
1 minute read
J-IPTEK
from JIWA EDISI III
by PMK UPI
Di sisi lain, selama ini, buku-buku teks biologi merupakan teks pengetahuan dan informasi baku-dasar para siswa dan mahasiswa memahami risiko dan pilihan solusi perubahan iklim terhadap habitat, ekosistem, pertanian, kehidupan manusia, dan seluruh hayat-hidup di planet Bumi.
Konten buku teks biologi selama 50 tahun tersebut di atas adalah contoh nyata dan jejak kegagalan kurikulum pendidikan yang memicu lonjakan krisis iklim akhir-akhir ini.
Advertisement
Kita juga baca hasil riset Charles Saylan (2011), direktur eksekutif Ocean Conservation Society dan Profesor Daniel T Blumstein, ahli biologi evolusi dan ekologi, asal Institute of the Environment and Sustainability, University of California (AS).
Saylan dan Blumstein menyatakan bahwa pendidikan lingkungan di AS awal abad 21 gagal mencegah kepunahan banyak spesies, keanekaragaman-hayati, degradasi lingkungan, dan kendali perubahan iklim.
Maka, AS membutuhkan perubahan paradigma pendidikan (lingkungan) guna menghasilkan sehat-lestari kehidupan manusia dan ekosistem, papar kedua ahli dalam bukunya The Failure of Environmental Education (2011).
Konten buku teks biologi tentang perubahan iklim di AS tersebut berdampak besar. Misalnya, para guru di AS, menurut riset Plutzer et al (2012), masih bingung tentang sebab dan risiko perubahan iklim. Banyak guru menganggap pemicu perubahan iklim adalah sebab-sebab alamiah; guru-guru lain tidak menyebut faktor manusia sebagai pemicu utama perubahan iklim.