Pontianak Post l Selasa 15 Desember 2009
Alyssa Soebandono
&Sang Pemimpi Tayang Lusa
show
Banyak artis muda yang gembar-gembor sekolah di luar negeri tapi akhirnya balik ke Indonesia dan kembali menekuni dunia keartisan. Mereka seakan ‘lapar’ dengan dunia gemerlap artis yang dibuai dengan popularitas, uang dan hura-hura. Apakah Alyssa Soebandono salah satunya? Artis yang masih berusia 17 tahun ini sudah sempat kuliah di Monash University, Melbourne, Australia selama 5 bulan. Tapi gadis berambut panjang ini malah sering muncul di Indonesia dan mengatakan sedang mempersiapkan diri untuk syuting sinetron stripping bertajuk Kejora dan Bintang. Lalu bagaimana dengan kuliahnya? Apakah Ichasapaanya-sudah bosan kuliah dan keabisan duit di negeri Kangguru itu? “Bukannya melupakan pelajaran, Icha memang lagi liburan,” kata Icha, saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Lebih lanjut Icha mengatakan kalau kuliahnya akan kembali lagi bulan Maret mendatang dan mengisi waktu liburnya dengan syuting sekalian mencari uang. “Semester baru tanggal 4 Maret nanti. Jadi Icha mengisi waktu luang buat syuting. Lagipula ini, kan, pekerjaan yang Icha sempat tekuni,” ucapnya. Ada rumor kalau Icha tak tahan berjauhan dengan Pasha-vokalis band Ungu yang belakangan digosipkan sedang dekat dengan Icha. Pasha bahkan sempat mendatangi Icha di Melbourne belum lama ini. Tapi gadis kelahiran Jakarta, 25 Desember 1991 ini emoh menjawab soal itu. Dia menegaskan kembalinya ke Jakarta hanya untuk mengisi waktu luang. (*/FJR)
Tak Tahan Berjauhan dengan Pasha
Selebritas
13
Sangat Manis, Sangat Romantis JAKARTA - Sang Pemimpi, sekuel film laris Laskar Pelangi, siap mengaduk perasaan para penontonnya. Film yang diadopsi dari novel dengan judul sama karya Andrea Hirata itu bakal dirilis pada 17 Desember nanti di bioskop. Bagi Andrea yang sudah menonton tiga kali diwarnai tangis dan tawa dengan kadar yang tak berkurang, menyebut bahwa film besutan sutradara Riri Riza tersebut film terbaik di Indonesia saat ini. “Saya kira, mereka para pemain, akan saling berebut penghargaan dengan sesama pemain di film ini pada acara-acara penghargaan,” kata Andrea setelah pemutaran Sang Pemimpi di FX Lifestyle, kemarin (14/12). Menurut Andrea, para pemain yang berperan di Sang Pemimpi tampil apik. Mereka mampu memainkan karakter masing masing. “Mestinya daftar ke Oscar. Tapi, saya dengar dari Mbak Mira (Mira Lesmana, produser, Red) bahwa daftar ke Academy Awards itu tidak mudah. Tapi, itulah mimpi saya. Saya memang orang yang senang bermimpi,” ujar pria berambut keriting tersebut. Andrea menilai, enam unsur utama yang menjadi pesan penting Sang Pemimpi terbungkus rapi dan bisa diserap penonton. Yaitu, pendidikan, keluarga, ekonomi, politik, budaya lokal Belitung, dan agama. “Di film ini, semuanya dapat. Kalian lihat bagaimana adegan Ikal remaja (diperankan Vikri Septiawan) meminta maaf kepada ayahnya. Itu membuat film ini sangat manis,” tuturnya. Lalu lanjut Andrea, melihat cara Arai (Rendy Ahmad, pemeran
Mira Lesmana
Arai remaja) berpamitan kepada Zakiah Nurmala (Maudy Ayunda) saat hendak ke Jakarta adalah adegan film cinta yang sangat romantis. “Film ini sangat berwarna. Berganti-ganti suasana. Sutradaranya memang hebat,” puji Andrea. Selama syuting, Riri memang merasa tidak menemukan banyak kesulitan dalam mengarahkan pemain. Masing-masing sudah paham dengan karakternya karena ada proses workshop dan reading sebelum syuting selama dua bulan. “Semuanya (pemain) didapat melalui proses casting. Sejak membuka audisi di hampir semua sekolah di Belitung, sekitar seribu orang kami audisi,” jelas Riri. Bahkan, seekor kuda didatangkan khusus dari Sawangan, Depok, ke Belitung, demi satu adegan. Itu pun melalui casting. Kuda tersebut didatangkan dalam rangka mewujudkan “ide gila” Arai yang membantu Jimbron (Azwir Fitrianto) untuk membuat Laksmi (Cindy Dwintasari), gadis idaman Jimbron. “Ada puluhan kuda yang di-casting, kebanyakan lewat foto,” tutur Mira.
Tiga pemeran tokoh remaja utama “Ikal, Arai, dan Jimbron” dilatih kurang lebih selama tiga bulan jelang syuting. Porsi mereka di depan kamera memang lebih banyak daripada pemain lain. “Latihannya seminggu tiga sampai empat hari. Mereka diajari cara menjiwai supaya bisa masuk ke peran,” kata Vikri, remaja asli Belitung yang sangat menginginkan menendang bola di Stadion Gelora Bung Karno selagi ada kesempatan ke Jakarta tersebut. Menurut Azwir, materi latihan itu sangat banyak. Pria berbadan tambun tersebut bahkan sulit mengingat semuanya meski sudah berhasil mempraktikkannya dalam adegan film. “Dalam latihan itu, ada cara mengatur emosi, suara, dan ketegangan tubuh,” tutur laki-laki kelahiran Tanjung Pandan, Belitung, 10 September 1993, itu. Mira mengatakan tidak berani mengucap film Sang Pemimpi harus seberapa laris. Harapannya bisa melebihi Laskar Pelangi yang meraup lebih dari 4 juta penonton. “Tapi kalau sekadar untuk balik modal, 2 juta penonton saja sudah bisa,” ujarnya. (gen/ayi)
Ariel Peterpan
Berdoa Karir Nyanyi Tetap Mulus Salah seorang pemain yang juga merupakan hasil casting adalah Nazril Irham alias Ariel. Vokalis grup band itu menjalani debut di bidang akting dengan sukses. Keraguannya atas kemampuan berakting mulai terhapus. Sebelum menerima tawaran casting, Ariel berpikir selama dua minggu. Itu bukan karena dia menilai peran ataupun filmnya. Tapi, lebih karena ketakutan mengganggu karir sebagai penyanyi. Ariel mengatakan, banyak orang yang
menilai bahwa karir seseorang di bidang musik menjadi hancur jika sudah disambi dengan akting film. “Banyak orang sih yang bilang, musisi main film bisa hancurkan karirnya di musik. Mudah-mudahan nggak terjadi,” harap pemeran Arai dewasa itu. Selain itu, Ariel merasa butuh waktu untuk berpikir karena takut terjadi ketimpangan. Dia menyadari posisinya sebagai musisi yang harus beradu akting dengan aktor hebat Lukman Sardi (sebagai pemeran Ikal dewasa). “Tapi, setelah ngobrol-ngobrol, mereka (Mira dan
lainnya) yakin dengan akting saya,” ujarnya. Menurut Mira, Ariel sebenarnya bukan satusatunya orang yang di-casting untuk peran Arai dewasa. Ada beberapa vokalis band lain dan penyanyi, juga pemain film. “Tapi, sesuai skenario, lebih cocok Ariel. Saya tidak menyangka dan menyadari awalnya bahwa dia itu bintang besar,” ungkap Mira. Peran Ariel sebagai Arai dewasa memang tidak begitu banyak. Tapi, itu cukup penting karena menggambarkan langkah Arai memetik mimpi; lulus kuliah di UI dan diterima beasiswa S-2 di Prancis. “Saya biasa di video klip, nggak ada dialognya. Cukup kaget juga karena di film ini dialognya banyak banget. Ya, butuh workshop,” ujarnya.(gen/ayi)