Newsletter April 2011

Page 1

2. Dari Redaksi 3. Arahan Pengurus Dr. M. Sohibul Iman 4. Wacana Sejarah Umat Islam dalam Kepemimpinan Nasional 5. Opini Pergerakan Mahasiswa, Kampus dan Demokrasi 6. Peristiwa T.O.T. MHMMD - PPSDMS 7. Foto Kegiatan 10. The Champions Prestasi Peserta bulan April 2011 11. Alumni Andy ‘Boy’ Tirta 12. Donasi Anda

Kantor Pusat & Asrama Regional 1 Jakarta Jl. Lenteng Agung Raya No.20 Srengseng Sawah, Jakarta Selatan Regional 2 Bandung Jl. Tubagus Ismail VIII No. 62 A Rt. 005 / Rw. 08 Bandung Regional 3 Yogyakarta Jl. Kaliurang Km. 8 Gang Nakula No. 5 Ngabean Lor Sleman, Yogyakarta Regional 4 Surabaya Jl. Raya Darma Husada Utara No. 39 Surabaya Regional 5 Bogor Jl. Raya Darmaga Kp. Setu Leutik Rt. 002 / Rw. 06 Darmaga Bogor

“PPSDMS dan MHMMD, yang namanya sama-sama sulit disebut ternyata memang jodoh ya?” kelakar Dr. Marwah Daud Ibrahim, pencetus konsep Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan (MHMMD) saat mengisi salah satu sesi pelatihan MHMMD untuk Alumni PPSDMS Nurul Fikri 1517 April 2011 yang lalu. Pelatihan MHMMD ini adalah rangkaian pelatihan yang ditujukan kepada Alumni dan Peserta PPSDMS sebagai tindak lanjut kerjasama Strategis antara PPSDMS dan MHMMD.

K

erjasama antara PPSDMS dan MHMMD sudah dimulai sejak tahun 2006, dimana PPSDMS memasukkan pelatihan MHMMD sebagai salah satu acara dalam kegiatan Pendidikan Kepemimpinan Nasional untuk orientasi awal peserta PPSDMS angkatan III saat itu. Dampak pelatihan MHMMD bagi peserta PPSDMS sangat dirasakan manfaatnya dalam proses pengembangan kualitas diri peserta. Mereka menjadi lebih tertata dalam merencanakan dan menggapai cita-cita hidupnya. Karenanya, di tahun 2008 dan 2010 pelatihan serupa diselenggarakan kembali untuk peserta PPSDMS angkatan IV dan V. Seiring dengan berjalannya waktu, baik PPSDMS maupun MHMMD terus berkembang pesat. Sehingga kerjasama antara kedua lembaga terus dikembangkan menjadi lebih strategis. Disatu sisi, MHMMD memerlukan sumber daya manusia yang telah telah terbukti kualitasnya. Disisi lain, PPSDMS juga menginginkan agar sumber daya manusia binaannya lebih teruji dan memberikan manfaat yang lebih luas. Maka kerjasama strategis PPSDMSMHMMD akhirnya terwujud. Kami yakin, kerjasama ini akan berkembang lebih luas lagi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan Berjaya! [AWA]

Edisi 57 | April 2011

13. Laporan Keuangan 14. Form Fundraising


dari redaksi

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN Setiap bulan Mei, bangsa Indonesia memperingati dua peristiwa besar. Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) dan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei). Hari pendidikan merujuk pada tanggal kelahiran tokoh pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara, yang terkenal dengan penguatan budi pekerti kepada para siswa. Sementara hari kebangkitan nasional terkait dengan kelahiran organisasi Boedi Oetomo yang ditabalkan Dr. Soetomo.

S

ebenarnya, banyak tokoh pendidikan yang setara dengan Ki Hajar Dewantara di tataran nasional. Misalnya, KH Ahmad Dahlan, yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah (1912), namun Kiai Dahlan lebih dikenang sebagai tokoh dakwah dan pergerakan Islam. Padahal, Kiai Dahlan memperkenalkan sistem pendidikan modern di kalangan Muslim Jawa. Sementara Ki Hajar baru mendirikan Taman Siswa tahun 1922 dengan kurikulum Jawa tradisional. Atau, ada lagi Rahmah el Junussiyah dan Dewi Sartika yang mendirikan sekolah perempuan di Ranah Minang (Sumatera Barat) dan Bumi Pasundan (Jawa Barat). Kedua tokoh perempuan ini masih jarang disebut, padahal jasanya sangat nyata dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama di lapisan akar rumput. Kita tidak menggugat sejarah, tapi pemaknaan dan penghayatan suatu peristiwa penting –seperti Hari Pendidikan Nasional—tak boleh jatuh pada kultus individu, sebagaimana Ki Hajar juga menolaknya. Suatu momen penting yang digebrak Ki Hajar dalam lintasan sejarah nasional ialah tatkala tahun 1913, Belanda bermaksud merayakan ulang tahun kemerdekaan dari penjajahan Perancis dengan mewajibkan rakyat Indonesia berpartisipasi memberi sokongan dana. Bagi Ki Hajar, ini merupakan sebuah penghinaan luar

biasa terhadap bangsa Indonesia. Dalam artikel berjudul “Seandainya Aku Seorang Belanda” Ki Hajar melancarkan kritik pedasnya atas rencana tersebut. “…Seandainya pada saat ini aku seorang Belanda. Aku protes peringatan yang akan diadakan itu. Aku akan menulis dalam surat-surat kabar bahwa itu salah. Aku akan peringatkan kawan-kawan penjajah bahwa sungguh berbahaya pada waktu ini mengadakan perayaan-perayaan peringatan kemerdekaan. Aku akan peringatkan semua bangsa Belanda, jangan menyinggung perasaan rakyat Indonesi yang baru bangun dan menjadi berani itu serta mengurangajari. Sungguh aku protes sekeras-kerasnya...” Ki Hajar bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang bangsawan dari Puro Pakualaman Yogyakarta. Lahir pada 2 Mei 1889, dia menjadi salah satu pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di zaman penjajahan Belanda. Ia pernah menjabat sebagai menteri pengajaran, pendidikan dan kebudayaan. Ia juga menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar mendirikan Indische Partij (1912). Akibat tulisannya yang sangat kritis itu, Ki Hajar ditahan penjajah Belanda dan dibuang ke Pulau Bangka. Douwes Dekker dan Cipto, juga mengalami nasib serupa, dibuang karena menerbitkan tulisan bernada pembelaan terhadap Ki Hajar. Dekker dibuang ke Kupang, sementara Cipto dibuang ke Banda. Dalam konteks ini, kita melihat pendiri Taman Siswa sangat mementingkan pembinaan karakter (character building). Sehingga dalam situasi yang penuh resiko –dalam belenggu penjajahan—masih bersuara lantang menyatakan kebenaran. Banyak tokoh yang melacurkan diri atau menyerah pasrah, ketika menghadapi situasi sulit. Menyembunyikan kebenaran demi keselamatan diri. Itu tidak berlaku bagi Ki Hajar, dan juga Dokter Soetomo. Soetomo lulus sekolah kedokteran Belanda di Surabaya, NIAS (Nederlandsc Indische Artsen School) tahun 1911. Ia mulai pengabdian kepada

Dewan Penasihat

Dr. M. Hidayat Nur Wahid, MA. Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin Prof. Dr. K.H. Dien Syamsudin Dr. K.H. Muslih Abdul Karim Prof. Dr. Zuhal Abdul Kadir Drs. Kemal A. Stamboel, Psi., MSM. Arief T. Soerowidjojo, SH., LLM. Dr. M. Sohibul Iman, M. Eng Anies R. Baswedan, Ph.D. Dr. Marwah Daud Ibrahim

Dewan Penyantun

Dr. (HC) Arifin Panigoro Laksda TNI (Purn) Husein Ibrahim, MBA. Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si Drs. M. Yusuf Asyari, Ak. M.Si Farid Rahman, S.E., Ak. Bakhtiar Rakhman Sandiaga S. Uno Ir. Bambang Priantono, M.T. H. Albari, S.H.

masyarakat di Semarang, Tuban hingga Lubuk Pakam, Sumatera Barat. Jiwa nasionalismenya makin subur, tanpa lelah ia melayani masyarakat di dalam dan luar Jawa, sambil menyebarkan paham kebangsaan. Tahun 1917 ia kembali ke Jawa, ditugaskan di sebuah rumah sakit di Blora. Ini momen penting dalam kehidupan pribadinya, bertemu sang belahan jiwa, Everdina Broering, perawat Belanda yang mengisi kekosongan tenaga perawat. Soetomo dan Everdina sepakat menikah, tetapi keputusan ini mengundang gelombang pertentangan dari teman sepergerakan Soetomo maupun keluarga Everdina. Sebagai pemimpin Indonesia, Soetomo dinilai tak sepatutnya beristrikan wanita Belanda, Soetomo dipandang telah mengingkari cita-citanya untuk memerdekakan Indonesia dari Belanda. Pemerintah Hindia Belanda memberi beasiswa Soetomo untuk mendalami ilmu kedokteran di negeri kincir angin itu tahun 1919. Kesempatan itu digunakannya untuk menjalin hubungan baik dengan keluarga istrinya. Mereka tinggal di Amsterdam selama empat tahun dengan segala suka dan duka. Di Belanda, Everdina membuktikan kesetiaannya mendukung perjuangan suaminya, dengan menjamu kaum muda dan mahasiswa Indonesia yang berdiskusi di rumah mereka. Sekembalinya di Tanah Air, Soetomo diangkat menjadi dosen di NIAS, sambil memimpin berbagai perkumpulan masyarakat hingga akhirnya membentuk PARINDRA (Partai Indonesia Raya). Kecintaan Soetomo tetap kepada negeri yang terjajah (Indonesia) tak pernah tergadaikan peluang kebebasan di negeri penjajah. PPSDMS menyelenggarakan pembinaan kepemimpinan berbasis karakter. Bukan hanya wawasan luas, keterampilan beragam, serta prestasi multi bidang yang digenjot; namun juga digembleng integritas pribadi dan semangat untuk berkontribusi bagi kehidupan umat dan bangsa. Karena itu, teladan yang telah ditampilkan Ki Hajar Dewantara, dr. Soetomo, KH Ahmad Dahlan, Rahmah el Junusiyyah, Dewi Sartika dan tokoh nasional lainnya disimak dengan seksama. Jiwa kepemimpinan diuji dengan tantangan lapangan. Salam Redaksi

Pengurus

Drs. H. Musoli; Direktur Bachtiar Firdaus, MPP; Wakil Direktur Muhammad Ichsan, SE; Manajer Alumni Sapto Waluyo, M.Sc; Ast. Manajer Humas & Publikasi Adi Wahyu Adji, S.Si; Plt. Manajer Program Hudzaifah Hanum, Staff Bidang Alumni & Komunitas Lentera 20 Rubby Eka Saputra, S.Hum; Ast. Manajer Kemitraan : Fundraising dan IT Rudy Kurniawan, S.Sos; Staff Bidang Kemitraan : Eko Kurnia Saputra; Staff Bidang Kemitraan Astria Kartika Sari; Staf Bidang Adminkeu Slamet Bahari, S.Si; Bagian Umum Herry Wibowo, S.Sos; Staff Program Pratiwi Setiawati, S.Hum; Staff Program

Regional I Jakarta Putra

Regional I Jakarta Putri

Regional II Bandung

Regional III Yogyakarta

Regional IV Surabaya

Regional V Bogor

Ketua Regional Dr. Agustino. Z Supervisor Utama M. Try Sutrisno Gaus Supervisor Pendamping Budi Rahayu

Ketua Regional Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS Supervisor Utama Pratiwi Setiawati Supervisor Pendamping Asri Nur Aini

Ketua Regional Dr. Taufikurrahman Supervisor Utama Supriatna Supervisor Pendamping M. Ihsan Akhirulsyah

Ketua Regional Dr. M. Waziz Wildan, M.Sc. Supervisor Utama Trapsi Haryadi Supervisor Pendamping Adi Suharyanto

Ketua Regional dr. Arief Basuki, Sp.An Supervisor Utama Wawan Ismanto Supervisor Pendamping M. Khoirul Mubin

Ketua Regional Dr. Ir. Abdul Munif, M.Sc, Agr. Supervisor Utama Fatwa Dwi Adi Putra Supervisor Pendamping Nazrul Anwar

Kantor Pusat PPSDMS : Jl. Lenteng Agung Raya No. 20, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan 12640, Indonesia Telp. : +62 21 7888 3828, Fax. : +62 21 7888 3829, e-mail : info@ppsdms.org, Website : www.ppsdms.org


arahan pengurus

Menanggulangi Krisis Menjadi Supremasi: Refleksi Uhud Dr. M. Sohibul Iman | Anggota Dewan Penasehat PPSDMS Ada satu fragmen dalam sejarah dalam kehidupan Rasulullah SAW (Sirah Nabawiyah) yang begitu dikenang oleh ummat Islam. Dalam lembar sejarah tersebut, tidak kurang 70 sahabat penghafal al-Qur'an syahid disaksikan para malaikat. Tidak hanya itu, di medan Uhud, hembusan fitnah akan kematian rasulullah begitu dekat di telinga para sahabat.

P

erang Uhud terjadi pada tanggal 15 Syawal 3 H di Bukit Uhud. Perang ini terjadi 13 bulan setelah perang Badar (17 Ramadhan 2 H). Tulisan ini tidak bermaksud mengurai kisah penyebab dan detail peristiwa berlangsungnya perang tersebut. Namun lebih melihat bagaimana sikap Nabi SAW dan kaum muslimin dalam menangani krisis Uhud tersebut. Seperti yang telah banyak diketahui, Bukit Uhud menjadi saksi kekalahan barisan kaum muslimin dari pasukan musyrikin Makkah di bawah komando Khalid bin Walid. Para mujahidin pun kocar-kacir dan berhimpun kembali di perbatasan Madinah dengan kekuatan seadanya. Sementara, kaum musyrik Makkah berpesta pora merayakan kemenangannya di kamp Uhud. R a s u l u l l a h S AW d e n g a n k a p a s i t a s kepemimpinannya tidak membiarkan kekuatan mujahidin tenggelam dalam duka dan isu-isu yang terus menggulir dan membesar tentang kekalahan kaum muslimin. Menjelang subuh, Rasulullah SAW menghimpun para sahabat yang sebelumnya menghadiri kekalahan di Uhud. Dengan membawa obor-obor besar, para mujahidin kembali menuju medan Uhud di sepertiga malam tersebut. Dari kejauhan di bukit Uhud, pasukan musyrikin Makkah melihat seakan ada serombongan pasukan besar dari arah Madinah menuju Uhud. Dalam kondisi yang lelah setelah perang dan lengah setelah pesta kemenangan, tanpa komando, pasukan musyrikin lari tunggang langgang meninggalkan Uhud untuk menyelamatkan diri dan rampasan perang kembali menuju Makkah. Dari kisah tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita semua bagaimana memutarbalikkan krisis menjadi sebuah supremasi. Rasulullah menyadari betul, bahwa setelah kekalahan di Uhud, seluruh mental juang para sahabat mengalami krisis yang luar biasa, belum lagi hembusan fitnah

yang melumpuhkan semangat dan nalar para mujahidin, serta kerugian fisik, luka-luka, serta kematian para sahabat yang tidak sedikit. Namun, Rasulullah SAW berkeinginan untuk membangun kembali semangat jihad para sahabat dengan menyerang kembali bukit Uhud pada saat menjelang subuh. Bukan dengan serangan yang diam-diam, tapi dengan menampakkan kebesaran diri melalui obor-obor raksasa. Dan hasilnya, pasukan musyrikin Makkah yang di siang harinya meraih kemenangan, justru lari dengan rasa takut yang luar biasa.

Nabi SAW dan para Shahabat mengajarkan kepada kaum muslimin, bahwa dalam kondisi krisis, tidak seharusnya kita menyerah dan pasrah oleh keadaan. Tapi sebaliknya, sudah seharusnya kita mampu mengolah kondisi krisis untuk menjadi peluang dalam menegakkan supremasi kita.

Langkah kecil yang dilakukan, namun memiliki efek yang luar biasa besar. Bisa dibayangkan, apabila Rasulullah SAW dan para sahabat tidak berinisiatif menegakkan supremasi masyarakat muslim pada waktu itu. Pasukan musyrik Makkah dipastikan mengejar sisa-sisa para mujahidin beserta Rasulullah SAW, dan bukan tidak mungkin Madinah yang tanpa pertahanan akan dibumihanguskan oleh pasukan musyrik Makkah. Dan, kisah sejarah Islam pun berakhir tragis. Dua langkah yang berbeda memiliki hasil yang sangat berbeda. Di sinilah Nabi SAW dan para sahabat mengajarkan kepada kaum

muslimin, bahwa dalam kondisi krisis, tidak seharusnya kita menyerah dan pasrah oleh keadaan. Tapi sebaliknya, sudah seharusnya kita mampu mengolah kondisi krisis untuk menjadi peluang dalam menegakkan supremasi kita. Kita memang tidak diwajibkan untuk menciptakan akhir kisah, tapi kita dituntut untuk menciptakan amal terbaik (ahsanu amala) dalam setiap momen kehidupan kita, baik dalam kondisi normal, dan juga dalam kondisi krisis. Karena, kita yakin bahwa Allah SWT menyaksikan kerja-kerja kita semua. Ketika kerja dipenuhi dengan niat yang ikhlas dan semangat yang sungguh-sungguh menjalankan sunnatullah kemenangan, bukan tidak mungkin Allah SWT akan ridha dengan perjuangan kita. Dan, pada saat itulah pertolongan Allah SWT datang. Kondisi Uhud inilah yang tengah menimpa Bangsa Indonesia. Saat ini, bangsa kita membutuhkan pemimpinpemimpin yang tangguh. Pemimpin yang bukan sekedar mampu membangun peradaban bangsa dalam kondisi yang normal. Tapi, pemimpin yang mampu menanggulangi krisis menjadi supremasi, untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Dan dalam semangat inilah, PPSDMS ada! [KHH]

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011

3


wacana Dialog Tokoh : “Sejarah Umat Islam dalam Kepemimpinan Nasional” Oleh : Ardian Umam | Mahasiswa Teknik Elektro UGM 2009 Peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta Angatan V

Sejarah adalah guru bagi kehidupan, sehingga tidak berlebihan ketika Bung Karno menyebutkan slogan “JASMERAH”, jangan lupakan sejarah. Orang Meksiko menyebutnya historia vitae magistra. Rabu (30/3) Asrama PPSDMS Regional 3 Yogyakarta menghadirkan tamu istimewa dalam kemasan Dialog Tokoh. Acara ini bertemakan “Sejarah Kepemimpinan Nasional” yang mendatangkan langsung pelaku sejarah, Beliau Ust. M. Jazir, ASP yang saat ini adalah Ketua Takmir Masjid Jogokaryan, Yogyakarta.

K

etika bicara t e n t a n g sejarah umat islam terutama kepemimpinan islam di Indonesia, ini dimulai pada abad 11 M dengan m a s u k nya ko m u n i ta s m u s l i m ya n g d i ta n d a i dengan adanya situs makam Fatimah Binti Maimun yang berada di Gresik. Misi Islam pertama dimulai ketika Sultan Muhammad I dari Turki mengutus tim dakwah ke tanah Jawa yang berjumlahkan sembilan orang, diantaranya adalah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak ahli pengobatan asal Rusia, Maulana Ahmad Jumadil Kubro asal Mesir, Maulana Muhammad Al-Maghrobi asal Maroko dan Muhammad Hasanuin yang berasal dari Palestina, sehingga sejak saat itu sudah terjalin hubungan antara Jawa dengan Palestina. Kesembilan orang i n i l a h ya n g ke m u d i a n dikenal dengan Wali Songo angkatan satu. Kemudian disusul Walisongo angkatan kedua diantaranya adalah Raden Rahmad (Sunan Ampel), Sunan Wejagung dan Sunan Giri. Sedangkan m i s i a n g k a t a n ke t i g a diantaranya Sayyid Jafar Sodiq dari Palestina dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), yang menamakan daerah yang

4

ditempatinya dengan nama Quds (sekarang Kudus). Pada tahun 1435, Turki mulai melemah sehingga Wali Songo mencoba untuk menguatkan barisan mereka sendiri. Wali Songo yang sekarang banyak dikenal adalah Walisongo angkatan ke empat, meskipun masih ada angkatan kelima dan angkatan-angkatan selanjutnya. Jadi konsep Walisongo ketika ada yang wafat, maka akan dikirimkan lagi seseorang untuk menggantikan sehingga tetap berjumlahkan sembilan (dalam bahasa jawa : songo). Selanjutnya, sejarah umat Islam di Indonesia terus berlanjut hingga berdirinya Serikat Islam. Semangat merdeka dan rasa kebangsaan pertama kali dicetuskan oleh Serikat Islam dalam acara

Ada semacam pemisahan makna antara “ummat” dan “rakyat”. Ini merupakan kesalahan fatal yang terjadi sepanjang sejarah yang menyempitkan makna perjuangan Islam untuk kepentingan “ummat”.

kongres nasional. Akan tetapi semakin kebelakang terjadilah suatu kemerosotan ummat. Hal ini terjadi ketika adanya peristiwa pergolakan antara kelompok Serikat Islam yang mereaksi suatu tulisan di koran solo bernama “Darmo Kondo” berisi tentang penghinaan Nabi Muhammad SAW. Penulis adalah tokoh dari Pakualaman yang oleh dr.Sutomo (tokoh Budi Utomo) dibela dengan dalih sebuah wujud dari kemerdekaan berpikir. Merespon hal ini dibentuklah tentara islam dengan sebutan “Laskar Kanjeng Nabi Muhammad”. Adanya pergolakan ini Bung Karno angkat suara bahwa saat itu Indonesia mempunyai tugas yang lebih penting yakni merebut kemerdekaan dari penjajah. Maka saat itulah dibentuk GPPI (Gabungan Pergerakan Pergerakan image.google Kemerdekaan Indonesia) sehingga isu yang ada tergantikan dengan isu kemerdekaan. Dahulu perjuangan Islam diatas namakan

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011

untuk membela rakyat, akan tetapi semakin lama istilah ini beralih menjadi “membela dan memimpin ummat”. Dari sini ada semacam pemisahan makna antara “ummat” dan “rakyat”. Ini merupakan kesalahan fatal yang terjadi sepanjang sejarah yang menyempitkan makna perjuangan Islam untuk kepentingan “ummat”. Sehingga sampai hari ini para pemimpin Islam tidak bisa menjadi orang-orang terdepan sebagai pemimpin negeri ini, dikarenakan kecendurangan Islam sebagai pemimpin “ummat” saja, bukan pemimpin rakyat. Padahal jelas islam datang adalah sebagai rahmatallil 'alamin, rahmat bagi seluruh alam. PPSDMS hadir sebagai salah satu institusi untuk menjawab krisis kepemimpinan yang melanda negeri ini, yang memiliki visi melahirkan pemimpinpemimpin masa depan yang memiliki pemahaman islam yang komprehensif, integritas dan kredibilitas yang tinggi, berkepribadian matang, moderat serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara. Indonesia memang tidak bisa dipisahkan dari Islam. Islam telah melekat menjadi suatu hal yang mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan rakyat di Indonesia. Bahkan Pancasila sendiri merupakan suatu ideologi yang berusaha mempertemukan prinsip Islam dengan perjuangan persatuan Indonesia pada saat perumusannya. Pada awalnya, terjadi perdebatan yang cukup sengit dikalangan founding fathers negeri ini mengenai “The Seven Words”, yakni sila pertama pancasila yang pada mulanya berbunyi “Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” (kini “Ketuhanan yang Maha Esa”) yang termaktub dalam Piagam Jakarta. Perdebatan ini terjadi antara kalangan sekuler, Islam dan mereka yang menganut paham substantif yang pada akhirnya menyepakati “Ketuhanan yang Maha Esa” sebagai sila pertama Pancasila. Jika ditilik lebih lanjut, sebenarnya disinilah justru letak Kepemimpinan Islam dalam merumuskan dasar negara Indonesia, yaitu kesesuaian antara ajaran Tauhid dengan Pancasila, dalam hal itu Islam mengajarkan untuk meng-Esakan Tuhan, yakni Allah. Dzat yang Maha Satu, tidak ada tandingan yang menyetarai-Nya. Agama yang mengajarkan untuk tidak menyembah selain pada-Nya.


o p i n i

Pergerakan Mahasiswa, Kampus, dan Demokrasi image.google

Oleh : Scientia Afifah T | Mahasiswi Fakultas Hukum UI 2008 Peserta PPSDMS Regional 1 Jakarta Putri Angkatan V Adalah hal yang terdengar sedikit klise ketika berbicara perihal peran mahasiswa: iron stock, agent of change, dan moral force. Klise, bahkan kadang utopis, namun tetap enak untuk didengar, dilihat, dan seringkali dijadikan bintang yang menggantung di langit, sebagai harapan ideal seorang mahasiswa.

B

erkutat dengan teori-teori normatif di buku-buku, berdiskusi untuk mengembangkan gagasan dan wacana, seringkali menjadikan mahasiswa akrab dengan sebutan idealis. Namun idealis tak cukup menjadikannya berintegritas manakala hanya sebatas lisan berucap tanpa tindakan kokret. Ia akan dianggap mendekati limit perfecto membawa perubahan manakala keutuhannya teruji di lapangan kemasyarakatan, berfikir sinergis antara intelektual dan logika perut rakyat. Resi mahasiswa yang reaktif ala Soe Hok Gie sudah berlalu, klimaksnya pada 1998 yang menggulirkan rezim Soeharto. Memasuki satu dekade lebih pasca Reformasi, pola gerakan mahasiswa begerak dari elit ke alit, dari extra parliamentary strategy menuju optimalisasi semua bentuk kerja advokasi. Mengutip kata-kata salah seorang senior di kampus, secara sederhana, kita tidak sekedar "menyelamatkan bayi yang setiap hari dibuang di sungai, tetapi mencari dan mencegah adanya pembuangan bayi dengan tindakan yang terprogram dan terarah." Sehingga jelaslah karakter gerakan mahasiswa kini: paradigmatik yang pro-aktif. Di sini, adagium “ilmu mendahului ucapan dan tindakan" menjadi aksiomatik, menjadikan segala gerak harus berdasarkan kajian mendalam dan berbasiskan pengetahuan dan data empirik. Turunan nyata dari tataran das sollen yang image.google saya sampaikan di atas adalah keterlibatan elemen mahasiswa dalam setiap penghasilan kebijakan yang pada akhirnya berdampak pada eksistensi mahasiswa sebagai unsur istimewa dari masyarakat itu sendiri. Tidak hanya berbicara pada tataran bangsa, namun juga skup yang lebih dekat dan lekat: kampus. Ya, kampus yang ibarat miniatur negara ini tentu tak bisa menanggalkan mahasiswa sebagai elemen terbesar, dan implikasi logisnya bukan hanya menjadikannya sebagai obyek hasil

kebijakan, melainkan sebagai subjek yang berperan aktif menentukan nasibnya sendiri. Maka di sinilah alam demokrasi menemukan titik temunya dengan takdir seorang mahasiswa. Sekarang kita tidak lagi berbicara panjang lebar perihal bebas atau tidaknya benak mahasiswa dari intervensi pihak luar. Merupakan sebuah keniscayaan ketika ia bergelut dengan teori-teori yang normatif, kemudian melihat relitas sosial yang ada, lantas ia merumuskan kecenderungan pribadinya untuk berpihak pada ideologi yang mana. Ideologi tersebut tentu, secara langsung tidak langsung, bersentuhan dengan dunia luar yang kemudian kita sebut dengan pihak eksternal kampus, baik dalam bentuk lembaga advokasi, organisasi kemasyarakatan, atau bahkan partai politik. Namun, tetap ada garis pembeda antara ideologi yang dimiliki mahasiswa dengan yang dimiliki pihak-pihak luar tersebut, yakni dalam hal aplikasi. Pribadi seorang mahasiswa cenderung untuk bergerak lurus sesuai dengan ideologi yang diyakininya, karena realita yang lebih sering dihadapinya adalah dunia kampus yang menuntutnya untuk berfikir ilmiah dan obyektif, berbeda dengan realita yang dihadapi oleh pihak luar yang cenderung menerjemahkan ideologi mereka sesuai alur kepentingan segolongan orang. Menyatukan antara pikiran-pikiran idealis seorang mahasiswa dengan perkembangan realita kemasyarakatan adalah sebuah tantangan. Namun baginya, tetap ada prioritas untuk mendahulukan dunia yang sangat akrab dengan kehidupannya, yaitu pendidikan. Topik ini selamanya akan tetap menjadi fokus kajian kemahasiswaan walau sebesar apapun intervensi pihak luar ingin menggugurkannya. Adapun isu yang lebih spesifik lagi adalah pengawalan terhadap RUU Perguruan Tinggi serta kebijakankebijakan internal kampus yang berdampak besar bagi kehidupan mahasiswa.

Kemiskinan dan pengangguran di berbagai pelosok negeri ini masih terlalu besar besar. Angka kemiskinan yang dikeluarkan BPS terakhir mencapai 35 juta orang atau 13,33 persen dari jumlah penduduk yang mencapai sekitar 237 juta jiwa, sedangkan Bank Dunia melaporkan kemiskinan di Indonesia masih berkisar sekitar 100 juta (Kompas, 2011).

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011

5


peristiwa

T.O.T. MHMMD - PPSDMS “Anda, saya dan kita semua bukan hanya berhak sukses, tapi wajib sukses”. Demikian salah satu petikan materi pelatihan MHMMD yang dibacakan oleh salah seorang Alumni PPSDMS yang kemudian diikuti oleh Alumni lain peserta pelatihan MHMMD. Selama tiga hari dua malam berturut-turut, tepatnya sejak 15-17 April 2011 dilangsungkan pelatihan MHMMD untuk 39 orang Alumni PPSDMS bertempat di Gedung PPSDMS Nurul Fikri.

D

engan dibimbing langsung oleh Dr. Marwah Daud Ibrahim. Selama dua pekan berikutnya, giliran seluruh peserta PPSDMS angkatan V yang mendapatkan pencerahan melalui pelatihan MHMMD. Gelombang pertama untuk peserta PPSDMS Regional 1 Jakarta Putra-Putri, Regional 2 Bandung dan Regional 5 Bogor sebanyak 125 orang berlangsung pada tanggal 23-24 April di Gedung PPSDMS Nurul Fikri, Jakarta. Sedangkan 60 orang peserta di gelombang dua berasal dari PPSDMS Regional 3 Yogyakarta dan Regional 4 Surabaya menjalani pelatihan MHMMD pada tanggal 30 April-1 Mei 2011 di Asrama PPSDMS Regional 3 Yogyakarta. Rangkaian Pelatihan MHMMD untuk Alumni dan Peserta PPSDMS adalah hasil kerjasama strategis antara PPSDMS dan MHMMD. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan pelatihan MHMMD selama 1 hari di awal masa pembinaan masingmasing angkatan. Kali ini mereka mendapatkan materi pelatihan dengan durasi yang lebih lama dan lebih lengkap yaitu 3 hari untuk Alumni dan 2 hari untuk Peserta. Para peserta dibimbing tahap demi tahap disertai lembar kerja yang diisi langsung sepanjang acara. Mulai dari pengenalan potensi diri, mencari peluang, mengelola hidup hingga merencanakan masa depan. Bagian yang tersulit dari seluruh rangkaian adalah pada saat penentuan fokus hidup. Bukan hanya peserta, para alumni yang secara usia dan pengalamannya lebih banyak pun mengalami kesulitan yang hampir sama. Hal ini dapat dimaklumi karena kebanyakan masih berpikir untuk menjalani sebanyak mungkin aktivitas yang dilakukan. Padahal, salah satu kunci keberhasilan orangorang sukses adalah kemampuannya untuk fokus pada bidangbidang kehidupan yang sangat spesifik.

6

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011

Output utama dari pelatihan ini adalah peta hidup peserta yang diibaratkan seperti peta perjalanan sebuah pesawat terbang yang telah jelas ke mana arah tujuannya. Peta hidup ini dibuat lengkap dalam format 70 tahun, 5 tahun, 1 tahun, 1 bulan dan bahkan 1 minggu dan harian. Sekalipun apa yang sudah dihasilkan bukanlah sesuatu yang final dan justru perlu untuk senantiasa diperbarui pasca pelatihan usai. Output lain dari pelatihan adalah berupa ide-ide dari Alumni dan Peserta PPSDMS tentang tindak lanjut dari pelatihan ini dalam konteks yang lebih luas. Metode yang digunakan adalah “future search” dimana setiap orang menuliskan konsep 5W+1H (What, Why, Who, When, Where dan How) atas idenya lalu didiskusikan untuk mencari yang terbaik di masing-masing kelompok. Di sinilah muncul berbagai macam ide-ide besar dari masing-masing peserta. Ada yang merencanakan pelatihan MHMMD untuk Mahasiswa Baru (MaBa) di kampusnya, untuk para pengurus organisasi kampus, atau bahkan sampai mengusulkan pelatihan MHMMD untuk para pengambil kebijakan di ranah publik. Rancangan ide-ide inilah yang sesungguhnya juga merupakan target dari serangkaian pelatihan MHMMD untuk Alumni dan Peserta PPSDMS. Hal ini kami yakini merupakan salah satu sumbangsih bagi perbaikan bangsa yaitu dengan menghasilkan pribadi-pribadi berkualitas yang menyadari potensi dirinya, memiliki tujuan hidup yang jelas dan optimal, serta mengetahui bagaimana cara mewujudkan tujuan hidup tersebut tahap demi tahap. “Sukses bangsa adalah akumulasi sukses individu”, tegas Dr. Marwah Daud Ibrahim. Individu-individu yang hadir dalam pelatihan MHMMD kemarin pun telah bertekad menggapai mimpi besar kebangkitan Indonesia tepat di 100 tahun kemerdekaannya. Jayalah Nusantara 2045!


Latihan Gabungan PPSDMS-MHMMD Wilayah Barat Pada bulan April PPSDMS bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan MHMMD (Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan) mengadakan kegiatan Pelatihan MHMMD untuk peserta PPSDMS. Pelaksanaan Program ini dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu Wilayah B a ra t ( Re g i o n a l 1 Jakarta Putra, Putri, 2 Bandung dan 5 Bogor) ya n g d i l a ks a n a ka n pada hari sabtuminggu 23-24 April 2011 dan Wilayah Timur (Regioanl 3 Yo g y a k a r t a d a n 4 Surabaya) yang dilaksanakan pada hari sabtu-minggu, 30 April1 Juni 2011. Program ini bertujuan untuk menghasilkan para trainer muda yang nantinya akan diberdayakan untuk memberikan pelatihanpelatihan MHMMD untuk para mahasiswa dan juga pelajar.

Latihan Gabungan PPSDMS-MHMMD Wilayah Timur

7


Regional 1 Putra Apel pagi bulanan Regional 1 J a ka r ta P u t ra b e rs a m a supervisor asrama PPSDMS. Diadakan pada hari Rabu, 20 A p r i l 2 0 1 1 , d i A s ra m a PPSDMS Regional 1 Jakarta Putra. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan dan membiasakan kedisiplinan dan kesigapan para peserta PPSDMS serta rasa nasionalisme.

English Discussion Forum Regional 1 Jakarta Putra. Kegiatan ini adalah kegiatan bulanan yang dilakukan oleh dan untuk peserta PPSDMS Regional 1 Jakarta Putra. Forum yang diadakan setiap bulan ini merupakan forum diskusi dengan menggunakan bahasa Inggris untuk melatih kemampuan peserta dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris.

Regional 1 Putri

Untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh para peserta PPSDMS Regional 1 Jakarta Putri melakukan latihan Tae Kwon Do yang dipandu oleh Sabeum Nada.

Diskusi Paska Kampus Regional 1 Jakarta-Putri bersama Dr. RikaAndiarti, Kepala Pusat Teknologi Dirgantara Terapan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dengan tema IPTEK dan Peradaban Manusia, Sabtu 9 April 2011.

Dialog Tokoh Regional 1 Jakarta Putri dengan tema “ Pe r ke m b a n ga n Te k n o l o g i Informasi dan Komunikasi”, oleh Aresto Yudho (Konsultan IT, Alumni PPSDMS Angkatan I), Selasa 19 April 2011

Dalam rangka melatih karakter kepemimpinan para peserta, setiap asrama regional PPSDMS dibentuk kepengurusan (kabinet) asrama yang bertugas mengatur aktivitas baik formal maupun informal. Kepengurusan asrama tersebut berganti setiap 4 bulan sekali dimana didalamnya dilakukan pergantian ketua kepengurusan asrama. Foto disamping adalah suasana kegiatan Family Meeting Regional 1 Jakarta Putri dalam rangka Pemilihan Ketua Asrama Periode April-Agustus 2011 yang berlangsung di Asrama Regional 1 Jakarta Putri, Senin 18 April 2011

Regional 2 Bandung

Bertukar pikiran dan gagasan lintas negara juga dilakukan oleh para peserta PPSDMS. Gambar di atas adalah suasana tukar pikiran dan gagasan bersama mahasiswa asing dari Laos dan Argentina dalam acara Culture Sharing with Expatriat yang berlangsung di Asrama Regional 2 Bandung, Kamis 14 April 2011

8

Studi Pustaka Regional 2 Bandung bersama Ustadz Salim A. Fillah (Penulis Buku Best Seller) dengan tema “Nikmatnya Jalan Ilmu” bertempat di Asrama Regional 2 Bandung, Sabtu 2 April 2011

Selain kegiatan Tae Kwon Do yang dilaksanakan secara rutin, Re g i o n a l 2 B a n d u n g j u ga mengadakan olah raga Futsal yang diikuti oleh para pesertanya yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Salah satu kegiatan Asrama PPSDMS Regional 2 Bandung adalah kegiatan Community Development. Foto di atas adalah suasana sharing dan berbagi inspirasi bersama adik-adik di Rumah Belajar Kampung Mandiri yang d i b u at o l e h p a ra p e s e r ta PPSDMS.


Kajian Akidah Islam Regional 3 Yogyakarta bersama Ustadz Nashir Harits, Lc

Regional 3 Yogyakarta

Program yang diselenggarakan sepekan sekali adalah salah satu program khusus regional 3 Yogyakarta yang bertujuan untuk memberikan pemahaman keislaman yang baik dan benar kepada para peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta. Dalam rangka mempererat nuansa kekeluargaan antara Pengurus Pusat dengan peserta PPSDMS maka pada Senin 2 Mei 2011 diselenggarakan Silaturrohim antara Ketua Regional, Peserta, Supervisor Asrama. Dalam acara ini juga diumumkan peserta terbaik Regional 3 Yogyakarta bulan Maret 2011

Regional 4 Surabaya Dialog Tokoh Regional 4 Surabaya bersama Bapak Djoko Eko Suprastowo, Direktur Utama PT.Margaraya Jawa Tol yang mengangkat tema “Polemik Tol Tengah Kota”. Kegiatan tersebut berlangsung diasrama PPSDMS regional 4 Suranbaya pada Senin 11 April 2011

Diskusi Paska Kampus Regional 4 surabayabersama Bapak Rio P u r b o y o ,T r a i n e r T r u s c o Surabaya yang mengangkat tema “Profesionalisme Kerja”, Sabtu 9 April 2011

Dialog Pasca Kampus (Sharing Alumni) bersama Gema Buana Putra (Presiden Mahasiswa IPB sekaligus Koordinator BEM SI 2007/2008) yang mengangkat tema “Tantangan Paska Kampus”. Acara ini dilaksanakan di Asrama Regional 5 Bogor 1 Mei 2011.

Family Meeting Regional 5 Bogor bersama Dr. Abdul Munif (Ketua Regional PPSDMS Bogor). Family meeting bertujuan mempererat nuansa kekeluargaan di PPSDMS. Sehingga ikatan para peserta dengan ketua Regional semakin erat.

Regional 5 Bogor

Dalam rangka mencapai salah satu kriteria keberhasilan program PPSDMS yaitu hafal 2 juz Al Qur'an maka disetiap regional diadakan program Tahsin dan Tahfidz Al Qur'an. Foto di atas adalah suasana Tahsin dan Tahfidz Al-Quran Regional V Bogor bersama LPQ DKM Al-Hurriyyah

9


the champions PRESTASI PESERTA PPSDMS Periode Maret 2011

PRESTASI PESERTA PPSDMS Periode April 2011

Terbaik PPSDMS: M. REZA S. ZAKI Mahasiswa UGM Fakultas Hukum 2008 Reg. 1 Jakarta-Putra ARRY RAHMAWAN D.

Reg. 2 Bandung DEDEN AMWAR

Reg. 1 Jakarta-Putri HANIVA AZ-ZAHRA

Reg. 3 Yogyakarta M. REZA S. ZAKI

Reg. 5 Bogor Reg. 4 Surabaya ACHMAD CHOIRUDIN SEPTIAN SUHANDONO

Terbaik PPSDMS: SEPTIAN SUHANDONO Mahasiswa IPB Fakultas Ekologi Manusia 2009 Reg. 1 Jakarta-Putra Reg. 1 Jakarta-Putri AGUNG SUPRIYADI AISYAH IADA

CAPAIAN KHUSUS : - Tulisan berjudul “Piercing The Corporate Veil” dimuat di Koran Cetak Republika edisi Kamis, 31 Maret 2011 - Tercatat 5 tulisan lainnya dimuat di media cetak dan online selama bulan Maret 2011 - Menjadi Pembicara dalam diskusi “Menjadi Legislator Ideal” yang diselenggarakan oleh DPF KM UGM pada hari Jum'at, 4 Maret 2011. - Menjadi Narasumber dalam diskusi “Revolusi PSSI” yang disiarkan secara On Air di Radio Star FM, Kamis 10 Maret 2011.

Reg. 2 Bandung ADAM HABIBIE

Reg. 3 Yogyakarta M. REZA S. ZAKI

Reg. 4 Surabaya HANIF AZHAR

Reg. 5 Bogor SEPTIAN SUHANDONO

CAPAIAN KHUSUS : - Juara 3 National Research Competition Universitas Indonesia - Invitation Member in International Young Leadership Forum in Singapore (waktu: Juli 2011) - Innovator dan Pengembang Pangan Darurat Zeagra (Zea mays-Gracillaria sp.) sebagai Pangan Darurat Resmi dirilis oleh Badan Nasional Penang gulangan Bencana (BNPB),

PRESTASI PESERTA PPSDMS Periode April 2011 Regional 1 Jakarta - Putra Muhammad Irfan Hasan, Farmasi FMIPA UI 2008, Terpiluh sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama (Juara I) Fakultas MIPA UI 2011

Avina Anin Nasia, Kedokteran Gigi, FKG UI 2008, Terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Peringkat III Fakultas Kedokteran Gigi UI 2011

Aditya Rinus P Putra, Teknik Bioproes, FT UI 2008; Terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama (Juara 1) Fakultas Teknik UI 2011

Haniva Az Zahra, Psikologi UI 2009, Tulisan dimuat di Suara Mahasiswa, Harian Seputar Indonesia dengan judul “Belajar Demokrasi Santai Tapi Serius”, Rabu 20 April 2011; Tulisan dimuat di kampus.okezone.com dengan judul “Menyikapi Kelemahan Pemimpin Perempuan,” Kamis 21 April 2011, dengan judul “Tentang Feminisme : Sebuah Awal”, Selasa 26 April 2011

Regional 2 Bandung

Regional 3 Yogyakarta

Adam Habibie, Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB 2009, Terpilihnya Abstrak yang dibuat di event Indonesia International Conference on Innovation, Entrepreneurship and Small Business (IICIES) 2011

Faisal Arief Kamil, Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM 2009, Juara I Lomba Debat “Governance Day” Se-Jawa-Bali-Nusa Tenggara pada 18 – 20 April 2011 di Universitas Padjadjaran, Bandung

Furkon, Ilmu Kelautan, PIK UNPAD 2008, Terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) II Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD 2011

Muhammad Reza S. Zaki, Ilmu Hukum, FH UGM 2008, Juara I Karya Tulis Tingkat Propinsi DIY dalam rangka Milad KAMMI ke-13; Tulisan berjudul “Ontologi DPR RI” dimuat di okezone.com pada hari Kamis, 14 April 2011; Tulisan berjudul “Aforisma Demokrasi Kampus” dimuat di Media Indonesia pada hari Jumat, 15 April 2011; Tulisan berjudul “Kartini dan Ontologi Perempuan Indonesia” dimuat di Media Indonesia pada hari Jumat, 22 April 2011.

Regional 4 Surabaya

10

Regional 1 Jakarta – Putri

Regional 5 Bogor

Hanif Azhar, Desain Produk Industri, FTSP ITS 2008, Abstract berjudul “Utilization of Mahagony Leather Flowers as an Alternative Furniture and Craft Material With Ecodesign Approach” lolos dalam International Scientist Converence in Sumy, Ucraine, 6-9 Mei 2011

Septian Suhandono, Ilmu Gizi, FEMA 2009. Juara 3 National Research Competition Universitas Indonesia, Invitation Member in International Young Leadership Forum in Singapore (berangkat Juli 2011), Innovator dan Pengembang Pangan Darurat Zeagra (Zea mays-Gracillaria sp.) sebagai Pangan Darurat Resmi dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Nanang Rosadi, Psikologi, Fakultas Psikologi Unair 2008, Terpilih sebagai Ketua BEM Fakultas Psikologi 2010/2011

Gugi Yogaswara, Teknik Sipil dan Lingkungan, Fateta IPB 2009, Peringkat 3 National Research & Scholarship Exhibition (Narration) UI

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011


alumni

Andy 'Boy' Tirta

S

alah seorang pemuda yang mendapatkan kesempatan emas tersebut adalah Andy Tirta, yang biasa dipanggil dengan sapaan 'Boy'. Pemuda kelahiran Jakarta 26 tahun yang lalu ini berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari tingkat program magister (S2) dan program doktoral (S3) di Universitas Yeungnam, Korea Selatan. Berawal dari tawaran dosen pembimbing skripsinya dari Jurusan Teknik Metalurgi, Universitas Indonesia, untuk terlibat dalam vacant research tentang serbuk logam (powder metallurgy), yang menjadi kajian untuk tugas akhir kelulusannya. Melihat proses dan hasil penelitian yang sangat baik, Boy ditawarkan untuk melanjutkan studi S2 di Korea Selatan. Pada waktu itu, Fakultas Teknik UI tengah melakukan kerja sama dengan Yeungnam University.

Kuliah di perguruan tinggi di negara maju secara cuma-cuma, tentu menjadi dambaan bagi banyak

pemuda

Indonesia. Namun, sedikit sekali dari mereka yang

beruntung

m e n d a p a t k a n kesempatan emas s e p e r t i

i n i .

Sebelumnya, tidak ada bayangan baginya untuk melanjutkan kuliah dalam waktu secepat itu setelah kelulusan, terlebih lagi di salah satu negara industry dengan teknologi yang sangat maju seperti Korea Selatan ini. “Alhamdulillah, karena ada niat, segalanya dimudahkan oleh Allah..” ujarnya. Tak terasa kini sudah memasuki semester 4 dari program doktoralnya dan insyaAllah akan melakukan presentasi proposal disertasi dengan judul “Design and Fabrication of Advanced Air Foil Bearing by Metal Injection Molding”. Semasa menempuh pendidikan magister, Boy sempat memimpin Radio PPI. Pada waktu itu, awalnya hanya sekedar sebagai perangkat humas untuk acara Simposium Internasional Mahasiswa Indonesia Internasional di Belanda tahun 2009. Pada waktu itu, dipilih 'Direktur' Radio PPI yang pertama. Dan ia dipercaya dan dipilih oleh sahabat mahasiswa Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. “Namanya memang keren, Direktur. Tujuannya agar pengelolaan Radio PPI ini bekerja secara profesional layaknya perusahaan. Walau sebenarnya tidak ada gaji-nya..” celetuknya. Keterlibatannya di Radio PPI ini bukan tanpa alasan. Baginya Perhimpunan Pelajar Indonesia merupakan organisasi yang sangat strategis. Terlebih, jika melihat sejarah pergerakan nasional hingga diraihnya kemerdekaan Indonesia, PPI memberikan sumbangsih yang tidak kecil. Radio PPI ini mewakili simpul arus organisasi dari PPI Dunia. Semua informasi bisa dibangun dan disebarkan di sini. “bayangin, seluruh pelajar Indonesia di seluruh dunia punya wadah bersama untuk 'ngomong'. di sana berarti bisa dilakukan 'doktrinase' tentang kebaikan, motivasi, kepercayaan diri, optimisme bahwa Indonesia bisa jadi lebih baik.” dan semangat inilah yang mendasarinya. Semangat tersebut tidak terlepas dari pengalamannya semasa di Asrama PPSDMS. Baginya, perubahan besar terjadi dalam hidupnya saat mengikuti program pembinaan dua tahun di PPSDMS. “Rasanya, saya 'dihantam' oleh masalah-masalah 'di luar pakem' mahasiswa pada umumnya. Bagaimana tidak, di saat kita menikmati masa-masa perkuliahan. Tapi, di asrama, kita dijejali oleh berbagai problem bangsa yang rasanya sangat mustahil diselesaikan”, kenangnya. Dari pengalaman tersebutlah yang menumbuhkan semangat baginya untuk berkontribusi maksimal bagi. Di samping, ada evaluasi dari Bang Bachtiar yang membuat siapa pun 'ketar-ketir' dan tersadarkan, bahwa amal dan prestasi yang kita anggap sudah maksimal, ternyata sesungguhnya itu belum apa-apa. Selesai kepengurusan di Radio PPI, Boy mencari kesibukan amal yang lain. Saat ini, beliau tengah menjabat sebagai Sekjend Lingkar Wirausaha Indonesia (LWI) Korea. Lembaga ini fokus dalam memberdayakan TKI yang ada di Korea Selatan. “Sebenarnya potensi mereka (TKI) sangat besar. Setiap TKI yang sudah bekerja 3-5 tahun, biasanya pulang membawa uang ratusan juta rupiah. Kalau sekiranya mereka pulang kampung dan membangun usaha lokal di masing-masing daerah, perbaikan apa yang bisa dihasilkan?” ujarnya optimis. Sekarang LWI Korea sedang membina teman-teman TKI yang tergabung dalam Jaringan Ekonomi Transaksi TKI (JETT) Korea. Saat ini, LWI Korea sedang menjembatani alumni TKI Korea dengan lembaga kemanusiaan nasional seperti BSM, Dompet Dhuafa, PKPU, dan lainnya. Saat di Korea, LWI membekalinya, dan ketika sampai di Indonesia, mereka dibina oleh para mitra. Berharap, mereka lebih berdaya setelah ada kembali ke Indonesia. Untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. [KHH]

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011

11


Laporan Donasi Maret 2011

12

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011

donasi anda


laporan keuangan

Laporan Keuangan bulan Maret 2011 DAFTAR PEMBERI WAKAF UNTUK RUMAH PERADABAN LENTERA 20, JAKARTA

PENERIMAAN

BIAYA PUSAT TOTAL PENERIMAAN DANA WAKAF (TANAH) TOTAL PENERIMAAN DANA WAKAF (PEMBANGUNAN)

36,300,000 10,000,000

DAFTAR PEMBERI DONASI, PINJAMAN UNTUK PEMBELIAN TANAH Dan PEMBANGUNAN ASRAMA REGIONAL 5 BOGOR No TANGGAL 1 2 3 29/03/2010 17/5/2010 17/5/2010 4 02/6/2010 5 07/06/2010 6 08/06/2010 7 12/8/2010 8 31/8/2010 9 7/9/2010 10 7/9/2010 11 19/10/2010 17/12/2010

NAMA Ir. Bambang Prihantono, MT Drs. Musoli MEDCO FOUNDATION Pinjaman dari Pak Musoli Pinjaman dari Yayasan Nurul Fikri Drs. Musoli Ir. Bambang Prihantono, MT MEDCO FOUNDATION MIEN R UNO FOUNDATION MEDCO FOUNDATION Ronny K. Moentoro Soelemi Bantuan Gubernur Jawa Barat Gubernur Jawa Barat

Peruntukkan Pembelian Tanah Pembelian Tanah Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan

TOTAL VIA 100,000,000 50,000,000 100,000,000 MANDIRI 50,000,000 80,000,000 KAS PPSDMS 50,000,000 TUNAI 26,000,000 BSM 100,000,000 MANDIRI 5,000,000 BCA 100,000,000 BCA 1,000,000 TUNAI 50,000 TUNAI 200,000,000 MANDIRI 100,000,000 Mandiri

BIAYA REGIONAL

LAPORAN KEUANGAN PROGRAM PEMBINAAN SDM STRATEGIS (PPSDMS) BULAN MARET 2011 171,205,914

PENDAYAGUNAAN DANA

540,125,252

270,303,400 104,700,000 375,003,400 165,121,852

699,059,356 Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011

13


14

Future Leaders-Newsletter PPSDMS, April - Mei 2011


PPSDMS NF email account : donasi@ppsdms.org


RLANGGANAN PERANGKO BE LATAN 12000 SE KP 1 JAKARTA OS IV/2011 RKB/JKS/WILP IZIN NO: 103/P er 2011 mb se De 31 s/d Berlaku


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.