Jurnal Manajemen Pengelolaan Media Sosial untuk Publishing Film di Pehagengsi

Page 1

Manajemen Pengelolaan Media Sosial untuk Publishing Film di Pehagengsi

Dafa Putri Arifenda Ilmu Komunikasi

dafa.putri.isip20@mail.umy.ac.id

Danindra Syifa Kamilah Ilmu Komunikasi

danindra.s.isip20@mail.umy.ac.id

Diserahkan: xxxxx ; Direvisi: xxxxx ; Diterima: xxxxx

Abstract

Publicity for a movie is a means to spread a planned and carried out message to achieve the purpose of marketing via a certain media to benefit from a production house without a specific payment to the media. One area of this publicity is entertainment products, which is a film. Basiclly in the publishing film, the need for interaction between the movie head and the movie creator itself. Pehaprestige gave a different concept in his social media in promoting local films. The method of research used was case studies. The technique for gathering data is doing an interview with a source. This journal shows the process of pehaprestige in doing social media management on instagram, facebook, twitter, and web. The original strategy that pehaprestige uses is as alternative

Keywords: Management, Social Media, Publicity

Abstrak

Publisitas bagi sebuah film merupakan suatu alat untuk menyebarkan pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan pemasaran lewat media tertentu untuk kepentingan dari sebuah production house tanpa pembayaran tertentu pada media. Salah satu area dari publisitas ini adalah entertainment publicity, yang salah satu produknya adalah film. Pada dasarnya dalam publishing film, dibutuhkannya interaksi antara penikmat film dan kreator film itu sendiri. Pehagengsi memberikan konsep yang berbeda di media sosialnya dalam mempromosikan film film lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pdngumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada narasumber. Jurnal ini menunjukkan proses Pehagengsi dalam melakukan manajemen media sosialnya pada instagram, facebook, twitter, dan web. Strategi awal yang digunakan Pehagengsi adalah sebagai alternative.

Film merupakan bagian dari media komunikasi massa yang sering kali digunakan sebagai media yang menggambarkan kehidupan sosial dalam masyarakat. Film sebagai salah satu atribut media massa menjadi sarana komunikasi yang paling efektif. Film sebagai salah satu kreasi budaya, banyak yang memberikan gambaran-gambaran hidup dan pelajaran penting bagi penontonnya. Film juga menjadi salah satu media komunikasi yang yang sangat jitu. Dengan kualitas audio dan visual yang disuguhkan, film menjadi media terpaan yang sangat ampuh bagi pola pikir kognitif masyarakat. Publisitas bagi sebuah film merupakan suatu alat untuk menyebarkan pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan pemasaran lewat media tertentu untuk kepentingan dari sebuah production house tanpa pembayaran tertentu pada media. Salah satu area dari publisitas ini adalah entertainment publicity, yang salah satu produknya adalah film. Pehagengsi adalah supergrup dengan kemampuan yang 'terbatas', meyakini bahwa produksi pengetahuan adalah kunci utama, Visual-Audio salah satu disiplinnya dan Alter Native adalah semangatnya. Berfokus pada alternative periklanan/pemasaran untuk produk/karya lokal yang siap di nikmati oleh banyak orang.

Untuk mempopulerkan perfilm an lokal khususnya di Yogyakarta, Pehagengsi mewadahi para creator/pembuat film yang ingin meluncurkan karyanya agar di ketahui oleh orang banyak. Dalam hal

Kata Kunci: Manajemen, Media Sosial, Publisitas PENDAHULUAN
JURNAL AUDIENS VOL. 1, NO. 2 (2020): SEPTEMBER 2020 https://doi.org/10.18196/ja.xxxx

ini, Pehagengsi memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dan memperkenalkan film-film lokal melalui program kerja mereka, yaitu seperti bioskop music, sekejap mata dan orderdisorder. Pehagengsi berhasil mempromosikan 4 film pendek, 20 video iklan, 2 bioskop alternative dan berhasil mengadakan 3 workshop kreatif.

Dalam penelitian ini penulis mengangkat sebuah masalah bagaiman Pehagengsi memanajemen media sosialnya dalam konteks publisis film? Dengan adanya penelitian ini diharapkan banyak orang yang tau seperti apa kegiatan, proses serta bagaimana manajemen media yang dilakukan oleh pehgengsi dalam aktivitas publisis sebuah film.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lilis Puspitasari, Jimi Narotama Mahameruaji dan Sri Seti Indriani yang membahas tentang strategi publisitas pada film AADC? 2 mengatakan bahwa dalam kegiatan publisitas mempunyai beberapa taktik komunikasi yang dapat digunakan dalam publisitas dan promosi yaitu antara lain, pre treaser di bioskop; teaser; trailer; aktivitas sosial media; Kerjasama dengan youtuber, instagramer serta blogger; jargon; pembuatan meme; website; media luar ruang seperti billboard; original soundtrack; berbagai bentuk media event seperti talkshow dan interview; media release; promotion; sponsorship (Puspitasari et al., 2017)

Kemajuan teknologi mengharuskan pengelola media melakukan perubahan mendasar dalam sisi pencarian berita, produksi, distribusi, dan organisasi media. Tranformasi yang dilakukan dimulai dengan mempersiapkan sumberdaya manusia untuk siap menerima berbagai inovasi yang dilakukan akibat penggunakan teknologi. Sehingga mampu memproduksi berita berbasiskan multimedia, digital, dan internet. (Sucahya et al., 2017).

Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini akan membahas tentang manajemen media sosial untuk publishing film Pehagengsi. Pada dasarnya dalam publishing film, dibutuhkannya interaksi antara penikmat film dan kreator film itu sendiri. Pehagengsi memberikan konsep yang berbeda di media sosialnya dalam mempromosikan film film lokal. Media sosial memiliki karakteristik umum, antara lain: Partisipasi, yaitu mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik menggunakannya hingga mengaburkan batas antara media dan audiens; Keterbukaan, yaitu kebanyakan media sosial terbuka bagi umpan balik dan partisipasi melalui fitur voting, komentar, dan berbagi informasi; Perbincangan antar pengguna secara dua arah; Komunitas, yaitu media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas-komunitas secara cepat serta dapat berkomunikasi secara efektif tentang beragam isu/kepentingan; Keterhubungan, yaitu mayoritas media sosial tumbuh subur lantaran kemampuan melayani keterhubungan antar pengguna, melalui fasilitas tautan ke website, sumber informasi, dan pengguna lain. (Thifalia & Susanti, 2021)

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang manajemen pengelolaan media sosial untuk publishing film. Manajemen media adalah ilmu yang mempelajari bagaimana pengelolaan media dengan prinsipprinsip dan seluruh proses manajemen secara utuh yang melingkupi fungsi manajemennya dilakukan. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (Stroner dalam Saifudin & Rosilawati, 2020)

Film merupakan salah satu media komunikasi paling tua di dunia. Menurut Baksin (2002), dalam tataran manajemen produksi film, terdapat konsep major label dan indie label Major label cenderung menitikberatkan pada aspek industri yang mempertimbangkan untung rugi, sementara indie label lebih mementingkan faktor idealisme yang menjadi ciri utama (Putri, 2013). Kedua konsep ini selalu menjadi dua perspektif yang kontras. Major label memproduk- si film-

2

film mainstream yang mayoritas bertujuan menghasilkan keuntungan se mata, sementara indie label memproduksi film-film yang lebih idealis (Permana et al., 2019)

Publishis dalam perfilm-an diperlukan untuk merancang komunikasi apa yang tepat untuk menjadikan pembaca/penonton ikut berperan dalam menggerakkan film yang promosikan. Dalam situasi seperti saat ini, percepatan pertemuan antara karya karya kreatif dengan pembaca/pemirsa menjadi perlu selain itu ketepatan dalam merumuskan komunikasi dan memilih kanal informasi menjadi signifikan, dan menjadikan perubahan zaman sebagai kawan sejalan. Publishis film pada dewasa ini lebih menggunakan perkembangan teknologi yang sudah sangat berkembang. Salah satunya dengan menggunakan media sosial seperti Instagram. Dengan adanya visi modernisasi informasi yang terus berkembang menjadikan media sosial sebagai bagian yang sangat penting bagi masyarakat saat ini. (Tasruddin, 2016)

Dari penelitian terdahulu yang membahas tentang Perbincangan di Media Sosial Film Pendek Tilik Sebagai Hasil Dari Strategi Digital mengatakan bahwa sebelum mereka melakukan publishing terhadap film Tilik ke media sosial, mereka terlebih dahulu melakukan targeting audience yang dimana nantinya akan amat sangat berpengaruh terhahadap kelancaran dan viewers yang di dapat saat film tersebut masuk ke media sosial. (Mukadis, 2021) Dalam hal publishis film, Pehagengsi menggunakan media sosial seperti Instagram untuk mempromosikan film yang akan mereka keluarkan. Instagram menjadi salah satu media sosial yang paling banyak di gunakan untuk melakukan seebuah promosi, baik melalui Instagram stories maupun feeds Instagram itu sendiri. Menurut jurnal terdahulu mengatakan bahwa istagram dipilih dan digemarai sebagai media promosi karena praktis dan mudah diakses oleh siapa saja. (Puspitarini & Nuraeni, 2019)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus digunakan dalam penelitian ini, dengan dilandasi bahwa penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji pertanyaan dan masalah penelitian. Pengujian terhadap pertanyaan dan masalah penelitian yang tidak dapat dipisahkan antara fenomena serta konteks di mana fenomena tersebut terjadi.

Pemilihan metode penelitian studi kasus dalam penelitian ini dikerjakan dengan melakukan pertimbangan atas beberapa hal. Pertama, fokus penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban tentang pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”. Kedua, dalam penelitian studi kasus, peneliti tidak diperkenankan melakukan manipulasi kepada perilaku obyek yang diteliti yang terlibat di dalam penelitian. Ketiga, peneliti ingin menutupi kondisi kontekstual dilatarbelakangi karena peneliti memiliki keyakinan bahwa hal itu relevan dengan yang diteliti. Terakhir, adanya batas tidak jelas antara fenomena dan konteks yang diteliti (Yin & Djauzi Mudzakir, 2008). Dalam pelaksanaan penelitian ini, studi kasus dilaksanakan dengan meneliti proses manajemen media sosial dalam publishis film.

Metode pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian studi kasus dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, adalah pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan. Kekuatan pengumpulan data dengan observasi partisipan berakar pada observasi proses aktual “di lapangan”. Peneliti dapat mengamati rutinitas kerja yang sebenarnya, selama observasi, merekam proses pengambilan keputusan, konflik, negosiasi, dan kompromi, yang kesemuanya merupakan bagian dari proses produksi di berbagai tingkatan (Given, 2008). Sayangnya metode pengumpulan data ini menjadi lebih sulit dilakukan di masa pandemi Covid 19, karena adanya protokol kesehatan. Jika

3

memungkinkan, metode ini akan dilakukan dengan melakukan observasi pada publishis film di Pehagengsi dan tidak lupa untuk menerapkan protokol Kesehatan yang ketat.

Kedua, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Kekuatan utama wawancara sebagai metode adalah kemampuannya untuk menjangkau berbagai perspektif tentang topik tertentu. Berbagai wawancara dapat digunakan untuk menambah informasi dan memperluas sudut pandang dalam penelitian tentang Manajemen Pengelolaan Media Sosial untuk Publishis Film di Pehagengsi yang sedang dilakukan ini. Semua wawancara dapat digunakan sebagai perangkat heuristik, karena informasi baru mengarah pada perspektif dan pertanyaan baru untuk subjek selanjutnya (Given, 2008)

Dalam pelaksanaan penelitian ini, wawancara akan dilakukan kepada pihak-pihak sebagai berikut. Pertama, wawancara dilakukan dengan Rifqi Mansur Maya yang menjabat sebagai Founder di Pehagengsi

Ketiga adalah dengan studi dokumen dan arsip. Dokumen, bisa berupa surat, memorandum, agenda, dokumen administrasi, artikel surat kabar, atau dokumen apapun yang erkaitan dengan penyelidikan. Triangulasi bukti dengan dokumen berfungsi untuk menguatkan bukti dari sumber lain. Dokumen juga dapat dipakai guna menarik kesimpulan pada suatu peristiwa, mengarah pada petunjuk palsu jika peneliti tidak berpengalaman. Dokumen dapat berbentuk arsip, seperti catatan layanan, catatan organisasi, daftar nama, hasil survey (Yin & Djauzi Mudzakir, 2008). Pada penelitian ini, arsip yang diteliti adalah dokumen yang bersumbar dan atau berkaitan dengan manajemen pengelolaan media sosial dalam publishis film di Pehagengsi.

Setelah pengumpulan data dilakukan dan data terkumpul, selanjutnya dilakukan proses reduksi data dengan melakukan pemilihan data yang bisa digunakan dan data diabaikan. Data yang terpilih selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis data studi kasus yang dilakukan dengan melakukan kategori data. Setelah ada kategori data, dilanjutkan dengan mengatur data dengan empat cara, yaitu pencocokan pola, membangun penjelasan, menemukan logika model, dan melakukan analisis timeseries (Yin & Djauzi Mudzakir, 2008).

Teknik tambahan dilakukan ketika menggunakan beberapa kasus, disebut sebagai sintesis untuk mencari pengulangan dalam kasus. Produk akhirnya adalah narasi yang menceritakan tentang kasus, yang memungkinkan pembaca sepenuhnya menjadi paham pada pada kasus yang terjadi (Prihatsanti et al., 2018).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, dan lainnya. Manusia bisa saling membagi ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi. (Syuderajat & Puspitasari, 2017)

Media sosial saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Masyarakat memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berbagi tentang segala hal dengan khalayak. Media sosial juga dapat berfungsi sebagai media untuk berbagi pengetahuan sehingga dapat menambah informasi penggunanya. (Mahmudah & Rahayu, 2020)Begitu pula dengan Pehagengsi yang memanfaatkan media sosial untuk memberi informasi kepada para pengguna media sosial tentang mereka dan juga kegiatan yang sedang mereka jalani.

Menurut teori yang sudah ada Berkembangnya media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat saat ini. Romli (2011:103) memperkirakan yang akan menjadi tren dari media sosial adalah social, share, and speed. “Social” adalah ketika seseorang saling terhubung dan berbagi

4

dengan orang lain. Share‖ adalah ketika seseorang berbagi pengalaman melalui teks, foto, video melalui jejaring sosial kepada orang lain. (Kharisma Putri, 2013)

Penggunaan media sosial yang banyak tentunya menjadikan media sosial sebagai pasar bagi para produsen maupun jasa. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang pun banyak perusahaan besar yang menggunakan media sosial dengan harapaan mendapatkan followers dan visitor sebanyak mungkin. (Kharisma Putri, 2013) Kecepatan arus informasi yang tersebar sangat memudahkan Pehagengsi dalam menyampaikan informasi tentang karya yang mereka punya. Instagram ini pun termasuk di antara media sosial yang dimanfaatkan sebagai media pemasaran. Sebab melalui Instagram sekian banyak produk barang ataupun jasa dapat ditawarkan dengan mengunggah foto atau pun video, sehingga konsumen dapat melihat produk atau jasa yang ditawarkan.

PROFIL PEHAGENGSI

Pehagengsi merupakan supergrup dengan kemampuan yang ‘terbatas’, meyakini bahwa produksi pengetahuan adalah kunci utama, Visual Audio salah satu disiplinnya dan Alter Native adalah semangatnya. Pehagengsi memiliki fokus pada periklanan atau pemasaran dengan bentuk video atau program aktivasi lainnya untuk karya-karya Pehagengsi dan juga karya orang lain. Pada saat ini pehagengsi sedang menyelesaikan 2 film pendek dan 1 film tentang documenter perfilman di Yogyakarta yang akan dirilis pada tahun ini. Pada awalnya, pehagengsi ini dibentuk menjadi “supergrup” karena pemilik dari pehagengsi ini selalu menerima 2 orderan yang berbeda. Dengan demikian nama pehagengsi sendiri diambil dari kata PH (production house) dan agency. Berdasarkan hasil wawancara dengan pendiri Pehagengsi yang akrab dipanggil Bang Kiki, beliau mengatakan awalnya mula pehagengsi ini dibentuk karena beliau mendapatkan 2 orderan yang berbeda, contohnya seperti project membuat video clip dan juga beliau diminta untuk memikirkan bagaimana strategi marketing yang baik. Pada dasarnya, 2 orderan itu merupakan 2 hal yang berbeda dimana memikirkan strategi marketing adalah tugas dari agency yang kemudian disalurkan ke vendor-vendor tertentu. Sedangkan membuat video clip atau film pendek merupakan tugas dari PH atau production house. Selain orderan, pengetahuan juga melatarbelakangi terbentuknya pehagengsi ini. Bang Kiki juga mengatakan impact dari orderan yang Pehangengsi terima dapat digunakan untuk membuat program yang lain, contohnya seperti bioskop music dan juga program magang yang bisa dikatakan special karena fokus pembahasan pada review buku.

Gambar 1. Logo Pehangengsi
5

Pehagengsi tentunya mempunyai beberapa program yang sudah dijalankan selama beberapa kali, yaitu :

1. Bioskop Musik, yang sudah dilaksanakan sebanyak 2 kali.

2. Sekejap, Mantap! Yang sudah dilaksanakan sebanyak 3 kali.

3. Orderdisorder, yang sudah dilaksanakan sebanyak 3 kali.

MANAJEMEN MEDIA PEHAGENGSI

Dalam menjalankan manajemen media, Pehagengsi melakukan weekly content atau konten mingguan. Pada setiap minggunya Pehagengsi akan memberikan update kepada orang-orang baik melalui akun sosial media mereka di Instagram @Pehagengsi ataupun web mereka dengan alamat www.pehagengsi.com. Dengan cara inilah Pehagengsi menarik calon penonton film mereka untuk menonton film yang akan mereka rilis maupun hanya untuk mengenalkan Pehagengsi ke yang lainnya. Website Pehagengsi sendiri berisi tentang informasi program dan karya-karya yang sudah pernah mereka buat dan yang sedang mereka kerjakan. Selain itu, website ini berisi merchandise yang dapat dibeli oleh audience. Website ini juga menjadi tempat yang paling lengkap untuk mencari informasi tentang suatu project yang sedang dibuat.

Selain dengan adanya weekly content, saat akan meluncurkan film baru mereka, Pehagengsi akan memberikan konten yang berkaitan dengan film tersebut selama beberapa minggu berturut-turut sampai pada hari dimana film tersebut akan dirilis. Hal ini berguna untuk memberikan informasi tentang film yang akan tayang kepada calon penonton agar mereka tertarik untuk menonton film tersebut.

Gambar 2. Halaman Web Pehagengsi
6

Konten yang diberikan Pehagengsi melalui media sosial Instagram tentu tidak hanya lewat feeds Instagram mereka, namun juga cerita Instagram. Pehagengsi memilih menggunakan Instagram yang banyak diminati oleh kebanyakan orang. Instagram bagi Pehagengsi merupakan media sosial yang paling powerfull dan spesifik untuk mencari audience lain diluar followers mereka melalui ads atau iklan. Setelah melakukan promosi promosi melalui web dan media sosial, Pehagengsi sendiri mengukur kerberhasilan mereka dalam menarik penonton atau views melalui seberapa banyak jumlah offline activion dan juga penjualan merchandise.

Strategi awal yang digunakan Pehagengsi adalah sebagai alternative. Dimana mereka menawarkan aktivasi dalam pembuatan program. Namun seiring berjalannya waktu, persepsi umum menjadi strategi yang dipegang teguh dalam pembuatan template, desain dan lainnya. Persepsi umum menjadi salah satu cara untuk meperluar market dan menarik views.

Dalam pembuatan konten juga, Pehagengsi mempunyai skema dimana Instagram, facebook dan twitter menjadi media untuk menayangkan teaser saja dan kemudia para audiens diarahkan untuk mengakses web guna melihat konten lengkapnya seperti apa. Melalui web, Pehagengsi juga menjual merchandise dan menyuguhkan beberapa informasi tentang program dan karya yang sudah pernah mereka bikin. Tentunya dalam pembuatan teaser di media sosial itu memiliki tantangan yang cukup sulit. Ide awal membuat teaser berasal dari breakdown dari konten atau project yang sedang mereka bikin yang dimana teaser itu beisi selayang pandang yang artikel lengkapnya bisa dibaca di website mereka.

Melakukan shooting dan produksi selama masa pandemic sekarang ini menjadi tantangan yang cukup sulit. Kesulitan terberat dalam pembuatan project selama pandemic ini adalah proses administrasinya. Dimana harus melampirkan keterangan sudah vaksin, jenis vaksin yang digunakan dan kesulitan dalam mencari lokasi yang bisa digunakan dengan jumlah crew yang banyak. Sebelum pandemic biasanya administrasi yang dilakukan hanya perizinan tempat saja.

KESIMPULAN

Publisitas bagi sebuah film merupakan suatu alat untuk menyebarkan pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan pemasaran lewat media tertentu untuk kepentingan dari sebuah production house tanpa pembayaran tertentu pada media. Salah satu area dari publisitas ini adalah

Gambar 3. Halaman Instagram Pehagengsi
7

entertainment publicity, yang salah satu produknya adalah film. . Instagram bagi Pehagengsi merupakan media sosial yang paling powerfull dan spesifik untuk mencari audience lain diluar followers mereka melalui ads atau iklan. Dalam pembuatan konten juga, Pehagengsi mempunyai skema dimana Instagram, facebook dan twitter menjadi media untuk menayangkan teaser saja dan kemudia para audiens diarahkan untuk mengakses web guna melihat konten lengkapnya seperti apa.

PERSANTUNAN

Ucapan terima kasih atas terlaksananya prnrlitian sebagai bagian dari luaran mata kuliah Manajemen Media Penyiaran. Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dr. Fajar Junaedi sebagai dosen pengampu, serta Rifqi Mansur Maya yang menjabat sebagai Founder di Pehagengsi dan juga sebagai narasumber.

REFERENSI

Given, L. M. (2008). The SAGE Encyclopedia of QUALITATIVE RESEARCH METHODS. VOLUME 1 & 2 (p. 886). Singapore: A SAGE Reference Publication.

Kharisma Putri, A. R. (2013). Strategi Pengelolaan Media Sosial Instgagram dalam Meningkatkan Citra RSUD Dr. Moerwadi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689 1699.

Mahmudah, S. M., & Rahayu, M. (2020). Pengelolaan Konten Media Sosial Korporat pada Instagram Sebuah Pusat Perbelanjaan. Jurnal Komunikasi Nusantara, 2(1), 1 9. https://doi.org/10.33366/jkn.v2i1.39

Mukadis, P. N. A. (2021). Perbincangan Di Media Sosial Film Pendek Tilik Sebagai Hasil Dari Strategi Digital. Digismantech (Jurnal Program Studi Bisnis Digital), 1(1), 18 23. https://doi.org/10.30813/digismantech.v1i1.2285

Permana, R. S. M., Puspitasari, L., & Indriani, S. S. (2019). Film Indie Sebagai Media Penunjang Kehidupan Sosial Budaya Di Nanggroe Aceh Darussalam. Jurnal Sosioteknologi, 18(2), 155 169. https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2019.18.2.1

Prihatsanti, U., Suryanto, S., & Hendriani, W. (2018). Menggunakan Studi Kasus sebagai Metode Ilmiah dalam Psikologi. Buletin Psikologi, 26(2), 126. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.38895

Puspitarini, D. S., & Nuraeni, R. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif pada Happy Go Lucky House). Jurnal Common, 3(1), 71 80. https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common/article/view/1950

Puspitasari, L., Mahameruaji, J. N., & Indriani, S. (2017). PUBLISITAS DAN PROMOSI FILM ADA APA DENGAN CINTA? 2 1(2), 169 176. http://jurnal.unpad.ac.id/protvf

Saifudin, B. E., & Rosilawati, Y. (2020). Manajemen Media Jawa Pos Multi Media (JPM) Stream dalam Menghadapi Persaingan Di Era Disrupsi Digital. Jurnal Audiens, 1(2). https://doi.org/10.18196/ja.12029

Sucahya, M., Universitas, D., & Raya, S. (2017). Media Sucahya 3(01), 43 58.

8

Syuderajat, F., & Puspitasari, K. (2017). Pengelolaan Media Sosial Oleh Unit Corporate Communication PT GMF Aeroasia. Komuniti : Jurnal Komunikasi Dan Teknologi Informasi, 9(2), 81 97. https://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/4173

Tasruddin, R. (2016). Tren periklanan di media sosial. Journal UIN Alaudin, 15 20. http://journal.uin alauddin.ac.id/index.php/Komodifikasi/article/view/5504#

Thifalia, N., & Susanti, S. (2021). Produksi Konten Visual Dan Audiovisual Media Sosial Lembaga Sensor Film. Jurnal Common, 5(1), 39 55. https://doi.org/10.34010/common.v5i1.4799

Yin, R. K., & Djauzi Mudzakir, M. (2008). Studi kasus : desain & metode / Robert K. Yin ; penerjemah, M. Djauzi Mudzakir. RajaGrafindo Perkasa.

9

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.