Pena Budaya Muda - Dinamika

Page 21

MONDIAL Macron merespon permasalahan yang terjadi dengan mengeluarkan pernyataan bahwa ia menyampaikan pembelaan penuh terhadap kebebasan berbicara dan nilai-nilai sekuler yang berlaku di Prancis. Dikutip dari BBC pada sebuah upacara, Macron memuji aksi Samuel Paty dan bersumpah untuk melanjutkan perjuangan kebebasan berpendapat, perjuangan untuk mempertahankan republik tersebut. Negara-negara Islam mengutuk pernyataan Macron dan karikatur Nabi Muhammad tersebut, negara-negara Islam kemudian menyerukan pemboikotan produk-produk Prancis. Beberapa di antaranya adalah Turki, Arab Saudi, Yordania, Kuwait, dan Qatar. Gelombang protes juga dilancarkan di Irak, Suriah, Libya, Jalur Gaza, dan Bangladesh yang diikuti oleh puluhan ribu demonstran. Mereka membakar patung Macron. Usai kasus pembunuhan Samuel Paty, tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2020, terjadi penusukan tiga warga negara Prancis di Gereja Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis. Serangan tersebut diduga dilakukan oleh Brahim Aioussaoi, seorang pemuda asal Tunisia sebagai reaksi atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad. Dua hari kemudian, tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2020, serangan kembali terjadi. Serangan tersebut menyasar seorang Pastor Ortodoks Yunani. Macron menanggapi peristiwa tersebut sebagai serangan teror Islam. Lalu bagaimana reaksi dari Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbanyak? Indonesia juga turut mengecam pernyataan dari Macron. Presiden Indonesia Joko Widodo, atau yang dikenal dengan nama Jokowi, menyatakan Indonesia mengecam Macron sekaligus mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di kota Nice, Prancis. Jokowi mengatakan bahwa pernyataan Macron dapat memicu perpecahan antar umat beragama di dunia yang saat ini membutuhkan persatuan untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. Ia menegaskan, terorisme tidak ada hubungannya dengan agama manapun. Selain mengecam Macron, masyarakat Indonesia juga melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Prancis yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Banyak dari pengunjuk rasa yang membawa poster karikatur dengan menampilkan Macron sebagai setan disertai dengan kalimat ‘Macron adalah teroris yang sebenarnya’. Mereka meminta Macron menarik kembali pernyataannya mengenai muslim, serta menyerukan boikot terhadap produk Prancis. Protes dalam skala kecil juga dilakukan di beberapa kota, yaitu Surabaya, Makassar, dan Bandung. Hal-hal unik juga dilakukan sebagai bentuk kecaman terhadap Prancis, seperti apa yang terjadi di Malang, Jawa Timur. Para pendemo mengecam Macron dengan cara memakan makaroni bersama-sama. Mereka menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan pelesetan terhadap nama Macron dan diubah menjadi makaroni sebagai bentuk kecaman. Selain itu, sekelompok ibu-ibu di Sumatera Utara juga melakukan aksi protes terhadap Macron di depan Masjid Al-Jihad Medan dengan membawa poster wajah Macron. Gambar tersebut dilindas dan diinjak. Tidak sedikit di antara pengguna jalan turun dari kendaraannya untuk sekadar menginjak poster tersebut. Kelompok ibu-ibu tersebut juga membawa beberapa produk Prancis untuk dirusak. Toko di beberapa wilayah di Indonesia juga sudah memboikot dan tidak lagi memperjualbelikan produk Prancis sebagai bentuk protes mereka hingga Macron menarik kembali kata-katanya dan meminta maaf kepada umat Islam. (NH/ AZH)

19


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.