Pontianak Post

Page 12

Pontianak Post Minggu 11 Juli 2010

12

Nikmati

SURGA keindahan bawah laut telah

membius keempat pria ini. Menyelam menjadi sesuatu hal yang menyenangkan dan selalu menimbulkan rasa kangen mereka bila lama tak menjelajahi dunia bawah air. Namun menyelam bukan semata-mata menyalurkan hobi. Aktivitas ini juga dilakukan untuk tugas-tugas kemanusiaan maupun kampanye penyelamatan lingkungan.

Indahnya, Sayangi

Lautnya

By : Mella & Ashri

Sebarkan Lewat Media

Mendukung Studi Kelautan

O

S

ErwanSYAH

(30 th) Penghobi selam & Pemerhati Terumbu Karang

Bertanam Terumbu Karang

P

ada dasarnya saya menyukai olahraga di alam terbuka. Begitu kenal olahraga selam di tahun 2003, saya sempat berkecimpung sebagai atletnya. Namun seiring perjalanan waktu, saya menekuni dunia selam lebih kepada upaya penyelamatan lingkungan. Karena memang sejak dari zaman kuliah, saya tergabung dengan organisasi pecinta alam. Sehingga begitu dipercaya untuk melakukan penelitian dan penanaman terumbu karang, menjadi suatu pengalaman yang membanggakan bagi saya pribadi. Tak semua orang bisa melakukannya, makanya saya sangat antusias dengan pekerjaan ini. Saya sungguh prihatin melihat kondisi terumbu karang kita yang hancur karena ulah segelintir oknum yang menggunakan bom atau potasium saat menangkap ikan. Makanya saya semangat sekali untuk menanam terumbu karang di dasar laut, karena selain ini memang pekerjaan saya, juga terpenting dari semuanya adalah saya bisa melestarikan terumbu karang agar tak punah. Setiap beberapa bulan sekali, kami biasanya tetap turun untuk melihat terumbu karang yang sudah kami tanam. Akan ada rasa kepuasan bila terumbu karangnya sudah tumbuh dan bisa menjadi daerah asuhan anakan ikan. Makin banyak terumbu karang, mereka makin terlindungi. Selain itu, terumbu karang juga bisa berfungsi sebagai peredam ombak, tsunami, dan sebagainya. Jadi sangat multi fungsi, sehingga sangat disayangkan bila terumbu karang tidak kita lestarikan dengan sebaik mungkin. Saat menyelam, tak saya pungkiri bahwa ada rasa sedikit takut. Tapi itu lumrah karena bagi saya bila tak ada rasa takut, berarti kita sudah tak ada lagi kontrol. Begitu menyelam, sekali mata memandang, bisa puluhan bahkan ratusan warna yang kita lihat. Keindahannya melebihi daratan, dan itulah yang bikin saya kangen untuk seringsering turun menyelam. Dan aktivitas inipula yang bisa menghilangkan kepenatan saya dari rutinitas bekerja. **

aya mulai tertarik dengan olahraga selam ketika mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Jurusan Ilmu Teknologi dan Kelautan UNDIP sekitar tahun 1991. Saya berpikir olahraga ini dapat mendukung pengembangan studi saya yang lebih mengarah pada identifikasi terumbu karang, kegiatan survey dan pengangkatan benda berharga yang berasal dari kapal tenggelam. Aktivitas menyelam ini erat juga kaitannya dengan pekerjaan saya di Dinas Kelautan dan Perikanan, sehingga antara hobi dan profesi bisa nyambung. Berdasarkan pengalaman saya setelah menyelam di beberapa tempat di Kalbar, secara umum saya menilai kondisi terumbu karang di Kalbar relatif baik. Namun potensi ancaman terjadinya kerusakan terhadap terumbu karang juga sangat tinggi. Karena itu sebagai salah satu penyelam, saya dan teman-teman mempunyai tugas menjaga dan menginformasikan kekayaan ekosistem didalam laut. Saat menyelam, yang saya rasakan adalah betapa laut itu jauh lebih indah dari daratan, mulai dari jenis, bentuk dan warnanya yang unik. Selalu ada kenikmatan tersendiri setiap kali menyelam. Saya banyak mendapat ilmu berharga dari laut. Salah satu tempat yang paling berkesan yang pernah saya datangi adalah di Karimun Jawa. Di Kalbar sendiri saya menilai antuasias masyarakat masih kurang apresiasi terhadap olahraga selam ini. Padahal kekayaan bahari yang kita punya, tak kalah indahnya dengan daerah lain. Dalam menyelam itu sendiri, terpenting adalah perlu diterapkan disiplin, kewaspadaan diri, rendah hati dan menjaga fisik serta kesehatan. Kalau memang tak siap menyelam, jangan segan untuk bilang tidak mampu, daripada nanti beresiko, baik bagi kesehatan dan keselamatan sang penyelam. Menyelam itu sangat aman, asalkan dilakukan sesuai dengan prosedur dan ’pakem’ yang sudah ditetapkan. **

Gatot Sudiono (37 th)

Penyelam Ilmiah

Leonardus sabar u. Penanggung Jawab Shelter Rescue Boat

Evakuasi Korban Tenggelam

S

aya menekuni selam terkait dengan pekerjaan saya sebagai petugas SAR. Menyelam di SAR lebih digunakan karena peruntukkan pencarian dan evakuasi korban. Yang dulunya kami biasa minjam peralatan selam dari rekan-rekan penghobi selam, syukurnya di tahun 2010 sejak masuk lembaga pemerintahan non Kementerian, SAR sudah memiliki peralatan sendiri yang cukup memadai. Saya pernah punya pengalaman berharga saat mencari korban tenggelam di daerah Marau, Ketapang. Saya terbang naik pesawat dan harus menempuh perjalanan darat 7 jam lamanya ke lokasi. Dari situlah saya kemudian menyelam untuk mencari korban di kolam bekas galian tambang. Dan menemukan korbannya di kedalaman 15 meter. Sebelum menyelam, ada prosedur yang harus kami lakukan dulu, menanyakan apakah sudah ada upaya penyelamatan yang dilakukan sebelumnya dan itu akan membantu tim SAR dalam beroperasi. Karena SAR harus berpegang teguh pada prinsip LARS (Location, Access, Stabilizied & Transportation). Kami harus tahu lokasi, berapa orang korban, sehingga bisa menentukan peralatan dan jumlah personil yang diturunkan. Kemudian bagaimana mengenai akses menuju ke lokasi, jarak tempuh dan juga transportasinya. Begitu juga saat bertemu korban, kami harus tetap bisa menstabilkannya, setidaknya menjaga kondisi korban saat ditemukan, tidak memperparah kondisinya. Bila memang pada saat menyelam medannya mengancam keselamatan, maka safety petugas tetap diutamakan. Dan petugas tidak dibenarkan turun ke lokasi yang bisa membahayakan dirinya dan team. Makanya bila sudah menyelam, harus konsentrasi dan tenang. Bila masih bimbang atau ada keraguan, disarankan untuk tidak menyelam. Bagaimanapun kita juga butuh waktu untuk beradaptasi dengan lokasi. Makanya kami sering kali mengadakan latihan rutin dengan mengajak rekan-rekan penghobi selam untuk menyelam ke pulau. Dari sinilah kami mengasah kemampuan dan keahlian kami menyelam, disamping juga saling tukar pikiran dan pengalaman. Sementara kalau untuk latihan intern, biasanya kami melakukannya di kolam sungai Kapuas dekat shelter kami di Jalan Adisucipto. **

lahraga alam terbuka memang sudah menjadi hobi saya sejak dulu. Awal mula ketertarikan dengan menyelam adalah saat saya diajak oleh teman-teman latihan menyelam. Saya jatuh cinta dengan pesona bawah laut dan ketagihan hingga sekarang. Semula sebelum menekuni hobi menyelam, saya hanya mendengar cerita-cerita orang akan keindahan di dasar laut. Tetapi setelah saya lihat sendiri, ternyata kekayaan alam di laut lebih indah dari cerita orang. Makanya ketika ada waktu luang, sebisa mungkin saya menyempatkan diri untuk menyelam bersama temanteman yang memiliki hobi yang sama. Menyelam adalah hal yang sangat menyenangkan dan bisa membuat saya rileks. Bagi saya, dengan menyelam bukan hanya bisa menyalurkan hobi, tetapi saya juga bisa mendapat pengalaman berharga dengan melihat langsung kekayaan alam di laut. Apalagi sesuai profesi saya sebagai seorang jurnalis yang punya andil untuk menyebarluaskan informasi kekayaan alam di laut kepada masyarakat luas. Kadang sekalian menyelam, saya tak hanya mengabadikan keindahan bawah laut dengan handycam, tapi juga membuat liputan tentang kerusakan terumbu karang. Ini upaya kecil saya dan teman-teman untuk mengkampanyekan bahwa konservasi laut itu sangatlah penting. Biasanya sambil menyelam, kami juga melakukan aksi sosial seperti penanaman terumbu karang buatan dan aksi bersih-bersih di dasar laut. Saya sendiri hingga kini dipercaya memimpin Inhasa Diving Club, sebuah organisasi yang tak hanya mengajarkan tentang dunia bawah laut, tapi juga lebih luas lagi – untuk memupuk kepedulian masyarakat pada kondisi kekayaan bahari. Yah itung-itung ikut mensosialiasikan olahraga ini kepada masyarakat luas, agar selam semakin dikenal. Dan saya lihat 2 tahun terakhir ini, peminat selam mulai bertambah dibanding sebelumnya. Kita tentunya berharap dengan aktivitas menyelam ini, dapat mengubah pola pikir seseorang dalam memperlakukan alam dan lingkungannya saat ia sudah melihat bagaimana indahnya bawah laut. **

Yan Andria Soe (37 th)

Jurnalis Penghobi Selam

FOTO-FOTO: MUDJADI KOORDINATOR: MELA LOKASI: HOTEL KAPUAS PALACE pontianak


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.