Menjadi Manusia Pembelajar yang Adaptif, Fleksibel dan Kreatif di tengah Badai Krisis Covid-19

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR YANG ADAPTIF, FLEKSIBEL DAN KREATIF DI TENGAH BADAI KRISIS COVID-19 Materi disampaikan oleh: Yohanes Arianto Budi Nugroho Pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya Konsultan SDM dan Trainer

Manusia pembelajar bukanlah yang terus mengejar pendidikan sampai tingkat tertinggi saja.

Lebih dari itu, manusia pembelajar adalah manusia yang mampu bertahan mengikuti perubahan di sekelilingnya, menggunakan segenap daya kemampuan yang dimilikinya untuk menggali informasi dari manapun dengan sikap rendah hati dan bijaksana.

Curiosity (Rasa ingin tahu yang tinggi) Rasa keingintahuan adalah awal mula yang baik dalam mempelajari sesuatu.

Saat ini tantangan terbesar menghadapi badai Covid-19 adalah tetap sehat, tetap produktif, tetap bekerja dan tetap terhubung dengan jejaring komunikasi kita.

Secara psikologis, manusia dibekali oleh akal budi yang sempurna bukan hanya untuk melakukan sintesa terhadap sebuah masalah, tapi juga mencari tahu masalah apa yang dihadapinya dan bagaimana keluar dari masalah ini.

Open minded (Terbuka dalam berpikir) Seorang pembelajar cenderung untuk berpikir terbuka, melihat segala sesuatunya as a big picture.

Hal ini sangat penting karena akan menghindari perdebatan tentang pikiran siapa yang benar. Misalnya kebijakan untuk bekerja dari rumah. Untuk sebagian bentuk bisnis tentu tidak semudah itu. Bidang pelayanan publik misalnya harus tetap memberikan pelayanan yang baik. Maka dibuatlah flexy time atau flexy shift dalam mengendalikan keadaan ini.

Jangan panik tetap tenang Tidak perlu panik berlebihan, tetaplah tenang sambil menjaga kebersihan diri dan kedisiplinan dalam bersosialisasi. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang tidak akan berakhir, hidup kita saja suatu saat akan berakhir, termasuk Covid-19. Suatu saat nanti pasti akan berakhir.

dan

Tetap bersyukur Tetaplah bersyukur, sekarang anda bisa bersama keluarga anda lebih lama, lebih intens. Sebagai makhluk sosial, kini saatnya anda kembali ke keluarga.

Cara kerja yang berubah jangan dijadikan sebuah masalah, namun tetaplah belajar bagaimana cara terbaik untuk bekerja, mengajar atau melakukan tugas yang lain.

Adalah sebuah pengalaman yang baik untuk belajar sesuatu yang baru dalam hal teknologi informasi dalam masa krisis ini, dan yakinlah pasti ada manfaatnya di kemudian hari.

Jalani dengan ketulusan Kalau anda harus menjadi guru di rumah bagi putra dan putri anda, jalanilah dengan senyum dan rasa bahagia. Anda mungkin bukan guru yang baik atau profesional, namun sentuhan kasih dan kesabaran yang anda berikan akan jauh melampaui ekspektasi putra dan putri anda.

Jalanilah saat-saat seperti ini dengan ketulusan dan jangan banyak mengeluh. Hati yang gembira tetap menjadi prioritas anda dalam berinteraksi dengan siapapun.

Jangan putus asa Jika bisnis anda meredup, jangan berputus asa.

Cobalah gunakan kemampuan nalar anda dan manfaatkan jejaring pertemanan anda untuk bertukar pikiran atau bahkan bekerja sama dalam bisnis.

Kita harus dapat menemukan peluang meskipun dalam situasi yang sulit ini,

dan yakinlah bahwa kita tidak sendirian.

Kita harus bisa kreatif dalam memodifikasi bisnis kita.

Dalam konsep manajemen talenta, kita mengenal konsep tacit knowledge dan explicit knowledge. Inilah saatnya untuk mengasah kedua pengetahuan itu menjadi lebih tajam lagi.