Pontianak Post

Page 22

KAYONG UTARA

22 tokoh

Lebih Sulit Mempertahankan KETUA Umum Kwartir Cabang Pramuka Sekadau M Isnaini mengatakan bahwa saat ini pramuka Sekadau boleh berbanggadiri dengan ikut sertanya Pramuka Sekadau dalam berbagai kegiatan dan eksistensi di berbagai ajang, sampai pada tingkat internasional. “Lima tahun lalu kita tidak ada apa-apanya, namun berkat dorongan dan suppot pemerintah daerah yang begitu besar, kita bisa bangkit,” ujar Isnaini. Sepanjang tahun 2010, figur yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sekadau tersebut mengatakan bahwa berbagai prestasi yang berhasil ditoreh Pramuka Sekadau, baik di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional dan internasional, merupakan keberhasilan yang tidak hanya dimiliki pramuka saja. Namun, ditambahkan dia, keberhasilan tersebut adalah milik seluruh masyarakat Kabupaten Sekadau. Untuk itu Isnaini mengingatkan agar keberhasilan dan prestasi yang sudah ditorehkan tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Melalui perencanaan yang diprogramkan ke depanya, dia berharap prestasi-prestasi yang sudah didapat dan yang ditargetkan akan dapat dipertahankan dan diraih. “Mempertahankan jauh lebih sulit dari pada mendapatakan dan pada Muscab (Pramuka Sekadau) ini saya minta para pengurus pramuka untuk benar-benar merancang program-program ke depanya, untuk dapat mempertahankan dan meraih yang ditargetkan,” pesannya. (nie)

KILAS

Akomodir UKM USAHA kecil menengah (UKM) perlu mendapat pembinaan secara berkelanjutan agar bisa menjadi barometer merangkaknya kemajuan perekonomian di daerah. Efek dari pembinaan pada UKM ini akan berdampak pada perekonomian di masyarakat menengah ke bawah yang ikut terangkat pula. “Para pelaku UKM sangat indentik dengan para pelaku pasar kaki lima. Pasalnya UKM terbanyak berasal dari pasar-pasar tradiosonal. Berangkat dari pasar tersebutlah para pelaku UKM memulai usaha mereka,” ujar Makmur Pakpahan, kepala Disperindagkop dan UKM Sekadau belum lama ini. Dijanjikan Makmur, pihaknya akan terus berupaya memajukan UKM dari bebagai usaha. Seperi dicontohkanya, jika ada lima orang UKM, maka usaha apa saja yang ditekuni. Dia mengumpamakan bagaimana mereka menjual sayur, ikan asin, bakso, dan hasil alam lokal. “Kita bantu asalkan jangan lima orang tersebut usaha jual sayur semua. Dari segi bisnis kurang berkembang, jadi yang seperti ini sulit berkembang,” ungkapnya. Diyakini Makmur, jika UKM diarahkan cara dan jenis usaha yang menarik bagi pembeli, pada semua jenis serba ada, maka Sekadau dapat dikunjungi orang luar mencari sesuatu yang tidak ada di daerahnya. (nie)

Pontianak Post

Senin 21 Februari 2011

Sidak Hanya ‘Gertak Sambal’ Rubber Star Masih Transaksi Jual Beli SEKADAU - Teguran keras Komisi B DPRD Sekadau soal kelengkap admintrasi perijinan PT Star Rubber (SR) masih menjadi setilan yang belum begitu memukau bagi pengelola. Pasalnya, sampai dengan Sabtu (19/2) kemarin, aktivitas jual beli kulat getah bersih masih berlanjut di gudang berukuran 434 meter persegi ini. Tiga sampai empat unit truk pengangkut kulat dari kecamatan lain masih antre menunggu giliran untuk ditimbang. Hanya saja plang yang sudah dicabut oleh menejemen sudah tidak terpasang lagi. Pernyataan tutup oleh Komisi B DPRD belum digubris oleh pihak SR. Bahkan aktivitas jual beli di tempat masih berlanjut. Padahal

dokumen ijin yang dikantongi hanya tanda daftar gudang (TDG). Jika benar di situ hanya gudang penumpukan sementara, maka sepatutnya aktivitas transaksi jual beli tidak terjadi. Beberapa aturan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sekadau telah dilanggar tanpa rasa berdosa sedikitpun dari SR. Mungkinkah inspeksi mendadak belum lama ini dianggap hanya gertakan sambal saja oleh mereka? Ketegasan yang disertai dengan tindakan nyata tentu yang ditunggu-tunggu oleh warga sekitar. Persoalan yang akan muncul jika perusahan tersebut masih beraktivitas adalah jika membeli getah kulat tanpa standar yang jelas, jelas ini mematikan pengusaha kecil. Terlebih jika mematok harga sama dengan Pontianak, maka secara tindak langsung kehadiran PT SR akan mematikan pengusaha di Sekadau.

SIDAK: Komisi B DPRD Kabupaten Sekadau saat melakukan sidak di PT Rubber Star (RS) beberapa waktu lalu. Ternyata oleh PT RS, sidak ini hanya dianggap ‘gertak sambal.

SUKARNI/PONTIANAK POST

Persoalan lain, jika perusahaan yang beroperasi di sekitar pemukiman penduduk, maka limbah yang ditimbulkan akan menjadi penyakit yang dapat menyerang kapan saja. Penyakit yang timbul akibat terbawa oleh lalat dan binatang kecil lainnya yang hinggap ke makanan warga akan sangat membahayahkan. Apalagi kotoran yang ada pada

kulat sangat rawan penyakit. Belum lagi tempat itu akan menjadi sarang nyamuk dan lalat, sehingga populasi binatang tersebut menjadi cepat berkembangbiak karena ada tempat mereka untuk menetap. Karena keberadaan media bagi hewan penyebab bakteri penyakit, maka seharusnya ada pihak dari Dinas Kesehatan serta

dari instansi lingkungan hidup, apalagi Bappeda yang mesti turut menyikapi hal ini. “Bagaimana kita bisa menuju Sekadau sehat bila virus penyakit ada yang disebabkan oleh limbah akibat penumpukan kulat ini tidak disterilkan,” ungkap Hen, salah seorang warga yang berdomisili disekitaran PT SR ini beroprasi. (nie)

Sekadau Masih Krisis BBM SPBU Cepat Kosong, Pengecer Tetap Berisi SEKADAU – Harga satuan liter bahan bakar minyak (BBM) di kios-kios kecil dalam Kota Sekadau sampai dengan kemarin masih di atas harga normal. SPBU masih tetap menunggu delivery order (DO) tiba tanpa bisa memastikan waktunya setiap hari. Kondisi ini menunjukan krisis BBM di Sekadau masih menghantui. Harga eceran di kios-kios masih tinggi, berkisar dari Rp8 ribu sampai Rp10 ribu perliter, untuk wilayah Kota Sekadau. Ini belum termasuk jika dipasok ke Nanga Taman atau Belitang, di mana harga pada tingkat pengecer bisa mencapai Rp15 ribu perliter. Kejadian ini sungguh ironis, di mana pengecer mengambil kesempatan untuk menaikkan harga setingi-tinginya, karena di stasiun pengisisan bahan bakar umum (SPBU) tidak di temukan minyak, bahkan jarang buka. Namun jika dibanding harga hasil hutan, seperti kulat getah yang hanya Rp18 ribu perkilo di kampung-kampung, dengan kelangkaan BBM begini, warga

harus siap-siap merogoh saku lebih untuk keperluan anaknya, jika sekolah mengunakan kendaraan bermotor. “Jika keadaan ini berlanjut sampai seminggu, maka pengecer akan menaikkan harga BBM setingi-tinginya. Alasan pengecer menaikkan harga adalah karena langka dan susah dapat di SPBU. Bahkan terkadang berhari- hari nunggu jatah yang berikan oleh SPBU,” ungkap Sandi, salah seorang warga. Faktor lain yang menyebakan kenaikan adalah pengecer yang memiliki rekomendasi dari dinas terkait, menjual kepada pemilik kios yang tidak mendapatkan jatah dari SPBU karena tidak ada rekomendasi.Dari SPBU, harga hanya Rp4.800 perliter dijual dengan pengecer lain, Rp6.500 perliter, kemudian dijual kepada komsumen dan naik menjadi dua kali lipat. “Seharusnya pemilik SPBU memberikan teguran kepada pengecer agar jangan menjual minyak lebih dari Rp10 ribu perliter,” saran Sandi. (nie)

SUKARNIE/PONTIANAK POST

KOSONG: Deretan jirigen para pengecer kios-kios menunggu di salah satu SPBU Sekadau.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.