Pontianak Post

Page 7

cmyk

Pontianak Post

Nasional

Selasa 9 Desember 2008

Sidang John Key Cs Dikawal 600 Polisi Sambungan dari halaman 12

+

Anggotanya diperkirakan sekitar 15 ribu orang. Mereka itulah yang diperhitungkan bakal menghadiri sidang hari ini. Sebab, Jakarta–Surabaya bukanlah jarak yang jauh. John Key ditangkap 11 Agustus 2007 karena tuduhan menganiaya dua warga Maluku Tenggara, Jemry Refra dan Charles Refra. Dua bersaudara ini dipotong masingmasing empat dan tiga jari tangan kanannya hingga cacat permanen. Jemry kehilangan telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Charles kehilangan jari tengah, jari manis, kelingking, dan jempol. Peristiwa itu terjadi pada 19 Juli 2007. John Key tidak sendirian. Ikut dihadapkan ke sidang hari ini adalah adik kandungnya, Fransiscus Refra alias Tito Refra, serta dua anak buahnya. Dengan alasan keamanan, sidang John Key kemudian dipindahkan ke Surabaya. Maklum saja, dengan massa banyak di Maluku dan Jakarta, satu-satunya tempat yang dianggap mungkin untuk sidang adalah Surabaya. Di

Surabaya sempat muncul rencana sidang dilakukan di luar gedung PN. Tetapi , akhirnya rencana itu diurungkan. Sidang tetap dilakukan di PN dengan pengamanan ekstraketat. Kabarnya, pengamanan ekstra tersebut dilakukan atas permintaan John Key sendiri. Maklum saja, selama berkecimpung di dunia underground, John Key tentu punya banyak musuh. Misalnya, kelompok Basri Sangadji –yang dulu pernah ”diacak-acak” John Key. Basri tewas dengan tubuh luka penuh bacokan dan dua luka tembak di dada dan perut di kamar 301 sebuah hotel di kawasan Kebayoran pada 12 Oktober 2004. Santer terdengar kabar bahwa kelompok John Key-lah yang menghabisi Basri. Ada kabar, kelompok Basri Sangaji bergabung dengan kelompok Ambon lain, yakni Beny Tato. John Key khawatir, kelompok gabungan itu bakal membuat perhitungan dengan dirinya. ’’Dia (John Key, Red) khawatir kelompok gabungan itu mengirim orang ke Surabaya,’’ ucap sumber di kepolisian.

Karena itu, John Key meminta pengamanan khusus. Namun, hingga kemarin sore, polisi belum mendeteksi pengerahan massa kelompok Ambon ke Surabaya. ’’Dari pantauan di stasiun, bandara, dan terminal, belum ada pengerahan massa,’’ sambungnya. Sementara itu, Kombes Pol Bambang Suparno mengimbau semua pihak menyerahkan segala sesuatunya kepada proses hukum. ’’Jadi, tidak perlu ada pengerahan massa atau apa pun. Untuk itu, bila ada yang coba main massa dan upaya ekstra di luar hukum, saya akan menindaknya dengan tegas,’’ ucap orang nomor satu di kepolisian Surabaya itu. Batasi Jaksa-Pengacara Di PN Surabaya kemarin juga telah dilakukan persiapan. Ruang Cakra yang akan menjadi tempat sidang sudah ditata sedemikian rupa. Termasuk menyiapkan meja jaksa yang lebih banyak daripada sidang umumnya. Hakim juga sudah bersiap membatasi jaksa yang akan mengajukan pertanyaan kepada terdakwa. ”Berhubung jaksa yang ditunjuk mencapai

14 orang, kami terpaksa membatasi hanya tiga jaksa yang berhak mengajukan pertanyaan. Ya, maksimal lima jaksa saja,” ungkap Ketua PN Surabaya Nyoman Gede Wirya kemarin (8/12). Penasihat hukum terdakwa juga dibatasi. Selebihnya, mereka yang tidak bisa duduk di tempat semestinya dipersilakan Wirya duduk di kursi pengunjung. Dia menjelaskan, pembatasan itu dilakukan demi efektivitas dan efisiensi sidang sesuai dengan asas peradilan yang cepat, singkat, dan berbiaya murah. Mengenai terbatasnya kursi pengunjung, ketua hakim sidang Bom Bali I dan II itu beralasan juga demi keamanan di ruang sidang. ”Sidang dapat diikuti dari luar ruang karena dilengkapi pengeras suara yang dapat di dengar dari luar sidang,” kata Wirya. Majelis hakim yang menyidangkan John Key cs diketuai Jack J. Oktavianus. Dia akan didampingi empat hakim anggota, yakni Ade Komarudin, I Wayan Suastrawan, Nelson Pasaribu, dan Tri Hadi Budisatrio.(ano/ias/sep/nw)

SBY dan Kalla Serahkan Sapi ’’Kembar’’ Sambungan dari halaman 12

Salat Idul Adha di Masjid Istiqlal tersebut dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu, serta sejumlah duta besar negara sahabat. Presiden dan Wapres hadir bersamaan dari pintu di samping ruang imam (mihrab) tepat pukul 06.55. Imam dalam salat id kemarin adalah Syarifuddin Muhammad, wakil ketua Badan Pengurus Masjid Istiqlal.

Seakan menunjukkan kekompakan, SBY dan Kalla kemarin tampil dengan busana yang hampir sama, yakni baju koko putih dibalut jas warna gelap. Keduanya juga mengenakan sarung yang nyaris sama. Bedanya, sarung SBY berwarna kotak-kotak hijau, sedangkan Kalla mengenakan sarung kotak-kotak ungu. Kotak-kotak di sarung Kalla tampak lebih kecil dibanding ukuran kotak di sarung SBY. Setelah salat id, SBY dan Kalla menyerahkan sapi kurban

kepada pengurus Masjid Istiqlal. Uniknya, keduanya menyerahkan sapi kurban yang hampir sama besar. SBY menyerahkan sapi Brahman putih seberat 1,4 ton dan Kalla menyerahkan sapi Australia cokelat. Bedanya, sapi yang diserahkan Kalla lebih ringan 50 kilogram dibanding sapi yang diserahkan SBY. Kedua pemimpin itu juga kompak tak hanya menyerahkan sapi kurban di Masjid Istiqlal. SBY dikabarkan juga menyerahkan sembilan ekor sapi untuk disembelih di kam-

pungnya di Pacitan, Jawa Timur. Kalla juga menyembelih seekor sapi di kantor DPP Partai Golkar serta dua ekor sapi lagi yang disembelih di Makassar. Seusai menyerahkan sapi kurban di Istiqlal, Kalla kemarin langsung memimpin penyembelihan 34 ekor sapi sumbangan fungsionaris Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar. Salah satu sapi yang disembelih di depan Kalla adalah sapi seberat satu ton sumbangan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung. (noe/el)

7

Pemimpin Jangan Mencari Korban Khutbah Ied Menegpora Adhyaksa Dault JAKARTA – Berbagai pejabat negara turut didaulat untuk memberikan ceramah pada sholat Iedul Adha yang digelar kemarin. Di halaman Masjid Al Azhar, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault memberikan ceramah mengenai esensi berkorban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam ceramahnya, mantan Ketua KNPI tersebut menyoroti mengenai contoh-contoh suri tauladan yang ditampilkan oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia. Diantaranya Panglima Besar Jenderal Soedirman dan pahlawan nasional Bung Tomo. Keduanya, dinilai memiliki kualitas sebagai pemimpin bangsa yang mau mengorbankan dirinya bagi kepentingan masyarakatnya. “Pemimpin harus mau berkorban, jangan malah mencari korban,” ujarnya di halaman Masjid Al Azhar di bilangan Kebayoran Baru Jakarta Selatan kemarin (8/12). Adhyaksa mencontohkan bagaimana saat ini umat Islam

Jangan sampai Engkau beri kesempatan mereka yang hanya ingin memimpin untuk kepentingan pribadi mereka. Adhyaksa Dault

mengalami dislokasi dalam kehidupan sehari-hari. Dia menjelaskan bagaimana saat ini, sangat mudah mengeluarkan duit untuk membeli tiket bioskop 21 daripada digunakan untuk sedekah dan infak ke Masjid. Kemudian, dilema yang muncul saat akan memutuskan untuk membeli hewan yang akan dikorbankan jauh lebih mengganggu ketimbang saat memutuskan untuk membeli barang-barang konsumtif lainnya. Menteri yang dicalonkan dari Partai Keadilan Sejahtera itu juga menyoroti bagaimana dalam kehidupan berbangsa, masyarakat telah terkotak-kotak dalam sekat partai politik. Di akhir doanya, Menegpora juga menyempatkan untuk me-

manjatkan doa agar pemimpin yang ingin memimpin hanya untuk mendapatkan kepentingannya dan keluarganya semata agar digagalkan dan tidak diberi kesempatan memimpin bangsa. “Jangan sampai Engkau beri kesempatan mereka yang hanya ingin memimpin untuk kepentingan pribadi mereka,” pungkasnya. Turut hadir dalam acara sholat Idul Adha tersebut, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Ash-Shidiqqie yang juga merupakan ketua Dewan Pengawas Al-Azhar. Untuk Idul Adha tahun ini, jumlah kurban yang disalurkan oleh masjid Al-Azhar naik kurang lebih 300 kupon. Dari sebelumnya 1.100 kupon naik menjadi kisaran 1.400 kupon. (iw)

+

Biaya Akses Mengalir ke Singapura Sambungan dari halaman 1

Dalam kasus yang diduga merugikan negara mencapai Rp 400 miliar itu, Kejagung telah menetapkan empat

tersangka. Yakni, Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) (nonaktif) Syamsudin Manan Sinaga; dua mantan Dirjen AHU, Zulkarnain Yunus dan Romli

Atmasasmita; serta Dirut PT SRD Yohanes Waworuntu. ”Minggu ini kita agendakan periksa Yohanes yang sudah ditetapkan sebagai tersangka,” jelas Marwan. (fal/iro)

Susahnya Menjual Wisata Kalbar, Pontianak-Singkawang Saja Tak Dikenal Sambungan dari halaman 1

Ronny Tansari (Ateng Tour), Slamet Kariadjaja (Edu World International), Suparwan Lim (Hasta Tour), Suryo G (CK Jaya Tour) dan Dewa K Rai (Garuda Pontianak), langsung melaku-

+

kan pertemuan dengan agen dan biro-biro perjalanan potensial di Beijing dan Guanzhou. Untuk mempromosikan wi­ sata Kalbar di Tiongkok tidaklah mudah. Pontianak dan Singkawang yang menjadi tujuan wisata di Kalbar sama

sekali tidak banyak dikenal travel agent di sana. Dari tiga 35 travel agent yang menghadiri pertemuan di Beijing sebagian besar mereka baru mengetahui Pontianak dan Singkawang setelah pertemuan itu. “Inilah tantangan berat kita.

Pemerintah perlu banyak melakukan promosi lagi. Mereka begitu awam soal pariwisata di daerah kita,” kata Hefni kepada Pontianak Post disela-sela pertemuan. Kerja keras memang patut dilakukan. Bali sebagai ikon wisata di Indonesia begitu kuat

melekat dibenak travel agent di Tiongkok. Tak heran mereka selalu fokus menjual perjalanan ke Pulau Dewata itu. “Memang sebagian besar travel agent di sini memasarkan Pulau Bali. Padahal, wisata di Indonesia bukan Bali saja,” kata Pikri Ilham K, general manager Garuda Indonesia di Beijing. Karena itu mereka melakukan berbagai program dengan bekerjasama dengan travel agent baik yang ada di Indonesia maupun di China untuk mempromosikan wisata di luar Bali. Qi Tianyin, dari perwakilan agen perjalanan di Beijing, menyambut baik pertemuan itu. Kerjasama antaragen bisa saja dilakukan untuk mendatangkan turis. Selama ini mereka sudah lama menjalin kerjasama dengan biro-biro perjalanan di Indonesia dalam mendatangkan turis ke Bali. “Permintaan perjalanan ke Bali cukup besar. Untuk daerah lain di Indonesia masih belum banyak,” jelas Tianyin, business supervisor China CYTS Outbound Travel Service. Hal yang sama juga diungkapkan Chiang Fang dari perwakilan PT Antar Budaya Cakrawala Tour & Travel. Chiang Fang mengungkapkan Bali masih menjadi primadona kunjungan turis Tiongkok di Indonesia. Daerah lain seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah

juga ada. Namun jumlahnya sangat sedikit. Bagaimana dengan Pontianak dan Singkawang? Menurut Chiang Fang pihaknya sama sekali belum pernah membawa turis ke sana. “Kenal nama Pontianak dan Singkawang saja baru sekarang,” ujarnya. Dia dan rekannya Teresa Zhang dariANZ Holiday kembali bertanya. “Apakah Pontianak dan Singkawang lebih indah dari Bali?” ujarnya. Diakui Chiang Fang dan Teresa Zhang untuk menyakinkan turis mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum mereka kenal cukup sulit. Apalagi sasaran obyek wisatanya belum jelas. “Kalau Pontianak dan Singkawang ingin bisa dikenal, promosinya harus lebih gencar lagi,” kata Chiang Fang yang tiap tahun mendatangkan sekitar 300 turis ke Bali ini. Diungkapkannya, Kuching dan Kinibalu lebih dikenal turis-turis China. Pihaknya beberapa kali membawa turis ke kota itu. Travel agent di Kalbar bisa memanfaatkan kedua kota itu untuk menjadikan satu paket kunjungan ke Pontianak atau Singkawang. Menyinggung potensi wisata di Kalbar, Chiang Fang dan Teresa Zhang yang turut dalam table top dengan biro perjalanan di Kalbar mengungkapkan cukup potensial. Panorama alam

dan budaya yang dipresentasikan cukup menarik. Apalagi keragaman adat istiadat yang dimiliki. Karena itu mereka siap menjali kerjasama dengan travel agent yang ada di Kalbar. Dalam pertemuan travel agent potensial, Ronny Tansari dari Ateng Tour memaparkan potensi wisata di Kalbar. Diakui Hefni AS, Ketua Asita Kalbar, promosi yang mereka lakukan ke China memang tidak serta merta langsung berhasil. Kegiatan ini merupakan langkah awal. Promosi selanjutnya perlu lebih banyak lagi. Kontrak agreement telah mereka lakukan. Pihak Asita juga mengundang travel agent potensial Beijing dan Guangzhou untuk melakukan lawatan ke Kalbar. “Kita sudah bicarakan dengan pihak Garuda. Dukungan maskapai benar-benar kita harapkan,” jelas Hefni. Dia berharap penjajakan kerjasama ini semoga memberikan manfaat lebih baik untuk kemajuan wisata di Kalbar. Manager Marketing Garuda Pontianak Dewa K Rai menyambut positif usulan Asita itu. Pihaknya memang berencana mengundang travel agent Tiongkok untuk melakukan lawatan di Kalbar. Undangan secara lisan sudah disampaikan Dewa saat table top di Royal King Residence, Beijing. Kegiatan ini diperkirakan Februari atau Maret 2009.** +

cmyk


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.