Newsletter Agustus-September 2013

Page 5

mendapat petunjuk (21) Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan? (22) Mengapa aku akan menyembah Tuhan-Tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa´at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? (23) Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata (24) Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku. (25) Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kamumku mengetahui. (26) Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan"(27) Sayyid Qutb menjelaskan dengan rinci tentang lelaki ini, dia berkata : “lelaki ini adalah seorang yang keimanan masuk ke dalam hatinya, menyentuh fitrah dan kejujurannya, sehingga membuat hatinya itu bergejolak, membara sehingga tubuh tidak kuasa menahan ledakannya. Maka ketika dia melihat kemungkaran yang dilakukan oleh kaumnya tergeraklah ia memperingatkan kaumnya. Dan ini merupakan bentuk pembuktian kebenaran iman seseorang, karena tidak mungkin dalam hati yang menerima keimanan yang benar merelakan dirinya menerima

kemungkaran, menerima pembangkangan dan penistaan terhadap perintah dan hak-hak Allah. Sebagaimana dalam hadits dikatakan: “Barang siapa yang melihat kemungkaran ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu ubahlah dengan lisannya, dan jika tidak mampu ubahlah dengan hatinya dan ini adalah selemah-lemahnya iman.� Ubahlah dengan hati itu maknanya adalah marah dengan kemungkaran itu, dan mengingkarinya. Lelaki itu tidak berpangku tangan dengan keyakinannya. Ketika dia melihat kesesatan, kezhaliman, kekufuran dan kefasikan di sekitarnya dia berusaha dengan kebenaran yang mantap dalam hatinya, tergerak dalam perasaannya untuk memberantasnya, walaupun mereka yang ada disekelilingnya mendustakan, mengingkari, mengancam dan mengintimidasinya. Dia terus berjuang mengingatkan, meluruskan kaumnya. Akhir dari kisah ini adalah si lelaki itu hidup bahagia di surga Allah setelah sebelumnya karena perjuangannya ia dibunuh oleh kaumnya. Ini adalah satu contoh bagaimana seseorang menjadi lelaki sejati. Seorang lelaki harus memiliki nilai-nilai yang baik, keyakinan yang kuat yang dengan itu dia hidup dan berjuang.. seorang lelaki tidak pernah menyerah, surut, apalagi mundur dari perjuangan. Walaupun tantangan, hambatan, bahkan intimidasi menderanya.. Walaupun nyawa taruhannya dia akan istiqomah dengan prinsip-prinsip perjuangannya. Hanya lelaki seperti di kisah ini yang dapat memikul beban berat, memimpin bangsa yang morat-marit, dengan segala macam problematikanya... Andakah Lelaki itu????? edisi 73, September 2013 | Future Leaders

5


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.