Pontianak Post

Page 9

Selasa 6 Juli 2010

Generasi

9

Dody ; Peraih NIM Tertinggi se-Kalbar

Biodata Nama : Dody Sekolah : SD Filadelphia Pemangkat Prestasi : NIM tertinggi se-Kalbar Orang Tua Ayah : Kim Hon Ibu : Lee Djung)

Antusias

Adik : Sintia

Pemenang GA Ingin Jadi Dokter Duduk rapi di lobi hotel. Dia bisa melangkah ke ruang tersebut karena buah keberhasilan prestius. Memperoleh NIM tertinggi se Kalimantan Barat tingkat Sekolah Dasar. Apa keinginan selanjutnya atas torehan prestasi itu? SUTAMI, PONTIANAK

HANGAT: Endrian Hananto General Manager hotel mercury menyambut hangat Dodi dan keluarga.

DIPERLIHATKAN: Dodi dan rombongan diperlihatkan kesibukan di ruang dapur hotel.

CERIA wajahnya. Senyum sulit berhenti dari anak lulusan tamatan SD Filadepia Pemangkat Kabupaten Sambas itu. Sesekali ia tampak menguap. Menjadi tanda sekaligus ia sedang menahan kantuk berat. Sebuah kewajaran, mengingat anak bernama Dody ini mesti menjalani perjalanan panjang. Untuk tiba ke Pontianak. Jarak ratusan kilometer dari kediamannya. Hal yang memaksa dia mesti bangun pagi. Agar bisa menikmati suasana di Hotel Mercure Pontianak, Sabtu (3/7). Hak bagi pemenang Generasi Antusias (GA). Program kerjasama koran ternama di Kalimantan Barat, Pontianak Post dengan hotel Mercure Pontianak. Dody adalah pemenang program tersebut untuk edisi pekan pertama bulan Juli. “Senang sekali,” ucap Dody membuka pembicaraan. Mengingat pengalaman pertama bagi dia bisa berjalan-jalan ke hotel. Dan menjadi peristiwa yang sulit terbayangkan sebelumnya oleh anak asli kelahiran Pemangkat ini. Meski raihan prestasi Dody menjulang tinggi, sosoknya tetap ramah dan sopan. Sama sekali tidak ada gambaran membanggakan diri. Keberadaannya menggambarkan bagaimana perilaku orang pintar mungkin. Sebab Dody amat pendiam. Hanya senyum yang banyak dia lempar. Tetapi ucapan hanya sesekali. Namun jika diajak mengobrol ia cepat tanggap dan mudah konek-

PENGHARGAAN: Endrian Hananto General Manager Hotel Mercury menyerahkan penghargaan kepada Dodi.

sinya. Lebih penting, alur pembicaraannya begitu sistematis. Sehingga gampang dimengerti maksud ucapan Dody jika sedang berbicara. “Jam lima (subuh-red) berangkat tadi,” katanya mengisahkan perjalanan untuk tiba tepat waktu ke Mercure. Ternyata, anak pertama buah pasangan suami istri, Kiem Hon dan Lee Djung tersebut memiliki impian besar. Keinginan itu terungkap ketika pembicaraan hangat mengalir. Dengan penuh kepolosan, Dody menegaskan, dia menjadi dokter. “Dokter Dody,” ucapnya tersipu sambil memandangi kedua orangtuanya. Cita-cita itu telah lama Dody rajut. Bukan sebuah impian mustahil jika melihat prestasinya di

sekolah. Bayangkan, hanya nilai ujian Bahasa Indonesia tidak genap 10. Sementara dua mata pelajaran lain, Matematika dan IPA, nilai 10 menjadi genggaman Dody. Total nilai NIM dari tiga mata pelajaran itu, 29,20. Nilai tertinggi se-Kalimantan Barat. Penjabaran Dody meneguhkan ia memiliki nilai kemanusiaan tinggi. Saat mengemukakan alasan memilih ingin menjadi dokter. “Dokter itu bisa menolong. Membantu menyembuhkan orang sakit,” katanya malu-malu. Ia bertekad keinginannya dapat tercapai. Maka langkah mencapai itu, kata Dody, akan belajar secara bersungguh-sungguh dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah digapai.

Apalagi lampu hijau telah orang tuanya berikan. “Saya mendukung apa keinginan dan cita-cita anak,” kata Kim. Dia akan berusaha sekuat tenaga buat menyokong keinginan Dody. Meski, lanjut Kim, dirinya harus banting tulang bekerja di gudang distribusi sabun di Pemangkat. “Anak harus lebih baik,” ujar dia. Mengenai raihan prestasi Dody, Kim menjelaskan, semangat belajar anak pertamanya itu, tidak datang dengan cara memaksa. Namun tumbuh sendiri di sosok Dody. Dengan belajar secara mandiri di rumah. Tanpa pernah mengintevensi jam belajar anaknya. Apalagi mendaftarkan ke kelompok belajar berupa les

privat. “Tak ada itu,” kata Kim singkat. Jika menurut lanjutan penuturan Kim, Dody semenjak kecil cepat tanggap dan mudah mengerti apa yang disampaikan. Dan ia tak menyangka nama anaknya melambung karena menduduki peringkat pertama perolehan NIM, tidak sebatas di SD Filadelpia. Melainkan se-Kalimantan Barat. “Saya bangga sekali,” ujar Kim sambil mengusap rambut Dody yang mengundang perhatian Sintia, adik Dody, Lee, ibunya dan Imelda, Walikelas Dody serta Junito Sitompul kepala Sekolah SD Filadelpia Pemangkat yang ikut mendampingi anak sepuluh tahun itu ke Mercure Pontianak. (*)

TAKJUB: Dodi takjub mencoba setrika uap disaksikan pula oleh keluarga.

Sukses Menjadi Receptionis PONTIANAK--TAK habis-habis edukasi yang didapatkan Dody saat mengikuti program Generasi Antusias. Setelah mengetahui seluk beluk hotel, Dody diperkenankan menjadi Receptionis hotel. Lengkap dengan seragam merah bertuliskan Mercure, yang memang telah pihak hotel persiapkan buat Dody. Dody menjelma receptionis cilik. Yang siap melayani tamu hotel. Memberi penjelasan jika ada pertanyaan dari tamu. Secara seksama ia memperhatikan pengarah dari receptionis hotel yang sudi membagi ilmu kepada Dody. Ia tampak berusaha keras mampu menjalankan panduan. Agar mampu menjadi receptionis propesional Jemari Dody sibuk dengan keyboard komputer. Sebab sistem komputerisasi yang dipakai manajemen hotel di meja penerima tamu. Sehingga memudahkan pengecekan bagi tamu yang ingin check in maupun sebaliknya. Meski tak sampai setengah jam menjadi receptionist, tapi telah pengalamanan penting bagi Dody. “Saya inginnya sih lama-lama, tapi agak sulit karena pakai pakai komputer,” katanya. Ayah, ibu, dan adik serta dua gurunya memandangi secara seksama Dody memerankan diri sebagai receptionist. Sementara ayahnya mengaku bangga dan senang. Sebab Dody, buah hatinya berkesempatan mencoba peralatan untuk melayani tamu hotel. “Saya senang,” kata Kim singkat. Dody langsung tersenyum. Ada perasaan bangga dan senang tergambar di wajah gadis cilik yang bercita-cita ingin menjadi dokter ini. Dia pun mendapat ucapan selamat dari Kencana, guru Receptionist. Dan kemudian dilanjutkan foto bersama dengan para menajemen hotel. Mereka adalah Endrian Herianto, General Manager, Dicky Asst Director of Sales, Evaldo PR Manajer dan Sapta Hadi, Human Resources Manager. Foto bersama dilakukan usai Dody mengelilingi habis seisi ruang hotel Mercure didampingi pihak manajemen sembari menjelaskan fungsi setiap ruang yang Dody singgahi. (stm)

CHECK IN: Kencana Duty manager mengajarkan Dodi proses chek in dan reservasi tamu hotel.

DAPUR REDAKSI : Dody bersama orang tuanya saat berkunjung ke dapur redaksi Pontianak Post. Diterima langsung oleh Pimred, B Salman. foto-foto Mahmud Muntazar/ Pontianak post

MERASAKAN: Menyaksikan pantry tempat proses pembuatan cake Dody diberi kesempatan merasakan manisnya coklat.

MENYAKSIKAN: Dodi dan rombongan menyaksikan Rico Assitance manager office making bed menyiapkan tmpat tidur dalam waktu 3 menit.

Sosok Pendiam, Menonjol di IPA dan Matematika PONTIANAK—Dody salah satu murid SD Filadelpia Permangkat. Prestasinya membuat nama sekolahnya terus disebut. Dia merupakan bagian dari 28 murid kelas VI sekolah di Kecamatan Pemangkat kabupaten Sambas itu. Jumlah murid terbilang tidak ramai hingga membuat Imelda, Wali Kelas Dosy, paham benar dengan karakter muridnya ini selama di kelas. “Dody murid pendiam. Tak pernah membantah perintah guru. Apalagi membikin ulah. Dan cerdas orangnya,” kata Imelda. Sehingga selama menajdi murid Filadelphia, Dody tidak pernah mencatatatkan namanya karena kasus. Namun berbeda jika dalam urusan mengukir prestasi. Ia akan selalu menggondol. Dengan selalu tampil sebagai bintang. Menurut Imelda, Dody juga

pandai bergaul selama berada di lingkungan sekolah. Meskipun agak pendiam jika dia menilai. Tetapi, Dody diam bukan berarti

sulit menjawab pertanyaan guru apalagi memahami setiap mata pelajaran yang diajarkan. “Ia (Dody-red) akan menjawab setiap

pertanyaan yang saya berikan,” kata Imelda. Perempuan asal Bandung ini juga menjelsakan, Dody menonjol di mata pelajaran menghitung. Khususnya Matematikan dan IPA. Dua mata pelajaran itu, Dody mencatatkan nilai sepuluh untuk hasil ujian akhir. Sebuah nilai fantastis. Dengan tanpa satu pun salah. Tidak hanya menonjol di eksak Dody, tetapi juga memiliki minat baca tinggi. Sehingga semakin melengkapi catatan sebagai murid teladan. Dengan selalu meluangkan waktu masuk ruang perpustakaan sekolah. Buat membaca segala ragam buku. Jika menyenangi mata pelajaran Matematika dan IPA, Dody tidak memungkiri pernyataan gurunya itu. “Saya paling senang pelajaran menghitung dan tata surya. Apalagi materi tentang

membahas penyakit. Saya suka sekali,” kata Dody. Pelajaran lain juga Dody senangi. Ia sadar, pelajaran di sekolah tidak IPA dan Matematika saja, melainkan ada pelajaran lain yang saling berkait satu sama lain. Sementara itu, kepala sekolah SD Filadelphia, Junita Sitompul mengaku bangga atas raihan prestasi muridnya, Dody. Apalagi sekolah yang dia pimpin berlokasi bukan di kota besar. Itu menambah kebanggaan tersendiri bagi dia. Tetapi, namanya pencapaian prestasi datang pasti dengan usaha gigih dan displin ketat. “Menjelang pelaksanaan ujian, kita menggenjot latihan, memperbanyak les. Seminggu empat kali murid mengikuti les. Dan, kita juga menetapkan kebijakan mengadakan try out sendiri sebelum ujian,” kata Junita. (stm)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Pontianak Post by Pontianak Post - Issuu