
3 minute read
Polisi Layangkan Surat Panggilan Saksi
Sambungan dari Hal 12
Salah satunya dengan kembali mengumpulkan saksisaksi yang sudah dimintai keterangan nya, di tahun sama saat pembunuhan 4 ta hun silam.
Namun sayangnya, dalam memeriksa kembali para saksi, polisi kesulitan menemukan para saksi yang sudah berpindah domisili.
Saat ini, sedikitnya ada 10 orang dari total 34 saksi yang dimintai keteranganya kembali terkait dengan kasus itu.
“Penyidik sudah bertemu para saksi hari ini (kemarin, red), melakukan wawancara dan pendalaman keterangan,” kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh
Sambungan dari Hal 12
Upacara serah terima jabatan tersebut berlangsung di Shelter Skadron Udara 6 Wing Udara 4 Lanud Atang Sendjaja Bogor, Selasa (11/7).
Komandan Lanud Atang
Sendjaja Marsekal Pertama
TNI M. Taufiq Arasj, mengatakan pergantian pejabat di lingkungan TNI adalah hal yang biasa. Tujuannya mendinamisasi secara optimal kemampuan sumber daya manusia yang tersedia, membawa
Prakoso kepada wartawan, Selasa (11/7).
Selanjutnya, dijelaskan Bismo, penyidik akan melakukan pengiriman surat panggilan kepada empat orang saksi lainnya. “Kami kirim surat panggilannya,” ucap dia.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila menjelaskan, ada empat orang saksi yang masih beralamat di Kota Bogor, dan sudah dilakukan klarifikasi ulang.
Mereka juga sudah melakukan klarifikasi ulang terhadap satu saksi yang kini sudah berdomisili di Bekasi.
Kemudian, Jajaran penyidik juga tengah mengupayakan melakukan penelusuran terhadap dua orang saksi, karena saat di cek ke alamat ternyata sudah berpindah.
Sedangkan, terhadap keluarga korban, penyidik juga telah melakukan pemeriksaan terhadap ayah korban, ibu korban, dan paman korban. Sampai saat ini belum ada penambahan saksi baru. Sebab, sejak adanya kasus pembunuhan pada 2019, maka 34 saksi yang telah dilakukan pemeriksaan telah berpindah domisili.
“Ada beberapa saksi yang telah lulus sekolah dan memang bukan warga Kota Bogor,” papar dia. Saat ditanya terkait dengan pemeriksaan saksi, Kompol Rizka enggan membeberkan pertanyaan yang disampaikan . (ded/c)
Menurut Evandy, defisit terjadi lantaran saat penyusunan APBD 2023, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) berasumsi, bahwa ada Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) sebesar Rp275 miliar.
Namun, setelah diaudit BPK Silpa hanya Rp161 miliar.
“Jadi ada defisit Rp114 miliar. Selain itu, defisit juga terjadi karena pendapatan tak tercapai, sementara serapan anggaran belanja sangat maksimal,” ucap dia.
Pergeseran anggaran kegiatan sendiri, dijelaskan Evandy, rencananya akan digeser ke Desember, dengan catatan pendapatan bakal berjalan maksimal. “Kalau demikian baru akan direalisasikan. Kalau tidak akan dievaluasi dianggaran perubahan,” tegasnya. Evandy menjelaskan, langkah tersebut harus dilakukan, mengingat KPK mengarahkan bila pembayaran kegiatan tidak boleh dibayarkan melewati tahun. “Kalau langkah pengendalian tidak dilakukan otomatis bisa berpengaruh pada pembayaran kegiatan, kemudian bisa juga berimbas ke TPP dan Tunkin ASN,” jelas dia. Sementara itu, Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Bogor Endah Purwanti mengaku heran, dengan langkah Pemkot Bogor melakukan refocusing, dengan alasan asumsi Silpa yang terlalu besar. “Kalau mengubah anggaran kas disesuaikan dengan pendapatan ril, itu bisa. Tapi mestinya tidak ada cerita defisit pada pelaksanaan APBD 2023,” ucapnya. “Defisit terjadi akibat asumsi Silpa yang terlalu besar, dibandingkan dengan hasil LHP BPK,” tutupnya.(ded/c)
Keukeuh Buka, Bahkan Jemput Bola
Sambungan dari Hal 12
Hampir seluruh pengusaha mengeluhkan hal yang sama. Yakni sepinya pengunjung, dan tersendatnya roda ekonomi. Seperti yang dirasakan Guruh, Pengusaha Alat Kimia Oti Lab, di pinggiran Jalan Otista. Dirinya mengatakan ditutupnya akses Otista, betul-betul mematikan gairah penjualan tokonya. Padahal menurutnya, sebelum Jembatan Otista ditutup, tokonya hampir setiap hari disambangi mahasiswa, atau pelajar yang ingin berbelanja alat laboratorium. Hal itu lantaran, hanya sedikit toko alat kimia yang ada di Kota Bogor. Sehingga banyak masyarakat yang datang membeli di tokonya. “Dampaknya parah sekali, dari pengunjung dan penjualan menurun drastis. Sekarang kami mencoba bertahan karena sudah bayar kontrak,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor, Selasa (11/7). Untuk mensiasati kondisi ini, Guruh akhirnya memutar otak, dan memutuskan untuk membuka layanan pesan antar, supaya tetap bisa melayani pelanggan setianya. “Mungkin belum banyak yang tahu kalau toko ini buka, makanya sepi. Padahal kami tetap buka, kendaraan juga masih bisa masuk ke sini, walaupun kalau pakai mobil harus sedikit berjalan lagi,” tuturnya. Pemesanan online dapat dilakukan melalui Whatsapp di nomor 08170003437. Untuk layanan antar barang, Guruh mengenakan biaya tambahan sebagai ongkos kirim. Barangbarang yang dijajakan Guruh pun cukup lengkap, terutama keperluan laboratorium dan pendidikan. “Saya berharap ke depan para pelanggan atau masyarakat bisa tetap datang dan belanja kebutuhan alat kimianya di sini,” harap dia Di samping itu, ia pun berharap adanya bantuan Pemerintah Kota Bogor agar para pengusaha bisa terus bertahan di masa paceklik seperti saat ini. Salah satunya yakni biaya kontrak. (fat/c)