Pontianak Post

Page 11

Pontianak Post

ANEKA

Minggu 13 Desember 2009

Menangis Jelang Akad Nikah

Boediono Bela Sri Mulyani Sambungan dari halaman 1

”Saya sebagai saksi hidup. Saya pertaruhkan kredibilitas saya di dunia dan saya pertaruhkan diri saya di akhirat,” lanjut Wapres. Boediono mengakui, Robert Tantular dan jajaran direksi Bank Century lain saat itu berada di Gedung Djuanda Departemen Keuangan (Depkeu) pada saat digelar rapat KSSK. Robert ada di ruang mezanin lantai II, sementara rapat KSSK digelar di ruang rapat besar Depkeu di lantai III. Meski berada di gedung yang sama pada waktu sama, Boediono menegaskan bahwa Robert dan Sri Mulyani tidak pernah bertemu sebelum dan sesudah rapat brainstorming maupun rapat pengambilan keputusan KSSK yang digelar di ruang kerja menkeu di lantai III kantor Depkeu. ”Mereka (direksi Century) memang ada di gedung Depkeu, tapi mereka tidak ada di dalam rapat. Juga, tidak ada komunikasi dari kami-kami ini (KSSK) dengan mereka,” tegasnya. Sesuai prosedur, ungkap Boediono, Robert dan direksi Bank Century sengaja dihadirkan Direktorat Pengawasan Perbankan Bank Indonesia (BI) di gedung Depkeu untuk menunggu keputusan yang akan diambil KSSK. Jadi, sewaktu-waktu KSSK mengambil

keputusan yang memerlukan tanggung jawab manajemen, direksi Bank Century dapat segera melaksanakan. ”Pada situasi seperti itu, prosedurnya memang mereka harus siap. Tidak boleh pergi kemanamana. Sebab, ini upaya menangani krisis dengan keputusan yang cepat sekali. Semua harus disiapkan,” katanya. ”Itu adalah prosedur yang normal untuk penanganan bank. Di masa lampau (penyelamatan bank di masa krisis ekonomi 1997-1998), juga demikian,” lanjut Boediono. Mantan gubernur BI ini merasa prihatin dengan beredarnya rekaman rapat KSSK yang dikesankan sebagai persengkongkolan antara KSSK dan direksi Bank Century dalam menyelamatkan bank tersebut dengan alasan sistemik. Rekaman yang beredar itu bahkan dibumbui komentar direksi Bank Century mengintervensi KSSK dengan mengusulkan alasan penyelamatan bank yang ketika itu tengah dilanda kesulitan likuiditas. ”Jangan sampai ada kesan seperti itu. Keputusan-keputusan diambil semurni-murninya untuk kepentingan menyelamatkan perekonomian dalam keadaan saat itu. Tidak ada intervensi dan pengaruh dari siapa pun. Kepentingannya adalah kepentingan umum. Bukan kepentingan pribadi, kelompok,

dan lain-lain,” papar Boediono. ”Situasinya sangat gawat dan kita harus mengambil keputusan saat itu. Saya kira Menkeu dan saya benar-benar memegang prinsip itu saat kita mengambil keputusan.” Mantan Sekretaris KSSK Raden Pardede yang juga hadir dalam keterangan pers menyatakan telah mendengarkan kembali rekaman dan transkrip rapat penyampaian pendapat (brainstorming) sepanjang empat jam. Raden mengakui dua kali nama Robert Tantular disebut dalam rapat. Satu kali oleh Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo dan satu kali oleh Menkeu Sri Mulyani. Menurut mantan Komisaris Bank BCA ini, Menkeu Sri Mulyani satu kali menyebut nama Robert Tantular ketika merespons pertanyaan yang diajukan Agus Martowardojo tentang tindakan yang akan dikenakan pada pemegang saham Bank Century itu. ”Sesudah itu, ada suara laki-laki yang disangkakan Robert Tantular. Setelah kita dengarkan ulang audionya, ternyata itu adalah suara Marsilam Simandjuntak (ketua UKP3R) yang menekankan lagi pasal-pasal yang bisa dipakai untuk pencegahan dan penanganan krisis,” ungkap Raden. Dia juga menegaskan bantahan soal keberadaan Robert Tantular dalam rapat brainstorming mau-

pun rapat pengambilan keputusan KSSK. Selain dirinya, ada sekitar 30-40 peserta rapat yang bisa menjadi saksi. Dalam bagian lain penjelasannya, Boediono juga menegaskan bahwa dirinya mendukung proses hukum di KPK dan proses politik yang tengah berjalan di Panitia Angket DPR untuk mengusut kasus dana penyelamatan Bank Century. Menurut dia, semakin baik dan semakin cepat proses hukum berjalan, semakin cepat pula kasus tersebut selesai. ”Semua harus gamblang di depan hukum. Kalau ditemukan tindakan pidana, baik itu korupsi dan tindakan lain yang tidak sesuai aturan hukum, semua harus dibuka di sana. Itu berlaku untuk semua orang yang terkait dengan kasus ini. Ini akan membawa kedamaian di hati masyarakat,” katanya. Boediono juga mendukung proses politik yang tengah berjalan. Menurut dia, proses politik akan membuat semua masalah menjadi jelas sehingga tidak ada keraguan dan prasangka. ”Jadi, kita bisa bekerja untuk hal-hal yang bermanfaat bagi bangsa. Kita tidak disandera oleh prasangka dan keraguan. Sesuatu yang saya kira sangat tidak baik kalau kita terus-menerus disandera oleh keadaan seperti ini,” terangnya. (noe/dwi)

mewah. Sebab, emisi gas yang dihasilkan dari pernikahan ala Negeri Panda tersebut sangat besar. “Tapi, saya tidak mungkin tak memberikan pernikahan yang istimewa untuk wanita pujaan saya. Ini sesuatu yang hanya terjadi sekali seumur hidup,” ujarnya seperti dilansir China Daily awal bulan ini. Maka, sebagai jalan tengah, Guan pun merancang green wedding alias pernikahan ramah lingkungan. Maksudnya, salah satu pendiri Easy Carbon Consultancy Co. Ltd. itu menghitung betul gas buang yang dihasilkan dari perhelatan tersebut. ”Meski tetap meriah, saya tidak

ingin pernikahan saya memproduksi banyak emisi,” tandasnya. Ide ramah lingkungan Guan pun langsung diiyakan sang calon istri, Xu Wei, yang sebelumnya bekerja pada divisi pengembangan kebersihan lingkungan pada Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional tersebut. Berbekal pengalaman menangani berbagai proyek penyeimbangan gas buang di sejumlah instansi, keduanya lalu mulau memperhitungkan emisi yang bakal muncul dalam pernikahan mereka. Termasuk, memproyeksikan berapa banyak tamu yang akan hadir ke resepsi mereka dengan mengendarai mobil. ”Kami berusaha semaksimal mungkin menerapkan proyek

yang pernah kami rancang dalam pernikahan kami nanti,” kata perempuan 27 tahun tersebut. Tidak ingin dihadiri terlalu banyak tamu yang mengendarai mobil, Guan dan Xu memilih menyelenggarakan resepsi di hotel paling dekat dengan stasiun kereta api bawah tanah (subway) Beijing. Mereka berharap sebagian besar tamu undangan akan lebih memilih hadir ke pesta pernikahan mereka dengan menumpang kereta api. Selain itu, pasangan pecinta lingkungan tersebut juga memutuskan untuk tidak menyewa limosin sebagai mobil pengantin. Tapi, tidak berarti pernikahan ramah lingkungan tersebut akan berlangsung sangat bersahaja. Sebaliknya, Guan tetap men-

janjikan kemewahan bagi para tamu. Mulai dari dekorasi yang bakal bertabur banyak cahaya lilin hingga jamuan makan istimewa. “Kami bahkan sengaja memesan champagne khusus dari luar negeri untuk pesta ini,” ujarnya. Guan dan Xu juga tak membatasi undangan, seluruh teman dan kerabat mereka masukkan daftar. Sadar kalau green wedding mereka akan tetap menimbulkan ekses bagi lingkungan, Guan dan Xu pun membayar ”kompensasi” untuk menetralkan karbondioksida.Yakni, dengan ikut membiayai proyek energi alternatif--kincir angin dan pembangkit listrik tenaga air--atau penanaman pohon. (hep/ttg)

tanyakan jika ada yang menyatakan bahwa orang yang dimaksud di dalam rekaman yang dia pegang adalah Marsilam Simanjutak. ”Ya biarlah. Kita tunggu saja siapa orang itu sebenarnya, Robert Tantular atau Robert Marsilam,” tambahnya. Namun, ada keterangan yang sediki berbeda disampaikan Bambang bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya, saat kali pertama mengungkap. Kemarin dia mengklarifikasi bahwa durasi rekaman yang dia miliki tidak terlalu lama. Padahal, sebelumnya, dikatakan hingga 4 jam. ”Percakapan memang hanya sedikit yang terekam, tidak terlalu lama,” tandasnya. Sementara itu, di internal pansus angket, tanggapan terkait persoalan isi rekaman yang diungkap Bambang Soesatyo mulai

beragam. Mulai ada keraguan di antara sebagian anggota. ”Itu bukan pernyataan pansus secara resmi. Itu pernyataan anggota pansus secara pribadi,” ujar Wakil Ketua Pansus Mahfudz Siddiq. Dia menyatakan, memang sebenarnya tidak ada larangan anggota pansus menyampaikan temuan yang didapat dalam rapat pansus. ”Tapi, sebaiknya tidak menyebut nama-nama dulu sebelum semua rekaman diperdengarkan,” sesalnya. Pernyataan Bambang soal adanya temuan rekaman rapat KSSK pada 21 November 2008 tersebut awalnya disampaikan pada rapat pimpinan pansus angket dengan perwakilan fraksi. Pernyataan itu lantas dipertegas lagi oleh politikus Golkar itu di luar forum kepada media. (owi/ noe/dyn/kum)

Depkeu Siapkan Bukti Kunci Sambungan dari halaman 1

Selama ini lingkaran dalam pejabat Depkeu memang dikenal loyal kepada Sri Mulyani. Karena itu, kecil kemungkinan ada oknum internal Depkeu yang membocorkan data dengan maksud menggoyang posisi Sri Mulyani. Meski demikian, Indra menyatalan bahwa seluruh data rapat KSSK, termasuk rekaman dan transkrip kepada tim audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Saat ditanya apakah mungkin BPK yang membocorkan rekaman dan transkrip tersebut kepada politisi Golkar, Indra enggan menjawab. ”Saya tidak mau menuduh, silakan cek sendiri,” ucapnya. Ketika dikonfirmasi, Kepala Humas BPK Dwita Pradana mengatakan bahwa BPK baru menyerahkan laporan hasil audit

investigatif sebagaimana yang sudah dipublikasikan. Mengenai soal transkrip dan rekaman rapat KSSK belum ada permintaan resmi dari Pansus Hak Angket DPR. ”Jadi, silakan tanya langsung ke Pak Bambang dari mana transkrip dan rekaman itu diperoleh,” ujarnya. Menanggapi berbagai bantahan dan ancaman gugatan tersebut Bambang tetap tenang. “Silakan saja Pak Boediono membantah. Nanti semua akan terkuak saat rekaman pembicaraan itu dibuka di pansus,” ujarnya saat dihubungi. Dia kembali mengungkapkan, dalam rekaman rapat yang dipegangnya, Sri Mulyani jelas sedang berbicara dengan seseorang bernama Robert. ”Sudah Pak Robert ya, ini mau rapat tertutup,” ujarnya, menirukan isi rekaman. Karena itu, dia justru memper-

Evaluasi Internal, Minta Open Sky Ditunda Sambungan dari halaman 1

internal. Hal itu disampaikan Menhub Freddy Numberi dalam evaluasi kinerja Kementerian Perhubungan 2005-2009 di Jakarta kemarin (12/12).”(Penerapan kebijakan open sky) ini bisa menjadi berkah, tapi juga bisa menjadi musibah. Bergantung kesiapan kita. Saya minta pembahasannya ditunda dulu untuk evaluasi internal,” ujarnya. Menurut Freddy, hal itu telah dia sampaikan saat memimpin delegasi Indonesia dalam Pertemuan Menteri Transportasi ASEAN (ASEAN Transport Ministers Meeting) ke-15 yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, 10-11 Desember lalu.Dia menuturkan, alasan penundaan itu, Indonesia

memerlukan waktu untuk pembenahan internal di dalam negeri. Salah satu di antaranya adalah mengevaluasi sistem maupun sarana dan prasarana penerbangan, termasuk menyusun strategi, supaya implementasi open sky tidak merugikan kepentingan bangsa. ”Jangan sampai saat open sky diberlakukan, kita rugi dan orang lain yang mengeruk untung,” tuturnya.Kebijakan open sky (langit terbuka) disepakati untuk diterapkan secara bertahap mulai 2008. Dalam hal ini, maskapai asing diberi hak untuk menurunkan penumpang atau barang, lalu menaikkan penumpang atau barang untuk diterbangkan lagi ke negaranya. Tahun depan (2010), kesepaka-

tan mulai diubah. Pesawat asing diberi hak menaikkan penumpang atau barang, lalu menurunkannya ke negara ketiga dan sebaliknya. Open sky ASEAN secara menyeluruh ditargetkan berlaku mulai 2013.Karena itu, Freddy menilai evaluasi atas seluruh sarana dan prasarana penerbangan di Indonesia perlu dilakukan. Memiliki 26 bandara internasional serta wilayah dan populasi yang besar, Indonesia menjadi incaran negara-negara lain. “Kalau dibuka selebar-lebarnya, maskapai negara lain yang akan banyak menikmati negara kita. Sebab, maskapai kita belum banyak yang membuka penerbangan ke luar negeri,” katanya. Dia mencontohkan, Singapore Airlines menerbangi langsung

Indonesia delapan kali setiap hari. Jika open sky diberlakukan secara penuh dan Indonesia harus membuka seluruh bandara, maskapai Singapura akan mendominasi penerbangan di tanah air. ”Mungkin saya batasi mana saja yang boleh dibuka,” ungkapnya. Jika dibanding Singapura yang hanya punya satu bandara dan Malaysia yang memiliki enam bandara, tutur Freddy, keuntungan yang didapat Indonesia tidak akan lebih besar. ”Singapura dan Malaysia sedikit bandara, tapi punya dukungan armada yang banyak. Kalau kita main teken, itu tanpa memikirkan keuntungan. Kita akan rugi besar. Armada kita akan mati karena kalah bersaing,” tegasnya. (wir)

Orangtua Cemaskan Biaya Perawatan Setelah Operasi Sambungan dari halaman 1

Suaminya tidak bisa setiap hari menjaga Lala dan Lulu. Ia harus bekerja, karena masih ada tiga anak yang harus dinafkahinya. Lala dan Lulu adalah anak kelima. Anak pertama berusia 20 tahun, kedua 14 tahun, ketiga 10 tahun, dan keempat 5,5 tahun. Seharihari Sumiran bekerja sebagai petani (penyadap) karet. Berangkat bekerja subuh hari dan pulang ke rumah menjelang siang hari. Penghasilan Sumiran menyadap karet tidak besar. Penghasilannya semakin kecil jika musim hujan. Sebagai tambahan

nafkah untuk keluarga, Sumiran juga menjadi petani palawija. Ia tetap berusaha menyekolahkan anaknya. Bahkan, anak sulungnya kini kuliah. Namun bukan dibiayai Sumiran. Si sulung bekerja di rumah warga sejak SMP, kemudian disekolahkan oleh warga tersebut. ”Kadang-kadang saja anak saya pulang. Di Jawa mengikut orang. Terpaksa pisah biar bisa sekolah tinggi,” kata Rusmiyati. Keadaan Lala dan Lulu menjadi pikiran bagi Rusmiyati. Selama ini, seluruh biaya sehari-hari Lala dan Lulu ditanggung pihak rumah sakit. ”Saya bingung saja kalau setelah operasi. Bagaimana

Sambungan dari halaman 1

Sebelum proses ijab kabul, sebenarnya Dimas dan Dhini samasama menangis.Yaitu ketika diberi kesempatan untuk memohon izin kepada orang tua masing-masing. ”Mungkin karena kami ini merasa bahagia, sudah cukup umur untuk menikah. Akhirnya naik kelas ke jenjang pernikahan,” ungkap

dengan kesehatannya. Kan perlu banyak susu dan makanan setelah operasi,” ujar Rusmiyati. Kendati baru berusia enam bulan, ada kebiasaan Lala dan Lulu untuk minta dihidupkan AC terus. ”Kalau AC-nya dimatikan, mereka pasti menangis,” kata seorang perawat jaga. ”Ini juga jadi buah pikiran saya. Kalau sudah pulang, AC apa mau dihidupkan. Paling-paling tiupan angin di bawah pohon rambutan,” timpal Sumiran. Lala dan Lulu lahir pada 13 Juni 2009. Ketika lahir, berat masing-masing bayi 2,6 kilogram dan panjang 48 cm. Setelah dip-

eriksa, masing-masing memiliki organ tubuh lengkap. Organ hati ada dua, hanya dempet pada bagian tepinya. Sudah dilakukan pemeriksaan cairan kontras pada satu bayi bersatu di sana. Saat dideteksi, jantung salah satu bayi mengalami bocor kecil. Saat ini, kondisi keduanya semakin baik. Berat keduanya lebih dari 10 kilogram. Kondisi perkembangannya sama seperti anak normal lainnya. ”Sudah mulai nakal sekarang. Kadang tangannya dimasukan ke mulut saudara kembarnya. Kadang juga suka saling pukul,” ujar Rusmiyati.(uni)

Dimas.Dhini menambahkan, tetes air mata tidak bisa dibendung karena menyadari akan memulai kehidupan baru. Tidak bertumpu kepada orang tua lagi. ”Masih bisa ketemu (orang tua, Red), tapi nggak bisa kayak dulu lagi. Nggak bisa manja-manja, disuapin. Alhamdulillah, nangisnya lancar. Mungkin sudah terbiasa

di sinetron,” canda Dhini. Dimas dan Dhini sepakat untuk tidak saling melarang berkarir pasca menikah. Bahkan, kata Dimas, dalam waktu dekat sudah ada beberapa tawaran kerja. ”Kami menjalani hubungan ini atas dasar kepercayaan dan pedoman agama kami saja,” tandas Dimas. (gen/ayi)

43 Juta Anak Terancam Rokok Sambungan dari halaman 1

Mengutip data The Global Youth Survey pada 2006, kata Tjandra, 6 dari 10 pelajar (64,2 persen) yang disurvei terpapar asap rokok selama mereka di rumah. Lebih dari sepertiga (37,3 persen) merokok. ”Bahkan 3 diantara 10 pelajar atau sekitar 30,9 persen merokok pertama kali pada usia dibawah 10 tahun,” terangnya. Menurut Tjandra, meningkatnya jumlah perokok di kalangan anak-anak dan kaum muda Indonesia karena terpengaruh iklan rokok, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar. ”Karena itu, persoalan ini menjadi salah satu prioritas kami,” terangnya. Lebih lanjut Tjandra menjelas-

kan, rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok. Tak hanya itu, separuh perokok mati pada usia sekitar 35-69 tahun. Data epidemi tembakau di dunia menunjukan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahun. Jika hal itu terus berlanjut, diperkirakan sepuluh juta kematian terjadi pada 2020 akibat merokok. Sekitar 70 persen terjadi di negara berkembang. Tingginya konsumsi rokok di dunia menempatkan Indonesia pada ranking kelima setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang. Dengan perkiraan konsumsi Rp 220 miliar batang pada 2005. ”Tentunya ini sangat mengkhawatirkan,” ujarnya. Tjandra menjelaskan, Depkes

akan terus menyosialisasikan bahaya merokok. Sebab, rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular. Seperti jantung, gangguan pembuluh darah, stroke, kanker paru, dan kanker mulut. Tak hanya itu, rokok juga menyebabkan penurunan kesuburan, peningkatan insidens hamil diluar kandungan, pertumbuhan janin (fisik dan IQ) yang melambat, kejang pada kehamilan, gangguan imunitas bayi dan peningkatan kematian perinatal. Sebab, jelas dia, rokok mengandung lebih dari empat ribu bahan kimia. Termasuk 43 bahan penyebab kanker. ”Sehingga lingkungan yang terpapar dengan asap tembakau juga dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang serius,” paparnya.(kit)

Selundupkan Sabu Rp6,4 M dalam Perut Sambungan dari halaman 1

Pernikahan Ramah Lingkungan Sambungan dari halaman 1

11

“Berdasar paspor para pelaku, beberapa orang di antaranya sudah pernah datang ke Indonesia,” kata Kasi Penindakan dan Pencegahan Bea dan Cukai Bandara SoekarnoHatta Gatot Sugeng Wibowo kepada wartawan kemarin (12/12). Gatot menjelaskan, pihaknya sengaja memberikan perhatian khusus kepada turis dari Iran. Kecurigaan petugas terhadap para pelaku tersebut muncul setelah mempelajari data profil penumpang asal Iran yang masuk Indonesia. Apalagi, 10 pelaku tidak membawa banyak bagasi dan menyatakan hanya akan berlibur selama tiga hari di Indonesia. Berbekal data yang dimiliki Bea dan Cukai, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, para pelaku digiring ke ruang pemeriksaan. Saat pakaian pelaku diperiksa, tidak menemukan barang haram yang dicari. Petugas membawa para pelaku ke rumah sakit Usada Insani untuk pemeriksaan rontgen.

Setelah semua di-rontgen, diketahui ada ratusan kapsul dalam lambung dan dada mereka. ”Untuk memastikan isinya, petugas dan tim dokter berusaha mengeluarkan kapsul sebesar jempol itu dari tubuh pelaku. Lalu, disuntikkan obat supaya pelaku buang air besar lewat anus,” kata Gatot. Dia menambahkan, salah seorang pelaku penyelundupan adalah mantan anggota militer Iran. Dari perut para pelaku, diketahui ada 582 kapsul SS yang sengaja ditelan. Setiap kapsul seberat lima gram. Hingga kemarin kapsul berisi SS itu belum semuanya keluar dari tubuh pelaku. Dari 582 kapsul, yang berhasil dikeluarkan baru 270 buah. ”Mereka sengaja mengonsumsi obat khusus agar tidak buang air dalam jangka waktu tertentu. Apalagi, lapisan kapsul juga mengandung perekat. Jadi, sulit keluar dari tubuh,” papar Gatot. Karena itu dokter khusus bandara menyuntikkan obat. Menurut Gatot, setiap pelaku

menelan 70 sampai 130 kapsul. Bila kapsul tersebut pecah dalam tubuh, akan dapat menyebabkan kematian akibat overdosis. Para pelaku mengaku akan menginap di sebuah hotel di Jakarta Barat. Rencananya, narkoba tersebut akan diedarkan di Jakarta dan Bali. Berdasar ketentuan UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, seluruh pelaku terancam hukuman mati. Sebab, SS atau methamphetamine termasuk kategori narkotika golongan I. Penangkapan 10 pemuda Iran tersebut merupakan pengembangan dan antisipasi pihak Bea dan Cukai Bandara menyusul penyelundupan serupa di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada 9 Desember lalu. Petugas Bea dan Cukai di seluruh bandara diwajibkan untuk memeriksa warga Iran yang masuk Indonesia. Salah satu yang diwajibkan adalah rontgen untuk memastikan ada atau tidaknya barang haram yang disembunyikan dalam organ tubuh. (kin/dwi)

Bayar Lebih Mahal, Turis Asing Justru Ketagihan Sambungan dari halaman 1

Ronny mengatakan, turnya sedang agak sepi bulan ini. ”Tapi, ini bukan karena kontroversi di media. Saya sudah dapat reservasi untuk enam bulan ke depan. Ya, mungkin bulan ini memang sedang sepi saja,” tuturnya. Kontroversi? Alumnus Institut Kesenian Jakarta itu mengangguk. Sejak turnya diliput sebuah televisi nasional dan ditulis media-media asing, hingga perdebatan riuh di internet, dirinya sering dikritik. ”Saya dituding menjual kemiskinan. Padahal, sama sekali tidak. Saya hanya ingin mempertemukan mereka (turis) dengan warga lokal Jakarta yang hidup apa adanya,” katanya. Ronny memulai mengemas tur itu awal Februari 2008. Awalnya, dengan basik sutradara film pendek dan pemain teater, Ronny sering menemani kolegakolega seninya dari mancanegara. “Biasanya saya hanya ajak ke museum, ke Ancol, atau ke tempat wisata yang umum. Saya bosan sendiri, mereka juga bosan,” ungkapnya, lantas tertawa. Secara tak sengaja, saat menemani temannya dari Australia, Ronny bertemu dengan Maskun, seorang penjaga menara di Museum Bahari di kawasan Kota, Jakarta. “Lalu, saya tanya di mana rumahnya. Ternyata dekat. Saya lalu ke sana dan bertemu dengan tetangga-tetangganya yang ramah. Ternyata teman saya itu terkesan,” katanya. Nah, saat itu tercetus ide untuk mengajak lebih banyak turis asing ke Luar Batang, kampung Maskun. “Kebetulan saya juga pernah membuat dua film dokumenter di Kampung Galur, Jakarta. Saya ajak juga mereka ke sana,” katanya. Film buatan Ronny yang berjudul Eye of the Day dan Shape of the Moon berhasil memenangi World CinemaAward dalam kompetisi Sundance Film Festival, Amerika, pada 2005. Sejak itu, satu demi satu turis mulai mengontak Ronny. Mereka meminta diantar ke kampungkampung tersebut. Lalu, Ronny mengoperasikan wisata unik itu dari ruang tamu rumahnya. ”Ini memang tanpa modal. Hanya perlu koneksi internet dan line telepon,” katanya. VIDA atau Volunteering for International Development from Australia mengetahui aktivi-

tas Ronny. Lembaga yang berbasis di Kent Town, South Australia, itu membantu Ronny mengembangkan tur tersebut menjadi lebih sistematis. “Prinsipnya memang bukan untuk komersial, tapi lebih humanis. Merekatkan hubungan di antara dua budaya yang berbeda,” katanya. Untuk ikut dalam tur tersebut, peserta harus merogoh kocek minimal USD 50 (sekitar Rp 475.000) untuk paket jalan-jalan sekitar tiga jam. Awalnya Ronny dan Anneke hanya mematok tarif USD 20, lalu naik menjadi USD 35. “Mereka (tamu) bilang, kok murah sekali. Padahal, mereka mengaku lebih suka trip ini dibandingkan dengan wisata konevensional yang ada di Jakarta,” katanya. Dari dana itu, Ronny mengatakan bahwa mengaku 50 persen diberikan untuk warga kampungkampung yang dikunjungi. Bahkan, sebagian besar turis yang datang tak sungkan memberikan dana lebih untuk orang-orang yang ditemui. “Mereka berbagi dengan tulus. Warga juga tidak meminta, tapi juga turis yang tergerak hatinya,” katanya. Untuk memesan Ronny, tamu cukup SMS atau telepon. Lalu, diatur jadwal yang diinginkan. “Titik berangkatnya terserah tamu. Mau dijemput di hotelnya juga bisa,” kata pria asli Manado yang sudah 40 tahun di Jakarta itu. Dia mencontohkan, tur yang diikuti pasangan Joanne dan Ken bulan lalu. Mereka ditemani warga Indonesia yang lama tinggal di Kanada, Farrel Sean. Dari hotel di kawasan Jakarta Pusat, mereka naik busway ke Museum Fatahillah, kawasan kota. Setelah itu, mereka berjalan kaki menuju ke Pasar Ikan. Lalu, masuk ke kampong Pak Maskun di Kampung Baru, Luar Batang. ”Jaraknya dari Museum Fatahillah memang tidak jauh. Tapi, harus masuk ke gang-gang sempit,” kata Ronny. Setelah bertemu dan berbincang di rumah warga, mereka menuju Stasiun Kota. Dengan naik kereta api listrik, mereka menuju kawasan Galur, Senen, dan Jakarta Pusat. Mereka melihat permukiman warga yang dibangun seadanya menggunakan tripleks dan karduskardus bekas. Setelah itu, mereka menuju ke Kampung Pulo di tepi Sungai Ciliwung. ”Rata-rata bisa selesai

dalam waktu empat sampai lima jam diselingi istirahat dan makan siang di warung sederhana,” katanya. Prinsip marketing word of mouth (mulut ke mulut) benar-benar berjalan untuk trip ini. “Kami tidak pernah promosi kecuali membuat website,” ujarnya. Rata-rata turis tertarik justru karena mendengar cerita dari temannya yang pernah mengalami. Ronny lalu menunjukkan situs mereka realjakarta.blogspot.com. Karena memakai fasilitas blog, Ronny tak perlu bayar. “Hanya, bayar untuk berlangganan paket internet saja agar bisa online 24 jam,” katanya. Tamu yang ikut dalam tur itu dibatasi empat orang sekali jalan. Kecuali, paket rombongan dari lembaga atau universitas. ”Kami pernah menerima tamu mahasiswa dari Gateway College di Bali. Jumlahnya 33 orang sekali jalan. Bahkan, setelah itu, mereka mengirim 36 orang lagi,” katanya. Penelusuran Koran ini di lokasi yang disebutkan Ronny benar-benar tersembunyi. Mencari rumah Maskun di luar Batang, misalnya, sangat sulit karena harus masuk ke gang-gang tikus. Maskun mengatakan bahwa senang bisa membantu Ronny mengantar tamu-tamu asing itu. ”Tetanggatetangga juga senang. Kagak ada masalah,” ujarnya. Menurut Maskun, perkenalan dengan Ronny terjadi saat dirinya bertugas di Menara Museum Bahari. ”Sejak ada tamu orang bule itu, warga senang karena mereka baik,” katanya. Farrel Sean, salah seorang alumnus, justru ketagihan dengan tur ala Ronny dan Anneke itu. “Jika ada waktu lagi, saya sangat senang untuk mengulangi,” kata Farrel. Remaja berkacamata itu mengaku terkejut, di balik gedunggedung tinggi Jakarta terdapat keadaan yang sangat kontras. ”Awalnya saya memang tahu ada beberapa daerah yang agak kumuh. Tapi, setelah melihat sendiri, saya kaget banget,” katanya. Ronny kini berusaha mengembangkan program tambahan yang lebih memberikan manfaat bagi warga-warga yang dikunjungi. ”Kalau ada yang tidak senang dengan aktivitas kami, its fine. Yang jelas, saya berpikir positif saja. Ini juga demi kepentingan kemanusiaan,” katanya.**


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.