah haji. Semua perhitungan Bipih tersebut memakai asumsi kuota 50 persen yang diterapkan Arab Saudi pada musim haji kali ini. Total kuota yang diizinkan oleh Arab Saudi sebanyak 1 juta jemaah dari dalam maupun luar Arab Saudi (sumber Portal Indonesia Go.Id), bisa kita bayangkan 10 triliun rupiah dari nilai manfaat dari dana haji yang ada sekarang ini apabila diserap atau dialokasikan dalam berbagai bidang tentu ini akan memberikan dampak sangat posistif terhadap penerimaan negara, skema pengelolaan dana haji setidakanya menimbulkan implikasi, salah satu implikasi yang akan kita bahas adalah bagaimana keterkaitan antara ibadah haji dengan pertumbuhan ekonomi negara, dengan meningkatnya investasi dalam negeri, salah satunya melalui investasi tabungan dana haji, jelas dana haji ini merupakan variabel yang secara positif dan mendoroong permintaan agregatif, ini berkaitan erat dengan pertumbuhan kapasitas produksi, Pada teori Neokeynes, sangat dikenal dua orang tokoh yaitu Roy F. Harrod dan Evsey D Domar. Menurut kedua tokoh tersebut yaitu tentang adanya pengaruh investasi dalam permintaan agregat dan pertumbuhan pada kapasitas produksi. Karena, investasi tersebut yang akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Didalam teori neokeynes mempunyai pandangan tentang penanaman modal yaitu komponen yang paling utama pada proses penentuan suksesnya pertumbuhan ekonomi, Pembentukan Modal Pembentukan modal terdiri berdasarkan bangunan, mesin, listrik, transportasi, dan media komunikasi lainnya. Pembentukan modal adalah proses produksi pada semua produk yang berasal dari hasil olahan manusia. Pembentukan modal bisa meningkatkan ketersediaan modal pada tenaga kerja, bisa meningkatkan rasio modal atau tenaga kerja. Akibatnya, dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yang bisa menghasilkan pada peningkatan output dan pertumbuhan ekonomi didalam suatu negara berdasarkan teori pembentukan modal ini jelas bahwa dana haji ketika dikelola secara efektif dan efesien maka akan meningkatkan dalam penyerapan tenaga kerja, seperti petugas pelayan jamaah haji, pelayan kesehatan, kebersihan, katering,keamanan dsb, tentu jasa-jasa yang disebutkan tersebut akan sangat meningkat dengan adanya kegiatan ibadah haji. Ibadah haji dengan transaksi ekonomi memang memiliki hubungan sangat erat. Dalam Ibadah haji tersimpan potensi ekonomi yang luar biasa besar. Dalam ibadah haji terjadi transaksi jual beli, pinjammeminjam, titipan, dan amanat. Bulan haji juga cenderung dengan adanya qurban,ibadah qurban ini juga menjadi salah satu variable dalam meningkatanya penjualan hewan ternak, terutama komoditi sapi, kerbau, domba dan kambing, denga demikian juga bisa kita katakan bulan haji adalah bulan meningkatnya produksi, dsitribusi serta konsumsi hewan ternak terutama terkait komuditi hewan ternak yang sudah disebutkan diatas, dalam proses produksi, distribusi, serta konsumsi Semuanya memerlukan ketakwaan agar dapat berlangsung dengan baik sesuai ajaran Allah. Dalam haji transaksi keuangan terjadi dalam berbagai level, mulai dari level jual beli dalam skala mikro sampai transaksi antar negara yang dalam skala makro. Besar harapan kita maanfaat yang kita dapatkan dari pada adanya ibadah haji ini Pertama, Menumbuhkan kesalihan sosial, selain menumbuhkan rasa keimanan dan ketakwaan yang semakin meningkat, adalah adanya rasa pengorbanan dan saling berbagi dari yang memiliki kelebihan harta kepada kaum yang membutuhkan harga, maka terjadinya distribusi kekayaan antara yang punya dan yang tidak berpunya, sehingga mempupuskan kedengkian dan kesombongan, serta menumbuhkan kesalihan sosial bagi orang yang Allah swt lebihkan hartanya Kedua, distribusi Kekayaan, perputaran kekayaan, seperti kita pahami dalam teori ekonomi islam, bahwasanya salah satu upaya dalam penangangan kesejangan sosial antara yang kaya dan miskin, sebagai instrument dalam memutus mata rantai ke fakiran untuk menuju kesejathteraan bagi umat yaitu adanya instrumen shadaqoh. ibadah qurban di bulan dzulhijah adalah langkah kongkrit bagaimana distribusi daging hewan qurban ini sampai kepada yang membutuhkan. Sehingga ibadah qurban ini menjadi sarana dalam memupus jarak. Yang mana biasanya harga daging yang mahal dan ni’mat juga penuh protein dan gizi, hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang memiliki kelebihan harta saja, dengan adanya ibadah qur’ban dibulan haji maka masyarkat kecilpun bisa merasakan kenikmatan yang sama. Ketiga, Menumbuhkan rasa dalam jiwa bahwa kepentingan agama lebih utama daripada kepentingan pribadi. Keempat, Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan antara sesama dalam lingkup makro lintas negara, ras dan suku, dengan munculnya rasa persatuan dan ksesatuan maka diharapkan pula muncul rasa persaudaran dan asas kekeluarga, sebagai sesama muslim dan ini sangat penting demi terciptanya baldatun thoiyabtun wa robbun ghofur, terciptanya tatanan hidup didunia muslim yang aman damai serta bersatu, sehingga untuk dapat terciptanya kebangkitan ekonomi islam bisa dimulai dari sini.
SIBODAS Adakan Pertemuan dengan BPN
CIBINONG– Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APER
SI) Bogor Raya Depok atau disingkat SIBODAS mengadakan pertemuan untuk kesekian kalinya.
Kali ini pertemuan dengan
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bogor, Yuliana, di Kantor
BPN Cibinong. Tak berbeda dengan pertemuan sebelumnya, tujuannya adalah untuk menjalin dan bekerjasama dalam sinergitas. “Dalam upaya APERSI membantu anggota-anggotanya yang terkendala dalam proses pemecahan maupun proses ke sertifikat induk,” jelas Ketua APERSI Kor wil Bogor Raya
Depok, Mahfudz. Pasalnya, kata Mahfudz, karena BPN akan membantu program pemerintah dalam menyediakan satu juta rumah untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). “ Juga membantu pemerintah setempat dalam meningkatkan PAD-nya,” jelas Mahfudz.
Dalam pertemuan tersebut,
Ketua BPN Yuliana didampingi pejabat di BPN juga yakni Yekti.
“Keduanya mengucapkan sangat antusias dan akan membantu dalam proses tersebut dengan kondisi pesyaratan yang sudah dilengkapi oleh pengem bang,” ucap keduanya. Hadir juga Bidang OKK DPD
Apersi Jabar, Ahmadyani Hasim, Ketua Bidang Perizinan DPP APERSI, Bambang Setiadi, dan Waketum V DPP Apersi Moh Solikin. (*/pia)
76 Napiter Lapas Gunsin Ucap Ikrar Setia
GUNUNG SINDUR–Ikrar setia terhadap NKRI dilakukan sebanyak 76 narapidana terorisme (napiter) di lapas Gunung Sindur, bertepatan dengan Hari Pancasila, Kamis (1/6).
“Hari ini kami sama-sama menyaksikan ikrar sumpah setia para warga binaan terpidana terorisme kembali menyertakan kesetiaan kepada Republik Imdonesia (RI),” ungkap Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM untuk menjadi garda terdepan baik di lingkungan maupun terhadap NKRI,” kata Andika Hasil ini bukti kolaborasi dan kerjasama dari semua unsur, untuk program radikalisasi bagi saudara (napiter) yang terlibat kasus terorisme.
Jawa Barat R. Andika Prasetya.

Sebanyak 76 warga binaan berasal dari lapas khusus kelas IIA Gunung Sindur, dan Banceuy Bandung.
“Ini merupakan bagian dari 136 orang yang ada di willayah kerja kantor wilayah Jawa Barat, tinggal 9 orang lagi yang belum ikrar dan masih proses,” ungkapnya.
KEMBALI: Tampak para narapidana terorisme serius mengikuti pembacaan ikrar Pancasila sebagai dasar negara di Lapas Gunung Sindur, Kamis (1/6).