Majalah Duta Rimba Edisi 77

Page 1

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

M A JA L A H

P E R H U TA N I

BISNIS RIMBA

Menangguk Nilai Ekonomis dari

Kleyang

WARISAN RIMBA

Goa Langkob

Tahun

Mutiara Terpendam di Ciamis WISATA RIMBA

Curug Cimanintin Pesona Indah Tasikmalaya ensikloRIMBA

Si Cantik Merak Jawa

Jangan Sampai Punah!

58 tahun

perhutani



SalamRedaksi

ISSN: 2337-6791 Pengarah Denaldy M Mauna Direktur Utama Perum Perhutani Penanggung Jawab Asep Rusnandar Sekretaris Perusahaan Pemimpin Redaksi Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Redaktur Pelaksana Suharsono Sekretaris Redaksi Nararya Gunadharma Redaktur Adehika Intan, Rizka Amalia, Nanjar Munandar Script Editing and Layout Duta Rimba Art Work Perwakilan - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten Alamat Redaksi

Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id

Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id aplikasi

Perum Perhutani

@PerumPerhutani

Perum Perhutani

PerumPerhutani

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Positif

R

Dok. Kom PHT®2018

Selalu Hadirkan Hal Baru yang Salam Rimba. imbawan yang budiman, kembali kami hadir mengisi meja-meja informasi Anda. Tentu, harapan kami kehadiran Duta Rimba akan mampu mengatasi dahaga keingintahuan Rimbawan, sekaligus menambah khazanah pengetahuan Anda. Edisi ini hadir dalam momentum Hari Ulang Tahun Perum Perhutani. Tahun ini, Perhutani genap berusia 58 tahun. Usia yang matang untuk sebuah entitas bisnis. Dan di kesempatan ini, kami juga ingin mengajak Anda semua untuk mengharapkan hal-hal yang baik untuk perusahaan. Mari senantiasa berdoa dan berusaha agar Perhutani terus maju dan mampu memberikan manfaat yang maksimal serta optimal bagi karyawannya, masyarakat, serta negara. Duta Rimba edisi ini juga hadir dalam momentum Hari Kartini. Sosok yang sangat penting bagi wanita Indonesia. Perjuangannya telah menciptakan kesetaraan posisi antara pria dan wanita, sehingga masing-masing memiliki kesempatan yang sama untuk bersekolah dan berkarir. Begitu penting peran Kartini, sehingga hari kelahirannya selalu diperingati setiap tahun oleh seluruh warga negara Indonesia. Serangkaian kegiatan untuk memeringati Hari Kartini juga dilakukan jajaran Rimbawan Perhutani. Misalnya dilakukan Rimbawan Wanita di KPH Ngawi. Informasi tentang kegiatan tersebut dapat dijumpai di rubrik Pojok KPH. Rimbawan yang budiman. Prestasi demi prestasi juga terus ditorehkan insan-insan Perhutani. Misalnya Anugerah BUMN dan BUMN Marketeers Award. Informasi tentang hal itu dirangkai dengan kabar jalinan kerja sama yang dilakukan Perhutani dengan BNPB dan Kejaksaan Agung dapat Anda jumpai di Rimba Khusus. Selain itu, Duta Rimba juga selalu menghadirkan hal-hal baru yang positif. Wujud komitmen itu adalah kehadiran dua rubrik baru mulai edisi ini. Kedua rubrik baru itu adalah Socio Rimba dan Enviro Rimba. Socio Rimba menghadirkan info-info tentang kegiatan sosial yang dilakukan Perhutani. Di edisi ini, kegiatan donor darah sebagai wujud kepedulian Rimbawan Perhutani dari KPH Madura mengisi tema Socio Rimba. Sedangkan Enviro Rimba berisi informasi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan Rimbawan Perhutani sebagai kontribusi positif bagi lingkungan hidup. Di edisi ini, informasi tentang aktivitas Perhutani KPH Bandung Utara mengajak Siswa SD di Bandung menghijaukan hutan dan Perhutani KPH Bandung Selatan yang bersama TNI dan masyarakat menanam ribuan pohon di Gunung Pangalengan hadir sebagai tema Enviro Rimba. Selain itu, masih banyak lagi ragam informasi yang hadir di rubrik-rubrik Duta Rimba edisi Maret-April 2019 ini. Seperti semangat kami untuk selalu menghadirkan hal baru yang piositif, seperti itu pula harapan kami agar informasi yang kami sajikan sangat bermanfaat bagi Anda semua. Salam Rimba! • DR

DUTA Rimba 1


semairimba

SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Jadilah Pengelola Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat

4

PRIMA RIMBA

12

• Lima Puluh Delapan Tahun dalam Karya yang 6 Matang

RIMBA UTAMA • • •

Kebersamaan, Dasar Jadikan Perhutani Lebih Maju Berbagi di Hari Jadi Bersama Untuk Membangun Negeri

12 18 24

RIMBA KHUSUS • Menebar Karya, Menuai Prestasi 28 • Jalinan Kerja Sama untuk Negeri 32 • Rajutan Kerja Sama dari Daerah 36 LENSA 40 • Hari Jadi Perhutani 2019 44 SOBAT RIMBA 48 LINTAS RIMBA

28

WARISAN RIMBA • Goa Langkob Mutiara Terpendam di Ciamis 52

ENSIKLO RIMBA • Si Cantik Merak Jawa Jangan Sampai Punah!

52

56

rimba daya • Mantan Sopir Angkot Sukses Jadi Petani Porang

60

socio rimba • Perhutani KPH Madura Gelar Aksi Donor Darah di Hari Jadi Perusahaan

68

BISNIS RIMBA • Menangguk Nilai Ekonomis dari Kleyang

64

POJOK KPH • Rimbawan KPH Ngawi dan Polwan Ngawi Bagikan Bingkisan ke Pengguna Jalan

70

WISATA RIMBA • Curug Cimanintin, Pesona Indah Tasikmalaya

72

72

INOVASI • Kolaborasi Perhutani – IPB Hasilkan Kayu Putih Tahan Rayap

76

ENVIRO RIMBA • Di Bandung, Perhutani Ajak Siswa SD, TNI, dan Masyarakat Umum Hijaukan Hutan 2 DUTA Rimba

80 NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


SobatRIMBA

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 3


BENAHDIRI

Dok. Kom PHT®2018

Jadilah Pengelola Hutan Terkemuka di Dunia dan

Denaldy M. Mauna Direktur Utama Perum Perhutani

Bermanfaat

bagi Masyarakat Perhutani..., Berubah! Perhutani..., Bisa! Perhutani..., Luar Biasa!

I

nsan Perhutani yang saya cintai. Alhamdulillahi robbil ’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, karena bahwasanya pada saat ini kita semua masih diberikan kesehatan, Kenikmatan, dan kekuatan, sehingga kita masih mampu untuk melakukan semua aktivitas sebagai rimbawan. Rasa syukur patut pula kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena pada tahun ini, tepatnya di tanggal 29 Maret 2019, Perum Perhutani genap menginjak usia 58 tahun. Sebuah usia yang cukup matang untuk sebuah badan usia. Oleh karena itu, di kesempatan yang berbahagian ini, saya ingin menyampaikan “Selamat ulang tahun, semoga Perhutani semakin kokoh dan kuat dengan langkah yang pasti dalam mewujudkan cita-citanya, yaitu Menjadi Pengelola Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat”. Insan Perhutani yang saya cintai. Pada tahun 2018, kita berhasil

4 DUTA Rimba

meningkatkan kinerja, dengan komitmen kerja “Execute Now!”, yaitu melakukan eksekusi terhadap semua proses bisnis secara terukur dan menghasilkan output dengan Quality, Cost, dan Speed yang Superior! Hal itu tidak terlepas dari upaya transformasi budaya dengan menjiwai tata nilai INTIKU. INTIKU adalah Integritas, InovaTIf, FoKus pada Pelanggan dan Unggul. Alhamdulillah, semua upaya dan jerih payah sampai dengan tahun lalu itu, membuahkan hasil dengan terjadinya peningkatan pendapatan, penanaman, dan kesejahteraan. Menyimak keberhasilan itu, sekali lagi kita patut bersyukur. Insan Perhutani yang berbahagia. Untuk dapat terus mendorong perbaikan dan pertumbuhan terutama atas tiga aspek pengelolaan hutan “People, Planet, dan Profit” (3P), pada tahun 2019, kita mengambil tema “Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity”. Hal itu merupakan upaya kita dalam mengintegrasikan semua aspek, baik hulu-hilir maupun internal-eksternal berbasis teknologi informasi terkini, dalam menunjang

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Di dalam mewujudkan program Good Corporate Governance tersebut, Perhutani telah memutuskan untuk mulai menerapkan ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di seluruh tingkatan organisasi. Di dalam mengawali program tersebut, kita telah berkomitmen untuk menerapkan dan mengawasi pelaksanaan Program 4T yaitu: a. TOLAK penyuapan, penyogokan, pemerasan, dan gratifikasi; b. TOLAK penggelembungan anggaran, penyimpangan, pertanggung jawaban dan laporan fiktif; c. TOLAK pemotongan uang kerja dan cashback; d. TOLAK benturan kepentingan. Di dalam rangkaian upaya transformasi bisnis, sejak tahun lalu telah dimulai proses redesain pengelolaan sumber daya hutan dalam upaya terus melakukan perbaikan dan pertumbuhan atas aspek 3P tersebut secara lestari. Salah satu bentuknya adalah mengembangkan portofolio usaha tanaman dan industri biomassa. Dari hasil positif atas berbagai pilot project tanaman biomassa di wilayah Perhutani, benchmarking dengan berbagai perusahaan yang sudah menjalankan usaha ini terlebih dahulu, atas berbagai kajian akademis dan konsultan, serta dengan peningkatan penggunaan “Clean Bioenergy” ini secara global, maka kita harus melangkah dengan pasti dalam pengembangan biomassa ini. Insan Perhutani yang saya banggakan. Perlu saya sampaikan bahwa dalam beberapa bulan terakhir ini, perusahaan sedang mengalami kondisi yang kurang baik. Hal ini disebabkan oleh

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

berbagai faktor internal maupun eksternal termasuk dikeluarkannya berbagai kebijakan baru. Selain perlu dilakukan pembenahan secara internal dengan tuntas, agar ritme kerja dapat kembali dan pencapaiannya lebih baik daripada tahun lalu, saya mengimbau agar kita lebih Focus, selalu Check dan re-check semua pekerjaan secara Detail, serta Communicate permasalahan dan perkembangan secara terus menerus kepada para pihak terkait.

Demikian sambutan dari saya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kekuatan kepada kita semua, sehingga segera terwujud kondisi terus membaiknya kinerja Perusahaan untuk menciptakan Perhutani Jaya dan Karyawan Sejahtera. Dan tentu, kita perlu bekerjasama dan bekerja keras untuk menciptakan kondisi Perhutani Jaya dan Karyawan Sejahtera itu. Selama Ulang Tahun ke-58 Perum Perhutani. • DR

DUTA Rimba 5


primarimba

6 DUTA Rimba

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Lima Puluh Delapan Tahun

dalam Karya yang Matang

S

ecara resmi, Perhutani sesungguhnya berdiri tahun 1961. Tepatnya 29 Maret 1961. Ketika itu, perusahaan kehutanan milik pemerintah ini awalnya bernama BPU Perhutani. Wilayah kerjanya ada di Pulau Jawa dan Luar Jawa. Wilayah di luar Jawa itu sekarang menjadi cakupan wilayah kerja PT Inhutani I sampai dengan V, yang kini juga menjadi anak-anak perusahaan Perum Perhutani. Kendati telah berusia 58 tahun, sesungguhnya tanggal kelahiran Perum Perhutani 29 Maret 1961 itu baru ditetapkan di tahun 2012, saat pertama kali hari ulang tahun Perhutani diperingati. Sebab, selama beberapa dasawarsa sebelumnya, waktu dan tanggal kelahiran Perhutani memang belum ditetapkan. Sebab, ketika itu masih banyak terdapat perbedaan pendapat, bahkan perdebatan, tentang hari kelahiran Perhutani. Ada yang menyebut tahun 1971, ada yang mengatakan tahun 1959, dan ada juga yang berpendapat tahun 1961. Akhirnya, di awal tahun 2012, Direktur Utama Perum Perhutani ketika itu, Bambang Sukmananto, memutuskan hari kelahiran Perum Perhutani adalah 29 Maret 1961. Di tahun 2012 itu pula, hari ulang tahun Perum Perhutani pertama kali diperingati. Tanggal 29 Maret 2012, mereka melangsungkan peringatan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Orang bilang, usia hanya angka, prestasi yang menentukan kualitas. Begitu pula yang mengiringi perjalanan Perum Perhutani. Usia 58 tahun membuat BUMN di bidang kehutanan ini kian matang sebagai entitas. Tetapi, bukan berarti kematangan itu dapat membuat terlena. Sebaliknya, justru harus memicu seluruh Rimbawan Perhutani untuk terus menelurkan karya yang juga kian matang. hari ulang tahun Perhutani dengan cara sederhana di Bogor, Jawa Barat. Sederhana, hanya ditandai dengan tumpengan saja, dan diisi antara lain dengan kegiatan sepeda sehat bersama Rimbawan Perhutani. Kini, usia Perhutani sudah 58 tahun. Ibarat manusia, di usia 58 tahun umumnya manusia telah banyak mengukir prestasi di dalam hidupnya. Mereka tak hanya mapan, tetapi juga matang. Lalu bagaimana dengan sebuah entitas bernama Perhutani? Apa makna usia 58 tahun bagi Perhutani, khususnya dalam memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara ini? Sejauh mana kontribusi Perhutani sebagai BUMN dalam ikut mendukung dan meningkatkan perekonomian nasional? Di momentum ari ulang tahun, pertanyaan-pertanyaan semacam itu perlu untuk dicerna dan menjadi

bahan renungan bagi insan-insan Rimbawan Perhutani. Sebab, kehadiran perusahaan ini tentu tidak kedap sama sekali dengan segala permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Sebaliknya, sebagai sebuah BUMN, Perhutani menjadi salah satu pilar penting dalam memperkokoh ekonomi nasional.

Sejarah Perhutani Perhutani hadir di dalam peta nasional sesungguhnya tidak lepas dari sejarah panjang tentang pengelolaan hutan di Pulau Jawa dan Madura secara moderninstitusional. Kehadiran sistem dan pola pengelolaan hutan secara modern-institusional itu ditandai dengan dikeluarkannya “Reglement voor het beheer der bosschen van den Lande op Java en Madoera”, Staatsblad 1897 nomor 61 (disingkat “Bosreglement”). Selain itu, terbit

DUTA Rimba 7


primarimba

pula “Reglement voor den dienst van het Boshwezen op Java en Madoera” (disingkat “Dienst Reglement”). Kedua peraturan itu menjadi dasar yang menetapkan aturan tentang organisasi Jawatan Kehutanan, dimana ketika itu dibentuk Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164. Sejak itu pula, hutan-hutan jati di Jawa mulai diurus dengan baik. Pengurusan hutan jati di Jawa itu dilakukan dengan dimulainya afbakening (pemancangan), pengukuran, pemetaan, dan tata hutan. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, sejarah pengelolaan hutan di bawah kekuasaan Hindia Belanda itu pun berakhir. Setelah Indonesia merdeka, maka seluruh hak, kewajiban,

8 DUTA Rimba

tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia. Hal itu berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UndangUndang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini”. Dengan disahkannya Ketetapan MPRS Nomor 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan Paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2551). Waktu itu, direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial. Tujuannya, agar kehutanan di Indonesia ini dapat menghasilkan keuntungan dan memberikan pemasukan bagi kas negara. Kemudian, ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang (Perppu) Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Lalu, untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30 Tahun 1961 tentang “Pembentukan PerusahaanPerusahaan Kehutanan Negara (Perhutani)”. Pada tahun 1961 tersebut, atas dasar UndangUndang Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, dan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Peraturan Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30 Tahun 1961 tentang “Pembentukan PerusahaanPerusahaan Kehutanan Negara (Perhutani)” itulah, maka Perhutani pun terbentuk.

Fungsi Strategis Jika menilik dan memelajari sejarah awal berdirinya Perum Perhutani tersebut, terlihat ada fungsi strategis yang diemban oleh perusahaan ini. Yaitu untuk dapat memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk penambahan isi pundi-pundi penerimaan negara. Tugas seperti ini telah mereka emban sejak berdiri hingga kini. Sebab, sebagai sebuah BUMN, mereka juga harus menjadi lokomotif pertumbuhan perkenomian nasional. Perjalanan waktu dan sejarah kemudian bergulir dan banyak terjadi perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang menaungi perjalanan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

bangsa ini. Perubahan-perubahan itu memberikan dampak dan pengaruh kepada Perhutani. Misalnya, pasca reformasi bergulir, seperti juga terjadi kepada hutan-hutan yang lain, hutan-hutan milik Perhutani juga dijarah secara besar-besaran oleh masyarakat. Dengan bekal semboyan “Hutan untuk Rakyat”, mereka melakukan penjarahan kayu-kayu hutan dan menggunduli hutan-utan Perhutani. Kondisi ini lantas membuat hutan-hutan milik Perhutani menjadi gundul, sehingga bisnis Perhutani juga sempat merosot. Seiring dengan perkembangan perjalanan sejarah itulah, peran strategis Perhutani pun bertambah. Perhutani juga lalu dituntut untuk bertransformasi. Jika sebelumnya hanya berperan dalam sistem perekonomian nasional, pasca reformasi bergulir, Perhutani juga berperan untuk mendukung sistem

kelestarian lingkungan dan sistem sosial-budaya. Khususnya di dalam hal memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, agar di satu sisi mereka bisa merasakan manfaat adanya hutan. Di sisi yang lain, masyarakat juga dapat terlibat di dalam mengelola dan mengamankan hutan dari aktivitas penjarahan. Sejalan dengan itu pula, untuk menyikapi kondisi hutan yang rusak secara fisik itulah, maka untuk menjalankan fungsi strategis yang dia emban yaitu untuk mendukung sistem kelestarian lingkungan hidup, Perhutani juga rajin melakukan penanaman hutan. Penanaman pohon kerap kali mereka lakukan, bukan hanya melibatkan insaninsan dalam korporasi, tetapi juga dilakukan oleh individu karyawan. Sebab, ketika itu, manajemen Perhutani mewajibkan seluruh karyawan Perhutani untuk menanam paling sedikit 25 pohon, baik di sekitar rumah maupun di lahan kosong yang lain.

Lima Puluh Delapan Tahun Kini, sudah lima puluh delapan tahun usia Perhutani. Beragam kegiatan dilakukan untuk mengisi peringatan hari ulang tahun ke-58 Perhutani. Bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi juga kegiatan sosial dan keakraban. Bukan hanya di kantor pusat tetapi juga di daerah. Serangkaian kegiatan yang digelar Rimbawan Perhutani dalam rangka menyambut hari jadi perusahaan yang ke-58 itu digulirkan dengan mengusung tema “Semangat Kebersamaan Menuju Perhutani 4.0+”. Sedangkan puncak acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 Perhutani dilaksanakan secara serentak tanggal 29 Maret 2019 di seluruh Unit Kerja, yang meliputi Pulau Jawa dan Madura, dan di masing-masing tempat itu dihadiri oleh perwakilan Dewan Direksi.

DUTA Rimba 9


primarimba

Rangkaian kegiatan menyambut Hari Jadi ke-58 tersebut di antaranya adalah pemberian santunan kepada anak yatim, donor darah, pembagian bibit, serta dimeriahkan juga dengan berbagai macam perlombaan. Sementara Peringatan Hari Jadi Perum Perhutani di Kantor Pusat diselenggarakan di Gedung Rimbawan Manggala Wanabakti Jakarta Pusat. Turut hadir di dalam kegiatan tersebut, perwakilan Dewan Pengawas beserta Dewan Direksi Perum Perhutani dan Anak Perusahaan, Mitra Kerja, serta seluruh karyawan Perhutani yang bertugas di Kantor Pusat. Di acara puncak kegiatan peringatan hari ulang tahun itu, dilakukan pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng itu memiliki makna sebuah ungkapan rasa syukur bahwa Perhutani telah mencapai usia yang ke-58 tahun.

10 DUTA Rimba

Di kesempatan itu, Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani yang diwakili oleh Anggota Dewan Pengawas, Haryadi Himawan, dalam sambutannya menyampaikan arahan dan motivasi bagi seluruh karyawan Perhutani untuk terus semangat dalam bekerja dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, juga penting untuk selalu membangkitkan semangat jiwa korsa agar terbentuk rasa kebersamaan di antara seluruh insan Perhutani. “Rasa kebersamaan menjadi dasar untuk menjadikan Perhutani lebih maju,” ujarnya. Di dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna, menyampaikan amanat yang juga menjadi arahan umum untuk segenap Satuan Unit Kerja, bahwa Perhutani terus mendorong perbaikan dan

pertumbuhan. Terutama perbaikan dan pertumbuhan atas tiga aspek pengelolaan hutan yaitu People, Planet dan Profit (3P). Ia juga menjelaskan bahwa tahun 2019 ini, Perhutani mengambil tema “Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity” sebagai upaya untuk mengintegrasikan semua aspek baik hulu-hilir maupun internal-eksternal berbasis teknologi informasi terkini, dalam menunjang penerapan tata kelola perusahaan yang baik. “Alhamdulillah, semua upaya dan jerih payah sampai dengan tahun lalu membuahkan hasil dengan terjadinya peningkatan pendapatan, penanaman, dan kesejahteraan,” ucap Denaldy. Denaldy juga menyampaikan bahwa momentum Hari Jadi ke-58 ini menjadi penyemangat bagi seluruh karyawan untuk menjadikan Perhutani yang lebih maju. Caranya dengan selalu mengedepankan integritas, meningkatkan ketelitian, dan fokus terhadap semua pekerjaan. “Saya mengimbau agar kita lebih fokus, selalu lakukan check dan recheck semua pekerjaan secara detail, dan communicate dalam semua bidang pekerjaan,” tutupnya. Semua yang diimbau Direktur Utama itu menunjukkan, kematangan dan kemapanan Perhutani akan sangat ditentukan oleh seberapa kencang perusahaan ini mampu berlari dan menghasilkan karya yang optimal dan maksimal. Sebab, di masa depan pertarungan bisnis bukan sekadar perturangan wacana, tetapi merupakan pertarungan nyata untuk melahirkan karya nyata dalam memberikan produk dan jasa yang bernilai tinggi bagi kepuasan konsumen, serta memberikan keuntungan besar bagi perusahaan, yang akan memberikan kontribusi positif bagi negara. Selamat Ulang Tahun ke-58, Perum Perhutani! • DR

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 11


RIMBAutama

Kebersamaan,

Dasar Jadikan Perhutani Lebih Maju

M

ata Haryadi Himawan melihat ke sekeliling. Ia memandang satu demi satu wajah karyawan Perum Perhutani yang ada di depan matanya. Dari atas panggung tempat dia berdiri menyampaikan kata sambutan mewakili Ketua Dewan Pengawas Perhutani, Djarot Kusumajakti, memang Haryadi dapat memandang seluruh karyawan yang hadir di Gedung Rimbawan itu. Sesaat kemudian, ia melanjutkan kata-katanya. “Rasa kebersamaan menjadi dasar untuk menjadikan Perhutani lebih maju,” ujarnya. Kalimat itu merupakan petikan ucapan sambutan Anggota Dewan Pengawas Pengawas Perum Perhutani, Haryadi Himawan, yang mewakili Ketua Dewan Pengawas Perhutani, dalam Acara Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun ke58 Perum Perhutani, di Gedung Rimbawan, Manggala Wanabakti, Jakarta, 29 Maret 2019. Saat menyampaikan kata sambutan Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani, Haryadi Himawan mengutarakan arahan dan motivasi bagi seluruh karyawan Perhutani, untuk terus bekerja dengan semangat dan penuh tanggung jawab. Sebelumnya, Perum Perhutani mengadakan serangkaian kegiatan

12 DUTA Rimba

Bertambahnya usia perusahaan menjadi 58 tahun menjadi momen penuh keakraban. Serangkaian kegiatan pun digelar sebagai penanda pertambahan usia. Kegiatankegiatan itu diharapkan menjelma menjadi motivasi positif yang memacu semangat. Semangat pun terus dipacu untuk bersama bekerja optimal dan maksimal. Ujungnya adalah menjadikan Perhutani lebih maju. dalam rangka menyambut hari jadinya yang ke-58. Rangkaian kegiatan menyambut Hari Jadi tersebut di antaranya pemberian santunan kepada anak yatim, donor darah, pembagian bibit serta dimeriahkan juga dengan berbagai macam perlombaan. Tahun ini, peringatan hari ulang tahun Perum Perhutani diadakan dengan mengedepankan tema “Semangat Kebersamaan Menuju Perhutani 4.0+” . Setelah serangkaian kegiatan, puncak acara pun dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2019 secara serentak di seluruh Unit Kerja yang meliputi Pulau Jawa dan Madura, dan dihadiri oleh perwakilan Dewan Direksi. Jadi, acara puncak tidak dipusatkan di sebuah tempat pada satu waktu, tetapi digelar di

banyak tempat karena diadakan di seluruh unit kerja dan di masingmasing tempat itu, hadir perwakilan dari Dewan Direksi. Di Kantor Pusat, kegiatan Peringatan Hari Jadi Perum Perhutani diselenggarakan di Gedung Rimbawan, Manggala Wanabakti, Jakarta. Hadir di acara tersebut, perwakilan Dewan Pengawas beserta Dewan Direksi Perhutani dan Anak Perusahaan. Turut hadir pula dalam kegiatan tersebut, para Mitra Kerja serta seluruh karyawan Perum Perhutani yang bertugas di Kantor Pusat. Puncak kegiatan di hari itu ditandai dengan dilakukannya pemotongan tumpeng. Potong tumpeng itu memiliki makna ungkapan rasa syukur bahwa Perhutani kini telah

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 13


rimbaUTAMA “Saya mengimbau agar kita lebih fokus, selalu check dan re-check semua pekerjaan secara detail, dan communicate dalam semua bidang pekerjaan,” tegasnya.

Bersama Berharijadi

mencapai usia yang ke-58 tahun. Di dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna, menyampaikan amanat yang juga menjadi arahan umum untuk segenap Satuan Unit Kerja Perhutani. Intinya bahwa Perhutani terus mendorong perbaikan dan pertumbuhan, terutama atas tiga aspek pengelolaan hutan, yaitu People, Planet dan Profit (3P). Denaldy juga menjelaskan bahwa tahun 2019 ini Perhutani mengambil tema “Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity” sebagai payung dari seluruh upaya untuk mengintegrasikan semua aspek, baik hulu-hilir maupun internal-eksternal, berbasis teknologi informasi terkini.

14 DUTA Rimba

Hal itu dilakukan dalam menunjang penerapan tata kelola perusahaan yang baik. “Alhamdulillah, semua upaya dan jerih payah sampai dengan tahun lalu membuahkan hasil dengan terjadinya peningkatan pendapatan, penanaman, dan kesejahteraan,” ungkap Denaldy di dalam sambutannya. Denaldy juga menyampaikan bahwa momentum Hari Jadi ke-58 Perhutani ini menjadi penyemangat bagi seluruh karyawan untuk mewujudkan Perhutani yang lebih maju. Semangat itu akan ditelurkan dalam seluruh kegiatan kerja. Sehingga, semua proses kerja dapat dirumuskan dalam sebuah pola yang terarah.

Peringatan hari jadi Perhutani yang diadakan serentak di seluruh unit kerja yang tersebar di seluruh wilayah Jawa dan Madura menunjukkan semangat kebersamaan seluruh insan Perhutani. Kebersamaan dalam berharijadi juga ditunjukkan oleh peserta kegiatan Peringatan HUT ke-58 Perhutani, yang berasal dari luar perusahaan. Hal itu misalnya diperlihatkan ribuan peserta acara tour trail di Kediri, Jawa Timur. Sebanyak 2.000 orang raider ketika itu, turut ambil bagian dalam gelaran Event Trail bertajuk “Anniversary Perhutani Ke 58”. Ajang tersebut diselenggarakan oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, hari Minggu, 10 Maret 2019. Menurut Administratur Perhutani KPH Kediri, Mustopo, acara ini merupakan kegiatan yang rutin diselengarakan setiap tahun di Tulungagung, khususnya dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun Perhutani. Event di tahun ini mengambil lokasi start dan finish di lapangan Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. “Rute yang dilewati adalah kawasan hutan yang termasuk wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pagerwojo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tulungagung, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri,” katanya. Peserta event trail tersebut berasal dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Timur dan juga Provinsi lainnya dari pulau-pulau lain semisal dari Kalimantan dan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Sumatera. Peserta event trail ini dijajal kemampuannya untuk menyusuri hutan sejauh 60 kilometer, yang memiliki sembilan tanjakan terjal dan medan yang sangat ekstrim di pegunungan lereng Gunung Wilis. “Jika dalam perjalanannya lancar, untuk menempuh jarak itu bisa memakan waktu sekitar 4,5 jam,” ujar Mustopo. Mustopo pun berharap, dengan adanya gelaran event tahunan yang diikuti ribuan peserta ini, dapat memperkenalkan hutan di wilayah KPH Kediri. Sehingga, masyarakat umum khususnya para raider ini dapat merasa ikut memiliki hutan. Jika rasa memiliki hutan itu telah tumbuh, diharapkan masyarakat akan memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga kelestariannya. “Di dalam Event Trail kali ini kami membagikan beberapa hadiah hiburan, dan hadiah utama berupa

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Intinya, Program 4T itu adalah Tolak penyuapan, penyogokan, pemerasan, dan gratifikasi; Tolak penggelembungan anggaran, penyimpangan, serta pertanggungjawaban dan laporan fiktif; Tolak pemotongan uang kerja dan cash back; sertaTolak benturan kepentingan. dua buah sepeda motor trail yang diundi setelah para peserta sampai di garis finish,” pungkas Mustopo.

Perhutani Bersih Sementara itu, di dalam mewujudkan program Good and Clean Governance, Perhutani mulai menerapkan ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Hal itu diterapkan di seluruh tingkatan organisasi Perhutani. Menurut Denaldy M Mauna, di dalam mengawali pelaksanaan program tersebut, pihaknya telah

berkomitmen untuk menerapkan dan mengawasi pelaksanaan Program 4T. Program 4T itu adalah Tolak penyuapan, penyogokan, pemerasan, dan gratifikasi; Tolak penggelembungan anggaran, penyimpangan, serta pertanggungjawaban dan laporan fiktif; Tolak pemotongan uang kerja dan cash back; sertaTolak benturan kepentingan. Selain itu, dalam rangkaian upaya transformasi bisnis, sejak tahun lalu Perhutani telah memulai proses redesan pengelolaan sumber daya hutan dalam upaya

DUTA Rimba 15


rimbaUTAMA

terus melakukan perbaikan dan pertumbuhan atas aspek-aspek people, planet, dan profit (3P) secara lestari. Salah satu bentuknya adalah pengembangan portofolio usaha tanaman dan industri biomassa di kawasan Perhutani, benchmarking dengan berbagai perusahaan yang sudah menjalankan usaha ini terlebih dahulu, serta dengan peningkatan penggunaan clean bioenergy secara global. Proses benchmarking dilakukan atas berbagai kajian akademis dan konsultasi. “Maka, kita harus melangkah secara pasti dalam hal penggunaan energi biomassa ini,” kata Administratur KPH Indramayu, Henry Gunawan. Di KPH Indramayu, peringatan HUT ke-58 Perhutani diwarnai dengan pembagian paket santunan kepada anak-anak yatim, dan kegiatan penanaman bibit pohon di SDN Wiralodra Blok Erpah, Dusun Sukatani, Desa Mekarwaru, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, menyebut, di tahun 2018, Perhutani

16 DUTA Rimba

telah melangkah secara pasti dengan komitmen kerja Execute Now! Komitmen kerja tersebut yaitu eksekusi terhadap seluruh proses bisnis secara terukur dan menghasilkan output dengan quality, cost, dan speed yang superior. Hal itu tidak terlepas dari upaya transformasi budaya, dengan menjiwai tata nilai integritas, inovatif, fokus pada pelanggan, dan unggul (Intiku). “Alhamdulillah, semua upaya dan jerih payah sampai dengan tahun lalu membuahkan hasil dengan terjadinya peningkatan pendapatan, penanaman, dan kesejahteraan, terang Denaldy.

Laba Perusahaan Hal yang membanggakan, hasil kerja sama dan kebersamaan di antara seluruh insan dan Rimbawan Perum Perhutani telah menunjukkan kinerja yang cukupbaik. Setidaknya, hal itu ditampilkan dalam kinerja keuangan perusahaan. Seperti dikatakan Denaldy M Mauna, semua upaya dan jerih payah insan-insan Perhutani sampai dengan tahun lalu membuahkan hasil, dengan terjadinya peningkatan pendapatan,

penanaman, dan kesejahteraan. Tercatat, Perhutani mampu meningkatkan kinerja keuangannya tahun 2017, setelah sempat menderita rugi bersih sebesar Rp 357,32 Milyar pada 2016. Pada semesteri I Tahun 2018,Perhutani membukukan pendapatan perusahaan sebesar Rp 1,8 Triliun, atau bertumbuh 26% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Laba bersih Perum Perhutani bahkan mencapai Rp 469 Milyar, atau meningkat 63% dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Yang membanggakan, raihan angka laba selama satu semester 2018 tersebut telah melampaui angka laba yang didapat selama satu tahun 2017. Sebab, laba bersih perusahaan selama satu tahun 2017 adalah Rp 406 Milyar. Denaldy pun menuturkan, pihaknya berharap hal itu bisa menjadi motivasi dan penyemangat bagi seluruh insan Perhutani agar terus bekerja dengan baik. Serta terusmeningkatkan kinerja dan semangat. Sehingga, hasil yang sudah baik itu dapat terus dipertahankan. Bahkan ditingkatkan. Dari waktu ke waktu. • DR

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 17


rimbaUTAMA

Berbagi

di Hari Jadi Hari Jadi perusahaan tak harus selalu diisi dengan kegiatan senang-senang. Tetapi, justru di hari bersejarah dalam perjalanan perusahaan ini, menjadi saat yang tepat untuk saling berbagi. Dan itulah yang ditunjukkan Perum Perhutani di sejumlah tempat. Mereka memberikan paket santunan untuk anak-anak yatim, memberikan bibit tanaman, melakukan kegiatan donor darah, serta pemberian santunan untuk janda purna tugas pun mengisi kegiatan-kegiatan sosial Perum Perhutani di sejumlah KPH.

P

eringatan Hari Ulang Tahun ke-58 Perum Perhutani diperingati Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur dengan menggelar sejumlah kegiatan. Mereka mengadakan berbagai perlombaan yang diikuti oleh para karyawan Perhutani. Selain itu, di dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 tersebut, KPH Cianjur juga mengadakan pemberian santunan kepada anak yatim dan piatu, serta pemberian bibit tanaman kepada Sekolah Dasar

18 DUTA Rimba

(SD) yang berada di sekitar kawasan hutan Perhutani. Administratur KPH Cianjur, Mulyadi, mengatakan, pihaknya memang rutin melaksanakan peringatan Hari Ulang Tahun Perum Perhutani setiap tanggal 29 Maret. Di peringatan ke-58 tahun ini, KPH Cianjur, kata Mulyadi, menyelenggarakan beberapa kegiatan semisal pemberian santuan dan mengadakan berbagai perlombaan. Juga ada pemberian hadiah bagi karyawan yang berprestasi.

Dimulai dengan pelaksanaan upacara hari jadi, selanjutnya kami mengadakan perlombaanperlombaan untuk kebersamaan para karyawan, serta ada pemberian bantuan bibit tanaman kepada SD-SD yang berdekatan dengan kawasan hutan,� katanya. Mulyadi melanjutkan, peringatan hari jadi perusahaan itu mereka laksanakan sebagai bagian untuk mengingat sejarah perjalanan perusahaan, sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas pencapaian yang telah mereka dapatkan selama

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 19


rimbaUTAMA alam itu memang perlu untuk terus digaungkan. Dan Mulyadi pun berharap, masyarakat dan semua pihak dapat tergugah kesadarannya untuk ikut terus bersama-sama menjaga kelestarian alam, khususnya hutan. “Nah, intinya adalah pengelolaan hutan harus melibatkan masyarakat di sekitar hutan. Sehingga, keterlibatan semua pihak bisa menjadi intensif. Tanpa kepedulian semua pihak, tentu kita sulit melakukan pengelolaan hutan secara intensif. Maka, semua pihak harus ikut berpartisipasi, dan hal itu sangat penting,” tuturnya.

Donor Darah

Kami sebagai pengelola hutan di Jawa harus menjaga agar hutan di Jawa ini harus tetap lestari, sehingga dengan adanya peringatan hari jadi ini bisa mengingatkan kami agar bisa menjaga Perhutani agar terus eksis dan hutan terus lestari,” ujar Mulyadi. perjalanan sejarah perusahaan tersebut. Sebab, 58 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Di dalam rentang waktu perjalanan 58 tahun itu, sudah pasti banyak dinamika yang mereka lalui. Momentum peringatan hari ulang tahun itulah yang menjadi penanda untuk selalu bersyukur atas apa yang telah mereka raih di antara banyak dinamika itu. “Jadi kami harus terus memertahankan eksistensi Perhutani. Kami sebagai pengelola hutan di Jawa harus menjaga agar hutan di

20 DUTA Rimba

Jawa ini harus tetap lestari, sehingga dengan adanya peringatan hari jadi ini bisa mengingatkan kami agar bisa menjaga Perhutani agar terus eksis dan hutan terus lestari,” ujarnya. Mulyadi menuturkan, untuk kegiatan pemberian bibit tanaman, memang mereka memfokuskan kepada sekolah-sekolah SD yang lokasinya berdekatan dengan kawasan hutan. Tujuannya, agar sekolah-sekolah tersebut selanjutnya bisa ikut membantu memelihara kelestarian alam. Kesadaran untuk ikut serta memelihara kelestarian

Di KPH Randublatung, peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 Perum Perhutani juga diisi dengan kegiatan sosial. Bertempat di Kantor KPH Randublatung, pada Kamis, 4 April 2019, mereka melaksanakan kegiatan sosial berupa donor darah, yang diikuti oleh karyawan dan karyawati Perum Perhutani. Pelaksanaan acara donor darah ini terselenggara berkat kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Blora. Selain diikuti oleh karyawan dan karyawati Perhutani KPH Randublatung, kegiatan ini juga diikuti oleh masyarakat umum, Pramuka Saka Wanabakti, dan para pegawai dari instansi-instansi lain yang berada di seputar Kecamatan Randublatung. Acaranya didahului dengan kegiatan olah raga yaitu jalan santai. Dari kegiatan di hari itu, terkumpul lebih dari 100 kantong darah yang selanjutnya dibawa oleh PMI Cabang Blora. Di dalam kesempatan itu, Adminstratur KPH Randublatung, Achmad Basuki, mengatakan, kegiatan donor darah ini merupakan bentuk solidaritas dari karyawan dan karyawati Perhutani KPH Randublatung demi menolong

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


sesama yang membutuhkan. Sebab, setiap tetes darah yang kita donorkan dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain. Hal itu menunjukkan kepedulian insan-insan Perhutani terhadap sesama manusia dan kemanusiaan. “Dengan kegiatan ini, kami berharap para karyawan Perhutani mempunyai jiwa sosial yang tinggi demi menolong sesama,” katanya. Sementara itu, Ketua PMI Cabang Blora, dr. Didik Wedo Nurdoyo, yang terjun langsung ke kegiatan ini, mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani KPH Randublatung yang telah melaksanakan kegiatan donor darah tersebut. Sebab, hal itu sangat membantu bagi pelaksanaan tugas kemanusiaan yang diemban PMI dalam rangka melayani masyarakat yang membutuhkan. “Semoga kegiatan ini dapat dilaksanakan pada setiap acara maupun kegiatan-kegiatan yang lain. Sehingga, di Kabupaten Blora selalu

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

tersedia darah bagi masyarakat yang membutuhkannya,” ucapnya.

Lebih Baik dan Bermanfaat Rangkaian acara dalam rangka peringatan Huari Ulang Tahun ke-58 Perum Perhutani juga diadakan di Perhutani KPH Blitar. Di antaranya adalah kegiatan jalan sehat yang diadakan pada 28 Maret 2019. Mengambil lokasi start dan finish di Kantor KPH Blitar yang terletak di Jalan Sodancho Suprijadi, Kota Blitar, ratusan peserta yang terdiri dari karyawan-karyawati Perum Perhutani serta dari instansi-instansi yang ada di sekitar, menempuh perjalanansejauh 6 kilometer di hari itu. Di garis finish, dilakukan gelaran acara keakraban. Di dalam acara keakraban itu, peserta mengikuti pengundian nomor peserta. Pemenang undian tersebut berhak mendapatkan hadiah utama berupa satu set meja-kursi kayu jati. Selain

itu, hadiah yang diberikan juga berupa barang-barang elektronik dan aneka hadiah door prize yang lain. Selain jalan santai, kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 Perum Perhutani itu juga diisi dengan pertandingan-pertandingan semisal tenis meja, catur, serta permainanpermainan tradisional. Sebelumnya, mereka juga mengadakan aksi penanaman pohon yaitu johar, trembesi, dan sirsak. Sebanyak 1.500 bibit tanaman mereka tanam di hari itu, berlokasi di kawasan tepi Sungai Brantas, khususnya di Kawasan kembangarum, Sutojayan. Menurut Wakil Administratur KPH Blitar, Sarman, tepat di hari jadi perusahaan yaitu tanggal 29 Maret 2019, mereka mengadakan upacara dan tasyakuran. Selanjutnya, di tanggal 3 April mereka mengadakan aksi donor darah. Dan tanggal 4 April, kegiatan yang mereka gelar adalah pemberian santunan untuk anak yatim.

DUTA Rimba 21


rimbaUTAMA

“Yang kami harapkan di Hari Ulang Tahun ini, Perum Perhutani dapat bisa mencapai kondisi yang lebih baik lagi. Khususnya lebih baik dalam mengelola hutan, sehingga dapat lebih bermanfaat terhadap lingkungan, masyarakat, dan negara,” ucap Sarman.

Olah Raga, Santunan, Tanam Pohon Sementara itu, Peringatan HUT ke-58 Perhutani juga berlangsung di Kantor KPH Kuningan. Di sana, ulang tahun Perhutani kali ini ditandai dengan aneka kegiatan, semisal santunan kepada kaum jompo dan anak-anak yatim piatu, lomba olah raga berupa bola volly dan tenis meja, penanaman pohon, serta pembagian bibit pohon buah kepada murid-murid Sekolah Dasar. Kegiatan

22 DUTA Rimba

penanaman pohon di KPH Kuningan dipimpin langsung oleh Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna. Sedangkan pemberian bibit pohon buah dilakukan kepada muridmurid SD Cipedes, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dipimpin oleh Administratur KPH Kuningan, Encum Maksum. “Tujuan pemberian bibit-bibit pohon buah ini adalah agar tertanam jiwa cinta terhadap kegiatan menanam, terutama pohon buahbuahan yang menghasilkan, di kalangan anak-anak,” tutur Encum. Kegiatan nyaris serupa dilakukan di Perhutani KPH Sumedang. Mereka melaksanakan upacara Hari Jadi ke-58 perusahaan tepat di tanggal 29 Maret 2019, di halaman Kantor KPH Sumedang. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh karyawan-

karyawati KPH Sumedang, anakanak yatim dan duafa, serta janda purna bakti Rimbawan Perhutani KPH Sumedang. Setelah upacara berlangsung, diadakan pemberian paket santunan untuk anak-anak yatim dan duafa, serta janda purna bakti Rimbawan Perhutani KPH Sumedang. Administratur KPH Sumedang, Asep Setiawan, berpesan agar seluruh insan Perhutani, khususnya Perhutani KPH Sumedang, senantiasa menjaga dan melestarikan alam sekitar. Asep juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada para karyawan yang telah purna tugas. Sebab, mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan baik, khususnya dalam menjaga hutan yang menjadi pangkuan KPH Sumedang. “Ini merupakan ucapan terima kasih atas dedikasi dan pengorbanan anggota keluarga terhadap kemajuan Perhutani KPH Sumedang,” ucapnya. Salah satu janda purna tugas Perhutani KPH Sumedang, Sri, menyatakan terima kasih kepada Perhutani KPH Sumedang, dan berharap Perhutani dapat semakin maju di usianya yang sudah 58 tahun. Sementara Indah, putri dari almarhum salah satu karyawan Perhutani KPH Sumedang, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang masih peduli dan memerhatikan anak-anak yatim karyawannya. Pada akhirnya, seluruh rangkaian kegiatan berbagi yang dilakukan para Rimbawan Perhutani, baik di kantor pusat maupun di KPHKPH, menunjukkan Perhutani tidak hanya peduli pada pengembangan perusahaan, tetapi juga terhadap lingkungan sekitar. Juga selalu peduli untuk selalu berbagi kepada sesama. Terutama mereka yang telah memberikan dedikasi kepada perusahaan. Bravo! • DR

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 23


rimbaUTAMA

Bersama

Untuk Membangun Negeri

R

atusan masyarakat Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, mengikuti kegiatan “Bersih-bersih Kampoeng Sehat Bersama BUMN”. Kegiatan yang digelar dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-21 Kementerian BUMN tersebut merupakan hasil kolaborasi dua BUMN, yaitu Perum Perhutani dan PT KAI (Kereta Api Indonesia). Acaranya diadakan di Desa Sungaibuntu, Sabtu, 6 April 2019.

24 DUTA Rimba

Tahun ini, Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) tepat berusia 21 tahun. Hari Ulang Tahun ke-21 Kementerian BUMN pun diperingati oleh seluruh BUMN. Sebagai salah satu BUMN, Perum Perhutani pun turut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan dalam rangka peringatan HUT Kementerian BUMN. Acara yang diadakan di banyak tempat itu meliputi bakti sosial maupun acara seremonial. Semuanya dilakukan dengan satu bingkai, bersama untuk membangun negeri. Di dalam kegiatan bakti sosial itu, Perum Perhutani dan PT KAI memberikan bantuan sebesar Rp 302.500.000 (tiga ratus dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada masyarakat Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang. Bantuan itu diberikan dalam bentuk pembuatan bak sampah dan saluran pembuangan air limbah. Perwakilan Perum Perhutani yang hadir di acara tersebut adalah Kepala Departemen PPSDH Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten), Hendry Poernomo,

yang hadir mewakili Kepala Divre Janten Perum Perhutani. Selain memberi bantuan dana, Perum Perhutani dan PT KAI juga mengajak masyarakat dan kaum milenial setempat untuk ikut dalam kegiatan penanaman bersama. Selain itu, diselenggarakan pula penjualan paket sembako murah sejumlah 1.000 paket yang satu paketnya senilai Rp 42.500. Setiap paket tersebut lalu dijual kepada masyarakat yang hadir dengan harga 10.000 per paket. Masyarakat dapat membeli paket tersebut

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Dok. Foto: Dok. Bank BTN

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 25


dengan harga murah, caranya dengan menunjukkan aplikasi Link Aja di Smartphone masing-masing. Teknologi smartphone yang telah sampai ke desa-desa membuat komunikasi dan banyak kegiatan lain menjadi lebih mudah. Di kesempatan itu, Kepala Departemen PPSDH Divre Janten, Hendry Poernomo, menyampaikan, kegiatan yang mereka lakukan di hari itu merupakan wujud pengabdian mereka kepada seluruh masyarakat. Selaku bagian dari BUMN, Perum Perhutani dan PT KAI akan terus mengabdi kepada masyarakat dan negara. Dan melaksanakan kegiatankegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat banyak. “Kegiatan CSR bersih-bersih Kampoeng Sehat Bersama BUMN ini merupakan salah satu kegiatan yang kami wujudkan, demi membantu mengangkat kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan pemberdayaan sosial masyarakat secara langsung,” ungkapnya. Sementara itu, Administratur KPH Purwakarta, Sukidi, yang juga berada di lokasi bakti sosial tersebut, mengatakan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari kegiatan menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kementerian BUMN. Dan untuk menyemarakkan kegiatan penanaman pohon serta bakti sosial pada hari itu, hadir 100 orang perwakilan karyawan Perum Perhutani.

Pecahkan Rekor MURI Rangkaian kegiatan dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun ke-21 Kementerian BUMN juga diisi dengan sejumlah kegiatan menarik. Salah satu kegiatan yang menarik itu adalah syukuran HUT ke-21 Kementerian BUMN yang diadakan di Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu, 13 April 2019. Di hari itu,

26 DUTA Rimba

Dok. Foto: akurat.co

rimbaUTAMA

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, beserta Dewan Pengawas Perum Perhutani, Dharma wanita Perum Perhutani, dan ratusan karyawan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, turut serta hadir dan meramaikan syukuran HUT ke-21 BUMN tersebut. Kegiatan itu menjadi menarik, karena Peringatan HUT Kementerian BUMN tersebut berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Rekor MURI yang berhasil dipecahkan pada hari itu adalah rekor makan nasi kuning bersama, oleh lebih dari 5800 orang, dengan tumpeng berbentuk miniatur Candi Borobudur berukur panjang dan lebar masing-masing 6 meter dengan tinggi mencapai 4,12 meter. Tumpeng itu pun menjadi saksi sejarah tercatatnya dalam rekor MURI sebagai tumpeng terbesar dan tertinggi di dalam kegiatan perayaan HUT ke-21 Kementerian BUMN di Semarang. Denaldy menyampaikan, di tahun 2019 Perhutani telah menerima penghargaan Big Corporate

kategori Inovasi Teknologi Terbaik ke III. Menurut Denaldy, proses penganugerahan BUMN 2019 itu diikuti oleh 90 BUMN yang penjuriannya dilakukan melalui dua tahap, yaitu seleksi dan dilanjutkan presentasi oleh CEO BUMN serta juga monitoring pemberitaan di media massa. “Penghargaan BUMN ini diharapkan menjadi pemicu dan pembelajaran bagi kami dalam meningkatkan dan mempertahankan pencapaian Perhutani selama ini,” imbuh Denaldy. Menteri BUMN, Rini Soemarno, dalam sambutannya di kesempatan tersebut, menyampaikan berbagai kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai BUMN dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Khususnya adalah aset BUMN yang mencapai Rp 8.092 triliun, naik sebesar 12 persen dibandingkan tahun 2017. Selain itu, Rini juga mengajak para pegawai BUMN, terutama generasi milenial, untuk terus berkontribusi membangun negeri melalui BUMN. • DR

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 27


RIMBAkhusus

28 DUTA Rimba

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Menebar Karya,

Menuai Prestasi

K

abar menggembirakan hinggap di Perum Perhutani menjelang akhir Maret 2019. Hanya sehari sebelum peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 perusahaan, Perum Perhutani meraih penghargaan Anugerah BUMN 2019. Penyerahan penghargaan yang diselenggarakan oleh Majalah BUMN Track itu diadakan di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019, malam. Penghargaan Anugerah BUMN 2019 tersebut diberikan oleh Dewan Pakar BUMN Track, Toto Pranoto, kepada Direktur Utama Perhutani, yang diwakili oleh Direktur SDM, Umum dan IT, Kemal Sudiro. Ajang Anugerah BUMN sendiri merupakan perhelatan yang digelar BUMN Track setiap tahun. Pengargaan itu diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kinerja BUMN Indonesia, setelash melalui serangkaian penilaian oleh Tim Juri yang dibentuk BUMN Track. Bertindak selaku Ketua Dewan Juri Anugerah BUMN 2019 adalah Mantan Menteri Negara BUMN, Tanri Abeng. Di dalam sambutannya, Tanri Abeng menjelaskan proses penganugerahan BUMN 2019 diawali oleh penjuarian terhadap 90 BUMN. Proses penjuriannya dilakukan melalui dua tahap, yaitu seleksi dan dilanjutkan presentasi oleh CEO BUMN. Selain itu, Dewan Juri juga melakukan monitoring atau pemantauan terhadap pemberitaan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Di antara persiapan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-58,Perum Perhutani menerima sejumlah penghargaan. Hal itu menunjukkan karya insan-insan Perhutani diakui pihak eksternal. Juga membuktikan efektivitas dari terobosan-terobosan yang dilakukan Perhutani dalam menjalankan kinerjanya. Dan kalimat “tanam prestasi berbuah penghargaan” pun pantas untuk disematkan. tentang BUMN yang menjadi peserta tersebut di media massa. Dan setelah melalui serangkaian penilaian oleh Dewan Juri tersebut, Perum Perhutani dinyatakan sebagai penerima penghargaan Big Corporate kategori Inovasi Teknologi Terbaik III. Sementara itu, Pemimpin Redaksi BUMN Track, Akhmad Kusaeni, di dalam kesempatan yang sama, menyampaikan bahwa Penganugerahan BUMN yang mereka gelar itu diharapkan menjadi pemicu dan pembelajaran bagi para CEO BUMN dalam meningkatkan dan mempertahankan capaian BUMN yang dipimpinnya. Sehingga, setiap BUMN akan terpacu untuk terus meningkatkan kinerja. Ujungnya tentu saja peningkatan kualitas layanan terhadap kosumen. Sedangkan Kemal Sudiro di dalam keterangannya menjelaskan, saat ini Perum Perhutani tengah

mengembangkan sistem penjualan online Toko Perhutani dan aplikasi mobile Toko Perhutani yang merupakan mobile applications pertama dengan platform produk kehutanan. Kemal menuturkan, Toko Perhutani selanjutnya akan terus diperkaya dengan fitur-fitur yang memudahkan proses transaksi dan interaksi produk kehutanan Perhutani. Tujuannya tentu saja meningkatkan kualitas layanan yang dapat menaikkan tingkat kenyamanan konsumen karena proses transaksi akan lebih cepat dan mudah.

BUMN Marketeers Award 2019 Satu bulan setelah meraih Big Corporate kategori Inovasi Teknologi Terbaik III dalam ajang Anugerah BUMN 2019, prestasi kembali ditorehkan Perum Perhutani. Di paruh akhir April 2019, Perum Perhutani dinyatakan meraih lima

DUTA Rimba 29


rimbakhusus penghargaan dalam ajang BUMN Marketeers Awards 2019 yang diselenggarakan oleh Markplus, Inc dan Forum Humas BUMN. Penyerahan penghargaan tersebut diadakan di Jakarta, Rabu, 24 April 2019. Perhutani berhasil mendapat lima penghargaan, masingmasing untuk kategori The Most Promising Company in Enterpreneurial SOEs, The Most Promising Company in Branding Campaign, The Most Promising Company in Tactical Marketing, The Most Promising Company in Strategic Marketing, dan The Most Promising Company in Marketing 3.0. Penghargaan-penghargaan tersebut diserahkan oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Asmawi Syam, kepada Direktur Utama Perum Perhutani yang diwakili oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, Bambang Catur Wahyudi. BUMN Marketeers Awards sendiri adalah ajang penghargaan bagi BUMN yang berprestasi di bidang pemasaran. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap BUMN serta anak perusahaannya yang memiliki strategi pemasaran efektif dalam mengelola product, brand, and customer. Selain mempertimbangkan aspek profitability, dilakukan pula penilaian ekstra bagi BUMN yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik sosial maupun lingkungan. BUMN Marketeers Award 2019 diikuti 60 BUMN termasuk anak perusahaan. Di tahunini, penyelenggaraannya mengusung tema “Entrepreneurial State Owned Enterprises (SOEs)”. Saat memberikan keterangan di sela-sela pemberian penghargaan tersebut, Bambang Catur Wahyudi juga menyampaikan, Perhutani

30 DUTA Rimba

saat ini telah mengembangkan Penjualan Online Toko Perhutani dan aplikasi mobile Toko Perhutani. Ia menegaskan, Toko Perhutani merupakan mobile apps pertama yang mengusung platform produk kehutanan. “Aplikasi ini akan terus diperkaya dengan fitur-fitur yang memudahkan proses interaksi dan transaksi produk Perhutani. Harapannya, aplikasi ini dapat memudahkan konsumen dalam berbelanja produk-produk

Perhutani, baik produk industri kayu maupun non kayu,” jelas Bambang. Selain itu, Bambang juga menjalskan, Perhutani juga memberikan jaminan terhadap mutu, asal-usul, serta legalitas produk kayu yang dihasilkannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan pasar dunia terhadap produk yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari. “Perhutani menerapkan Sustainability Forest Management. Terbukti, Perhutani sebagai

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


pemegang 49 sertifikat FSC Controlled Wood dan 8 sertifikat FSC FM-CoC. Selain itu, di dalam mengelola sumber daya hutan, Perhutani melibatkan 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan se-pulau Jawa dan Madura,” tambah Bambang.

Era Industri Ragam prestasi yang diraih Perhutani menunjukkan proses pengembangan pengelolaan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

hutan dengan banyak inovasi yang dilakukan perusahaan ini. Sebab, tuntutan kebutuhan masyarakat di era industri seperti sekarang ini membuat pola pengelolaan hutan saat ini tak lagi cukup hanya sekadar menanam pohon jati, lalu memotong dan menjual kayunya,seperti lazim dilakukan di masa lalu. Di masa sekarang, saat era industri sedang melingkupi kita, terdapat kebutuhan masyarakat yang menuntut ketersediaan

produk yang lebih dari sekadar kayu gelondongan. Hal itu sebenarnya memberikan peluang untuk lebih meningkatkan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan Perhutani selama ini. Tetapi sekaligus juga memberikan tantangan agar Perhutani mampu bertahan – dan bahkan mungkin berjaya – di tengah persaingan bisnis yang begitu deras melingkupi. Sehingga, Perhutani juga memerlukan penguatan tenaga-tenaga ahli bisnis di dalam entitasnya. Menyikapi berbagai tantangan dan peluang bisnis tersebut, langkah Perhutani yang sejak sepuluh tahun terakhir mulai bergerak untuk lebih mengembangkan usahanya ke bidang-bidang lain yang masih terkait dengan pengelolaan hutan, layak untuk ditepuktangani. Misalnya, industri kayu yang melibatkan rakyat. Perhutani sadar, memiliki potensipotensi besar yang semuanya perlu digarap dengan serius. Nah, langkah untuk lebih serius menangani seluruh potensi besar yang dimiliki itu telah pula diayun sejak beberapa tahun lalu. Demi untuk menggarap semua potensi besar yang ada itu, Perhutani juga lebih profesional.Personelpersonel yang dimilikijuga lebih dikembangkan menjadi SDM-SDM yang berspesifikasi sebagai ahli-ahli bisnis, selain tetap punya tenagatenaga yang memiliki keahliankeahlian di bidang tumbuhan, lingkungan, pemuliaan tanaman, dan lain-lain. Kesadaran itu mengemuka karena kenyataan bahwa kehadiran ahli-ahli bisnis di antara SDM yang Perhutani miliki saat ini sudah menjadi sebuah keharusan.Maka, langkah ke arah itu pun diayunkan. Perhutani pun kian berkembang ke arah profesionalisme. Berbagai penghargaan yang diraih BUMN Kehutanan ini membuktikan hal itu. Bravo! • DR

DUTA Rimba 31


rimbakhusus

Jalinan Kerja Sama

untuk Negeri

S

elain torehan prestasi dan penghargaan yang dicapai perusahaan, momentum seputar peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 Perhutani juga diwarnai dengan aktivitas merajut jalinan kerja sama dengan banyak pihak. Rangkaian kerja sama yang dijalin itu sekaligus menunjukkan kredibilitas Perhutani di mata masyarakat. Masyarakat bisnis dan umum menaruh kepercayaan terhadap Perhutani karena BUMN Kehutanan ini telah membuktikan kinerja mereka selama ini yang bukan main-main. Rangkaian jalinan kerja sama dengan pihak eksternal itu diawali pada 19 Maret 2019. Ketika itu, Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, berjumpa Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun), Loeke Larasati, di ruang Rimbawan II, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Di hari itu, Denaldy dan Loeke menandatangani Kesepakatan Bersama tentang Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara. Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Perum Perhutani dengan Kejaksaan Agung ini menandai jalinan kesepakatan bersama dua institusi tersebut terkait penanganan masalah hukum Perdata dan Tata Usaha Negara. Kesepakatan bersama itu bertujuan untuk meningkatkan efektifitas

32 DUTA Rimba

Di dalam sebuah sistem, tidak ada sub sistem yang berdiri sendiri. Sebab, prinsip kerja sebuah sistem adalah sebuah kesatuan dari banyak sub sistem yang masing-masing sub sistem saling mendukung dan persoalan di satu sub sistem akan berdampak pada sub sistem yang lain dan membuat sistem tersebut berjalan tidak seimbang. Demikian pula dalam penyelenggaraan Good Corporate Governance (GCG). Di dalam konteks itulah, Perhutani senantiasa menjalin kerja sama saling mendukung proses kerja dengan pihak-pihak yang terkait. penyelesaian masalah Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara di dalam maupun di luar pengadilan yang dihadapi Perhutani, serta mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi Perhutani maupun Kejaksaan Republik Indonesia dalam penyelesaian masalah hukum Perdata dan Tata Usaha Negara. Sehingga, masing-masing institusi memiliki kesepahaman untuk saling mendukung proses kerja para pihak. Kerja sama dua institusi kali itu merupakan jalinan kerja sama lanjutan di antara Perhutani dengan Jamdatun Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Sebelumnya Perhutani dan Jamdatun telah menjalin kesepakatan kerja sama yang telah berakhir tanggal 29 April 2018. Perjanjian kerja sama saat

itu meliputi kerja sama pemberian bantuan hukum baik litigasi maupun non litigasi, pemberian pertimbangan hukum, dan tindakan hukum lain semisal mediator atau fasilitator. Selain penandatangan kerjasama lanjutan antara Perhutani dengan Jamdatun, di hari itu juga dilakukan penandatanganan kerja sama dengan wilayah kerja Perum Perhutani. Yaitu jalinan kerja sama antara Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) dan Kadivre Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Jawa Barat dan Banten.

Perlindungan Masalah Hukum Denaldy M Mauna di dalam sambutannya usai penandatanganan kesepakatan tersebut, menyatakan, kerja sama ini sangat positif guna

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 33


rimbakhusus

mengantisipasi dan menghadapi terjadinya masalah atau sengketa hukum di dalam pengelolaan perusahaan maupun pengelolaan hutan. Kejaksaan Agung RI dapat membantu memberikan pertimbangan hukum termasuk pendampingan dalam proses pembuatan produk-produk hukum di Perum Perhutani. Sehingga, pembuatan produk-produk hukum di dalam tubuh Perum Perhutani itu dapat sesuai prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). “Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola 2,4 juta hektar hutan di Pulau Jawa dan Madura, Perhutani seringkali menghadapi persoalan kompleks dalam mengelola dan mengamankan kawasan hutan negara dan tanah-tanah aset perusahaan tersebut. Guna mengantisipasi dan menghadapi permasalahan atau sengketa hokum, khususnya dalam bidang perdata dan tata usaha negara yang dihadapi Perhutani maupun anak-anak perusahaannya, maka sangat perlu adanya kerja sama seperti ini,” kata Denaldy.

34 DUTA Rimba

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola 2,4 juta hektar hutan di Pulau Jawa dan Madura, Perhutani seringkali menghadapi persoalan kompleks dalam mengelola dan mengamankan kawasan hutan negara dan tanahtanah aset perusahaan. Sementara itu, di kesempatan yang sama, Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara, Loeke Larasati, menyatakan, pihaknya mendukung kerja sama tersebut. Kejaksaan Agung sebagai institusi yang memiliki kewenangan mewakili negara dalam menangani masalah hukum yang dihadapi negara atau pemerintah, termasuk BUMN, mendukung penuh pelaksanaan tugas Perhutani sebagai BUMN di sektor kehutanan. “Dalam melaksanakan kegiatannya, Perum Perhutani dihadapkan tidak hanya kepada permasalahan teknis semata, namun juga pada permasalahan di bidang hukum. Oleh karena itu, negara atau pemerintah telah mempunyai institusi yang diberi

wewenang untuk menangani serta mewakili negara atau pemerintah dan menjadi kuasanya, yaitu Kejaksaan RI. Hal itu sebagaimana Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Wewenang ini menjadikan kami sebagai lembaga yang dapat menjalankan tugas dan fungsi di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara,” tuturnya.

Nota Kesepahaman Tanggap Bencana Sehari sesudah penandatanganan kerja sama dengan Jamdatun, Perhutani juga menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, menandatangani

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding / MoU) dengan BNPB. Penandatanganan kesepahaman tentang Penanggulangan Bencana tersebut dilakukan di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019. Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dilakukan dalam acara Bincang-Bincang Kepala BNPB bersama pimpinan perusahaan, dengan tema “Siap Tangguh Bersama Lembaga Usaha”. Di dalam kegiatan tersebut, turut pula dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (tripartit) antara Perhutani, BNPB, dan PT Sulotco Jaya Abadi (Kapal Api) tentang Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Budidaya Tanaman Kopi Guna Mendukung Kegiatan Penanggulangan Bencana. Selain itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Perhutani, BNPB dan PT Galih Jaya tentang Penguatan Logistik dalam Penanggulangan Bencana. Di dalam diskusi yang dilakukan itu, kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, menyampaikan, saat ini Pulau Jawa sudah mengalami kerusakan ekologis yang sangat memprihatinkan. Sehingga, pihak BNPB memberikan saran kepada banyak pihak, salah satunya ke Perhutani, untuk menjalin kerja sama dalam menjaga kelestarian hutan di Jawa. “Masyarakat perlu turut dilibatkan dalam program tersebut, agar masyarakat mendapat nilai tambah dan dapat meningkatkan ekonomi mereka, sambil mengembalikan fungsi konservasi hutan di pulau Jawa,” jelas Doni. Menurut Doni, rencananya kerja sama juga dilakukan melalui aktivitas membuat program-program ekonomi yang turut memerhatikan ekologis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

mengoptimalkan pemanfaatan lahan hutan. Doni pun berharap, kerja sama itu akan memberikan dampak bagi lingkungan hutan sekaligus memajukan ekonomi masyarakat. Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, menjelaskan, kerja sama yang dilakukan tersebut dijalin dalam rangka mendukung penanggulangan bencana dan pengembalian fungsi hutan, baik secara ekologis maupun kemanfaataan sosial ekonomi bagi masyarakat, dengan optimalisasi pemanfaatan lahan hutan sebagai bentuk upaya preventif. Sehingga, kerjasama yang dijalin ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keberadaan hutan dengan lestari,

serta mengelola lingkungan dan ekonomi dengan arif dan bijaksana. “Dengan banyak terjadinya eksploitasi hutan yang berlebihan tanpa perencanaan yang baik oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, maka timbul berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor yang menimbulkan korban jiwa,” ujarnya. Jalinan kerja sama Perhutani dan BNPB itu juga sekaligus menguatkan hubungansinergi di antara kedua institusi dalam penanganan potensipotensi bencana yang ada. Sehingga, antisipasi terhadap bencana dapat dilakukan sedini mungkin. Dan kerusakan yang timbul akibat munculnya bencana alam juga dapat semakin diminimalkan. • DR

DUTA Rimba 35


rimbakhusus

Rajutan

Kerja Sama

dari Daerah

T

ak hanya di level pusat. Di tingkat daerah, Perhutani juga gencar menjalin kerja sama dengan pihak eksternal. Tujuannya tentu saja agar penyelenggaraan pengelolaan aset negara di bidang kehutanan dapat benar-benar profesional. Sehingga, hasil yang didapat pun dapat optimal dan maksimal, serta mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, perusahaan, sekaligus menyejahterakan karyawan. Salah satu kegiatan bisnis berupa jalinan kerja sama itu terlihat di Kuningan, Jawa Barat. Pada Jumat, 15 Maret 2019, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan dan PT Karya Kreasi Aktif menandatangani perjanjian

36 DUTA Rimba

Jalinan kerja sama dengan pihak eksternal tak hanya dilakukan di tingkat pusat.Beberapa kantor Perhutani di daerah pun melakukan sejumlah penandangan nota kesepahaman sebagai tanda menjalin kerja sama dengan pihak eksternal. Hal itu juga menunjukkan tingkat profesionalisme Rimbawan Perhutani yang semakin tinggi. Sekaligus kian tingginya tingkat kredibilitas Perhutani di mata pihak eksternal. kerja sama pengelolaan wisata Warujimun Highland di Aula Kantor KPH Kuningan. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tersebut dilakukan oleh Administratur Perhutani KPH Kuningan Uum Maksum dan Direktur Utama PT Karya Kreasi Aktif Rizal Syaepul Iman. Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut disaksikan oleh Kepala Desa Citamtu Ebo Saripudin, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ruspani, beserta jajaran Rimbawan Perhutani KPH Kuningan. Di kesempatan tersebut, Administratur KPH Kuningan, Uum Maksum, menyampaikan, lokasi wisata alam Warujimun Highland adalah destinasi wisata seluas 3 Hektare yang terletak di kawasan

hutan Petak 31 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pakembangan, Bagian Kesatuan pemangkuan Hutan (BKPH) Garawangi, KPH Kuningan. Secara administratif, lokasinya termasuk wialyah Desa Citamtu, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Menurut Uum, kondisi alam Warujimun Highland sangat menarik. Selain memiliki panorama yang indah dengan udara yang sejuk, Warujimun Highland berada di dataran tinggi pegunungan, sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan indah di daerah bawahnya, juga menyaksikan hamparan hutan lebat dan hijau di sekelilingnya. Hal itu akan membuat kagum dan terpesona siapa saja yang datang dan memandang.

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 37


rimbakhusus

“Perhutani bersama PT Karya Kreasi Aktif akan terus mengembangkan potensi wisata alam Warujimun Highland, sehingga keberadaan wisata alam ini akan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, baik Perhutani, PT Karya Kreasi Aktif, Desa Citamtu, LMDH, maupun masyarakat,” ujar Uum. Sementara itu, Direktur Utama PT Karya Kreasi Aktif, Rizal Syaepul Iman, di tempat yang sama mengatakan, dirinya merasa sangat bangga dan berterimakasih kepada Perum Perhutani yang telah bersedia bekerjasama dengan pihaknya di dalam pengembangan dan pengelolaan wisata alam Warujimun Highland. Rizal pun menyebut, di dalam menjalankan perjanjian kerja sama dengan Perhutani itu, pihaknya akan berusaha maksimal untuk mewujudkan pengelolaan wisata yang profesional. “Kami akan bersinergi dan saling mendukung dengan pihak Perhutani, guna mewujudkan pengelolaan wisata yang lebih baik,” jelasnya.

38 DUTA Rimba

Kerja Sama Pemda Penandatanganan perjanjian kerja sama dengan pihak swasta PT Karya Kreasi Aktif itu menjadi satu rangkaian indah dari manuver bisnis yang dilakukan Perhutani KPH Kuningan. Sebelumnya, rangkaian itu didahului dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Perhutani KPH Kuningan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kuningan, Jawa Barat. Momentum perjanjian kerja sama tersebut digelar di awal tahun 2019 ini. Di dalam rangka mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Perhutani KPH Kuningan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama di bidang wisata dengan Bupati Kuningan. Penandatanganan itu berlangsung di Hotel Horison, Kuningan, Jawa Barat, Selasa, 8 Januari 2019. Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Administratur Perhutani KPH Kuningan, Uum

Maksum, dengan Bupati Kuningan, Acep Purnama. Selain dihadiri Administratur Perhutani KPH Kuningan dan Bupati Kuningan, momen penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut juga disaksikan oleh jajaran Rimbawan Perhutani KPH Kuningan, Wakil Bupati Kuningan Muhammad Ridho Hs, Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, serta Kepala Dinas Pariwisata, yang hadir di Hotel Horizon saat itu. Menurut Administratur Perhutani KPH Kuningan, Uum Maksum, kerja sama dengan pihak Pemerintah Daerah itu perlu dilakukan dalam rangka menyelaraskan program bersama dan sekaligus sebagai upaya untuk mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di dalam kawasan hutan di wilayah kerja Perhutani KPH Kuningan. Pengembangan potensi wisata tersebut perlu dilakukan dengan serius dan profesional, agar dapat memberikan mafaat besar bagi ekologi, sosial masyarakat, dan ekonomi, secara optimal dan maksimal.

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


PKS Agroforestry ini memberikan kejelasan kepada masyarakat dalam hak dan kewajiban serta dalam pembagian hasil panen, serta memperkuat ikatan antara Perhutani dan LMDH. Sementara itu, Bupati Kuningan, Acep Purnama,menyampaikan, dengan adanya kerja sama di bidang wisata itu, diharapkan pemanfaatan kawasan hutan kemudian dapat lebih dioptimalkan, guna mendukung pembangunan kepariwisataan. Khususnya untuk Kabupaten Kuningan yang memiliki semboyan Kuningan Asri. Selain itu, juga meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat, serta dapat memberikan manfaat besar bagi pihak-pihak yang ada di dalamnya.

Perhutani Kendal dan 14 LMDH Kerja sama juga dijalin Perhutani KPH Kendal. Bertempat di Gedung Serbaguna Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal, sebanyak 14 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah kerja Perhutani KPH Kendal hadir pada Sabtu, 23 Maret 2019. Kehadiran mereka di sana adalah dalam rangka menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) program Agroforestry

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

dengan Perhutani KPH Kendal. LMDH yang menandatangi PKS tersebut berasal dari 6 kecamatan di Kendal, yaitu Gemuh, Kaliwungu, Patean, Pagurruyung, Boja, dan Limbangan. Salah satu wakil dari LMDH yang turut menandatangani PKS tersebut adalah Ketua LMDH Wana Makmur Lestari, Agus Suryo. Di saat itu, Agus mengatakan, pihaknya sangat mendukung jalinan kerja sama yang telah ditandatangani itu. “Dengan adanya PKS Agroforestry, kita harapkan dapat meningkatkan kerja sama antara Perhutani dan LMDH. Sehingga, sinergi antara Perhutani dan LMDH semakin terjalin kuat serta menjadi pedoman dalam bagi hasil, dan mendorong meningkatnya kesejahteraan Anggota LMDH pada khususnya serta masyarakat pada umumnya,” katanya. Di dalam sambutannya, Administratur Perhutani KPH Kendal, Herdian Suhartono, menjelaskan, Penandatanganan PKS Agroforestry menjadi sesuatu

yang penting. Sebab, keberadaan PKS tersebut memberikan jaminan keleluasaan bagi masyarakat untuk memanfaatkan kawasan hutan melalui program Agroforestry. Sehingga, PKS dapat menjadi dasar bagi aktivitasmasyarakat, semisal dapat menanam palawija di dalam kawasan hutan yang telah ditentukan dengan sistem bagi hasil, seperti yang tercantum dalam PKS. “PKS Agroforestry ini memberikan kejelasan kepada masyarakat dalam hak dan kewajiban serta dalam pembagian hasil panen, serta memperkuat ikatan antara Perhutani dan LMDH. Dan dengan adanya program Agroforestry ini, semoga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendukung Program Nasional Kemandirian Pangan,” jelas Herdian. Pada intinya, perjanjian kerja sama yang dijalin Perhutani dengan pihak eksternal bertujuan untuk lebih profesional dan maksimal mengelola hutan. Pengelolaan hutan dan aset yang ada di dalamnya – termasuk wisata – secara profesional akan dapat memberikan hasil yang optimal pula. Sebab, mengelola hutan agar dapat memberi manfaat yang besar terhadap sebanyak mungkin orang juga membutuhkan sinergi dengan banyak pihak. • DR

DUTA Rimba 39


HARI JADI

Perhutani

Dok. Kom PHT®2014 | Foto : SOE.

2019

40 DUTA Rimba

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


LENSA

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 41


42 DUTA Rimba

NO. 77 NO. • TH. 74 •13TH. • maret 12 • MEI- april - JUNI • 2019 2018


LENSA

NO. 74 55 • TH. 12 77 13 9 •• november MEI maret - JUNI - april • -2018 desember • 2019 • 2014

DUTA Rimba 43


SobatRIMBA

44 DUTA Rimba

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 45


SobatRIMBA

46 DUTA Rimba

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 47


lintasrimba

Gubernur Jawa Timur Tinjau Langsung Tanaman Porang di

Perhutani KPH Nganjuk Nganjuk (Jawa Timur) Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyempatkan diri untuk meninjau secara langsung tanaman porang di lahan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk. Lahan tersebut tepatnya berada di Petak 95, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jeruk, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tritik, KPH Nganjuk. Khofifah datang ke lahan yang secara administratif berada di Desa Bendoasri, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, dan dikelola KPH Nganjuk bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Arto Moro, itu pada Minggu, 10 Maret 2019. Di dalam kunjungannya itu, Khofifah berkesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana tanaman porang tersebut dibudidayakan oleh masyarakat

48 DUTA Rimba

setempat. Khofifah juga dapat memahami secara mendalam keunggulan-keunggulan tanaman porang. Setelah melihat keunggulan komoditas tanaman porang, Khofifah menjadi tertarik dan bahkan menyatakan, pihaknya berrencana untuk menjadikan porang sebagai produk unggulan Jawa Timur. “Saya minta tanaman porang ini dibudidayakan dengan baik, sehingga porang bisa menjadi produk unggulan Jawa Timur,” kata Khofifah saat itu. Di dalam rangkaian kunjungannya itu, Khofifa juga berkesempatan terlibat dalam diskusi dengan para pembudidaya porang. Selama berdiskusi, Khofifah menerima banyak keluhan masyarakat, terutama terkait masalah hama penyakit yang kini menyerang tanaman porang hingga bisa menurunkan tingkat produksinya. Hal

itu antara lain dikatakan Ketua LMDH Arto Moro, Riyanto. Menurut Riyanto, sejak tahun 2014 sampai 2019 ini, muncul penyakit yang menyerang tanaman porang, yaitu busuk daun dan busuk batang. Penyakit-penyakit tersebut berakibat menurunnya produksi umbi porang dan bupil/’kataknya’. Penurunannya cukup signifikan, bahkan hingga 40-60 persen. Mendengar permasalahan itu, Khofifah mengatakan, ia akan menugaskan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur untuk mengatasinya. “Karena sudah dalam komitmen akan bertemu dengan tim dari Universitas Brawijaya, kalau bisa studi porangnya diaktifkan dan ada tim yang mau melakukan penelitian kajian khusus porang. Sehingga, kita punya center of exellent untuk tanaman porang dan dapat mengatasi masalah yang dihadapi petani,” ujar Khofifah. Sementara itu, di tempat dan kesempatan yang sama, Administratur Perhutani KPH Nganjuk, Bambang Cahyo Purnomo, menyampaikan, produksi umbi dari tanaman porang yang dihasilkan dari kawasan hutan milik Perum Perhutani KPH Nganjuk tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kata Bambang, tanaman porang tersebut dapat dikembangkan seluas-luasnya. Sebab, keberadaan tanaman porang terbukti berdampak positif terhadap kelestarian hutan dan kesejahteraan mayarakat. Di dalam kunjungan tersebut, Gubernur Jawa Timur juga didampingi oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Dewi J Putriani; Wakil Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, Joko Sunarto; Ketua Perhimpunan LMDH Jawa Timur, Ngakan Putu Adnyana; serta segenap Forkopimda Kabupaten Nganjuk. • DR

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Anggota Direksi Baru Perhutani Diangkat

Perhutani KPH Semarang Berpartisipasi dalam Kasmex 2019

Jakarta - Tanggal 25 Maret 2019, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, mewakili Menteri BUMN, Rini Soemarno, menyerahkan Salinan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-74/MBU/02/2019. Salinan tersebut berisi Keputusan mengenai Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi Perum Perhutani. Keputusan tersebut menjadi dasar berlakunya susunan Direksi baru Perum Perhutani. Sejumlah nama direksi disebutkan di dalam surat keputusan tersebut. Surat Keputusan itu menyebutkan, Menteri BUMN memberhentikan Hari Priyanto dari jabatan Direktur Operasi dan Endang Suraningsih dari posisi Direktur SDM, Umum, dan IT Perum Perhutani. Serta mengangkat Sumardi sebagai Direktur Operasi dan Kemal Sudiro sebagai Direktur SDM, Umum, dan IT Perum Perhutani. Sehingga, saat

Semarang - Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang, ikut berpartisipasi sebagai peserta dalam pameran Kabupaten Semarang Expo (Kasmex) tahun 2019. Pameran itu berlangsung selama lima hari, sejak 25 hingga 29 April 2019, di Alunalun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran, Jawa Tengah. Kasmex merupakan pameran berstandar nasional yang diikuti oleh pihak Kementerian dan Badan Pemerintah Pusat, Provinsi/ Kabupaten/Kota di Indonesia; Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Semarang; perusahaan industri dan manufaktur; BUMN/BUMD; perbankan; swasta; dan UMKM serta koperasi. Saat berlangsung pembukaan Kasmex 2019, Bupati Semarang, Mundjirin, menjelaskan, pameran bertajuk Kasmex 2019 merupakan salah satu sarana untuk mengenalkan produk-produk unggulan dari para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Semarang. Selain itu, Kasmex juga bertujuan untuk menggerakkan roda usaha ekonomi kreatif, khususnya skala kecil dan menengah. Sebagai materi pameran, Perhutani KPH Semarang di dalam Kasmex 2019 menampilkan materi pameran berupa produk-produk unggulan Perum Perhutani, antara lain madu, Kopi Alas Kedoe, minyak kayu putih, berbagai macam mebel kayu, dan produk-produk unggulan dari mitra binaan PKBL, di antaranya kerajinan tas batik, dompet batik, sandal batik, baju batik. Di stand Perhutani, KPH Semarang juga menyertakan berbagai leaflet wisata Perhutani. Di antaranya berisi Wisata Top Selfie Cemoro Sewu, Wana

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

ini susunan Dewan Direksi Perum Perhutani adalah Denaldy M Mauna (Direktur Utama), Sugiarti (Direktur Keuangan), Bambang Catur Wahyudi (Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran), Kemal Sudiro (Direktur SDM, Umum, dan IT), serta Sumardi (Direktur Operasi). Wahyu Kuncoro, saat memberikan sambutan di acara tersebut, menyampaikan terima kasih kepada jajaran Direksi Perum Perhutani yang telah memberikan sumbangsih berupa tenaga, pikiran, dan waktunya untuk memajukan Perum Perhutani. Ia pun berharap, Direksi Perum Perhutani yang baru dapat meneruskan dan meningkatkan pencapaianpencapaian dan hal-hal baik dari direksi sebelumnya. “Kepada Direksi Baru, agar siap bekerja dengan mengedepankan dedikasi, integritas, dan sepenuh hati,” ujar Wahyu Kuncoro. • DR

DUTA Rimba 49


lintasrimba Wisata Penggaron, Wisata Religi Goa Maria, Wisata Gunung Selok, Wisata Curug Cipedok, dan lain-lain. “Pameran Kasmex ini dapat digunakan sebagai sarana promosi produk-produk unggulan dari Perhutani maupun dari mitra binaan Perhutani sehingga dikenal oleh masyarakat umum,” kata Administratur Perhutani KPH Semarang, A. Fadjar Agung Susetyo. • DR

Perhutani KPH Mojokerto Jadi Tempat Anak-anak Bermain dan Belajar Tanam Pohon

Mojokerto - Pendidikan dan pengenalan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup demi kehidupan dan keberlangsungan alam lingkungan yang sehat perlu terus dipupuk sejak dini. Kesadaran itulah yang mendorong Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto untuk melaksanakan kegiatan mengajar anak-anak dan mengajak mereka bermain sambil belajar menanam pohon. Kegiatan bertajuk “Perhutani Mengajar” itu digelar untuk anakanak usia dini dari Raudhatul Athfal (RA) Muslimat NU 1 Al Wardah, Desa Kedungwangi, Sambeng, Lamongan. Raudhatul Athfal (RA) adalah sekolah setingkat Taman Kanak-kanak (TK). Kegiatan tersebut dipusatkan di lokasi Persemaian Perum Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Mantup, KPH Mojokerto, Sabtu, 20 April 2019. Menurut Kepala Sekolah RA Muslimat NU 1 Al Wardah, Supiyani, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan lingkungan kepada anak-anak usia dini. Khususnya anak-anak dari RA Muslimat NU 1 Al Wardah yang memang tinggal berdekatan dengan kawasan hutan.

50 DUTA Rimba

“Kami mengajak anak-anak ke sini agar mereka mengetahui secara langsung tentang manfaat tanaman dan cara melestarikannya,” katanya. Sebanyak 25 anak dan 3 orang guru pendamping ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kegiatannya sendiri berlangsung meriah karena dikemas dalam kegiatan belajar dan bermain. Dan anak-anak terlihat antusias serta gembira mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di hari itu. “Mereka bermain sambil belajar, menanam pohon, bernyanyi, dan bergembira bersama-sama,” tutur Supiyani. Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno, menyampaikan, Perhutani KPH Mojokerto sangat terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar tentang pembuatan tanaman di persemaian. Khususnya untuk anak-anak usia dini. “Kegiatan belajar sambil bermain di alam terbuka seperti ini bisa untuk mengenal hutan dan lingkungan sejak dini. Diharapkan, ke depan bisa menumbuhkembangkan jiwa anak-anak untuk mencintai alam dan lingkungan hidup, khususnya hutan yang ada di sekitarnya,” jelas Suratno. Di dalam kegiatan belajar mengenal tanaman hutan dan menanam dengan tajuk “Perhutani Mengajar” itu, hadir pula sejumlah sejumlah Rimbawan dari Perhutani KPH Mojokerto. Acaranya dipandu langsung oleh Asisten Perhutani (Asper) BKPH Mantup, Supadi, yang didampingi Kepala Urusan Teknik Kehutanan (Kaur TK), Dadik Permadi. • DR

Sensasi mBelah Duren di Hutan Durian Trenggalek Kediri Selatan - Ada satu tempat yang harus dicoba untuk

didatangi para peminat wisata alam. Apalagi untuk para pencinta kuliner. Khususnya para penggemar buah durian atau duren. Tempat itu adalah wisata durian di kawasan hutan durian di Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Lokasinya berada di wilayah Perhutani KPH Kediri Selatan. Buat Anda yang menyukai buah durian, pasti akan merasakan sensasi luar biasa saat mencoba membelah durian di utan durian itu. Di sana, selain bisa menikmati durian langsung dari pohonnya, para wisatawan juga bisa menikmati sejuknya hutan yang rimbun dengan hijau pepohonan. Sebab, lokasinya memang di tengah hutan yang asri. Di dalam hutan ini, terdapat beraneka ragam jenis buah durian. Pengunjung pun akan merasa sensasi luar biasa seakan-akan sedang memanen buah durian di kebun sendiri. Sebab, di sana mereka dapat langsung memilih buah durian dengan berbagai rasa. Danlangsung memanennya. Nah, waktu yang tepat untuk memanen buah durian di sana jatuh saat bulan Februari hingga April. Puncak panen durian diprediksi akan terjadi pada awal Maret. Selaku pengelola wisata ini, Wakil Administratur Perhutani KPH Kediri Selatan, Andy Iswindarto, mengatakan, di sana pengunjung bisa menikmati aneka buah durian dengan harga yang terjangkau. Meski harganya tak mahal, namun soal rasa dijamin berbeda dengan daerah lain. Sebab, menurut dia, durian dari desa Dukuh memiliki rasa yang istimewa, dan masih segar alias matang di pohon. Durian di sini punya cita rasa yang bermacammacam. Penikmat durian pun bisa dengan leluasa memilih durian sesuai selera masing-masing. Petani durian, Dani Sugianto,

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


mengatakan, meski banyak variasi rasa durian di desa Dukuh, semuanya terasa manis di lidah. Uniknya, banyak orang mencoba untuk mencangkok pohon durian dari desa Dukuh, namun saat berbuahpun rasanya berbeda. Masih kalah manis dibandingkan dengan durian yang

tumbuh di desa Dukuh. Maka, Dani pun memberikan tips cara memilih durian yang enak dan masak di pohon, yaitu tangkai durian tidak lentur, saat diketuk buah durian akan berbunyi nyaring, dan aroma buah durian yang menyengat. Andy Iswindarto menambahkan,

hutan durian ini diharapkan mampu menyedot wisatawan dari berbagai daerah. Selain bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, keberadaan hutan durian sebagai lokasi wisata baru itu juga akan menambah Pendapat Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Trenggalek. Bravo! • DR

Rimbawati Perhutani KPH Bandung Utara

Jadi Petugas Upacara Hari Kartini

Bandung Utara - Ada pemandangan menarik saat peringatan Hari Kartini di halaman Kantor Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara. Sejumlah karyawati Perhutani KPH Bandung Utara tampil menjadi petugas upacara dalam rangka Memeringati Hari Kartini. Pelaksanaan upacara tersebut berlangsung di halaman Kantor KPH Bandung Utara, 22 April 2019. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin, mengatakan, peran Rimbawati sangat penting dalam mendukung kelancaran kerja di institusi yang ia pimpin. Terutama di bidang administrasi dan keuangan. Sebab, umumnya para wanita lebih teliti, sabar, dan telaten, jika dibandingkan dengan pria. “Saya mengakui, peran karyawati di KPH Bandung Utara ini sangat

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

penting bagi perusahaan. Bidang pekerjaan yang selama ini biasanya dikerjakan oleh laki-laki, ternyata kini mampu pula dikerjakan oleh para Kartini Perhutani, baik yang ada di lapangan maupun di kantor. Oleh sebab itu, saya berharap, mudah-mudahan mereka tetap bersemangat dalam mengabdi dan melestarikan hutan Bandung Utarauntuk kehidupan yang akan datang,” ucapnya. Sementara itu, salah satu Kartini Perhutani dari KPH Bandung Utara yang juga menjabat sebagai Kasi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Widyastuti Hesti, mengatakan, selama ini karyawati jarang sekali menjadi petugas upacara. Tetapi, ia dan rekan-rekannya dapat membuktikan mereka mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. “Karyawati di Perhutani

KPH Bandung Utara memiliki peran penting dan posisi yang strategis dalam menjalankan roda perusahaan. Meskipun sibuk bekerja, kami tetap tidak mengabaikan peran kami di rumah sebagai ibu rumah tangga. Kedua peran itu kami dapat jalankan dengan baik. Saya berharap, Kartini-Kartini ini selanjutnya dapat memberikan kontribusi yang optimal,” ujarnya. Rimbawati yang bertugas di KPH Bandung Utara saat ini berjumlah 14 orang. Beberapa di antaranya menduduki jabatan strategis. Artinya, selama ini perempuan juga mempunyai peran yang penting dalam memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Komarudin pun menyampaikan harapan, para Srikandi Perhutani KPH Bandung Utara dapat lebih berkontribusi optimal dan maksimal, tanpa mengganggu peran utamanya sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga. Tetapi bisa menjadi ibu yang baik bagi anakanak dan juga istri yang taat untuk suami. “Kisah perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan antara pria dan wanita itu patut kita contoh dan tiru spiritnya. Karena sebagai wanita, beliau banyak melakukan perubahan yang baik bagi perjalanan bangsa Indonesia,” ujar Komarudin. • DR

DUTA Rimba 51


warisanrimba

52 DUTA Rimba

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Goa Langkob Mutiara Terpendam di Ciamis Perum Perhutani KPH Ciamis tak henti-hentinya menggali potensi sumber daya hutan melalui sektor wisata yang ada di wilayah kerjanya. Salah satu potensi tersembunyi yang kini sedang digali untuk dikembangkan itu adalah Goa Langkob. Goa ini oleh masyarakat yang tinggal di sekitarnya dianggap sebagai tempat keramat yang kerap dijadikan lokasi untuk bertapa. Sedangkan KPH Ciamis sendiri melihat, karena keberadaannya yang dianggap keramat dan kerap kali dikunjungi banyak orang, maka goa ini potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata budaya.

A

dministratur KPH Ciamis, Agus Mashudi, mengatakan, ada satu potensi wisata yang sangat menarik dan unik di kawasan hutan Cijulang. Potensi itu sangat baik untuk dikembangkan menjadi obyek wisata penulusuran goa (caving). Mereka pun memperkenalkan lokasi potensial untuk dikembangkan sebagai obyek wisata budaya itu dengan nama Goa Langkob. Goa Langkob merupakan situs budaya yang lokasinya berada di Petak 53C, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Parigi, Bagian Kesatuan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Pemangkuan Hutan (BKPH) Cijulang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis. Secara administratif pemerintahan, Goa Langkob termasuk wilayah Desa Bangun Karya, Kecamatan Langkap Lancar, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Selama ini, masyarakat menjadikan Goa Langkob sebagai lokasi situs budaya untuk ziarah. “Lokasi ini merupakan obyek yang selama ini belum tersentuh penanganan atau bisa dikatakan masih original. Untuk lebih memudahkan dalam pemasaran dan supaya mudah dikenal oleh masyarakat, maka kami beri nama

‘Goa Langkob’, karena keberadaan goa ini masih belum dikenal masyarakat luas,” kata Agus. Agus Mashudi mengatakan, KPH Ciamis memandang, Goa Langkob merupakan salah satu potensi wisata yang sangat menarik dan unik yang berada di kawasan hutan Cijulang. Hal itu lantaran keberadaan goa tersebut oleh masyarakat setempat dianggap sebagai tempat keramat yang dijadikan lokasi untuk meminta kekayaan dengan cara bertapa. Lebih lanjut, Agus menuturkan, selain berpotensi menjadi lokasi wis ata budaya khususnya wisata ziarah, Goa Langkob bisa dijadikan salah satu alternatif tujuan wisata minat khusus bagi yang menyukai petualangan. Sebab, menelusuri Goa Langkop dapat memacu adrenalin. Suasana yang sakral di tengah hutan mampu meningkatkan adrenalin masyarakat yang datang mengunjungi Goa Langkob. “Bagi anggota masyarakat yang sudah berkunjung ke Goa Langkob, tentu akan menemukan ketenangan jiwa dan merasakan kesejukan. Karena, keberadaan alam di sekitar Goa Langkob sangat menawan dengan dominasi hijaunya kawasan hutan,” tambahnya. Agus juga menyampaikan, Perum Perhutani khususnya pihak KPH Ciamis tak henti-hentinya

DUTA Rimba 53


warisanrimba

“Kami menyambut dengan sangat antusias terhadap pengembangan obyek wisata Goa Langkob. Dan kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, serta kami mendukung semua program yang dikembangkan Perhutani,” kata Rusdiana. menggali potensi wisata yang ada di kawasan hutan. Seiring dengan itu, mereka juga ikut mendorong supaya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bisa sejahtera, sehingga hutan pun ikut lestari. Demi menggabungkan kedua hal itu, maka untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, rimbawan KPH Ciamis melakukan peninjauan langsung ke lapangan pada Kamis, 14 Maret 2019. Di kesempatan itu, Agus menekankan, masyarakat di sekitar hutan hendaknya segera dapat menangkap peluang besar untuk mengembangkan potensi wisata yang saat ini masih merupakan mutiara tersembunyi. “Saya berharap LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan, red) dapat berperan aktif untuk menangkap peluang ini,” ucapnya. Menanggapi harapan Administratur KPH Ciamis, Ketua LMDH Cipta Wana Lestari, Rusdiana, mengatakan, pihaknya senang dengan peluang yang ditawarkan Perum Perhutani itu. Pihaknya akan melakukan langkah-langkah untuk mendukung upaya Perhutani mengembangkan lokasi wisata

54 DUTA Rimba

ziarah itu menjadi lokasi wisata budaya yang dikenal banyak orang. “Kami menyambut dengan sangat antusias terhadap pengembangan obyek wisata Goa Langkob. Dan kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, serta kami mendukung semua program yang dikembangkan Perhutani,” katanya.

Kisah Legenda Satu hal yang selalu mengiringi keberadaan sebuah lokasi wisata ziarah adalah keberadaan kisah legenda yang ada di belakangnya. Kisah legenda yang dituturkan oleh masyarakat secara turun temurun itu menjadi lokasi wisata ziarah itu kian menarik kedatangan masyarakat, bahkan dari tempat yang jauh. Begitu pula dengan Goa Langkob. Keberadaannya pun dilingkupi kisah legenda. Menurut cerita legenda yang melingkupi situs ini, dahulu konon ada tiga orang bersaudara yang tinggal terpisah. Orang pertama tinggal di Cijulang, orang yang kedua tinggal di Garut, dan orang yang ketiga tinggal di Banten. Orang yang tinggal di Cijulang terkenal sebagai

orang terkaya di sana ketika itu. Karena kekayaannya, masyarakat di sekitarnya ketika itu sering datang meminjam padi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, banyak di antara para peminjam itu yang kesulitan mengembalikan padi yang mereka pinjam saat telah tiba waktu yang seharusnya mereka kembalikan. Karena dalam jangka waktu yang lama tidak bisa mengembalikan, maka orang tersebut mengambil kembali padi yang sudah dipinjam itu dari lumbung-lumbung padi milik si peminjam tanpa sepengetahuan pemiliknya. Padi-padi tersebut kemudian disimpan di sebuah goa yang berada di daerah tersebut. Goa itu awalnya memang sangat jarang didatangi orang. Lambat laun, goa itu menjadi penuh dengan padi-padi yang ditumpuk di sana. Lantaran penuhnya goa itu dengan tumpukan padi, pada akhirnya goa itu tidak dapat lagi menampung padi-padi yang semakin hari semakin menumpuk itu. Lama kelamaan, padi-padi itu berubah menjadi tumpukantumpukan yang menyerupai batu-

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


batu. Seiring berjalannya waktu, tumpukan-tumpukan itu semakin mengeras hingga benar-benar menjadi batu-batu yang terserak di gua tersebut. Hal itu terus berlangsung dari waktu ke waktu. Kebaradaan batu-batu itu pada akhirnya justru menjadi fenomena menarik yang terjadi di Goa Langkob. Batu-batu itu pun akhirnya menumpuk memenuhi goa. Lokasi tempat batu-batu menumpuk yang dipercaya sebagai perubahan wujud dari padi-padi itu kemudian diyakini masyarakat sebagai tempat yang mustajab untuk melakukan tapa brata guna mempermudah terwujudnya keinginan mereka. Percaya atau tidak, terserah Anda, tetapi itulah keyakinan masyarakat yang hidup dari waktu ke waktu. Kini, batu-batu itu masih dapat dijumpai di Goa Langkob. Namun, kondisi batu-batu tersebut sekarang ini sudah rusak karena kondisi alam, turunnya jumlah orang yang datang, dan kurangnya perawatan. Jika memang Goa Langkob akan dikembangkan menjadi lokasi wisata ziarah, perawatan menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Kerja Sama Pengelolaan Selain memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata ziarah, Goa Langkob juga memiliki fungsi konservasi. Sebab, letaknya di kawasan yang termasuk hutan lindung. Sehingga, di masa depan, wilayah hutan di sekitar Goa Langkob yang saat ini sudah ditetapkan sebagai kawasan situs budaya, akan dapat terjaga kelestariannya. Sebab, jika sudah dikembangkan sebagai lokasi wisata ziarah, kawasan hutan tersebut akan akan juga dirawat agar terus lestari. Hal itulah yang mendasari sikap Perum Perhutani, lewat KPH Ciamis, menjalin kerja sama untuk

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

pengelolaan obyek wisata ziarah situs budaya Goa Langkob. Jalinan kerja sama dengan masyarakat sekitar untuk mengelola situs budaya ini telah mulai dilakukan sejak tahun 2014. Ketika itu, warga Desa Bangunkarya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, yang memang tinggal di sekitar Goa Langkob itu, sangat antusias menyambut kerja sama pengelolaan wisata situs budaya Goa Langkob. Di tahun 2014 itu, tokoh masyarakat Desa Bangunkarya, Wahyu, situs budaya Goa Langkob itu sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obyek

wisata. Sebab, menurut dia, lokasi situs budaya ini memiliki obyek yang jarang dijumpai di tempat lain, yaitu goa alam indah dan memiliki nilai budaya yang tinggi serta dikelilingi panorama alam yang cantik. Sehingga, kerja sama pengelolaan yang terjalin di antara Perhutani dengan masyarakat sekitar diharapkan akan dapat mendorong proses terjaganya kelestarian alam dan hutan yang ada di sekitar Goa Langkob. Dan mutiara yang tersembunyi itu pun kini semakin dikenal. Kemunculan mutiara itu juga kini semakin menarik perhatian masyarakat. • DR

DUTA Rimba 55


ensikloRIMBA

Si Cantik

Merak Jawa

Jangan Sampai Punah!

B

urung merak adalah salah satu jenis unggas yang termasuk dalam klasifikasi genus Pavo serta Afropavo. Sedangkan familia burung merak termasuk familia ayam utan atau pheasant, Phasianidae. Banyak orang yang menyebut burung merak dengan sebutan Peacock. Biasanya, dalam percakapan sehari-hari, sebutan peacock itu digunakan untuk menyebut burung merak baik jantan maupun betina. Tetapi, secara umum, sebutan peacock hanya disematkan sebagai nama untuk burung merak jantan. Sedangkan burung merak betina dinamakan peahens. Dan kedua jenis kelamin burung merak itu disebut dengan nama peafowl.

56 DUTA Rimba

Satu hal yang patut kita syukuri adalah Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan fauna. Salah satunya adalah Merak Hijau atau lebih dikenal sebagai Merak Jawa. Unggas yang sangat dikenal karena keindahan bulu-bulu ekornya yang cantik membuat siapapun akan terpesona melihatnya. Namun, keberadaan Merak Jawa kini terancam kepunahan. Maka, menjadi hal yang penting untuk selalu menggugah dan meningkatkan kesadaran semua pihak untuk menjaga kelestarian si cantik ini, jangan sampai punah. Di dunia, ada tiga spesies burung merak. Salah satunya adalah Merak Hijau. Dua yang lainnya adalah Merak Biru dan Merak Kongo. Merak Hijau atau Merak Jawa yang punya nama ilmiah Pavu muticus itu tak kalah cantik dibandingkan dua species merak lain. Disebut Merak Jawa, karena habitat Pavu muticus hanya terdapat di Pulau Jawa. Sedangkan di dalam baasa Inggris, Merak Hijau disebut green peafowl. Merak Biru (Pavo cristatus) atau disebut juga Merak India memiliki habitat di India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, dan Bhutan. Sedangkan Merak Kongo merupakan burung endemik di Republik Demokratik Kongo. Merak Hijau merupakan species burung merak yang ada di Indonesia. Di negara kita, Merak Hijau hanya

terdapat di Pulau Jawa. Sehingga, ia lazim juga disebut Merak Jawa. Habitat Merak Jawa terdapat mulai dari dataran rendah hingga ke tempat-tempat yang tinggi. Jarang terlihat Merak Hijau di tengah hutan. Mereka lebih sering terlihat di daerah hutan musim yang lebih terbuka, dekat savana. Burung Merak Hijau umumnya doyan menyantap aneka biji-bijian, pucuk rumput, dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil semisal laba-laba, cacing, dan kadal kecil. Untuk tidur, umumnya Merak Hijau tidur di atas pohon gundul yang tinggi. Sekilas, Merak Hijau terlihat seperti ayam. Pada Merak Hijau jantan terdapat warna hijau keemasan bermotif sisik pada mantel, leher, dada, dan punggung.

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 57


ensikloRIMBA akan menelurkan tiga hingga enam telur berwarna kekuningan dan akan mengeraminya selama satu bulan pada tumpukan daun dan ranting di atas tanah. Setelah menetas, anaknya pun akan terus berdekatan dengan induknya hingga datang musim kawin yang berikutnya.

Seperti Ayam

Penutup ekornya sangat panjang. Dan yang sangat menarik perhatian siapa pun adalah, ketika penutup ekornya itu dibuka oleh si empunya, bulu-bulu ekor itu akan membentuk kipas raksasa yang menampilkan bulu mengkilap dengan bintik berbentuk mata yang khas. Di atas kepala Merak Hijau terdapat jambul tegak. Merak Hijau jantan memiliki ukuran sangat besar, panjang 180 cm – 250 cm. Bahkan, panjangnya dapat mencapai 300 cm dengan penutup ekor yang sangat panjang. Yang menarik, meskipun ukurannya sangat besar, tetapi Merak Hijau ini termasuk burung yang pandai terbang. Sedangkan pada Merak Hijau betina, ciri-cirinya kurang mencolok. Warnanya kurang mengkilap. Merak Hijau betina berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu

58 DUTA Rimba

penutup ekor. Di bagian wajahnya, Merak Hijau betina memiliki aksen warna hitam di sekitar mata dan warna kuning cerah di sekitar telinganya. Ukurannya juga lebih kecil daripada Merak Hijau jantan, yaitu sekitar 100 cm – 110 cm. Ketika tiba musim berkembangbiak yang biasanya bulan Agustus-Oktober, burung Merak Hijau jantan akan berusaha menarik perhatian Merak Hijau betina sekaligus mengusir Merak Hijau jantan yang lain, dengan memamerkan bulu penutup ekornya. Caranya dengan membuka bulu penutup ekornya sehingga menyerupai kipas raksasa dengan bintik berbentuk seperti mata di dekat setiap ujung bulunya. Setelah mereka melakukan perkembangbiakan, burung betina

Ketiga jenis burung merak yang ada di dunia ini termasuk dalam famili Galliformes. Famili Galliformes meliputi berbagai unggas yang hidup di tanah. Uanggas-unggas yang termasuk famili Galliformes misalnya ayam, kalkun, kuau, sempidan, dan masih banyak lagi. Unggas dari famili ini mempunyai ciri khas yaitu kebiasaannya mencari makan di tanah. Unggas dalam Galliformes, seperti ayam, juga menggunakan kaki yang kuat guna mengais lantai hutan. Unggas dalam Galliformes memiliki suara yang khas pada masing-masing species. Maka seperti ayam, Merak Jawa juga memiliki suara yang khas. Pola terbang Galliformes terbilang berat dan juga jarang. Nah, seluruh ciri khas ini bisa dijumpai di tubuh burung Merak Jawa. Sehingga, burung Merak Jawa ada dalam famili yang sama dengan ayam domestik. Sekarang ini, kerusakan habitat dan perburuan liar masih menjadi ancaman yang serius bagi Merak Hijau. Perburuan liar terhadap burung Merak Hijau hingga kini masih sering terjadi. Pada umumnya, para pemburu liar itu mengejar Merak Hijau bukan hanya untuk mengambil bulunya yang indah, tetapi juga dagingnya . Bahkan, telur dan anakannya juga kerap mereka ambil.

Terancam Punah Jika ingin melihat kecantikan Merak Hijau, Anda dapat mengunjungi Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Timur. Merak Hijau juga ada di Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi, serta Taman Nasional Meru Betiri yang membentang di wilayah Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi. Selain di tempat-tempat itu, Merak Hijau diperkirakan juga masih terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon. Tetapi, yang memprihatinkan kita semua, meskipun menjadi salah satu burung yang memiliki bulu paling indah di dunia, burung Merak Hijau kini terancam kepunahan. Ancaman kepunahan bagi Merak Hijau itu ironisnya justru terjadi karena keindahannya. Sebab, keindahan bulu-bulu burung Merak Hijau itulah yang membuat mereka sangat dicari dan akhirnya mengancam kelangsungan hidupnya. Oleh para pemburu liar, Merak Hijau biasanya diperdagangkan sebagai binatang peliharaan. Faktanya, populasi burung Merak Hijau saat ini semakin merosot. Menurun tajam. Saat ini, diduga jumlahnya tak lebih dari 800 ekor. Seperti dikutip tempo.co 12 Februari 2015, ada sejumlah faktor penyebab berkurangnya populasi Merak Hijau. Yang paling banyak, populasi Merak Hijau kian berkurang akibat adanya perburuan oleh manusia untuk diambil bulunya. Bulu-bulu Merak Hijau yang indah itu kerap kali dijadikan sebagai bahan untuk membuat perlengkapan kesenian Reog Ponorogo. Padahal, di dalam satu perlengkapan Reog Ponorogo itu membutuhkan banyak sekali bulu burung merak, karena di setiap dadaataupenampang Reog tersebut membutuhkan sekitar 1.500 helai bulu burung merak. Sebelumnya, burung Merak Jawa atau Merak Hijau ini juga pernah ditemukan hidup di India, Bangladesh, dan Malaysia. Tetapi, sekarang di negara-negara itu, Merak Hijau telah punah dan tak ditemukan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

ICBP (The International Council for Bird Preservation) menyatakan Merak Hijau sebagai jenis burung yang tergolong status terancam secara keseluruhan (globally threatened), baik secara populasi maupun habitatnya. lagi. Maka, menjadi penting untuk menjaga kelestariannya di Pulau Jawa. Jangan sampai keberadaannya di Pulau Jawa juga hanya tinggal menjadi cerita. Merak Jawa harus tetap dapat ditemukan fisiknya di Pulau Jawa. Selain itu, populasi burung Merak Hijau itu di alam juga semakin menurun dengan semakin banyaknya kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian, perladangan, dan pemukiman penduduk. Kebakaran hutan juga yang sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia juga menjadi penyebab semakin langkanya burung Merak Hijau. Banyaknya habitat hutan yang hilang dan kegiatan penangkaran liar yang terus berlanjut, ditambah dengan sangat terpencarnya daerah dimana burung Merak Jawa ini

ditemukan, juga membuat Merak Jawa dievaluasikan sebagai rentan. Maka, untuk menghindari kepunahan jenis burung yang kini sudah langka ini, burung Merak Jawa atau Merak Hijau telah dilindungi oleh UndangUndang. Kian berkurangnya populasi burung Merak Hijau membuat saat ini status Merak Hijau adalah fauna yang dilindungi. ICBP (The International Council for Bird Preservation) menyatakan Merak Hijau sebagai jenis burung yang tergolong status terancam secara keseluruhan (globally threatened), baik secara populasi maupun habitatnya. Hal ini tentu saja memprihatinkan. Dan fakta tentang semakin berkurangnya populasi burung Merak Hijau itu juga membuat Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka Satwa dan Tumbuhan Liar (CITES) mencantumkan burung Merak Hijau ke dalam daftar Apendiks II. Artinya, burung Merak Hijau dari alam tidak bisa langsung diperdagangkan. Satu hal yang hendaknya menjadi kesadaran kita semua, burung Merak Jawa atau Merak Hijau adalah kekayaan kita. Merak Jawa juga merupakan kebanggaan kita. Maka, sudah sepatutnya kita menjaga kekayaan dan kebanggaan itu. Jangan sampai si cantik ini punah. Jadi, mari kita jaga kelestariannya.• DR

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom

:

Animalia

Filum

:

Chordata

Kelas

:

Aves

Ordo

:

Galliformes

Famili

:

Phasianidae

Genus

:

Pavo

Species : Pavo muticus

DUTA Rimba 59


rimbadaya

Mantan Sopir Angkot

Sukses Jadi Petani Porang

Pria itu bernama Ladji. Asli dari Nganjuk, Jawa Timur. Tetapi selama bertahun-tahun ia merantau ke Jakarta. Di ibukota negara itu, ia menjemput rezeki sebagai sopir angkot (angkutan kota). Di tahun 1996 ia memutuskan kembali ke desanya. Kini, ia justru sukses di kampung halamannya sebagai petani porang di lahan seluas 5 hektare. Hasil jerih payah dari menanam porang itu telah mebuat kehidupan keluarganya berubah menjadi lebih baik. Dari bertanam porang, ia bahkan bisa menabung untuk membangun rumah, membeli mobil, serta membiayai pendidikan sekolah anak-anaknya ke jenjang perguruan tinggi.

D

esa Bendoasri, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Itu kampung halaman Ladji. Tiga puluh tahun yang lalu, pria yang kini berusia 58 tahun itu meninggalkan desanya untuk bekerja di Ibu Kota Negara Indonesia, Jakarta. Pekerjaan sebagai sopir ngkot pun ia jalani. Tak ada yang salah dengan menjadi sopir angkot di Jakarta. Itu pekerjaan yang halal. Dan relatif tak ada masalah yang ia hadapi saat menjalani profesi itu.

60 DUTA Rimba

“Tetapi karena menjadi sopir angkot pendapatannya juga paspasan untuk dapat bertahan hidup di Jakarta, saya memutuskan untuk pulang kembali ke kampung halaman,” kata Ladji saat ditemui tim Komunikasi Perusahaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk. Semula, Ladji sempat merasa sangat ragu untuk meninggalkan pekerjaan sebagai sopir angkot untuk kembali pulang ke kampung halamannya. Ia sempat berpikir apa yang akan ia kerjakan sebagai jalan nafkah di desa nanti. Sebab, Desa Bendoasri, kampung halamannya

di Kabupaten Nganjuk itu berada di tengah hutan. Posisinya berada di dalam kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bendosewu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tritik, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk. “Lokasinya jauh dari keramaian, sepi, dan akses jalan ke sana jelek. Hampir semuanya serba susah saat itu,” ungkapnya. Tetapi kuatnya tekad Ladji yang sudah demikian bulat mengalahkan keraguannya. Dengan mantap, ia pun memutuskan untuk meninggalkan profesinya sebagai sopir angkot

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 61


rimbadaya dan pergi menjauhi hiruk pikuk Kota Jakarta. Tiada penyesalan yang hinggap di hatinya ketika meninggalkan metropolitan untuk menyepi di desa di tengah hutan.

Tanam Palawija Kembali ke desanya, Ladji lantas melirik peluang untuk mengolah lahan. Menjadi petani. Itu pilihannya. Ia pun segera mulai mencoba untuk bercocok tanam, dengan menanam tanaman palawija di lahan-lahan bukaan Perhutani. “Pada saat ada proses produksi kayu di Perhutani, pasti ada lahan bukaan, dan lahan itu bisa dikerjakan oleh para pesanggem untuk menanam tanaman semusim dengan sistem tumpang sari,” kisah Ladji. Ia segera menangkap peluang itu. Mengolah lahan pertanian sejatinya sudah ada di dalam dirinya, lantaran ia memang lahir di desa. Lingkungan sekitar dia sejak kecil adalah lingkungan alam dengan banyak pohon dan tanaman. Tetapi, puluhan tahun hidup di kota metropolitan sempat membuat ia harus beradaptasi sejenak. Tetapi toh semua proses dapat ia lalui dengan baik, dan Ladji segera mampu menjelma menjadi petani hutan atau yang biasa disebut pesanggem. Di awal-awal menjadi pesanggem, Ladji sempat tak percaya diri. Sebab, menurut dia, hasil yang ia dapat dari bercocok tanam tanaman palawija yang dilakukannya ternyata tidak sebanding dengan jerih payah dan keringat yang dikeluarkan. Kala itu, Ladji mulai berpikir untuk membuka usaha baru yang hasilnya dapat lebih baik dan memberikan harapan bagi kehidupan yang lebih cerah di masa depan.

62 DUTA Rimba

Ladji pun memutuskan, berhenti menjadi pesanggem tanaman palawija. Pria yang di desanya dikenal dengan panggilan Pak Sampan itu pun mencari tanaman lain yang risikonya lebih kecil tetapi hasilnya lebih memuaskan. Pilihannya adalah porang. Dan ia pun mulai menanam porang, meski pun ketika di awal menanam porang ia mendapatkan cibiran dari para tetangganya. “Menurut mereka, mencari kayu bakar atau menjadi blandong adalah cara yang paling cepat untuk mendapatkan uang,” kenangnya.

Porang Lebih Baik Ladji tak surut oleh cibiran orang. Sebaliknya, ia justru semakin tertantang untuk menanam porang. Ia kian ingin membuktikan bahwa ia dapat sukses dengan

menjadi petani porang. Awalnya, ia hanya mengelola lahan sedikit. Namun, dengan kegigihannya, pelan-pelan hasil bagus ia dapatkan. Dan lahan yang ia olah untuk ditanami porang pun kian bertambah. Di saat itu, para tetangganya melihat semangat pantang menyerah yang patut diteladani dari sosok Ladji. “Dengan semakin luasnya lahan garapan, kini hasil produksi porangnya semakin banyak,” ungkap Ladji. Perjuangan panjang pantang menyerah yang Ladji lakukan kini menuai hasil yang memuaskan. Menurut dia, harga porang terus menanjak dari tahun ke tahun. Awalnya, kisah dia, saat panen pertama kali pada tahun 2002, hasil panen porang dari jerih payahnya dibeli orang dengan harga Rp 500 per kilogram. Saat ini, tahun 2019, porang hasil panennya sudah mencapai harga Rp 10.000 per kilogram. Saat ini, Ladji mengelola lahan seluas 5 Hektare di Petak 90 dan Petak 234. Masing-masing luasnya 2 Hektare dan 3 Hektare. Setiap kali panen, dia tidak menjual semua hasil panennya, namun ia kembangkan sebagiannya agar bisa memberikan hasil yang lebih banyak lagi. Menurut Ladji, hasil yang ia dapat dengan mengembangkan porang tersebut sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Bahkan, ia menjelaskan, hasil jerih payah dari menanam porang itu telah mebuat kehidupan keluarganya berubah menjadi lebih baik. “Kebutuhan sehari-hari keluarga kami telah tercukupi. Kami tidak lagi kekurangan. Bahkan saya bisa menabung untuk membangun

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


rumah dan membeli mobil. Selain itu, hasil bertanam porang juga bisa untuk membiayai pendidikan sekolah anak-anak hingga ke jenjang perguruan tinggi,” jelas Ladji. Dari buah perkawinannya dengan Mujiati, perempuan asal Klaten Jawa Tengah, Ladji dikaruniai tiga orang anak. Dua putra dan satu putri. Anak yang pertama Ladji kini sudah lulus kuliah di Akademi Keperawatan dan sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan dia sekarang sudah bisa membuka klinik sendiri. Anak kedua Ladji saat ini masih menjalani kuliah di Akademi Perawatan. Sedangkan anak ketiganya sekarang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. “Semua biaya pendidikan anak saya berasal dari hasil menanam porang”, kata Ladji.

Selalu Bersyukur Kini, melihat kesuksesan yang sudah ia dapat sebagai petani porang, Ladji tak henti-henti bersyukur. Ia mengaku sangat bersyukur atas kesuksesan yang ia raih dari aktivitas menanam porang. Ia merasa, tekadnya meninggalkan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

ibukota dulu untuk kembali ke kampung halamannya kini terbayar lunas dengan apa yang diraihnya saat ini. “Jika dulu saya tidak menanam porang, mungkin saya tidak bisa melihat anak-anak saya bisa sukses,” tuturnya. Sebenarnya Ladji tak sendirian dalam memiliki cerita sukses. Kisah tentang kesuksesan dari menanam porang sebenarnya juga dirasakan oleh teman-teman Ladji yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Arto Moro. Lembaga tersebut adalah pihak yang mengatur pola pengembangan tanaman porang di dalam kawasan hutan, agar tidak terjadi perselisihan antar sesama petani porang. Ladji adalah salah satu anggota yang aktif di lembaga tersebut. Saat ini, ia menjadi pengurus dan duduk sebagai bendahara. Kepada temanteman petani porang dan calon petani porang, Ladji pun berpesan, salah satu kunci kesuksesannya adalah bekerja dengan tekun, telaten, sabar, dan selalu berdoa kepada sang pencipta. Serta tak lupa pula untuk

selalu mensyukuri hasil yang kini ia rasakan. Menanggapi kesuksesan Anggota LMDH dalam budi daya tanaman porang, Administratur Perhutani KPH Nganjuk, Bambang Cahyo Purnomo, mengatakan, porang memang memiliki besar untuk dapat memberikan hasil optimal yang dapat meningkatkan kehidupan penanamnya. “Usaha menanam porang apabila ditekuni dengan sungguh-sungguh akan memberikan hasil yang luar biasa. Tanaman porang sudah terbukti bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan,” katanya. Namun, Bambang menegaskan, yang perlu diperhatikan adalah tanaman kehutanannya juga harus tetap dijaga. Sebab, tanaman porang akan tumbuh subur apabila tanaman yang menaunginya (tanaman kehutanan) itu juga tumbuh subur. Maka, sepanjang masyarakat mematuhi aturan-aturan main dalam menanam porang, pihaknya akan terus mendorong dan membantu petani hutan alias pesanggem itu untuk menanam porang. • DR

DUTA Rimba 63


bisnisrimba

Menangguk Nilai Ekonomis dari

Kleyang

Indonesia merupakan negeri penghasil cengkeh terbesar di dunia. Menurut data FAO, produksi cengkeh Indonesia bahkan mencapai dua per tiga dari seluruh produksi cengkeh di dunia. Di tahun 2002, produksi cengkeh Indonesia mencapai 79.000 Ton atau 73% cengkeh dunia dan tahun 2007 mencapai 84.000 Ton atau 75% cengkeh dunia. Menyimak data tersebut,maka data tentang potensi besar yang terkandung dari tegakan pohon cengkeh hutan yang ada di lahan Perum Perhutani menjadi menarik. Dan potensi itu ada di Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara.

P

erhutani KPH Kedu Utara mempunyai tegakan pohon cengkeh hutan seluas 29,3 Hektare. Tegakan cengkeh tersebut tepatnya terhampar di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kenjuran, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Candiroto, KPH Kedu Utara. Secara administratif, lahan dengan tegakan cengkeh tersebut terletak di Desa Pesaren, Kecamatan Kalipakis, Kabupaten Magelang. Sejauh ini, tegakan-tegakan cengkeh di KPH Kedu Utara itu memiliki potensi yang besar untuk menambah penghasilan perusahaan. Bahkan, jika produksi panennya

64 DUTA Rimba

optimal, cengkeh dari KPH Kedu Utara ini bisa menjadi saranan untuk mengangguk nilai rupiah yang cukup besar. Diperkirakan, dari tegakan pohon cengkeh di KPH Kedu Utara tersebut, dapat menghasilkan bunga cengkeh rata-rata 3 ton senilai 250 juta Rupiah per tahun. Bahkan, jika sedang musim panen raya yang datang setiap 3 tahun sekali, tegakan-tegakan cengkeh tersebut dapat menghasilkan bunga cengkeh senilai 1,5 miliar Rupiah. Dan bukan hanya itu potensi besar yang dikandung dari tegakan cengkeh di lahan Perhutani tersebut. Sebab, bukan hanya bunga cengkeh yang dapat bernilai ekonomis. Guguran daun cengkeh atau yang

lazim disebut kleyang pun bernilai ekonomis. Kleyang banyak dicari oleh para pengusaha minyak atsiri, untuk diproses menjadi minyak kleyang. Begitu besar potensi nilai ekonomis dari kleyang itu terlihat dari angka pendapatan yang dapat diraih dari kleyang. Per tahun, dari guguran daun cengkeh itu menghasilkan pendapatan kurang lebih senilai 60 juta Rupiah dari perkiraan 30 ton daun. Upaya menangguk nilai ekonomis lebih besar dari kleyang pun diseriusi pihak KPH Kedu Utara. Antara lain melalui kerja sama untuk mengoptimalkan potensi kleyang itu, sehingga dapat menjadi benar-benar bernilai

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 65


bisnisrimba ekonomis tinggi. Administratur Perhutani KPH Kedu Utara, melalui Supervisor Agroforestry Ngateman, menyampaikan, di tahun 2019 ini Perhutani KPH Kedu Utara telah melakukan kerja sama pengelolaan cengkeh dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). “Kerjasama ini merupakan salah satu upaya peningkatan pendapatan perusahaan melalui optimalisasi potensi agroforestry di wilayah Perum Perhutani KPH Kedu Utara,” kata Ngateman. Sementara itu, Perwakilan Masyarakat Desa Pesaren, Surip, menyatakan, pihaknya merasa bersyukur dengan adanya kerja sama yang telah dijalin tersebut. Sebab, jalinan kerja sama ini dapat membuat perusahaan akan semakin optimal dalam menjalankan usahanya dan beraktivitas dalam proses penyulingan minyak atsiri kleyang. Di sisi lain, terjalinnya kerja sama itu juga merupakan langkah positif bagi pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, sehingga mereka dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. “Saya berharap, kerja sama dengan Perhutani KPH Kedu Utara ini dapat terus berkesinambungan dan berkelanjutan di tahun-tahun kemudian,” ujar Surip.

Penyulingan Daun Cengkeh Bisnis penyulingan daun cengkeh untuk menghasilkan minyak cengkeh terbukti menjanjikan keuntungan besar bagi pelakunya. Sehingga, setiap perajin maupun petani cengkeh yang terjun ke bisnis penyulingan daun cengkeh itu memilikipotensi besar untuk menangguk keuntungan besar. Bagaimana tidak. Risiko usaha penyulingan daun cengkeh untuk menghasilkan minyak cengkeh itu senyatanya kecil, tetapi hasil yang

66 DUTA Rimba

didapat dari proses usaha tersebut jumlahnya cukup menjanjikan. Proses penyulingan minyak cengkeh dari kleyang atau daun cengkeh yang sudah kering itu juga dapat dipraktikkan oleh siapa saja yang tertarik menekuni bisnis ini. Sebab, prosesnya cukup mudah untuk dilakukan. Prosesnya dimulai dari memasukkan kleyang (daun cengkeh yang sudah kering) ke dalam ketel untuk kemudian direbus. Ketika direbus, kleyang itu akan menghasilkan uap yang membawa kandungan minyak daun cengkeh. Uap yang merupakan hasil perebusan kleyang tersebut lalu dialirkan melalui pipa, menuju bak pendinginan berisi air. Di dalam bak pendinginan berisi air itu, uap tersebut selanjutnya

berpusar sebanyak empat kali pusaran sebelum akhirnya mendingin. Akibat pendinginan, uap minyak bercampur air pada pipa itu lalu mengembun dan menetes ke dalam drum-drum yang diletakkan di bagian ujung pipa pada bak pendinginan. Setelah itu, campuran air dan minyak hasil penyulingan tersebut lalu didiamkan selama beberapa jam sampai minyaknya mengendap di dasar drum. Setelah minyak terlihat mengendap di dasar drum, air yang masih ada di drum itu lalu dibuang. Sementara minyak yang ada di dasar drum itu kemudian disaring dengan menggunakan kain kassa supaya kotoran yang terdapat di minyak itu hilang. Minyak daun cengkeh yang telah disaring itu akan tampak

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


pasarannya sedang bagus, harganya per kilogram dapat mencapai 45.000 Rupiah. Tentu, hal itu merupakan potensi besar untuk para perajin dan petani hutan serta dapat menjadi tambahan pendapatan bagi perusahaan.

Produsen Cengkeh Terbesar

berwarna coklat kehitaman. Kemudian, minyak daun cengkeh atau minyak kleyang yang berwarna coklat kehitaman itu kemudian ditampung dalam jerigen-jerigen plastik dan siap untuk dijual. Seluruh proses penyulingan minyak kleyang ini berlangsung selama delapan jam. Nah, kleyang yang sudah disuling minyaknya itu pun ternyata masih bermanfaat juga sebagai bahan bakar untuk proses penyulingan berikutnya. Bahkan, ketika telah menjadi abu pun kleyang itu masih berguna. Abunya dapat digunakan untuk pupuk tanaman semisal lombok, kacang, dan lain-lain. Di dalam sekali proses produksi, dengan jumlah 7 kwintal kleyang, dapat dihasilkan sekitar 17-18 kilogram minyak cengkeh. Dan jika

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Di antara negara-negara penghasil cengkeh di dunia, Indonesia merupakan negeri penghasil cengkeh terbesar di dunia. Selain Indonesia, negeri penghasil cengkeh lainnya adalah Madagaskar, Tanzania, dan Srilanka. Di tahun 2008, produksi cengkeh Madagaskar setahun adalah 10.000 Ton atau 9% produksi cengkeh dunia. Di tahun yang sama, Tanzania menghasilkan 9.900 Ton atau 8,9% dan Srilanka yang angka produksinya sebanyak 3.000 Ton atau 2,8%. Produksi cengkeh di Indonesia sendiri terbilang fluktuatif. Selama periode tahun 2008 – 2012, total produksi cengkeh Indonesia mencapai puncaknya di tahun 2010. Ketika itu, angka produksi cengkeh Indonesia mencapai 98.586 Ton. Di periode sebelumnya, misalnya antara tahun 1990 – 2007, produksi cengkeh juga menunjukkan kondisi yang naik-turun. Tetapi, jika pun turun, penurunan produksi cengkeh tidak sampai terjun bebas. Di periode 1990 – 2007, produksi cengkeh Indonesia sempat mencapai titik tertinggi tahun 1995 yaitu 90.007 Ton. Produksi paling rendah terjadi di tahun 1999. Ketika itu, angka produksi cengkeh hanya sebanyak 52.903 Ton. Di tahun 2007, jumlah produksi cengkeh mencapai angka 84,404 Ton. Karena jumlah produksi cengkeh yang relatif stabil, Indonesia juga mengekspor cengkeh setiap tahun. Kendati demikian, Indonesia sempat melakukan impor cengkeh, bahkan dalam jumlah yang cukup besar. Hal

itu terjadi dalam kurun waktu tahun 1999 – 2001. Tetapi kecederungan selama periode tersebut impornya terus menurun. Di tahun 1999, impor cengkeh mencapai 22.610 Ton. Menurun menjadi 20.873 Ton di tahun 2000 dan 16.899 Ton tahun 2001. Dan sejak tahun 2002, impor terus menurun. Bahkan, sejak tahun 2007 tidak ada lagi impor cengkeh yang dilakukan oleh Indonesia. Penurunan dan penghentian impor cengkeh tersebut terbantu dengan ada SK (Surat Keputusan) Menteri Perdagangan dan Industri Nomor 538/2002 yang isinya melarang impor cengkeh. Kini, harga cengkeh dapat terus bertahan di atas Rp 20.000 per kilogram. Bahkan, petani cengkeh di Kota Ambon, Maluku, dapat menjual cengkeh dengan harga Rp 200.000 per kilogram. Petani cengkeh di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, dikabarkan juga dapat menikmati harga penjualan cengkeh yang mencapai Rp 100.000 per kilogram. Sedangkan petani cengkeh di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, kabarnya dapat menjual cengkeh dengan harga mencapai Rp 120.000 per kilogram. Harga ratarata tertinggi dikabarkan dicapai pada tahun 2011, yaitu Rp 111.000 per kilogram. Dan harga di beberapa daerah dapat menembus angka Rp 130.000 hingga Rp 135.000 per kilogram. Nah, menyimak seluruh data tersebut, tak salah jika Perhutani KPH Kedu Utara mengembangkan bisnis dari tegakan cengkeh yang ada di wilayahnya. Apalagi, KPH Kedu Utara mempunyai tegakan pohon cengkeh hutan seluas 29,3 Hektare. Sungguh potensi besar yang perlu digarap dengan serius. Tentu saja, harapannya adalah dapat melenggang dengan keuntungan yang menjulang dari hasil olahan kleyang. Bravo! • DR

DUTA Rimba 67


sociorimba

Perhutani KPH Madura Gelar Aksi Donor Darah di Hari Jadi Perusahaan

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memeringati hari kelahiran perusahaan. Sekaligus sebagai wujud rasa syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmat-Nya bagi perusahaan dan seluruh personelnya. Salah satu cara tersebut adalah dengan mengadakan bakti sosial, antara lain dengan donor darah. Hal itulah yang dilakukan Perum Perhutani KPH Madura. Lewat bersyukur dan berbagi dalam Kegiatan Aksi Donor Darah, mereka memeringati Hari Jadi ke-58 Perum Perhutani, akhir Maret 2019.

S

ebanyak 70 orang rimbawan dari Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura, Jumat 29 Maret 2019, melakukan kegiatan donor darah. Aksi donor darah dalam rangka memeringati Hari Jadi ke-58 Perum Perhutani itu mereka adakan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten

68 DUTA Rimba

Pamekasan. Sebelum mendonorkan darah, para rimbawan itu menjalani terlebih dahulu serangkaian pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter dari PMI Kabupaten Pamekasan. Di dalam kesempatan itu, Administratur Perum Perhutani KPH Madura, Hengki Herwanto, mengatakan, pelaksanaan kegiatan donor darah ini merupakan salah

satu bentuk kegiatan sosial yang diadakan sebagai salah satu mata rantai dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Jadi ke-58 Perum Perhutani. Ia pun berharap, kegiatan donor darah tersebut nantinya bisa menjadi kegiatan rutin yang terus dilakukan oleh seluruh rimbawan Perhutani. Sebab, menurut dia, donor darah merupakan kebajikan yang bernilai luhur bagi sesama manusia dan mulia bagi kemanusiaan. “Melalui kegiatan donor darah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sesama, terutama untuk mereka yang membutuhkan pendonoran darah. Selain itu, kegiatan ini juga untuk memupuk dan menambah rasa peduli terhadap sesama yang membutuhkan,” ujar Hengki. Di kesempatan yang sama, Perwakilan dari PMI Kabupaten Pamekasan, Sutrisno, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh karyawan Perum Perhutani KPH Madura. Sutrisno menyebut, para karyawan Perum Perhutani KPH Madura yang telah dengan sukarela mendonorkan darahnya untuk membantu sesama yang membutuhkan bantuan darah itu menunjukkan betapa besar rasa solidaritas dan jiwa sosial mereka.

Sekilas KPH Perum Perhutani KPH Madura merupakan salah satuunit kerja manajemen yang terdapat di wilayah kerja Divisi Regional Jawa Timur. Wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah di Pulau Madura. Kawasan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Perum Perhutani KPH Madura mencapai luas 47.121,20 Hektare. Wilayah kerja seluas itu meliputi kawasan yang secara administratif termasuk wilayah empat kabupaten yang ada di Pulau Madura, yaitu Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Secara geografis, wilayah kerja KPH Madura terletak di koordinat antara 6o41’59” LS sampai dengan 7o16’50” LS dan 112o41’43” BT sampai dengan 115o58’42” BT. Berdasarkan status Bagian Hutan (BH), wilayah hutan KPH Madura yang seluas 47.121,20 Hektare itu meliputi BH Madura Barat seluas 5.244,40 Hektare; BH Madura Timur seluas 3.632,70 Hektare; BH Kangean seluas 25.678,80 Hektare; BH Pulau Paliat seluas 4.417,20 Hektare; BH Pulau Sepanjang seluas 8.148,10 Hektare. Berdasarkan bentang alam dan sebaran kawasan hutan yang menjadi wilayah hutan pangkuan KPH Madura meliputi seluruh kawasan hutan yang ada di daratan dari Selat Madura yang merupakan ujung paling barat Pulau Madura hingga ke ujung timur Pulau Madura. Bentangan itu mencapai panjang lebih kurang 450 kilometer. Kondisi kawasan hutan yang dikelola KPH

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Madura itu didominasi oleh petakpetak yang mempunyai sebaran ekstrem, antara petak atau anak petak satu dengan yang lainnya tidak menempel atau saling berjauhan, dengan hamparan area yang didominasi batu kapur (bad rock) bertanah mendekati marginal, dan lingkungan situasi sosial ekonomi dan budaya khas Kepulauan Madura. Iklim di Madura termasuk tipe iklim type C dan D (Schmid and Fercuson), status tanah secara umum masuk kriteria tandus dan gersang dengan komposisi batu bertanah. Bahan induk batuan berupa endapan liat, tuf volkan intermediet (latosol), batuan endapandan volkan, tuf volkan dan napal serta tuf volkan intermediet (mediteran). Tekstur tanah sedang hingga liat. Struktur tanah remah hingga bergumpal. Tanah mempunyai PH 4.5 – 6.5, kandungan organik top soil 3 – 10%, daya absorbsi 15 – 25 cm/dt, permeabilitas tinggi dan kepekaan erosi rendah.

Lima BKPH KPH Madura membawahi lima BKPH yaitu BKPH Madura Barat, Madura Timur, Kangean Barat,

Kangean Timur, dan Sepanjang. Luas BKPH Madura Barat adalah 3.999,4 Hektare, secara administratif berada di wilayah Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang, terdiri dari 3 Resort Pemangkuan Hutan (RPH), yaitu RPH Sepulu, Blega, dan Sampang. BKPH Madura Timur meliputi wilayah seluas 4.877,70 Hektare, berada di wilayah yang secara administratif termasuk Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep, terdiri dari 4 RPH, yaitu RPH Pamekasan, Sumenep, Dungdek, dan Pasongsongan. Sementara BKPH Kangean Barat meliputi kawasan seluas 5.661,70 Hektare, berada di Kabupaten Sumenep, terdiri dari 3 RPH yaitu RPH Arjasa, Sawah Sumur, dan Aengkokap. Sedangkan BKPH Kangean Timur mencakup kawasan seluas 24.434,30 Hektare, berada di Kabupaten Sumenep, terdiri dari 5 RPH yaitu RPH Patapan, Kangayan, Tembayangan, Paliat Barat, dan Paliat Timur. Serta BKPH Sepanjang yang luas wilayahnya meliputi 8.148,10 Hektare, berada di Kabupaten Sumenep , terdiri dari 3 RPH yaitu RPH Calung, Beng Beng, dan Sigentong. • DR

DUTA Rimba 69


pojokkph Pahlawan Emansipasi, R.A.Kartini, selalu menempati posisi penting di hati bangsa Indonesia. Bukan saja karena Kartini merupakan Pahlawan Nasional, tetapi karena perjuangannya telah mengubah kondisi perempuan Indonesia, hingga dapat berkarir sejajar dengan kaum pria. Perjuangan dan pandangan Kartini pula yang telah membuat kaum wanita Indonesia dapat bersekolah dan berkarir setinggitingginya. Betapa penting peran Kartini, sehingga membuat hari kelahirannya selalu diperingati masyarakat Indonesia setiap tahun sebagai Hari Kartini. Ada banyak cara dilakukan untuk memeringati Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Di Ngawi. Karyawati KPH Ngawi bekerjasama dengan Polwan Polres Ngawi menggelar kegiatan khusus dalam rangka memeringati Hari Kartini.

70 DUTA Rimba

Rimbawan KPH Ngawi dan Polwan Ngawi Bagikan Bingkisan ke Pengguna Jalan

W

arga yang melintas di jalan protokol tepatnya di depan Kantor Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi pada Senin, 22 April 2019, disuguhi pemandangan menarik. Sejumlah 20 orang wanita berkebaya berdiri berjajar di tepi jalan dan membagikan ribuan bingkisan kepada pengguna jalan yang lewat. Bingkisan yang dibagikan itu berisi jajanan khas Ngawi. Dua puluh wanita berbungkus kain kebaya tersebut adalah gabungan karyawati Perum Perhutani KPH Ngawi dan Polisi Wanita dari Kepolisian Resort Ngawi. Di hari itu, mereka sedang memeringati Hari Kartini. Di dalam

momentum Hari Kartini itu, mereka ramah menyapa pengguna jalan. Menurut Administratur Perum Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, kegiatan menarik yang mereka gelar dalam rangka memeringati Hari Kartini ke-140 tahun itu mengusung tema “Rimbawan Berbagi”. Haris menuturkan, Kartini merupakan perempuan yang sosoknya sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sebab, ia adalah sosok wanita yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia. “Hari ini adalah penghormatan atas perjuangan kaum hawa, yang dengan semangatnya mampu mendobrak kebiasaan lama untuk memperjuangkan emansipasi wanita, sehingga kaum perempuan bebas berkarya dan bersuara,” paparnya.

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Salah satu Anggota Polisi Wanita yang mengikuti kegiatan tersebut, Brigadir Polisi Dua (Bripda) Fitria, menyampaikan rasa senangnya bisa bersama-sama Karyawati Perhutani KPH Ngawi merayakan Hari Kartini tahun ini. “Mengatur arus lalu lintas sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami. Tetapi bertugas sambil memperingati hari istimewa untuk kaum hawa itu sangat luar biasa. Apalagi, di kegiatan kali ini kami bergabung dengan para Rimbawan untuk berbagi dengan pengguna jalan,” tambahnya.

Sekilas KPH Ngawi KPH Ngawi sendiri merupakan KPH yang wilayah kerjanya berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batas wilayah KPH Ngawi di sebelah utara berbatasan dengan KPH Gundih, Padangan,

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Bojonegoro, dan Randublatung. Di sebelah timur berbatasan dengan KPH Saradan, di sebelah selatan berbatasan dengan KPH Lawu DS, dan di sebelah barat berbatasan dengan KPH Surakarta. Secara geografis, KPH Ngawi berada di titik koordinat 110?26’40” – 111?40’ BT 7?24’26” – 7?31’00” LS. Secara administratif, wilayah kerja KPH Ngawi terdiri dari daerah yang termasuk tiga kabupaten, dua puluh kecamatan, delapan puluh lima desa, yang berada dalam wilayah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Wilayah kerja Perum Perhutani KPH Ngawi mencakup luas 45.909,70 Hektare. Wilayah seluas itu terdiri dari Hutan Produksi seluas 42.890,30 Hektare dan Hutan Lindung seluas 19,40 Hektare. Secara administratif ketataprajaan, seluas 35.201,80 Hektare kawasan

KPH Ngawi berada dalam wilayah Kabupaten Ngawi, seluas 8.257,70 Hektare berada dalam wilayah Kabupaten Blora, dan seluas 2.447,60 Hektare berada dalam wilayah Kabupaten Bojonegoro. Luas areal pengusahaan hutan tanaman KPH Ngawi adalah 45.907,10 Hektare, seluruhnya termasuk Kelas Perusahaan Jati. Secara demografi, Kabupaten Ngawi memiliki penduduk berjumlah 862.533 orang, Kabupaten Blora dihuni 156.039 orang penduduk, dan penduduk Kabupaten Bojonegoro berjumlah 20.771 orang. Mata pencaharian penduduk yang berada di wilayah kerja KPH Ngawi antara lain adalah petani (bidang pertanian), pedagang (bidang perdagangan), pegawai negeri / anggota TNI (bidang birokrasi/ pemerintahan), buruh tani,dan lainlain. Berdasarkan kepentingan kegiatan perencanaan wilayah hutan, pembagian wilayah kerja KPH Ngawi dikelompokkan ke dalam delapan bagian hutan. Kedelapan bagian hutan itu yaitu Bagian Hutan Walikukun Utara (9.959,90 Hektare), Bagian Hutan Walikukun Selatan (5.522,90 Hektare), Bagian Hutan Kedunggalar Utara (6.064,50 Hektare), Bagian Hutan Kedunggalar Selatan (4.515,20 Hektare), Bagian Hutan Ngandong (5.547,60 Hektare), Bagian Hutan Kedawak (5.162,80 Hektare), Bagian Hutan Getas (5.343,50 Hektare), dan Bagian Hutan Geneng (3.793,30 Hektare). Berdasarkan organisasi pengelolaan hutan, pembagian wilayah kerja KPH Ngawi dibagi menjadi 3 Sub KPH (SKPH), yaitu SKPH Ngawi Timur, SKPH Ngawi Tengah, dan SKPH Ngawi Barat. KPH Ngawi terbagi ke dalam 14 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 55 Resort Pemangkuan Hutan (RPH). • DR

DUTA Rimba 71


wisatarimba

Curug Cimanintin

Pesona Indah Tasikmalaya

A

ir terjun bernama Curug Cimanintin ini berada di wilayah kerja Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya. Tepatnya, Curug Cimanintin berada di Petak 33c Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Salopa, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cikatomas, KPH Tasikmalaya. Curug Cimanintin tepatnya berada di Gunung Bongkok, yang secara administratif pemerintahan termasuk wilayah di Kampung Babakan Joho, di perbatasan antara Desa Mulyasari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasinya terletak di sekitar 40 kilometer arah selatan Tasikmalaya. Curug Cimanintin dapat menjadi salah satu alternatif wisata alam andalan di Kabupaten Tasikmalaya, karena pemandangan di sekitarnya yang sangat memesona. Keindahan pesona Curug Cimanintin memadukan pemandangan tebing yang membentang lebar dan sangat tinggi di sekeliling air terjun dan suasana alam pegunungan yang menghadirkan udara segar serta menyejukkan hati. Apalagi, posisi air terjun yang sangat deras itu berada di tengah-tengah tebing yang tinggi

72 DUTA Rimba

Kabupaten Tasikmalaya punya sebuah destinasi wisata alam baru. Namanya Curug Cimanintin. Pesona alam yang dimiliki air terjun Cimanintin diakui banyak orang sebagai sangat indah. Sehingga, Curug Cimanintin layak dikembangkan menjadi daerah obyek wisata alam baru, bahkan obyek wisata andalan di Tasikmalaya dengan air yang dingin laksana es. Ditambah pohon-pohon besar yang bagaikan sedang berbaris rapih dan alami. Sungguh perpaduan yang memesona siapa pun yang berkunjung ke sana. Saat ini, air terjun keberadaan Curug Cimanintin memang masih sangat jarang didengar orang. Sebab, lokasinya yang jauh dari hingar bingar perkotaan membuat jarang ada wisatawan yang tahu keberadaannya. Namun, kini keberadaan Curug Cimanintin mulai banyak diketahui sebagai destinasi wisata alam baru. Apalagi, setelah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wanasari Mukti, untuk mengembangkan Curug Cimanintin sebagai wisata alam rintisan. Kerja sama itu dijalin pada 4 maret 2019. Ditandatangani oleh Adiministratur Perum Perhutani KPH

Tasikmalaya Benny Suko Triatmoko dan Ketua LMDH Wanasari Mukti Nurdin. Di kesempatan itu, Adiministratur Perum Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, menyampaikan, pihaknya akan terus mengembangkan potensi wisata Curug Cimaninitin. Dukungan yang diberikan oleh Perum Perhutani untuk menunjang peningkatan pariwisata tersebut adalah dengan membangun sarana dan prasarana, baik jalan menuju lokasi wisata maupun tempat-tempat yang dianggap strategis lainnya. “Kami berharap, pengembangan wisata ini merupakan langkah awal untuk menggali potensi wisata di dalam kawasan hutan yang berada di wilayah Perum Perhutani Tasikmalaya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui kerjasama pengelolaan wisata, serta merupakan juga peran

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 73


wisatarimba dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan,” kata Benny. Sementara itu, Ketua LMDH Wanasari, Mukti Nurdin, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani  atas kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk bisa turut mengembangkan potensi kawasan hutan. Mukti berharap, dengan dimanfaatkannya potensi hutan, Perhutani akan dapat meningkatkan perekonomian dan menyejahterakan masyarakat desa hutan. Sehingga, dapat memastikan lingkungan yang terjaga, agar tercipta lingkungan yang aman dan asri. Hal itu diiyakan Benny. Menurut dia, kerja sama ini dapat menjadi awal bagi pengembangan potensi wisata tersebut sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Saya mengharapkan, kerja sama ini dapat berdampak positif bagi peningkatan pendapatan khususnya di bidang lingkungan, sehingga manfaat ekonomi bisa dirasakan oleh masayarakat sekitar hutan,” tutur Benny.

Burung Manintin Di dalam bahasa Sunda, curug berarti air terjun. Air terjun Curug Cimanintin mempunyai nilai lebih daripada air terjun yang lainnya. Nilai lebih itu adalah ketinggian Curug Cimanintin yang terbilang sangatlah tinggi. Air yang jatuh dari ketinggian yang mencapai hingga 120 meter itu tampak begitu indah karena begitu deras, segar, dan asri. Tingginya air terjun ini menjadikan Curug Cimanintin sebagai air terjun tertinggi yang berada di Jawa Barat. Air yang terjun itu jatuh dari atas tebing sampai ke cekungan air di bagian bawah air terjun yang tampak berupa kolam. Kolam ini bisa dipakai berenang. Kedalamannya kira-kira 1,5 meter.

74 DUTA Rimba

Kelebihan lainnya adalah, sumber air yang mengalir ke air terjun tersebut berasal langsung dari pegunungan. Airnya langsung bersumber dari akar pohon yang berada di Gunung Aseupan Salopa. Apalagi, Curug Cimanintin ini mempunyai dinding berupa lereng air terjun yang curam, sehingga menjadi sangat strategis untuk repling atau panjat tebing bagi para pecinta alam, pendaki, petualang, dan sebagainya. Cimanintin berasal dari kata Ci yang berarti air, dan Manintin yang merupakan nama sejenis burung. Nama Cimanintin itu tak terlepas dari legenda air terjun tersebut. Konon, asal mula Cimanintin bermula dari burung-burung manintin yang sakti. Menurut para tetua dan tokoh masyarakat di Desa Mulyasari dan

Tanjungsari serta di sekitar air terjun tersebut, dahulu kala lokasi Curug Cimanintin tersebut sebelumnya tidak ada airnya. Tetapi, suatu saat di masa lalu, burung manintin datang. Banyak burung manintin datang mengerumuni lokasi tersebut. Burung manintin tersebut datang dari tempat-tempat lain di luar desa tersebut. Burung-burung manintin lalu mengais bebatuan yang ada di lereng. Ternyata, dari sela-sela bebatuan yang mereka kais itu keluarlah air. Sedikit demi sedikit air keluar. Lambat laun, air yang keluar kemudian menjadi besar dan kian besar. Hingga akhirnya, jadilah curug air terjun. Jadi, karena diyakini bahwa burung manintin itulah yang membuka aliran air hingga

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


terbentuknya air terjun, maka air terjun itu pun kemudian dinamakan Curug Cimanintin. Kemudian kian banyaklah burungburung manintin datang ke air terjun tersebut dan menetap di goa-goa yang berada di lereng air terjun tersebut. Sampai akhirnya air terjun Curug Cimanintin dijadikan tempat bersarang burung manintin yang berlabuh di air terjun tersebut. Kini, Curug Cimanintin kian terkenal keindahannya. Salah satu pengunjung Curug Cimanintin, Deni Sutisna, mengungkapkan, lokasi wisata alam Curug Cimanintin itu sangat indah dan sangat memanjakan mata pengunjung yang datang. Sehingga, ia menyatakan ingin datang kembali untuk melihatnya lagi.

Akses Jalan Jika Anda merupakan warga Bandung atau Jakarta dan ingin berkunjung ke Curug Cimanintin, Anda yang menggunakan kendaraan pribadi dapat melalui jalan tol dan keluar di Gerbang Tol Cileunyi. Dari sana, ambil jalan yang menuju daerah Rancaekek. Lalu terus ke arah jurusan Tasikmalaya – Rajahpola – Kecamatan Salopa – Desa Tanjungsari. Akses jalan menuju Curug Cimanintin dapat ditempuh melalui

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

dua jalur. Bisa lewat jalan Desa Mulyasari dan jalan Desa Tanjungsari. Jalan yang paling mudah ditempuh adalah lewat jalur Desa Mulyasari. Sebab, jalur tersebut merupakan jalan yang sudah merupakan jalan berbahan semi-hotmix dan tanjakannya tidak terlalu curam. Namun, kedua jalan desa tersebut masih terbilang kecil, sehingga tak dapat dilalui oleh bus pariwisata yang besar. Lebar jalannya hanya 6 meter. Maka, bus-bus pariwisata besar yang mengangkut wisatawan hanya dapat menjangkau lokasi Kantor Kecamatan Salopa. Tetapi jangan khawatir. Pemandangan alam yang indah sudah tersaji di sepanjang jalan menuju Curug Cimanintin. Di sepanjang jalan menuju lokasi tersebut, pengunjung disuguhi pemandangan yang indah dan memesona dengan hamparan sawah dan sungai yang memanjakan mata setiap pengunjung. Sehingga, para pengunjung sudah dapat menikmati suasana yang nyaman dan asri sebelum benar-benar mencapai lokasi air terjun. Keindahan panorama alam dan kesejukan air terjun Curug Cimanintin dapat dirasakan langsung ketika kita sudah berada di depannya. Gemuruhnya air yang datang dari

curugan air tersebut sudah terdengar dalam jarak 200 meter dari lokasi air terjun. Keasrian pepohonan yang berada di daerah tersebut menimbulkan suasana sangat nyaman dengan kesejukan yang menambah keindahan. Keberadaan hutan rimbun di sekeliling Curug Cimanintin juga menambah pesonanya. Apalagi, sebelum tiba di lokasi Curug Cimanintin itu pula, para wisatawan akan disuguhi keindahan Kota Tasikmalaya. Area pesawahan membentang di kanan dan kiri jalan menuju lokasi air terjun. Dari area pesawahan itu, pengunjung bisa melihat pemandangan yang indah, antara lain di sebelah utara pengunjung bisa melihat lereng Gunung Aseupan dan Gunung Bongkok. Di sebelah selatan, pengunjung bisa melihat pemandangan menarik, berupa penduduk desa di sana yang sedang beraktivitas membajak sawah dan melakukan penanaman tanamantanaman pertanian. Setiap akhir pekan, pengunjung selalu memadati lokasi tersebut. Di masa depan, Perhutani akan memfasilitasi dengan pembuatan Camping Ground dan Gazebo untuk tempat peristirahatan. • DR

DUTA Rimba 75


inovasi

Kolaborasi Perhutani – IPB

Hasilkan Kayu Putih Tahan Rayap Pohon kayu putih merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki peran cukup penting di dalam industri minyak atsiri. Tetapi, seperti juga tanaman yang lain, kayu putih menghadapi ancaman dari musuh alaminya, antara lain rayap. Perum Perhutani, sebagai pemilik lahan terbesar tanaman kayu putih di Indonesia, terus melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan hama rayap pada kayu putih. Di antaranya dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk pengendalian rayap, termasuk kalangan peneliti dan perguruan tinggi. Kali ini, IPB menjadi pihak yang digandeng untuk mengembangkan tanaman kayu putih yang tahan terhadap hama rayap.

T

anaman kayu putih adalah bahan baku industri minyak kayu putih. Kayu Putih merupakan nama daerah untuk tumbuhan yang dikenal dengan nama ilmiah Malaleuca cajuputi ini. Di Indonesia, tanaman kayu putih banyak terdapat di Pulau Jawa. Di luar Pulau Jawa, tumbuhan kayu putih banyak terdapat di Kepulauan Maluku, Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, dan juga di

76 DUTA Rimba

Nusa Tenggara Timur. Di Kepulauan Maluku, luas lahan yang ditanami kayu putih diperkirakan mencapai 120.000 Hektare. Perum Perhutani selama ini adalah pengelola hutan tanaman kayu putih di Pulau Jawa, baik di Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Jawa Barat. Sedangkan di Yogyakarta, pengelolaan kayu putih dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DI Yogyakarta. Sadar betapa besarnya peran tumbuhan kayu putih bagi industri, sedangkan keberadaannya sebagian

besar di lahan miliknya, Perhutani merasa sangat berkepentingan untuk dapat mengatasi semua permasalahan yang berpotensi menghambat proses produksi kayu putih yang optimal. Maka, selain tetap dan terus melakukan seluruh proses yang terkait dengan sisi pengembangan produk, juga akan tetap berjalan sisi penelitian yang ke dalam atau in dept. Termasuk soal pengendalian hama rayap. Rayap kayu putih selama ini dikenal sebagai salah satu musuh alami tanaman ini. Wujud dari upaya mengatasi persoalan hama rayap kayu putih itu adalah dilakukannya penelitian untuk mengembangkan tanaman kayu putih yang tahan terhadap rayap. Hal itu misalnya terlihat di awal tahun 2019 ini. Tepat tanggal 1 Januari 2019, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang melakukan penelitian uji coba tanaman kayu putih untuk mengamati pertumbuhan dan ketahanannya terhadap hama rayap. Lokasi persis penelitian itu bertempat di sejumlah tempat, yaitu Petak 179b dan 169d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Deras; Petak 116a RPH Kembanggading; serta Petak 115c RPH Gelapan, Bagian Kesatuan Pemangkuan

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


Hutan (BKPH) Manggar, KPH Semarang. Penelitian tersebut dilakukan di bawah bimbingan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Dodi Nandika. Di dalam penelitian tersebut, Dodi Nandika didampingi oleh Peneliti Senior dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Hutan Perum Perhutani, Cepu, Murgunadi. Seperti tujuannya untuk mengendalikan hama rayap kayu putih, penelitian ini difokuskan untuk

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

mengembangkan ketahanan kayu putih sehingga dapat sekaligus mengendalikan hama rayap yang selama ini menyerang tanaman kayu putih. Penelitian tersebut dilakukan dengan uji coba sampling. Caranya dengan melakukan pengamatan terhadap sejumlah 50 plances per petak (dari 5 larik tiap larik 10 plances). Secara periodik, tanamantanaman itu diamati perkembangan, pertumbuhan, dan ketahanannya terhadap hama rayap.

Di dalam kesempatan itu, Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Hutan KPH Semarang, Subkhan, hadir mewakili Administratur Perhutani KPH Semarang. Ketika itu, menyampaikan pesan Administratur Perhutani KPH Semarang, Subkhan mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada pihak IPB atas jalinan kerja sama tersebut. “Kami berterimakasih atas kerja sama dengan pihak IPB, dan kami mengharapkan agar penelitian ini berhasil dengan baik dan bisa

DUTA Rimba 77


inovasi segera diterapkan di KPH Semarang, untuk meningkatkan produksi daun kayu putih sebagai bahan baku pembuatan minyak kayu putih,” ujarnya.

Pemuliaan Kayu Putih Tanaman kayu putih dikenal sejak lama sebagai tumbuhan yang menjadi bahan baku industri minyak kayu putih. Minyakkayu putih sendiri dihasilkan dari daunnya melalui proses penyulingan. Sejak lama, penduduk melakukan penyulingan minyak kayu putih, bahkan di rumah-rumah warga. Penyulingan dalam skala rumah tangga tersebut dilakukan dengan menggunakan ketel-ketel tradisional.

78 DUTA Rimba

Hingga kini, diperkirakan pohon kayu putih yang terdapat di Indonesia telah mencapai luas lebih dari 248.756 Hektare. Dari lahan seluas itu, tanaman kayu putih sebagian besar berada di lahan yang termasuk wilayah kerja milik Perum Perhutani. Kayu putih di wilayah Perum Perhutani produksi tahunannya mencapai 300 ton. Angka itu berarti setengah dari perkiraan jumlah total produksi kayu putih di seluruh dunia.Sedangkan di Kepulauan Ambon, produksi tahunan kayu putih mencapai 90 ton dengan bahan baku dari tegakan alam. Sekilas, angka itu memang terlihat memuaskan. Tetapi, faktanya saat ini produksi kayu putih dari

Perhutani maupun pihak lain belum dapat memenuhi permintaan untuk kebutuhan produksi minyak kayu putih nasional. Apalagi, ada peningkatan permintaan terhadap produk kayu putih ini di pasaran. Sehingga, langkah-langkah ke arah pengembangan produk dan pengendalian faktor-faktor yang dapat menghambat produksi – termasuk hama – pun terus dilakukan. Dan Perhutani sendiri sangat berkepentingan terhadap pengembangan produk tersebut. Sebab, berdasarkan hasil penelitian di Puslitbang Perhutani, kini banyak bermunculan potensi-potensi baru dari kayu putih. Di masa lalu, bagi Perhutani, kayu putih memang tidak terlalu terlihat sebagai sebuah bisnis yang menguntungkan. Mengapa? Sebab, ketika itu ada produksi berjumlah besar dari kompetitor Perhutani yaitu tanaman kayu putih yang ada di Pulau Buru. Seperti kita ketahui, produksi kayu putih di Pulau Buru itu sangat besar. Sehingga, kondisi pasar pada saat itu, ketika mencari bahan baku minyak kayu putih jika tidak mencari di Perhutani, mereka akan mencari kayu putih itu di Pulau Buru. Dan produksi kayu putih di Pulau Buru ketika itu besar sekali. Sebab, ketika itu pohon kayu putih hampir dapat dijumpai di di seluruh wilayah di Pulau Buru. Tetapi, belakangan ini ternyata banyak pohon kayu putih yang terdapat di Pulau Buru yang rusak. Sebab, sekarang ini kawasan tempat tumbuhnya kayu putih di Pulau Buru itu sudah diubah menjadi wilayah tambang. Sehingga, produksi kayu putihnya menjadi turun. Maka, hukum ekonomi yaitu supply and demand pun berlaku. Ketika produksi yang ditawarkan menurun, maka permintaan pun meningkat. Ketika permintaan naik

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


dan penawaran turun, harga pun meningkat. Peluang itulah yang kini dilihat Perhutani. Maka, Perhutani pun menyimpulkan bahwa Perhutani harus juga melakukan pemuliaan tanaman kayu putih. Itu harus dilakukan untuk dapat menggenjot dan mendongkrak produksi kayu putih agar dapat memenuhi permintaan pasar. Pemuliaan dilakukan untuk dapat menghasilkan klon unggul dan juga tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya, di masa lalu pun Perhutani juga sudah pernah melakukan pemuliaan kayu putih. Dulu, proses pemuliaan kayu putih yang Perhutani lakukan itu bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Purwobinangun, untuk melakukan pengembangan tanaman kayu putih, agar didapat jenis-jenis tanaman yang unggul. Setelah proses kerja sama tersebut, pihak Purwobinangun mengembangbiakkan sendiri tanaman kayu putih dan memiliki kebun sendiri. Sementara itu, Perhutani juga punya lahan yang kemudian banyak ditanami kayu putih unggul itu. Ternyata, hasil yang diperoleh Perhutani lebih bagus daripada tanaman yang dihasilkan Purwobinangun. Perhutani lewat pengembangbiakkan itu lantas dapat menemukan klon-klon unggul atau benih-benuh unggul yang berasal dari kayu putih dengan rendemen dan kadar cineol 1% sampai 1,4%. Benih-benih unggul itulah yang dikembangkan Perhutani.

Pengembangan Hingga kini, total luas tanaman kayu putih di Indonesia telah mencapai lebih dari 248.756 Hektare. Sebagian besar dari lahan kayu putih tersebut berada di wilayah Perhutani dengan produksi tahunan mencapai

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

Di masa lalu pun Perhutani juga sudah pernah melakukan pemuliaan kayu putih. Dulu, Perhutani bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Purwobinangun, untuk melakukan pengembangan tanaman kayu putih, agar didapat jenis-jenis tanaman yang unggul. 300 ton. Namun, kebutuhan minyak kayu putih di dalam negeri sampai saat ini diperkirakan masih defisit sehingga dalam industri farmasi diperlukan produk komplementer berupa minyak eucalyptus yang diimpor dari Tiongkok dalam jumlah yang tidak sedikit. Melihat produksi minyak kayu putih yang belum memenuhi kebutuhan kebutuhan dalam negeri tersebut, maka masih terbuka peluang besar untuk meningkatkan produksi minyak kayu putih di Indonesia dengan tingkat

keterlibatan masyarakat yang lebih intensif. Pengembangan tanaman kayu putih saat ini sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku bagi industri minyak kayu putih di Indonesia. Sebelum melakukan penelitian yang menghasilkan tanaman kayu putih yang memiliki ketahanan tinggi terhadap rayap, upaya penyediaan benih unggul dengan rendemen minyak yang tinggi dan teknik budi daya tanaman kayu putih juga telah dilakukan, dan benih tersebut kini telah tersedia guna mendukung program pengembangan tanaman kayu putih. Analisis kelayakan ekonomi terhadap pengusahaan dan pengembangan tanaman kayu putih dengan sistem tumpang sari maupun dengan sistem hutan rakyat menyatakan bahwa pengusahaan tanaman kayu putih terbukti memberikan keuntungan yang cukup besar. Maka, studi dan penelitian untuk lebih meningkatkan lagi produktivitas kayu putih perlu terus dilakukan. Sehingga, terus akan lahir kayu putih unggul yang memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit. Termasuk terhadap rayap kayu putih. • DR

DUTA Rimba 79


envirorimba

Di Bandung, Perhutani Ajak Siswa SD, TNI, dan Masyarakat Umum

Hijaukan Hutan A ktivitas mengajak siswa Sekolah Dasar untuk menghijaukan hutan itulah yang dilakukan Perhutani KPH Bandung Utara. Siswa-siswa dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Palintang Jaya,terlihat antusias saat mengikuti kegiatan di hari Selasa, 2 April 2019, itu. Ketika itu, mereka mengikuti kegiatan di luar kelas, yaitu penanaman bersama. Kegiatan itu digelar Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara di momentum ulang tahun perusahaan. Ya, dalam rangka memeriahkan rangkaian peringatan hari jadi ke-58 Perum Perhutani, KPH Bandung Utara memberikan bantuan bibit pohon SDN Palintang Jaya. Dan yang paling dirasakan seru oleh siswasiswa tersebut adalah usai pemberian bibit, Rimbawan KPH Bandung Utara sekaligus juga mengajak siswasiswa SDN Palintang Jaya untuk melaksanakan penanaman bersama. Kegiatan penanaman dilakukan di Petak 32a, RPH Ujungberung, BKPH Manglayang Barat, KPH Bandung Utara, Jawa Barat. Administratur Perum Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin, menjelaskan, kegiatan bersama siswa-siswa SD itu bertujuan menggugah kepedulian anak-anak dengan mengenalkan mereka sejak dini terhadap upaya penanaman

80 DUTA Rimba

Kepedulian terhadap lingkungan hidup dan kesadaran akan pentingnya keberlangsungan hutan bagi dunia perlu terus dipupuk dan ditumbuhkembangkan. Bukan hanya di kalangan anggota masyarakat umum dan penggiat kecintaan alam. Tetapi kesadaran dan kecintaan terhadap alam, lingkungan hidup, dan hutan, perlu ditanamkan sejak dini. Termasuk upaya menumbuhkan kepedulian dan kecintaan terhadap hutan itu kepada siswa sekolah dasar. Dan terus dipupuk di kalangan orang dewasa. Wujudnya antara lain dengan mengajak mereka menghijaukan hutan.

hutan. Komarudin menambahkan, bibit pohon yang ditanam di hari itu terdiri dari berbagai jenis tanaman. Antara lain bibit itu adalah Rasamala, Puspa, Nangka, Alpukat, dan Eucalyptus. “Kami melibatkan anak-anak di sini dengan tujuan agar para siswa sebagai generasi penerus ini selanjutnya bisa mengenal, peduli, dan menjaga hutan serta kelestarian lingkungan hidup sejak dini. Kegiatan ini juga sekaligus untuk pembelajaran bagi para siswa agar mereka dapat mengetahui manfaat pohon dan hutan bagi kehidupan,” tuturnya.

Komarudin mengatakan pula, kegiatan yang mereka adakan tersebut merupakan salah satu bagian dari seluruh rangkaian acara dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-58 Perum Perhutani. Sebelumnya, rangkaian kegiatan terkait peringatan hari jadi perusahaan juga telah mereka laksanakan. Sejumlah kegiatan yang mereka adakan tersebut antara lain adalah upacara, perlombaanperlombaan, serta aksi sosial semisal donor darah dan penyerahan santunan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019


NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019

DUTA Rimba 81


envirorimba Tanam Pohon di Pangalengan Tak mau kalah dengan saudaranya di Bandung Utara, Perhutani KPH Bandung Selatan juga menggelar kegiatan penanaman pohon. Jika rekanrekannya di Bandung Utara mengajak siswa SD, Rimbawan di Perhutani KPH Bandung Selatan bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggandeng masyarakat di sekitar untuk melakukan penanaman pohon. Dan ribuan bibit pohon pun ditanam di lahan seluas 10 Hektare. Sebuah aksi kepedulian terhadap lingkungan hidup, hutan, dan kelestarian alam. Aktivitas Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Selatan yang terus melakukan penghijauan lingkungan itu dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap keberlangsungan ekosistem dan kelestarian alam. Salah satunya melalui Program Penanaman 1.000 Bibit yang dilakukan di hari Sabtu, 6 April 2019. Pelaksanaan program kegiatan penanaman tersebut diadakan di lokasi seluas 10 Hektare di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Wayang Windu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Jawa Barat. Kegiatan tersebut mereka gelar sebagai langkah kolaborasi bersama Komandan Sektor (Dansektor) Pembibitan Citarum Harum dan anggotanya yang merupakan unsur TNI Kodam III Siliwangi untuk program penghijauan Citarum, serta mayarakat di sekitar hutan, khususnya Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Jenis bibit yang ditanam di hari itu di antaranya adalah Manglid, Eucalyptus, Pinus, Rasamala, dan pohon endemik lain asal Jawa Barat. Pelibatan masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan yang juga bertujuan menggugah

82 DUTA Rimba

kepedulian banyak orang akan pentingnya menjaga kelestarian hutan. Administratur KPH Bandung Selatan, Tedy Sumarto, yang juga sebagai Kepala Pelaksana Gerakan Menanam Bibit Pohon, mengatakan, tujuan digelarnya kegiatan tersebut adalah untuk menghijaukan kembali hutan yang ada di KPH Bandung Selatan, mencegah bencana alam berupa tanah longsor dan banjir, memelihara sumber daya alam, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan. Tedy Sumarto juga menyatakan, pihaknya mengharapkan, dengan dilaksanakannya kegiatan penanaman bibit pohon tersebut, masyarakat akan menyadari bahwa hutan adalah sebagian dari kebutuhan pokok kehidupan manusia yang sangat penting posisinya dalam hal meningkatkan kenyamanan lingkungan hidup, pemenuhan kebutuhan terhadap air, dan peningkatan taraf hidup manusia. “Kami berharap, lewat kegiatan ini, masyarakat sekitar hutan akan tergugah kesadarannya untuk bersama-sama memelihara dan menjaga keberadaan hutan beserta fungsinya,” kata Tedy. Sementara itu, Dansektor

Pembibitan Citarum Harum, Haerul Anam, menuturkan, masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya kegiatan menghijaukan hutan dan mengajak semua pihak untuk terus menerus menghidupkan gerakan menanam pohon. Haerul Anam juga mengatakan, manfaat dari kegiatan ini sangat banyak. Terutama bagi keberlangsungan hidup warga maupun keseimbangan alam. Apalagi melihat kondisi hutan Indonesia yang semakin lama semakin memprihatinkan akibat kebakaran hutan, pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan, populasi pertumbuhan penduduk yang meningkat, sehingga kebutuhan akan tempat tinggal dan kepentingan bisnis semakin tak terkendali. Akibatnya, lambat laun lahan semakin sempit dan hutan pun terkena dampaknya yaitu kian digerogoti penebangan untuk dialihfungsikan menjadi daerah pemukimanpenduduk. “Saya berharap, kegiatan ini jangan hanya semata-mata menjalankan instruksi atau perintah dari atasan saja. Akan tetapi harus benar-benar didorong oleh kesadaran akan pentingnya tujuan menanam pohon atau penghijauan ini,” tuturnya. • DR

NO. 77 • TH. 13 • maret - april • 2019




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.