“Batik telah melekat pada kaum Laweyan sejak lahir. Istilahnya baru lahir saja sudah bau malam.”
Tentang Penulis
- Dr. H. Achmad Purnomo
“ Melihat Laweyan yang sekarang seperti kembali ke masa lalu. Kampung Laweyan telah ada 300 tahun lebih dulu dibandingkan Kota Solo. Kira-kira abad ke 16 sudah menjadi kampung dan pusat perdagangan”
Wakil Walikota Solo
“Laweyan merupakan suatu pusat industri batik yang luar biasa dengan ciri khas rumah saudagar yang unik.”
Dyah Aditya Pramadani adalah
- Ir. Alpha Febela P, MT.
mahasiswa tingkat akhir jurusan
Ketua Forum Pengembangan
Desain Komunikasi Visual di
Kampoeng Batik Laweyan
Institut Kesenian Jakarta. Besar di keluarga keturunan Jawa yang sangat menyukai batik khas
“Kekayaan menjadi kebanggaan orang Laweyan jaman dulu.”
Solo. Latar belakang itulah yang membuat Dyah semakin tertarik untuk menggali sejarah batik di
- Arief Muttaqin
Solo. Hingga akhirnya Dyah concern
Staff Arpusda Kota Surakarta
terhadap perkembangan Kampung Batik Laweyan, Surakarta. Sejarah yang unik dan kaya akan kultur terhadap Kampung Batik Laweyan dituangkan ke dalam buku “Daur Masa Kampung Batik Laweyan”.
“Kapitalisme masuk melalui industri batik printing, batik Laweyan kewalahan. Ledakan bisnis batik di Kampung Laweyan hancur dan Mbok Mase, para pengusaha batik di daerah, menghilang ke dalam sejarah.”
A D I T Y A
budaya. Buah dari ketertarikan Dyah
D Y A H
kampung batik ini memiliki kisah
P R A M AD A N I
- Alm. Drs Soedarmono, S U Sejarahwan & Budayawan Solo
D Y A H
A D I T Y A
P R A M AD A N I