Pontianak Post

Page 15

ANEKA PONTIANAK

Pontianak Post Selasa 30 April 2013

Asosiasi Datangi Pelindo Pusat

Terancam Hukuman Mati

Sambungan dari halaman 9

Sambungan dari halaman 9

Shipowners Association (INSA) Pontianak Rosyidin Usman dan DPW Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Seluruh Indonesia (GAFEKSI) Kalbar Retno Pramudya. Sementara itu pihak Pelindo diwakili oleh Darmawi. Lima perwakilan perserikatan sopir dan buruh pelabuhan di antaranya, H Syamsudin, Mustaan, Edi Jayadi, Hermansyah dan Dodi Pranata. Melalui perdebatan yang panjang akhirnya disepakati, pihak PT Pelindo dan asosiasi akan menyelesaikan persoalan tersebut secepatnya. Hari ini, Selasa (30/4) mereka akan berangkat ke Jakarta untuk menemui Direksi PT Pelindo II Pusat. ”Besok kami dari pihak asosiasi, dalam hal ini Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), INSA dan Gafeksi akan berangkat ke Jakarta untuk memperjuangkan permasalahan ini,” ungkap Retno Pramudya Ketua ALFI/ILFA Gafeksi Kalbar usai menerima para pendemo. Sementara itu, Hamdan Godang dan Rosyidin Usman mengatakan, siap memperjuangkan kepentingan supir dan buruh. Jika perjuangan mereka di Jakarta gagal, mereka bersedia ikut berdemo. “Kami akan berusaha memperjuangkan agar persoalan bisa segera dicarikan solusinya,” kata Rosyidin Usman. Keputusan yang dituangkan dalam secarik kertas tersebut membuat lega perwakilan sopir dan buruh. Mereka merasa terbantu dengan keputusan cepat yang diberikan pihak asosiasi. Apalagi demo yang

mereka lakukan mendapat dukungan dari berbagai pihak pihak, salah satunya pihak keamanan pelabuhan yang diwakili oleh AKP Jaka Budi Prasteya. Tanpa keberatan mereka langsung memindahkan truk-truk yang melintang di pintu akses masuk 03 Pelabuhan Pontianak. ”Kami berharap permasalahan ini segera selesai dan memberikan keputusan yang memihak orang-orang bawah,” ungkap H Syamsudin, Pengusaha yang juga Koordinator Perwakilan Buruh Pelabuhan didampingi Mustaan Perserikatan Supir Pelabuhan. Syamsudin menceritakan, pemberlakukan kenaikan tarif tersebut sudah berlangsung satu bulan ini sejak tanggal 1 April lalu dengan surat kesepakatan antara pihak PT Pelindo, feeder operator container dan pihak asosiasi. Di dalam surat kesepakatan tersebut tertulis, berkaitan dengan tarif kegiatan kontainer Pelabuhan Pontianak oleh PT Pelindo II Cabang Pontianak tahun 2006, dan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 39 Tahun 2002 tentang penyesuaian tarif pelabuhan yang dapat ditinjau dua tahun sekali, maka pada tanggal 8 Februari 2013 telah dilakukan beberapa kali pertemuan bersama pihak asosiasi. Dalam hal ini, DPC INSA Pontianak, DPW APBMI Kalbar, DPW ALFI atau ILFA (GAFEKSI) dan pihak feeder operator. Pada pertemuan itu disepakati penyesuaian kenaikan sebesar 20 hingga 48 persen. Pertama, khusus container yard (CY)-(FO)

biaya handling container, Surat Penyerahan Petikemas (SP2) menjadi beban shipper atau consignee dengan tarif baru 695.000. Kedua, khusus handling atau Surat Penyerahan Petikemas (nontrucking) container dikembalikan ke Container Yard, dengan tarif lama sebesar 865.000 menjadi Rp 1.100.000. Dan ketiga, khusus handling SPPS, areal stripping atau stuffing di lapangan 02 dan 03, tarif lama 763.500 dan tarif baru 1.640.000. Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh feeder operator kapal kontainer. Yakni PT Tanto Intim Line, PT Samudra Indonesia, PT Tempuran Mas, PT Wahana Baruna Khatulistiwa, PT Samudra Intan Permata, PT New Ship Nusa Bersama, PT Serunting Sriwijaya. Sementara pihak asosiasi ditandatangani oleh Ketua DPW ALFI/ILFA (Gapeksi) Retno Pramudya SH, Ketua DPC INSA Pontianak M Rosyidin Usman dan Ketua APBMI Hamdan Godang. Yang dipermasalahkan oleh pihak sopir truk dan buruh, ungkap Syamsudin, adalah poin ketiga. Menurutnya, akibat pemberlakukan tarif baru tersebut, para pemilik kontainer tidak lagi melakukan bongkar muat di dalam pelabuhan karena mahal. Mereka lebih memilih bongkar muat di luar pelabuhan dengan biaya yang relatif lebih ringan. “Karena itu, para supir truk yang biasa memperoleh pemasukan satu hari seratus hingga dua ratus ribu, sekarang hanya memperoleh 30 hingga 50 ribu. Mau makan apa mereka. Kasihan kan,” ungkap Syamsudin. (bdi)

Pelabuhan Lumpuh Sambungan dari halaman 9

Mereka kemudian menuju Kantor Pelabuhan Pontianak untuk menyampaikan aspirasi. Aksi pemblokiran unjuk rasa ini dilakukan karena adanya keputusan pemberlakuan tarif kontainer oleh Pelabuhan Indonesia yang berlaku sejak 1 April lalu. Peraturan itu mengakibatkan semakin besarnya perbandingan tarif dari SPPS ke SP2. Moda transportasi SPPS (Surat Permohonan Striping Staping) biasanya menggunakan jasa truk kecil roda enam, sementara SP2 (Surat Penyerahan Peti Kemas) menggunakan jasa tronton. “Intinya ada penambahan biaya relokasi. Dengan adanya biaya ini, otomatis yang mempunyai barang memilih menggunakan jasa SP2 (tronton), karena biayanya lebih murah dari pada SPPS yang diangkut oleh truk. Selisihnya Rp700 ribu per kontainer,” kata Iskandar, Bendahara Persatuan Sopir Pelabuhan Besar Pontianak . Selama ini kegiatan distribusi barang-barang di pelabuhan dikerjakan juga dengan menggunakan truk-truk roda enam tersebut. Inilah yang menjadi sumber mata pencarian bagi para sopir truk di pelabuhan Pontianak. Namun sejak adanya peraturan baru tersebut para pemilik barang enggan menggunakan jasa mereka dan memilih moda angkut lain yang tarifnya lebih murah. Dengan adanya selisih tarif ini pemilik barang yang sebelumnya menggunakan system striping yang diangkut truk-truk kecil kemudian menjadi beralih ke SP2 yang

menggunakan tronton. Mereka membawa muatan ke luar untuk disalin di pinggirpinggir jalan. Barang-barang itu kemudian diangkut dengan menggunakan mobil-mobil yang bukan mobil pelabuhan. hal inilah yang disesalkan para sopir. “Ini sangat merugikan para sopir truk karena para pedagang memilih yang lebih murah. Otomatis mereka menggunakan jasa tronton. Para sopir sudah satu bulan ini lebih sering menganggur,” kata Mulyono, Ketua Persatuan Sopir Pelabuhan Besar Pontianak. Karena itulah para sopir truk menuntut agar Pelindo memberlakukan sistem lama dimana para sopir masih berkesempatan mengangkut barang dari pelabuhan. “Jadi kami minta sistem baru ini ditiadakan, atau menggunakan sistem kerja sebelumnya,” kata Sudiro, salah seorang sopir truk. Pada peraturan sebelumnya, setiap kapal yang datang dari Jakarta dibedakan antara SP2 dan SPPS. Untuk kontainer yang menggunakan sistem SPPS barang langsung dibawa ke lokasi 05 dan 06 di pelabuhan. Para sopir truk bisa langsung ke lokasi untuk mengangkut barang. Otomotis pemilik barang tidak tidak menggunakan jasa angkutan pelindo lagi. Ada sedikitnya 600 sopir truk yang menggantungkan hidup dari pelabuhan. Menurut Mulyono, jika sistem baru ini tetap diberlakukan akan banyak sopir yang jadi pengangguran. Karena itu dia meminta pihak terkait seperti Pelindo dan Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) untuk menyelesaikan persoalan ini.

Ketua Gafeksi Kalbar, Retno Pramoedya meminta waktu selama satu pekan untuk mengirimkan permohonan para sopir ke Pelindo. Menurut Retno, keputusan ini ada di tangan Pelindo di Jakarta. Karena itu butuh waktu untuk menyampaikan usulan para sopir tersebut. “Solusinya, kami akan minta selisih tarif ini ditinjau ulang. Supaya tidak terlalu mencolok selisihnya. Sehingga mereka tetap menggunakan jasa truktruk. Karena ini keputusan ada di Pelindo, maka kami akan mengirimkan usulan dari para sopir terlebih dahulu. Makanya tadi saya minta waktu kepada para sopir,” kata Retno seusai menemui para sopir. Meski panas menyengat, hingga tengah hari, para sopir masih bertahan di areal pelabuhan. Mereka menyisir sejumlah trailer yang masih beroperasi. Bahkan ada sejumlah trailer yang ditahan para sopir karena dianggap tidak memiliki ijin masuk. “LIhat itu platnya dari Jakarta, dan mereka tidak punya ijin masuk pelabuhan tetapi bisa masuk ke pelabuhan,” kata Dedy, salah seorang sopir. Aksi para sopir ini membuat aktivitas pelabuhan terhenti. Padahal Pelabuhan yang terletak di tepi sungai Kapuas ini menjadi urat nadi perekonomian dan menghubungkan area seluas 146,8 ribu km2 di Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah yang luasnya sebanding dengan pulau Jawa ditambah pulau Madura ini antara lain meliputi Pontianak, Sintete, Sambas, Sintang, Sanggau, Kapuas, Hulu, Telok Air, Ketapang dan Singkawang. (her)

”Mau Makan Apa Anak dan Istri Kami” Sambungan dari halaman 9

kata Ishak sambil menunjuk ke arah Kantor Pelindo II. Mereka mengaku sangat kecewa dengan keputusan sepihak yang merugikan supir dan buruh. Menurutnya, ada sekitar 600 buruh dan supir yang bekerja di Pelabuhan II Pontianak. Sebelum bergulir peraturan tersebut sehari, baik buruh maupun supir bisa mendapatkan pendapatan 100 hingga 150 ribu. Tapi setelah terbit peraturan itu, mereka hanya bisa memperoleh 30 ribu. ”Kalo pendapatan seperti itu, kami mau makan apa,” tanya dia. Ishak yang mengaku sudah puluhan tahun berprofesi sebagai supir truk ini mengatakan, biasanya dalam sehari mereka bisa mendapatkan angkutan 3 hingga empat kali. Satu angkutan, keuntungan yang dia peroleh, setelah dipotong bensin, honor knet, dan uang toke sebesar Rp 30 ribu. cmyk

Jika satu hari Ishak mendapat tiga angkutan, dia bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 90 ribu. ”Satu rate (sekali jalan) kami biasanya dibayar 120 ribu. Dipotong lain-lain tersisa 30 ribu,” kata Ishak. Sejak satu bulan ini, ungkap dia, pendapatanya terus bertahan seperti itu dan tidak ada perubahan. Karena itu, para buruh dan supir sepakat untuk menggelar unjuk rasa. ”Sebelum ini kami juga sudah melakukan unjuk rasa, tapi kurang diperhatikan. Hari ini kami unjuk rasa besarbesaran. Semuanya turun, truk-truk kami bentangkan di jalan, biar mereka tahu bahwa kami juga punya hak disini. Keluarga kami butuh makan dan anak kami perlu biaya sekolah,” ungkap dia. Sementara itu Udin, supir lainnya mengatakan, pemberlakuan peraturan tersebut, seharusnya dibicarakan dulu dengan pihak buruh dan supir.

Pembicaraan hanya dilakukan sepihak dengan pengusaha dan asosiasi, sementara mereka yang bekerja di lapangan tidak dilibatkan. ”Jika kami dan buruh mogok semuanya juga pada susah. Jadi jangan anggap enteng kami, walaupun kami hanya orang bawah,” katanya.Menurut Udin, mereka pernah mengikuti aturan yang dibuat itu dengan membongkar muatan di luar pelabuhan, tapi mereka di kejar polisi dan DLLAJ, karena dianggap menyalahi aturan. ”Bongkar didalam tarifnya mahal, tentu saja toke maunya bongkar diluar, karena bedanya sangat jauh. Jika didalam biaya bongkarnya bisa Rp 1.6 juta, tapi kalo diluar cuma Rp 800 ribuan,” kata dia. Udin berharap persoalan ini segera selesai dan memberikan solusi yang baik bagi semua pihak, baik itu bagi Pelindo II, asosiasi, pengusaha serta supir dan buruh. (*)

Junaidi dalam kasus penyelundupan serbuk kristal senilai Rp56 miliar itu. Dikatakan Sri Budi dalam nota dakwaan itu, sebelumnya terdakwa Junaidi bersama dengan Jeki, yang hingga kini masih DPO pada hari Rabu tanggal 07 Nopember 2012 sekira jam 08.45.wib di Pos Lintas Batas Border Entikong Kabupaten Sanggau telah melakukan percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika yang tanpa hak atau melawan hukum. Terdakwa mendatangi saksi Yafizham Simbolon selaku kernet Bus SJS KB 7725 AP pada saat sedang dilakukannya pemeriksaan terhadap para penumpang dan barang-barang penumpang di Pos Lintas Batas Perbatasan Entikong oleh petugas Bea Cukai, kemudian terdakwa menanyakan kepada saksi Yafizham Simbolon “ada titipan ndak untuk saya?” karena sebelumnya terdakwa telah ditelpon Jeki yang menanyakan apakah kirimannya berupa lampu sudah sampai

belum dan pembayaran cukai telah dititipkan melalui Bus SJS, mendengar pertanyaan terdakwa saksi Yafizham Simbolon menjawab “ada”. Karena saksi Yafizham Simbolon menjawab saat berada di terminal Batu Enam Kuching Sarawak Malaysia mencari penumpang dari Malaysia ke Indonesia ada seorang laki-laki warga Malaysia keturunan China menitipkan barang kepadanya untuk diserahkan kepada terdakwa berupa dua kotak kardus berbalut isolatif bening dan kotak kardus tersebut bertuliskan Jun No.081349181190 dan Vivi No. HP. 089693567353 yang menurut orang tersebut, kedua kotak tersebut berupa lampu. Yafizham Simbolon menyerahkan 1 (satu) buah amplop wama coklat yang bertuliskan “Kepada Jun” dengan No.HP.081349181190 yang berisi Bon (kwitansi) pembelian jenis-jenis lampu yang berada didalam 2 (dua) kotak kardus dibalut isolatif bening dengan mancantumkan harga sebesar RM 3600 (tiga ribu enam ratus ringgit) tersebut

15 dan uang pembayaran cukai sebesar RM 360 (tiga ratus enam puluh ringgit) kepada terdakwa. Belakangan diketahui petugas bahwa di dalam kardus itu ternyata berisi satu buah rice cooker, kabel rice cooker dan Teflon yang didalamnya berisi empat belas bungkus kristal putih Metamfetamine berupa sabu. Hasil pengujian Balai POM juga menyatakan barang tersebut diduga sabu yang terdiri dari 28 kantong. Saksi Rupinus Hermanto Wek als Wek juga mengaku melihat terdakwa menelpon seseorang dan mengadakan negosiasi jual beli narkotika jenis shabu yang ada di dalam dua kotak kardus dibalut isolatif tersebut. Sementara itu Saulatia dari kantor Advokat Hera Untoro dan rekan, mengatakan pihaknya menolak isi dakwaan yang dibacakan JPU. Menurut dia, kliennya tidak bersalah dalam kasus penyelundupan barang haram tersebut. “Kami tidak sependapat dengan dakwaan JPU. Sebagai tanggapannya, sidang berikutnya melalui eksepsi,”katanya.(arf)

+

Terima Penghargaan Sambungan dari halaman 16

lingkungannya,” katanya. Sutarmidji berharap, masyarakat

selalu menjaga keamanan dan ketertiban mulai dari lingkungannya serta menjadi polisi bagi dirinya sendiri. “Tetap

jaga kewaspadaan, setiap warga baru di lingkungan RT harus melaporkan dirinya kepada Ketua RT,” pungkasnya. (wah)

Tambah Umur Tambah Tanggung Jawab Sambungan dari halaman 16

Champion ini yaitu Raja di daerahnya sendiri yang harus tercapai. Namun keluarga juga menjadi yang utama,” ujar dia. Makna keluarga, lanjut ayah lima anak ini, merupakan faktor utama pendukung karirnya. Karena sejak bekerja di Bank Kalbar pada 1983, istri selalu mendukung pekerjaan yang dilakukannya. “Betul kata pepatah, dibalik pria yang hebat, ada perempuan yang lebih hebat lagi mendukung di belakangnya. Jadi perjalanan karir saya sangat didukung keluarga, terutama istri,” ungkap Sudirman. Menyelesaikan pendidikan S2 Manajemen Keuangan, Universitas Tanjungpura Pontianak tahun 2002, turut menambah ilmu perbankan Sudirman, hingga sebelum

menjabat sebagai Direktur Utama Bank Kalbar sejak 2010, dia dipercaya “Bank Kalbar dapat menjadi besar karena kerjasama tim, semoga dengan bertambahnya umur Bank Kalbar dan umur saya sendiri, maka akan bertambah pula kemajuan yang diraih Bank Kalbar. Semoga saya masih bisa mengabdi dengan membuat peningkatan hingga akhir jabatan saya,” jelasnya. Di bawah kepemimpinan Sudirman, Bank Kalbar sudah memperoleh banyak penghargaan, diantaranya BUMD and CEO BUMD Award 2010 Oleh Majalah Business Review dan Badan Kerjasama BUMD Seluruh Indonesia (BKS BUMD SI) yaitu The Best 2nd BUMD of The Year 2010, The Best 3rd Finance, The Best 3rd Bank Daerah, The Best 3rd Marketing and Customer Satisfaction, serta The Best 5th Human

Capital Management System Alignment. Ditambah penghargaan Infobank Award 2011 oleh Majalah Infobank berupa Platinum Award 2011 Atas Kinerja Keuangan “Sangat Bagus” selama 11 tahun berturutturut(Tahun 2000 - 2011), ditambah The 8th Islamic Award Nite Oleh Karim Business Consulting berupa peringkat 3 Kategori The Best Sharia Unit, Asset < Rp 500 miliar, 1st Rank The Most Profitable, 2nd Rank The Most Efficient, dan 3rd Rank The Most Expansive Third Party Fund. “Hal terpenting tingkatkan kinerja positif, namun perlu diingatkan kembali, agar jangan terlena dan cepat merasa puas. Ke depan kita harus bekerja lebih baik lagi,dan lebih memacu diri untuk meraih prestasi terbaik” harapnya. (*)

Festival PVGC Sukses Digelar Sambungan dari halaman 16

terbaik Gawai Dayak 2010 dan juara umum Parade Busana Nusantara. Juri kedua yang memberikan penilaian yaitu Marline Luwuk Sumayku, aktivis pelayanan dan wanita gereja serta merupakan pengurus Ladies Full Gospel Pontianak. Juri ketiga PVGC TamFest 2013 yaitu Eunike Maria Nova Runtu, seorang pelatih dan praktisi pelayanan tari rohani, lulusan Tambourine and Ballet School Mainstream School of Art Jakarta. Usai festival tamborin, kemeriahan bercampur ketegangan kembali terasa saat festival vokal grup PVGC 2013 digelar. Pada PVGC kali ini, delapan kontestan bersaing secara sehat untuk meraih gelar terbaik. Sesuai nomor tampil yang didapat peserta pada saat pertemuan teknis, festival dimulai dengan penampil pertama

dari STT ATI Anjungan, dilanjutkan oleh tim vokal grup STT Eklesia Pontianak, SMK YPK Pontianak, SMA Kristen Immanuel, GKII Maranatha Jeruju, OMK Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara, Sanggar Borneo Tarigas dan GKII Ekklesia Pontianak. Ketua dewan juri, Gabriel Hardwiyono Manurung, memimpin penilaian untuk festival PVGC 2013. Dia adalah seorang praktisi musik gereja, pelatih kontingen Pesparawi Kalimantan Barat dan kerap menjuarai festival vokal grup antara lain Juara 1 Vokal Grup Pesparawi Kalbar 2006 dan Juara 1 Festival Vokal Grup Kerabat Kalbar 2009. Juri kedua, Daud Roni Wijaya, ialah seorang praktisi musik dan instruktur piano forte Yamaha Music School Pontianak. Juri ketiga PVGC 2013 adalah Jacky Putirulan, pelatih vokal grup Pesparawi Kalimantan Barat yang memi-

liki segudang prestasi, anara lain Juara Harapan 2 Kuartet Pesparawi Nasional 2006, juara 1 Vokal Grup Kerabat Kalbar 2009 dan 48 besar X-Factor Indonesia 2013. Seluruh rangkaian festival berakhir pada pukul 18.00 WIB. Panitia, peserta, ofisial dan penonton tampak puas dengan semua kreativitas yang telah ditampilkan pada festival tahun ini. Setelah seluruh penampilan peserta, dewan juri festival pun telah melakukan perhitungan nilai dan penentuan peringkat pemenang. Hasil dari keputusan dewan juri akan diumumkan pada saat malam puncak PVGC 2013 pekan depan. Panitia kembali mengundang umat Kristiani di Kota Pontianak dan sekitarnya untuk bersukacita pada Ibadah dan Perayaan PVGC 2013 yang diselenggarakan pada Minggu, 5 Mei 2013. (*)

Anak Muda Rentan Alami Radang Otak Sambungan dari halaman 16

mesin MRI 1.5T yang baru, dan tempat tidur akan bertambah menjadi 100 tempat tidur. Dijelaskan Albert Wong, penyakit radang selaput pelindung sistem saraf pusat ini dapat menyerang siapa saja. “Meningitis sendiri merupakan membran atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang,” kata Peter Wong, yang juga komisaris (chairman) Timberland Medical Centre. Penyebabnya, karena mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur berkembang di bagian luka, kanker dan pengaruh obat-obatan tertentu. Untuk itu, hal ini harus disikapi dengan waspada oleh semua kalangan. Terlebih penyakit tersebut termasuk ke dalam penyakit yang berbahaya, karena menyerang

otak hingga dapat merenggut nyawa penderitanya. Penyakit meningitis memang sulit dideteksi. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit meningitis atau tidak, harus dilakukan berbagai macam pemeriksaan. Seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan labratorium yang meliputi tes darah. Sedangkan yang sangat penting, pemeriksaan lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Demi mencegah penyakit ini, ungkap Albert, harus menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengonsumsi makanan sehat, sehingga daya tahan tubuh tetap terjaga. Terakhir, imbangi dengan rajin berolahraga. Dalam kesempatan yang sama, Dokter Lee Tze Gin menuturkan, bakteri yang bisa menyebabkan men-

ingitis yaitu Streptococcus pneumoniae, bakteri ini sering menyerang anak-anak atau bayi. Kemudian, Neisseria meningitidis, bakteri penyebab meningitis terbanyak. Haemophilus influenzae, dan Listeria monocytogenes, bakteri yang sering ditemukan di tempat dengan polusi tinggi dan makanan yang sudah terkontaminasi. “Penularannya juga tergolong sangat mudah, melalui batuk, bersin, ciuman, penggunaan alat makan, sikat gigi bersama, dan merokok. Untuk itu, lebih baik mencegah daripada mengobati,” tuturnya. Untuk mempermudah pengobatan di Malaysia, Timberland Medical Centre telah menyediakan tempat pendaftaran di Jalan Gajah Mada No. 95 Pontianak. Apabila ada pasien yang menderita penyakit tersebut, bisa langsung datang untuk mendaftar. (rmn)

+


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.