NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
BISNIS RIMBA
M A JA L A H
Gandeng LMDH, Kelola Wisata Alam
Kawah Karaha
Lebih Profesional
P E R H U TA N I
RIMBA Daya
Modal Tekad dan Nekad,
Sukses Jadi Peternak
ensikloRIMBA
Mengenal Tanaman
Macadamia WISATA RIMBA
Pesona Panorama
Curug Ciparay Warisan RIMBA
Menyambangi Peninggalan Kerajaan Galuh
di Geger Sunten
RAMADHAN
Momen Religi, Momen Berbagi
SalamRedaksi
ISSN: 2337-6791 Pengarah Denaldy M Mauna Direktur Utama Perum Perhutani Penanggung Jawab Asep Rusnandar Sekretaris Perusahaan Pemimpin Redaksi Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Redaktur Pelaksana Suharsono Sekretaris Redaksi Ardya Setya Nurvrandita Redaktur Adehika Intan, Rizka Amalia, Nanjar Munandar, Aga Prasetya Script Editing and Layout Duta Rimba Art Work Perwakilan - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten Alamat Redaksi
Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id
Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id
Perum Perhutani
@PerumPerhutani
Perum Perhutani
PerumPerhutani
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
R
Dok. Kom PHT®2018
Kembali Fitrah dan Meraih Kemenangan Salam Rimba. imbawan yang budiman, kami berbahagia sekali dapat kembali hadir dan mengisi meja-meja informasi Anda. Sangat besar harapan kami, kehadiran Duta Rimba akan senantiasa mampu mengatasi dahaga keingintahuan Rimbawan, sekaligus menambah khazanah pengetahuan Anda. Edisi ini hadir dalam momentum bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Selama satu bulan, umat Islam digembleng untuk mampu mengendalikan diri dan hawa nafsunya. Di sepanjang bulan suci Ramadhan, seluruh umat Islam di dunia juga berkesempatan beramal saleh yang nilai pahalanya – seperti janji Allah SWT di dalam Al Qur’an – dilipatgandakan. Maka, jika umat Islam mampu mengendalikan diri dan hawa nafsu sepanjang bulan suci Ramadhan serta mengisi bulan suci itu dengan banyak berbuat amal saleh, ia akan kembali kepada fitrah. Artinya, kembali kepada kesuciannya bagai bayi yang baru lahir. Sebab, ia seolah telah melebur seluruh dosanya dan menjadi pemenang dalam pertarungan melawan hawa nafsu. Perum Perhutani tak ketinggalan mengisi bulan Ramadhan dengan ragam kegiatan. Bukan hanya di Kantor Pusat, tetapi juga di kantor-kantor Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Mulai dari menggelar acara buka puasa bersama, safari Ramadhan, bagi-bagi takjil, memberikan santunan untuk anak yatim, shalat tarawih bersama masyarakat, bagi-bagi bingkisan kepada masyarakat desa hutan, hingga menyediakan lokasi di dalam kawasan hutan untuk pengamatan hilal. Kegiatan Ramadhan yang semarak tersebut dilanjutkan dengan rangkaian halal bi halal yang digelar karyawan bersama karyawan dan rimbawan. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, juga ada kegiatan mudik bareng. Nah, informasi tentang seluruh rangkaian kegiatan Ramadhan dan Lebaran tersebut kami hadirkan di rubrik Rimba Utama. Rimbawan yang budiman, Perhutani juga tak henti meraih banyak penghargaan dan prestasi. Misalnya penghargaan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia bertajuk “Zero Accident Award” yang tahun ini diraih Perhutani KPH Kuningan. Simak informasinya di rubrik Pojok KPH. Di rubrik Wisata Rimba, kami ajak Anda mengunjungi keindahan yang asri dan alami di Curug Ciparay, Tasikmalaya. Lalu menyambangi Geger Sunten di Ciamis. Kami juga akan ajak Anda menyimak informasi tentang penanaman ribuan pohon oleh Perhutani KPH Kediri yang bekerjasama dengan PT Gudang Garam, tbk. Selengkapnya ada di rubrik Enviro Rimba. Simak juga pengalaman Mujiono, peternak kambing etawa yang mengawali bisnisnya dari iseng, tetapi toh penuh dedikasi. Ingin tahu seperti apa? Buka saja rubrik Rimba Daya. Dan masih banyak lagi informasi menarik lain yang sayang jika Anda lewatkan. Harapan kami, informasi yang kami sajikan itu sangat bermanfaat bagi Anda semua. Salam Rimba! • DR
DUTA Rimba 1
semairimba
SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Semangat Kemenangan, Semangat Kerja, Tingkatkan Prestasi
4
PRIMA RIMBA • Ramadhan Momen Religi, Momen Berbagi
6
12
RIMBA UTAMA • • • • •
Menjalin Silaturahmi, Mengharap Berkah di Bulan Suci Perhutani Berbagi dan Menyantuni Menggali Makna Religi di Bulan Suci Kontribusi Perhutani Saat Liburan Lebaran Sucikan Hati dengan Saling Memaafkan
12 18 24 30 34
RIMBA KHUSUS • • •
Menjelang Controlled Wood, 42 Menyongsong Resertifikasi FSC Raih Prestasi, Dulang Penghargaan 46 Membangun Sinergi Menjalin Kerja Sama 50 LENSA 56 • Ramadhan Perhutani 2019 60 SOBAT RIMBA 64 LINTAS RIMBA
WARISAN RIMBA • Menyambangi Peninggalan Kerajaan Galuh di Geger Sunten
70
42 70
ENSIKLO RIMBA • Mengenal Tanaman Macadamia
76
rimba daya • Modal Tekad dan Nekad, Sukses Jadi Peternak
80
BISNIS RIMBA • Gandeng LMDH, Kelola Wisata Alam Kawah Karaha Lebih Profesional
84
socio rimba • Sumbangsih Perhutani Alirkan Air Bersih di Patalan
90
POJOK KPH • Nihil Kecelakaan Kerja di KPH Kuningan
92
72
WISATA RIMBA • Pesona Panorama Curug Ciparay
94
INOVASI • Tinggalkan Cara Konvensional Pungut dan Angkut Daun Kayu Putih
98
ENVIRO RIMBA • Menanam Ribuan Bibit, Memupuk Berjuta Harapan 2 DUTA Rimba
102 NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
SobatRIMBA
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 3
BENAHDIRI
Dok. Kom PHT®2018
Semangat Kemenangan, Semangat Kerja, Denaldy M. Mauna Direktur Utama Perum Perhutani
I
nsan Perum Perhutani yang saya cintai dan saya banggakan. Perkenankanlah saya mengucapkan salam untuk Anda semua. Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Semangat Pagi...! Perhutani..., Berubah! Perhutani..., Bisa! Perhutani..., Luar Biasa! Karyawan Perum Perhutani yang saya cintai dan saya banggakan. Di dalam kesempatan yang membahagiakan ini, marilah kita bersama-sama senantiasa memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Sebab, hingga sampai pada kesempatan ini, di hari ini, kita semua masih mendapatkan berbagai macam kenikmatan, khususnya berupa kesehatan jasmani dan rohani. Sehingga, kita masih bisa bersilaturrahim. Khususnya tanggal 18 Juni 2019, saat kita dapat melaksanakan acara halal bi halal, memperingati hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah, dalam rangka mendekatkan hubungan dalam suasana
4 DUTA Rimba
Tingkatkan Prestasi
kekeluargaan untuk kembali fitri. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW. Mudah -mudahan kita digolongkan sebagai umatnya yang setia. Dan semoga di hari yang fitri ini kita senantiasa ikhlas dalam melaksanakan ibadah, sematamata untuk mencari ridho Allah SWT. Saudara-saudara sekalian. Alhamdulillah, kita telah melalui bulan suci Ramadhan, yang dilanjutkan dengan kegiatan mudik, pulang ke kampung halaman, berkumpul bersama keluarga dan handai taulan di kampung halaman. Kini saatnya kita bersuka cita, memulai awal yang baru dengan semangat yang lebih baik. Insya Allah kita bersama-sama meraih kemenangan Idul Fitri, serta mendapatkan keberkahan dan kesempatan untuk membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik. Di hari kemenangan, dengan bermaafmaafan dan silaturrahmi, kita mempererat kebersamaan sebagai keluarga besar Perum Perhutani. Insan Perhutani yang saya cintai dan saya banggakan. Pada hari ini, dengan bangga
saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Perum Perhutani. Atas kerja keras dan komitmen Anda semua, sehingga hasil laporan audit tahun 2018 yang telah diserahkan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara, menunjukkan, Perhutani dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 21% menjadi Rp 4,4 triliun dan peningkatan laba bersih sebesar 49% menjadi Rp 654 miliar. Peningkatan kinerja perusahaan tersebut diawali dari restruktrisasi usaha di akhir 2016, dilandasi dengan transformasi bisnis berfokus pada empat aspek, yaitu keuangan, operasi, organisasi dan budaya. “Restrukturisasi perusahaan melalui tahapan–tahapan dari Situation Analysis, Change Management, Emergency Actions, Business Restructuring ke eksekusi rencana kerja menuju Normal to Growth”. Di dalam mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Pengelola Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat Bagi Masyarakat, mengawali tahun 2019 Perhutani mengusung tema “Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity”.
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Tema ini diusung sebagai upaya kita dalam mengintegrasikan semua aspek baik hulu-hilir maupun internal-eksternal berbasis teknologi informasi terkini dalam menunjang penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Di dalam perbaikan governance, Perhutani melakukan kerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Saudara-saudara yang saya banggakan. Untuk menangkap peluang bisnis industri kayu energi yang ditandai dengan terus meningkatnya permintaan pasar global (Profit), Perhutani tahun ini mulai melakukan ekstensifikasi pengembangan tanaman biomasa sampai ke industri hilir (wood pellet) dengan total penanaman 120.000 hektare dalam waktu 5 tahun. Upaya ekstensifikasi ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam mitigasi perubahan iklim dengan mendorong
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
pengurangan emisi CO2 yang tahun lalu secara global mencapai titik tertinggi menurut International Energy Agency (Planet). Transformasi pengembangan portofolio sumber daya hutan ini ditetapkan berdasarkan pilot project pengembangan biomasa sejak tahun 2013 dengan hasil sesuai harapan. Pola tanam yang diterapkan adalah Perhutanan Sosial Agroforestri dengan tanaman pertanian, sehingga akses kepada masyarakat hutan semakin luas dan kesejahteraannya pun semakin meningkat (People). Insan Perum Perhutani yang saya cintai. Kita juga patut berbangga karena di hari yang membahagiakan saat acara halal bi halal sedang berlangsung, telah hadir di tengah kita para senior, purna rimbawan Perhutani, yang senantiasa menjadi bagian dari keluarga besar dan menyayangi kita semua sebagai generasi penerus yang akan
membawa Perhutani ke arah yang semakin baik ke depan. Untuk itu, di dalam kesempatan tersebut, kami mengucapkan terima kasih dan memohon bimbingan mereka dalam menjaga amanah negara, untuk mewujudkan cita-cita mulia dan visi bersama sebagai Perusahaan Pengelola Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat Bagi Masyarakat. Saudara-Saudaraku, dengan semangat kemenangan, semoga kita semua dapat meningkatkan semangat kerja untuk meningkatkan upaya-upaya perbaikan sumber daya hutan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta peningkatan kesejahteraan karyawan. Tak lupa, mari kita doakan agar Perusahaan tercinta ini terus meningkatkan kinerjanya. Semoga perusahaan kita bisa terus bangkit dan berjaya. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah. Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim. Minal ‘aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. • DR/Foto: KPH Kuningan
DUTA Rimba 5
primarimba
Ramadhan
Momen Religi, Momen Berbagi Ramadhan adalah bulan istimewa bagi umat Islam sedunia. Inilah satu-satunya bulan yang namanya disebutkan di dalam kitab suci Al Qur’an. Keistimewaan bulan Ramadhan antara lain karena setiap amal ibadah kaum muslim yang dilakukan di bulan Ramadhan nilainya berlipat-lipat ganda di mata Allah SWT, dibandingkan jika amal ibadah yang sama dilakukan di bulan lain. Maka, sepanjang bulan Ramadhan kaum muslim sedunia berlomba-lomba memanfaatkan keutamaannya untuk beribadah. Momen religi di sepanjang bulan Ramadhan pun dimanfaatkan sebagai momen berbagi dengan sesama. Begitu pula yang terjadi di wilayah kerja Perhutani sepanjang momen Ramadhan.
S
alah satu ibadah yang khas di bulan Ramadhan adalah puasa. Puasa dan rangkaian ibadah yang lain di bulan Ramadhan dimulai tepat tanggal 1 Ramadhan. Untuk menentukan dimulainya rangkaian ibadah di bulan Ramadhan, ada dua metode yaitu hisab dan ru’yat. Metode hisab artinya cara penentuan jatuhnya awal bulan baru dengan menghitung tanggal. Sedangkan metode ru’yat artinya cara penentuan jatunya awal bulan baru dengan mengamati munculnya hilal atau bulan baru di langit.
6 DUTA Rimba
Wilayah kerja Perum Perhutani, tepatnya di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan, menjadi salah satu lokasi yang digunakan untuk melakukan pengamatan bulan itu. Hal itu terlihat di Petak 112 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Piji, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tulung, KPH Saradan, Minggu 5 Mei 2019. Di lokasi yang berada pada ketinggian 147 Mdpl dengan koordinat Lintang -7° 29’ 23,6” dan Bujur 111° 42’ 53,3” itu, Badan Hisab Ru’yat (BHR) dari Kementerian Agama Republik Indonesia Kabupaten Madiun melakukan Ru’yatul Hilal untuk menentukan
jatuhnya tanggal 1 Ramadhan 1440 H sebagai tanda dimulainya ibadah puasa bagi umat Muslim. Di hari itu, Bupati Madiun, Ahmad Dawami, menyempatkan hadir untuk ikut mengamati hilal bersama Badan Hisab Ru’yat (BHR) dari Kementerian Agama Republik Indonesia Kabupaten Madiun. Selain Bupati Madiun, acara tersebut juga dihadiri Wakil Bupati beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Madiun. Dari pihak Perum Perhutani KPH Saradan, hadir Wakil Administratur untuk wilayah Saradan Timur, Ganjar Winahyu, dan jajarannya. Di kesempatan itu, Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan, lokasi yang terletak di kawasan hutan Perhutani KPH Saradan itu cocok untuk digunakan sebagai tempat kegiatan Ru’yatul Hilal. Hal itulah yang mendasari langkah mereka untuk menjalin kerja sama dengan Perhutani untuk menjadikan wilayah hutan Perhutani KPH Saradan sebagai lokasi pengamatan Ru’yatul Hilal. “Kita bekerjasama dengan Perhutani untuk menjadikan lokasi ini sebagai tempat untuk melihat hilal yang dikemas dalam bentuk wisata religi dan pendidikan untuk masyarakat Madiun dan sekitarnya,” ujar Ahmad Dawami. Bukan hanya di saat itu saja lokasi tersebut digunakan sebagai tempat kegiatan Ru’yatul Hilal. Sebab, Pemkab Madiun bersama Perhutani KPH Saradan berencana melakukan pembangunan Stasiun Pengamatan Ru’yatul Hilal di Petak 112, RPH Piji, BKPH Tulung, KPH Saradan, itu. Menurut Ahmad Dawami, lokasi tersebut juga akan digunakan sebagai tempat untuk membuat kajian dalam bentuk pengamatan, agar bisa melihat Hilal. Hal itu terungkap saat Bupati Madiun bersama Administratur
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Perhutani KPH Saradan, Noor Rachman, mengunjungi lokasi rencana pembangunan Stasiun Pengamatan Ru’yatul Hilal tersebut, Sabtu, 29 Juni 2019. Turut hadir di kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Madiun Budianto beserta SKPD terkait, segenap Forpimda Kabupaten Madiun, Badan Hisab Ru’yat (BHR) dari Kementerian Agama Republik Indonesia Kabupaten Madiun, Muspika Saradan, dan jajaran manajemen Perhutani KPH Saradan. “Rencananya di lokasi tersebut akan dibangun sebuah menara untuk memudahkan pengamatan Hilal dan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
nantinya tempat itu akan dijadikan sebagai tempat wisata religi,” ujar Dawami. Sementara Noor Rachman menyampaikan, Perum Perhutani KPH Saradan mendukung kegiatan Ru’yatul Hilal yang dilakukan Pemkab Madiun dengan memlilih lokasi di kawasan hutan KPH Saradan. Ia pun berharap, nantinya lokasi tersebut dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata religi, yang di dalamnya terdapat obyek wisata berupa kegiatan Ru’yatul Hilal. “Ini merupakan moment yang tepat untuk mewujudkan kerjasama pengembangan wisata religi untuk
mengimplementasi pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Sinergitas ini ke depan dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata religi. Semoga ini bermanfaat bagi masyarakat Madiun, khususnya umat Islam, dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang pada akhirnya bisa menambah pahala untuk kita semua,” kata Noor Rachman.
Gelar Safari Ramadhan Ada lagi aktivitas yang khas dilakukan Direksi Perum Perhutani sepanjang bulan Ramadhan. Aktivitas itu bernama Safari Ramadhan. Artinya, mereka
DUTA Rimba 7
primarimba
menggelar satu rangkaian perjalanan ke sejumlah wilayah dalam rangka mengisi kegiatan sepanjang Ramadhan. Kegiatan yang digelar selain ibadah shalat tarawih, buka puasa bersama, juga mempererat tali silaturahmi demi menjaga ukhuwahislamiyah dengan seluruh umat muslim khususnya seluruh karyawan dan masyarakat di sekitar hutan, sekaligus melakukan pembinaan terhadap karyawan dan peningkatan motivasi kerja. Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna, turun langsung dalam kegiatan Safari Ramadhan 1440 Hijriyah itu. Misalnya, pada Selasa, 21 Mei 2019, Denaldy mengikuti rangkaian kegiatan Safari Ramadhan 1440 Hijriyah yang diselenggarakan oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur di Rayon I Bojonegoro. Kesempatan itu ia gunakan untuk sekaligus melakukan pembinaan terhadap karyawan. Safari Ramadhan sendiri merupakan kegiatan tahunan yang sudah biasa dilakukan oleh Direksi
8 DUTA Rimba
Perhutani khusus di bulan Ramadhan dalam rangka menjaga tali silaturahmi dan menjaga ukhuwah islamiyah dengan segenap karyawan serta masyarakat sekitar hutan. Kegiatan Safari Ramadhan 1440 Hijriyah yang dilakukan di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur di Rayon I Bojonegoro itu dihadiri segenap Pimpinan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, seluruh General Manager Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM), seluruh Administratur KPH Rayon I Bojonegoro, dan segenap pejabat Asisten Perhutani (Asper) Rayon I Bojonegoro, serta pejabat setingkat Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Rayon I Bojonegoro. Di dalam kesempatan itu, Denaldy juga menyerahkan sejumlah santunan kepada beberapa anak yatim piatu dari Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Putri Kauman, Bojonegoro. Hal itu merupakan bentuk kepedulian Perhutani terhadap sesama. Denaldy juga berpesan kepada seluruh karyawan yang hadir untuk menjalankan ibadah puasa dengan
sebaik-baiknya. Selain itu, karyawan juga diimbau senantiasa terus memacu kinerja, agar target-target yang ditetapkan perusahaan pada semester I dapat tercapai sesuai ekspektasi, bahkan dapat terlampaui. Selain itu, Denaldy juga menerangkan rencana strategis jangka pendek ke depan. Hal itu terkait dengan pembinaan karyawan. Rencana strategis itu antara lain untuk meredesain tanaman hutan yang semula memiliki daur panjang, dengan akan dilakukannya terobosan yaitu menanam tanaman biomassa yang memiliki daur pendek. “Di masa depan, tanaman biomassa merupakan satu tanaman energi yang terbarukan dan menjanjikan di masa mendatang, sehingga ada peluang untuk dikembangkan, karena kebutuhan energi untuk industri semakin besar,” katanya. Usai pembinaan karyawan, Safari Ramadhan di Bojonegoro itu dilanjutkan dengan taushiyah atau penyampaian nasihat dan ceramah agama oleh KH Alamul Huda
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Masyhur dari Pondok Pesantren Ar-Rassyid, Bojonegoro. Di dalam ceramahnya, KH Alamul Huda Masyhur menyampaikan, orangorang yang ikhlas berpuasa, ahli membaca Al Qur’an, memberi nafkah kepada anak yatim, dan mereka yang memberi makan kepada orang yang sedang kelaparan, akan mendapatkan surganya Allah SWT. Esoknya, Rabu, 22 Mei 2019, dua anggota Direksi Perum Perhutani menghadiri kegiatan Safari Ramadhan 1440 H Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten). Mereka adalah Direktur SDM, Umum dan IT, Kemal Sudiro, dan Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran (PBP), Bambang Catur Wahyudi. Acaranya digelar di Masjid Sabilil Huda, Bandung. Acara tersebut dihadiri Kepala Divisi Regional Janten Oman Suherman, Direktur BUMN-HL Philemon Theopilus Tarigan, seluruh General Manager se-Divre Janten, seluruh Administratur se-Divre Janten, seluruh karyawan Divre Janten, serta undangan lainnya. Acara Safari Ramadhan tersebut diisi dengan pembinaan karyawan oleh Direksi Perhutani, pemberian taushiyah, buka puasa bersama, tarawih berjamaah, serta pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu dari Panti Asuhan Baitul Maal Al Huda Bandung. Di kesempatan itu, Kepala Divisi Regional Janten, Oman Suherman, mengapresiasi terselenggaranya Safari Ramadhan yang bisa menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi sesama karyawan. Oman juga menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada perwakilan Direksi Perhutani
yang telah hadir pada acara tersebut. Sementara Kemal Sudiro dalam sambutannya memperkenalkan diri sebagai personel baru di jajaran Direksi Perhutani. Di dalam proses pembinaan kepada karyawan tersebut, ia menekankan pentingnya kolaborasi serta keseimbangan hak dan kewajiban karyawan. Selain kolaborasi, menurut dia sebuah organisasi mesti memiliki 4 kompetensi yaitu strategi, Sumber
Perum Perhutani, Sumardi, pada Kamis, 23 Mei 2019, ia hadir dalam Safari Ramadhan yang diikuti seluruh Anggota Rayon III Divre Jawa Timur. Acaranya dipusatkan di Kantor Perum Perhutani KPH Mojokerto. Seperti agenda kegiatan Safari Ramadhan di lokasi lain, di Mojokerto Sumardi dan Kemal juga melakukan pembinaan selain menjalankan tujuan utama yaitu menjalin silaturahmi dan ukhuwah islamiyah dengan karyawan dan masyarakat desa hutan. Kedua Direktur tersebut mengatakan, ke depan harus ada perbaikan untuk Perhutani. Mereka pun mengajak seluruh karyawan untuk bekerja semaksimal mungkin demi mencapai Normal Progress Schedule (NPS). Safari Ramadhan dan pembinaan karyawan se-Rayon III ini dihadiri Kepala Divre Jawa Timur dan jajarannya, serta diikuti perwakilan dari KPH Jombang, Nganjuk, Kediri, Blitar, dan Mojokerto, juga undangan perwakilan dari Pengelola Hutan Wilayah (PHW) III Jombang dan Pabrik Plywood Kediri. Di kesempatan itu, kedua Direktur tersebut juga memberikan santunan kepada anak-anak karyawan yang berprestasi, dan santunan kepada anak yatim dari Yayasan Manakib Ya Wahab, Wates, Mojokerto. Di dalam pembinaan, Sumardi mengajak seluruh karyawan agar bekerja dengan semangat dan selalu bersyukur. “Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja. Pertama, mensyukuri apa yang ada. Kedua, selalu ingat. Dan ketiga melakukan yang terbaik. Dengan bekal tiga hal tersebut, Insya Allah kita bisa bekerja dengan baik,” ucapnya.
Intinya, kebaikan di bulan Ramadhan ini sepatutnya bisa kita terapkan ke dalam situasi kerja yang arahnya produktif. Untuk itu, mari kita bersama-sama membangun komunikasi yang baik antara Divre dan Kantor Pusat.
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, proses operasi yang dihormati, dan sinergi tools atau IT dari empat kompetensi tersebut. “Saya lihat, kolaborasi di Perhutani belum optimal. Untuk itu, saya mengajak agar segenap karyawan dapat bekerjasama, sehingga hasilnya dapat dinikmati bersama-sama,” tegasnya. Sedangkan Bambang Catur Wahyudi menjelaskan, puasa adalah ajang melatih kesabaran dan kejujuran atau integritas. Ia berharap, kebaikan yang diperoleh selama Ramadhan bisa diterapkan setelahnya, baik bagi diri sendiri maupun dalam menjalankan pekerjaan. “Intinya, kebaikan di bulan Ramadhan ini sepatutnya bisa kita terapkan ke dalam situasi kerja yang arahnya produktif. Untuk itu, mari kita bersama-sama membangun komunikasi yang baik antara Divre dan Kantor Pusat,” katanya. Kemal Sudiro kemudian menlanjutkan Safari Ramadhan ke wilayah Divisi Regional (Divre) Jawa Timur. Bersama Direktur Operasi
DUTA Rimba 9
primarimba Sedangkan Kemal Sudiro saat itu mengatakan, semua hal yang terjadi dalam hidup kita tanpa kita rencanakan, itu bukanlah sesuatu hal yang kebetulan. Tetapi semua itu sudah digariskan oleh Allah SWT. Namun, kita tetap harus menyertai dengan usaha yang maksimal. Sementara Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno, menyatakan, pesan dari Direktur Operasi serta Direktur Umum dan IT itu bisa memacu semangat untuk mencapai kinerja terbaik. “Sesuai catatan sejarah, Mojokerto merupakan tanah kelahiran Gajah Mada. Maka dalam pembinaan karyawan, ini diharapkan bisa menambah semangat kerja karyawan Perhutani sesuai sumpah amukti palapa untuk menyatukan semangat dan tekad seluruh karyawan demi kemajuan perusahaan,” kata Suratno. Safari Ramadhan juga diadakan di tingakat Divre. Misalnya, Kepala Divre Jawa Timur, Ahmad Ibrahim, yang dalam rangkaian Safari Ramadhan 1440 H dan pembinaan karyawan di Aula Kantor Perhutani KPH Lawu Ds, memberikan santunan kepada anak yatim dari Yayasan Panti Asuhan Siti Hajar, Kota Madiun. Hadir di kesempatan itu, jajaran pimpinan Perhutani Divre Jawa Timur, segenap pimpinan di wilayah Rayon II antara lain KPH Saradan, KPH Madiun, KPH Ngawi, KPH Lawu Ds, serta jajaran pimpinan lainnya yaitu dari Pudik SDM Madiun, KBM Pemasaran I Madiun, dan Kepala PHW II Madiun. Acara yang sekaligus berisi Buka Puasa Bersama tersebut digelar pada Kamis, 16 Mei 2019. Ahmad Ibrahim menyebut, Safari Ramadhan menjadi ajang silaturahmi, karena memiliki efek yang sangat baik bagi kehidupan individu maupun sosial. Safari Ramadhan dapat memperkuat persatuan dan kebersamaan antara pimpinan dan
10 DUTA Rimba
jajaran dibawah. Ia juga mengajak semua undangan yang hadir untuk senantiasa bersyukur danmemulai gaya hidup sederhana. Sebab, mensyukuri hidup apa adanya itu lebih membahagiakan. Sementara Pengurus Yayasan Panti Asuhan Siti Hajar, Pudji Rahayu, menyatakan, ia merasa sangat senang. “Saya sangat berterimakasih atas kepedulian Perhutani terhadap anak-anak asuhan kami. Kami mendoakan agar Perhutani tetap jaya, sehingga kedepannya masih terus bisa berbagi dengan sesama,” ucapnya.
Lokasi Tayangan Religi Bukan hanya menjadi lokasi pengamatan hilal sebagai bagian dari metode penentuan awal dan akhir Ramadhan. Perhutani juga menyediakan sebagian wilayah kerjanya sebagai tempat aktivitas religi dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan. Sebab, bertepatan dengan momen bulan Ramadhan itu pula, wilayah hutan Perum Perhutani juga menjadi lokasi yang menarik perhatian para pekerja kreatif sebagai tempat pengambilan gambar. Alasannya, karena panorama yang ada di sekitar kawasan hutan
Perhutani dinilai memiliki keindahan visual. Hal itu antara lain terlihat di kawasan Puncak Bintang, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara. Adalah Eiger, salah satu brand ternama di Indonesia untuk perlengkapan-perlengkapan hiking, camping, dan aktivitas luar ruang lainnya, yang menggandeng Perhutani KPH Bandung Utara untuk bekerjasama. Wujudnya, Rabu, 15 Mei 2019, Eiger menggelar syuting atau pengambilan gambar untuk pembuatan produksi program terbaru mereka, yaitu tayangan religi bernuansa alam. Kerja sama itu dijalin dengan fokus membidik kawasan Puncak Bintang sebagai lokasi syuting untuk tayangan religi yang bakal dirilis di channel resmi youtube mereka dalam waktu dekat. Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin, saat itu menuturkan, hubungan Perhutani dengan Eiger sudah terjalan cukup lama. Tak hanya dalam wujud pembuatan film saja, akan tetapi berupa kegiatan lain yang seringkali menggunakan kawasan hutan Perhutani sebagai lokasi kegiatan semisal hiking, camping, dan lain-lain.
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
“Jalinan kemitraan dengan Eiger sudah cukup lama terbangun. Banyak kegiatan Eiger yang memanfaatkan kawasan hutan Perhutani, karena memang ciri khas produk Eiger sendiri dominan dengan konsep outdoor dan adventure,” terangnya. Komarudin pun mengharapkan, tayangan program bulan Ramadhan ini bisa menjadi sarana yang baik untuk mengampanyekan kembali kepada masyarakat luas tentang pentingnya pelestarian alam, khususnya hutan. Selain itu, tayangan itu juga bisa menjadi sarana informasi kepada masyarakat bahwa banyak wisata alam di kawasan hutan KPH Bandung Utara yang pantas dikunjungi sembari ngabuburit menunggu saat buka puasa. Sementara Eiger Marketing Communication, Yandez L. Albarsyah, mengatakan, konsep program tersebut adalah mengangkat kegiatan tadabur alam. Ia melanjutkan, program itu merupakan program Ramadhan perdana dari Eiger yang kontennya berupa tayangan religi dengan latar lokasi di alam, sesuai dengan brand image yang Eiger miliki. “Lokasi syuting yang dipilih untuk tayangan ini adalah Puncak Bintang milik Perhutani. Tempat ini kami pilih karena nuansa alam yang sangat pas, dengan pepohonan pinusnya yang masih lebat. Selain itu, udaranya pun segar dan sangat viral dikalangan milenial,” ucapnya.
Berkah Ramadhan Boleh jadi, dipilihnya Puncak Bintang sebagai lokasi pengambilan gambar tayangan religi itu merupakan salah satu berkah yang turun di bulan Ramadhan. Seperti juga berkah lain yang datang di bulan Ramadhan. Misalnya yang didapat Masyarakat Desa Hutan Karang Bolong. Mereka memanen kacang hijau di lokasi pemeliharaan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
tanaman Tumpang Sari (TS). Ya, pada Senin, 27 Mei 2019, Masyarakat Desa Hutan Karang Bolong melaksanakan panen kacang hijau di lokasi pemeliharaan tanaman Tumpang Sari (TS) tahun 2019. Lahan seluas 10 Hektare itu terdapat di kawasan hutan Petak 1d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Karang Bolong, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jampang Kulon, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi. Bagi 32 orang anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang menggarap TS tersebut, panen kali ini merupakan sebagian berkah yang mereka peroleh di bulan Ramadhan. Sebab, bagi petani hutan RPH Karang Bolong, kacang hijau adalah komoditi unggulan kedua setelah padi Gogo. Maka, sebagian besar hasil panen kacang hijau itu dipasarkan sebagai sumber pendapatan petani, selain digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan mereka. Menurut Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Agus Yulianto, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya Perhutani dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Desa Hutan (MDH).
“Pemanfaatan lahan pada kegiatan tumpang sari merupakan kontribusi tak langsung yang dapat diperoleh masyarakat dari kawasan hutan Perhutani,” katanya. Sedangkan Pengurus LMDH Rimba Makmur, Mamad, mengatakan, pemanfaatan lahan dalam kawasan hutan dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan jika dilakukan dengan benar. “Saat ini untuk pemanfaatan lahan dalam kawasan hutan oleh masyarakat, kami masih mengandalkan komoditi padi Gogo dan dan kacang hijau, yang kami anggap paling sesuai dibudidayakan pada lahan kering di dalam kawasan hutan. Selain itu nilai harga kacang hijau cukup tinggi dibandingkan komoditi kacang lainnya,“ ujarnya. Demikianlah. Seluruh rangkaian kegiatan yang digelar sepanjang bulan suci Ramadhan memberi makna tersendiri bagi umat, khususnya bagi Rimbawan Perhutani. Momen Ramadhan senyatanya bukan hanya menjadi momen religi, tetapi juga momen berbagi, dan meraih keberkahan. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari perjalananibadah di bulan suci ini. Amin. • DR
DUTA Rimba 11
RIMBAutama
Menjalin Silaturahmi,
I
Mengharap Berkah di Bulan Suci
nsan-insan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan mengawali kegiatan sepanjang bulan suci Ramadhan 1440 H dengan melakukan Safari Ramadhan dan buka puasa bersama. Kegiatan buka puasa bersama dilakukan dengan pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah mereka. Salah satunya dengan mengunjungi LMDH Karya Usaha di Dusun Bangeran, Desa Bobol, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Rabu, 8 Mei 2019. Di hari itu, Administratur Perhutani KPH Saradan, Noor Rachman, berkesempatan bersafari bersama beberapa Ketua LMDH yang mengikuti acara tersebut. Jajaran pengurus LMDH yang hadir itu di antaranya LMDH Rukun Makmur, LMDH Wono Mukti, LMDH Sumber Rejeki, LMDH Kelestarian Hutan, LMDH Rimba Sejahtera, LMDH Rembuk Wana, LMDH Wono Lestari dan LMDH Kelestarian Hutan Baru. Menurut Noor Rachman, pihaknya sangat mendukung segala bentuk usaha untuk menggali potensi sumber daya hutan. Terutama untuk kerja sama tanaman Sengon. “Kami akan bicarakan dengan Bagian Perencanaan, lokasi mana saja yang bisa untuk dikerjasamakan dengan tanaman sengon, agar nanti lokasinya tidak berbenturan dengan rencana teknik tahunan (RTT),” ungkapnya.
12 DUTA Rimba
Bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah tak membuat Rimbawan Perum Perhutani berhenti berkarya. Sebaliknya, seluruh insan Perhutani terus bergerak menebar manfaat. Rangkaian kegiatan pun digelar. Selain sebagai wahana menjalin silaturahmi, juga sebagai sarana membangun sinergi. Pembinaan dan peningkatan motivasi kerja pun dilakukan. Sebagai upaya peningkatan kerja sama sekaligus memantapkan proses kerjasama pengembangan tanaman. Juga menebar manfaat untuk masyarakat sekitar hutan, antara lain dengan gelaran pasar murah. Noor Rachman pun menyempatkan diri untuk meninjau secara langsung keadaan tanaman sengon di Petak 38 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pakolan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rejuno, yang merupakan salah satu obyek kerja sama tanaman antara Perhutani KPH Saradan dengan LMDH Karya Usaha sejak tahun 2016. Di sana, Noor Rachman membahas tentang rencana peningkatan kerja sama sekaligus memantapkan proses kerja sama pengembangan tanaman sengon oleh LMDH Karya Usaha itu. Menanggapi hal itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) LMDH Karya Usaha, Saimo, mengatakan, wilayah hutan RPH Pakolan yang berada di Desa Bobol ini sangat cocok
untuk pengembangan tanaman sengon. Maka, pihaknya berharap, Perhutani bisa menambah lahan untuk dikerjasamakan dengan LMDH Karya Usaha. Menurut dia, penambahan keluasan tanaman yang dikerjasamakan akan dapat meningkatkan pendapatan bagi kedua belah pihak. Safari Ramadhan juga digelar Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo dalam rangka mengisi kegiatan keagamaan di bulan suci Ramadhan 1440 H serta menjalin koordinasi dengan para pemangku kepentingan. Safari Ramadhan diadakan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karas, yang termasuk wilayah Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Kamis, 9 Mei
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 13
rimbaUTAMA 2019. Di dalam kegiatan tersebut, turut hadir Forkompimcam Sedan, Pengurus dan Anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), serta masyarakat sekitar. “Safari Ramadhan ini adalah sebagai ajang silaturahmi, dimana silaturahmi ini sangat dianjurkan, karena memiliki efek yang sangat baik bagi kehidupan individu maupun sosial. Dengan Safari Ramadhan ini dapat memperkuat persatuan dan kebersamaan antara Perhutani dengan masyarakat serta stakeholder yang lain,” kata Administratur KPH Kebonharjo, Erwin, saat memberikan sambutan. Di kesempatan yang sama, Pelda Ismail yang hadir mewakili Danramil Sedan, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran Perum Perhutani atas jalinan silaturahmi yang telah terbangun selama ini. Ia pun berharap jalinan silaturahmi itu kian erat di kemudian hari. “Saya berharap, dengan kegiatan Safari Ramadhan ini bisa semakin mempererat silaturahmi antara Perhutani, Forkompimcam, dan Masyarakat, sehingga menumbuhkan sinergitas dalam kebersamaan dalam rangka mendukung tugas dalam menjaga kelestarian Sumber Daya Hutan,” tuturnya.
Tarawih Keliling Ada lagi kegiatan yang mengisi Safari Ramadhan Perum Perhutani. Yaitu ikut berpartisipasi dalam kegaiatan tarawih keliling yang dilakukan pemerintah setempat. Shalat tarawih atau ada masyarakat yang menyebutnya teraweh, taraweh, atau ada juga yang menyebut tarwih, adalah shalat sunnah yang dilakukan khusus di bulan Ramadhan. Sunnah adalah salah satu hukum dalam Islam. Artinya, sebuah amal atau perbuatan yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan jika tidak dilakukan tidak apa-apa.
14 DUTA Rimba
Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah selepas pelaksanaan shalat isya’.Biasanya, shalat tarawih dilakukan secara berjamaah atau bersama-sama di masjid. Fakta yang menarik tentang shalat tarawih adalah bahwa Rasulullah, Nabi Muhammad Saw, hanya pernah melakukan shalat tarawih ini secara berjamaah dalam tiga kali kesempatan. Disebutkan, Rasulullah Saw kemudian tidak melanjutkan melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah karena khawatir umat akan menganggap shalat itu sebagai wajib dan dilakukan secara berjamaah. Namun, riwayat tersebut menyebutkan, Rasulullah tetap melaksanakan shalat tarawih tersebut seorang diri. Di Indonesia, ada tradisi yang lazim dilakukan selama bulan Ramadhan sejak bertahun-tahun,
yaitu sejumlah pejabat kerap melaksanakan Tarawih Keliling. Tarawih Keliling yang kerap disingkat Tarling itu merupakan kegiatan melaksanakan shalat tarawih setiap malam dengan lokasi yang berpindah secara bergiliran di setiap malamnya. Hal itu antara lain diadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang pun ikut menghadiri salah satu kegiatan Tarling yang diadakan oleh Pemkab Grobogan itu. Mereka hadir saat pelaksanaan Tarling di Masjid AtTaufiq, Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, hari Jumat, 10 Mei 2019. Tarling di Kedungjati tersebut merupakan bagian dari kegiatan Safari Ramadhan Tahun 2019 yang diadakan oleh Pemkab Grobogan.
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Kegiatan di Kedungjati ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Pemkab Grobogan, Muspika Kedungjati, seluruh Kepala Desa di Kecamatan Kedungjati, Perhutani KPH Semarang, dan tokoh masyarakat setempat. Sekda Pemkab Grobogan, Mohammad Sumarsono, di dalam sambutannya menjelaskan, momentum Ramadhan ini selayaknya digunakan untuk kembali bersatu, membangun daerah, supaya tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Sementara Wakil Administratur Perhutani KPH Semarang untuk wilayah Semarang Timur, Kusmanto, menyampaikan pesan Administratur KPH Semarang bahwa tarling ini adalah menjadi ajang silaturahmi sekaligus kesempatan untuk menggali aspirasi masyarakat sekitar hutan. Kegiatan Tarling juga berlangsung di Sumedang, Jawa Barat. Di sana, Perum Perhutani
Semoga kegiatan ini bisa kian mempererat tali silaturahmi antara Perhutani, masyarakat sekitar hutan, dan Pemerintah, dalam menciptakan kawasan hutan yang aman dan kondusif selama bulan Ramadhan,” ujar Administratur KPH Sumedang, Asep Setiawan NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
KPH Sumedang bukan sekadar ikut berpartisipasi, tetapi merupakan penyelenggaranya. Ya, karena untuk menyemarakkan suasana religi di bulan suci Ramadhan, Perum Perhutani KPH Sumedang menggelar kegiatan tarawih keliling yang mereka selenggarakan bersama lingkup KPH Sumedang. Salah satunya berlangsung di Masjid Jami Al-Faidzin, Dusun Cipicung, Desa Sukatani, Kecamatan Tanjungmedar, Kamis, 16 Mei 2019. Pelaksanaan Shalat Tarawih berjamaah di Masjid Jami Al-Faidzin itu dihadiri oleh Administratur Perhutani KPH Sumedang Asep Setiawan, Camat Tanjungmedar E. Heri Purnama, Kapolsek Tanjungmedar H. Suryadi, Dansos Tanjungmedar Asep Ato Suhartono, masyarakat setempat, dan jajaran karyawan Perum Perhutani KPH Sumedang. Di kesempatan itu, Camat Tanjugmedar, E. Heri Purnama, mengutarakan rasa terima kasihnya kepada Perhutani KPH Sumedang yang telah menggelar acara tarawih bersama dan menjalin silaturahmi dengan Forkopimcam dan masyarakat Tanjungmedar. Sementara Administratur KPH Sumedang, Asep Setiawan, menyampaikan, kegiatan pelaksanaan Shalat Tarawih bersama ini dilaksanakan untuk mempererat tali silaturahmi di antara Perhutani dan para stakeholder-nya. “Semoga kegiatan ini bisa kian mempererat tali silaturahmi antara Perhutani, masyarakat sekitar hutan, dan Pemerintah, dalam menciptakan kawasan hutan yang aman dan kondusif selama bulan Ramadhan,” ujar Asep.
Buka Puasa Bersama Salah satu kegembiraan umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa di sepanjang bulan suci Ramadhan adalah ketika memasuki
saat berbuka puasa di kala senja. Di saat itu, hilanglah sudah lapar dan dahaga yang terasa selama sehari penuh, karena telah boleh makan dan minum. Dan lebih berbahagia lagi jika momen buka puasa itu dilakukan bersama-sama dengan keluarga maupun kerabat, sahabat, rekan-rekan, maupun orang-orang terdekat. Hal itulah yang mendorong terlaksananya Buka Puasa Bersama. Rimbawan Perhutani juga melaksanakan kegiatan Buka Puasa Bersama. Salah satunya diadakan di Tasikmalaya. Untuk mengisi kegiatan di pertengahan bulan suci Ramadhan 1440 H serta untuk mempererat dan menjalin silaturahmi, Perhutani KPH Tasikmalaya mengadakan Buka Bersama (Bukber) antara manajemen, karyawan, dan para stakeholder. Bersama Forkompimda Kabupaten Tasikmlaya, Perhutani KPH Tasikmalaya mengadakan Safari Ramadhan dengan masyarakat di Desa Taraju, wilayah RPH Taraju, BKPH Taraju, KPH Tasikmalaya, Senin, 20 Mei 2019. Selain Administratur KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, kegiatan itu juga dihadiri oleh Ketua Asosisiasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kabupaten Tasikmalaya, Engkos Kosasih. Anggota LMDH lainnya di lingkungan KPH Tasikmalaya serta masyarakat sekitar pun turut hadir. Serangkaian acara mengisi kegiatan tersebut. Yaitu pembinaan dari Asisten Daerah (Asda) III Tasikmalaya Muskin, penyampaian taushiyah, buka puasa bersama, dan shalat tarawih berjamaah. Saat itu, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, menyampaikan dan mengajak kepada segenap masyarakat untuk menjaga hutan dan lingkungan di wilayah masing-masing demi terciptanya hutan yang aman dan lingkungan yang harmonis.
DUTA Rimba 15
rimbaUTAMA
Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya Benny Suko Triatmoko juga memberikan “kadeudeuh” dari Perhutani kepada penyadap berupa paket sembako (Sembilan Bahan Pokok) dan Asda III menyerahkan sumbangan oleh Pemda kepada anak yatim sebanyak 7 orang dan sumbangan kepada pengurus Masjid Al-Muhajirin sebesar Rp 10.000.000. Ketua LMDH Tani Barokah, Epip, menyampaikan rasa terima kasih dan berharap pemberian sumbangan ini bermanfaat serta menjadi berkah bagi yang menerimanya. Pemberian sembako oleh Perhutani diangggap sebagai wujud rasa cinta dan kepedulian kepada penyadap untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik. Sementara Asda III Kabupaten Tasikmalaya, Muksin menyampaikan apresiasinya kepada Perhutani atas kegiatan Safari Ramadhan ini dan berharap ke depannya dapat terus dilaksanakan. “Jangan sampai terputus silaturahim antara Pemda, Perhutani dan masyarakat. Kami berharap acara ini dapat memupuk tali persaudaraan sehingga dapat menjalin komunikasi yang lebih intens dan erat,” ucapnya.
16 DUTA Rimba
Semoga apa yang dicita-citakan oleh Perhutani bisa tercapai dan berjalan dengan semestinya. Kerja sama yang dibangun antara Perhutani dan LMDH selama ini jangan sampai putus, demi kejayaan Perhutani Sedangkan Ketua Asosiasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kabupaten Tasikmalaya, Engkos Kosasih, mengatakan, di era milenial ini silaturahmi sangat diperlukan untuk membangun kebersamaan dalam setiap pekerjaan. Sebab, dengan kebersamaan, semua usaha akan berhasil dan sukses. Engkos juga menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang menjembatani pelaksanaan acara Bukber ini, “Semoga apa yang dicitacitakan oleh Perhutani bisa tercapai dan berjalan dengan semestinya. Kerja sama yang dibangun antara Perhutani dan LMDH selama ini jangan sampai putus, demi kejayaan Perhutani,” ujarnya. Kegiatan Buka Puasa Bersama juga digelar di Sukabumi. Bertempat di Kantor Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan (BKPH) Sagaranten, Selasa, 21 Mei 2019, jajaran Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi mengadakan acara Buka Puasa Bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Bukber tersebut digelar untuk mengisi rangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah, sekaligus dalam rangka menjalin hubungan silaturahmi yang erat di antara para stakeholder. Acaranya diisi dengan serangkaian kegiatan antara lain pembinaan oleh Administratur Perhutani KPH Sukabumi Agus Yulianto, penyampaian taushiyah, buka puasa bersama, dan shalat tarawih berjamaah. Pada kesempatan tersebut, Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Agus Yulianto, menyampaikan, menjalin silaturahmi
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
sesungguhnya merupakan kewajiban setiap muslim. Ia pun mengajak seluruh pejabat dan karyawan Perhutani untuk selalu mempererat tali silaturahmi dalam setiap kesempatan dengan para stakeholder di wilayah kerjanya masing-masing. “Silaturahmi itu merupakan ibadah yang harus dilakukan setiap orang. Karena dengan silaturahmi, insya Allah kita akan dimudahkan dalam segala urusan,” ujar Agus. Sementara Ketua LMDH Jaya Abadi, Tibyani, mewakili anggota LMDH yang hadir di kesempatan itu, menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. Ia yakin, kegiatan seperti ini dapat mempererat hubungan kemitraan yang terjalin antara Perhutani dengan Masyarakat Desa Hutan. “Dengan adanya acara silaturahmi, kita dapat menjalin komunikasi yang lebih erat. Bahkan kami berharap, acara ini dapat memupuk tali persaudaraan antara karyawan dan MDH,” tutur Tibyani.
Perhutani Ikuti Pasar Murah Lain lagi kesibukan yang dialami insan-insan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds saat memasuki bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah. Pada Rabu, 22 Mei 2019, mereka ikut serta dalam kegiatan pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Madiun di Desa Dempelan. Pasar murah tersebut merupakan program Pemkab Madiun untuk pengendalian inflasi saat menghadapi lonjakan harga yang biasanya terjadi di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Asep Dedi Mulyadi, menjelaskan, di dalam kegiatan Pasar Murah tersebut, Perhutani menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga dengan harga yang di bawah harga pasar. “Nilai yang kita jual ini memang tidak begitu besar,
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
namun kontribusi ini setidaknya bisa ikut membantu untuk meringankan beban masyarakat,” kata Asep Dedi Mulyadi. Barang-barang yang dijual Perhutani KPH Lawu Ds di Pasar Murah tersebut di antaranya adalah beras murah dengan harga Rp 32.000 per 5 kilogram, gula pasir seharga Rp 9.000 per kilogram, dan minyak goreng yang harganya Rp 9.000 per liter. “Di dalam pasar murah tahun 2019 ini, kami menyediakan beras sebanyak 250 kwintal, gula pasir 50 kilogram, dan minyak goreng 50 liter,” terang Asep Dedi Mulyadi. Sementara itu, Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro, ketika menyampaikan sambutan saat pembukaan pasar murah tersebut, menyampaikan, pihak Pemkab menggelar pasar murah
ini mulai tanggal 16 hingga 22 Mei 2019. Menurut dia, kegiatan pasar murah tersebut merupakan program tahunan Pemkab Madiun. Tujuannya untuk mengurangi beban masyarakat dalam menghadapi lebaran. “Intinya supaya bisa meringankan beban belanja masyarakat pada saat lebaran. Selain itu,pasar murah ini juga untuk menjalin silahturahmi antara pemerintahan dengan masyarakat,” ujarnya. Saling berbagi, saling memberi, saling menebar manfaat. Seluruh rangkaian kegiatan di bulan suci Ramadhan sejatinya memang membuat kita lebih peduli kepada orang lain. Serta selalu rendah hati, mampu merasakan kesulitan orang lain. Semoga kita selalu dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, selepas bulan suci Ramadhan. Amin. • DR
DUTA Rimba 17
rimbaUTAMA
Perhutani
Berbagi dan Menyantuni
Momen bulan suci juga menjadi momen berbagi. Hal itu ditunjukkan Perum Perhutani di sejumlah KPH. Mereka membagikan takjil gratis, menyantuni anak yatim dan piatu, serta memberi bingkisan kepada masyarakat desa hutan. Semua dirangkai dalam satu bingkai, yaitu menebar manfaat bagi sesama. Juga sebagai ungkapan rasa syukur atas seluruh yang telah Tuhan beri.
D
i bulan Ramadhan 1440 Hijriyah, sejumlah Kantor Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) melakukan kegiatan sosial bagi-bagi takjil atau makanan untuk berbuka puasa. Misalnya terlihat ketika Perutani KPH Purwodadi membagikan makanan untuk berbuka puasa kepada anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlonah dan kaum dhuafa di sekitar kantor KPH Purwodadi, Jumat, 10 Mei 2019. Program berbagi tersebut rencananya akan terus dilakukan setiap hari Jumat di bulan Ramadhan. Administratur Perhutani KPH Purwodadi, Dian Rakhmawati, mengatakan, “Di bulan Ramadhan selain lebih meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, kita juga
18 DUTA Rimba
harus meningkatkan sedekah kepada orang-orang yang sangat membutuhkan dengan niat sematamata mengharap ridho Allah.” Pengurus Panti Asuhan Darul Hadlonah, Siti Zulaikha, pun menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang telah peduli kepada anak yatim piatu. “Semoga Perhutani selalu diberikan kelimpahan rezeki untuk dapat terus berbagi dengan anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlonah,” ujarnya. Di tempat terpisah, rimbawan Perhutani KPH Ngawi bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perhutani Ngawi juga menggelar kegiatan sosial. Mereka membagikan ratusan takjil gratis kepada pengguna jalan yang melintas di Jalan Yos Sudarso Ngawi, depan kantor Perhutani, 11 Mei 2019.
Kasimin, seorang pengemudi becak yang menerima bingkisan takjil dari salah satu rimbawan KPH Ngawi mengatakan, “Terima kasih takjilnya. Semoga Perhutani tambah banyak rejekinya. Amin.” Menurut Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, kegiatan bagi takjil ini merupakan wujud kepedulian Perhutani kepada masyarakat. “Dengan kegiatan bagi takjil, diharapkan kita sadar pentingnya berbagi kepada sesama di bulan Ramadhan yang penuh berkah,” katanya. Di sela-sela aktivitas membagikan takjil, Ketua DWP Perhutani KPH Ngawi, Ratna Maidawati, menuturkan, kegiatan tersebut sangat bagus untuk mempererat silaturahmi dengan warga masyarakat. “Dengan membagikan takjil kepada pengguna jalan umum ini, kita jadi saling mendoakan, meskipun sebelumnya kita tidak saling kenal. Alhamdulillah, warga sangat antusias dengan kegiatan sosial ini,” ujarnya. Rabu, 22 Mei 2019, giliran karyawan Perhutani KPH Madura yang membagikan takjil gratis menjelang waktu buka puasa kepada masyarakat yang melintas di depan Kantor Perhutani KPH Madura, di Kabupaten Pamekasan. Sebanyak 100 paket takjil gratis berupa makanan dan minuman yang dikemas dalam dus kecil dibagikan di hari itu. Kegiatan tersebut sebagai wujud kepedulian kepada sesama yang masih melakukan aktivitas di jalan untuk menyemarakkan bulan Ramadhan. Koordinator kegiatan tersebut, Nurhari Sunarsih, menjelaskan, biaya untuk kegiatan bagi-bagi takjil ini berasal dari sumbangan seluruh karyawan-karyawati Perhutani KPH Madura. “Sasaran penerima takjil gratis ini adalah masyarakat pengguna jalan yang kebetulan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
lewat di depan Kantor Perhutani KPH Madura. Baik pejalan kaki, pengendara motor, maupun tukang becak,” katanya. Menanggapi kegiatan sosial yang dilakukan jajarannya, Administratur Perhutani KPH Madura, Hengki Herwanto, mengapresiasi inisiatif karyawannya yang mengumpulkan dana sumbangan karyawan untuk dibagikan kepada masyarakat dalam
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
bentuk takjil. “Bagi-bagi takjil gratis ini untuk meningkatkan rasa peduli dan empati kepada sesama di bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Semoga kegiatan ini bisa menjadi amal sedekah bagi karyawan,” ujarnya. Salah satu pengguna jalan yang menerima takjil gratis itu, Solehah, mengatakan, sangat terbantu dengan kegiatan bagi-bagi takjil
gratis itu. “Saya berterima kasih sudah diberikan takjil oleh Perhutani. Jadi saya tidak perlu tergesa-gesa pulang karena sudah ada takjil untuk membatalkan puasa begitu adzan magrib berkumandang,” ujarnya.
Santuni Anak Yatim Kegiatan sosial di bulan Ramadhan juga dilakukan Perhutani KPH Semarang yang memberikan
DUTA Rimba 19
rimbaUTAMA
santunan kepada anak yatim di sekitar hutan di Kedungjati, Kamis, 16 Mei 2019. Santunan kepada anak yatim tersebut merupakan rangkaian kegiatan buka puasa bersama yang diadakan Perhutani KPH Semarang. Acaranya dihadiri Camat Kedungjati beserta Kapolsek, Danramil, Kepala Desa Kedungjati, Kepala Desa Beringin, dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Camat Kedungjati, Winoto, dalam sambutannya memotivasi anakanak yatim untuk terus semangat agar tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan berakhlak mulia. Sedangkan menurut Administratur Perhutani KPH Semarang, Anton Fadjar Agung Susetyo, acara tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar hutan, khususnya anak yatim. “Di momen Ramadhan ini, kita ingin sedikit berbagi dan mudah-mudahan bermanfaat. Semoga anak-anak ini bisa ikut merasakan kebahagiaan dan indahnya kebersamaan di bulan Ramadhan,” ujarnya.
20 DUTA Rimba
Seminggu kemudian, Kamis, 23 Mei 2019, Perhutani KPH Semarang menggelar acara buka puasa bersama dan pemberian santunan untuk anak yatim di sekitar hutan di Tanggungharjo. Acara itu dihadiri Camat Tanggungharjo, Kapolsek, Danramil, Kepala Desa se-kecamatan Tanggungharjo, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan(LMDH) sewilayah Kecamatan Tanggungharjo. Anton Fadjar Agung Susetyo mengatakan, acara itu diadakan untuk mempererat silaturahmi dengan Muspika dan masyarakat sekitar hutan serta sebagai pengingat untuk tetap berbagi kepada sesama. Anton juga menjelaskan program pengembangan tanaman biomassa dengan pola tanam kluster dan plong-plongan. “Tanaman biomassa dapat dipanen tiap 2 tahun. Jadi selain ada pendapatan dari agroforestri, masyarakat juga dapat penghasilan tambahan dari kegiatan penanaman maupun pemanenan tanaman
biomassa tersebut. Perhutani juga butuh dukungan dari masyarakat agar keberhasilan tanaman dapat tercapai,” jelas Anton. Sementara Camat Tanggungharjo, Djoko Mulyono, mengatakan, untuk menciptakan kondusifitas wilayah dan mewujudkan stabilitas keamanan di bidang kehutanan, sangat diperlukan kerja sama, koordinasi, dan konsolidasi yang baik dari semua pihak. “Masyarakat sekitar hutan perlu dilibatkan. Jajaran pemerintahan kecamatan, Danramil, Kapolsek, maupun jajaran Perhutani harus kompak. Kegiatan buka bersama yang diadakan oleh Perhutani KPH Semarang ini adalah salah satu wujud kebersamaan dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar hutan,” ujarnya. Di Ngawi, Selasa, 21 Mei 2019, Perhutani KPH Ngawi memberikan santunan dan bantuan berupa paket sembako kepada anak yatim di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah, Ngawi. Menurut Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepedulian antar sesama umat muslim serta untuk meringankan beban mereka yang kurang mampu. Juga untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kemanusiaan. Haris menerangkan, kegiatan itu dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Juga sebagai media introspeksi diri dalam menjalankan tugas. “Di samping itu, kegiatan ini mengingatkan kita supaya selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita,” tuturnya. Sementara pimpinan Panti Asuhan Muhammadiyah Ngawi, Widodo, menyampaikan, pihaknya sangat berterima kasih kepada Perhutani KPH Ngawi yang peduli
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
kepada anak yatim piatu. “Syukur alhamdulillah atas limpahan rezeki yang kami terima dari Allah SWT melalui Perhutani Ngawi. Semoga silaturahmi ini akan terus terjalin dengan baik dan menjadi berkah serta manfaat bagi kita semua. Kami mendoakan agar Perhutani semakin jaya,” ucapnya.
Kegiatan Sosial DWP Jajaran Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara pun turut mengadakan aksi sosial. Mereka membagikan bingkisan kepada masyarakat desa hutan di Petak 13 RPH Bajulmati, BKPH Bajulmati, KPH Banyuwangi Utara, Senin, 20 Mei 2019. Bingkisan itu diberikan kepada anggota LMDH Wana Lestari yang kurang mampu yang tinggal di Dusun Maelang, Desa Watukebo, Kecamatan Wonsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Di kesempatan itu, Ketua DWP Perhutani KPH Banyuwangi Utara, Yuli Rusmawati, berkata, bingkisan yang dibagikan tersebut berupa bahan makanan pokok semisal beras, minyak goreng, dan kue lebaran yang dibagi dalam 27 paket. Paket-paket itu dibagikan kepada masyarakat yang tinggal di dalam hutan atau biasa disebut magersaren. Sementara Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Utara, Agus Santoso, mengatakan, kegiatan DWP tersebut sangat positif dan dapat membantu beban masyarakat menjelang lebaran. “Pemberian bingkisan tersebut merupakan bentuk kepedulian dan kepekaan terhadap masyarakat yang kurang beruntung yang tinggal di kawasan hutan,” jelasnya. Di Ngawi, sebanyak 44 orang yang terdiri dari karyawan Perhutani KPH Ngawi dan pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perhutani Ngawi melakukan kunjungan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Momentum bulan suci Ramadhan tahun ini hendaknya dapat dijadikan sebagai sarana introspeksi diri agar bisa mendorong tumbuhnya persatuan, kebersamaan, dan silaturahmi antar sesama umat, sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia yang cerdas dan bijaksana dalam bersikap, kata Haris Suseno. silaturahmi ke Panti Asuhan Muhammadiyah, Desa Ketanggi, Ngawi, Rabu, 29 Mei 2019. Kegiatan tersebut merupakan agenda yang rutin dilakukan di bulan suci Ramadhan. Mereka berbagi antar sesama dengan mengajak anak-anak yatim berbuka bersama sekaligus memberikan santunan kepada 60 anak yatim piatu di panti asuhan tersebut. Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, dalam amanahnya yang disampaikan Wakil Administratur Ngawi Barat, Agus Haryono, menyampaikan, kegiatan yang menjadi agenda rutin di bulan suci Ramadhan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan ibadah dan mengharap ridho Allah SWT. “Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami bisa berbagi rejeki dengan anak-anak istimewa di panti asuhan ini, dan dengan silaturahmi ini dapat menjaga rasa kepedulian antar
sesama yang harapanya dapat menjadi amal ibadah bagi kita semua”, tambah Agus. Mewakili pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah, Hadi Mustofa mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang peduli kepada anakanak panti yang ia pimpin. “Kami berharap kehadiran keluarga besar Perhutani bisa menguatkan dan menyemangati serta memberikan rasa nyaman kepada anak-anak. Semoga apa yang diniatkan pada hari ini menjadi berkah bagi kita semua,” tuturnya.
Bersama Saka Wanabakti Rangkaian Safari Ramadhan yang dilakukan Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, berlanjut pada Kamis, 23 Mei 2019. Di hari itu, Haris menghadiri acara buka puasa bersama para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern, Gontor Putri, Ngawi. Di kesempatan itu, Haris Suseno menyampaikan, Ponpes Modern Gontor Putri Kampus 3 yang terletak di Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, ini wilayahnya dekat dengan hutan Perhutani KPH Ngawi. Sehingga, ia berharap kelak mereka jadi santri yang mandiri dalam kehidupan sosial dan lingkungan. “Momentum bulan suci Ramadhan tahun ini hendaknya dapat dijadikan sebagai sarana introspeksi diri agar bisa mendorong tumbuhnya persatuan, kebersamaan, dan silaturahmi antar sesama umat, sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia yang cerdas dan bijaksana dalam bersikap,” katanya. Kegiatan buka puasa bersama ini diisi dengan taushiyah yang disampaikan Ustadz Suwarno yang mengajak warga Desa Karangbanyu untuk menjadi santri di Pondok Pesantren Modern Gontor Putri secara gratis. Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun oleh Ponpes
DUTA Rimba 21
rimbaUTAMA ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi, Onny Anwar, beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Ngawi, tokoh masyarakat, serta ratusan santri yang didampingi wali murid. Onny Anwar dalam sambutannya menyampaikan kebanggaannya sebagai warga Ngawi yang memiliki pondok pesantren besar dengan santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perhutani juga menjalin kerja sama dalam kegiatan sosial di bulan Ramadhan dengan Pramuka Satuan Karya (Saka) Wanabakti. Misalnya hal itu terlihat saat Perum Perhutani KPH Ciamis bersama Anggota Pramuka Saka Wanabakti Ciamis membagikan takjil gratis kepada pengendara maupun pejalan kaki yang melewati jalan di sekitar Kantor Perum Perhutani KPH Ciamis, Senin, 27 Mei 2019. Administratur KPH Ciamis, Agus Mashudi, mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan sekaligus bersama adik-adik pramuka Saka Wanabakti mengamalkan ajaran agama Islam tentang keutamaan orang yang memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Ia juga menjelaskan, takjil tersebut dikumpulkan dari sedekah para karyawan Perhutani KPH Ciamis. “Kami keluarga besar Perum Perhutani KPH Ciamis sengaja mengisi waktu dengan kegiatan keagamaan seperti kajian-kajian Islam, silaturahmi, dan lain-lain. Kami berharap di bulan suci Ramadhan ini Allah SWT memberi kekuatan kepada setiap karyawan Perhutani untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” kata Agus. Kolaborasi dengan Pramuka Saka Wanabakti juga dijalin di Tuban. Sebanyak 68 Anggota Pramuka Saka Wanabakti yang berpangkalan di
22 DUTA Rimba
Administratur Perhutani KPH Pati, Gunawan Sidik Pramono, menjelaskan, pemberian bingkisan sembako ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan Perhutani KPH Pati kepada penyadap getah pinus setiap Hari Raya Idul Fitri. Perhutani KPH Parengan melakukan bagi-bagi takjil untuk pengendara yang melintas di depan Kantor Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Ngogro Singgahan, Tuban, Jumat, 31 Mei 2019. Sebanyak 200 bungkus makanan pembuka dan 150 bungkus lebih makanan dari tanaman hasil bumi seperti ketela, pisang, labu kuning, dan kacang hijau, diberikan kepada orang-orang yang melintasi jalan di sepanjang TPK Ngogro. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap Ramadhan. Tujuannya untuk mengungkapkan rasa syukur dengan berbagi kebaikan kepada para pengendara yang masih berada di jalanan saat menjelang buka puasa. Tampak banyak pengendara yang antusias menerima takjil. Hal ini membuat para Anggota Pramuka itu semakin bersemangat membagikan takjil kepada pengendara. Administratur Perhutani KPH Parengan, Badaruddin Amin, mengatakan, kegiatan Anggota Saka Wanabakti ini sangat positif karena dapat menanamkan rasa empati kepada sesama dan bentuk rasa syukur kita kepada Allah
SWT. Menurut dia, kegiatan ini bisa meningkatkan dan memupuk rasa kebersamaan generasi muda yang tahu akan pentingnya tali persaudaraan dan indahnya berbagi. Usai membagikan takjil gratis, Anggota Pramuka tersebut melaksanakan buka puasa bersama di Sanggar Saka Wanabakti yang berada di RPH Mulyoagung, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan, yang dilanjutkan dengan shalat magrib berjamaah.
Bingkisan Lebaran untuk Penyadap Kegiatan sosial berlanjut saat menjelang hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah. Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 H, Perum Perhutani KPH Pati membagikan 71 bingkisan Lebaran berupa sembako kepada tenaga penyadap getah pinus di Desa Bategede, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, serta di Desa Pangonan, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Acaranya digelar pada Sabtu, 1 Juni 2019. Asisten Perhutani Muria Patiayam, Subiyanto, membagikan sembako kepada para penyadap getah pinus LMDH Sumber Rejeki Jaya, di Desa Bategede, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Sedangkan Asisten Perhutani Regaloh, Kasmijan, membagikan sembako kepada LMDH GunungSari di Desa Pangonan, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Administratur Perhutani KPH Pati, Gunawan Sidik Pramono, menjelaskan, pemberian bingkisan sembako ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan Perhutani KPH Pati kepada penyadap getah pinus setiap Hari Raya Idul Fitri. Apalagi, Perhutani KPH Pati yang tahun 2019 mendapat target 130.974 ton getah pinus, sampai dengan Mei sudah melebihi target. Dari NPS 37% dapat
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
tercapai 43%. “Pemberian Sembako ini juga merupakan sebagian bentuk apresiasi Perhutani kepada para penyadap getah pinus,” imbuhnya. Getah pinus merupakan produk andalan untuk mendulang pendapatan Perhutani dari sektor hasil hutan non kayu di samping pengelolaan wana wisata dan agroforestry. Getah Pinus selanjutnya dikirim Ke Pabrik Perhutani Paninggaran KPH Pekalongan Timur untuk diproses untuk pembuatan Terpentin dan Gondorukem. Aktivitas pemberian bingkisan lebaran kepada penyadap getah juga dilakukan Perhutani KPH Kedu Utara. Bekerja sama dengan BULOG Magelang, Perhutani KPH Kedu Utara mendistribusikan 620 paket bingkisan lebaran di Tempat Penampungan Getah Ketangi, Sabtu, 1 Juni 2019. Bingkisan lebaran tersebut didistribusikan kepada penyadap di wilayah BKPH Ambarawa sebanyak 90 paket, Magelang 252 paket, Candiroto 149 paket, dan Wonosobo 129 paket. Paket bingkisan berupa 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, dan 2,5 kg beras tersebut diserahkan langsung oleh Administratur Perhutani Kedu Utara, Damanhuri. Di dalam sambutannya, Damanhuri menyampaikan, para penyadap getah merupakan mitra kerja Perhutani yang penting untuk diperhatikan kesejahteraannnya. “Perhutani berharap, dengan adanya pembagian bingkisan lebaran tersebut, penyadap terbantu dalam memenuhi kebutuhan pokok menjelang lebaran serta agar masyarakat aktif untuk turut berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan kelestarian hutan,” ujarnya. Hal sama dilakukan Perhutani KPH Tasikmalaya. Menyambut Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, sekaligus sebagai upaya
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
meningkatkan peran penyadap dan peningkatan pendapatan dari getah Pinus, Perhutani KPH Tasikmalaya memberikan 356 buah paket sembako kepada penyadap di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, yang masuk wilayah RPH Cigalontang, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya. Pemberian paket sembako ini menjadi tradisi setiap tahun menjelang lebaran serta merupakan wujud cinta dan peduli dari Perhutani yang memerhatikan kehidupan mitra penyadap. Kegiatannya dilakukan pada Senin, 3 Juni 2019. Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, mengatakan, penyerahan paket sembako ini diharapkan dapat memberikan semangat dan meningkatkan produktivitas seluruh anggota mitra Kelompok Tani Sadap (KTS) getah pinus untuk kemajuan Perhutani. Ia pun berterima kasih kepada semua penyadap yang telah berkontribusi merealisasikan target yang dibebankan kepada penyadap
dalam upaya memajukan Perhutani dari sektor sadapan getah Pinus. Sementara Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Giri Mukti, Karman, mewakili seluruh penyadap yang ada di Tasikmalaya, menyatakan rasa terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan bingkisan lebaran. Ia mengatakan, tak melihat besar kecilnya pemberian tetapi mengapresiasi apa yang telah diberikan oleh Perhutani untuk penyadap. “Penyadap akan terus berusaha melakukan terobosan untuk mencapai target yang dibebankan oleh Perhutani kepada mitra penyadap,” tambah Karman. Menjalin sinergi dalam berbagi dan menyantuni seperti yang ditunjukkan insan-insan Perhutani itu menjadi hikmah tersendiri dari rangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan. Yaitu mengasah kepekaan dan kepedulian kita terhadap manusia lain di sekitar kita. Itulah makna ibadah di bulan suci Ramadhan, sesungguhnya. Agar lebih memanusiakan kita semua. • DR
DUTA Rimba 23
rimbaUTAMA
24 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Menggali Makna Religi
di Bulan Suci Bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang dinanti umat Islam seluruh dunia. Di bulan ini, pintu-pintu keberkahan dibuka, kesempatan meraih pahala terbuka lebar, sehingga banyak kaum muslim berlomba-lomba mengejar kemanfaatan bulan suci ini. Antara lain dengan terus menggali makna religi di bulan suci ini. Salah satunya dengan menggelar kegiatan Safari Ramadhan dan melakukan Khatam Al Qur’an. Hal itu pula yang dilakukan Perhutani dan Saka Wanabakti di sejumlah daerah.
S
alah satu kegiatan Khataman Al Qur’an di bulan Ramadhan berlangsung di Pamekasan, Madura. Sejumlah anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti Kwartir Cabang Pamekasan beramairamai memanfaatkan momentum Ramadhan tahun 1440 Hijriyah untuk melaksanakan khataman Al Qur’an dalam acara Safari Ramadhan bersama Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura. Acara tersebut diadakan di Masjid Nurur Rahman, Desa Kolpajung, Kabupaten Pamekasan, Minggu, 26 Mei 2019. Secara bahasa, khatam
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
berarti tamat atau selesai. Secara makna, khatam berarti tuntas atau menyelesaikan dengan tuntas. Kata khatam merupakan serapan dari bahasa Arab dan sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia. Khatam biasanya mengacu pada kondisi ketika seseorang selesai mengaji Al Qur’an hingga ayat terakhir. Mengkhatamkan Al Qur’an berarti menyelesaikan seluruh bacaan Al Qur’an tanpa terkecuali. Di masa lalu, di Indonesia, anak-anak selalu belajar mengaji di surau-surau atau mushalla atau masjid, dibimbing oleh guru agama desa yang dahulu disebut mu’alim. Dulu, anak-anak yang mengaji sejak kecil itu seharusnya sudah khatam Al
Qur’an sebelum berumur 13 tahun. Tetapi hal itu bukanlah wajib. Nah, belakangan ini kegiatan khataman Al Qur’an atau mengaji Al Qur’an hingga tuntas itu kerap kali dilakukan secara bersama-sama dalam satu majelis. Majelis Khatam Al Qur’an juga kadang-kadang diadakan dalam hubungannya dengan suatu perayaan. Misalnya ulang tahun pemerintahan seorang sultan, atau peringatan wafatnya seseorang tokoh, atau dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan momen yang baik untuk melakukan Khatamanan Al Qur’an, sehingga di masjid-masjid atau mushallamushalla selama bulan suci ini kerap kali dilakukan kegiatan Khataman Al Qur’an. Di dalam acara-acara tersebut, biasanya banyak orang yang akan secara bergiliran membaca Al Qur’an sampai selesai ayat terakhir. Kegiatan bertajuk Khataman Al Qur’an tersebut rutin dilakukan di lingkungan Perhutani KPH Madura. Terutama pada ahir bulan Ramadhan. Acaranya kali ini diisi dengan khataman Al Qur’an, yang dilaksanakan hari Minggu selama satu harian mulai pagi hingga sore hari, dan ditutup dengan penyampaian taushiyah keagamaan oleh Kiai Khatib, tokoh ulama
DUTA Rimba 25
rimbaUTAMA setempat. Khataman Al Qur’an tersebut diadakan sebagai salah satumata rantai acara dari kegiatan Safari Ramadhan. Kegiatan Safari Ramadhan yang rutin diadakan itu, selain untuk sarana melakukan syiar, juga sebagai ajang silaturahmi untuk memperkuat kebersamaan antara sesama Anggota Pramuka dengan masyarakat, dan Perum Perhutani. Achmad Baidowi selaku Pembina atau Pamong Saka Wanabakti Pamekasan hadir mewakili Administratur Perhutani KPH Madura, Hengki Herwanto, yang berhalangan hadir. Di kesempatan itu, Achmad Baidowi menyampaikan amanat Administratur Perhutani KPH Madura, antara lain berupa ucapan terima kasih kepada Anggota Saka Wanabakti Pamekasan yang telah menginisiasi kegiatan Safari Ramadhan tersebut. Ia juga menyebut, kegiatan itu merupakan hal yang sangat positif. “Saya sangat berterima kasih kepada Anggota Pramuka yang telah menginisiasi kegiatan Safari Ramadhan ini. Kegiatan ini sangat positif untuk melatih dan menanamkan pendidikan agama kepada generasi muda,” ucapnya. Sementara Kiai Khatib, di dalam tausiahnya, mengajak seluruh Anggota Pramuka dan masyarakat untuk mempererat tali silaturahmi. Juga menjalankan ibadah puasa yang merupakan dimensi pokok dalam melatih serta membentuk pribadi untuk bersikap jujur, disiplin, patuh, dan taat serta peduli kepada sesama, sesuai tuntunan ajaran agama islam. Achmad pun menyebut, Safari Ramadhan akan terus mereka selengarakan secara rutin, karena memberikan dampak yang bagus. “Tradisi Safari Ramadhan ini memiliki efek yang sangat konstruktif baik bagi kehidupan individu maupun sosial,” imbuhnya.
26 DUTA Rimba
Tadabur Alam di Puncak Bintang Momen Ramadhan bukan hanya di Madura diperingati dengan kegiatan religi. Di Bandung pun kegiatan religi diadakan untuk menyambut dan menyemarakkan bulan suci Ramadhan. Hal itu antara lain terlihat ketika puluhan hafizh atau penghafal Al Quran bersama-sama datang mengunjungi kawasan wisata Puncak Bintang yang dikelola oleh Perum Perhutani. Kehadiran mereka di Puncak Bintang adalah dalam rangka mengikuti program Mahabbah Qur’ani IV yang diselenggarakan oleh Lembaga Qoyimul Masjid Al-Huda, Minggu, 26 Mei 2019. Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, Komarudin, mengapresiasi acara tersebut. Ia pun menyatakan, hutan merupakan
salah satu bukti penciptaan Allah SWT. Di kesempatan itu Komarudin pun mengungkapkan, ia bersyukur bisa memfasilitasi para penghafal Al Qur’an tersebut untuk berkegiatan di alam terbuka. Suasana alam, kesejukan udara, dan keheningan hutan diyakini dapat menciptakan ketenangan dalam proses menghafal Al Qur’an. Komarudin juga berpesan agar para penghafal Al Qur’an tersebut dapat membantu syiar untuk menjaga serta memelihara kelestarian hutan dan lingkungan. Sebab, menjaga dan memelihara kelestarian hutan merupakan hal yang penting dan selayaknya menjadi kepedulian kita semua. Selanjutnya, Komarudin pun berharap kegiatan ini bisa membawa barokah bagi semua. “Dengan membaca Al Qur’an dan Doa, semoga tumbuh-tumbuhan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
menjadi subur, hewan-hewan terjaga, udara semakin bersih, dan air mengalir sehingga dapat mencukupi kebutuhan penduduk. Sehingga masyarakat semakin bersyukur dan tergerak untuk menjaga kelestrarian lingkungan. Saya juga berharap akan semakin banyak pengunjung, terutama pelajar, yang bisa mengunjungi Puncak Bintang untuk belajar segala sesuatu di alam terbuka,” jelas Komarudin. Sementara itu, Ketua Pelaksana Acara tersebut, Fatih Izzulhaq, mengatakan, selain menghafal Al Qur’an, para hafidz Qur’an ini datang ke Puncak Bintang juga untuk mentadaburi alam. Dengan begitu, para peserta akan tahu bahwa ada ayat Allah yang terkandung dalam kebesaran ciptaan-Nya yaitu alam. Tidak hanya ayat Allah yang tertuang dalam tulisan di dalam mushaf Al Qur’an. “Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memotivasi para peserta agar lebih bersemangat lagi dalam menghafal Al Qur’an. Sebab, menghafal Al Qur’an di suasana alam seperti ini sangat berasa efeknya secara psikologis,” katanya. Tadabbur Alam merupakan istilah
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
yang diambil dari bahasa Arab. Tadabbur artinya mengenal. Di dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 164, disebutkan bahwa tujuan sebenarnya mengapa kita harus mentadabburi alam ialah agar kita senantiasa memikirkan tentang tanda-tanda kebesaran Allah serta tak lupa mengucapkan syukur atas segala limpahan nikmat-Nya. Di dalam kajian Islam, ada istilah yang disebut dengan tafakur, tadabbur, dan tasyakur. Semua istilah itu sebenarnya merujuk kepada urusan berpikir atau merenung serta imbasnya. Tetapi, ketiga istilah itu memiliki perbedaan yang secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. Tafakur adalah kegiatan berpikir atau merenungkan segala fenomena yang terjadi di alam semesta. Baik itu dari suatu kejadian ataupun dari suatu pengalaman inderawi. Tadabbur adalah suatu gambaran penglihatan hatiterhadap akibatakibatdari segala urusan. Baik tafakur maupun tadabbur sama-sama dilakukan dengan menggunakan mata hati. Bedanya, tafakur dilakukan untuk meneliti dalil atau indikator tentang segala seuatu, sementara
tadabbur dilakukan untuk meneliti akibat-akibatnya. Sedangkan tasyakur artinya bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Maka, tafakur dan tadabbur itu akan mengantarkan manusia kepada tasyakur. Hasilnya, manusia akan pandai bersyukur dengan memanfaatkan segala nikmat yang diberikan kepadanyadi jalan yang benar sesuai kehendak-Nya, dan demi mengharap ridho-Nya.
Bina Karakter dan Iman Minggu, 26 Mei 2019, giliran Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat yang menggelar kegiatan religius Ramadhan. Bersama anggota Saka Wanabakti Cabang Banyuwangi, insan-insan Perhutani KPH Banyuwangi Barat melaksanakan kegiatan Ramadhan dengan membagikan takjil gratis dan melaksanakan Khataman Al Qur’an. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kantor Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalisetail. Sekitar 50 orang Anggota Pramuka turut ambil bagian dalam kegiatan yang digelar dalam
DUTA Rimba 27
rimbaUTAMA
momentum Ramadhan ini. Kegiatan tersebut pun dijadikan sebagai ajang pembelajaran, ajang silaturahmi, dan ajang kegiatan produktif lainnya. Di hari itu, acara tersebut dimulai sejak pagi dan berlangsung sangat ramah, juga penuh dengan suasana kebersamaan. Kegiatan yang dimulai sejak pagi hari itu diawali kegiatan Khataman Al Qur’an. Kegiatan Khataman Al Qur’an dilaksanakan sejak pagi hingga sore hari. Usai khataman Al Qur’an, Anggota Saka Wanabakti yang hadir di acara tersebut berkesempatan untuk membagikan takjil gratis kepada para pengendara maupun pejalan kaki yang melintas di depan Kantor BKPH Kalisetail. Acara kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Sebagai kegiatan puncak, dilakukan shalat tarawih berjamaah. Shalat tarawih berjamaah itu pun mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan tersebut. Administratur Perhutani
28 DUTA Rimba
KPH Banyuwangi Barat, Nanang Sugiharto, mengatakan, di dalam momen seperti ini ikatan emosional antar sesama anggota, pamong, dan petugas Perhutani akan terjalin dengan kuat. Sehingga, proses transformasi wawasan dan keilmuan pun akan lebih optimal. “Kegiatan ini merupakan salah satu program pembinaan karakter dan keimanan, sekaligus menanamkan jiwa sosial sejak dini kepada para pelajar yang tergabung sebagai Anggota Pramuka Saka Wanabakti,” tuturnya. Di kesempatan itu, Pembina atau Pamong Saka Wanabakti Banyuwangi Barat, Sunardi, saat mendampingi kegiatan tersebut, mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pembinaan dan terus mendukung program-program Pramuka lainnya. Termasukkegiatan seperti ini yang akan rutin diselenggarakan. Menurut Sunardi, kegiatan ini bisa menambah
wawasan dan mengedukasi Anggota Pramuka dalam interaksi sosial kemasyarakatan. “Usai mengikuti kegiatan ini, diharapkan mereka akan mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan di dalam setiap pribadi masin-masing,” jelasnya.
Benahi Wisata Ada juga aktivitas bisnis yang digalakkan di bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah kali ini. Demi menangkap adanya peluang kenaikan pengunjung di musim liburan, Perhutani KPH Sukabumi bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mitra Mukti dan beberapa organisasi kepemudaan melakukan penataan kembali wisata alam Bonpis Puncak Jeruk. Organisasi kepemudaan yang terlibat dalam kegiatan itu di antaranya adalah Paguyuban Lahan Parahiyangan (PALAPAH), Pemuda Pancasila Ranting Desa Mekar
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Mukti, dan Karang Taruna Sukabumi. Acaranya diadakan pada Minggu, 19 Mei 2019. Wisata alam Bonpis Puncak Jeruk terletak di Petak 109, RPH Hanjuang Barat, BKPH Lengkong, KPH Sukabumi. Secara administratif, Wisata alam Bonpis Puncak Jeruk termasuk wilayah administratif Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Selain memiliki air terjun, lokasi wisata ini juga memiliki suasana yang sejuk dan udaranya segar, karena banyaknya tegakan Pinus yang tumbuh di lokasi. Kondisi seperti itu akan membuat pengunjung merasa betah dan nyaman. Kegiatan penataan tempat wisata yang mereka lakukan itu di antaranya adalah membersihkan tempat wisata dan penambahan aksesoris di lokasi wisata agar terlihat lebih asri dan menarik. Pada puncaknya, kegiatan tersebut diisi dengan pertunjukan musik akustik sekaligus buka puasa bersama. Administratur KPH Sukabumi, Agus Yulianto, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Menurut dia, kegiatan semacam ini sangat positif dalam mendukung upaya-upaya pengembangan wisata alam di Sukabumi. Ia pun berharap, semoga kegiatan yang sama juga dapat dilakukan di tempat wisata lainnya di KPH Sukabumi.
Sementara itu, Ketua LMDH Mekar Mukti, Mulani Anugerah, mewakili masyarakat yang hadir, menyampaikan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan sekaligus mempromosikan wisata alam Bonpis Puncak Jeruk sebagai tujuan wisata di masa liburan. Ia pun berharap, pada masa liburan nanti masyarakat akan menjadikan wisata Bonpis Puncak Jeruk sebagai tujuan wisatanya. Penataan yang dilakukan Perhutani KPH Sukabumi bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mitra Mukti, Karang Taruna, dan Perangkat Desa, ternyata sukses menjadikan rintisan wisata alam Puncak Jeruk sebagai tujuan wisata selama masa liburan lebaran 2019. Hal itu terlihat antara lain dari ramainya kunjungan masyarakat yang berlangsung hingga hari Minggu, 9 Juni 2019. Banyaknya masyarakat yang mengunjungi Puncak Jeruk tidak lepas dari adanya upaya pengelola untuk menarik minat pengunjung. Di antaranya penataan kembali lokasi wisata, penyediaan sarana dan prasarana, promosi, serta publikasi. Puncak Jeruk adalah lokasi rintisan wisata alam yang terletak di kawasan hutan Petak 109 RPH Hanjuang Barat, BKPH Lengkong, KPH Sukabumi. Secara administratif, Puncak Jeruk termasuk wilayah Desa
Penataan yang dilakukan Perhutani KPH Sukabumi bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mitra Mukti, Karang Taruna, dan Perangkat Desa, ternyata sukses menjadikan rintisan wisata alam Puncak Jeruk sebagai tujuan wisata selama masa liburan lebaran 2019. NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Agus Yulianto, menyampaikan, sebagai rintisan wisata alam baru, pengelolaan Puncak Jeruk dilakukan bekerjasama dengan masyarakat. Dan sementara ini pengelolaannya masih dalam masa penjajakan. Keberhasilan kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan dunia kepariwisataan, khususnya di Sukabumi. “Kami berharap tidak hanya dalam masa liburan saja, tetapi pada hari biasa Puncak Jeruk dapat menjadi tujuan wisata yang menarik bagi masyarakat, baik dalam maupun luar kota Sukabumi. Ke depan, wisata Puncak Jeruk diharapkan bisa menjadi obyek wisata yang terintegrasi dengan Geopark Ciletuh yang sudah mendapatkan pengakuan dari Unesco,” ujar Agus. Sedangkan Ketua LMDH Mitra Mukti, Mulani Anugerah, menyampaikan, pihaknya akan terus melanjutkan dan mengembangkan Puncak Jeruk sebagai tujuan wisata alam. “Kami akan berusaha untuk mengembangkan Puncak Jeruk sebagai tujuan wisata alam. Pengalaman yang kami peroleh selama masa liburan lebaran ini akan menjadi motivasi untuk melakukan evaluasi sebagai bahan pengelolaan Puncak Jeruk pada tahun selanjutnya,” ungkap Mulani. Kegiatan-kegiatan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan dengan ragam kegiatan religi dan mengenal alam seperti dilakukan di sejumlah KPH begitu beragam. Intinya, merenungkan penciptaan alam semesta oleh Allah SWT sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan. Semoga senantiasa membawa keberkahan. Amin. • DR
DUTA Rimba 29
rimbaUTAMA
Kontribusi Perhutani
Saat Liburan Lebaran
P
ersiapan kondisi rest area atau area beristirahat terus dilakukan Perhutani. Kondisinya pun terus dipantau. Semua dilakukan demi memberikan kenyamanan yang maksimal bagi masyarakat yang tengah melakukan perjalanan ke kampung halaman. Hal itu terlihat antara lain saat Direktur Keuangan Perum Perhutani, Sugiarti, melakukan peninjauan di rest area Forest Village Sadaran Km 626 yang dikelola oleh Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan. Sugiarti datang ke lokasi tersebut untuk meninjau kesiapan rest area itu pada Kamis, 16 Mei 2019. Di kesempatan itu, ia meminta agar semua kegiatan penataan di rest area Forest Village Sadaran Km 626 sudah harus selesai sebelum Lebaran. Kedatangan Direktur Keuangan Perhutani di rest area Forest Village saat itu juga didampingi oleh Kepala Divisi Regional Jawa Timur Ahmad Ibrahim, Wakil Kepala Divisi Regional Jawa Timur Bidang Kelola Bisnis Budi Shohibudin, dan Kepala Departemen Keuangan Divisi Regional Jawa Timur Sarwono. Sugiarti menjelaskan, kedatangannya kali ini adalah untuk memastikan kesiapan rest area tersebut, terutama menjelang masa liburan hari raya Idul Fitri 1440 H.
30 DUTA Rimba
Sebagai BUMN, Perum Perhutani juga berkontribusi dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Itu adalah bagian dari kepekaan terhadap kondisi sosial masyarakat. Termasuk dalam penyelenggaraan mudik saat Liburan Lebaran. Masyarakat Indonesia punya tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari raya bersama sanak keluarga. Di tengah perjalanan panjang, mereka lazim beristirahat. Lokasi Rest Area pun menjadi pilihan untuk tempat beristirahat. Perhutani pun menyediakan sebagian wilayahnya sebagai lokasi Rest Area tersebut. Ia pun melakukan pengecekan sarana dan prasarana penunjang kenyamanan rest area. “Sebelum lebaran harus dipastikan sudah selesai pengerjaan sarana dan prasarana. Mulai musholla, toilet, tenant untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan fasilitas parkir,” ujarnya. Sugiarti pun menegaskan, segala kondisi yang dapat membantu menciptakan suasana nyaman bagi pemudik yang beristirahat di rest area itu perlu terus ditambah. “Perlu adanya penambahan pohon hias dan
kebutuhan air untuk toilet sangat harus diperhatikan agar terjaga kebersihannya. Dengan begitu pengunjung yang singgah akan merasa nyaman,” tutur Sugiarti. Saat menerima kedatangan Direktur Keuangan Perum Perhutani di rest area tersebut, Administratur Perhutani KPH Saradan, Noor Rachman, mengatakan, persiapan rest area Forest Village km 626 menjelang liburan Idul Fitri 1440 H sudah mencapai 95 persen, dan akan selesai sebelum arus mudik mulai berjalan. Menurut dia, ada dua rest
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
area yang dikelola Perhutani KPH Saradan. Yaitu di sebelah selatan dan utara yang posisinya berhadapan dan terpisah oleh jalan tol di km 626 Saradan. “Masing-masing rest area akan ada 18 kamar toilet dan akan ditambah lagi dengan toilet portable. Selain itu, ada penambahan 7 tenant untuk UMKM yang terbuat dari container yang didesain menjadi toko dan depot,” jelas Noor Rachman.
Apel Operasi Ketupat Kontribusi Perhutani bukan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
hanya pada penyediaan rest area. Juga dalam hal pengamanan saat menjelang mudik lebaran. Untuk memastikan kesiapan petugas pengamanan menjelang arus mudik lebaran, Kepolisian Resort (Polres Ngawi) meminta Perhutani untuk ikut berpartisipasi dalam gelar Apel Operasi Ketupat Semeru 2019, yang dilaksanakan di Alun-alun Merdeka Ngawi, Selasa, 28 Mei 2019. Gelar Apel Operasi Ketupat Semeru 2019 itu dipimpin oleh Kapolres Ngawi, AKBP Pranatal Hutajulu, dan dihadiri jajaran Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Ngawi. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, mengatakan, pihaknya mengirimkan satu peleton Anggota Polisi Hutan Teritorial (Polhutter) dalam gelar apel tersebut. Di dalam arahannya, AKBP Pranatal Hutajulu mengatakan, Operasi Ketupat Semeru Tahun 2019 ini melibatkan 350 personel Polri dan 180 personel gabungan dari berbagai instansi, termasuk Perhutani. “Nantinya seluruh personel
DUTA Rimba 31
rimbaUTAMA
akan disebar pada 23 Pos di wilayah Kabupaten Ngawi. Sesuai pemetaan dari Polres Ngawi, jalur rawan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Ngawi ada di jalur Mantingan hingga Sidowayah,” jelas Pranatal. Karena kawasan yang rawan kecelakaan tersebut berada di kawasan hutan Perhutani, maka Polres Ngawi akan menempatkan petugas Perhutani di lokasi tersebut. Tugas utama mereka adalah agar bisa membantu pihak kepolisian, terutama mengingatkan kepada para pemudik agar tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada serta tidak membawa barang berlebih yang dapat memicu munculnya tindak kriminalitas.
Posko Mudik Selain menyiagakan Anggota Polhut, Perum Perhutani KPH Ngawi bersama Polres Ngawi juga menyiapkan Posko Mudik Lebaran. Salah satu Posko Mudik Lebaran itu terdapat di Dusun Ngampon, Desa Karangbanyu, Widodaren, Ngawi. Posko tersebut dibuka sejak tanggal 2 hingga 10 Juni 2019.
32 DUTA Rimba
Untuk kenyamanan para pemudik yang memanfaatkan posko ini sebagai tempat istirahat, di lokasi ini juga dilengkapi dengan kamar mandi umum dan tempat shalat, sehingga pemudik dapat melakukan ibadah di tempat ini. Posko mudik tersebut disiapkan, karena Kabupaten Ngawi merupakan salah satu daerah jalur mudik yang sangat penting. Sebab, keberadaan Kabupaten Ngawi menghubungkan kota dan kabupaten di wilayah Jawa Timur menuju Jawa tengah maupun Jawa Barat dan juga sebaliknya. Di dalam keterangannya, Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, saat memantau arus
balik di Posko Mudik yang terletak di Dusun Ngampon tersebut pada Jumat, 7 Juni 2019, mengatakan, posko mudik tersebut merupakan wujud kepedulian Perhutani untuk para pemudik. Sehingga, para pemudik bisa beristirahat setelah melakukan perjalanan jauh sebelum melanjutkan kembali perjalanannya. “Untuk kenyamanan para pemudik yang memanfaatkan posko ini sebagai tempat istirahat, di lokasi ini juga dilengkapi dengan kamar mandi umum dan tempat shalat, sehingga pemudik dapat melakukan ibadah di tempat ini,” ujar Haris. Salah satu pemudik dari Cilacap, Suyono, yang menyempatkan untuk beristirahat di posko tersebut,menyatakan, ia merasa sangat senang karena tempat dan suasananya nyaman dan dingin. Selain itu, personel pendukungnya juga sangat membantu pemudik merasa nyaman. “Petugasnya ramah. Jadi saya bisa tenang melepas lelah setelah seharian di perjalanan. Karena itu, saya sangat berterimakasih kepada Perhutani yang sudah menyiapkan tempat untuk istirahat,” tuturnya.• DR
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 33
rimbaUTAMA
34 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Sucikan Hati dengan Saling
Memaafkan Rangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan telah usai. Upaya meraih ridho Illahi seyogianya dilengkapi dengan mengharap keridhoan sesama manusia. Jika ada salah dan khilaf, inilah momen yang tepat untuk meminta maaf dan memberi maaf. Saling menghalalkan dalam pergaulan hidup. Itulah makna halal bi halal.
A
ula kantor Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto menjadi tempat penyelenggaraan acara halal bi halal 1440 H yang digelar Perhutani KPH Mojokerto bersama Forum Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Mojokerto dan stakeholder lainnya. Acaranya diadakan pada Senin, 10 Juni 2019. Para stakeholder yang hadir dalam halal bi halal tersebut di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI), BPJS Ketenagakerjaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Kegiatan tersebut diisi penyampaian taushiyah oleh Ustadz Mustain Rozaq dari Departemen Agama Kabupaten Mojokerto. Antara lain ia menyampaikan, karyawan/ karyawati yang di bulan Ramadhan sudah ditempa keimanannya bisa berubah menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. “Halal bi halal sebenarnya doa bagi umat muslim agar termasuk ke dalam orang-orang yang baik
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
dan termasuk ke dalam orangorang yang mendapat kemenangan. Dengan halal bi halal kita tetap menjaga dan meningkatkan silaturahmi dan hubungan baik yang telah terjalin,” jelasnya. Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno, mengucapkan terima kasih kepada para undangan yang hadir dalam halal bihalal itu. Menurut dia, halal bi halal ini rutin diadakan setiap tahun setelah perayaan Idul Fitri. Ini menjadi media untuk saling memaafkan dan bagi manajemen Perhutani KPH Mojokerto untuk meningkatkan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan. “Inilah saatnya kita saling meminta maaf dan memaafkan, mungkin ada perbedaan dan mungkin ada yang kurang berkenan, di momen yang ‘fitri’ ini marilah kita buka lembaran baru untuk menjalani kehidupan ke depan dengan penuh keikhlasan dan semangat baru,” tutur Suratno. Halal bi halal di aula Kantor KPH juga diadakan oleh Perhutani
KPH Kuningan, Jumat, 14 Juni 2019. Administratur Perhutani KPH Kuningan, Uum Maksum, hadir di acara tersebut. Bupati Kuningan Acep Purnama beserta jajaran turut hadir di acara yang dipenuhi keluarga besar karyawan KPH Kuningan beserta istri itu. Di acara itu, Uum Maksum menyampaikan, lewat halal bi halal ini seluruh karyawan bisa saling memaafkan jika ada kesalahan yang sudah dilakukan selama bekerja maupun dalam hubungan pribadi. Baik disengaja maupun tidak, baik ucapan maupun tingkah laku. “Namanya manusia pasti banyak kesalahan dan tak luput dari dosa dan khilaf. Karena kita dituntut bekerja dengan baik untuk kemajuan Perusahaan, maka tugas kita adalah menyukseskan semua kegiatan supaya tercapai sesuai target yang ditetapkan, dengan terus menjaga hubungan baik,” ujarnya. Sementara Kiai Dede Wahyu dari Pondok Pesantren “Al Manar” yang hadir menyampaikan ceramahnya, mengatakan asal muasal munculnya
DUTA Rimba 35
rimbaUTAMA
istilah halal bi halal berawal dari adanya situasi politik di Indonesia yang tidak kondusif dan saling menyalahkan. Semua itu bisa menjadi dosa. Sehingga, untuk menghindarinya, dilakukanlah pertemuan dan semua orang yang hadir harus duduk bersama dalam satu meja dan saling memaafkan.
Bersama Stakeholder Di sejumlah daerah, insan-insan Perhutani juga hadir dalam halal bi halal yang diadakan bersama stakeholder setempat. Misalnya, Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, menghadiri halal bi halal yang digelar Pemkab Ngawi dan Forkopimda, bertempat di pelataran Pendopo Widya Graha, Ngawi, Kamis, 6 juni 2019. Hadir pula semua elemen masyarakat, termasuk pimpinan instansi-instansi yang ada di Kabupaten Ngawi. Bahkan warga asli Ngawi yang sehari-hari merantau ke luar kota dan saat halal bi halal berlangsung sedang mudik di Ngawi turut hadir. Haris Suseno di tengah acara
36 DUTA Rimba
terebut menyatakan bangga bisa jadi bagian dari Ngawi. “Acara seperti ini adalah wujud penghargaan sekaligus kepedulian nyata Pemerintah Kabupaten Ngawi terhadap warganya yang di perantauan. Saya bangga dengan warga Ngawi yang terkenal ramah,” ujarnya. Sedangkan Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, menyatakan, acara itu adalah agenda rutin setiap Idul Fitri, dan ia sengaja mengajak seluruh warga perantauan yang sedang mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama. Kali ini, tajuk acaranya “Ngawi Ngangeni”. Artis kebanggaan Kota Ngawi, Didi Kempot, pun tampil memeriahkan acara. “Yang pasti acara ini untuk lebih meningkatkan tali silaturahmi dengan masyarakat dan sebagai wadah untuk menampung aspirasi warga Ngawi di perantauan, demi kemajuan Kota Ngawi di masa depan,” ujarnya. Sementara itu, Perhutani KPH Mojokerto juga menjalin silaturahmi dengan mengikuti acara “Cangkrukan Koordinasi dengan Masyarakat” (Candi Mas) dan Halal
Bihalal” bersama masyarakat Kemlagi dan Polres Mojokerto, di Pendopo Kecamatan Kemlagi, Rabu, 19 Juni 2019. Sekitar 200 orang mengikuti kegiatan itu, terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi kepemudaan setempat, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamtan (Forkopimcam) Kemlagi, dan segenap Kepala Desa di Kecamatan Kemlagi. Kapolres Kota Mojokerto, Sigit Dani Setyono, dan Camat Kemlagi, Tri Cahyo Harianto, turut hadir di acara itu. Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno, menyampaikan, sangat mengapresiasi acara “Candi Mas”. Menurut dia, kegiatan ini bisa membangun sinergi masyarakat untuk menciptakan suasana tertib dan damai. Dari kondisi masyarakat yang kondusif tersebut akan tercipta lingkungan yang aman dan hutan bisa terjaga. “Perhutani juga sangat berkepentingan untuk ikut menjaga suasana yang aman dan damai. Sebab, di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kemlagi
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
wilayah hutannya cukup luas yakni 4.062,9 hektare yang terbagi menjadi empat Resor Pemangkuan Hutan (RPH),” katanya. Perhutani KPH Kedu Utara juga hanyut di tengah para stakeholder dalam acara halal bi halal. Bersama Polsek Kaliangkrik, Koramil Kaliangkrik, dan ratusan penggiat alam dari masingmasing basecamp pendakian gunung Sumbing, Perhutani KPH Kedu Utara mengadakan halal bi halal dan musyawarah forum komunikasi pengelola Gunung Sumbing. Acaranya digelar di Mangli, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 17 Juni 2019. Junior Manager Bisnis Perhutani KPH Kedu Utara, Budi Sutrisno, menyampaikan pesan Administratur Perhutani KPH Kedu Utara. “Halal bi halal ini sebagai sarana silaturahmi dan komunikasi para pengelola pendakian dan penggiat alam, agar ke depan lebih kompak dan sinergi. Kami mengimbau agar dalam pendakian gunung selalu memerhatikan keselamatan diri dan lingkungan, sehingga dapat menikmati wisata pendakian,” ujarnya. Perum Perhutani KPH Madura juga menggelar Halal Bihalal 1440 Hijriyah. Mengangkat tema “Bersyukur dan Berkarya Lebih Baik” halal bi halal itu berlangsung di Aula Kantor KPH Madura di Pamekasan, Kamis, 13 Juni 2019. Hadir perwakilan
pengurus LMDH, Himpunan Pensiunan Kehutanan (HPK), Darma Wanita Persatuan (DWP), tokoh agama, dan tokoh masyarakat sekitar. Di dalam sambutannya, Administratur Perhutani KPH Madura, Hengki Herwanto, menyebut, halal bi halal adalah wadah silaturahmi dan saling memaafkan dengan bersalamsalaman untuk saling menggugurkan dosa kita. Ia pun menyampaikan mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh tamu yang hadir. “Seperti tema acara ini, kita harus selalu bersyukur atas nikmat, sehat, rezeki, sehingga bisa beribadah dan bersedekah. Makna dari berkarya itu untuk lebih Istiqomah, karena dengan Istiqomah kita semua bisa berkarya dan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dengan lebih baik dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” katanya. Sedangkan Keluarga Besar Perum Perhutani KPH Pasuruan menyelenggarakan halal bi halal 1440 Hijriyah bersama mitra kerja di wisata alam “Tlogo Land” yang berada di Dusun Tlogorejo, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang , Rabu, 20 Juni 2019. Turut hadir pada acara tersebut seluruh karyawan Perhutani KPH Pasuruan, Perencanaan Hutan Wilayah (PHW) IV Malang, Forkopimcam Lawang, Ketua LMDH lingkup KPH Pasuruan, Darma Wanita Persatuan KPH Pasuruan, serta stakeholder lainnya.
Di bulan yang baik dan penuh berkah ini marilah saling memaafkan untuk mempererat silaturahmi dan menjaga persaudaraan dengan harapan kualitas dan kuantitas pekerjaan menjadi lebih baik dan harmonis,” kata Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Ida Jatiyana. NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Ida Jatiyana, menyampaikan permohonan maaf secara pribadi dan mewakili manajemen kepada segenap tamu yang hadir. “Di bulan yang baik dan penuh berkah ini marilah saling memaafkan untuk mempererat silaturahmi dan menjaga persaudaraan dengan harapan kualitas dan kuantitas pekerjaan menjadi lebih baik dan harmonis,” kata Ida. Di momen itu Ida Jatiyana juga melakukan pemberian santunan secara simbolis kepada anak-anak yatim piatu dari desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Acara puncak diisi siraman rohani oleh Ustad Mohamad Roysidan. Ia berpesan, untuk menyambung tali silaturahmi dan rasa persaudaraan antara sesama karyawan Perhutani, hendaknya saling memaafkan sehingga hubungan dapat terjalin dengan langgeng, dimudahkan rezekinya, keberkahannya serta panjang usia. Rezeki dapat berwujud pertemanan dan persaudaraan, sehingga dapat mempererat tali silaturahmi. “Menjalin persaudaraan itu akan memudahkan rejeki, dan dengan rejeki yang barokah hendaknya kita saling berbagi, khususnya kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu,” jelasnya.
Divisi Regional Ditingkat Divisi Regional (Divre), halal bi halal juga berlangsung. Perum Perhutani Divre Jawa Tengah menggelar acara silaturahmi dan halal bi halal Idul Fitri 1440 Hijriah. Acaranya di Rimba Graha Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Selasa, 11 Juni 2019, dihadiri Direktur SDM dan IT Perhutani Kemal Sudiro, Direktur Operasi Perhutani Sumardi, Kepala Perhutani Divre Jawa Tengah Endung Trihartaka, serta
DUTA Rimba 37
rimbaUTAMA
Administratur dan seluruh karyawan lingkup Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Kemal Sudiro menyampaikan pesan dari Direktur Utama Perum Perhutani yang berterima kasih kepada seluruh karywanan atas kerja keras dan komitmennya sehingga di dalam hasil laporan audit tahun 2018 yang telah diserahkan kepada Kementerian BUMN, Perhutani dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 21% menjadi 4,4 Triliun. “Perhutani tahun ini mulai melakukan ekstensifikasi pengembangan tanaman biomasa sampai ke pinggirpinggir dengan total penanaman 120.000 hektare dalam waktu lima tahun. Upaya ekstensifikasi ini sebagai bentuk untuk menunjang mitigasi perusahaan dengan mendorong pengembangan sumber daya di Indonesia yang tahun lalu sudah secara global mencapai tingkat tertinggi menurut Internasional Energy Agency,” jelasnya. Kepala Perum Perhutani Divre Jawa Tengah, Endung Trihartaka, menambahkan, Divre Jawa Tengah berusaha keras terus
38 DUTA Rimba
mengembangkan potensi yang ada di Jawa Tengah. “Jawa Tengah ini merupakan salah satu wilayah yang strategis karena hampir 42% memroduksi bahan baku. Prosentase itu merupakan hasil yang besar, sehingga kami terus berupaya dengan keras sebagai tulang punggung untuk mencapai target di Divisi Regional Jawa Tengah itu sendiri,” ujar Endung. Selain halal bi halal dan silaturahmi, di hari itu juga ada penyerahan santunan kepada anak yatim piatu dari Yayasan Al Kahfi Cabang Semarang dan pemberian cinderamata kepada 12 karyawan beserta pasangan yang akan berangkat haji tahun ini. Acara ditutup siraman rohani dan doa oleh KH Minardi yang menyatakan, dalam berpuasa tidak serta merta hanya urusan fisik, menahan hawa nafsu makan dan minum, tetapi juga menata keimanan rohani dalam diri. Ia juga menyampaikan agar kita saling menghargai dan menjaga toleransi antar sesama umat. Di Surabaya, Perum Perhutani Divre Jawa Timur juga menggelar acara Halal Bi Halal 1440 Hijriyah
yang dihadiri Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani, Kemal Sudiro, dan diikuti seluruh pejabat lingkup Perhutani Jawa Timur serta perwakilan jajaran karyawan. Acaranya di Surabaya, Rabu, 12 Juni 2019. Turut hadir juga dalam acara itu, Asisten Perekonomian dan Pengembangan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi, yang juga Ketua Pusat Inkubasi Bisnis Syariah Majelis Ulama Indonesia (Pinbas MUI) Jawa Timur. Di kesempatan itu, Kemal mengajak seluruh karyawan untuk membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik. Ia kembali menyampaikan terima kasih kepada seluruh karyawan Perhutani atas komitmen dan kerja keras, sehingga di dalam hasil laporan audit tahun 2018 yang telah diserahkan kepada Kementerian BUMN, Perhutani dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 21 persen menjadi 4,4 Trilyun dan peningkatan laba bersih sebesar 49 persen. “Peningkatan kinerja perusahaan tersebut merupakan upaya kita semua yang dilandasi transformasi bisnis berfokus kepada empat aspek, yaitu keuangan,
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
operasi, organisasi, dan budaya,” ujarnya. Ia juga menyampaikan, di tahun 2019 Perhutani mengusung tema “Perhutani 4.0+” dan tambahannya Governance Through Connectivity diusung sebagai upaya mengintegrasi semua aspek, baik hulu-hilir maupun internal-eksternal berbasis teknologi informasi terkini dalam menunjang penerapan tata kelola perusahaan yang baik. “Dalam perbaikan komponen itu, kita juga telah melakukan kerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi serta stakeholder lainnya,” tambahnya. Sementara Wahid Wahyudi mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang sudah bekerjasama dengan Pinbas MUI Jawa Timur. Ia menjelaskan, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan Perhutani Jawa Timur dengan menanam bawang putih. Wahid juga jelaskan, selain modal berupa uang tunai, petani juga dipinjami bibit sebanyak 15 kilogram per hektar. “Alhamdulillah, kerja sama dengan tiga pihak yakni Pinbas MUI, Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, dan investor ini disambut baik oleh petani, karena mereka diberikan modal bantuan 15 juta rupiah per hektar oleh investor. Dan yang paling penting adalah pasar. Di sini investor
siap membeli bawang putih hasil panen,” pungkasnya. Di Bandung, Perhutani Divre Jawa Barat dan Banten (Janten) menggelar silaturahmi dan halal bi halal Idul Fitri 1440 H di Gedung Graha Rimba Harmoni, Perhutani Divre Janten, Senin, 17 Juni 2019. Acara dihadiri Anggota Dewan Pengawas Perhutani Haryadi Himawan, Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran (PBP) Bambang Catur Wahyudi, Direktur Operasional Sumardi, Sekda Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Epi Kustiawan, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Ammy Nurwati, Kepala Perhutani Divre Janten Oman Suherman beserta jajaran, General Manajer, Administratur, dan seluruh karyawan lingkup Kantor Divre Janten. Saat itu, Oman Suherman menyampaikan, perlu silaturahmi yang makin erat sesama karyawan sehingga kerja sama akan tercipta dengan baik. Ia juga menginformasikan pencapaian kinerja pendapatan Divre Janten hingga Periode l Juni 2019 sebesar Rp 220,18 Milyar atau 29% terhadap RKAP 2019, atau lebih baik dibandingkan tanggal dan bulan yang sama tahun 2018 sebesar Rp 210,51 Milyar (14,3%). “Seperti harapan perusahaan dan
Oman Suherman menyampaikan, perlu silaturahmi yang makin erat sesama karyawan sehingga kerja sama akan tercipta dengan baik. Ia juga menginformasikan pencapaian kinerja pendapatan Divre Janten hingga Periode l Juni 2019 sebesar Rp 220,18 Milyar atau 29% terhadap RKAP 2019. NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
juga harapan kita bersama adalah sejalan yakni untuk semakin baiknya performa perusahaan. Untuk itu silaturahmi di antara kita harus tetap kita jaga dan tingkatkan kualitasnya,” ungkapnya. Sementara itu, Direktur Operasional Sumardi menyampaikan pesan Direktur Utama Perum Perhutani yang menyatakan terima kasih kepada seluruh jajaran Perum Perhutani atas kerja keras dan komitmennya, sehingga menurut hasil laporan audit tahun 2018 yang telah diserahkan kepada kementerian BUMN, Perhutani dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 21% menjadi Rp. 4,4 triliun dan peningkatan laba bersih sebesar 49%. Selain halal bi halal, di hari itu juga dilakukan pemberian cinderamata kepada 23 orang karyawan beserta pasangan yang akan berangkat haji tahun ini. Acara ditutup dengan siraman rohani dan doa serta musafahah seluruh undangan halal bihalal.
Bersama LMDH Pada Jumat, 14 Juni 2019, Perum Perhutani KPH Saradan menggelar halal bi halal bersama Serikat Karyawan (Sekar) Perhutani KPH Saradan dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), di aula kantor Perhutani KPH Saradan. Kegiatan tersebut bertema “Dengan mempererat silaturahim kita tingkatkan kebersamaan menuju Perum Perhutani 4.0+”. Kepala Divre Jawa Timur Ahmad Ibrahim, Segenap karyawan KPH Saradan, Perwira Pembina (Pabin) Polisi Hutan dan perwakilan pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilyah kerja Perhutani KPH Saradan hadir di acara itu. Administratur Perhutani KPH Saradan, Noor Rachman, menyampaikan, kegiatan tersebut digelar dengan tujuan menjalin
DUTA Rimba 39
rimbaUTAMA
silaturahmi dan kebersamaan karyawan lingkup KPH Saradan dan segenap LMDH di wilayah kerja KPH Saradan bersama stakeholder lainnya, agar tercipta hubungan yang harmonis. Sedangkan Kepala Divre Perhutani Jawa Timur, Ahmad Ibrahim, menyampaikan permohonan maaf kepada segenap jajaran karyawan serta tamu undangan yang hadir. “Pada momen Idul Fitri sebagai sesama muslim kita juga harus saling memaafkan dan saling mempererat tali silaturahim. Selaku pimpinan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, kami mengucapkan selamat Idul Fitri 1440 Hijiriyah, mohon maaf lahir dan batin,” ujarnya. Di hari yang sama, Perhutani KPH Tasikmalaya juga mengadakan halal bihalal Idul Fitri 1440 Hijriyah di aula kantor KPH Tasikmalaya. Adminisitratur KPH Tasikmalaya Benny Suko Triatmoko beserta jajaran, Ketua Asosiasi LMDH Tasikmalaya Engkos Kosasih beserta pengurus, sejumlah pensiunan Perhutani, dan seluruh keluarga besar KPH Ciamis, hadir di acara itu.
40 DUTA Rimba
Administratur Perhutani KPH Ciamis, Benny Suko Triatmoko, menekankan perlunya bermaafmaafan untuk menghilangkan rasa iri dan dengki. Ia mengatakan, kebersamaan dan keharmonisan di antara karyawan jangan sampai luntur oleh waktu melainkan harus terus dipupuk. Benny juga mengajak seluruh pihak untuk secara bersamasama memajukan Perhutani. “Target tahun ini untuk getah dan tebangan masih harus dikejar, tetapi untuk wisata alhamdulillah kita sudah leading pencapaian targetnya. Yang pasti, saya berharap acara ini lebih meningkatkan tali silaturahmi kita dan bisa menjadi wadah menampung aspirasi untuk kemajuan dan kemandirian Perhutani. Untuk itu, mari kita tingkatkan kebersamaan ini menuju Perhutani jaya dan berintegritas, dinamis, dan harmonis,” kata Benny. Sedangkan Ketua Asosiasi LMDH Kabupaten Tasikmalaya, Engkos Kosasih, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Perhutani karena untuk pertama
kalinya Asosiasi LMDH diundang ke acara halal bi halal. Ia mendukung agar agenda ini bisa berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya, karena merupakan momentum untuk menjaga silaturahmi antara Perhutani dan pengurus asosiasi. Perhutani KPH Lawu Ds juga menggelar acara halal bi halal 1440 Hijiriyah, Jumat, 14 Juni 2019, diikuti seluruh karyawan, Himpunan Pensiunan Kehutanan (HPK), dan perwakilan pengurus LMDH di wilayah kerja Perhutani KPH Lawu Ds. Halal bi halal tersebut mengambil tema ”Dengan mempererat silaturahim kita tingkatkan kualitas dan kuantitas kerja menuju KPH Lawu Ds terus maju”. Kepala Divre Perhutani Jawa Timur, Ahmad Ibrahim, hadir dalam acara tersebut. Ia mengajak semua karyawan Perhutani untuk selalu berikhtiar, sabar dalam menjalani hidup, selalu optimis dan menjaga silaturahmi. Sedangkan Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Asep Dedi Mulyadi, menyampaikan terima kasih kepada undangan yang
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
hadir. Menurut dia, halal bi halal ini dijadikan sebagai media bagi manajemen untuk meningkatkan hubungan baik dengan karyawan serta pensiunan kehutanan dan stakeholder lainnya. “Inilah saatnya kita saling memaafkan. Mungkin ada perbedaan dan mungkin ada yang kurang berkenan, di momen yang ‘fitri’ ini marilah kita buka lembaran baru untuk menjalani kehidupan ke depan dengan semangat baru dan penuh keikhlasan serta menambah gairah kerja,” ucap Asep. Halal bi halal diisi taushiyah oleh Ustadz Usman Hadi dari Pesantren Al Irsad, Kota Madiun. Ia menyampaikan, karyawan-karyawati yang sudah ditempa keimanannya pada bulan ramadhan bisa berubah menjadi insan yang lebih baik. “Kita sebagai manusia harus bisa mensyukuri nikmat hidup yang sudah diberikan oleh Allah SWT,” tuturnya. Di Aula Kantor KPH Sukabumi, Perhutani KPH Sukabumi juga menggelar halal bi halal bersama Masyarakat Desa Hutan pada Jumat, 14 Juni 2019. Acara tersebut dihadiri Administratur Perhutani KPH Sukabumi Agus Yulianto beserta jajaran, Pengurus LMDH wilayah Kabupaten Sukabumi, dan segenap karyawan se-KPH Sukabumi. Saat itu, Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Agus Yulianto, menyampaikan, silaturahmi adalah ibadah dan suatu kebutuhan bagi
kita sebagai makhluk sosial. Agus pun mengajak seluruh karyawan agar melakukan silaturahmi dan membangun komunikasi baik di lingkungan sosial maupun lingkungan kerja. “Silaturahmi tidak hanya dilakukan di lingkungan sosial saja tetapi juga di lingkungan pekerjaan, agar dapat terbangun rasa kebersamaan di antara karyawan. Terlebih dengan beban dan tugas kita yang membutuhkan adanya kebersamaan dan perlunya dukungan berbagai bidang dalam pecapaiannya,” ujar Agus. Mewakili Masyarakat Desa Hutan, Ketua Paguyuban LMDH Kabupaten Sukabumi, Zenal Malik, sangat menyambut baik penyelenggaraan acara tersebut. “Semoga dengan adanya silaturahmi akan mempererat hubungan Perhutani dan masyarakat desa baik secara kedinasan maupun hubungan kekeluargaan,” ujar Zaenal. Senin, 17 Juni 2019, giliran Perhutani KPH Banyuwangi Utara yang menggelar halal bi halal bersama segenap karyawan dan perwakilan LMDH, di aula kantor Perhutani Banyuwangi Utara. Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Utara, Agus Santoso, menyampaikan permohonan maaf kepada segenap karyawan dan perwakilan LMDH selaku Mitra Kerja Perhutani. Acara diisi siraman rohani yang disampaikan oleh Ustadz Subadri. Ia menjelaskan tentang
Dengan berakhirnya Ramadhan dan datangnya Idul Fitri 1440 Hijriyah ini semoga kita kembali menjadi manusia yang bersih dan dalam menjalani pekerjaan usai lebaran ini semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan untuk mengejar target pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan. NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
perbuatan, tindakan, perkataan kita sehari-hari dan pentingnya kerukunan serta kekompakan dalam bekerja. “Dengan berakhirnya Ramadhan dan datangnya Idul Fitri 1440 Hijriyah ini semoga kita kembali menjadi manusia yang bersih dan dalam menjalani pekerjaan usai lebaran ini semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan untuk mengejar target pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan. Dengan kerukunan dan kekompakan dalam melakukan pekerjaan itu, akan mempercepat proses, dan selesai dengan hasil yang lebih baik”, katanya. Perhutani KPH Kedu Selatan juga menyelenggarakan halal bi halal dengan tema “Merajut Ukhuwah Meningkatkan Kinerja”, Kamis, 20 Juni 2019. Acaranya dihadiri kurang lebih 150 orang, antara lain pensiunan Perhutani, Pabin Jagawana serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan. Kyai Mujiburrohman dari Desa Ndjono, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, mengisi siraman rohani dalam halal bi halal ini. Ia mengimbau pentingnya menjadi pribadi yang ukhuwah, sehingga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama maupun keberlangsungan perusahaan. Sementara Administratur KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, menyampaikan, merajut ukhuwah dalam meningkatkan kinerja dapat tercapai karena kita juga meningkatkan pelaksanaan ibadah kita. Salah satu yang menjadi syarat kita memeroleh kesempurnaan kembali ke fitri itu adalah memeroleh keikhlasan maaf dari orang-orang di sekitar, baik rekan kerja, teman, keluarga, dan masyarakat di sekitar kita. Di dalam kegiatan tersebut, Perhutani KPH Kedu Selatan juga memberikan santunan bagi anak yatim Masyarakat Desa Hutan. • DR
DUTA Rimba 41
RIMBAkhusus
Menjelang Controlled Wood,
Menyongsong Resertifikasi FSC FSC menetapkan bahwa kayu yang telah bersertifikasi FSC merupakan kayu-kayu yang berasal hanya dari sumber yang bertanggung jawab. Dan untuk menjamin kepastian bahwa produk bersertifikasi FSC itu hanya berasal dari sumber yang bertanggung jawab, FSC menetapkan bahwa dalam mata rantai produksinya, kayu bersertifikasi FSC itu tidak dapat dicampur dengan kayu yang tidak bersertifikat. Untuk memastikan kayu tidak berasal dari sumber yang unacceptable, FSC mengembangkan standar Controlled Wood. Maka, produk-produk Perhutani pun harus memenuhi standar Controlled Wood itu.
42 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 43
rimbakhusus
S
elama dua hari, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta mengikuti kegiatan sosialisasi Controlled Wood FSC (Forest Stewardship Council). Sosialisasi oleh Tim Internal Audit Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) itu berlangsung pada 14 dan 15 Mei 2019. Selain berisi sosialisasi, kegiatan itu juga berisi pemantapan kesiapan Perhutani KPH Purwakarta terhadap penerapan kesesuaian standar Controlled Wood FSC dalam rangka menghadapi audit resertifikasi kedua Controlled Wood FSC. Perhutani harus melaksanakan sertifikasi Controlled Wood FSC itu untuk menjawab tuntutan global dalam pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan
44 DUTA Rimba
dengan menerapkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan, produksi, dan sosial. Standar Controlled Wood FSC untuk pengelolaan hutan berkode FSC-STD-30-010 dan untuk manufaktur FSC-STD-40-005. Menurut Administratur Perhutani KPH Purwakarta, Sukidi, Perhutani KPH Purwakarta telah berkomitmen meraih sertifikasi Controlled Wood FSC sesuai dengan FSC-STD-30-010 (version 2-0) EN dalam bentuk Deklarasi Penerapan Controlled Wood FSC yang ditandatangani oleh seluruh jajaran Pimpinan KPH. Sementara Ketua Tim Internal Audit Controlled Wood FSC, Mochammad Idham Anwar, yang di kegiatan itu sekaligus bertindak sebagai narasumber sosialisasi, menyatakan, untuk KPH yang mengikuti sertifikasi Controlled Wood FSC sesuai dengan FSC-STD-30-010 (version 2-0)
EN, selain ada syarat lima kategori kayu-kayu yang harus dipanen, juga ada persyaratan standar Controlled Wood yang lain, yaitu Sistem Manajemen Mutu. Artinya, kategori sumber kayu yang terkendali dan konsultasi publik/stakeholder.
Bahan Baku Kayu Namun, di lapangan seringkali bahan baku kayu bersertifikasi FSC sulit diperoleh. Sehingga, akhirnya dimungkinkan untuk melakukan pencampuran dengan kayu dari sumber lain dengan syarat dan ketentuan tertentu. FSC menetapkan, Sertifikasi Controlled Wood FSC berkode FSC-STD-30-010 (version 2-0) EN mensyaratkan kayu-kayu yang dipanen hanya boleh dicampur dari kayu yang bebas dari sumber yang tidak dapat diterima
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
menggunakan Genetically Modified Organism (GMO).
Resertifikasi
Tahun 1990, Perhutani merupakan perusahaan pertama di dunia yang mendapat pengakuan internasional dengan penghargaan “Certificate of Rain Forest Alliance for Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Alliance Amerika Serikat untuk seluruh kawasan hutan Perhutani di Jawa dan Madura
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
(unacceptable). Intinya, dengan adanya standar Controlled Wood FSC, masalah kekurangan bahan baku bersertifikasi FSC dapat diatasi, namun tetap mempromosikan nilainilai FSC untuk pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Ada lima hal yang harus dihindari karena termasuk kategori sumber yang tidak dapat diterima (unacceptable). Satu, kayu yang berasal dari penebangan ilegal. Dua, kayu yang ditebang dalam kawasan hutan dimana terjadi pelanggaran hak asasi manusia dan hak adat. Tiga, Kayu yang ditebang berasal dari operasional yang mengancam wilayah high conservation value. Empat, kayu yang ditebang berasal dari areal hutan yang dikonversi menjadi hutan tanaman atau lahan non-hutan. Lima, kayu yang dihasilkan dari hutan yang ditanam
Tahun 1990, Perhutani merupakan perusahaan pertama di dunia yang mendapat pengakuan internasional dengan penghargaan “Certificate of Rain Forest Alliance for Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Alliance Amerika Serikat untuk seluruh kawasan hutan Perhutani di Jawa dan Madura. Di tahun 2002 sertifikat tersebut dicabut. Namun, Perhutani tetap berkomitmen melakukan sertifikasi kembali (resertifikasi) dengan membentuk Kelompok Kerja Sertifikasi berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 614/kpts/Dir/2002 pada September 2002 dan dikuatkan dengan Keputusan Direksi Nomor 430/kpts/Dir/2003. Kelompok Kerja kemudian melakukan fasilitasi dan pendampingan untuk proses sertifikasi di lapangan. Berdasarkan visi dan misi perusahaan,Manajemen Perhutani berkomitmen untuk memeroleh kembali sertifikat SFM Standar FSC untuk seluruh unit Forest Management di tahun 2015. Sebuah struktur organisasi Biro Pengelolaan Hutan Lestari pun dibentuk di Kantor Pusat, Kantor Unit Kerja, dan Kantor KPH. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan tanggung jawab dan komitmen. Di tahun 2016, Perum Perhutani telah mendapatkan Sertifikasi FSC masing-masing untukKPH Banten, KPH Ciamis, KPH Kendal, KPH Cepu, KPH Randublatung, KPH Kebonharjo, KPH Madiun, dan KPH Banyuwangi Utara. Sertifikat itu berlaku dari 28 Ontober 2016 hingga 18 Mei 2021. Di tahun 2016, Perum Perhutani mendapatkan Sertifikat FSC Controlled Wood yang berlaku dari 8 Oktober 2014 sampai dengan 8 Oktober 2018. • DR
DUTA Rimba 45
rimbakhusus
Raih Prestasi, Dulang Penghargaan Tahun 2019 menjadi momen yang membanggakan bagi Perhutani. BUMN di bidang kehutanan ini kembali mendulang penghargaan setelah meraih sejumlah prestasi. Bukan hanya di tingkat pusat tetapi juga Kantor Perhutani di daerah mendapatkan sejumlah penghargaan. Hal itu menjadi bukti apresiasi pihak eksternal maupun media atas ragam prestasi yang diraih Perum Perhutani.
U
paya Perum Perhutani yang secara konsisten melakukan kegiatankegitan terkait branding membuahkan hasil yang manis. Medio Mei 2019, Perum Perhutani dinyatakan sebagai Juara I atau pemenang terbaik di kategori Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghargaan “Digital Brand of The Year 2019”. Ajang “Digital Brand of The Year 2019” merupakan pemberian penghargaan terhadap perusahaan yang memiliki product brand tertinggi. Penilaian dan pemberian penghargaan tersebut diselenggarakan oleh Majalah Infobank dan lembaga Insentia Indonesia. Perum Perhutani menjadi salah satu dari 205 institusi atau perusahaan yang berhasil meraih penghargaan “Digital Brand of The Year 2019”. Pemimpin Redaksi Infobank, Eko B Supriyanto, memberikan penghargaan tersebut kepada Direktur Utama Perum Perhutani yang diwakili oleh Direktur Umum, SDM, dan IT, Kemal Sudiro, di Westin Hotel, Jakarta, Kamis, 16 Mei
46 DUTA Rimba
2019. Sejumlah 205 perusahaan atau institusi itu dibagi dalam beberapa kategori, dan Perhutani menjadi yang teratas di kategori BUMN. Sebuah prestasi yang membanggakan. Saat menyampaikan kata sambutan di malam pemberian penghargaan tersebut, Eko B Suprianto mengatakan, ajang “Infobank Digital Brand of The Year 2019” adalah ajang pemberian penghargaan yang dilakukan Majalah Infobank sebagai bentuk apresiasi terhadap perusahaan yang mampu meraih kinerja terbaiknya. Sebagai ajang tahunan, pelaksanaannya tahun ini merupakan tahun kedelapan. Di tahun kedelapan ini, penilaian dilakukan melalui proses riset yang bersifat independen kepada 603 perusahaan melalui 7.000 channel media online. “Melalui proses seleksi diperoleh 205 perusahaan dan 80 produk yang memiliki product brand tertinggi,” kata Eko. Sementara itu, di kesempatan yang sama, Kemal Sudiro menjelaskan, selama ini Perhutani secara konsisten melakukan kegiatan
branding melalui media sosial dan pemberitaan online. Upaya branding itu dilakukan dengan harapan dapat lebih mengenalkan produk-produk Perhutani kepada masyarakat luas. Hal ini sangat penting bagi perusahaan dalam proses transformasi agar dapat bertahan dan berkembang serta berjaya pada era digital.
Jejak Digital Ajang “8th Infobank Digital Brand Award 2019” menjadi bukti kesuksesan Perhutani dalam membangun citra positif perusahaan lewat jejak digital. Sebab, penghargaan tersebut diberikan kepada perusahaan dan produk yang berhasil meraih indeks tertinggi dalam digital branding di media online dan social media. Pengukuran dilakukan sejak Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 dengan menggunakan metode Monitoring Social Media Insentia. Ada 33 kategori pengukuran yang diterapkan dalam ajang ini. Terdiri dari 13 kategori corporate brand dan 20 kategori product
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 47
rimbakhusus brand. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan, ada 205 institusi (dari total 703 institusi yang diukur) dan 80 produk (dari total 623 produk yang diukur) yang berhasil meraih indeks tertinggi (ranking 1-3). Sejumlah 205 institusi tersebut terdiri dari bank umum, bank umum syariah, unit usaha syariah bank umum, BPR, asuransi jiwa, asuransi umum, reasuransi, multifinance, perusahaan sekuritas, dan BUMN. Sedangkan 80 produk peraih indeks tertinggi sehingga layak menerima penghargaan tersebut terdiri dari produk tabungan bank umum/ BUS, deposito, KPR bank umum/ BUS, KKB, kartu kredit, kartu debit, wealth management, dan e-money bank/non bank. Ada 7.276 subchannel media sosial berbeda yang digunakan untuk pengambilan data (data crawling). Termasuk Twitter, Facebook, forum-forum, dan channel berita online. Berdasarkan hasil monitoring dan analisis social media ini, praktisi di institusi yang diukur dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing brand di industrinya. Hal itu sangat penting bagi perusahaan dalam menjalani proses transformasi agar dapat bertahan dan berkembang di era digtal ini. Sebab, memanfaatkan social media sebagai sarana komunikasi perusahaan dengan konsumen sangat efektif dalam rangka mengetahui ekspektasi konsumen secara cepat dan efisien. Menurut Country General Manager Indonesia Insentia, Michael Kauw, hal ini bisa menjadi pijakan bagi perusahaan saat akan mengeluarkan produk baru, memperbesar market share, atau agar bisa survive di era digital. “Perusahaan dapat mengetahui tuntutan masyarakat yang terkini, sehingga dapat melakukan perbaikan dan inovasi-inovasi baru untuk
48 DUTA Rimba
mempertahankan atau memperbesar market share,” kata Michael Kauw. Menurut Eko Supriyanto, perusahaan-perusahaan yang ingin indeks digital brand-nya tinggi harus sering membuat jejak digital dengan tone positif. “Digital brand tidak hanya meningkatkan citra positif perusahaan, tetapi juga dapat meningkatkan penetrasi pasar yang terus berubah. Penguatan brand perusahan dan produk melalui saluran digital menjadi teramat penting untuk meningkatkan business activity, apalagi di zaman milenial seperti sekarang,” tuturnya.
Digital Innovation Award Penghargaan dari ajang “Digital Brand of The Year 2019” yang digelar Majalah Infobank dan lembaga Insentia Indonesia itu bukan satu-
satunya penghargaan yang diraih Perhutani tahun ini. Masih di sektor pengembangan digital. Di awal tahun 2019 ini, Perhutani dianugerahi penghargaan Indonesia Digital Innovation Award 2019. Indonesia Digital Innovation Award 2019 merupakan ajang yang diselenggarakan oleh Majalah Warta Ekonomi. Indonesia Digital Innovation Award 2019 merupakan penghargaan yang diberikan kepada BUMN di Indonesia yang berhasil melewati tantangan di era disrupsi digital dengan memberikan inovasi digital terbaik. Di dalam penilaiannya, majalah Warta Ekonomi melakukan survey data sekunder dan media monitoring di 40 media online mainstream dengan kategori penilaian digital innovation, process, dan people.
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Perhutani telah mengembangkan sistem penjualan online Toko Perhutani dan aplikasi mobile Toko Perhutani yang merupakan mobile apps pertama yang memuat platform produk kehutanan. Perhutani menerima penghargaan untuk kategori Indonesia State-owned Innovative Forestry Company in Providing Online Wood Sales Category Agriculture, Forestry, and Fisheries. Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani, Bambang Catur Wahyudi, menerima penghargaan tersebut dari CEO warta Ekonomi, Muhammad Ihsan. “Perhutani telah mengembangkan sistem penjualan online Toko Perhutani dan aplikasi mobile Toko Perhutani yang merupakan mobile apps pertama yang memuat platform produk kehutanan yang akan terus diperkaya dengan fitur-fitur yang memudahkan proses transaksi dan interaksi produk kehutanan Perhutani,” ujar Bambang Catur Wahyudi. Sedangkan Muhammad Ihsan berharap, penghargaan yang
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
diberikan itu dapat mendorong BUMN untuk terus berinovasi dalam rangka mendukung pembangunan serta merangsang pertumbuhan perekonomian nasional dan meningkatkan kesejateraan masyarakat.
Penghargaan BPJS Ketenagakerjaan Dua penghargaan di bidang pengembangan teknologi digital itu masih dilengkapi penghargaan lain. Kali ini datangnya dari BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Mojokerto dan diberikan kepada Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto. Penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan itu diberikan kepada Perhutani KPH Mojokerto sebagai badan usaha terbaik di wilayah Kota Mojokerto dengan kategori Kepatuhan dan Tertib Administrasi Tahun 2019.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara Costumer Gathering di salah satu hotel di Mojokerto, 21 Mei 2019. Kepala BPJS Ketenagakerjaan Mojokerto, Suwandoko, memberikan penghargaan tersebut secara simbolis dan diterima oleh KSS SDM dan Umum Perhutani KPH Mojokerto, Soelistiyatno, mewakili Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno. Suwandoko menjelaskan, penyelenggaraan pemberian penghargaan di tahun 2019 ini merupakan penyelenggaraan yang kedua. Acara ini pertama kali dirilis tahun 2018. Menurut dia, pemberian penghargaan tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi BPJS Ketenagakerjaan kepada pesertanya. “Penilaian kita berdasarkan kriteria di antaranya tepat waktu pembayaran iuran, mengikuti seluruh program BPJS Ketanagakerjaan, menggunakan aplikasi SIPP online, upah yang dilaporkan minimal sesuai Upah Minimum Kabupaten (UMK) setempat, dan penggunaan aplikasi e-service BPJS Ketenagakerjaan,” kata Suwandoko. Di tempat terpisah, Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno, menyampaikan, ia sangat bersyukur atas penghargaan yang didapatkan institusinya itu. Hal tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi perusahaan. “Penghargaan tersebut bisa memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja dan kerja sama tim, dan itu sangat membantu untuk meraih profit perusahaan,” ujarnya. Berbagai penghargaan yang diraih membut Perhutani optimis akan keberhasilan masa depan pengelolaan sumber daya Hutan dan lingkungan hidup berdasarkan kondisi hutan yang ada, kekuatan visi yang ingin dicapai, dan konsistensi penerapan standar internasional pengelolaan hutan sebagai pendukung bisnis yang berkelanjutan. Bravo! • DR
DUTA Rimba 49
rimbakhusus
Membangun Sinergi
Menjalin Kerja Sama
P
erhutani selalu melakukan upaya-upaya optimal untuk pengembangan bisnis dan optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan sekaligus memberikan alternatif kesempatan usaha bagi masyarakat di sekitar hutan. Salah satunya dengan menjalin sinergi dan kerja sama dengan pihak eksternal. Hal itu terlihat antara lain ketika Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, dan Direktur CV Nutrima Sehatalami, Mahani, melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang pembangunan Pusat Pembibitan (Breeding Center) lebah tanpa sengat dan Pengembangan teknologi produk Hasil Hutan Bukan
50 DUTA Rimba
Wujud kepercayaan publik dan pihak eksternal bukan hanya penghargaan dan pengakuan atas prestasi Perhutani. Tetapi kepercayaan juga tercermin dari bangunan sinergi dan kerja sama yang terjalin di antara Perhutani dengan banyak pihak. Hal itu sekaligus optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan serta memberikan alternatif kesempatan usaha bagi masyarakat di sekitar hutan. Kayu (HHBK). Penandatanganan dilakukan di Jakarta, Jumat, 10 Mei 2019, disaksikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya. Kegiatan tersebut dirangkai dengan aktivitas Perhutani yang menjadi salah satu narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) mengenai Jasa Lingkungan. Direktur Operasional Perum Perhutani, Sumardi, tampil menyampaikan materi dalam FGD tersebut. Sumardi memaparkan materi tentang pengembangan wisata alam di Perhutani. Tampil juga sebagai narasumber di FGD tersebut perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), serta salah satu perusahaan multinasional yang
bergerak di bidang pariwisata. Penandatanganan kerja sama di hari itu dilakukan bersamaan dengan kick off Pengembangan Multiusaha HHBK dan Jasa Lingkungan berbasis Masyarakat menuju Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Tema kegiatan itu adalah optimalisasi dalam pemanfaatan kawasan hutan serta memberikan alternatif kesempatan usaha bagi masyarakat di sekitar hutan dan mendorong komersialisasi produk turunan hasil perlebahan dan HHBK. Menurut Denaldy dalam keterangannya di acara tersebut, di era revolusi industri 4.0 ini, Perhutani mengusung tema “Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity” sebagai upaya mengintegrasikan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 51
rimbakhusus
smua aspek, baik hulu-hilir maupun internal-eksternal, dengan berbasis teknologi informasi. Pengembangan HHBK dan Jasa Lingkungan menjadi salah satu fokus dalam upaya meningkatkan pendapatan dan melakukan pemberdayaan masyarakat, dengan didasari penerapan tata kelola perusahaan yang baik. “Kerja sama ini baru dilaksanakan khususnya di wilayah kerja Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Ke depannya dapat diimplementasikan di seluruh wilayah kerja Perum Perhutani,” katanya. Sementara itu, Mahani menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas terlaksananya penandatangan Nota Kesepahaman ini. Diharapkan, selanjutnya dapat dihasilkan bibit unggul lebah tanpa sengat yang menghasilkan bahan baku di antaranya madu, propolism dan bee pollen untuk dijadikan produk akhir atau produk turuan yang bernilai ekonomi lebih tinggi, dan memasarkannya hingga dapat dinikmatikonsumen. Ia pun menjelaskan, perusahaannya
52 DUTA Rimba
bergerak di bidang industri pengolahan herbal (herb infusion), produk obat tradisional, perdagangan besar obat tradisional, farmasi, kosmetik, industri makanan, dengan fokus pada komoditas hasil perlebahan dan HHBK.
Bersama BPDAS-HL Sinergi juga dijalin Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Cimanuk dan Citanduy (BPDAS-HL) Provinsi Jawa Barat Wilayah Tasikmalaya. Hal itu terlihat saat KPH Tasikmalaya dan BPDAS-HL Provinsi Jawa Barat Wilayah Tasikmalaya menggelar prakondisi Rehabilitiasi Hutan dan Lahan (RHL) Tahun 2019 di Kantor Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat, 10 Mei 2019. Selain Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya dan Kepala Seksi yang mewakili Kepala Balai Besar BPDASHL, acara tersebut juga dihadiri anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Lestari
yang wilayah hutan pangkuannya akan menjadi lokasi pelaksanaan rehabilitasi hutan. Kegiatan RHL 2019 di KPH Tasikmalaya dilakukan di lahan seluas 164 Hektare yang tersebar di Petak 12 sampai dengan 22 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciawi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tasikmalaya, KPH Tasikmalaya. Secara administratif, lahan-lahan itu termasuk wilayah Desa Dirgahayu, Desa Kiarajangkung, Desa Kadipaten, dan Desa Citamba. Desa-desa tersebut termasuk Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, mengatakan, program RHL itu dilaksanakan dalam rangka memulihkan, memertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan. Sehingga, daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. “Kegiatan RHL adalah program pemerintah yang harus kita dukung untuk terwujudnya hutan yang lestari
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
dan harmonis. Kita optimis kegiatan ini akan berjalan dengan tertib dan aman, karena sejak awal Perhutani sudah memprakondisikan kegiatan tersebut dan mendapat dukungan dari masyarakat, khususnya LMDH,” tutur Benny. Sementara Kepala Balai Besar BPDAS-HL Provinsi Jawa Barat Wilayah Tasikmalaya yang diwakili Kasi, Tatang, menjelaskan, RHL adalah program yang dicanangkan pemerintah untuk memajukan masyarakat di sekitar hutan. Pemilihan jenis pohon yang ditanam adalah jenis MPTS, di antaranya nangka dan picung. RHL menjadi salah satu upaya dalam menangani lahan kritis di wilayah kerja BPDASHL Provinsi Jawa Barat Wilayah Tasikmalaya. Harapannya, kegiatan ini berhasil dan tercapai sesuai tata waktu yang telah ditentukan. “Penanaman ini semoga berjalan baik dan lancar serta dapat memenuhi standar 400 pohon per hektare. Kami juga akan menugaskan tim penyuluh kehutanan untuk melakukan pendampingan penanaman guna menyukseskan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
RHL 2019,” ujar Tatang. Sedangkan Ketua LMDH Wana Lestari, Dudung, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan izin kepada masyarakat untuk mengelola hutan lindung, serta telah memfasilitasi kegiatan pembahasan RHL di wilayah pangkuannya dengan melibatkan tiga pihak. Tiga pihak itu yaitu Perhutani, BPDAS-HL, dan LMDH.
Asuransi Amanah Githa Kerja sama juga dijalin Perum Perhutani dengan Asuransi Amanah Githa dalam pengadaan jaminan asuransi di lokasi wisata alam Perhutani. Hal itu antara lain terungkap saat Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta bersama Asuransi Amanah Githa mengadakan acara Koordinasi Pengembangan Wisata Cluster Wonogiri dan Klaten, Kamis, 23 Mei 2019. Acara tersebut bertujuan menyosialisasikan manfaat asuransi wisata yang memberikan jaminan perlindungan hukum dan
santunan jiwa bagi wisatawan jika terjadi kecelakaan di lokasi wisata sebagai tanggung jawab pengelola lokasi wisata. Hadiri di acara itu Administratur Perhutani KPH Surakarta Sugi Purwanta beserta jajaran, Manajer Asuransi Amanah Ghita Abdul Rozak, Kepala Desa Gununggajah Cawas Yoyok, dan Mitra Wisata area Wonogiri dan Cawas. “Hampir semua wana wisata di wilayah Perhutani KPH Surakarta sudah dikerjasamakan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Investor dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sehingga nantinya Perhutani akan mendapatkan pendapatan melalui sharing. Terkait memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada pengunjung wisata dan petugas wisata, perlu dilindungi dengan asuransi” jelas Sugi Purwanta dalam sambutannya. Di kesempatan yang sama, Abdul Rozak menyampaikan, Asuransi Amanah Githa akan memberikan jaminan bukan hanya untuk pengunjung wisata tetapi juga untuk
DUTA Rimba 53
rimbakhusus petugas wisata. Asuransi tersebut memberikan jaminan atas risiko musibah meninggal dunia dan atau kecelakaan diri yang memerlukan biaya perawatan serta santunan cacat tetap kepada para pengunjung wisata dalam kawasan wana wisata Perhutani.
Sinergi dengan MDH dan WALHI Sinergi juga dijalin di Semarang. Pada Sabtu, 15 Juni 2019, telah dicapai kesepakatan berupa komitmen bersama antara Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani Nelayan Keuskupan Agung Semarang (LPUBTN KAS) dengan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Masyarakat Desa Hutan di wilayah KAS, dan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Indonesia untuk bersama mengawal penetapan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (PPMDH) di Jawa Tengah Tahun 2019. Di hari itu, Diskusi John Dijkstra Institute (JDI) keenam yang bertajuk “Hutan Lestari, Rakyat Makmur Penuh Rezeki: Tinjauan Raperda Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (MDH) di Jawa Tengah 2019” pun sukses digelar, hingga menghasilkan satu kesepakatan bersama tadi. Diskusi tersebut digelar di Kantor LPUBTN KAS, Kota Lama Semarang, dihadiri tak kurang dari 50 peserta dari beragam komunitas, BEM se-Kota Semarang, dan pendamping MDH. Perhutani Divre Jawa Tengah diwakili dua orang narasumber yang bergantian menyampaikan materi dan tanggapan atas pertanyaan peserta. Mereka adalah Kepala Departemen Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya HutanPerum Perhutani Divre Jawa Tengah, Sudaryana, dan
54 DUTA Rimba
Administratur Perhutani KPH Pemalang, Achmad Taufik. Dari pihak WALHI Eksekutif Nasional (Eknas), ada Manager Tata Ruang dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Departemen Advokasi, Achmad Rozani. Narasumber ketiga yang tampil di hari itu adalah Penggerak LPUBTN yang pernah bertugas sebagai rimbawan dan pendamping MDH di beberapa wilayah Perum Perhutani, yaitu Ronald Guido Suitela. Secara keseluruhan, ketiganya menyampaikan materi yang saling melengkapi. Achmad Taufik yang juga Penggagas Rimbawan Muda Indonesia (RMI), menyatakan, bagi Perhutani Divre Jateng, diskusi ini menjadi ajang silaturahmi dan sosialisasi Raperda yang efektif. “Kami senang ada forum demikian, untuk memberikan pemahaman bersama bahwa Raperda PPMDHini
baik adanya, dan menjadi salah satu jalan tengah bagi pemecahan masalah perhutanan di Jateng saat ini,” ujarnya. Achmad Rozani menambahkan, pihaknya mengingatkan para pemangku kepentingan agar jangan sampai keuntungan dari hasil hutan dinikmati oleh hanya segelintir elit saja. “Kita harus tetap kritis memandang Raperda Pengelolaan Hutan di wilayah mana pun, agar tujuan baiknya tidak melenceng. Serta tentu saja pelibatan para pendamping di lapangan dari beragam komunitas penting untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan yang terkandung di dalamnya,” tegasnya. Sementara Ronald G Suitela menginginkan peraturan sekecil apa pun yang dibuatjangan menghalangi MDH dalam berkarya.”Peraturan dibuat bukan untuk mematikan,
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Menurut Bambang, Wisata SEETF dikelola Perum Perhutani bekerjasama dengan KIFC sebagai model pengelolaan sumber daya hutan bernuansa eco edu tourism secara multi pihak. tetapi mnghidupkan semuanya. Jadi, adanya Raperda PPMDH akan membantu aktivitas sosial ekonomi warga yang menghidupi wilayah tersebut. Bukan malah orang asing yang bebas mengelolatanah dan area tempat hidup mereka,” ucapnya. Agar pelaksanaankegiatan tersebut lebih terarah, ketiga lembaga yaitu LPUBTN, MDH, dan Perhutani menyatakan akan terus menjalin sinergi dan koordinasi, agar Raperda tersebut bisa segera mendapat tambahan materi yang memberikan solusi bersama, sekaligus mendorong pelaksanaan yang konsekuen, sesuai amanat konstitusi. Hal itu dikatakan Koordinator LPUBTN KAS, Isti Sumiwis. “Maka, pelibatan siapa pun yang berkepentingan di sini harus benar-benar mengakomodasi kebutuhan MDH, Pemerintah Daerah,
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Perhutani, sehingga tidak terjadi kembali konflik di masyarakat terkait pemanfaatan sumber daya hutan,” tuturnya.
Jembatan di SEETF Kerja sama juga dijalin Perhutani dengan Korea Indonesia Forest Centre (KIFC) dalam mengelola dan mengembangkan kawasan wisata edukasi Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF). SEETF terletak di kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. Secara administratif, SEETF berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengembangannya terus dilakukan, termasuk dengan menambah sarana dan prasaranan penunjang.
Salah satu sarana yang ditambah adalah jembatan yang Kamis, 27 Juni 2019, diresmikan. Peresmian jembatan di Kawasan Wisataan SEETF itu dilakukan oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani, Bambang Catur Wahyudi, bersama Direktur KIFC, Kim Young Chul. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Oman Suherman, dan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Sekdis PUPR) Kabupaten Bogor Anwar Anggara. Menurut Bambang, Wisata SEETF dikelola Perum Perhutani bekerjasama dengan KIFC sebagai model pengelolaan sumber daya hutan bernuansa eco edu tourism secara multi pihak. Salah satu tujuan pengembangan kawasan tersebut adalah mengoptimalkannya sebagai wahana kelestarian ekologi, pendidikan, rekreasi, dan pemberdayaan masyarakat. “Besar harapan kami, sinergi multi pihak ini terus berlanjut, agar lebih mendukung upaya peningkatan produktivitas, mutu, dan nilai sumber daya hutan melalui pembangunan sumber daya hutan berbasis kemitraan, sekaligus peningkatan daya dukung lingkungan dan perekonomian masyarakat,” katanya. Sementara Kim Young Chul mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan pembangunan jembatan di SEETF. “Peresmian jembatan ini diharapkan dapat mendukung kegiatan Wisata di SEETF dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar,” ujarnya. Semua kerja sama yang dijalin Perhutani intinya bertujuan untuk lebih mengoptimalkan kegiatan bisnis dan pengembangan potensi yang dimiliki. Bravo! • DR
DUTA Rimba 55
ramadhan Perhutani
Dok. Kom PHT®2014 | Foto : SOE.
2019
56 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
LENSA
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 57
58 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
LENSA
NO. 78 55 • TH. 13 9 ••november mei - juni • -2019 desember • 2014
DUTA Rimba 59
SobatRIMBA
60 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 61
SobatRIMBA
62 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 63
lintasrimba
Perhutani KPH Saradan Kembangkan Tanaman Agrofestry dan Biomassa
Madiun - Perum Perhutani KPH Saradan mengadakan pertemuan bersama PT Perkebunan Nasional (PTPN) XI dan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Kabupaten Madiun, di Aula Kantor Perhutani KPH Saradan, 15 Mei 2019. Pertemuan itu digelar untuk koordinasi dalam rangka persiapan pemanenan tanaman agroforestry tebu. Di pertemuan itu antara lain dibahas tentang teknis dan aturan-aturan yang harus dilakukan pada saat pemanenan tebu di lapangan. Selain itu, juga tentang pelaksanaan administrasi yang harus sesuai
64 DUTA Rimba
dengan penatausahaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) khususnya produksi tanaman tebu yang berasal dari dalam kawasan hutan. Aktivitas pemanenan juga harus sesuai ketentuan-ketentuan dan kesepakatan yang telah tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani Perhutani dan PTPN XI. Maka, perlu dilakukan koordinasi terkait hal-hal teknis aktivitas pemanenan tebu. Seperti dikatakan Administratur Perhutani KPH saradan, Noor Rachman, sekecil apapun produksi tebu yang mereka panen harus melalui aturan dan
ketentuan-ketentuan yang telah ada dan telah disepakati bersama di dalam PKS. “Baik pelaksanaan produksi di lapangan maupun administrasi, harus melaksanakan dan mematuhi Tata Usaha Hasil Hutan Bukan Kayu (TU HHBK), sehingga kita bisa melaksanakan pekerjaan dengan benar karena sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan teknis serta tertib administrasi,” katanya. Sementara Kepala CDK Kabupaten Madiun, Didik Susanto, menyebut, pemanenan tebu ini adalah yang pertama dilakukan di dalam kawasan hutan wilayah Kabupaten Madiun. Karena produksi tebu itu berasal dari dalam kawasan, maka harus dilengkapi DK-304 yang dikeluarkan oleh Asper atau Kepala BKPH setempat. “Setelah semua proses produksi selesai, maka segera dibayarkan nilai profit sumber daya hutan ke negara,” kata Didik. Di akhir Mei 2019, dilaksanakan panen perdana tebu hasil kerja sama pengembangan tanaman agroforestry di wilayah hutan Perhutani KPH Saradan dengan total luas 48 Hektare. Tepatnya di Petak 130d, 101c, 102a, 102f, RPH Rejuno, dan Petak 118d RPH Teguhan, BKPH Rejuno. Selain tebu, Perhutani KPH Saradan juga telah menyiapkan lahan seluas 4.038 Hektare untuk Pengembangan Tanaman Biomassa (PTB). Untuk hal itu, Perhutani bekerjasama dengan PT Kaliandra Merah Nusantara (KMN). Perjalanan kerja sama diawali kunjungan lapangan oleh Tim PTB yang diketuai
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Mochamad Farid Januardi ke wilayah hutan BKPH Kaliklampok, beberapa waktu lalu. Lokasinya seluas 8 Hektare berada di Petak 53 RPH Kaliklampok dan seluas 15,1 Hektare di Petak 9a RPH Kejuron. Untuk kegiatan awal, sudah disiapkan lahan seluas 1.753 Hektare dan rencananya sekitar 150 Hektare dari lahan tersebut akan dipakai sebagai demplot (pilot project) pengembangan tanaman kaliandra dan gliricidia. Seperti kata Farid Januardi, jenis tanah di kawasan hutan KPH Saradan sangat cocok ditanami tanaman biomassa, baik untuk kaliandra maupun gliricidia.
“Tujuan kami ke KPH Saradan ini untuk melihat secara langsung tanaman biomassa sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi apakah tanaman biomassa itu cocok ditanam pada lahan tersebut dan sesuai dengan analisa kami,” kata Farid. Terkait hal itu, Administratur Perhutani KPH Saradan, Noor Rachman, menyampaikan, telah menyiapkan lahan seluas 4.038 Hektare yang terdapat di bagian hutan Notopuro, yang terletak di BKPH Notopuro dan BKPH Kaliklampok. “Selebihnya terdapat di Bagian Hutan Tulung, yaitu terletak di BKPH Kedungbrubus dan BKPH
Mahasiswa Universitas Jambi
Lakukan PKL di Perhutani KPH Kedu Utara
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Tulung,” ucapnya. Agar pelaksanaan pekerjaan tanaman biomassa dapat berjalan dengan lancar, Perhutani akan menggandeng LMDH setempat. Penanaman biomassa memakai sistem pola tanam polong-polongan dengan pengaturan 17 meter untuk tanaman biomassa dan 8 meter untuk tanaman palawija. Sehingga, komposisi tanaman biomassa:palawija adalah 70:30. “Dengan pola itu, diharapkan tanaman biomassa bisa tumbuh dengan baik dan optimal. LMDH diberi kesempatan untuk melakukan tumpangsarinya di jalur palawija,” tutur Noor Rachman. • DR
Kedu Utara - Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, Damanhuri, menyambut kedatangan mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Jambi, Selasa 18 Juni 2019. Mahasiswa-mahasiswa tersebut datang dalam rangka Praktik Kerja Lapangan (PKL) di wilayah kerja Perhutani KPH Kedu Utara. Kegiatan PKL mahasiswa Universitas Jambi itu dilakukan untuk memelajari pengelolaan hutan di kawasan Perhutani KPH Kedu Utara, yang mengelola hutan pinus seluas 25.074,80 Hektare dan hutan mahoni seluas 11.274,39 Hektare. Menurut Damanhuri, rencananya PKL tersebut akan berlangsung selama sembilan minggu, hingga Agustus 2019, dilaksanakan di lima BKPH, yaitu BKPH Magelang, Ambarawa, Temanggung, Candiroto, dan Wonosobo. Damanhuri pun berharap kegiatan PKL itu dapat dilaksanakan dengan lancara sesuai rencana. Serta dapat turut memberikan inovasi dalam pengelolaan kelestarian hutan di wilayah Perhutani, khususnya KPH Kedu Utara. • DR
DUTA Rimba 65
lintasrimba
Latihan Motor Trail
Menyusuri Hutan Perhutani KPH Mojokerto
Mojokerto - Perhutani KPH Mojokerto menggelar latihan bareng Trail Adventure dan bakti sosial berupa pengobatan gratis untuk masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Kegiatan tersebut digelar Perhutani KPH Mojokerto dengan sinergi bersama komunitas motor trail Jombang Motor Club (JMC) danRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. Acaranya berlangsung Minggu, 28 April 2019. Sebanyak 50 orang ambil bagian dalam latihan bareng motor trail tersebut. Latihan bareng mengendarai motor trail dilakukan dengan menyusuri wilayah hutan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tapen, KPH Mojokerto. Start di Desa Kepohrejo, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, menjelajahi jalur ekstrem di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Made dan Katemas, lalu berakhir di
66 DUTA Rimba
Gunung Pucangan yang merupakan wisata rintisan di Kecamatan Kudu, Jombang. Sedangkan pengobatan gratis dilaksanakan di Balai Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, yang masih termasuk wilayah BKPH Tapen. Pelaksanaannya dibantu tenaga medis dari RSUD Jombang, dipimpin oleh Dokter Wira, bersama enam orang perawat. Sebanyak 77orang warga Desa Cupak mengikuti pengobatan gratis itu. “Saya sangat berterimakasih kepada jajaran Perhutani, JMC, dan dokter yang mengadakan kegiatan bakti sosial. Ini sangat membantu warga desa,” kataKepala Desa Cupak, Winarsono. Menurut Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno, melalui Asper BKPH Tapen, Dudun Wahyono, bukan hanya bakti sosial ini saja
pihaknya menjalin kerja sama dengan komunitas motor semisal JMC. Kegiatan yang sering mereka adakan bersama JMC antara lain adalah patroli gabungan. “Kegiatan pengobatan gratis sangat positif dan sangat membantu masyarakat di sekitar hutan. Harapannya, dengan kegiatan seperti ini hubungan Perhutani dengan stakeholder semakin harmonis serta dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan,” ujar Dudun. Sementara Ketua Komunitas JMC, Ferry Ardiyanto, mengatakan, komunitas JMC yang ia pimpin rutin mengadakan bakti sosial setiap tiga bulan sekali. “Kali ini merupakan kegiatan yang kedua kali kami adakan di wilayah BKPH Tapen. Kami berharap, pengobatan gratis ini bisa meringankan beban masyarakat desa sekitar hutan,” ucapnya. • DR
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Jalan Sehat di Tasikmalaya,
Peringati May Day Tasikmalaya - Peringatan Hari Buruh Sedunia jatuh setiap tanggal 1 Mei. Sehingga, peringatannya sering disebut May Day. Tahun ini, untuk memeringati May Day, Perhutani Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya bersama Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), serta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tasikmalaya, menggelar kegiatan Jalan Sehat Bersama, Rabu, 1 Mei 2019, di lapangan sepak bola Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Seribu Bibit Tanaman Puspa dan Salam ditanam di KPH Banyumas Barat Cilacap - Sebanyak seribu bibit tanaman jenis Puspa dan Salam ditanam dalam kegiatan Penanaman Bibit Pohon yang dilakukan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, di Cilacap, Rabu, 7 Mei 2019. Lokasi persis
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 800 pesertadari berbagai elemen masyarakat. Banyak kalangan tertarik ikut serta lantaran tujuannya yang baik. Jalan Sehat Bersama itu bertujuan untuk meningkatkan semangat, motivasi, dan penghargaan bagi pekerja. Di mana pun medan kerjanya. Di dalam kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Kepala Dinas UMKM dan stakeholder lainnya, atas kerjasamanya sehingga
penanaman bibit tersebut adalah di Petak 13B Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Surusunda, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Majenang, KPH Banyumas Barat. Diikuti karyawan Perhutani BKPH Majenang, Anggota BPBD Kabupaten Cilacap, dan masyarakat sekitar, kegiatan ini bertujuan untuk mencegah risiko datangnya bencana alam, khususnya tanah longsor. Asisten Perhutani (Asper) BKPH Majenang, Agung, mewakili Administratur KPH Banyumas Barat, menyampaikan, Puspa dan Salam
kegiatan Peringatan May Day dapat terselenggara. Khususnya dengan gelaran Jalan Sehat Bersama. “Jalan Sehat Bersama ini merupakan wujud kebersamaan kita dengan stakeholder yang sudah terjalin harmonis. Juga sebagai bentuk perwujudan agar unsur pekerja menjadi bersatu dan dapat berkontribusi demi terwujudnya rasa tanggung jawab bersama,” kata Benny. Kepala Dinas UMKM Kabupaten Tasikmalaya yang diwakili Sekretaris Dinas UMKM, Wida Andriani, menyampaikan, sesuai Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan menjamin hak-hak dasar buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun, guna mewujudkan kesejahteraan buruh dan keluarganya, dengan tetap memerhatikan perkembangan dunia usaha. “Sinergitas jalan sehat ini merupakan wujud dari kerja sama antara Perhutani dengan Dinas UMKM untuk memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat,” ujar Wida. • DR
sengaja dipilih sebagai tanaman yang ditanam di area tersebut, karena memiliki perakaran yang kuat. Sehingga, mereka dapat menjaga tanah agar tidak mudah longsor. Sementara itu, Perwakilan BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Komara, menyampaikan, kegiatan penanaman ini dilakukan dalam rangka mengurangi risiko bencana alam sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Kepedulian itu penting untuk mencegah terjadinya bencana alam.• DR
DUTA Rimba 67
lintasrimba
Kerja Sama dengan LMDH, Perhutani KPH Sukabumi
Kembangkan Tanaman Biomassa
Sukabumi - Sejumlah 62 anggota LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) dan masyarakat setempat hadir bersama Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi, Agus Yulianto, dan jajaran Perhutani KPH Sukabumi, dalam sosialisasi tanaman biomassa kepada masyarakat desa hutan, di Balai Desa Mangun Jaya, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Jumat, 17 Mei 2019. Seluruh peserta mengikuti dengan seksama dan antusias kegiatan sosialisasi yang juga dihadiri Sekretaris Desa Manggung Jaya, Muldan, itu. Sosialisasi tanaman biomassa itu sendiri dilakukan KPH Sukabumi selama enam hari secara safari di tempat berbeda, mulai 16 Mei hingga 22 Mei 2019. Menurut Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Agus Yulianto, sosialisasi dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat dapat mendukung keberhasilan pengembangan tanaman. Ia melanjutkan,
68 DUTA Rimba
rencananya KPH Sukabumi akan mengembangkan tanaman biomassa seluas 4.500 Hektare hingga tahun 2021. Di tahun 2019, luas wilayah yang akan ditanami adalah 1.005 Hektare, dengan jenis tanaman kaliandra merah. “Keberhasilan tanaman perlu dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah masyarakat desa sekitar hutan,” kata Agus. Ketua LMDH Manggung Jaya, Ukat, menyampaikan dukungan atas rencana Perhutani KPH Sukabumi. “Kami siap mendukung rencana tanaman biomassa oleh Perhutani dengan harapan program ini dapat memberikan manfaat bagi Perhutani dan masyarakat,” tegasnya. Sedangkan Sekretaris Desa Manggung Jaya, Muldan, menyampaikan dukungan pada program Perhutani yang melibatkan masyarakat itu. “Kami akan mendukung keberhasilan pengembangan tanaman biomassa. Semoga program ini dapat menjadi sumber peningkatan pendapatan
bagi warga desa kami,” ujar Muldan. Tanggapan positif juga disampaikan Kepala Desa Sukajadi, Supiyadin, saat berlangsung acara sosialisasi di Kampung Tegal Panjang, Desa Kalibunder, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi. “Kami mengajak dan mendorong masyarakat agar mendukung dan berperan aktif dalam mewujudkan keberhasilan pelaksanaan tanaman biomassa, karena manfaatnya sangat besar untuk lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya. Agus Yulianto pun menyampaikan, rencana pengembangan tanaman biomassa telah dirancang berdasarkan kajian yang matang, sehingga pelaksanaannya dapat diterima semua pihak. “Kami mengucapkan terima kasih atas respon baik dan positif yang disampaikan oleh masyarakat. Semoga hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi kami untuk melaksanakan dan mengawal keberhasilan tanaman biomassa di KPH Sukabumi,” tutupnya. • DR
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 69
warisanrimba
70 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Menyambangi
Peninggalan Kerajaan Galuh
di Geger Sunten
N
ama Geger Sunten kini mulai banyak dikenal masyarakat. Khususnya di Jawa Barat. Geger Sunten adalah nama sebuah kampung kecil yang berada di Dusun Sodong, Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Tepatnya, Geger Sunten berada di wilayah BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) Banjar Utara, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis. Lokasinya memang cukup terpencil. Jauh dari pusat kota. Tetapi, situs budaya Geger Sunten menarik perhatian banyak orang. Sebab, situs itu menunjukkan perjalanan sejarah Kerajaan Galuh klasik di abad ke-7. Petilasan di Geger Sunten kian dikenal masyarakat, lantaran terdapat mitos yang kini semakin diketahui banyak orang. Yaitu tentang keberadaan sebuah sumur di situs tersebut yang konon airnya bisa menghilangkan ilmu hitam dan dapat menyembuhkan pengaruh ilmu santet. Sumur tersebut bernama Sumur Kabuyutan dan memiliki air yang sangat jernih. Menurut Kuncen atau Juru Kunci situs Geger Sunten, Tasim, petilasan tersebut sebenarnya dulu merupakan lokasi persembunyian Aki Balangantrang alias Bimaraksa bersama Ciung Wanara saat Kerajaan Galuh mengalami kudeta oleh Barmawijaya. Di tempat itu, dulu
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Kondisi sosial budaya yang kita alami saat ini dalam kehidupan bermasyarakat tak lepas dari sejarah di masa lalu. Tentang hidup nenek moyang kita. Maka, memelajari sejarah nenek moyang akan membuat kita paham akar budaya kita. Semangat itulah yang terasa saat menyambangi situs budaya berupa petilasan di Geger Sunten, Ciamis, yang konon erat kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Apalagi, situs Geger Sunten dilingkupi mitos yang sudah diketahui banyak orang. Apa itu? prajurit Kerajaan Galuh yang ikut menyertai Bimaraksa bersama Ciung Wanara, berlatih perang. Tasim pun menambahkan, selain tempat latihan perang, Geger Sunten juga menjadi tempat pertama kalinya dibuat senjata khas yang kini menjadi ikon Jawa Barat, yaitu kujang. Kujang merupakan senjata yang dibuat oleh Resi Sadomas atau Pandai Domas. Tentang sumur Kabuyutan, Tasim menuturkan, sumur tersebut dulunya adalah tempat mandi Ciung Wanara dan Bimaraksa. “Sumur Kabuyutan itu disebut juga cai galuh. Bagi orang-orang yang mandi atau wudhu di sumur itu, apabila melakukannya dengan diiringi aktivitas berdoa dan meminta kepada Yang Maha Kuasa secara khusyu’, insya Allah akan mendapat kebaikan,” katanya. Tasim menyebut, banyak orang yang sengaja datang ke Geger Sunten untuk berobat menggunakan
air sumur tersebut. Terutama untuk menghilangkan pengaruh ilmu hitam semisal santet dan mengobati orang yang sakit jiwa. Adajuga orang yang sengaja datang mengambil air sumur tersebut untuk keperluan memperlancar usaha. “Tata cara berdoanya biasa saja. Tak ada ritual khusus. Peziarah cukup mandi di sumur itu, lalu panjatkan doa dan memohon kepada sang pencipta agar niat dan keinginannya tercapai,” ujarnya. Tetapi, biasanya peziarah datang untuk menggelar ritual mandi di sumur tersebut pada malam hari. Tujuannya agar proses ritual yang dijalaninya dapat berlangsung khusyu’. “Kalau malam kan sepi tidak bising seperti di siang hari. Makanya, banyak yang memilih untuk datang malam hari,” katanya. Peziarah yang datang ke tempat itu umumnya tak hanya berasal
DUTA Rimba 71
warisanrimba dari Ciamis dan sekitarnya. Tetapi ada juga yang dari luar daerah. Misalnya dari Tasikmalaya, Banjar, Garut, Subang, Bandung, bahkan dari Bengkulu dan Palembang. Hal itu menunjukkan situs ini kian luas dikenal publik. “Kebanyakan peziarah memang datang ke situs ini untuk membersihkan diri dari pengaruh ilmu hitam. Jadi, situs Geger Sunten ini lebih dikenal karena mitos sumurnya daripada asal muasal sejarahnya,� ucapnya. Selain sumur, di situs Geger Sunten juga terdapat mitos lain yang diyakini masyarakat. Salah satunya adalah pantangan untuk berkata sombong saat sedang berada di area situs. Pernah ada peziarah yang berkata sombong di area situs. Tak lama setelah berkata sombong, si peziarah itu menemukan sebuah selendang di area situs. Awalnya si peziarah itu tidak percaya tentang keanehan yang ada di situs tersebut. Maka, selendang yang ia temukan itu ia bawa pulang ke rumahnya. Ternyata, setelah tiba di rumah, si peziarah itu mengalami sakit bahkan hingga mengalami kelumpuhan. Namun, setelah datang orang yang mengetahui kondisi yang ia alami, selendang itu pun dikembalikan lagi ke tempat semula yang berada di dalam area situs. Dan, sangat mengejutkan, ternyata si peziarah yang mengalami sakit itu kembali sembuh dan dapat berjalan lagi.
Asri, Indah, Menghibur Terlepas dari soal mitos yang melingkupinya, Geger Sunten juga memiliki potensi wisata cukup besar. Pemandangan alam di sekitar situs tersebut sangat memesona. Selain masih asri, di situs itu juga terdapat hutan yang dipenuhi pohon mahoni yang menghampar. Dan karena berada di daerah perbukitan,
72 DUTA Rimba
udaranya juga sangat sejuk. Jika pengunjung naik ke atas bagian bukit di situs Geger Sunten itu, pemandangan alam yang sangat indah pun tersaji dan membuat tenang pikiran. Situs Geger Sunten juga disebutsebut sebagai tempat disimpannya sastra jendra Rahayu Ningrat yang merupakan kitab hukum dunia dalam sejarah Jawa. Satu lagi hal yang bernilai di Geger Sunten. Di sekitar area situs tersebut terdapat bebatuan yang tertata rapih. Bentuk dan susunannya dangat artistik. Sehingga, peziarah juga akan terhibur melihat bebatuan bernilai seni tersebut, bukan hanya datang untuk keperluan mengunjungi situs bermuatan mitos. Konon, bebatuan tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Galuh. Diyakini, susunan batu yang tertata rapih tersebut dulunya
merupakan tempat musyawarah bagi raja-raja Galuh dan para pengikutnya. Para peziarah yang menyukai seni juga menyukai karena susunannya yang memang sangat artistik. Situs Geger Sunten berjarak 1 kilometer dari Balai Desa Tambaksari. Biasanya, orang menuju Geger Sunten dengan mengendarai sepeda motor dari Balai Desa Tambaksari. Situs tersebut berdiri di atas tanah seluas 3,5 Hektare. Di situs tersebut terdapat punden berundak sebanyak 69 buah. Hingga saat ini, situs tersebut masih terus digunakan sebagai tempat upacara adat oleh Kelompok Geger Sunten. Menyimak besarnya nilai budaya yang terkandung di situs Geger Sunten, pihak Perhutani KPH Ciamis menindaklanjuti untuk mengembangkan situs tersebut sebagai lokasi wisata budaya yang potensial. Pengembangan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Karena kurang begitu dikenal, menurut Dodo, Geger Sunten selama ini kurang diperhatikan. Sehingga, banyak peninggalan sejarah di situs ini yang kondisinya rusak akibat kurang terawat. potensinya dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pihak Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Hal itu terlihat saat berlangsung penandatanganan Perjanjian Kerja Sama pengelolaan wisata antara Perhutani KPH Ciamis dengan LMDH Geger Sunten, di Aula Kantor Perhutani KPH Ciamis, 14 Maret 2019. Administratur KPH Ciamis, Agus Masudi, mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya pertumbuhan perekonomian masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar hutan. Dengan kerja sama kemitraan tersebut, pengelolaan situs dapat optimal dan hutan tetap lestari. Sebab, kerja sama tersebut dijalin dengan memerhatikan aspekaspek ekologi, ekonomi, dan sosial. Agus pun berharap, dengan adanya perjanjian kerja sama tersebut, pengelolaan situs Geger
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Sunten sebagai lokasi wisata budaya dapat lebih optimal. Sehingga, diharapkan di masa depan Geger Sunten dapat menjadi destinasi wisata baru. Jika hal itu terjadi, Geger Sunten akan menjadi salah satu referensi tempat wisata yang ada di Kabupaten Ciamis serta dapat meningkatkan pereknomian masyarakat dan mendatangkan pendapatan untuk Perhutani dari sektor wisata.
Kurang Terawat Sementara itu, Ketua LMDH Geger Sunten, Dodo Soleh Wijaya, mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani, yang telah memberikan kesempatan kepada pihaknya untuk mengelola situs budaya Geger Sunten dan pengembangan lokasi wisata lain di luar situs yang masih termasuk kawasan Perum Perhutani. Sehingga,
pemanfaatan hutan dapat lebih optimal dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Dodo pun berharap, setelah penandatanganan perjanjian kerja sama itu, situs bidaya Geger Sunten dapat diperkenalkan lebih luas lagi sehingga keberadaannya dapat diakui secara nasional. “Situs ini sebenarnya sangat bersejarah bagi perjalanan Kerajaan Galuh. Hampir sama dengan situs Ciungwanara atau situs Astana Gede. Hanya saja, selama ini situs Geger Sunten ini kurang diperkenalkan kepada publik. Padahal, di situs Geger Sunten ini juga terdapat tempat petilasan Kerajaan Galuh yang nilai sejarahnya sebanding dengan situs lainnya,” ujarnya. Karena kurang begitu dikenal, menurut Dodo, Geger Sunten selama ini kurang diperhatikan. Sehingga, banyak peninggalan sejarah di situs ini yang kondisinya rusak akibat kurang terawat. Tetapi, sekarang semua itu sedang ditata kembali. “Kami dari LMDH memiliki rencana untuk lebih mengeksplor lagi situs ini agar menjadi salah satu destinasi pilihan wisata sejarah dan wisata alam yang diminati wisatawan. Kami pun berharap, selanjutnya selain ada perbaikan sarana dan prasarana penunjang, juga Pemkab Ciamis membuat kajian mengenai sejarah situs ini dan mempromosikannya,” ujar Dodo.
Ciung Wanara Nama Aki Balangantrang yang bernama asli Sang Bimaraksa (Aki Bimaraksa) muncul dalam beberapa kisah tentang konflik perebutan kekuasaan di Kerajaan Galuh. Sang Bimaraksa merupakan anak bungsu Sang Jantaka dari Denuh yang lahir tahun 653 Masehi. Seperti yang tercatat di dalam buku “Yuganing Rajakawasa” karangan Drs Yoseph Iskandar, Aki Balangantrang
DUTA Rimba 73
warisanrimba
menggunakan Geger Sunten sebagai tempat persembunyian ketika konflik sedang melanda Kerajaan Galuh di abad ke-7. Sang Bimaraksa adalah cucu Sang Wretikandayun, pendiri Kerajaan Galuh. Sang Bimaraksa membantu Purbasora (putra Sempakwaja) untuk menggulingkan Sang Senna (putra Mandiminyak) yang saat itu menjadi raja di Galuh. Sempakwaja, Jantaka, dan Mandiminyak adalah putra-putra dari Wretikandayun. Purbasora berhasil menggulingkan Senna dan mulai memerintah Kerajaan Galuh tahun 716 Masehi. Sejak itu pula Bimaraksa menjadi Patih di Kerajaan Galuh. Senna sendiri berhasil melarikan diri saat kudeta terjadi, dan di kemudian hari menjadi raja di Mataram (Kalingga Utara). Senna (putra Mandiminyak dengan Pwah Rababu) yang sebelumnya melaksanakan perkawinan manu (menikah dengan saudara sendiri) dengan Sanaha (putri Mandiminyak dengan Dewi Parwati), memiliki anak bernama Sanjaya yang lahir tahun 653 Masehi. Sanjaya pun berniat membalas dendam terhadap Purbasora yang telah mengusir ayahnya dari tahta kerajaan. Atas bantuan Resiguru Rabuyut Sawal (penguasa di wilayah Gunung Sawal, Ciamis), Sanjaya berhasil membentuk pasukan pilih
74 DUTA Rimba
tanding yang merupakan gabungan dari Pasukan Bumi Mataram, Bumi Sembara, dan Sunda. Resiguru Rabuyut Sawal mewariskan Kitab Strategi Perang bernama “Pustaka Ratuning Bala Sarewu”. Akhirnya, Purbasora yang saat itu berusia 80 tahun tewas dibunuh Sanjaya dalam pertempuran di Galuh. Namun, Patih Kerajaan Galuh saat itu yaitu Sang Bimaraksa berhasil melarikan diri dan bersembunyi di Geger Sunten. Geger Sunten pun dijadikan tempat menghimpun dan menyusun kekuatan tempur yang dirahasiakan. Selama enam tahun di Geger Sunten, Sang Bimaraksa berhasil menyusun pasukan dari partisan-partisan kerajaan yang perna dikalahkan oleh Sanjaya. Di antaranya dari Saunggalah, sisasisa Laskar Galuh, dan Pasukan Indraprahasta. Upaya kudeta atas tahta Kerajaan Galuh kembali terjadi saat Tamperan Barmawijaya (putra Sanjaya) menjadi penguasa di Galuh. Suatu saat, karena ingin memperistri Dewi Pangrenyep. Tamperan Barmawijaya membunuh Permana Dikusumah secara licik. Tindakannya itu diketahui Bimaraksa yang telah berganti nama menjadi Aki Balangantrang. Aki Balangantrang sendiri memiliki anak bernama Dewi Naganingrum yang diperistri oleh Permana Dikusumah
alias Ajar Sukaresi. Dari pernikahan tersebut, Permana Dikusumah dan Dewi Naganingrum memiliki putra bernama Sang Manarah yang lebih dikenal dengan nama Ciung Wanara. Kerajaan Galuh punya tradisi tahunan sabung ayam. Ciung Wanara kala itu memiliki ayam jago yang sangat tangkas. Mereka pun ikut tradisi tersebut, sembari membawa pasukan secara sembunyi-sembunyi. Tepat pada acara tradisi tahunan sabung ayam, tiada ayam yang dapat mengalahkan ayam jago Ciung Wanara. Ketika berhasil menjadi juara, ayam jago itu bersuara seperti manusia dan mengatakan bahwa Ciung Wanara adalah anak raja. Pasukan Geger Sunten yang dipimpin oleh Bimaraksa dan Ciung Wanara pun berhasil menggulingkan Tamperan Barmawijaya bahkan membunuhnya. Ciung Wanara pun naik tahta dan Bimaraksa kembali menjadi patih di Galuh. Namun, kematian Tamperan Barmawijaya dan Dewi Pangrenyep (istrinya Tamperan Barmawijaya) membuat Sanjaya murka. Perang pun berkecamuk. Hingga bertahuntahun, perang berlangsung tanpa ada yang menang dan kalah. Hingga akhirnya, Sang Resiguru Demunawan dari Saunggalah berhasil melerai perang tersebut, dan kesepakatan perdamaian pun dicapai. • DR/Report & Foto: Aan Herliaman/KPH Ciamis
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 75
ensikloRIMBA
Mengenal Tanaman
Macadamia
76 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Tanaman ini lebih dikenal di Australia. Namanya Macadamia integrifolia. Ia memang merupakan native species yang berasal dari hutan hujan Queensland, Australia. Tetapi kini di Indonesia juga banyak terdapat tanaman Macadamia. Termasuk penanaman Macadamia di lahan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Selatan. Apa keunikan dan kelebihan tumbuhan ini?
R
abu, 29 Mei 2019, Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Selatan, Teddy Sumarto, bersama Kepala Badan Pengelolaan daerah Aliran Sungai Hutan Lindung (BPDAS-HL) Citarum Ciliwung, Taruna Jaya, mengunjungi area penanaman pohon Macadamia integrifolia dan persemaian tanaman Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) tahun 2019, di lahan milik Perhutani KPH Bandung Selatan. Tanaman Macadamia menjadi pilihan BPDASHL Citarum Ciliwung dan Perhutani KPH Bandung Selatan untuk dikembangkan sebagai tanaman rehabilitasi. Salah satu alasannya karena harganya di pasaran yang cukup menjanjikan. Di kesempatan itu, Teddy Sumarto mengatakan, di masa depan, potensi tanaman Macadamia perlu dikembangkan. Sebab, saat ini saja harga buah Macadamia roated di pasar bisa mencapai Rp 900.000 per kilogram. Macadamia sendiri mulai ditanam di Petak 3f dan 4b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Patuha, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciwidey, KPH Bandung Selatan tahun 1997. Dan sejak itu, tanaman tersebut diketahui cocok dan dapat tumbuh besar. Hasil inventarisasi tanaman Macadamia yang tumbuh di kedua lokasi tersebut menunjukkan, tanaman tersebut tumbuh dengan baik di area seluas 2,5 Hektare dengan jumlah
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
pohon sebanyak 235 batang. “Ke depan, berdasarkan arahan dari Kepala BPDAS-HL Citarum Ciliwung, pihaknya bersama Perhutani akan mengembangkan dan segera melakukan sertifikasi benih untuk tanaman Macadamia ini,” kata Teddy. Sudah sejak lama, tanaman Macadamia dikenal dikembangkan di negara Australia. Kini, ia juga dikembangkan di Indonesia, khususnya di lahan milik Perhutani KPH Bandung Selatan. Tanaman Macadamia adalah jenis pohon yang memiliki batang berkulit licin berwarna coklat terang, yang bisa tumbuh hingga setinggi 20 meter. Tanaman ini adalah genus dari 8 spesies tumbuhan yang termasuk familia Proteaceae. Tujuh dari delapan spesies tersebut tersebar di Australia Timur dan satu spesies banyak ditemukan di Sulawesi. Jenis yang ada di Sulawesi adalah Macadamia hildebrandii. “Kenapa harus jauh-jauh ke Australia? Di kita juga ada. Buktinya ini, jelas Macadamia ada (di sini),” ucap Taruna Jaya. Terkait pelaksanaan RHL 2019, Perhutani KPH Bandung Selatan telah melakukan berbagai persiapan. Hal itu terlihat dari kondisi tanaman jenis pinus di persemaian RHL BKPH Ciwidey yang sangat baik dan terpelihara, sehingga nantinya akan siap tanam. Kepala BPDAS-HL Citarum Ciliwung pun mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan
Perhutani, khususnya KPH Bandung Selatan, untuk menyukseskan kegiatan RHL 2019 itu.
Besar dan Tinggi Ada beberapa nama lokal yang dimiliki Macadamia. Di dalam bahasa Inggris, Macadamia integrifolia disebut smooth macadamia nut, Queensland nut, macadamia nut, Australian bush nut. Orang Sunda menyebutnya Kadamia. Ciri pohon Macadamia adalah ukurannya yang besar dan tinggi. Tinggi pohon Macadamia dapat mencapai 18 meter. Nama Macadamia diambil nama John Macadam, MD. Ia adalah sekretaris dari Philosophical Institute di Victoria, Australia. Macadamia punya 9 jenis marga. Termasuk ke dalam suku Proteaceae, macadamia terdistribusi dari Australia sebelah timur 7 spesies, New Caledonia 1 spesies, dan dari Sulawesi (Indonesia) 1 spesies, yaitu Macadamia hildebrandii. Biasanya, percabangan pohon Macadamia dimulai dari ketinggian 1 meter. Tetapi kadang-kadang ada juga bibit Macadamia yang sudah bercabang sejak berkecambah. Perakarannya dangkal, permukaan kulit batangnya kasar, dan daunnya lebat berwarna hijau tua. Daun Macadamia berbentuk whorled 3 daun; oblong hingga oblanceolate berukuran 2-4 X 1030 cm; memiliki tekstur glabrous, coriaceous, dan memiliki pinggiran
DUTA Rimba 77
ensikloRIMBA spiny-dentate (bergerigi) yang tak teratur ketika muda; berbentuk entire pada tahap-tahap selanjutnya; tangkal daun berukuran 5-15 mm; punya 3 tunas yang tersusun secara longitudinal pada masing-masing ketiak daun dan biasanya hanya tunas atas yang keluar dengan bentuk sudut tajam. Bunga Macadamia berbentuk racemes, tumbuh pada ketiak daun (axillary) terjumbal dengan panjang 10-30 cm, terdiri 100-500 bunga; bunga terdapat dalam 2-4 kelompok, ukuran bunga 12 mm panjang, berwarna putih krem; panjang tangkai bunga (pedicies) 3-4 mm; bunga memiliki 4 kelopak (petaloid sepals). Benih Macadamia integrifolia segar dapat diperkirakan memiliki bobot sekitar 6.368 gram atau 6,367 kilogram sebanyak 1000 benih. Di dalam 1 kilogram terdapat sekitar 157 benih. Di Indonesia, Macadamia belum diupayakan sebagai komoditas pertanian, meskipun pohonnya dapat ditemukan di beberapa tempat, semisal Kebun Raya Cibodas (1000 mdpl), Kebun Percobaan Lembang (1100 mdpl), Dataran Tinggi Ijen (900 mdpl), dan Tlekung, Malang (950 mdpl). Macadamia juga dikembangkan di Sumatera Utara, oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli. Jumlahnya 800 pohon di Arboretum Aek Nauli, 1400 pohon di Kebun Benih Percobaan Sipiso-piso, 1500 pohon di PT Ultra Merek, dan 200 batang di Taman Simalem Resort. Jumlah pohon induk milik BP2LHK Aek Nauli adalah 423 batang. Macadamia dapat menghasilkan beragam produk semisal makanan, apikultur, bahan bakar, tanin dan penyamak, serta lipid dan minyak atsiri. Potensi besar juga dikandung Macadamia dari pengembangan apikultur, karena pollen sangat menarik bagi lebah sehingga dapat
78 DUTA Rimba
menyediakan pakan yang diperlukan untuk produksi madu.
Biji Macadamia Ada lagi manfaat yang terkadung dari macadamia. Potensi Macadamia sebagai bahan bakar dapat diperoleh dari cangkang biji yang dikeringkan. Tanin dan penyamak dapat diperoleh dari kulit luar yang berwarna hijau. Kulit luar tersebut mengandung sekitar 14% zat yang cocok untuk penyamakan kulit. Macadamia juga memiliki minyak atsiri yang membawa aroma khas. Aroma khas itu karena macadamia mengandung senyawa volatil. Kacang macadamia juga mengandung squalene yang memberikan anti oksidan, anti kanker, dan sifat penurun kolesterol bagi konsumen. Kacang macadamia dapat menjadi sumber yang baik dari squalene diet dan berguna dalam perawatan kulit. Sebab, squalene efektif untuk mencegah stres oksidatif yang diinduksi sinar matahari ke kulit. Macadamia integrifolia termasuk jenis pohon yang berukuran sedang dengan kanopi yang melebar, sehingga membuat pohon berbentuk bulat. Di tempat asalnya, Macadamia integrifolia mencapai usia dewasa sekitar10 tahun, dan tingkat anakan mencapai 6 tahun. Tercatat, Macadamia integrifolia berbunga di bulan Januari, Maret, dan Juni sampai November. Biasanya, Macadamia
integrifolia berbuah di bulan November, Januari dan Maret, serta April. Daun macadamia tersusun bentuk karangan, tumbuh dengan panjang 10-20 cm di cabangcabangnya. Daun yang muda bergerigi di tepinya. Ketika sudah tua, daun itu menjadi licin. Bunganya berwarna krem atau krem keputihan atau merah muda. Bunga itu tumbuh berupa tandan dengan panjang mencapai 30 cm. Buahnya keras, terbungkus kulit, berbentuk bulat berdiameter 2 – 3,5 cm. Biji berwarna coklat dan licin. Sehingga, pohon macadamia juga dapat ditanam sebagai tanaman hias (ornamental plant) karena memiliki daun yang mengilat, bunga yang menarik, serta kayunya baik untuk bahan mebelair.
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Klasifikasi Ilmiah Kindom
:
Plantae
Kelas
:
Angiosperms
Clade : Eudicots Ordo
:
Proteales
Famili
:
Proteaceae
Genus : Macadamia Spesies
:
Biji macadamia punya manfaat besar. Tetapi, masyarakat lokal belum banyak mengetahui manfaat dari biji Macadamia integrifolia. Mereka baru sebatas mengonsumsi buahnya dalam bentuk buah segar. Sebab, ketika sudah matang, rasa buahnya agak manis, gurih, menyerupai rasa buah kelapa yang sudah tua. Padahal, biji macadamia merupakan makanan asli dari Australia, dan telah diekspor ke luar negeri dalam jumlah besar. Australia hingga saat ini masih merupakan negara penghasil macadamia terbesar di dunia. Kurang lebih 40.000 ton biji macadamia mereka ekspor setiap tahun. Itu artinya 40% dari kira-kira 100.000 ton biji macadamia yang
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Macadamia integrifolia dihasilkan dunia secara global setiap tahun. Selain untuk pangan, biji macadamia juga digunakan untuk kosmetik serta skin care. Biji macadamia menghasilkan minyak, yang minyak ini berharga dan memiliki nilai penting secara ekonomi. Sebab, minyaknya mengandung kira-kira 17% asam palmitoleic sebagai alternatif pengganti minyak mink (minyak yang terbuat dari lemak binatang). Minyak mink adalah bahan atau unsur yang digunakan dalam kosmetik untuk perawatan kulit. Sehingga, keberadaan minyak dari biji macadamia menjadikannya alternatif bahan kosmetik yang tidak akan diragukan unsur halalnya.
Menurut hasil penelitian, minyak dari biji macadamia mengandung antioksidan yang sangat tinggi, sehingga juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Macadamia Nuts atau biji macadamia mengandung tipe vitamin E yang disebut tocotrienol. Tocotrienol memiliki kemampuan sebagai anti kanker. Biji macadamia mengandung asam monounsaturated fatty acids (MUFAs) yang didominasi oleh asam oleic (60%) dan palmitoleic (20%). MUFAs akan menurunkan kadar low density lipoprotein (LDL) dan tingkat kolesterol yang semuanya memiliki efek pada menurunkan risiko penyakit cardiovascular. Biji macadamia bisa dimakan dalam bentuk segar, direbus, dibakar, atau diproses menjadi minyak dan bahan pangan lainnya. Sembilan negara teratas yang mengonsumsi biji macadamia per tahun adalah Amerika Serikat (8.829 Metrik Ton), China (4.055 Metrik Ton), Australia (3.347 Metrik Ton), Jepang (3.233 Metrik Ton), Kenya (2.634 Metrik Ton), Jerman (2.011 Metrik Ton), Brazil (1.431 Metrik Ton), Kanada (1.001 Metrik Ton), dan Korea Selatan (667 Metrik Ton). Pohon macadamia yang ditumbuhkan dari biji akan berbuah pertama kali pada usia 6-7 tahun, sedangkan pohon yang ditumbuhkan dari sambungan bisa berbuah pada usia 3 tahun. Sebenarnya, pohon Macadamia integrifolia dapat tumbuh dan terus berbuah sampai usia 100 tahun. Tetapi, umumnya pohon Macadamia integrifolia berbuah secara produktif yang bersifat komersial antara 40-50 tahun. Pohonnya berbuah sepanjang tahun. Satu pohon Macadamia integrifolia secara maksimal dapat menghasilkan biji hingga 45 kilogram dalam satu kali panen. • DR/ Foto: Teddy Sumarto/KPH Bandung Selatan
DUTA Rimba 79
rimbadaya
Modal Tekad dan Nekad,
Sukses Jadi Peternak
80 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Awal mula merintis sebuah usaha tak harus dimulai dengan kecukupan modal berupa uang. Kadang ada pengusaha yang bahkan merintis bisnis dengan modal nol rupiah. Ada modal lain yang ternyata nilainya jauh lebih besar ketimbang sekadar modal bernilai Rupiah. Antara lain pengalaman, keuletan, kejujuran, kepercayaan, dan networking atau jaringan. Mujiono, pria Nganjuk yang sukses jadi peternak kambing etawa ini bahkan boleh dikatakan memulai usaha ternak kambingnya hanya bermodal tekad bulat, semangat pantang menyerah, dan nekad. Padahal, awalnya ia hanya iseng.
P
ria itu bernama Mujiono. Ia adalah salah satu anggota dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Unggul, Desa Sumberurip, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk. LMDH Jati Unggul berada di bawah binaan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk. Tetapi, yang melekat di ingatan warga jika menyebut nama Mujiono adalah kisah suksesnya menjadi peternak kambing etawa. Sebuah usaha peternakan yang ia jalankan sejak 21 tahun yang lalu. Kini, Mujiono dikenal sebagai pionir dalam hal ternak kambing etawa. Bukan hanya di sekitar tempat tinggalnya, tetapi ia juga sudah terkenal hingga di seluruh Kabupaten Nganjuk. Pemilik empat kandang permanen dengan kapasitas 500 ekor kambing itu mampu meraup omzet hingga puluhan juta rupiah. Koleksi kambing milik Mujiono kini bukan hanya jenis kambing etawa saja, namun ada juga jenis kambing yang lain. Antara lain kambing sanen, kambing boor, kambing savera, domba garut, kambing marino, kambing jawa randu, dan domba lokal. Kisah sukses Mujiono sebagai peternak kambing mulai menginspirasi banyak orang, terutama warga di sekitar tempat tinggalnya, khususnya anggota
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 81
rimbadaya
LMDH yang lain. Padahal, ia mengawali jalan usahanya beternak kambing hanya bermodal tekad bulat dan semangat tinggi. Bahkan boleh dibilang nekad. Sebab, ia mengaku ketika mengawali usaha peternakannya 21 tahun lalu, semua bermula dari iseng-iseng dan mencoba-coba saja untuk beternak kambing etawa. “Awalnya sih hanya empat ekor kambing betina dan satu ekor pejantan,” ujar Mujiono kepada Tim Komunikasi Perusahaan Perhutani KPH Nganjuk yang menemui ia di rumahnya, medio Juni 2019. Namun, Mujiono menyebut, meski terbilang nekad, bukan berarti langkah bisnisnya tidak melalui pertimbangan matang. Bahkan, ia mengisahkan, keputusannya untuk memberanikan diri mengembangkan usahanya ditempuh berdasarkan instingt bisnis yang penuh dengan perhitungan. Ia lalu mengembangkan
82 DUTA Rimba
gerak usahanya dengan membangun kandang yang permanen dan memperbanyak jumlah kambing etawa yang ia pelihara.
Berharap Diikuti Peternak Lain Mujiono bertutur, agar tetap bertahan – bahkan berjaya – di dalam menjalankan usahanya, ia menerapkan beberapa model usaha peternakan kambing. Di antaranya adalah beternak kambing untuk pedaging, beternak kambing untuk bakalan, dan beternak kambing untuk kontes. Dari hasil menerapkan berbagai model usaha ternak kambing itu, pendapatannya pun bervariasi dan berlipat. Sebab, dengan variasi jenis kambing tersebut, harga kambingnya juga berbeda-beda. Untuk kambing pedaging, ia menjual dengan kisaran harga 1,5 hingga 2 juta rupiah. Untuk kambing bakalan, ia menjual dengan
harga berkisar 2,5 juta hingga 3,5 juta rupiah. Dan ia menjual kambing untuk kobtes dengan harga antara 15 hingga 25 juta rupiah. Ia juga meraih pendapatan lain selain dari hasil penjualan kambing, yaitu dari hasil penjualan susu kambing etawa dan juga dari kotoran kambing yang dijual untuk dijadikan pupuk organik. Omzet puluhan juta rupiah, ditambah kian lebarnya rentang sayap bisnis, toh masih ada keinginan Mujiono yang ingin ia wujudkan. Ia berharap langkah yang sudah ia rintis dan jalani itu bisa diikuti oleh peternak maupun calon peternak lain. Untuk mewujudkan harapannya itu, Mujiono siap berbagi pengalaman. Nah, dalam rangka membagikan ilmunya tentang bagaimana beternak kambing etawa yang baik, Mujiono kerap diundang untuk memberikan training atau pelatihan. Ia juga bersedia menerima tamu-tamu yang datang karena ingin melakukan study banding atau magang di peternakannya. Bahkan, Mujiono juga menyediakan paket ternak berupa satu kandang permanen dengan sepuluh ekor kambing betina dan satu ekor kambing pejantan seharga 15 juta rupiah, ditambah garansi serta pendampingan dari dirinya.
Angkat Nama Jati Unggul Kepala Desa Sumberurip, Pantoyo, mengatakan, bangga dengan keberhasilan yang diraih warganya itu. Pria yang juga menjabat Ketua LMDH Jati Unggul, Kecamatan Berbek, Kabupaten Ngajuk, Provinsi Jawa Timur, itu juga memuji langkah-langkah Mujiono. Pantoyo Ketua LMDH Jati Unggul itu juga mengatakan, usaha salah satu anggotanya itu telah mengangkat nama LMDH Jati Unggul, sekaligus juga mengenalkan nama Desa Sumberurip ke luar wilayahnya. Kini, nama Desa Sumberurip memang lebih dikenal oleh
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Kini, nama Desa Sumberurip memang lebih dikenal oleh masyarakat di luar wilayah tersebut. Semua itu antara lain berkat usaha ternak kambing etawa yang dilakukan warganya. masyarakat di luar wilayah tersebut. Semua itu antara lain berkat usaha ternak kambing etawa yang dilakukan warganya. “Saya menghargai usaha ternak kambing etawa itu karena telah mengangkat nama LMDH Jati Unggul dan Desa Sumberurip,” ujarnya. Sementara itu, menanggapi usaha Mujiono, anggota LMDH Jati Unggul yang terbilang cukup berhasil di bidang peternakan, khususnya di sektor kambing etawa, Administratut Perhutani KPH Nganjuk, Bambang Cahyo Purnomo, menyataklan sangat mengapresiasi. Bambang Cahyo juga menyebut, pihaknya berharap usaha ternak kambing etawa tersebut dapat dipertahankan dan terus dikembangkan. Dengan begitu, maka usaha ternak kambing
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
etawa itu akan dapat memberikan pengaruh bagi warga lain yang juga ingin berusaha. Dan pihaknya juga akan terus membantu serta memberikan pendampingan untuk usaha pengembangan bisnis ternak tersebut. “Saya berharap, usaha dan kegiatan Mujiono tersebut bisa menginspirasi LMDH yang lainnya yang ada di wilayah KPH Nganjuk, karena usaha ternak kambing ini sangat menjanjikan,” ujarnya. Bambang juga menuturkan, saat ini lahan-lahan di dalam kawasan hutan bisa dikembangkan untuk hijauan makanan ternak (HMT). Sehingga, penyediaan pakan ternak tidak akan menjadi hambatan bagi warga desa yang ingin mengembangkan usaha ternak.
“Bahkan untuk LMDH yang kesulitan permodalan, Perhutani KPH Nganjuk juga menyiapkan bantuan modal dari Program Kemitraan yang bisa diakses oleh LMDH dengan bunga ringan dan jangka waktu pengembalian tiga tahun. LMDH Jati Unggul sudah mengakses Program Kemitraan (PK) mulai tahun 2005. Ketika itu, tahun 2005, Program Kemitraan yang diakses LMDH Jati Unggul sebesar empat juta rupiah, tahun 2007 sebesar lima belas juta rupiah, dan tahun 2016 sebesar dua puluh juta rupiah,” ucap Bambang Cahyo Purnomo. Ya, sebuah usaha yang awalnya coba-coba, namun ketika ditekuni dan dijalani sepenuh hati tanpa kenal lelah dan dilakukan penuh semangat yang pantang menyerah, senyatanya bisa berjalan dengan lancar. Bahkan, arah menuju kesuksesan telah terbentang seiring langkah yang juga telah diayunkan. Lantas bagaimana? Anda ingin mengikuti jejak Mujiono dalam beternak kambing etawa? Coba saja! • DR/Report & Foto: Bambang Cahyo/KPH Nganjuk
DUTA Rimba 83
bisnisrimba
84 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Gandeng LMDH, Kelola Wisata Alam
Kawah Karaha Lebih Profesional Upaya mengelola semua potensi bisnis secara lebih profesional terus dilakukan seluruh elemen Perum Perhutani. Termasuk yang dilakukan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Mereka menggandeng Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Lestari untuk mengembangkan potensi wisata alam Karaha secara lebih serius dan professional. Seperti apa wujud konkretnya?
M
edio Mei 2019, KBM Ecotourism Divisi Regional Jawa Barat dan Banten secara resmi menggandeng LMDH Wana Lestari untuk mengelola dan mengembangkan potensi wisata alam Karaha. Obyek wisata alam Karaha berada di Petak 12 d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciawi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tasikmalaya, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya. Keunikannya adalah karena Karaha dapat dikatakan merupakan miniatur Tangkuban Perahu dengan kawahnya yang eksentrik di Bandung. Jadi, warga Ciamis, Tasikmalaya, dan sekitarnya yang ingin
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
bertamasya alam dengan anggaran tak terlalu banyak, tak perlu pergi ke Bandung. Cukup dengan berkunjung ke lokasi wisata alam Karaha, maka setiap pengunjung akan dimanjakan dengan panorama dan keindahan alamnya yang memesona. Hal itu antara lain dikatakan oleh salah seorang pengunjung bernama Rukmana. Ia menjelaskan, obyek wisata alam Karaha begitu memikat hatinya dan membuat dia merasa nyaman, sehingga berniat untuk kembali datang berkunjung ke sana bersama keluarga. Mewakili General Manajer KBM Ecotourism, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, menyampaikan, ekowisata Karaha saat ini pengelolaannya
DUTA Rimba 85
bisnisrimba
berada di bawah naungan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism. Sedangkan pengembangan ekowisata Karaha sepenuhnya tidak terlepas dari peran aktif masyarakat sekitar yang tergabung di dalam wadah LMDH. Namun, pihak Perum Perhutani tetap memerhatikan hal-hal terkait pengembangan potensi bisnis ekowisata yang satu ini. Misalnya dengan aktivitas KBM Ecotourism yang terus menerus melakukan terobosan bisnis demi terus mengembangkan potensi yang dikandung Karaha. Selain itu, upaya pengembangan bisnis yang dilakukan Perum Perhutani menitikberatkan pada perbaikan sarana dan prasarana guna mendukung majunya wisata alam Karaha. Sebab, tak bisa diingkari, keberadaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu perangkat daya tarik sebuah obyek wisata. “Karaha bisa berkembang jika masyarakat mendukung upaya yang dilakukan Perum Perhutani. Karena
86 DUTA Rimba
upaya tersebut juga dilakukan untuk kemakmuran dan kemajuan masyarakat desa hutan,” jelas Benny. Sementara itu, Ketua LMDH Wana Lestari, Dudung, mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani, karena telah melakukan upaya-upaya kondusif untuk pengembangan wisata alam Karaha. Ia menilai, upaya-upaya pengembangan wisata alam Karaha ini begitu pesat, padahal belum lama dibuka. Hal itu membuat pihaknya menyatakan akan terus mendukung upaya-upaya Perhutani melakukan ragam pengembangan dalam pegelolaan ekowisata Karaha. “LMDH akan terus berupaya mendukung Perhutani dalam mengembangkan Karaha ke arah yang lebih baik. Dan melakukan upaya-upaya lain demi terciptanya kawasan wisata yang harmonis dan dinamis,” terangnya.
Di Perbatasan TasikmalayaGarut Karaha adalah sebuah kawasan
yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Kawasan ini meliputi Kecamatan Pangatikan, Kecamatan Karangtengah yang menjadi bagian dari Kabupaten Garut, serta Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Ciawi yang termasuk Kabupaten Tasikmalaya. Untuk dapat mengunjungi ekowisata Karaha, wisatawan dapat melewati jalan sejauh 6 Km dari arah Polsek Kadipaten menuju lokasi. Kondisi geologi Kawasan Karaha berdasarkan Peta Gologi Lembar Tasikmalaya, menunjukkan adanya dominasi batuan gunung api muda dari Gunung Talaga Bodas dan batuan gunung api tua dari Gunung Sadakeling. Batuan hasil gunung api tua Sadakeling terdiri dari breksi gunungapi, breksi aliran tufa dan lava bersusunan andesit sampai basalt yang merupakan hasil erupsi Gunung Sadakeling pada jaman Plistosen. Beberapa kelurusan memotong batuan hasil gunungapi tua ini dalam arah tenggara-barat
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Objek wisata alam Karaha merupakan sebuah lembah antara bukit pegunungan yang terdapat kawah belerang serta air panas di Kampung Ciselang, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. laut yang diperkirakan merupakan sesar. Di beberapa tempat ditemukan proses alterasi oleh uap panas. Di area selatan kawasan Karaha, batuan hasil gunungapi muda Gunung Talaga Bodas menutupi batuan hasil gungapi tua Gunung Sadakeling yang juga ditemukan proses alterasi dan pensesaran. Sebuah fenomena menarik ditemukan di Kawasan Karaha ini yaitu banyaknya aktivitas solfator dan fumarol yang merupakan indikasi adanya potensi geotermal. Objek wisata alam Karaha merupakan sebuah lembah antara bukit pegunungan yang terdapat kawah belerang serta air panas di Kampung Ciselang, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Yang sering ditangkap banyak orang selama ini, pengelolaan obyek wisata alam Karaha terkesan terabaikan pengelolaannya. Salah seorang pengunjung Karaha, Toto, yang datang bersama keluarganya, mengatakan, dirinya
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
prihatin dengan kurang optimalnya pengelolaan terhadap potensi wisata yang dimiliki Karaha. Sebab, pengelolaannya kurang digarap dengan profesional. Padahal, Kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai Kawasan wisata. Menurut dia, Karaha dengan keindahan alamnya karena terletak di antara bukit-bukit, serta air panas yang timbul dari tanah belerang dan dari tumpukan batu pegunungan itu, menarik untuk dikunjungi dan dinikmati wisatawan. Maka, ia perlu dikelola dengan baik. “Tempatnya bagus, tapi mungkin belum dikelola oleh pihak terkait,” kata Toto.
Mulai Dibenahi Selama ini memang terkesan obyek wisata alam Karaha yang berdampingan dengan kwasan panas bumi (geothermal) Karaha Bodas, tampak dibiarkan tidak terurus. Banyak sarana dan prasarana yang belum tertata rapih. Semisal
akses jalan menuju kawasan wisata tersebut yang tidak terfasilitasi. Bahkan tidak terdapat tempat singgah untuk berteduh dan istirahat. Kamar kecil pun hanya ada satu. Itu pun tidak dapat digunakan karena kondisi bangunannya yang sudah rusak. Sehingga, sebagian pengunjung ketika harus buang air kecil akhirnya terpaksa mencari tempat tersembunyi di kawasan objek wisata. Karena tidak adanya fasilitas untuk buang air kecil maupun besar, kondisi seperti itu membuat prihatin para pengunjung. Tetapi itu dulu. Kini, setelah disepakati pengelolaan dan pengembangan potensi wisata alam Karaha dengan menggandeng LMDH Wana Lestari, diharapkan hal-hal tersebut yang terjadi di masa lalu itu tidak akan terjadi lagi. Sebelum dicapai kesepakatan tersebut, menurut Kepala Desa setempat, Dadang Rahmat, objek wisata alam Karaha sebenarnya pengelolaannya secara lebih baik sudah direncanakan oleh pihak
DUTA Rimba 87
bisnisrimba
Potensi wisata yang dapat dikembangkan dalam lingkup wanawisata ini adalah pembuatan camping ground, jogging track, paket outbond, pembuatan meeting room, paket wisata kuliner, serta agrowisata.
Perum Perhutani, PT Pertamina, dan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Tiga pihak tersebut dulu telah merencanakan untuk membenahi Kawasan wisata ini agar lebih menarik untuk dikunjungi wisatawan. Bahkan sebelumnya, kata dia, pihak Perhutani sudah melakukan pembangunan saung untuk tempat istirahat para pengunjung. Namun, belakangan keberadaannya sudah tidak ada lagi akibat perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab. “Sebelumnya, dulu untuk masuk ke sana itu sudah pakai tiket masuk. Tetapi sekarang tidak,” katanya. Padahal, kata dia, Karaha banyak dikunjungi wisatawan pada hari libur. Kondisi seperti itu, kata dia, kini beranjak mulai dibenahi. Pihak pengelola Karaha merencanakan akan membangun sarana semisal kereta gantung, tempat pemandian air panas, serta beberapa fasilitas yang menunjang untuk kenyamanan wisatawan. Area Wisata alam ini terletak pada konsesi hutan yang dikelola
88 DUTA Rimba
oleh Perhutani Unit III Jawa Barat. Konsep Wisata alam Karaha berbasis pada keberadaan obyek wisata alam hutan dan potensi wisata geologi geothermal. Akses jalan menuju lokasi wisata alam ini adalah melalu jalan desa Kadipaten sejauh kurang lebih 5 km dengan pintu masuk dari turunan gentong sebelah kanan jika dari arah Bandung menuju Tasikmalaya.
Wanawisata dan Geowisata Konsep inti wisata terpadu yang ada di Karaha saat ini adalah berupa wanawisata serta geowisata. Wanawisata merupakan jenis wisata alam yang dibentuk oleh keindahan hutan seputar Karaha. Potensi wisata yang dapat dikembangkan dalam lingkup wanawisata ini adalah pembuatan camping ground, jogging track, paket outbond, pembuatan meeting room, paket wisata kuliner, serta agrowisata. Sementara potensi geowisata di Karaha dikembangkan berdasar pada ketersediaan potensi hidrotermal yang muncul dalam
bentuk mata air panas. Dapat dikembangkan dalam bentuk pemandian air panas, landscape bentang alam geologi, paket wisata geothermal, serta area ekskursi geologi/field trip. Di dalam pengembangan tahap lanjut, dapat dikolaborasikan antara potensi wanawisata dan geowisata ini dengan adanya event wisata rutin semisal atraksi budaya dan atraksi kesenian khas Tasikmalaya. Ketersediaan infrastruktur wisata terpadu dan dikemas dengan event atraksi budaya dan seni tentu akan menjadi kekuatan utama dalam pemasaran obyek wisata ini ke depan. Bentang alam yang indah secara alamiah, ditopang dengan ketersediaan prasarana wisata yang memadai, dilengkapi oleh akses jalan yang mantap, serta tersedianya atraksi penunjang, tentu tak pelak lagi akan membawa Karaha segera melejit menjadi obyek daerah tujuan wisata unggulan Kabupaten Tasikmalaya. Di masa depan, pengembangan Kawasan Wisata Alam Terpadu Karaha Bodas ini tentunya memerlukan sinergi yang kuat antara Pemkab Tasikmalaya, Perhutani Unit III Jawa Barat, serta investor yang berkompeten. Pemkab Tasikmalaya dapat mencermati lebih jauh serta fokus dalam penyediaan dukungan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
infrastruktur wilayah terutama jaringan jalan. Keberadaan jalan eksisting saat ini adalah adanya jalan masuk menuju lokasi potensi wisata alam berupa jalan desa yang tentunya memerlukan peningkatan jalan. Perhutani Unit III Jawa Barat sebagai pengelola kawasan hutan juga harus secara intensif melakukan manajemen hutan dan manajemen pengelolaan wisata yang handal dan berkelanjutan. Keberadaan investor dalam pengembangannya pun diperlukan dalam bentuk kerja sama pengembangan dan pengelolaan secara professional, karena disadari adanya keterbatasan anggaran jika bergantung pada pemerintah saja. Di dalam implementasinya, tentunya diperlukan tahapan pengembangan karena mengembangkan sebuah obyek wisata alam terpadu tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Di dalam tahapan awal dapat dilakukan inisiasi dan pembuatan dokumen perencanaan yang handal mulai dari studi kelayakan hingga master plan pengembangan serta pembuatan detailed engineering
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
design wisata alam terpadu Karaha Bodas. Dokumen perencanaan ini harus dibuat sematang mungkin karena akan menjadi dasar pengembangan selanjutnya, tentunya dengan didasarkan pada konsep sustainable eco tourism sehingga pengembangan obyek wisata ini tidak akan mengganggu kelangsungan sumber daya yang ada. Kemudian di dalam tahapan berikutnya, diprioritaskan pada penyediaan infrastruktur jalan dan prasarana wisata tertentu yang menjadi prioritas semisal pemandian air panas, meeting room, bangunan untuk home stay serta prasarana fisik dasar lainnya, tentunya berbasis pada dokumen perencanaan yang telah dibuat. Di dalam tahapan ini, semua pembangunan infrastuktur serta prasarana wisata dasar sudah harus sampai tataran dapat dioperasionalkan. Setelah tahapan tersebut selesai, maka memasuki tahapan selanjutnya yaitu pengembangan paket-paket addon berupa paket wisata tambahan semisal jogging track, camping ground, serta pengemasan paket-
paket wisata khusus (geowisata, geotrack, paket meeting, forest walk dan lain-lain). Tak lupa untuk menampilkan event pariwisata khusus berupa atraksi-atraksi budaya dan seni secara khusus. Di dalam tahapan ini, maka Karaha Bodas akan layak jual sebagai obyek daerah tujuan wisata unggulan terpadu di Kabupaten Tasikmalaya. Maka, dibukanya akses infratruktur jalan yang mantap menuju lokasi juga akan mampu memancing pengembangan wilayah tersebut secara langsung. Dengan sendirinya kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Di samping dampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, tentunya pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata juga akan terdongkrak. Capaian optimal dari peningkatan pendapatan asli daerah ini akan kembali lagi kepada masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dalam bentuk program dan kegiatan pembangunan daerah. Sinergi semua stakeholder dalam pengembangan kawasan Karaha ini tentunya sangat ditunggu oleh masyarakat.• DR/Foto: Bambang Cahyo/KPH Nganjuk
DUTA Rimba 89
sociorimba
Sumbangsih Perhutani
Alirkan Air Bersih di Patalan
L
embaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sido Makmur, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Selasa, 14 Mei 2019, menerima bantuan dari Perum Perhutani KPH Ngawi, berupa dana sebesar 10 Juta Rupiah. Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan fasilitas penyediaan air bersih untuk masyarakat di Desa Patalan. Dana bantuan yang diberikan tersebut merupakan salah satu bantuan yang diberikan Perum Perhutani kepada masyarakat, sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun 2019. Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, mengatakan, bantuan yang mereka berikan itu akan digunakan untuk memerbaiki sistem penyediaan air bersih untuk masyarakat. Antara lain dengan menggalakkan pipanisasi untuk mengalirkan air bersih itu ke rumahrumah warga. Sehingga, nantinya dapat meningkatkan jumlah fasilitas di masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani. “Saya berarap, mereka nantinya dapat mengakses pelayanan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan, serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat,” ucapnya. Sementara itu, sesaat setelah
90 DUTA Rimba
Ketersediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting untuk dipenuhi. Sebab, air bersih dan sarana sanitasi yang baik akan sangat berpengaruh kepada kualitas kesehatan masyarakat. Hal itulah yang mendasari aktivitas Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi menyerahkan dana bantuan untuk memenuhi kebutuhan penyediaan air bersih bagi masyarakat. Bantuan tersebut juga merupakan wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan. menerima bantuan tersebut, Ketua LMDH Sido Makmur, Remin, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perhutani. Ia menyatakan, pihaknya sangat menyambut baik pemberian dana bantuan bina lingkungan dari Perhutani untuk kebutuhan penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat desanya. “Bantuan ini akan dialokasikan untuk perbaikan bak penampungan air bersih dan pembuatan pipanisasi ke rumah-rumah warga,” katanya. Di Perbatasan Jateng-Jatim KPH Ngawi sendiri merupakan KPH yang wilayah kerjanya berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batas wilayah KPH
Ngawi di sebelah utara berbatasan dengan KPH Gundih, Padangan, Bojonegoro, dan Randublatung. Di sebelah timur berbatasan dengan KPH Saradan, di sebelah selatan berbatasan dengan KPH Lawu DS, dan di sebelah barat berbatasan dengan KPH Surakarta. Wilayah kerja Perum Perhutani KPH Ngawi mencakup luas 45.909,70 Hektare. Wilayah seluas itu terdiri dari Hutan Produksi seluas 42.890,30 Hektare dan Hutan Lindung seluas 19,40 Hektare. Secara administratif ketataprajaan, seluas 35.201,80 Hektare kawasan KPH Ngawi berada dalam wilayah Kabupaten Ngawi, seluas 8.257,70 Hektare berada dalam wilayah
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Kabupaten Blora, dan seluas 2.447,60 Hektare berada dalam wilayah Kabupaten Bojonegoro. Luas areal pengusahaan hutan tanaman KPH Ngawi adalah 45.907,10 Hektare, seluruhnya termasuk Kelas Perusahaan Jati. Berdasarkan kepentingan kegiatan perencanaan wilayah hutan, pembagian wilayah kerja KPH Ngawi dikelompokkan ke dalam delapan bagian hutan. Kedelapan bagian hutan itu yaitu Bagian Hutan Walikukun Utara (9.959,90 Hektare), Bagian Hutan Walikukun Selatan (5.522,90 Hektare), Bagian Hutan Kedunggalar Utara (6.064,50 Hektare), Bagian Hutan Kedunggalar Selatan (4.515,20 Hektare), Bagian Hutan Ngandong (5.547,60 Hektare), Bagian Hutan Kedawak (5.162,80 Hektare), Bagian Hutan Getas (5.343,50 Hektare), dan Bagian Hutan Geneng (3.793,30 Hektare). Berdasarkan organisasi pengelolaan hutan, wilayah kerja
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
KPH Ngawi dibagi menjadi 3 Sub KPH (SKPH), yaitu SKPH Ngawi Timur, SKPH Ngawi Tengah, dan SKPH Ngawi Barat. KPH Ngawi terbagi ke dalam 14 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 55 Resort Pemangkuan Hutan (RPH). Tak Perlu Lagi Jalan Kaki Masyarakat Desa Patalan sendiri merupakan warga yang tinggal di pinggir hutan yang termasuk wilayah BKPH Geneng, KPH Ngawi. Mayoritas penduduk Desa Patalan adalah pesanggem atau penggarap lahan di dalam kawasan hutan. Menanggapi pemberian dana bantuan tersebut, masyarakat Desa Patalan menyatakan sangat berterima kasih kepada Perum Perhutani KPH Ngawi. Menurut mereka, bantuan berupa uang senilai Rp 10.000.000 yang sudah diberikan KPH Ngawi dalam pembuatan jaringan pipa air bersih ke rumah warga itu sangat bermanfaat.
Sebab, sebelum mendapat Program Bina Lingkungan tersebut, untuk memenuhi keperluan air bersih sehari-hari, masyarakat Desa Patalan harus berjalan kaki dulu sejauh kurang lebih 3 km untuk mengambil air bersih di sumber air yang berada di tengah hutan. Maka, setelah mendapat bantuan pipanisasi dengan program BL (Bina Lingkungan), mereka menyatakan sangat terbantu. Terutama dari segi waktu, biaya, dan tenaga. Sebab, kini mereka tak perlu lagi repot-repot berjalan kaki demi mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Saat ini, sekitar 50 warga sudah bisa menggunakan air bersih yang disalurkan melalui pipa ke rumah penduduk Desa Patalan. Selanjutnya, masyarakat Desa Patalan hanya dikenakan iuran per bulan untuk perawatan instalasi pipa, yang dikelola oleh LMDH setempat. Semoga bermanfaat! • DR/Report & Foto: Ratih/KPH Ngawi
DUTA Rimba 91
pojokkph
Nihil Kecelakaan Kerja
di KPH Kuningan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan perusahaan. Pelaksanaan K3 menjadi indikator operasional perusahaan yang memerhatikan lingkungan kerja sehingga menunjang produktivitas. Begitu pentingnya pelaksanaan K3 membuat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemenaker RI) memberikan penghargaan “Zero Accident Award” untuk perusahaan, pemerintah daerah, dan karyawan yang mengimplementasikan K3. Dan tahun ini, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan menjadi salah satu penerima anugerah “Zero Accident Award”.
T
ahun 2019 ini, Kemenaker RI kembali memberikan Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tujuan pemberian penghargaan “Zero Accident Award” adalah untuk memotivasi perusahaan, pemerintah daerah, dan karyawan yang mengimplementasikan K3. Tahun ini, penghargaan nihil kecelakaan kerja (zero accident award) diberikan kepada 1.052 perusahaan. Perum Perhutani KPH Kuningan mendapatkan Penghargaan Nihil Kecelakaan Kerja tahun ini. Zero Accident Award diberikan atas prestasi Perhutani KPH Kuningan dalam melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga mencapai 1.663.528
92 DUTA Rimba
jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja, sejak 1 Januari 2015 hingga 31 Desember 2018. Pemberian penghargaan tersebut sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-01/ MEN/I/2007. Selain anugerah Zero Accident Award, Kemenaker juga memberikan Penghargaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) kepada 1.446 perusahaan. Kemenaker juga memberikan Penghargaan Program Pencegahan HIV-AIDS di tempat kerja kepada 172 perusahaan. Dan Penghargaan Pembina K3 Terbaik kepada 17 Gubernur, yaitu Gubernur Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Banten, Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Jambi, Sumatera Selatan,
Kalimantan Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam, Bali, Lampung, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara. “Pemberian Penghargaan K3 ini merupakan kegiatan yang sangat penting, sebagaimana pendekatan dalam konsep manajemen, yaitu melalui penghargaan dan penegakan hukum,” kata Menaker, Hanif Dhakiri. Sedangkan Administratur Perhutani KPH Kuningan, Uum Maksum, menjelaskan, manajemen Perhutani KPH Kuningan telah menerapkan aturan-aturan ketenagakerjaan serta menyediakan sarana dan prasarana kerja yang ideal. “Semua pekerjaan kita laksanakan sesuai aturan Ketenagakerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak terjadinya kecelakaan kerja. Saya berharap ke depannya KPH Kuningan mempertahankan kembali penghargaan yang telah kita terima,” katanya.
Awalnya KPH Ciledug Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan merupakan salah satu dari 14 KPH yang berada di wilayah kerja Divisi Regional (Divre) Jawa Barat dan Banten. Wilayah pengelolaan hutan Perhutani KPH Kuningan memiliki luas 29.684,35 Hektare. Secara geografis, wilayah kerja Perhutani KPH Kuningan berada pada koordinat 06o51’ – 7o LS dan 108o – 96o BT. Secara administratif, keberadaan Perhutani KPH Kuningan terbagi menjadi dua bagian, yaitu seluas 25.664,38 Hektare wilayah kerjanya termasuk Kabupaten
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Kuningan dan seluas 4.039,97 Hektare termasuk Kabupaten Cirebon. Di sebelah utara, wilayah KPH Kuningan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Cirebon, sebelah timur berbatasan dengan KPH Balapulang, sebelah selatan berbatasan dengan KPH Ciamis, dan sebelah barat berbatasan dengan KPH Majalengka. Awalnya, KPH Kuningan bernama KPH Ciledug. Di tahun 1968, KPH Ciledug berubah menjadi KPH Kuningan. Di tahun 1982 – 1984, dilaksanakan penataan atas wilayah kerja KPH Kuningan. Sejak itu, pengelolaan hutan oleh Perhutani KPH Kuningan terbagi ke dalam enam Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) yaitu BKPH Ciledug, BKPH Waled, BKPH Luragung, BKPH Cibingbin, BKPH Garawangi, dan BKPH Linggarjati. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 424/MenhutII/2004 tentang perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung Pada Kelompok Hutan Gunung Ciremai, wilayah kerja Perhutani KPH Kuningan seluas 15.500 Hektare terletak di Kabupaten Kuningan dan Majalengka. Lalu, berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) Nomor 05/SJ/DIR/2009 dan Nomor BA.4/IV-SET/2009 mengenai Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Yang Diubah Menjadi Kawasan Konservasi Taman Nasional Gunung Ciremai, ada sebagian wilayah yang menjadi pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai. Selanjutnya, pengelolaan kawasan hutan pada BKPH Linggarjati (Kelompok Hutan Gunung Ciremai) seluas 8.638,30 Hektare menjadi tanggung jawab Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC).
Jati dan Pinus Sedangkan berdasarkan sebaran potensi sumber daya
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
hutan, pengusahaan kawasan hutan oleh Perhutani KPH Kuningan terbagi dalam Kelas Perusahaan Jati dan Kelas Perusahaan Pinus. Terdapat empat Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan tujuh belas Resort Pemangkuan Hutan (RPH) yang termasuk Kelas Perusahaan Jati. Dan dua Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) serta delapan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) yang termasuk Kelas Perusahaan Pinus. Dari luas kurang lebih 29.684,35 Hektare wilayah pengelolaan Perhutani KPH Kuningan, seluas 15.313,61 hektare termasuk Kelas Perusahaan Jati dan 14.370,74 Hektare termasuk Kelas Perusahaan Pinus. Pengelolaan wilayah kerja KPH Kuningan dibagi ke dalam lima BKPH yaitu BKPH
Ciledug (seluas 5.931,54 Hektare terdiri dari RPH Tonjong, RPH Bantarpanjang, RPH Dukuhbadag, RPH Margamukti, RPH Cikeusal, dan RPH Gunungsari); BKPH Waled (seluas 3.304,03 Hektare terdiri dari RPH Sumurkondang, RPH Cihirup, RPH Ambit, dan RPH Cipancur); BKPH Cibingbin (seluas 4.738,68 Haktare terdiri dari RPH Cileuya, RPH Cibeureum, RPH Cimara, RPH Ciangir, RPH Cipondok); BKPH Luragung (seluas 7.941,42 Hektare terdiri dari RPH Ciwaru, RPH Karangkancana, RPH Sukasari, RPH Segong, RPH Sumberjaya, RPH Legokherang); dan BKPH Garawangi (seluas 7.768,68 Hektare terdiri dari RPH Haurkuning, RPH Cipakem, RPH Lebakwangi, RPH Pakembangan, RPH Ciniru, RPH Subang). • DR/Report & Foto: Satori/KPH Kuningan
DUTA Rimba 93
wisatarimba
Pesona Panorama
Curug Ciparay
94 DUTA Rimba
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Ada aktivitas rutin yang biasa dilakukan masyarakat beragama Islam dari Sunda saat menjelang bulan suci Ramadhan. Aktivitas yang sudah menjadi tradisi itu bernama munggahan. Di tradisi munggahan, mereka akan ramairamai mengunjungi tempat-tempat wisata bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Salah satu lokasi wisata yang menjadi tujuan kegiatan munggahan itu adalah Curug Ciparay di Tasikmalaya. Panorama nan asri dan alami Curug Ciparay yang memesona memang menjadi magnet pemilik daya tarik bagi wisatawan.
M
unggahan adalah tradisi masyarakat beragama Islam dari suku Sunda yang dilakukan setiap akhir bulan Sya’ban. Saat menyambut datangnya bulan Ramadhan, mereka menggelar tradisi tersebut. Macammacam bentuk kegiatannya. Namun, umumnya masyarakat beragama Islam dari suku Sunda menggelar tradisi munggahan dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat, lalu saling bermaafan, dan makan bersama. Tempat berkumpulnya memang tidak harus di ruang yang luas. Tetapi, momen berkumpul itu kerap kali juga dijadikan sebagai saat-saat yang tepat untuk melepas kepenatan dan kejenuhan dari aktivitas sehari-hari. Maka, lokasi wisata alam pun menjadi pilihan untuk dijadikan lokasi berkumpul dalam tradisi munggahan. Curug Ciparay menjadi salah satu lokasi pilihan masyarakat Sunda untuk melaksanakan tradisi munggahan. Sebab, air terjun yang terdapat di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cigalontang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Singaparna, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya, itu menghadirkan pesona panorama alam yang ciamik. Apalagi, selain dapat menikmati keindahan alamnya, pengunjung juga bisa menonton pertunjukan kesenian daerah dan pencak silat yang digelar sebagai bagian dari tradisi. Pemandangan seperti itu misalnya terjadi hari Minggu, 5 Mei 2019. Tepat sehari sebelum umat Islam memulai ibadah puasa di bulan Ramadhan, Curug Ciparay dipadati pengunjung. Melihat fenomena ramainya pengunjung memadati semua obyek wisata, adalah wajar jika Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, mengatakan, munggahan kali ini menjadi berkah tersendiri bagi Perum Perhutani, khususnya KPH Tasikmalaya. Bahkan, membludaknya pengunjung yang datang ke Curug Ciparay membuat petugas tiket bahkan kewalahan melayani wisatawan. Sehingga, sejumlah Anggota Polisi Hutan (Polhut) pun dikerahkan untuk ditugaskan membantu memberikan pelayanan dan pengamanan bagi para pengunjung.
“Di sini, pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang benar-benar memesona, dengan hamparan hutan yang hijau, percikan air Curug Ciparay yang jatuh dari ketinggian 50 meter, serta mencoba wahana-wahana yang ada, misalnua flying fox,” kata Benny Suko Triatmoko. Ramainya pengunjung itu juga menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat di sekitar desa hutan. Sebab, pihak KPH Tasikmalaya memang telah menggandeng Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk mengelola Curug Ciparay. Kegembiraan atas berkah ramainya pengunjung itu diucapkan pula oleh Ketua LMDH Gunung Siang, Andi. Ia menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas kerjasamanya mengembangkan Curug Ciparay. “Kami sebagai wakil masyarakat setempat mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah mengembangkan lokasi wisata ini. Karena sebagian masyarakat menggantungkan kehidupannya dengan berdagang di sini,” terang Andi.
Curug Kembar Ciparay Perlahan, Curug Ciparay beranjak menjadi lokasi wisata kebanggaan Kabupaten Tasikmalaya. Sebab, air terjun yang ada di Kabupaten pemilik semboyan “Sukapura Ngadaun Ngora” itu boleh dikatakan cukup spektakuler. Keunikannya membuat banyak orang tertarik mengunjunginya. Keunikan itu pula yang membuat banyak orang yang pernah datang ke sana bakal rindu untuk kembali datang. Keunikan Curug Ciparay antara lain karena memiliki dua air terjun yang saling bersebelahan. Hal itu membuat banyak wisatawan dan penduduk sekitar juga menyebut air terjun itu Curug Dua Ciparay
DUTA Rimba 95
wisatarimba atau ada juga yang menamakannya Curug Kembar Ciparay. Ada lagi yang menyebut kedua air terjun itu Curug Ciparay 1 dan Curug Ciparay 2. Atau disebut juga Curug Ciparay dan Curug Parentas. Nah, yang menarik, salah satu air terjun dari curug kembar itu memiliki ketinggian yang mencapai 80 meter. Ketinggian air terjun itu membuat volume hempasan air menjadi sangat deras. Air terjun yang satu lagi memang pancuran airnya tidak sebesar volume air terjun yang pertama. Tetapi keindahan air terjun kedua ini tetap memukau. Apalagi, para pengunjung bisa melakukan aktivitas berenang dan bermain air di bawah air terjun kedua yang bervolume air lebih kecil tersebut. Sebab, tepat di bawahnya ada sebuah kolam penampungan khusus. Wisatawan yang datang mengunjungi Curug Ciparay akan bisa menemukan pesona alam yang masih asri dan alami. Diiringi sajian suara gemuruh jatuhnya air dari ketinggian yang merupakan nuansa khas air terjun, di antara sejuknya tampiasan air ketika berada cukup dekat dengan air terjun, juga keasrian pemandangan di sekitar air terjun, ditambah kesegaran udara khas pegunungan, semua berpadu menjadi satu meninabobokan para penyuka wisata alam. Selain itu, suhu dan pemandangan alam yang didominasi hijaunya hutan yang menghiasi Gunung Karacak dan Gunung Dinding Ari yang berada di sekitar Curug Ciparay itu juga menjadi penambah pesona air terjun kembar itu. Pemandangannya yang aduhai membuat wisatawan yang hobi memotret tak akan sanggup melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen di sekitar air terjun dan hutan Curug Ciparay. Bagi wisatawan dan petualang yang merindukan suasana alam yang khas
96 DUTA Rimba
Keunikan Curug Ciparay antara lain karena memiliki dua air terjun yang saling bersebelahan. Hal itu membuat banyak wisatawan dan penduduk sekitar juga menyebut air terjun itu Curug Dua Ciparay atau ada juga yang menamakannya Curug Kembar Ciparay. dengan suara-suara harmoni alam, Curug Ciparay ini juga sangat cocok untuk dijadikan lokasi berlibur dan menenangkan diri.
Di Kaki Gunung Galunggung Curug Ciparay tepatnya berada di Kampung Parentas, Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Jarak tempuh dari pusat kota Tasikmalaya sekitar 1 jam dengan berkendara mobil. Tetapi mungkin dapat lebih cepat dengan menggunakan sepeda motor. Jarak antara pusat Kota
Tasikmalaya dengan air terjun Curug Ciparay itu mencapai 30 kilometer. Wisatawan yang datang dari arah Singaparna, jarak tempuhnya lebih dekat, hanya kira-kira 25 kilometer. Ketika wisatawan sudah tiba di pusat Kecamatan Sariwangi, jarak tempuh menuju lokasi Curug Ciparay hanya tinggal tersisa enam kilometer lagi. Setelah sampai di area kawasan menuju Curug Ciparay, wisatawan masih harus berjalan kaki sejauh dua kilometer dengan melewati jalan setapak khas pegunungan. Jadi, ada baiknya sebelum memutuskan untuk berkunjung ke Curug Ciparay, para
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
pengunjung harus menyiapkan fisik yang prima. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat. Karena lokasinya berada di kaki Gunung Galunggung, perjalanan menuju Curug Ciparay pastilah disuguhi oleh panorama khas pegunungan yang asri dan alami, dengan suasana pedesaan yang berada di ketinggian tempat. Melewati jalan lingkar yang lumayan bagus, tetapi saat memasuki jalan desa, kondisi jalannya kecil dan berbatu serta mendaki. Sesampai di akhir jalan beraspal, pengunjung harus parkir kendaraannya. Ya, di akhir jalan beraspal itu terdapat area yang cukup luas untuk parkir mobil, tepatnya di depan pagar sebuah masjid. Mengingat kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk ditempuh dengan kendaraan bermotor, selanjutnya pengunjung harus menggunakan moda angkutan lain. Apalagi, kondisi jalannya berbatu dan mendaki. Bagi wisatawan yang menuju Curug Ciparay dengan kendaraan umum, sesampainya di Masjid yang berada di Kampung Cidugaleun, kemudian naik angkot ke pangkalan ojeg. Tarik angkotnya Rp 2.000 melewati jalan berbatu dan menanjak. Sesampai di pangkalan ojek yang juga merupakan batas akhir dari angkot tersebut, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan ojek sepeda motor bertarif Rp 40.000 – Rp 50.000 PP. Berkendaraan dengan ojek sepeda motor dijalani dengan melewati sisi bukit. Sehingga, pengunjung dapat melihat pemandangan alam dengan panorama perbukitan, lembah, dan persawahan. Sesampai di lokasi wisata alam Curug Ciparay, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000. Dari tempat parkir ke tepi air terjun,
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
pengunjung harus melakukan trekking sekitar 300 meter dengan medan yang menuruni lembah. Sebelum turun, terdapat area yang datar dan di situ kerap kali pengunjung melakukan foto dengan latar belakang hijaunya hutan dan panorama Gunung Galunggung yang terlihat sedikit tertutup awan. Dari spot itu, pengunjung akan menuruni lembah, melewati jalan setapak berupa tanah merah, menuju tempat jatuhnya air. Area ini terlihat rawan longsor dan memang terlihat di sejumlah titik tertentu terdapat bekas longsoran. Tetapi, jika pengunjung berhati-hati, tidak ada masalah karena kondisi tanahnya cukup kokoh, asal tidak dipijak tepat di temat yang terlihat bekas longsoran. Tidak berapa lama, pengunjung akan sampai di area yang cukup luas. Di spot ini, pengunjung akan sudah bisa melihat Curug Ciparay di bagian bawah. Akan terlihat dua curug di dalam satu area. Air terjun
yang sebelah kiri, debit airnya sangat besar dan deras. Sementara air terjun yang satu lagi, debit airnya tidak terlalu besar. Berjalan lagi sampai ke bawah, sampailah para pengunjung di jalur sungai. Di sana, tersedia jembatan bambu untuk sampai ke seberang. Sesampai di seberang, terdapat pohon besar dan bebatuan sekitar curug. Saking besarnya debit air curug ini, area sekitar curug ini diselimuti tampias air. Sehingga, saat mendekati curug ini, pengunjung harus rela berbasah-basahan sedikit. Oya, kedua curug ini sama-sama berhulu di Gunung Galunggung. Bagi pengunjung yang senang camping, dapat melakukannya di sekitar air terjun. Lokasi area di atas gunung dekat dengan tempat parkir bisa dimanfaatkan untuk berkemah bersama keluarga dan temanteman. Jadi, Anda tertarik untuk mengunjungi Curug Ciparay? Datang dan nikmati sensasinya!• DR/Foto: Juniarsa/KPH Tasikmalaya
DUTA Rimba 97
inovasi
Tinggalkan Cara Konvensional
Pungut dan Angkut Daun Kayu Putih
C
ara baru dalam aktivitas pungut dan angkut DKP yang dikembangkan oleh Perum Perhutani KPH Jombang itu dilakukan dengan menggunakan karung. Hal itu terlihat ketika Perhutani KPH Jombang mengadakan Pelatihan Pungut dan Angkut Daun Kayu Putih (DKP) pada Kamis, 20 Juni 2019, dengan menggunakan karung. Pelatihan tersebut dilakukan di Petak 125B Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Lengkong, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngujung Timur, KPH Jombang. Pelatihan tersebut dilakukan dalam rangka uji coba pungut dan angkut DKP menggunakan karung. Pungut dan angkut DKP dengan karung itu diterapkan agar sesuai spesifikasi bahan baku yang dipersyaratkan dalam standar perusahaan dan pemenuhan standar Bahan Baku Industri (BBI) DKP. Cara itu menjaga DKP agar sesuai kriteria untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu, pengolahan DKP bisa lebih cepat dan biaya operasionalnya lebih murah serta menghasilkan produksi MKP lebih banyak jika rendemennya tinggi.
98 DUTA Rimba
Selama ini, ada cara konvensional yang dilakukan untuk pemungutan dan pengangkutan Daun Kayu Putih (DKP). Hingga kini pun banyak orang masih menggunakan cara konvensional yaitu potong, ikat, dan angkut. Kini, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang memerkenalkan cara baru pemungutan dan pengakutan DKP. Rangkaian pelatihan pun dilakukan untuk sosialisasi cara baru tersebut. Seraya imbauan untuk mulai meninggalkan cara konvensional dan menggunakan cara baru itu. Pelatihan tersebut diikuti oleh pemungut DKP dari Jajaran petugas Perhutani BKPH Ngujung Timur dan Anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Wangi, Desa Banjardowo, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Inovasi cara baru tersebut diperkenalkan dalam rangka untuk meningkatkan optimalisasi hubungan hulu-hilir industri minyak kayu putih. Menurut Administratur Perhutani KPH Jombang, Beddi Tavifuddin, selama ini proses dan aktivitas pemungutan DKP masih menggunakan cara konvensional, yaitu potong, ikat, dan angkut. Di
dalam proses itu, banyak inefisiensi yang terjadi. “Saat pemungutan DKP, biasanya pemungut melakukan secara sembarangan. Sehingga, banyak ranting ukuran besar yang lebih dari 0,5 cm. Dan itu mengurangi rendemen minyak kayu putih (MKP),” tutur Beddi. Dia juga menjelaskan, untuk pengangkutan DKP ke pabrik penyulingan, biasanya menggunakan angkutan truk terbuka. Proses ini pun membuat banyak terjadi inefisiensi. “Jika menggunakan cara konvensional itu, karena DKP hanya diikat menjadi gulungan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
DUTA Rimba 99
inovasi atau bongkokan, akan terlihat semrawut bahkan bisa tercecer di sepanjang perjalanan. Selain itu, daunnya menjadi cepat layu karena penguapan, sehingga berpengaruh pada rendemen,” papar Beddi. Uji coba yang dipraktikkan dalam pelatihan tersebut adalah dengan mengambil ukuran ranting berdiameter di bawah 0,5 cm. Di dalam rentang waktu selama 6 jam, hasil pelatihan itu menghasilkan DKP sebanyak 90 karung atau dengan berat 3.428 kg. DKP tersebut kemudian diangkut menuju pabrik, dan ketika ditimbang lagi di pabrik penyulingan volumenya tidak berkurang. Beddi juga menyampaikan, ada kelebihan dan kekurangan dari cara pemungutan DKP tersebut. Namun, pihaknya akan terus melakukan pembinaan secara berkelanjutan melalui petugas di lapangan agar bisa memeroleh hasil MKP yang maksimal. “Kita berharap, melalui kerjasama Penyulingan DKP menjadi MKP yang dikelola oleh LMDH ini akan membawa perubahan yang positif untuk menambah pendapatan dan semua pihak akan sama-sama diuntungkan,” ucapnya. Sementara itu, Ketua LMDH Wana Wangi, Suparno, menyampaikan rasa terima kasih atas pelatihan pungut dan angkut DKP tersebut. Menurut dia, dengan pelatihan ini Anggota LMDH yang ia pimpin dapat memeroleh ilmu tambahan yang bisa langsung dipraktikkan atau diimplementasikan di lapangan. “Semoga kerjasama pengolahan DKP dengan Perhutani ini membawa berkah, bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar hutan,” kata Suparno.
Tumbuhan Bandel Daun Kayu Putih merupakan
100 DUTA Rimba
bahan utama pembuat minyak kayu putih. Minyak kayu putih sangat berguna untuk minyak gosok terutama bagi penghangat tubuh. Nama kayu putih diambil dari warna batang pohonnya yang berwarna putih. Nama kayu putih itu memang merujuk pada kulit batangnya yang berwarna putih, berlapislapis, dengan bagian permukaan mengelupas. Hal itu karena kulit pohon kayu putih mengandung zat kimia lignin dan melaleucin. Kayu putih, atau disebut juga gelam, seperti dikutip dari wikipedia. org, adalah tumbuhan perdu, yang terutama tumbuh secara alami di Indonesia bagian timur, semisal di Pulau Buru, Kepulauan Maluku, di Sulawesi, serta Australia bagian utara, yang kemudian menyebar ke Pulau Jawa. Di wilayah Nusa Tenggara Timur, khususnya Flores, orang menyebutnya kapepe. Di Pulau Jawa, tumbuhan kayu putih banyak dikembangkan di lahan Perhutani. Kayu putih termasuk tumbuhan
bandel. Mudah tumbuh di tanah tandus maupun panas, bisa juga tumbuh di daerah basah. Tumbuhan ini juga dapat tumbuh baik di tanah dengan drainase yang baik ataupun jelek. Juga dapat tumbuh di tanah dengan kadar garam tinggi ataupun asam. Bahkan tanaman kayu putih juga toleran terhadap kebakaran. Tumbuhan kayu putih juga terbilang bandel, karena kayu putih dapat tumbuh di segala medan. Mulai dari daerah pantai di dekat hutan bakau, di tanah berpasir, tanah berawa-rawa, sampai ketinggian 400 meter di atas permukaan air laut. Nama ilmiahnya adalah Melaleuca leucadendra, dengan sinonim Melaleuca leucadendron. Para ahli taksonomi memasukkannya ke dalam anggota suku jambu-jambuan, Myrtaceae. Kayu putih adalah tumbuhan pohon berbatang kecil. Cabang-cabangnya menggantung ke bawah. Bentuk daun kayu putih adalah lancip, dengan tulang daun
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan juga biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain. sejajar, dan bentuk seperti tombak. Daun kayu putih mengandung senyawa kimia minyak atsiri sineol, alpha-terpineol, valeraldehida, dan benzaldehida. Bunga kayu putih berwarna putih. Buahnya mengandung minyak terbang yang berissi sineol, terpinol, asam mentega, dan asam valerianat. Semua bagian tumbuhan mengeluarkan aroma khas minyak kayu putih. Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas, aroma khas minyak kayu putih dapat dibaui orang yang berdekatan dengan pohon ini. Bagian daun dan ranting yang terutama dimanfaatkan sebagai
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
sumber minyak kayu putih, yang dalam bahasa Inggris disebut cajuput oil, dengan cara diekstrak minyaknya.
Manfaat dan Khasiat Secara tradisional, kayu putih dimanfaatkan untuk obat sakit kepala, perut kembung, diare, mengobati rematik, nyeri pada tulang dan saraf (neuralgia), radang usus, sakit gigi, mengobati gigitan serangga, hingga epilepsi. Daunnya yang pedas dan hangat, menghilangkan sakit (analgesik), peluruh keringat (diaforetik), antirematik, peluruh kentut (karminatif), pereda kulit (spasmolitik).
Buahnya yang juga pedas, dengan aroma yang khas, memiliki khasiat untuk obat sakit perut, karminatif, dan meningkatkan nafsu makan. Nah, karena potensi kayu putih yang besar tersebut, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk hutan usaha (agroforestri) untuk keperluan industri. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan juga biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain. Selain diambil bagian-bagian tumbuhannya untuk industri, kayu putih juga ditanam untuk tujuan reboisasi, peneduh jalan, atau bahkan tanaman hias. Kini, dengan inovasi pungut dan angkut DKP dengan menggunakan karung, potensi besar itu akan tetap terjaga. Selanjutnya potensi besar itu dapat diupayakan akan lebih mendatangkan hasil yang optimal. Semoga.• DR/Report & Foto: Ratih/KPH Ngawi
DUTA Rimba 101
envirorimba
Menanam Ribuan Bibit,
Memupuk Berjuta Harapan Perhutani terus memberikan contoh nyata tentang bentuk kepedulian terhadap pelestarian alam dan ekosistem. Salah satu bentuknya adalah aktivitas tanam bibit pohon. Bukan hanya melakukan sendiri, Perhutani juga kerap kali menggandeng pihak lain untuk melakukan penanaman bibit pohon sebagai upaya menghijaukan hutan. Semangat kebersamaan untuk hijaukan hutan itu pula yang tertangkap ketika Perhutani KPH Kediri bersama PT Gudang Garam dan LMDH setempat menggelar aksi tanam bibit pohon di lereng Gunung Wilis. Seperti apa jalannya kegiatan itu?
T
epat di momen Hari Pendidikan Nasional tahun ini, Kamis, 2 Mei 2019, Perum Perhutani KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kediri bekerjasama dengan PT Gudang Garam Tbk, melakukan aksi penanaman bibit pohon di lereng Gunung Wilis, Kediri. Sejumlah 3.900 bibit pohon telah ditanam saat itu. Penanaman ribuan bibit pohon tersebut dilakukan di tepi Sungai Podang, kawasan lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Joho, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya berada di Petak 143a, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kanyoran, Bagian Kesatuan
102 DUTA Rimba
Pemangkuan Hutan (BKPH) Kediri, KPH Kediri. Bibit-bibit yang ditanam itu terdiri dari durian, alpokat, trembesi, dan beringin. Administratur Perhutani KPH Kediri, Mustopo, didampingi Wakil Administratur KPH Kediri, Herry Priatna, serta Perwakilan PT Gudang Garam Tbk hadir di kegiatan tersebut. Kegiatan itu juga dihadiri Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), serta 3 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Tiga LMDH yang hadir adalah LMDH Wonojoyo, LMDH Pagung Lestari, dan LMDH Sumber Podang.
Menurut Mustopo, penanaman bersama tersebut merupakan wujud kepedulian PT Gudang Garam Tbk dalam ikut menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan juga menjaga keseimbangan ekosistem. Ia melanjutkan, wilayah yang menjadi tempat penanaman bibit pohon tersebut masuk dalam rencana pemaksimalan potensi lahan oleh Perhutani KPH Kediri. Selain bermanfaat dari sisi ekologi, penambahan tanaman tersebut dimaksudkan untuk mengamankan daerah resapan air dan mencegah terjadinya tanah longsor. “Harapan saya untuk tanaman buahnya, sekali menanam bisa dipanen berkali-kali. Sedangkan untuk beringin dan trembesi, ini untuk menjaga kelestarian kawasan perlindungan setempat sebagai sumber mata air,” katanya. Sementara itu, Wakil Direktur SDM dan PU PT Gudang Garam Tbk, Slamet Budiono, yang diwakili Kepala Bidang Humas, Ihwan Tri Cahyono, mengatakan, kerja sama dengan Perhutani bukan hal yang baru. Kerja sama itu sekaligus menunjukkan bentuk tanggung jawab dan kepedulian perusahaan kepada upaya-upaya melestarikan lingkungan yang juga akan terus mereka lakukan. Ihwan pun menuturkan, pihaknya berharap kegiatan penanaman pohon tersebut
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Ia pun berharap seluruh masyarakat dapat turut terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian lingkungan. “Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian PT Gudang Garam Tbk dalam rangka ikut membantu pelestarian alam dan menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan sekitar kita. Harapannya, kita semua dapat ikut menjaga dan
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019
merawat tanaman yang kita tanam hari ini. Sehingga, ke depan hal ini dapat bermanfaat, tidak hanya untuk pelestarian lingkungan, namun juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga kita dan anak cucu kita,” kata Ihwan.
Menggandeng Para Stakeholder Sejumlah 3.900 bibit pohon yang ditanam di hari itu terdiri dari 1.500
bibit pohon durian, 1.400 pohon alpukat, 500 pohon trembesi, dan 500 pohon beringin. Bibit-bibit tersebut ditanam di tiga desa, yaitu Desa Joho, Desa Kanyoran, dan Desa Pagung. Tiga desa tersebut masuk dalam kawasan yang dilewati oleh aliran Sungai Podang. Sedangkan acara seremonial penanamannya berlangsung di Embung Joho, Desa Joho, mulai pukul 09.00 WIB. Perhutani sendiri menyatakan,
DUTA Rimba 103
envirorimba tidak bekerja sendiri pada eksekusi penanaman pohon. Sebab, Perhutani menggandeng para stakeholder yang tergabung dalam beberapa kantong LMDH untuk turut membantu. Bantuan para anggota LMDH juga berlanjut hingga ke pemeliharaan tumbuh kembang bibit. “Untuk program pemerintah membangun setiap 800 Hektare ada satu sumber air, kita fokus penyelamatan sumber air dan waduk ini. Penanaman bibitbibit pohon ini salah satu upaya menjadikan kawasan ini sebagai salah satu sumber air. Beringin dan trembesi sebagai poon raksasa, mampu menyimpan air tanah untuk kehidupan kita. Sedangkan durian dan coklat, harapan kami ditanam sekali panen berkali-kali,” ujar Mustopo. PT Gudang Garam Tbk sendiri merupakan salah satu pusat industri rokok terkemuka di tanah air. Gudang Garam berdiri tahun 1958 di Kota Kediri, Jawa Timur. Pendirinya adalah Surya Wonowidjojo, seorang wirausahawan sejati yang dimatangkan oleh pengalaman dan naluri bisnis. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun di luar negeri sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk-produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot, sigaret kretek lintingtangan, hingga sigaret kretek lintingmesin. Untuk penentuan lokasi penanaman ribuan bibit tersebut, koordinasi dilakukan sebelum acara penanaman tersebut antara Perum Perhutani KPH Kediri dengan PT Gudang Garam. “Untuk penentuan lokasi, kami berkoordinasi dengan Perhutani. Dipilih tentunya daerah yang sesuai dan dibutuhkan,” ujar Ihwan. Mustopo pun melanjutkan,
104 DUTA Rimba
Kegiatan penanaman tersebut sangat sinkron dengan program pemerintah, Nawacita. Yaitu setiap 800 Hektare lahan hutan diharuskan terdapat sumber mata air. kegiatan penanaman tersebut sangat sinkron dengan program pemerintah, Nawacita. Yaitu setiap 800 Hektare lahan hutan diharuskan terdapat sumber mata air. Sehingga, pemilihan tanaman beringin dan trembesi didasari oleh alasan bahwa setelah pohonnya membesar nanti, pohon-pohon tersebut memiliki fungsi sebagai penyerap sekaligus penyimpan air yang ada di dalam tanah.
Berjuta Harapan Mustopo menjelaskan, alasan pemilihan lokasi penanaman bibitbibit pohon tersebut di Petak 143 A dimaksudkan untuk penyelamatan mata air, sekaligus bagian dari program penghijauan sebagai upaya antisipasi kemungkinan terjadinya erosi. Sehingga, dengan adanya kegiatan penanaman ribuan bibit pohon ini, nantinya akan dapat bermanfaat bagi lingkungan. Juga membawa dampak perubahan bagi kondisi ekonomi sosial.
Menurut Mustopo, penanaman pohon-pohon itu sengaja difokuskan ke area hutan yang jaraknya berdekatan dengan bendungan. Hal ini dimaksudkan agar penataan sumber mata air dapat lebih terkoordinasi. “Lokasinya kita pilih di dekat waduk, karena kita harus mengamankan sumber air. Itu nomor satu. Terkait pemeliharaannya nanti, Perhutani sudah bekerjasama dengan masyarakat untuk melakukan pengelolaan hutan. Masyarakat tersebut diwadahi melalui LMDH di bawah naungan Kepala Desa. Jadi, lewat penanaman pohon ini kita membangun manfaat secara lingkungan dan membangun manfaat secara sosial,” tuturnya. Juga ada banyak lagi harapan yang tertancap usai kegiatan penanam pohon tersebut. Harapan besar yang ditebar di hari itu semoga akan dapat dipetik di kemudian hari. Cag! • DR
NO. 78 • TH. 13 • mei - juni • 2019