5 minute read

751 Anak Terpapar TBC

Sedangkan tahun ini, Dinkes

Kota Bogor mencatat, ada sebanyak 751 anak didiagnosa terpapar TBC. Jumlah tersebut terbagi menjadi dua golongan umur.

Catatan Dinkes, sejak Januari hingga Juni, kasus TBC anak pada rentang usia 0-4 tahun ada 389 kasus. Sedangkan pada rentang usia 5-14 tahun, diketahui sebanyak 362 kasus.

Wilayah Kecamatan dengan kasus TBC anak (0-14 tahun) tertinggi di Kota Bogor, berada di wilayah Kecamatan Bogor Barat, dengan kasus TBC anak sebanyak 135 kasus.

Data itu diungkapkan Kepala

Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno. Kata dia, banyaknya kasus TBC pada anak, disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya saja lingkungan yang padat, rumah kurang ventilasi, hingga paparan asap rokok.

“Yang harus diwaspadai TB pada anak meningkat 300 persen akibat tertular dari orang dewasa, melalui droplet atau batuk dan bersin orang dewasa,” kata Retno, baru-baru ini. Parahnya, kata Retno, anakanak dengan TBC tersebut juga berisiko tinggi terkena stunting.

Sama halnya dengan anak stunting, yang juga beresiko terkena TB.

Sebab, peningkatan penularan TBC ini tidak diikuti dengan keberhasilan pengobatan, yang mana angkanya baru 70 persen. Sementara target keberhasilan pengobatan TB dan TB resisten obat, harus mencapai 90 persen.

“Presiden menargetkan eliminasi TB di 2030. Prevalensi sekarang di 354/100 ribu penduduk, di tahun 2030 diharapkan bisa turun menjadi 65/100 ribu penduduk,” ucapnya.

Ia melanjutkan, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai Eliminasi TBC di Kota Bogor, ialah dengan inovasi Akselerasi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis (Aksi Geulis). Aksi Geulis ini merupakan bagian dari komitmen daerah menuntaskan TBC.

Dinkes Kota Bogor, kata Retno, sudah membuat Rencana Aksi Daerah (RAD) eliminasi TB. Mulai dari membuat tim percepatan eliminasi TB, dan

Pembina TeladanDekranasda Award

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Dekranasda Jawa

Barat Atalia Praratya, dalam

Karya Kreatif dan Pekan Kerajinan Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (8/7).

Kegiatan ini dilaksanakan, sebagai wujud apresiasi atas dedikasi dan inovasi daerah terhadap pemberdayaan UMKM, khususnya kerajinan.

“Alhamdulillah apa yang telah dilakukan Dekranasda

Kota Bogor terkait pengembangan kerajinan, pengembangan produk unggulan mendapat apresiasi. Penghargaan ini jadi penyemangat kita untuk terus bisa berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat, khususnya pelaku UMKM,” kata Yane Ardian. Salah satu inovasi terbarunya, adalah hadirnya maskot anyar Kota Bogor bernama Rubo. Menurut Yane, Rubo yang merupakan akronim dari Rusa Bogor.

“Ini bukan sekedar ikon, tapi bertujuan untuk menggeliatkan ekonomi kreatif,” tegas dia.

Bahkan, dalam kesempatan tersebut, Rubo juga diperkenalkan langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dan Yane Ardian, dihadapan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga membuka booth khusus yang menjual aksesoris dan kerajinan bertema Rubo.

“Rubo menjadi milik semua warga Kota Bogor dan boleh diproduksi oleh seluruh UMKM di Kota Bogor. Dekranasda terus melakukan pendampingan untuk para pelaku UMKM sehingga hasil kar yanya yang menjadi kerajinan ataupun merchandise itu berkualitas, punya nilai yang baik,” kata Yane. Saat ini, lanjutnya, sudah banyak UMKM yang memproduksi kerajinan bernuansa Rubo, mulai dari aksesoris, pakaian, tas, sepatu, thumbler bambu hingga cookies.

“Harapannya, maskot Rubo ini bisa menjadi ambassador Kota Bogor yang tentunya bisa berdampak terhadap kunjungan wisatawan dan bergairahnya UMKM. Semoga juga bisa menginspirasi daerah lain untuk kolaborasi,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian (Dinkukmdagin) Kota Bogor Atep Budiman mengatakan, penghargaan yang diraih Yane Ardian merupakan apresiasi terhadap komitmen, dan konsistensinya selama membina para pelaku UMKM di Kota Bogor.

“Selain karena inovasi seperti Rubo, selama dua periode beliau mendampingi Pak Wali, Dekranasda Kota Bogor kini memiliki galeri yang sangat representatif, kolaborasi dengan banyak retail agar UMKM naik kelas, juga bekerjasama dengan e-commerce hingga mempromosikan kerajinan dengan berbagai event unik. Jadi, sudah teruji perhatian ibu Yane Ardian terhadap UMKM,” terang Atep.

Atep juga menyebut, pertumbuhan UMKM di kota hujan ini juga tumbuh baik. Dalam catatannya ada sedikitnya 68.000 UMKM. “Didominasi oleh tiga besar sektor usaha, yakni kuliner, fashion dan kerajinan atau kriya,” pungkasnya.(ded/b)

Sulap Plastik Jadi Tas hingga Sejadah Estetik

LANGKAH Plasticpay mendaur ulang sampah plastic, perlu diacungi jempol. Konsistensi mereka terhadap kebersihan lingkungan, semakin menarik, dan diminati masyarakat. Olahan sampah plastik mereka betulbetul digarap secara professional, dan memahami dengan keinginan pasar.

Sampah botol plastik berjenis Polyethylene Terephthalate yang dikumpulkan melalui mesinmesin penampung sampah, diolah sedemikian rupa menjadi buah tangan yang keren, dan tampak menawan. Berbagai jenis tas, lanyard, kantung, sepatu, topi, bahkan sajadah yang dihasilkan benarbenar tak lagi tampak berbahan sampah. Warnanya yang cenderung bertema monokrom itu, justru semakin memancing pasang mata anak muda.

Corporate Communication Partnership Plasticpay Imam Pesuwaryantoro mengatakan, ada lebih dari 50 varian prod uk sudah dihasilkan, berkolaborasi dengan UMKM di Indonesia.

“Kami punya sekira 70 mesin pengumpul sampah sebagai sarana mengajak masyarakat menukarkan sampah plastik menjadi saldo rekening bank.

Botol yang berhasil dikumpulkan kami angkut dan daur ulang dipabrik kami melalui proses penyortiran, penekanan, pencacahan, dan pelelehan menjadi kain,” tutur dia

Untuk membuah sebuah produk Plasticpay, membutuhkan satu sampai puluhan sampah botol plastic, tergantung besar kecilnya produk. Untuk membuat aplikasi pemetaan, atau sebaran penderita TB, sampai menyebar ke geospasial, yang gunanya untuk melakukan pelacakan dan pemantauan.

“Kami juga melibatkan masyarakat dengan membentuk RW Siaga untuk bersamasama bergerak menanggulangi TBC, karena prinsip penuntasan TBC atau memutus mata rantai penularan harus menemukan segera penderita, memastikan penderita berobat sampai sembuh, tidak putus obat dan menjadi TB resisten obat,” jelasnya.

Menurut Retno, TBC bisa diobati sampai sembuh asal pasien berobat rutin. Tidak putus obat minimal enam bulan. Untuk itu, butuh kepatuhan dari pasien. Sehingga pihaknya akan melakukan edukasi yang masif sehingga tidak terjadi resisten obat.

Untuk itu, Retno menambahkan, gejala TB pada orang dewasa harus mulai diwaspadai.

Misalnya mulai dari batuk lebih dari dua minggu, penurunan berat badan, sesak, lemah, letih, lesu.

Dia meminta warga dengan gejala tersebut langsung

RSMM Berbenah

BAGIKAN MAKANAN: Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Rayon Bogor Barat menyalurkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan, ke Posyandu Flamboyan, Kelurahan Cilendek Barat, pada Jumat (7/7).

memeriksa diri ke puskesmas. Sehingga mengikuti tes molekuler cepat, yang mana dalam dua jam hasilnya sudah terlihat, apakah positif atau negatif TB. Juga apakah resisten obat atau tidak.

“Ketika sudah positif harus diobati sampai sembuh, dengan rutin meminum obat minimal enam bulan, tidak boleh putus,” katanya.(ded/c)

Sebagai Pengampu Nasional

Ketua Panitia Alex Sasela mengatakan, sejumlah kegiatan digelar memeriahkan perayaan tersebut. Di antaranya peresmian Gedung Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Candradimuka, tur RSJMM, hingga pengumuman karyawan dan ruangan implementas Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) terbaik.

“Selain itu kami juga menggelar lomba menghias nasi liwet dan nantinya akan mengadakan kegiatan lain yakni golf bareng dan acara fun bike,” ujarnya.

Direktur Utama PKJN RSJMM, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf mengatakan, di usia ke-141 tahun RSJMM mengemban tugas yang lebih berat sebagai PKJN sehingga harus mampu berperan sebagai pengampu RSJ lain secara nasional. Oleh karena itu, dirinya akan bergerak cepat melakukan pembenahan dalam system, dan pelayanan RSJMM, melalui rencana dan strategi yang sudah disusunnya. “Peresmian Gedung Candradimuka diharapkam menjadi unit bisnis dan memberikan revenue. Oleh karena itu kami harus tingkatkan kemampuan RS dan bekerja maraton serta konsisten,” ucapnya. Selain itu, dirinya juga berencana membawa RSJMM lebih mengoptimalkan, mengembangkam, dan memanfaatkan ruang-ruang yang dimiliki mereka.

Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Azhar Jaya mengatakan, penunjukkan RSJMM sebagai pengampu, karena dinilai paling tepat, dan mampu melakukan program prioritas. “Kesehatan jiwa masuk sembilan penyakit priotas yang perlu jadi perhatian bersama. Oleh karena itu RSJMM harus jadi yang terbaik dan diinginkan memberikan pelayanan ter baik di tingkat asia, menjadi pusat penelitian dan pen didikan, serta berperan menjadi pengampu RS lain,” tuturnya. Azhar percaya, RSJMM mampu menjadi RS yang diharapkan oleh Menteri Kesehatan yakni menjadi tempat belajar keseharan jiwa bagi negara lain. “Saya yakin ini bisa dicapai dengan bekerja bersama-sama,” ucap dia. (fat/c)

This article is from: