201534 01 03 (062 070) jakob oetama media digital bukan ancaman

Page 1

62 34,GNo. 1, 2015 D I AVol. LO Prisma Prisma,

Jakob Oetama

Media Digital: Bukan Ancaman, Tetapi Mitra Menuju Perubahan Wajah media di Indonesia belakangan ini telah berubah cukup dramatis seiring perkembangan pesat media berbasis internet dan teknologi informasi. Pada saat yang sama, pertumbuhan pasar media cetak di Indonesia cenderung mengalami kemandekan. Bagaimana menjelaskan keadaan itu? Apakah media digital merupakan ancaman terhadap media mainstream? Prisma mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dengan mewawancarai Jakob Oetama, tokoh pers nasional yang berhasil membangun dan mengembangkan media sebagai institusi sosial sekaligus institusi bisnis. Persoalan lain yang juga dibahas adalah sejauhmana peran media dalam suksesi kepemimpinan nasional 2014. Di tengah kegaduhan politik yang ditingkahi kampanye negatif, kampanye hitam, politik uang, dan isu manipulasi suara, pers sangat diharapkan dapat dan mampu menjadi wasit yang adil dan juru penerang bagi masyarakat. Kenyataannya tidak demikian. Sangat banyak media mengambil sikap partisan, dan pers kerap mengabaikan Kode Etik Jurnalistik dalam pemberitaannya. Agus Sudibyo, Agung Anom Astika, dan Arya Wisesa dari Prisma berbincang-bincang dengan Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama di Jakarta awal Januari 2015. Berikut petikannya:

Prisma (P): Bagaimana Bapak melihat lanskap industri media dewasa ini? Jakob Oetama (JO): Saya sependapat dengan pernyataan bahwa zaman telah berubah. Perubahan itu juga turut mengubah wajah media massa. Muncul pelbagai jenis media baru yang meningkatkan kadar persaingan dalam industri media. Media mainstream pun dituntut untuk secara jeli melakukan penyesuaian diri. Pers cetak tetap ada, tetapi dihadapkan pada persaingan yang semakin sengit, misalnya, dengan media televisi. Media televisi jelas unggul dalam hal kecepatan menyampaikan informasi, selain memiliki daya tarik berupa gambar dan suara. Namun, masyarakat tetap membutuhkan dan membaca media cetak. Membaca adalah bagian integral dari kehidupan manusia modern. Pendek kata, selain bersaing satu sama lain,

media-media yang berbeda itu sesungguhnya saling mengisi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pandangan tersebut juga berlaku bagi media digital atau media sosial yang belakangan ini berkembang sangat pesat. Dengan media sosial, setiap orang bisa membuat berita sendiri dan sejauh ini tidak ada yang mengontrol. Media digital atau media sosial juga mengubah peta persaingan yang harus disikapi pers cetak, baik dari sisi bisnis maupun sisi ideal. Namun, sekali lagi, setiap media mempunyai cara dan ciri tersendiri. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam praktik, media cetak maupun non-cetak saling mengisi dan memperkaya. Masyarakat butuh membaca koran, menonton televisi, mendengarkan radio serta mengakses internet. Setiap D I A L O G


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.