POSMETRO MEDAN

Page 16

METRO SPORT

C MYK

MINGGU, 8 MARET 2009

e-mail : pos_metro_medan@yahoo.com

TAEKWONDO SUMUT

Bangkitlah…!!! SELAMA beberapa dekade, taekwondo merupakan cabang olahraga (cabor) andalan Sumatera Utara. Namun dua tahun belakangan ini, prestasi yang pernah diraih para atlet terdahulu, tampaknya mulai redup. Kenapa ? PRESTASI dari para atlet taekwondo sirna. Sebut saja ketika berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kaltim, Agustus 2008 lalu. Kontingen Sumut pulang tanpa medali. Banyak faktor yang menyebabkan turunnya performa para atlet, yang tak terlepas dari kisruhnya kepengurusan Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Sumut. Sebelum PON, Basuki Nugroho cs sudah digembleng habishabisan dan ditargetkan membawa oleh-oleh yang ditargetkan, meraih medali emas. Dan jelang hari yang telah ditentukan, terjadi pergantian kepengurusan Pengprov TI Sumut. Otomatis dengan pergantian ini persiapan atlet taekwondo Sumut terganggu. Walau coba ditengarai KONI Sumut yang nota bene induk olahraga di daerah ini, namun Basuki Nugroho cs tetap tak mau ikut di PON Kaltim. Terkesan dipaksakan, tim taekwondo Sumut jadi ikut berlaga di PON. Namun hasilnya tak sesuai dengan yang diharapkan. Pulang dengan tangan hampa, membuat pengurus TI Sumut harus bekerja keras guna mengembalikan prestasi yang diraih selama ini. Namun harapan itu masih sia-sia. Kisruh yang selama ini terjadi masih belum bisa diselesaikan. Kegagalan ini otomatis menimbulkan rasa sedih bagi para mantan taekwondo Sumut yang pernah membawa harum Sumatera Utara. Mereka berharap supaya kekisruhan ini segera diselesaikan demi menjaga nama baik taekwondo Sumut ke depan.

Sumut bisa mengembalikan kejayaan. “Kejayaan taekwondo Sumut bisa diraih kembali, asal bersatu padu,” ujar peraih juara umum kelas Fin mewakili USU pada Piala Danrem Cup di Siantar ini. Ia juga meminta kepada PB (Pengurus Besar) TI, turun tangan menyelesaikan permasalahan di Pengprov TI Sumut, yang merupakan gudangnya atlet taekwondo. “Peran PB TI sangat diharapkan untuk bisa mendinginkan suasana ‘panas’ di Pengprov TI Sumut. Ketegasan mereka sangat dibutuhkan saat ini,” harapnya. Jesayas juga mengaku kagum kepada sikap ksatria para taekwondo Sumut. Terutama jelang PON Kaltim lalu. Ketika daerah lain mengimingimingi banyak uang untuk bisa membela daerah masing-masing, namun Basuki Nugroho tak tergiur dan lebih memilih tak ikut berlaga. “Sikap kesatria seperti inilah yang perlu ditiru atlet-atlet lainnya. Bahwa prestasi tak bisa dinilai dari uang,” tegas Jesayas yang berharap agar taekwondo Sumut tidak terpengaruh dengan kondisi yang ada saat inim, dan tetap serius berlatih. Atlet – atlet taekwondo Sumut pernah menjadi andalan Indonesia. Sebut saja Basuki Nugroho. Pria kelahiran Mulyorejo ini berhasil menyumbangkan medali emas bagi Indonesia ketika berlaga di Islamic Solidarity, Saudi Arabia, 2005 silam, dan medali emas di SEA Games XXIII di Philipina, juga di tahun yang sama. (sormin)

DOK/ POSMETRO MEDAN

Basuki Nugroho (kanan) saat membela Indonesia di SEA Games.

“Di tengah tantangan dan persaingan semakin berat, maunya harus bersatu padu demi mengangkat prestasi yang dulu diraih,” ujar Jesayas Tarigan Amd, mantan atlet Taekwondo yang pernah mengharumkan nama Sumut. Ia menambahkan, sangat sedih melihat prestasi taekwondo Sumut saat ini. Jesayas pun coba membeir pandangan, dalam meraih prestasi tidak segampang membalikkan tangan. Sangat dibutuhkan kerjasama antara pengurus dan atlet. “Kerjasama dan keseriusan menjadi modal utama dalam membangun olahraga, terutama taekwondo,” ucapnya. Mantan taekwondoin yang pernah juara seperti juara I kelas fin

memperebutkan Piala ITB yang digelar di GOR Sambu pada 1992, menegaskan, selama ini kekompakan dan keseriusan pengurus nyata. Hasilnya, beberapa prestasi sering diraih dan taekwondoin Sumut sangat disegani lawan. Menurut Jesayas, dengan modal kekompakan dan kerjasama, serta menyelesaikan segala permasalahan yang menerpa saat ini, taekwondo

Jesayas Tarigan

Tetap Berlatih

ZULFADLI/ POSMETRO MEDAN

G

EJOLAK terus me nerus berkecamuk di tubuh Taekwondo Indonesa (TI) Sumut. Hal tersebut berdampak pada penurunan performa atlit dan merosotnya raihan prestasi. Dan hal tersebut berimbas kepada klub atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) taekwondo yang banyak tersebar di Sumatera Utara. Beberapa klub dan UKM bingung memilih, kubu mana yang harus diikuti. Namun tidak sepenuhnya dirasakan UKM Taekwondo Institut Teknologi Medan (ITM). Semangat untuk terus berlatih dari para atlet UKM ITM tidak serta merta menjadi surut. “Memang ada pengaruhnya seperti penurunan prestasi atlet taekwondo. Meskipun demikian, kita tetap fokus berlatih dan membina para atlit taekwondo di UKM ITM dengan pembinaan dan pengembangan yang rutin,” ucap pelatih UKM taekwondo ITM Dedi Satrio Warrow Chaniago, yang didampingi Ketua UKM Taekwondo ITM Zulkifli. Pelatih Dan I Kukkiwon ini mengaku, latihan UKM Taekwondo ITM rutin dilakukan dua kali dalam sepekan. Bermodalkan uang iuran Rp. 20 ribu per bulan, setiap Selasa dan Kamis puluhan atlit-atlit muda, baik yang tercatat sebagai mahasiswa aktif mapun dari masyarakat umum hadir untuk berlatih. UKM Taekwondo ITM yang telah ada sejak 10 tahun silam ini, dilatih Dewa dan Herwansyah Putra Malay ST. Para atlet pun telah banyak mengikuti kejuaraan, baik tingkat daerah maupun nasional, serta meraih prestasi yang cukup membanggakan.

Berikut catatan raihan prestasi yang telah diukir UKM taekwondo ITM : - Juara umum II mahasiswa Danrem Cup I tahun 1999 - Juara umum II Pelajar 2001 - Juara umum I mahasiswa Koni Pusat 2004. “Prestasi terakhir yang diraih UKM taekwondo ITM adalah meraih perak melalui atlit muda andalan, Sebastian Sitanggang, dalam kejuaraan paguyuban sabuk hitam (MIMAC) 2008 di Siantar,” jelasnya. JATUH BANGUN Jika menilik ke belakang, perjalanan taekwondo ITM cukup berliku. Sebenarnya, Taekwondo ITM sudah terbentuk pada tahun 1986 silam. Ketika itu UKM taekwondo ITM dipimpin Sabeum Edi Tagor, sekaligus pelatih di kampus ITM. Ketika itu Edi Tagor adalah seorang mahasiswa ITM jurusan Tekhnik Industri. Sejak memimpin dan melatih di ITM, Edi Tagor telah cukup banyak menciptakan beberapa atlit dan mampu bersaing di tingkat nasional. Hanya saja, seiring studinya selesai di kampus tersebut, perjalanan Taekwondo ITM hampir tidak pernah aktif lagi. Pada 1999, beberapa mahasiswa dari setiap jurusan berkumpul untuk merumuskan kembali suatu wadah yang bernama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah naungan ITM. Dan sejak berdirinya UKM Taekwondo ITM, tak kurang 400 orang dari berbagai elemen masyarakat, seperti mahasiswa, pelajar dan umum, ambil bagian dalam olahraga ini. (zulfadli)

NET/ POSMETRO MEDAN

CMYK

IKLAN

SORMIN/ POSMETRO MEDAN IKLAN

CMYK


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.