3 minute read

Padukan Nuansa Jadul hingga Kekinian

Organik (AEWO) itu, merupakan ajang peragaan busana yang digelar untuk memperkenalkan dan menampilkan budaya.

Mulyaharja Fest 2023 yang berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (8/7) hingga, Minggu (9/7) itu, mengusung tema Colodplay dengan menghadirkan berbagai kegiatan.

Dihari kedua Mulyaharja Feat 2023 Wali Kota Bogor Bima Arya bersma Ketua Dekranasda Kota Bogor, Yane Ardian yang juga ketua TP-PKK bersama aparatur wilayah ikut memeriahkan kegiatan dengan mengikuti fashion show.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengapresiasi kegiatan yang diadakan dengan sangat kreatif. “Waktu dikirimkan nama kegiatannya oleh pak camat wah

Coldplay sekilas kan karena gak pakai kacamata, taunya ini colod play, ini luar biasa kreatif lah ya luar biasa hebat. Jadi memang kalau mau membuat sesuatu heboh viral jadi atensi perhatian ya memang harus kreatif,” kata Bima Arya. Tema Colodplay jika diartikan, beber Bima, kata Colod (Kolot dari bahasa Sunda) artinya orang tua; kuno; tidak modern. Sedangkan Play (dari bahasa Inggris) diartikan bermain; permainan; lakon. Sehingga Colodplay dapat dimaknakan permainan atau lakon orang tua zaman dulu. Menurut dia, festival tahunan ini diakuinya tidak mudah untuk menjaga Surga yang tersisa di Mulyaharja ini.

Untuk itu dia terus mendukung masyarakat mengadakan berbagai kegiatan menarik, dan menampilkan hal-hal yang berbeda. “Kegiatan ini jadi kami padukan antara kejadulan dan kekinian. Saya berharap kedepan dukungan Pemkot Bogor ini harus konsisten,” katanya.

Penampilan dari anak-anak yang menggunakan pakaian tradisional, dan penampilan alat musik tradisional di sana pun diapresiasi oleh Bima Arya.

“Tidak ada yang lebih membahagiakan dan membanggakan melihat anak-anak berpakaian daerah,” ujarnya. Sementara itu, Ketua panitia MulyaharjaFest 2023 Tedy

Supriadi menuturkan, tujuan kegiatan ini untuk mengingatkan bahwa tidak boleh melupakan perjuangan orang tua.

“Karena adanya kita saat ini karena ada orang terdahulu. Selain itu juga ini bertujuan untuk melestarikan permainan zaman dahulu dengan mengi- ngatkan kembali permainan jadul,” katanya. Kegiatan yang digelar selama dua hari ini menghadirkan festival kolecer (kincir angin), atraksi kaulinan jadul, ethnic food singkong only, festival tari budaya, senam kreasi, bazar UMKM, lomba mewarnai dan bercerita (ngadongeng), fashion show jadul dan busana petani, kelompencapir sosialisasi Pemilu 2024 dan hiburan lainnya. Antusias pengunjung MulyaharjaFest 2023 ini selama dua hari sudah lebih dari 1.000 pengunjung. Dengan adanya bazar UMKM dan dilibatkannya masyarakat sekitar kegiatan ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. “Alhamdulillah antusiasnya membludak, sehingga ini juga bisa mengangkat perekonomian masyarakat sekitar,” tukas dia.(ded/c) tas butuh 20-40 botol plastik, lanyard butuh 1 botol, sementara sepatu butuh 10 botol.

Imam menyebut, spesial untuk Kota Bogor, produkproduknya dihiasi gambar maskot Kota Bogor, yakni Si Rubo. Ini membuat produk Plasticpay bisa dipilih wisatawan, menjadi buah tangan.

“Kami berharap lewat produk ini seluruh masyarakat dan Pemerintah Kota Bogor bisa menjadi agen perubahan dan bertanggung jawab atas sampah plastik yang dihasilkan,” ucapnya Kehadiran produk ini juga diharapkannya bisa semakin mendorong penanganan sampah di Kota Bogor, supaya raihan Adipura kota ini bisa dipertahankan. Bahkan melahirkan Adipura-adipura lainnya. (fat/c)

Gunakan Metode Khusus

Atasi Cuaca Ekstrem

Kekhawatiran ini tentu membuat sejumlah pihak mengkhawatirkan megaproyek revitalisasi jembatan di Jalan Otto Iskandardinata (Otista). Sejumlah warga pun sering kali melontarkan kekhawatiran proyek tersebut molor, di tengah cuaca buruk yang selama ini melanda. Beberapa merasa khawatir proyek tersebut molor. Namun, hal itu dibantah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor. Meski terus di guyur hujan, Dinas PUPR Kota Bogor menyatakan, kondisi tersebut tidak akan terlalu membawa pengaruh pada proyek pergantian Jembatan Otista.

Kepala Dinas PUPR Rena Da Frina menyebut, para pekerja sudah menyiapkan metode khusus, untuk mensiasati kondisi itu. “Metodenya sudah disesuaikan, harusnya tidak masalah secara signifikan pada progres pekerjaan mereka (pihak kontraktor),” ucapnya saat ditemui Radar Bogor. Dirinya juga menyebut meski aliran Sungai Ciliwung bertambah deras, hal itu pun dinilainya tidak banyak menganggu pekerjaan.

“Selama 12 minggu pekerjaan ini, tidak ada gangguan. Semoga tidak mengganggu target,” imbuhnya. Saat ini, kata dia, para pekerja tengah sibuk membuat fondasi bor pile untuk jalur trem. Proses pekerjaan bagian tersebut direncanakan rampung selama sepekan. Setelah itu, para pekerja akan beralih mengarap fondasi bor pile utama.

Pengerjaan fondasi jembatan utama diprediksi berlangsung selama 1,5 bulan. Waktu tersebut tergolong lama, sebab banyaknya titik fondasi yang akan dibuat.

“Banyak sekali, apalagi titik jembatan utama yakni sebanyak 64 lobang (fondasi) di kiri dan kanan. Prosesnya dibor lalu cor, pekerjaannya bisa pagi ketemu pagi,” ucap Rena. Ia menyatakan, progres Otista saat ini masih seperti yang dijadwalkan, bahkan deviasi positif. Dirinya menargetkan di akhir pekan ini progres pekerjaan bisa mencapai 20 persen. (fat/c)

IST

SUMRINGAH: Anak-anak yang tergabung dalam Laskar Kancil berfoto bersama dalam kegiatan Puncak Hari

Lingkungan Hidup Kota Bogor, Jumat (7/7).

Laskar Kancil

Meriahkan Hari

Lingkungan Hidup

SEBANYAK 50 anggota Laskar Kancil (Kawan Cipakancilan) ikut memeriahkan Puncak Hari

Lingkungan Hidup Tingkat Kota Bogor dilaksanakan pada hari Jumat (7/7), di Alun-Alun Kota Bogor oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor.

Acara dengan tema Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia #beat plastic itu, juga diikuti oleh Komunitas Sinergi Sahabat Bogor Bersatu

(SABTU), sebagai salah satu komunitas yang peduli lingkungan hidup.

Sedangkan para Laskar Kancil, berpartisipasi dengan mengikuti kegiatan lomba mewarnai tingkat SD, sampai dengan kelas 3, juga mengikuti kegiatan flogging. Mereka merupakan anakanak dari dua kelurahan, yaitu Panaragan dan Paledang. (mer)

Komunitas Olah Gaya Club

This article is from: