
4 minute read
Teriakan Keadilan Tanpa Suara Pengguna Narkotika
Sambungan dari Hal 12
PAMERAN Art Speaks Justice yang berlangsung selama tiga hari, sejak Rabu (16/8) itu menampilkan beberapa jenis karya seni yang terdiri dari karya instalasi, seni canvas, bahkan komik.
Bagian Media Aksi Keadilan
Indonesia Ari mengatakan, karya-karya itu merupakan hasil seleksi dan kurasi, dari puluhan karya yang didaftarkan.
Karya ini lahir dari tangan seniman yang datang dari berbagai wilayah, seperti Bogor, Bandung, Jakarta, Bantul, Yogyakarta, Bali, dan Batam.
Kedelapan karya itu, ditampilkan secara apik dan menarik di Gedung Bogor Creative Center. Sebagian besar karya memang hanya bisa dinikmati keindahannya lewat mata. Namun, terdapat pula karya yang bisa dirasakan pesannya secara langsung melalui sentuhan fisik. Seperti karya instalasi berbahan media campuran milik Desyifa Sumelian bertajuk ’Pium-Pium’ . Karya seni ini dapat dipeluk oleh para pengunjung, sebagai manifestasi dari ekspresi manusia ketika menunjukan simpati dan afeksi. Pium-pium menggambarkan para pengguna narkotika yang membutuhkan rangkulan. Ungkapan free hugs di badannya, mengajak kita untuk menyalurkan kepedulian pada kerapuhan yang disandang pengguna narkotika.
”Lewat pameran ini kami ingin menyampaikan ke publik dan stakeholder, bahwa ada permasalahan dalam kebijakan narkotika. Misalnya hak atas bantuan hukum di persidangan yang luput, minimnya akses terhadap layanan kesehatan, dan beberapa kasus mengenai orang yang butuh narkotika untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya,” jelas Ari saat ditemui Radar Bogor. Selain pameran, Art Speak Justice juga diisi dengan skrining, dan konseling mengenai kesehatan mental bersama Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) dan Talkshow. Community Engagment and Partnership, Aksi Keadilan Indonesia, Bambang Yulistyo Tedjo berharap melalui psmeran ini akses keadilan bisa didapatkan oleh para pengguna napza yang selama ini didiskriminasi, mendapat stigma, dan hukuman. ”Undang-undang nomor 35 tahun 2009 itu sebenarnya membahas terkait rehabilitas dan perawatan, tapi jarang digunakan oleh aparat penegak hukum untuk mengarahkan pengguna napza dapat akses kesehatan rehabilitasi dan perawatan. Malah lebih ke pemenjaraan,” krluhnya.
Menurutnya, kebijakan perang narkotika tidak merubah angka pengguna narkotika yang justru semakin tinggi. Oleh karena itu Tedjo berharap adanya dukungan bukan hukuman pada para pengguna narkoba. (fat/c)
(Huntara),” tutur dia. Sebelumnya, jalan tersebut sempat mengalami longsor, dan terbengkalai selama beberapa tahun. Longsor akhirnya mendapat perhatian, dan ditangani oleh Dinas PUPR melalui pembangunan Tembok
Penahan Tanah (TPT). Area longsor tersebut akan dibangun TPT dengan panjang 30meter, dan tinggi 16 meter. Kepala Dinas PUPR, Rena Da Frina saat itu menyatakan, proyek tersebut akan menggunakan konstruksi beton
Kita Bisa dari Al-Azhar Jakarta,” ungkapnya. Dirinya berharap, kegiatan ini bisa memberikan dampak positif bagi semuanya, agar generasi muda bisa lebih menghargai makna dari perjuangan para pendahulu dan pendiri bangsa. ”Meski kegiatan ini sederhana kami harap kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa nasionalisme ke dalam diri para pemuda, agar lebih bisa memaknai nilai perjuangan para pendahulu kita,” tukas dia.(ded/c) bertulang, dan akan selesai dalam waktu enam bulan, atau perkiraan November mendatang. Pembangunan TPT tersebut menggunakan anggaran APBD Kota Bogor dengan nilai pagu Rp5,5 miliar. (fat/c)
JOGGING
TRACK: Pemkot segera memperbaiki jogging track Lapangan Sempur karena sudah rusak di sebagian sisi.

FATUR/RADAR BOGOR
Delapan Lokasi Alternatif Selama Sempur Tutup
Sambungan dari Hal 12
Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) segera merevitalisasi jogging track di lapangan tersebut, yang akan berdampak pada ditutupnya kawasan favorite yang ramai digunakan warga berolahraga.
Wali Kota Bogor Bima Arya menerangkan, bahwa revitalisasi itu perlu dilakukan karena kondisi jogging trek yang sudah rusak, dan berlubang. Ia pun menyebut, bahwa revitalisasi tersebut merupakan bagian dari aspirasi masyarakat. ”Lapangan ini sudah lama, sudah lebih dari lima tahun belum direvitalisasi. Selama pandemi Covid-19, lapangan ini dua tahun tidak dipakai, jadi rusak. Jadi sudah waktunya untuk direnovasi,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor di Lapangan Sempur, Jumat (18/8). Upaya revitalisasi juga dilakukannya agar dapat me- ninggalkan Kota Bogor, saat akhir masa jabatan, dengan kondisi dan kualitas infrastruktur, dan fasilitas publik yang baik. Bima meminta warganya untuk sabar menunggu revitalisasi tersebut. Dirinya menyarankan warga memilih tempat olahraga lain, selama jogging trek Lapangan Sempur diperbaiki. Ia menyarankan warga berolahraga di Kawasan Situ Gede, Kawasan Suryakencana, Lapangan Kresna, Taman Manunggal, dan Gelanggang Olahraga Kecamatan Bogor Selatan, dan Utara. Sementara itu, Kepala Bidang
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Disperumkim Kota Bogor Devi Librianti menargetkan, penutupan mulai berlangsung di antara 22 atau 24 Agustus 2023.
Revitalisasi dilakukan, karena umur karet lapangan yang sudah lewat batas. Selain itu, lintasan jogging di Lapangan Sempur juga sudah mengalami kerusakan di beberapa sisinya. Selain penggantian karet, revitalisasi itu juga akan merombak landasan aspal. Landasan yang sebelumnya berbahan aspal itu, selanjutnya akan diganti dengan beton, karena dinilai lebih tahan lama dan tahan air. Perbaikan juga dilakukan pada drainase air yang berada di bawah Lapangan Sempur. Hal itu dilakukan, untuk mengatasi masalah air menggenang yang kerap terjadi. Devi mengatakan, proyek yang memakan anggaran Rp2,4 miliar tersebut, akan berjalan selama 90 hari atau tiga bulan, hingga November mendatang. ”Jogging trek akan ditutup total. Masyarakat bisa menggunakan taman lain seperti Taman Heulang di Kecamatan Tanah Sareal, atau Alun-alun Kota Bogor untuk jogging,” ucap dia. (fat/c)
RUTIN LATIHAN: Siswa yang tergabung Paskibra SMAN 7 Bogor bersama pelatih dan guru mereka foto usai menaikkan dan menurunkan bendera di Tugu Kujang.
Persiapkan Anggota, PPI Rutinkan Latihan
RABU dari SMA Negeri 7 Kota Bogor yang bertugas menaikkan dan menurunkan bendera Merah Putih di Tugu Kujang, yang merupakan rangkaian Festival Merah Putih (FMP) 2023. Dan yang bertugas merupakan paskibra sekolah, Paskibra Pakuan
Muda Ekapaksi. Mereka berasal dari kelas 10,11,12. Berbagai persiapkan dilakukan. Selain dua hari sebelum hari H, yaitu rutin latihan. Sedangkan jadwal tetap latihan, Selasa dan Kamis sepulang sekolah, kisaran jam 15.00 -17.00 sore. (mer/c)
FOTO IHGMA BOGOR RAYA/RADAR BOGOR
PEDULI: Para pengurus IHGMA Bogor Raya foto bersama usai menyerahkan santunan dan bingkisan untuk anak-anak yatim piatu.
SEHAT: Para peserta Jalan Sehat Dadah Dadah foto bersama Presiden Jokowi saat bertemu di Kebun Bogor.

Kembali Bertemu dan Foto Bareng Jokowi
KARENA hobi yang sama atau sering melakukan aktivitas di lokasi yang sama, maka dibentuklah komunitas. Satu di antaranya, Komunitas Jalan Sehat Dadah Dadah. Mereka terbentuk karena rutin tiap hari berolahraga, jogging pagi hari di area dalam Kebun Raya Bogor (KRB). Seperti hari-hari sebelumnya, Jumat (18/8) kemarin, dilakukan kegiatan rutin dengan mengenakan dress code merah putih dan membawa bendera Merah Putih ukuran kecil.
Nah, Presiden Jokowi menghampiri dan tanpa menghilangkan kesempatan mereka foto bersama dan mengibarkan
Berbagi dengan Sesama


bendera Merah Putih ukuran kecil. Anggota komunitas ini merupakan member dari Kebun Raya Bogor (KRB). Bahkan tidak hanya ulang tahun, tahun ini saja, tahun lalu dan juga pada 17 Agustus, komunitas Jalan Sehat Dadah Dadah berfoto bersama dengan Presiden Jokowi. (mer/c)

SEBAGAI komunitas, Indonesian Hotel General Manager Asosotion (IHGMA) Bogor Raya tak hanya menjalankan berbagai program terkait dunia perhotelan, namun juga berbagai program sosial. Salah satunya program Bakti IHGMA Bogor Raya untuk negeri. Pada Rabu (16/8) lalu, mereka menyerahkan bantuan berupa beras ke dua panti asuhan. Masing – masing mendapatkan donasi 100kg beras, yaitu Panti Asuhan Rumah Harapan Jalan Karadenan Bogor dan Panti Yatim Piatu As Sahidah Kedung Halang Bogor. (mer/c)
