
6 minute read
MIMBAR BEBAS Waspada! Virus Merah Jambu Ancam Remaja
BEREDAR didunia maya sebuah screenshot percakapan Whatsapp dua orang remaja belia yang sama-sama duduk di bangku sekolah menengah pertama. Mirisnya percakapan tersebut bagaikan percakapan sepasang suami istri yang tidak pantas diucapkan oleh gadis berusia 13 tahun.
Lebih pedih lagi, ketika orangtuanya mengetahui bahwa hal itu bukan kali pertamanya, dan dilakukan sebagai pembuktian cinta.
Perasaan suka pada lawan
Akankah Permendikbud
PPKSP
Menjadi Solusi?
MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, secara resmi meluncurkan Merdeka Belajar ke 25, Permendikbudristek
Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP). hal ini sebagai payung hukum bagi seluruh guru satuan pendidikan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan.
Peraturan ini dibuat dengan tujuan untuk mengatasi dan mencegah kasus kekerasan seksual, perundungan, diskriminasi, dan intoleransi.
Selain itu, peraturan ini bertujuan untuk membantu lembaga pendidikan dalam menangani kasus-kasus kekerasan, termasuk bentuk daring dan psikologis, sambil memberikan prioritas pada perspektif korban (08/08/2023).
Berkaca pada Permendikbud no 30 tahun 2021, payung hukum ini belum bisa menyelesaikan persoalan karena tidak menyentuh akar masalahnya. Terbukti menurut hasil survei Asesmen Nasional tahun 2022 menunjukkan, sekitar 34,51 persen siswa (1 dari 3) berpotensi mengalami kekerasan seksual, perundungan, kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kasus pornografi dan kejahatan siber.
Berulangnya kasus kekerasan bisa disebabkan berbagai faktor salah satunya akibat maraknya tontonan non edukatif yang memperlihatkan kekerasan, buliying, tawuran dan sebagainya. Selain itu, lemahnya kon trol masyarakat dan lemahnya sanksi oleh negara menjadikan kekerasan ini semakin tumbuh subur.
Perlu dilakukan upaya maksimal untuk menekan aksi kekerasan ini dari berbagai pihak diantaranya pendidikan keluarga, adanya kontrol masyarakat dan tindakan tegas dari pemerintah berupa sanksi yang membuat jera bagi setiap pelaku kejahatan.
Ummu Naziha, Cianjur
Butuh Solusi Tuntas Kabel Semrawut
PERMASALAHAN kabel semrawut masih menjadi PR besar bagi pemerintah, apalagi setelah beberapa kali kejadian yang memakan korban jiwa yang diakibatkan tidak tertibnya pemasangan kabel optik utamanya pada area fasilitas umum.
Kabel optik yang semrawut juga masih banyak ditemukan dibeberapa titik di Kota Bogor, Pemkot Bogor berencana membuat perda utilitas untuk peningkatan beutifikasi kota dan demi menghindari jatuhnya korban seperti yang menimpa salah satu warga bernama Sultan di daerah Jakarta. Saat ini Dinas PUPR tengah merapikan kabel di jalan protokol dengan sistem ducting, yaitu teknik pemasangan kabel dengan cara ditanam di bawah tanah sebagai percontohan. Perda utilitas akan mengatur siapa yang membangun sistem ducting-nya, dikelola siapa, nantinya para provider harus memasukkan kabel ke sistem ducting yang sudah tersedia dan dikenakan biaya sewa. Namun dari kebijakan-kebijakan yang dibuat seperti perda utilitas ini, hanya menjadikan pemerintah kota sebagai regulator yang menyerahkan pengurusan permasalahan masyarakat ke pihak swasta. Sehingga selama pengurusan pelayanan masyarakat masih diserahkan kepada pihak swasta, maka akan selalu ada hitungan untung rugi, sehingga pelayanan publik bukan lagi fasilitas yang disediakan negara namun menjadi ajang bisnis bagi para kaum kapitalis. Sistem kapitalis hanya akan mengutamakan keuntungan bagi pihak yang berkepentingan tanpa lagi memandang kebutuhan masyarakat secara jenis memanglah hal yang lumrah dialami remaja dan belia. Namun tidak serta merta mereka boleh-boleh saja mengungkapkan perasaan itu tanpa aturan, menanggalkan logika dan akal sehat, serta norma-norma agama.
Fenomena seks bebas remaja bahkan diusia yang masih sangat belia tak lepas dari pengaruh asupan informasi gaya hidup kebarat-baratan yang menganut paham kebebasan.
Sedih memang, Handphone yang seharusnya menjadi alat bantu komunikasi dan memudahkan siswa-siswa memperoleh informasi yang mendukung pembelajaran, kini bisa jadi bumerang bagi remaja sendiri. Arus informasi yang begitu deras dan mudah diakses dalam genggaman tangan. Ditambah lagi kontenkonten tak berfaedah bahkan mengandung unsur pornoaksi bebas-bebas saja beredar dijagat sosial media tanpa adanya aturan yang jelas dari pemerintah.
Perlu adanya peraturan dan sanksi yang tegas untuk mencegah hal-hal seperti ini kembali terjadi. Penguatan akhlak dan pemahaman akan hukum syara harus digemakan di lingkungan-lingkungan pendidikan. Selebgram, konten kreator, atau pemilik akun-akun perusak moral bangsa harus ditindak dengan tegas. Boikot dan blokir semua konten yang mengandung undur pornografi dan pornoaksi. Jangan biarkan seks bebas menghancurkan bangsa kita.
PR besar bagi bangsa kita. Jika pemuda saat ini yang dipikirkan kebanyakan hanya cinta dan pemuasan bagian bawah perut saja, apakabar nasib bangsa kita di era selanjutnya? Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa. Pemuda haruslah kompetitif, cerdas, berdaya, berkualitas dan mampu bersaing.
Hanim Novita Bogor, Jawa Barat
Remaja dalam Jerat Liberalisasi Pergaulan
SUNGGUH mengkhawatirkan! Angka seks bebas di kalangan remaja dari tahun ke tahun. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan bahwa usia yang paling muda pernah melakukan hubungan seksual direntang usia 14-15 tahun tercatat 20 persen. Sedangkan usia 1617 tahun sebanyak 60 persen dan 19-20 tahun sebanyak 20 persen. Ketua BKKBN Hasto Wardoyo memandang banyaknya yang melakukan seks diluar nikah karena usia hubungan seks semakin maju, sementara usia nikah semakin mundur. Tingginya angka seks bebas merupakan tanda kerusakan generasi yang semakin kronis. Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan remaja terjerat dalam liberalisasi pergaulan, mulai dari keluarga tidak harmonis sehingga menghasilkan anak yang brokenhome, lingkungan yang semakin liar dan bebas hingga sistem pendidikan yang kering nilai keimanan. Belum lagi, media yang menyuguhkan berbagai tayangan termasuk konten yang tak senonoh bisa diakses dengan mudah.
Arti Merdeka
SESAAT lagi memperingati Hari Kemerdekaan negeri ini. Di usianya yang beranjak senja, maka kita perlu melakukan muhasabah dan menakar seberapa jauh hasil kemerdekaan dapat dirasakan seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai warga yang mencintai negerinya, maka sepatutnya kita beserta seluruh pemegang kekuasaan, terus berupaya agar tercapai kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kemudahan memenuhi kebutuhan pokoknya berupa pangan, sandang dan papan, serta pendidikan, kesehatan dan keamanan adalah sebagai tolok ukur. Dari situ dapat kita saksikan kondisi masyarakat di bawah kepemimpinan hari ini.
Maka seyogianya negeri ini terus bebenah memperbaiki diri, agar tanggung jawab pengelolaan urusan masyarakat yang dibebankan Allah kepada para pemimpin, dapat ditunaikan.
Begitu pula penting kiranya memperhatikan kemandirian negara. Maka menghindari dominasi negara asing terhadap urusan rakyat adalah sebaikbaik perkara.
Kekayaan alam Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, dan sumber daya manusianya yang luar biasa, adalah potensi yang dapat terus diupayakan bagi kemaslahatan bersama, sebagaimana tuntunan Sang Pencipta. Dari sana akan lahir peradaban emas yang akan memimpin dunia.
Lulu Nugroho Bandung
Hal lain yang perlu dikhawatirkan juga, jangan sampai generasi disuapi dengan pendidikan seks dan reproduksi dengan paradigma barat. Alih-alih menyelesaikan masalah, nyatanya menambah parah persoalan.
Pasalnya, pendidikan seks dan reproduksi dengan paradigma barat hanya terfokus pada kesehatan. Sehingga tidak menutup kemungkinan remaja akan tetap melalukan seks diluar nikah dengan mementingkan kesehatan reproduksi menggunakan alat kontrasepsi. Jika ditelisik lebih jauh, fenomena rusaknya generasi muslim adalah efek dari tatanan kehidupan sekuler yang rusak dan merusak. Penceraian antara agama dan kehidupan penyebab robohnya benteng keimanan sehingga melahirkan generasi yang tidak mengenal aturan agama, hanya mempertuhankan hawa nafsu semata dan terjun bebas dalam jurang kemaksiatan.
Siti Riyani Novrianti Bandung
STNK R2 Ymh, 2008, Htm, F2711GN, Nk:MH35TL2068K201719, Ns:5TL1200649, an.Rugito, Perum Ciomas Permai Blok D13/8 Ciomas Kab.Bgr. (PKT1-23001343-12,19,26/08/23) keseluruhan. Acap kali kesempatan yang ada pun dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab melakukan korupsi dari dana yang harusnya dikeluarkan untuk pelayanan masyarakat, sehingga perbaikan yang ada pun tidak dilakukan secara optimal. Maka sistem kapitalis saat ini justru semakin menambah permasalahan yang ada, dengan tidak adanya solusi tuntas dari berbagai permasalahan salah satunya penanganan akan semrawutnya kabel optik.
Negara berkewajiban memperhatikan serta memberikan segala sesuatu untuk pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, menjamin keamanan rakyat dalam aktivitas yang dilakukan.
Putri YD Bogor
Call: 02518349940 WA.081383269139. (PKT2-23001317-14-31/08/23)
KEHILANGAN
STNK R2 Hnd, 2012, Htm, F5895JC, Nk:MH1JB8115CK780133, Ns:JB81E1776045, an.Alwin Colin, Karanggan Muda Rt.2/3,Gn.Putri Kab. Bgr. (PKT1-23001298-5,12,19/08/23)
STNK R2 Hnd, 2022, Biru, F6762FHD, Nk:MH1JM9123NK092627, Ns:JM91E2092441, an.Ganetra, Kp.Bojong Keong Rt.4/5 Cibodas Rumpin Kab.Bgr (PKT1-23001299-5,12,19/08/23)
STNK R2 Hnd, 2010, Htm, F5111ML, Nk:MH1JB9129AK265910, Ns:JB91E2256980, an.Suminah, Kp.Sawah Indah Rt.3/9, Bj.Gede, Kab. Bgr. (PKT1-23001395-19,26/08,2/09/23)
HLG BPKB R2 B5955TDZ, a/n.Yuni Nina, Nk:MH1JM1124KK344480, Ns:JM11E2326483, Jl.Nilam Sari No.8, Rt7/1, Kali Sari Pasar Rebo JAKTIM. (RB2-23001396-19/08/23)
STNK R2 Hnd, 2019, Silver, F6275FDR, Nk:MH1KF2115KK151315, Ns:KF21E1150798, an.Nurhana Kholifah, Kp.Padurenan, Rt.1/1 Gn.Sindur Kab. Bgr (PKT1-23001414-19,26/08,2/09/23)
Debit Air Nol Kilometer
Menyusut
CISARUA–Musim kemarau tahun ini, membuat debit air di titik Nol Kilometer Ciliwung atau Telaga Saat, kawasan Puncak, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, berkurang.
Hal itu diamini Kepala Desa Tugu Utaraz Asep Ma’mun. Kepada Radar Bogor, Ia mengatakan, ada penurunan debit air di titik nol Ciliwung itu. “Iya, menyusut,” katanya kepada Radar Bogor Jumat (18/8). Asep Ma’mun memaparkan, penyusutan debit air di Telaga saat atau nol kilometer Ciliwung pada kemarau tahun ini, berada pada angka lima sentimeter. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan musim kemarau sebelumnya.
Di mana, pada musim kemarau tahuntahun sebelumnya, penyusutan berada di angka 1,7 sentimeter. Namun demikian, kondisi ini masih dalam kategori normal. “Iya (walau sampai 5 Senti meter menyusut) ini masih normal,” tukasnya. Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Bogor, menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga 31 Oktober mendatang. Kabupaten Bogor saat ini dalam status Darurat siaga kekeringan dan kebakaran. (all/c)
BERKURANG: Pengunjung menikmati pemandangan sore di Telaga Saat, tepat di titik Nol Kilometer yang sungainya terlihat mulai surut.