A2
N A R KEKOLAH S
Besok: la baik ba m e G SmA
K ran sekolah
Pontianak Post l Jumat 30 November 2012
SMA Santu petrus Pontianak
THE HISTORY OF KUNZHONG
Kesederhaan dengan Beragam Prestasi
Prestasi
Ukir Prestasi lewat Bahasa Inggris PRESTASI SMA Katolik Santu Petrus sudah tak diragukan lagi memang sangat beragam. Seorang siswi SMA Santu Petrus yang berprestasi adalah Bella Cengiani. Pada 25 Juni lalu, siswi berparas cantik ini menginjak usianya yang ke 16. Prestasinya tak diragukan lagi. Tahun 2012 ini dia meraih banyak sekali kemenangan di bidang Bahasa Inggris. “Best team 1 debate city selection, best speaker 1 debate city selection, best team 1 debate province selection, best speaker 1 debate province selection.” Prestasinya di tingkat provinsi membawa Cengiani berangkat ke tingkat nasional di Jakarta. Begitulah tuturannya perihal prestasi yang Ia dapatkan. Prestasi di bidang akademisnya di kelas juga tak kala menarik dibahas, Ia pernah meraih juara jenjang. Siswa berprestasi ini mempunyai motto, yaitu Life is about learning and having fun! Tokoh di belakang suksesnya Cengiani adalah Hendriek Hasan yang merupakan guru pembimbing Bella Cengiani. Gadis cantik ini mengakui bahwa Beliaulah yang membantu mengasah kemampuan public speaking dan terus memotivasi dirinya. Bella Cengiani tak ingin berhenti sampai di sini, ia ingin tetap berkarya dan belajar lagi supaya mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Bella juga tak lupa berpesan kepada siswa siswi yang lain untuk terus semangat belajar hal yang baru dan pantang menyerah serta berani untuk bermimpi sebab mimpi adalah kewajiban setiap m a nusia. (melisa dan novella)
+
Bella Cengiani
Puisi
Kupuja Kau dengan Segenap Jiwa Kau sibak kata-kata yang penuh makna Kau rangkai dengan untaian indah, Bahasamu menggugah kalbu Merenyuhkan jiwa-jiwa merindu Mententeramkan gejolak jiwa yang menggelora Aku tercipta dari rasa cinta Aku semayamkan bahasamu dalam relung kalbu Jadikannya penyejuk lara Pendamai sengketa Maka kaulah bahasa bagi semua Tiada terganti Walau berganti masa +
+
SEKOLAH Gedung SMA Santu Petrus Pontianak didominasi cat warna hijau. Konsep kesederhanaan di sekolah ini begitu berarti bagi muridnya. Beragam prestasi hingga tingkat internasional pernah di raih.
SMA Santu Petrus, salah satu sekolah Katolik terfavorit di Kalimantan Barat. SMA Santu Petrus juga merupakan salah satu sekolah yang sangat dikenal oleh banyak orang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Namun apabila kita cermati lebih dalam lagi, mungkin masih banyak orang yang belum tau bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya SMA Santu Petrus itu sendiri, karena mungkin selama ini hanya mendengar dari mulut ke mulut saja. SEJARAH berdirinya SMA Santu Petrus bermula dari kedatangan enam pastor muda Congregatio Discipulorum Domini (CDD) atau Kongregasi Murid-Murid Tuhan di Pontianak tahun 1949. Mereka berenam datang atasundanganVikarisApostdikMgrTarcisius Van Valenbeng,OFM Cap untuk membantu layanan pastoral bagi masyarakat Tionghoa di Pontianak. Mereka adalah Pastor Andreas Lie CDD, Pastor Dominicus Tju CDD, Pastor Antonius Badhuan Chang CDD, Pastor Pian CDD, Pastor Yohanes Tsou CDD dan Pastor John B. Ma CDD. Setelah beberapa bulan berada dan berkarya di tengah-tengah masyarakat Pontianak, hati mereka risau menyaksikan kaum muda Pontianak yang membutuhkan uluran tangan-tangan kasih dari pendidik. Batin mereka terpanggil membantu dan menyelamatkan jiwa-jiwa muda yang rawan bahaya latens. Mereka lalu berpikir bagaimana caranya membantu kaum muda itu agar
mengikuti proses pertumbuhannya menjadi pribadi-pribadi yang utuh, beriman, setia, berwawasan dan terampil dalam hidup. Melihat layanan pastoral umum parokial belummencukupiuntukmengatasimasalah ini secara utuh, pikiran mereka fokus pada layanan pastoral kategorial sekolah. Mereka yakin layanan sekolah sanggup membekali seseorang dengan setumpuk kecakapan hidup yang memadai dan utuh. Opsi ini membawa persoalan baru, mereka tidak punya dana untuk membangun sekolah. Tetapi cita-cita itu pun menjadi sebuah program nyata. Masyarakat tergerak hatinya dan rela menyisihkan sebagian dari kekayaan untuk disumbangkan demi pembangunan dan operasional sekolah. Pada tanggal 20 Juni 1950, berdirilah sebuah SMP dan SMA berbahasa Mandarin dengan nama Pontianak Middle School atau Kun Tian Chung Sie, yang disingkat menjadi Kunzhong. Kunzhong perdana ini berdiri di Jalan Cempaka (kini Jalan Juanda), diasuh Pastor John B. Ma CDD dibantu Panitia Pendidikan Kunzhong yang diketuai Ng Ngiap Liang. Pada tahun 1964, untuk mewadahi Pontianak Middle School atau Kun Tian Chung Sie, Pastor-pastor CDD yang diwakili Pastor Chang, Pastor Chow, dan Pastor Lie mendirikan Yayasan Pendidikan Kalimantan secara resmi. Pastor-pastor CDD mempercayakan ketua Yayasan Pendidikan Kalimantan kepada dr Bong Muk Siong. Selain itu, Pontianak Middle School atau Kun Tian Chung Sie berubah nama menjadi SMP dan SMA Kalimantan, dan barulah pada tahun 1967, SMP dan SMA Kalimantan diubah menjadi SMP dan SMA Santu Petrus. Tahun 1994, Pastor Lodewyik Tshie,
CDD memegang estafet pertama karya pastoral generasi muda CDD bagi Yayasan Pendidikan Kalimantan. Kepemimpinan Pastor Lodewyik gencar melaksanakan pembenahan dan pengembangan Yayasan Pendidikan Kalimantan. Lembaga tersebut mendirikan SMK Santa Maria, Rumah Retret Costantini, Gedung Sentra Belajar dan Gedung Aula Besar di Jalan K.S. Tubun serta Gedung PG-TKK-SD di Jalan Juanda. Kini Yayasan Pendidikan Kalimantan mewakili PG-TKK, SD, SMP, SMA, SMK dan RRC Sui Ambawang. SMA Santu Petrus mempunyai visi terwujudnya secara konstektual kaum muda Indonesia seutuhnya, beriman, dan profesional, dengan tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang bersumber pada kasih sejati. Sedangkan misi SMA Santu Petrus yaitu medidik kaum muda dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mengacu pada kurikulum agar mengembangkan kepribadian yang beriman dan sikap profesional tanpa membedakan agama, ras, suku, dan tingkat sosial. Dari tahun ke tahun SMA Santu Petrus semakin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sehingga pada tahun 1976 karena peminat yang demikian besarnya, SMA Santu Petrus harus membuka kelas sore. Awalnya SMA ini hanya mempunyai 2 kelas SMA. Namun sekarang ini telah berkembang menjadi 30 kelas untuk tingkat SMA.Peningkatankualitaspendidikanselalu menjadi perhatian utama bagi pengambilan keputusan di sekolah ini. Sarana dan prasarana fisik bukan merupakan satu-satunya faktor dasar yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya antara lain kurikulum, profe-
Corat-Coret Dinding Parkiran
(Novela Permata Sari)
Redaksi Koran Sekolah
Art corner
cmyk
Guru Senior yang Menjadi Teladan
Christianus Budi Kurniawan atau yang biasa disapa dengan sebutan Pak Lim adalah salah satu guru senior yang mengajar fisika di SMA Santu Petrus Pontianak. Dia lahir pada 8 Februari 1950. Mulai mengajar pada tahun 1971.
Kau bermanis tutur laksana untaian mutiara Menyentuh kalbu melenaku Bila kata sudah usaikan maknanya, Harapan apa lagi yang meragu? Bukankah kemesraan telah menuturkan sejuta cinta? Bahwa kau mampu menuntun kami, kita, dan kau Ke puncak kedamaian
PENANGGUNG JAWAB: Drs. A. Kadir, S. Pd, MM; PEMBINA: Nuri Simarona, S. Si, Wahyu Eko Prasetyo, S.Pd. Yohanes Eko Dewantoro, S.Pd; PEMIMPIN REDAKSI: Helen; REDAKTUR: Kristian Wilson; WARTAWAN: Novella, Melisa, Violeta, Lorensia, Dessy, Alfa, Christian; FOTOGRAFER: Elena Chairul & Stella Fie.
sionalisme guru, dan pembinaan mental spiritual yang diterapkan. SMA yang terkenal dengan kesederhanaan ini juga melahirkan generasi-generasi muda penerus bangsa yang berbakat. Bukan hanya dalam bidang akademik namun juga di bidang sosial dan olaharaga. Tidak hanya membawa nama SMA Santu Petrus berprestasi di dalam negeri namun juga membawa nama Indonesia hingga ke luar negeri. “Kerja sama yang baik antara guru dan siswa sangat penting dalam pembangunan kinerja sekolah,” ungkap Kepala Sekolah SMA St Petrus. Murid-murid datang dari berbagai daerah, bermacam-macam suku, ras, agama dan tingkat sosial yang berbeda. Ada murid yang jalan kaki, menggunakan angkutan umum, sepeda, motor bahkan menggunakan mobil pibadi. Namun tidak pernah terjadi konflik yang berdasarkan perbedaan tingkat sosial hingga saat ini. Semua itu malah mengajarkan peserta didik di SMA Santu Petrus agar jauh lebih mandiri, toleransi yang tinggi, serta ikatan persaudaraan yang lebih erat lagi. Setiap murid diberikan fasilitas dan perlakuan yang sama di dalam setiap kegiatan tanpa membedakan latar belakang murid. Kesederhanaan yang menjadi identitas SMA Santu Petrus dapat dilihat pada saat kegiatan perpisahan sekolah yang hanya dilaksanakan di lingkungan sekolah serta seragam sekolah yang tidak pernah berubah yakni identik dengan warna hijau. Kesederhanaan ini telah diterapkan sejak dari awal berdirinya SMA Santu Petrus hingga saat ini Santu Petrus berdiri tegak sebagai sekolah nomor satu di Kalimantan Barat. (dessy dan helen)
MURAL: Dinding parkiran sekolah menjadi lebih indah hasil program mural.
SMA Santu Petrus nama yang tak asing lagi ditelingamasyarakatKalimantanBarat,khususnyadiKota Pontianak. SMA Santu Petrus merupakan salah satu SMA Swasta Katolik yang terkenal dengan tata tertib serta tingkat kedisiplinan ilmu yang tinggi, hingga mampu meraih prestasi-prestasi dibidang akademik maupun non-akademik dari tingkat nasional hingga internasional. Tak kalah saing dengan bidang seninya yang sedang diangkat dalam program Mural yang diasuh oleh Teddy Zulkarnaen, S.Si. Mural menjadi salah satu pembuktian atas daya kreativitas siswa-siswi SMA Santu Petrus dalam bidang seni lukis. Dengan menuangkan ide-ide yang mendiami otak mereka dengangaris-garissertatitikyangmembentuksebuah karya seni ruang diperindah dengan perpaduan cat yangberwarna-warnidarijemari-jemarimerekayang menari bersama kuas diatas permukaan dinding parkiran SMA Santu Petrus. “Mural sendiri mempunyai arti melukis atau menggambar sebuah objek yang berukuran besar pada dinding interior maupun eksterior, langit-langit atau bidang datar yang sangat luas,” kata Teddy disela-sela jam istirahat. Mural disebut juga dengan Muralis ini berbeda dengan grafitti yang lebih mementingkan pada isi tulisan dan menggunakan cat semprot pada proses C
pembuatannya. Sedangkan mural lebih bebas untuk menggunakan media pewarna dalam proses menggambar sebuah objek seperti cat tembok, cat kayu bahkan pewarna seperti kapur tulis. Objek pada penggambaran mural bisa saja Tokoh Sejarah ataupun hewan. Karena itu mural kerap kali dijadikan media penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Di Indonesia, mural sering kali dipadukan dengan graffiti sehingga mural tidak hanya dilihat dari segi keindahan visualnya saja, namun dibalik itu terdapat makna dari karya itu sendiri. Hal ini sepenuhnya didukung pihak sekolah dengan mengizinkan dinding parkiran sebagai media untuk proses pembuatan mural serta mendapat tanggapan positif dari siswa-siswi. Salah satunya adalah Vanya Gunadi yang merupakan salah seorang siswi yang ikut mencorat-coret dinding parkiran. Ia mengungkapkan kesannya terhadap diselenggarakannya kegiatan mural beberapa saat lalu yang bertemakan Keberagaman Indonesia. “Mural itu merupakan kegiatan yang menyenangkan. Kita mengeluarkan kreativitas dan bekerja sama dengan anggota team lainnya dalam memilih dan memadukan warna,” ungkap gadis berparas ayu ini. (alfa indyanti) m
y
k
PADA Awalnya, menjadi guru bukanlah cita-citanya. Akan tetapi karena adanya suatu hal yang tak terduga yakni ketika kuliah fakultas kedokteran di Jakarta namun karena universitas tersebut ditutup beliau pun kembali ke Pontianak dan mendapat tawaran menjadiseoranggurumatematikaolehKepalaSekolahSMASantu Petruspadasaatitu,JimmySimanjaya. Limpunmenerimatawaran tersebut dan akhirnya menjadi guru di Petrus. Pada saat yang bersamaan beliau mengambil jurusan teknik elektro di Fakultas Teknik Tanjung Pura hingga tamat D 3. Kemudian melanjutkan studi di ITB (Institut Teknologi Bandung) selama 3 tahun sehingga berhenti mengajar. Setelah lulus dari ITB beliau pun kembali lagi mengajar di SMA Santu Petrus. Perjalanan Pak Lim menjadi guru di SMA Santu Petrus sekali lagi harus dilepaskan saat melanjutkan studi S 2 untuk jurusan matematika aplikatif di Australia. Namun, karenarasacintaannyayangtinggipadaSMASantuPetrus,selepas lulus dari program studinya di Australia, langsung memutuskan kembali mengajar dan hingga saat ini. Pak Lim sudah mengajar di SMA Santu Petrus selama 34 tahun. Luar biasa bukan? Tidak hanya itu, dia juga aktif sebagai dosen di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, d a n pernah juga mengajar di STMIK, U T (Universitas Terbuka), Universitas Widya Dharma, Universitas Panca Bakti dan bahkan pernah juga mengajar di SMASantoPaulusselamaduatahun. Guru yang dikenal dengan pembelajaran fisika secara bilingual (Indonesia-Inggris) dan terkadang juga dengan bahasa mandarin ini sangatditeladanisemua guru dan siswa. (lorensia, violetta, helen) Christianus Budi Kurniawan
+