Pontianak Post

Page 13

kubu raya

14

Pontianak Post

Selasa 31 Juli 2012

IDI Harapkan Pemerataan Tenaga Dokter

SUNGAI RAYA— Wakil Ketua I IDI Kalbar, Nursyam Ibrahim meminta terjadinya pemerataan tenaga dokter hingga ke daerah terpencil atau perbatasan di Kalimantan Barat. “Meskipun jumlah dokter di Kalimantan Barat sudah mendekati angka ideal, tetapi terjadi penumpukan dokter di wilayah perkotaan. Sehingga kondisi tersebut menyebabkan tidak tersedianya tenaga dokter dengan baik untuk daerah pedalaman dan terpencil,” katanya. ”Sekitar 50 persen, tenaga dokter itu berada di kota, baik di Pontianak atau Singkawang. Selebihnya dari jumlah tersebut, berada pas-pasan di kabupaten. Sehingga

terjadi penumpukan tenaga dokternya di kota, bukan daerah terpencil maupun perbatasan,” timpalnya. Menurut dia ini menjadi persoalan bersama. Tenaga dokter sebenarnya bisa saja kembali ke kabupaten mengabdi kepada masyarakat. Sebab, beragam program pemerintah yang bekerjasama perguruan tinggi yang punya fakultas kedokteran, dapat menuntaskan polemik pemerataan dokter di tiap daerah. “Kalau melihat persoalan ini, sebenarnya jika ada kerjasama antara pemkab dan fakultas kedokteran, permasalahan ini tidak ada lagi. Karena setiap tahun, fakultas dapat menghasilkan empat dokter pada

setiap kabupaten,” ujarnya. Namun, lanjutnya, terpenting adalah bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjaga kontinuitas program dokter kontrak. Ini supaya mereka bisa bertahan di daerah yang ditugaskan. “Rata-rata ditiap kabupaten tiga sampai empat, dalam menelurkan kerjasama, antara pemerintah daerah dan fakultas kedokteran,” kata dia. Nursyam menambahkan jika penempatan dokter di daerah merujuk pada jumlah puskemas di setiap kecamatan maka tidak akan menimbulkan permasalahan yang besar. Karena untuk satu puskemas di setiap kecamatan membutuhkan satu dokter.

“Saat ini, kecamatan di Kalbar, ada sekitar 210, sedangkan jumlah dokter ada 800. 80 persenya dari jumlah itu adalah dokter umum. Seharusnya ada 210 dokter untuk masing puskesmas di kecamatan, seharusnya dengan jumla 800 dokter itu maka itu sudah memenuhi proporsi dokter yang ada,” tuturnya. Sebaliknya, sambung dia, kondisi yang terjadi saat ini malah terjadinya penumpukan dokter di wilayah perkotaan, baik itu di Kota Singkawang maupun Pontianak. Bahkan dalam satu puskesmas ada dua hingga tiga dokter. Sehingga hal tersebut menyebabkan

tidak tersedianya dengan baik dokter di tingkat kabupaten. “Untuk kondisi sebenarnya, ada dua hingga tiga dokter di perkotaan. Sementara untuk tingkat kabupaten baik itu daerah perbatasan maupun terpencil menjadi tidak tersedia,” ujarnya. Sehingga timbul pertanyaan, kenapa tenaga dokter tidak berminat di tugaskan di daerah? Nursyam mengatakan, mungkin pemerintah lebih mengetahui polemik yang dihadapi para dokter yang bertugas di daerah. “Mungkin di kota lebih menjanjikan ketimbang di daerah, sehingga terjadilah penumpukan

itu,” tukasnya. Ia mengatakan jika alasan itu sah-sah saja mengingat biaya untuk menempuh studi di fakultas kedokteran tidak sedikit. Sehingga, tentunya para dokter memiliki pertimbangan tersendiri mengenai tempat mereka mengabdi. “Ini sah-sah, saja. Lima tahun terakhir pendidikan sudah semakin liberal dengan komersialisasinya. Mengakibatkan biaya pendidikannya tinggi. Sehingga jika mereka mendapatkan gaji kecil tapi pengeluaran besar akan terjadi ketidakseimbangan,” ujarnya. (den)

Pinjaman Tanpa Bunga PONTIANAK--Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sadaqah (Lazis Amanah) menyalurkan bantuan berupa pinjaman tanpa bunga kepada 31 pedagang di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, kemarin. Bantuan tersebut diserahkan Ketua I Lazis Amanah, Yacob Muchsin kepada pedagang di Hotel Dangau, Jalan Ahmad Yani II dalam acara buka puasa bersama. Selain menyerahkan pinjaman, diberikan juga penghargaan berupa bantuan modal kepada anggota yang lancar dalam mengembalikan pinjaman. Yacub Muchsin mengatakan ada 31 pedagang mendapat pinjaman tanpa bunga. Pedagang tersebut diantaranya berdomisili di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Total pedagang hingga saat ini, yang mendapat pinjaman tanpa bunga mencapai 131 orang. Pemberikan pinjaman tanpa bunga ini berawal dari keprihatinan pihaknya melihat keluhan-keluhan pedagang kecil. Mereka melakukan pinjaman modal dibebankan dengan bunga yang begitu tinggi. Sedangkan penghasilan yang didapat, tidak seberapa dari kewajiban yang harus dipenuhi pedagang. “Pedagang ada yang bilang kalau mengajukan pinjaman bunganya sepuluh persen, dan sangat memberatkan,” katanya. Berdasarkan keluhan tersebut, lanjut Yacub, melalui dana-dana dermawan diberi-

ADONG EKO/PONTIANAK POST

PENGHARGAAN: Penyerahan penghargaan berupa bantuan modal kepada pedagang yang berkelakuan baik saat diberikan pinjaman dari Lazis Amanah, kemarin.

kanlah pinjaman tanpa bunga kepada pedagang dengan tujuan untuk membantu usaha mereka dan dengan harapan pedagang dapat mengembangkan usahanya tanpa harus tertekan dengan bunga. “Tahap ketiga dulu, kami sudah memberikan pinjaman sebanyak 51 pedagang, dan sebelum jatuh tempo sebanyak 26 pedagang sudah melunasi pinjamannya. Tentu pinjaman ini sangat membantu mereka,” ucapnya. Pinjaman tanpa bunga, lanjut Yacub, diharapkan dapat mengembangkan usaha pedagang kecil. Sehingga dampaknya adalah kehidupan pedagang lebih sejahtera dengan bukti kecil bukan lagi menerima infak tapi pedagang kecillah yang memberi infaq. Halidi adalah salah seorang

pedagang yang mendapatkan penghargaan berupa bantuan modal dari Lazis Amanah. Menurut Halidi, dirinya mendapatkan pinjaman tanpa bunga dari Lazis Amanah Rp1,5 juta. Pinjaman tersebut, tentunya digunakan untuk menambah modal usaha sembakonya di kampung, yakni di Kuala Dua, Sungai Ambawang, Kubu Raya. Halidi mengaku merasa terbantu dengan pinjaman tanpa bunga dari Lazis Amanah. Karena jika dibandingkan dengan pinjaman uang lainnya, banyak yang memberatkan dengan bunga besar. Sedangkan Lazis Amanah tidak menerapkan bunga sepersen pun. “Alhamdulillah, waktu pinjaman pertama sudah lunas sebelum jatuh tempo,” ungkapnya.(adg)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.