Tahukah
Anda?
Pontianak Post Minggu 2 Juni 2013
17
W E E K E N D
ing, bertukar informasi dan pengalaman memelihara reptil. Mulai dari handling, perawatan, penjinakan, kesehatan, dan lain-lain semua lengkap. Anggotaanggota disini j u g a terbilang ak-
Hewan reptil yang dinilai kalangan awam sebegitu menakutkan seolah terbantahkan saat melihat keakraban antara para pecinta reptil yang tergabung dalam West Borneo Reptile Community ini dengan hewan-hewan peliharaan mereka seperti ular, kadal, dan kura-kura. Disini, mereka mampu membuktikan bahwa hewan reptil tidak selamanya buas dan membahayakan seperti yang sering dicemaskan orang-orang. Bahkan seorang anak kecil pun bisa bermain-main dengan hewan-hewan tersebut.
tif cari i n formasi lain dari thread-thread
Oleh: DELIANA
EMELIHARA reptil bagi kebanyakan orang menjadi sesuatu yang menyeramkan. Tak jarang orang takut dan menghindar untuk bersentuhan dengan hewan melata itu karena khawatir diserang. Namun hal ini tidak berlaku bagi mereka pecinta reptil yang tergabung dalam West Borneo Reptile Community. Bagi mereka, hewan reptil merupakan peliharaan yang menyenangkan. Memelihara reptil pun memberikan cerita tersendiri. Seperti komentar salah satu anggota termuda, Keglis Khan (13). Bocah ini tak jera meski pernah mendapat gigitan dari ular. “Seru memeliharanya. Dulu pernah kena gigit ular. Biar tidak trauma, sekarang main-main dengan ular lagi biar hilang traumanya,” cetusnya malu-malu. Memang, kesan menyeramkan dari reptil tak bisa dengan mudah lepas sendirinya dari benak orangorang. Putra Borneo, yang menjadi ketua dari komunitas ini mengakui hal tersebut. Untuk itulah sebenarnya dibutuhkan pendekatan dan pengenalan terhadap hewanhewan ini. “Kita tahu reptil dianggap berbahaya dan menakutkan bagi orang awam. Padahal hewanhewan ini juga memiliki sisi menarik sama seperti hewan-hewan peliharaan lainnya dan tidak semua jenis itu berbahaya. Seperti hewan-
M
B
EBERAPA perempuan ini tampak asyik berkumpul dan bercanda dengan teman satu komunitasnya yang banyak beranggotakan pria seraya membelai ular dan biawak yang melata, membelit, atau hanya bertumpu manja di badan.
hewan yang ada di komunitas ini, sudah jinak dan tidak berbahaya sebenarnya,” ujarnya. Reptil itu bukan untuk ditakuti, lanjutnya menegaskan. Di komunitas yang resmi terbentuk pada 12 Desember 2012 lalu inilah, ia bersama anggota-anggota lain gencar melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat, dimulai dari anak-anak sekolah. Reptil sendiri pun sebetulnya memegang peranan yang tak kalah penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan. Bisa dibayangkan bila reptil banyak dibunuh, tikus atau hewan lain akan membludak populasinya dan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem di alam. “Sebenarnya kegiatan-kegiatan sosialisasi yang dilakukan ini tujuannya untuk melestarikan keberadaan reptil yang selalu terancam dibunuh dan termarjinalkan,” ujar Putra yang mengerti banyak soal ular. Sumi, salah satu anggotanya juga turut menimpali bahwa stigma-stigma negatif terhadap reptiles ini diharapkan bisa luntur seiring komunitas mereka sering melakukan gathering ke sebuah tempat yang juga menarik masyarakat awam untuk melihat reptil lebih dekat. Rencananya pada 13-15 Juni nanti, komunitas ini akan kembali melakukan sosialisasi, memberi edukasi tentang reptil di acara Eksis Petrus, beritahu salah satu anggota lain saat For Her bertandang ke
semisal anjing ataupun kucing. “Kucing atau anjing kalau manja kan suka ngelus-ngelus kaki, nah kalau ular sukanya membelit,” celetuk perempuan yang bersama pacarnya, Nanda (26) banyak mengoleksi hewanhewan eksotis dari jenis ular semisal Nicaragua Boa, Ball Phyton, Boa Constrictor Impera-
markas mereka di Pet Shop Exotic Animal Jalan Gajahmada 1 Pontianak. Punya Pakar Masing-Masing T e r gabung di dalam komunitas ini cukup m e m bantu para pecinta reptil dalam m e melihara hewan kesayangan mereka. Tidak perlu takut dan panik sendirian, semua anggota tampak saling membantu menangani masalah yang dialami salah satu anggota yang bermasalah dalam penanganan hewannya. “Disini ada pakar masing-masing untuk jenis-jenis hewan reptil yang dipelihara. Anggota kami Rudy banyak tahu tentang iguana. Ahui, itu pakarnya Leopard Gecko dan kadal-kadal lainnya. Kalau kura-kura, bisa banyak bertanya ke Acek Jony. Untuk ular, Putra dan Nanda itu sudah banyak pengetahuannya,” ujar Sumi. Hampir setiap minggu sekali mereka juga kerap melakukan gathering untuk sharing pengetahuanpengetahuan terbaru tentang reptil. “Reptil itu banyak klasifikasinya, kalau ingin pelihara, mau tak mau kita semua disini juga belajar. Di komunitas ini kami saling shar-
yang ada diantara mereka ratarata berasal dari hasil ternakan, sehingga sudah diajarkan jinak sedari awal. “Kalaupun ada yang berasal dari habitat aslinya, hewannya pasti sudah dijinakkan dulu selama beberapa waktu agar tidak berbahaya ketika dibawa ke tengah-tengah lingkungan manusia,” tutur perempuan mungil
tor, Salmon, hingga Savannah Monitor (sejenis biawak), dan Katak Pesek. Sementara bagi Vidia (21), hewan reptil sudah jauh dari kesan menyeramkan. “Satu kesan, seru! Luar biasa deh pokoknya. Ada sensasi tersendiri yang berbeda,” seperti itulah komentar pemelihara Leopard Gecko (Bold Stripe) ini. Tita (22), yang juga pecinta reptil mengakui hewan-hewan berdarah dingin ini sudah tidak lagi liar sehingga aman untuk dipelihara. Hewan-hewan reptil
forum pecinta reptil lain di Indonesia, sehingga tidak lagi kebingungan untuk masalah handling,” ungkap Putra. Bag i p e mu l a yang ingin coba pelihara reptile di rumah,
Nanda (26) menyarankan beberapa pilihan. “Kalau ular, yang paling mudah itu pelihara Ball Phyton atau Corn Snakes, tidak buas dan cenderung jinak. Dari jenis kadal, Iguana dan Leopard Gecko itu bisa dijadikan pilihan juga. Yang suka kura-kura, boleh dicoba pelihara Red Eard Slider (kura-kura air asal Brazil) atau Emys (kura-kura darat lokal), jinak dan murah juga,” beritahunya. Hewan-hewan reptile juga banyak yang memiliki usia panjang. Dari jenis ular misalnya, rata-rata bisa bertahan hingga belasan bahkan puluhan tahun. Kura-kura bisa lebih panjang lagi. “Kalau masalah usia itu tergantung kondisi hewannya juga sehat apa tidak. Hanya saja, setiap pemelihara harus siap karena pada hewan-hewan reptile ini ada sisi misteriusnya, tiba-tiba bisa terjadi sudden death atau mati secara tiba-tiba padahal kita lihat kayaknya sehat-sehat saja. Ya ini umum terjadi, tapi tidak selalu. Hanya beberapa persen kecil. Yang penting hewannya dijaga saja agar tidak stress,” timpal Nanda. **
7 Juta untuk Satu Boa Albino PARA pecinta hewan jenis exotic animal ini rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk memuaskan hasrat dan hobinya sebagai pengoleksi reptil dan sejenisnya. Ada yang menghabiskan sampai belasan
cm,” bebernya. Selama memelihara hewan buas seperti ular, Ivan mengaku belum pernah diserang. Jadi ia merasa tidak takut, bahkan untuk memegangnya. “Kita harus tahu karakter hewan. Kebetulan hewan yang kami dapat disini, pada dasarnya sudah jinak,” ujarnya. Untuk makanan, kalau jenis ular biasanya itu dikasih makan tikus putih kecil. Sementara kura-kura makanannya adalah sayur-sayuran seperti sawi. “Kebersihan kandang harus dijaga, dan ingat harus ada tempat Hewan reptil yang cukup diminati juga, Iguana. minum di dalam kanjuta, untuk memperoleh hewan yang dang,”ungkapnyasambilmemegang kura-kura kesayangannya. berasal dari luar negeri. Biaya belasan juta juga telah digelSeperti diutarakan oleh Ivan (28). “Harga ular boa albino ini Rp 7 juta. ontorkan oleh Devin (18 th) untuk Tapi justru yang jadi favorit saya memiliki 3 hewan reptil ini, mulai adalah kura-kura. Saya punya 8 kura- dari ular boa, biawak hingga iguana. sih relatif kura darat. Paling mahal itu adalah “Memang j u g a Pyxis arachnoides brygooi yang saya m a h a l m u n peroleh dari Madagaskar. Karena sih, naitu setermasuk langka, harganya itu Rp 8 h a r g a inglah juta meskipun masih berukuran 7 band-
dengan rasa puas bisa memelihara ketiga reptil ini. Selain hobi, keberadaan hewan ini bisa menjadi penghilang stress loh,” ujarnya yang mengaku sudah sering digigit hewan peliharaannya itu. Forio (16) juga memiliki hobi serupa. Ia mengaku sudah 3 tahun menggeluti hobi unik ini. “Untuk panther chaelmeon yang saya punya, bujetnya jutaan rupiah juga. Apalagi biaya pemeliharaan awalnya cukup besar karena harus mendesain kandang secara khusus,” beritahunya sambil menggendong bunglon kesayangannya itu. Kandang bunglon harus ditambahkan seperti jaring-jaring, lanjut Forio, karena bunglon bisa stress kalau melihat bayangannya sendiri. Untuk sebuah hobi, siapapun tak sayang untuk mengeluarkan uang besar. “Kalau sudah berniat memelihara, ya harus serius juga, jangan setengah-tengah. Biaya membeli dan perawatannya saja sudah cukup mahal. Kalau hewannya mati, barulah saya pusing hahahaa…,” timpal penghobi lain, Chris yang di tangannya melingkar corn snakes berwarna merah. (rahmat sudiro)
Merawat Relatif Mudah, Hanya Perlu Kehati-hatian
yang tengah menggendong Amber, seekor Savannah Monitor. Kecintaannya terhadap reptil juga membuat Tita perhatian dan banyak mempelajari tingkah serta polah hewan peliharaannya. “Peliharaan saya ini agak takut didekatkan dengan ular, mungkin karena nalurinya juga. Kalau di habitat luar kan ular suka memangsa biawak. Selama disinilah kami mempelajari apa-apa saja kebutuhannya, permasalahannya, dan apa saja yang mereka takuti. Pelihara reptil itu memang lebih simpel, mandinya gampang, makanannya juga tidak setiap hari, lebih aman dari virus juga. Tapi harus hati-hati kalau mereka udah pada stress, bisabisa mogok makan dan mati,” ujarnya. (deliana)
“PERBEDAAN cara merawat hewan long pemakan serangga, binatang, buah, exotic dengan pet animal adalah hewan sayur atau yang lain. Jangan lupa sediakan ini cenderung lebih simple dibandingkan tempat minum ada di libitum, pilih kandang pet animal. Merawat hewan reptile tidak yang sesuai material. Untuk jenis bunglon, mudah stress apamemerlukan banyak aksesoris, tetek bengek dalam perawatan, tidak memerlukan tem- bila terlalu sering dipegang, terutama yang dipelihara sudah besar dari pat yang luas dan pemberian alam liar, sulit untuk menjimakan yang tidak rewel, yang nakkannya. Perubahan emosi pastinya juga tidak berisik. bisa juga mengubah warna Hanya saja diperlukan kehatikulitnya, biasanya menjadi hatian dalam memilih karaklebih gelap. ter hewan, dan pengetahuan Ingatlah bahwa hewan yang cukup dalam pemelireptil seperti ular, kadal, bunharaannya misalkan sifat, glon, dan kura-kura termasuk pakan, dan pola hidup. hewan berdarah dingin, seCaramerawatnya,yangpalhingga suhu tubuhnya saning utama haruslah mengerti gat bergantung pada suhu karakter hewan yang dipedrh. Noor Asy Syifa lingkungan. Itu yang harus lihara. Misalkan pada ular, Dokter Hewan dipahami. Bila si hewan sakit, apakah ia jenis yang berbisa atau bukan. Pada kura-kura, ia termasuk pisahkan dia dengan hewan dalam kondisi jenis air atau darat, aktif di malam atau siang, sehat, lalu jauhkan dari keramaian untuk tahu cara handling yang tepat agar hewan mengurangi stressnya. Segera bawa ke tidak stres /panik, beri makanan yang tepat dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut. sesuai dengan kebutuhan nutrisi. ia tergo-
FOTO : HARYADI / DESAIN : SIGIT / LOKASI : PET SHOP EXOTIC ANIMAL
C
NY Daily News.
EDUKASI REPTIL : Anggota komunitas pecinta hewan reptil yang tergabung dalam WBRC rutin menyosialisasikan keberadaan reptil ke masyarakat. Harapannya, stigma negatif terhadap reptil bisa dihapuskan bahwa reptil itu ada bukan untuk ditakuti.
BERANI : Tak ada rasa takut di hati Vidia, Tita dan Sumi ketika bercengkerama dengan reptil kesayangannya. Justru sensasi seru yang dirasakan mereka.
Tak ada sedikit pun terpancar rasa takut dan cemas dari raut wajah mereka layaknya ekspresi bergidik orang-orang awam saat berdekatan dengan hewan reptil. “Coba pegang saja, ularnya jinak kok. Sama seperti menyentuh kulit manusia biasa,” tutur Sumi (20) menawarkan For Her sensasi bersentuhan langsung dengan ular yang dibawanya. Baginya, bisa memelihara dan bercengkrama dengan hewan melata ini adalah hal yang menyenangkan, sama seperti orang memelihara hewan kesayangan
Riset Asosiasi Jantung Amerika menyatakan, mempunyai hewan peliharaan bisa mengurangi risiko serangan jantung dan kegemukan, tekanan darah, dan kolesterol. Sebenarnya penyakit jantung dan kronis lain disebabkan stres, kecemasan dan depresi – kemudian memicu reaksi kimia di tubuh yang tidak menguntungkan. Memiliki hewan peliharaan, jenis apa pun, mengurangi tingkat stres, cemas, dan depresi tersebut.
M
Y
K