Pontianak Post

Page 21

Metropolis Pontianak Post

Jumat 7 November 2008

21

wisatawan

Belum Memenuhi Target WISATAWAN yang masuk ke Kalbar pada 2007 hanya tercatat 22.262 orang. dari jumlah tersebut sekitar 18.212 orang masuk melalui Entikong. Sedangkan dari Supadio berjumlah 4.050 orang. “Belum memenuhi target. Kita ingin orang yang masuk sekitar 30 ribu orang tiap tahun,” kata Plh. Asisten Administrasi Umum Setda Kalbar Ignatius Lyong saat meresmikan pelaksanaan Visa on Arrival (VoA) di Entikong, belum lama ini. Bila dibandingkan Serawak, Malaysia, Kalbar Ignatius Lyong masih jauh tertinggal dan belum mampu menarik simpati wisatawan. Setiap tahunnya, wisatawan yang datang ke Malaysia mencapai dua juta orang. “Dibukanya fasilitas VoA ini bisa menjadi nilai tambah dalam mendatangkan wisatawan mancanegara,” ujar Lyong. ■ Ke Halaman 27 kolom 5 BEARING/PONTIANAKPOST

bidik

UDANG GALAH: Parit di ujung Jalan Purnama, kemarin dipenuhi puluhan anak dan beberapa orang dewasa. Mereka beramai-ramai masuk ke dalam parit mencari

udang galah, beberapa diantaranya ada yang memancing dan berhasil.

Belum Ditemukan Nikah Bawah Umur PONTIANAK – Departemen Agama Kota Pontianak, mengaku tidak pernah mendapat laporan dari Kantor Urusan Agama (KUA) disetiap kecamatan, adanya perkawinan di bawah umur. Sesuai ketentuan, pihaknya hanya dapat mencatat, perkawinan dengan minimal usia 19 tahun untuk pria dan 16 tahun wanita. “Jika usianya di bawah 21 tahun bisa kita catat. Asal ada izin

dari orang tua,” kata Kepala Seksi Urusan Agama Islam Departemen Agama Kota Pontianak M Yunus Kepada Pontianak Post. Dikatakannya,masyarakat yang menikah di bawah usia 19 dan 16 sebenarnya bisa dilakukan pencatatan. Namun, sebelumnya harus ada izin dari Pengadilan Agama, berdasarkan Undang-undang no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Sejauh ini, katanya, seluruh KUA di Kota Pontianak, belum

ada yang melapor, bahwa mereka telah melakukan pencatatan untuk perkawinan di bawah umur. Diperkirakannya, kasus tersebut ada terjadi di Kota Pontianak. Kendalanya, masyarakat cenderung melakukan pernikahan siri. Tidak ada tercatat di KUA, juga disebabkan, Pengadilan Agama sangat selektif memberikan izin kepada mereka yang ingin menikah di bawah umur. ■ Ke Halaman 27 kolom 1

MUJADI/PONTIANAK POST

MERANA:

Lingkungan Pasar Flamboyan semakin merana. Di depan pasar terdapat tempat pembuangan sampah. Pohon penghijauan sebagian mulai meranggas. Padahal pohon-pohon tersebut hasil jerih payah berbagai pihak.

perburuhan

Pabrik Sudah Buka PONTIANAK—Perselisihan hubungan kerja antara PT Pakita Jaya (PJ) dan buruhnya terselesaikan dengan dimediasi oleh unsur muspika dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak. ”Pabrik sudah dibuka dan tidak ada lagi kumpulkumpul massa di pabrik. Antara pekerja dan pengusaha akan menyelesaikan persoalan yang ada sesuai dengan peraturan. Batas waktu penyelesaiannya selama satu minggu,” kata Ketua Apindo Pontianak, Andreas Acui Simanjaya. Bertempat di Kantor Camat Siantan Kabupaten Pontianak, kedua belah pihak bersama Muspika dan Apindo mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan permasalahan. ■ Ke Halaman 27 kolom 1

MUDJADI/PONTIANAKPOST

IMBAU PKL: Musim langsat membuat posisi jeruk “tersingkir”. Dua penjual jeruk dilarang berjualan

di Jalan A Yani, sebelum ditertibkan.

Baliho Caleg Ditertibkan PONTIANAK—Penertiban gerobak pedagang kaki lima di Jalan KH Ahmad Dahlan Pontianak, Kamis (6/11) pagi sempat diwarnai keributan. Pemilik protes terhadap tindakan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak.

Saat sebanyak 72 anggota Sat Pol PP yang langsung dipimpin Kasat Pol PP, Utin Srilena tiba di lokasi, pemilik gerobak langsung mendekati petugas. Petugas pun memberitahu mengenai penertiban tersebut. Tiba-tiba, sang pemilik berteriak-teriak memarahi

bekelit

petugas. Ia tak rela petugas mengangkut gerobaknya. Namun petugas berusaha tetap tenang. Akhirnya dia pun pasrah saat melihat petugas menertibkan gerobak dan membongkar kursi miliknya yang dibangun menempel pada ■ Ke Halaman 27 kolom 1

APBD 2009 Harus Akomodir Program Wali Kota Terpilih PONTIANAK – Rancangan APBD 2009 dalam tahap pembahasan Panitia Anggaran (Panang), baik di ekskutif maupun legislatif, hendaknya ada sinkronisasi kebijakan Wali Kota terpilih hasil Pilwako dengan amanat APBD itu sendiri. “Sebagaimana program bedah 1.000 rumah yang menjadi program wali kota terpilih, yang telah menjadi harapan keluarga ekonomi lemah, dapat saja dianggarkan dalam APBD 2009. Ini kalau para pengambil kebijakan benar-benar peduli dengan masyarakat kecil,”

tegas HM Syuib Karim, anggota DPRD Kota Pontianak, kepada koran ini, kemarin. Syuib menegaskan, salah satu solusi dengan cara meningkatkan dana bidang sosial, dan mengurangi atau meniadakan sementara anggaran fisik yang tidak menyentuh kepentingan masyarakat kecil dan miskin. “Alangkah ironis dan tidak adil, bila pemerintah membangun gedung bertingkat dengan dana puluhan miliar rupiah, hanya untuk popularitas,” tegas dia. ■ Ke Halaman 27 kolom 1

Anggaran Infrastruktur dan Pendidikan Harus Seimbang PONTIANAK– Ketua Ko­ misi C DPRD Kalbar, Mulyadi Yamin, mengatakan penganggaran bidang infrastruktur dan pendidikan harus seimbang. Menurutnya, kedua persoalan itu sangat penting dalam membangun daerah. “Legislatif berkomitmen ang­garan pendidikan 20 persen sesuai amanah konstitusi. Namun, anggaran bidang infrastruktur tidak boleh diabaikan,” katanya, kemarin, di Pontianak.

Ketua komisi yang membidangi pembangunan ini mengemukakan tidak mungkin anggaran dinas pekerjaan umum lebih kecil dibandingkan dinas pendidikan. Dikatakannya, tahun anggaran 2008 untuk dinas pekerjaan umum meliputi bidang bina marga, cipta karya dan pengairan diperuntukkan sebesar Rp200 miliar. “Kami berharap, anggaran tahun 2009 sama dengan 2008 untuk dinas pekerjaan umum. ■ Ke Halaman 27 kolom 1

Kampanye Konservasi Orangutan

Mengajak Anak-anak Menyelamatkan si Pongo Hari Cinta Satwa dan Puspa Nasional yang jatuh pada 5 November baru saja berlalu. Beragam kampanye penyelamatan satwa digelar. Kampanye penyelamatan dan konservasi orangutan termasuk salah satunya.

BUDI MIANK/PONTIANAKPOST

Ilustrasi kekes

budi miank, Pontianak

KAMPANYE: Anak-anak sekolah dasar juga diajak untuk menyelamat-

kan orangutan.

Sebuah pagi di Nanga Leboyan, Kapuas Hulu. Anak-anak Sekolah Dasar memenuhi ruangan kelas. Baju bertuliskan ‘Selamatkan Orangutan’ serasi dengan semangatnya. Mereka akan mendapat pelajaran baru mengenai kehidupan pongo pygmaeus pygmaeus. Pagi itu, mereka mengikuti program kampanye bertajuk ‘Save Our Orangutan’ oleh Word Wildlife Fund (WWF) Indonesia. “Perlu ditanamkan kesadaran sejak dini untuk melakukan penyelamatan satwa,” kata Supervisi Koordinator Komunikasi WWF- Indonesia, Jimmy didampingi Koordinator Spesies WWF-Indonesia Albert, kemarin. Kampanye diarahkan untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan kepedulian terhadap konservasi jenis terutama orangutan subspesies Pongo pygmaeus pygmaeus yang subspesiesnya terancam. WWF-Indonesia mengajak peserta didik sekolah dasar di sepanjang Sungai Labian. ■ Ke Halaman 27 kolom 1


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.