Majalah Duta Rimba 42 Mar - Apr 2012

Page 92

Hutan Jati Alam Gubug Payung ini, rombongan berkesempatan membandingkan JPP yang di lihat di Pemalang dan Pasarsore dengan phon jati yang ada di Gubug Payung. Di Petak 1092 itu, dengan luas 34,4 hektare klas Hutan LDTI, tegakan tinggal 1429 pohon, jumlah pohon 1429 pohon jati, tinggi rata-rata 38 meter, garis tengah rata-rata 95 cm, dan volumenya 13,755 meter kubik. Di tengah kunjungan di Gubug Payung ini, rombongan dihibur iringan musik karawitan dari Paguyuban Seni Karawitan Tri Dharma Jati, Desa Temengeng, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Beranjak dari Gubug Payung, hari telah menjelang senja. Rombongan pun bergerak ke Kota Cepu, Kabupaten Blora, untuk beristirahat. Menyimak hasil-hasil penelitian pemuliaan jati yang sudah menunjukkan hasilnya tersebut, Djamaluddin Suryohadikusumo, menyatakan bangga karena para penerusnya di Perhutani merupakan orang-orang pilihan yang menunjukkan prestasi membanggakan. “Saya bangga sekali melihat bahwa peneruspenerus saya itu adalah orang-orang pilihan. Jadi, mereka itu banyak melakukan inovasi, pekerja keras, dan jujur. Itu saya kira adalah modal yang besar kalau sebuah perusahaan ingin maju. Saya sangat bangga melihat penerus-penerus saya itu,” ucap Djamaluddin yang menjabat Menteri Kehutanan tahun 1993-1998 itu khusus kepada Duta Rimba. Senada dengan pendahulunya, Sumahadi pun menyebut terobosan yang dilakukan Perum Perhutani ini sebagai langkah yang bagus. Jati saat ini tidak lagi stereotype dipanen hasil kayunya setelah 60 tahun. “Coba lihat saja, tanaman jati yang baru berusia 1 tahun itu kalau dulu dulunya mungkin baru satu meter.

90 DUTA Rimba

humaskphrandublatung.blogspot.com

INOVASI

Sekarang sudah mencapai 3 meter. Begitu pula yang sekarang kita saksikan di Pemalang dan Pasarsore yang usianya baru sepertiga dari perkiraan usianya untuk dipanen, ternyata perkembangannya sudah begitu menggembirakan. Dan menurut pakar, usia sepertiga dari perkiraan usianya untuk dipanen itu sudah dapat menjadi tolok ukur keunggulannya,” kata Menteri Kehutanan pada Maret 1998 – Mei 1998 ini pula.

Hasil yang Membanggakan Hari ketiga kunjungan lapangan, 26 April 2012. Acara berlanjut dengan diskusi tentang prospek JPP di masa depan. Berlangsung di Kantor Puslitbang Perhutani di Cepu, kepada rombongan dijelaskan bagimana pengembangan JPP dan seluk beluknya. Menyaksikan pemaparan tersebut, optimisme terpancar di mata seluruh hadirin. Salah satunya dituturkan Mantan Plt Direktur Utama Perum Perhutani, Haryono Kusumo. “Saya selaku mantan Orang Perhutani, sudah meyakini bahwa arah pengelolaan hutan di Jawa,

khususnya jati, yang dilakukan Perhutani ini sudah tepat. Sebab, seperti kita saksikan bersama bahwa dengan menempatkan Puslitbang sebagai mata arah perusahaan ini memang sudah merupakan suatu hal yang menjadi keniscayaan. Memang harus begitu. Supaya tidak sesat. Dan seperti kita saksikan bersama, hasil pemuliaan tanaman jati sudah diterapkan di lapangan dan ternyata begitu besar kenaikan produktivitas lahan,” kata Haryono kepada Duta Rimba. Kebanggaan dan optimisme yang sama dilontarkan Mantan Direktur Utama Perhutani Transtoto Handadhari. Menurut pria yang menjabat Direktur Utama Perhutani tahun 2004-2008 ini, Perum Perhutani telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Ia pun memuji langkah untuk melibatkan Rimbawan Senior dalam diskusi pengembangan mutu produk unggulan. “Perkembangan perusahaan sekarang ini saya kira sudah menunjukkan usaha yang baik. Hari ini kita berkumpul dalam rangka silaturrahmi. Ini mungkin tidak akan

NO. 42 • TH. 7 • MARET-APRIL 2012


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Majalah Duta Rimba 42 Mar - Apr 2012 by Perum Perhutani - Issuu