Mengenal Bahaya Syiah

Page 1

MENGENAL SYI’AH

Oleh : KH.Shiddiq Amien *) Disampaikan dalam Daurah Du’at PP Persis di Bandung (Rabu, 30 Juli 2008) A. Sejarah Awal Syi’ah menurut etimologi Bahasa Arab mempunyai arti : Sekumpulan orang yang menyepakati suatu perkara, pengikut seseorang atau pendukung. (Tahdzibul Lughah 3:61) Menurut terminologi syari’at, Syi’ah bermakna mereka yang berkedok dengan slogan kecintaan kepada Ali bin Abi Thalib beserta anak cucunya bahwasanya Ali bin Abi Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucunya sepeninggal beliau. ( Al-Fishal fil Milali wal Ahwa Wan Nihal, Ibnu Hazm 2:113 ) Pada awal munculnya, tasyayu’ (dukungan) kepada Ali hanyalah merupakan gerakan politik. Penggunaan term “Syi’ah” di masa Khalifah Ali ra berkonotasi setia dan membela, tidak ada akidah khusus sebagaimana yang ada pada Syi’ah saat ini. Pasca peristiwa Tahkim atau Arbitrase antara Ali dan Mu’awiyah, posisi Khalifah Ali menjadi semakin lemah dan sempit, terutama sekali sesudah penumpasan pasukan Ali terhadap kaum Khawarij di Nahrawan, telah mendorong mereka untuk membentuk pasukan berani mati yang terdiri dari : Abdurrahman bin Muljam untuk membunuh Ali di Madinah, Hajaj bin Abdillah as-Sarimi untuk membunuh Mu’awiyah di Damaskus, dan Zadawih untuk membunuh Amr bin ‘Ash di Mesir. Akan tetapi dua petugas yang disebut terakhir gagal mencapai maksudnya, dengan demikian posisi Mu’awiyah menjadi semakin kuat. Kelahiran Syi’ah sebagai suatu aliran keagamaan yang bersifat politis secara utuh , dilihat dari aspek ajaran atau doktrin politiknya, yakni tentang hak legitimasi kekhalifahan ada pada keturunan Ali dengan Fatimah, putri Rasulullah saw. bermula sejak munculnya tuntutan penduduk Kufah pendukung Ali, agar masalah kekhalifahan dikembalikan kepada “ Ahlul Bait “. Yang dimaksud “Ahlul Bait” oleh Syi’ah hanya dibatasi kepada Ali, Fatimah, Hasan, Husein, dan keturunan Husein. Mereka tidak menganggap para istri Nabi saw, putra-putra Ali selain Hasan dan Husein, saudara-saudara perempuan Fatimah seperti Ruqayah, Ummu Kultsum dan Zainab, begitu pula keturunan Hasan bin Ali sebagai “Ahlul Bait”. Dengan demikian lahirnya Syi’ah pada dasarnya bersamaan waktunya dengan pengangkatan Hasan bin Ali bin Abi Thalib sebagai imam kaum Syi’ah. Pada masa ini posisi kaum Syi’ah semakin goyah karena derasnya fitnah, perselilisihan dan perpecahan di kalangan mereka yang sengaja ditanamkan oleh golongan Sabaiyyah pengikut Abdullah bin Saba. Lemahnya kepemimpinan Hasan bin Ali menjadi faktor yang mempersulit kaum Syi’ah. Usaha Hasan menumpas Sabaiyyah dan menentang pemerintahan Mu’awiyah, membuat banyak pendukungnya meninggalkannya dan berpaling kepada Mu’awiyah, sebagian bergabung dengan Sabaiyyah dan Khawarij. Akhirnya Hasan bin Ali memilih jalan damai dengan Mu’awiyah dengan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Khalifah pada tahun 41H/661 M. Sesudah Hasan bin Ali Wafat diangkatlah saudaranya Husein bin Ali sebagai Imam. Putera Ali kedua ini tampak memiliki semangat dan daya juang seperti bapaknya, namun sayang ia harus tewas di ujung pedang tentara Yazid bin Muawiyah di padang Karbala secara memilukan pada tanggal 1 Oktober 680 H.

1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.