Pontianak Post

Page 20

SAMBAS

20 TERIGAS

Cabut Laporan KASUSpemukulanwartawanMetroIndonesia Biro Sambas, Pagus Payangan, dengan seorang pengusahakonstruksi,DL,berakhirdengansaling cabut laporan. Hal ini tentunya menuai keprihatinan dari Asosiasi Wartawan Daerah Kabupaten Sambas. “Kedua belah pihak masing-masing sudah mencabut laporan,” ungkap kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sambas Kompol Dewa Arinata, menjawab pertanyaan koran ini via telepon genggam, Selasa (29/1). Sebelumnya Polsek Sambas menerima laporan polisi Pagus Payangan terkaittindakpemukulanoleh wartawan, Pagus. Ia melaporkan aksi pemukulan yang dilakukan DL sekitar 11 Januari lalu. Selang sehari kemudian, DL yang juga mengaku korban pemukulan, juga melapor hal yang sama, pada Sabtu (12/1) ke Polsek Sambas. Perwakilan Asosiasi Wartawan Daerah Kabupaten Sambas, Herman Santana, mewakili insan pers yang ada di Kabupaten Sambas, menyayangkan pencabutan laporan tersebut. Hal ini, menurutnya, dikarenakan kasus tersebut terjadi saat insan pers menjalankan tugas jurnalistiknya. “Kita hargai pencabutan ini, karena itu hak masing-masing.Namunkitamenyesalkan,karena awalnya kasus sudah ditangani kepolisian dan berharap dapat lanjut ke proses hukum selanjutnya,” katanya. Ia tidak ingin kasus ini menjadi preseden buruk bagi kinerja jurnalis di lapangan. “Hukum tetaplah hukum, tapi jika itu sudah kemauan kedua belah pihak, itu terserah penegak hukum,” jelasnya. (har)

HARI KURNITAHAMA/PONTIANAK POST

BERSAMA KAPOLRES: Para siswa dari TK Bhineka Dharma Wanita Bersaudara Persatuan dan TK PKK Dalam Kaum, diabadikan bersama Kapolres Sambas AKBP Pahala HM Panjaitan, dalam kunjungan mereka ke Mapolres, kemarin (29/1).

Pontianak Post

Rabu

30 Januari 2013

Galakkan Polisi Sahabat Anak

HARI KURNIATHAMA/PONTIANAK POST

PEMASANGAN HELM: Tampak salah satu petugas dari Satuan Lantas Polres Sambas memasangkan helm kepada salah satu siswa taman kanak-kanak (TK) yang bertandang ke Mapolres Sambas, kemarin (29/1), dalam rangkaian Polisi Sahabat Anak.

Benahi Infrastruktur Menuju Kota Wisata SAMBAS – Himpunan Mahasiswa Kecamatan Semparuk (Himakes) mendesak adanya perbaikan dan pemenuhan infrastruktur, yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor swasta, sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan. Ini dimaksudkan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik, terutama kota-kota yang memiliki potensi wisata yang layak dan dapat mendatangkan pundi pendapatan asli daerah (PAD) “Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata, salah satu contohya di Sambas. Banyak sekali tempat pariwisata yang masih alami dan me-

nampakan nilai keindahan, yang tidak kalah dengan tempat parisiwata di daerah lainnya. Yang menjadi sorotan di sini yaitu mengenai wisata alam yang dimiliki kabupaten ini,” ungkap ketua Himakes, Sairi, kepada koran ini, kemarin (29/10). Dia menilai, menjadi satu yang sangat ironis, ketika kabupaten lain serius berbenah dalam sektor pariwisata demi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), tetapi menjadi hal yang lucu di Kabupaten Sambas yang penuh dengan tempat pariwisata yang indah, seolah pemerintah masih belum memiliki keseriusan dalam hal ini. Salah satu contoh digambarkan dia, bagaimana infrastruktur jalan menuju tempat wisata malah belum diperbaiki dan dibangun, sehingga arus yang menghubungkan ke tempat wisata sudah tidak layak dijalani. Hal tersebut, menurut dia, menjadi kecemburuan tersendiri, di mana ka-

bupaten lain sudah sibuk berpromosi dengan tempat-tempat wisatanya, namun sangat kontras dengan Sambas. Kabupaten ini, dikatakan dia, seharusnya menjadi kota wisata, namun belum terpublikasi dengan baik, dikarenakan pemerintah belum memiliki keseriusan dalam hal ini. “Jika kita telaah, banyak tempat pariwisata alam yang kita miliki, di antaranya Pantai Selimpai, Pantai Tanjung Kemuning, Pantai Serai, yang masih menuggu infarstruktur untuk mendukungnya. Hal ini menjadi koreksi kita bersama, untuk memajukan sektor wisata di Bumi Sambas ini, maka perlu pembenahan di infrastruktur, yang berkaitan langsung dengan tempat pariwisata di Sambas. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Sambas, yang mengenai langsung dalam persoalan ini, harus lebih jeli, untuk meningkatkan kinerjanya, demi kebaikan tempat pariwisata di kabupaten ini,” pungkasnya. (har)

SAMBAS – Puluhan siswa dari TK Bhineka Dharma Wanita Bersaudara Persatuan, dan TK PKK Dalam Kaum, tampak ceria ketika mendatangi Mapolres Sambas, Selasa (29/1). Dari wajah mereka tidak tampak rasa takut ketika bertemu dengan sejumlah petugas Polres Sambas yang menyambut kedatangannya. Padahal di lapangan biasanya polisi selalu menjadi sosok menakutkan bagi anak-anak. Terlebih para orangtua terkadang menggunakannya untuk menakut-nakuti anak, jika cerewet atau nakal. Keakraban antara anak-anak tersebut juga terlihat jelas, ketika petugas Polres Sambas, mengajak anak-anak untuk melihat tiap ruangan maupun kendaraan dinas, seperti sepeda motor patwal maupun mobil quick response. Kebahagiaan anak-anak ini tampak jelas ketika Kapolres Sambas AKBP Pahala HM Panjaitan, didampingi Kasat Lantas Polres Sambas AKP Jovan Reagan Sumual, mengajak berkeliling di Mapolres Sambas menggunakan sepeda motor patwal. Setelah puas melihat-lihat ruangan di Mapolres, anak-anak tersebut kemudian dibawa ke ruang satuan lalu lintas oleh Kasat Lantas. Mereka kemudian diperkenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas, dan diberi pengertian terkait kelalulintasan. Dalam penerangan masalah kelalulintasan ini, anak-anak terlihat santai. Apalagi metode yang dilakukan Kasat Lantas adalah belajar sambil bermain. “Siapa yang mau jadi polisi, ayo angkat tangan,” ujar Kasat Lantas kepada anak-anak tersebut. Sejumlah anak terlihat riang dan mengangkat tangan, ingin menjadi polisi, tak terkecuali siswi TK Dikatakannya, tujuan Polisi Sahabat Anak ini adalah untuk menanamkan sejak dini tentang aturan beralalu lints. Makanya, dalam kesempatan tersebut, Kasat Lantas mengenalkan tugas kepolisian kepada anak-anak, sembari mengubah pemikiran mereka bahwa polisi itu tidak jahat. “Karena selama ini orangtua sering menakutinakuti anaknya apabila nggak mau makan, maka akan dilaporkan ke polisi. Jadi seolah-olah polisi itu menyeramkan, sehingga kita lakukan pendekatan kepada anak-anak,” katanya. Program Polisi Sahabat Anak, kata dia, akan sering dilakukandenganbekerjasamadengansemuaTKyang ada di Sambas. Dalam kegiatan yang juga dihadiri KapolresSambastersebut,dilakukanpembagianhadiah dan susu bagi anak-anak kedua TK tersebut. Selain itu, ada juga badut zebra yang menghibur anak-anak tersebut. Anak-anak TK dan guru dijemput secara langsung kendaraan Sat Lantas, dan diantar pulang dengan dikawal petugas Sat Lantas. Menurut kepala TK Bhineka, Yuliana, program Polisi Sahabat Anak ini merupakan kegiatan positif. Terlebih, dia menambahkan, anakanak tersebut dikenalkan dengan berbagai hal, seperti tugas polisi, rambu-rambu lalu lintas, dan lainnya, termasuk penggunaan helm standar. “Kegiatan ini sangat bagus. Apalagi bisa memperbaiki citra polisi. Soalnya anak-anak kadang takut sama polisi. Setelah dikenalkan langsung, ternyata polisi ramah-ramah,” katanya. (har)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.