medialaspela
RABU- SELASA
7 - 13 NOVEMBER 2018
Edisi No 142 12 HALAMAN
Menerangi Bumi Serumpun Sebalai
Presiden Jokowi Tetapkan Depati Amir, Pahlawan Nasional
Lanjutkan
Perjuangan Duren Menyengat & Depati Amir! Oleh: Agus Ismunarno dan Ali Usman
HARI INI, 8 November 2018, Masyarakat Kepulauan Bangka Belitung merasa syukur dan bangga; Pahlawan Depati Amir yang selama ini sudah menjadi Pahlawan di Hati Masyarakat Babel, kini ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara. Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan RI Tahun 2018 akan dihadiri oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Dr H Erzaldi Rosman SE MM. “Kita sangat bangga Depati Amir ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI,” kata Gubernur Erzaldi. Depati Amir, kata Erzaldi, merupakan sosok pejuang yang tulus ikhlas tanpa pamrih melawan penjajah. Erzaldi menandaskan Depati Amir menandaskan bahwa Kepulauan Bangka Belitung berpartisipasi aktif dalam perjuangan kemerdekaan RI. “Mari kita melanjutkan perjuangan Depati Amir mengisi kemerdekaan yang telah beliau perjuangkan,” ajak orang nomor satu di Babel itu.
Enam Pahlawan Depati Amir ditetapkan bersama lima pahlawan dari berbagai provinsi di Indonesia. Nama-nama Pahlawan Nasional yang dikukuhkan pada 8 November 2018: 1. A.R.Baswedan dari provinsi D.I.Yogyakarta. 2. Pangeran Mohammad Noor dari provinsi Kalimantan Selatan. 3. Mr. Kasman Singodimedjo dari provinsi Jawa Tengah. 4. K.H.Syam'un dari provinsi Banten. 5. Hj. Andi Depu dari provinsi Sulawesi Barat. Depati Amir ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional, setelah 73 tahun Indonesia merdeka dan 18 tahun Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke-18 terbentuk. Pengusulan dan perjuangan menjadikan Depati Amir Pahlawan Nasional sudah dilakukan sebanyak dua kali dan gagal.Pada usulan pamungkas inilah Depati Amir akhirnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
AOA yang ‘Ngadat’ “Lebih banyak orang menghadapi kematian di atas tempat tidur daripada orang yang mati di atas pesawat. Tetapi kenapa lebih banyak orang yang takut mati ketika menaiki pesawat daripada orang yang takut menaiki tempat tidur.” (Hamka) Oleh: Agus Ismunarno Wartawan LASPELA Media Group
KEMATIAN adalah duka, perpisahan abadi. Itulah yang terjadi ketika Lion JT 610 Jkt –Pkp Jatuh di Tanjung Kerawang (29/11-2018) dan menyebabkan kematian 128 warga Babel dan membuat Negeri Serumpun Sebalai Berduka. Perpisahan abadi hari-hari ini menggelayuti Keluarga Besar PT Timah Tbk, DPRD Babel, Pemprov Babel, Kantor Pajak, Kepolisian hingga keluarga ketika jenazah mulai teridentifikasi dan dikirim ke Babel. Kita yang hidup masih akan menaiki pesawat. Harapannya; semakin tinggi teknologi yang dibarengi perfeksionis awak
pesawat membuat SAFE FLIGHT. Kita terkejut tatkala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencurigai jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat disebabkan oleh kerusakan pada komponen sensor angle of attack (AOA). Dan kerusakan AOA sudah terjadi saat pesawat yang sama digunakan untuk penerbangan Denpasar-Jakarta malam sebelumnya. AOA, tulis CNN Indonesia, merupakan bagian dari sistem penunjuk kecepatan atau airspeed indicator Lion Air PK-LQP yang didapati rusak sejak 4 penerbangan terakhir. AOA adalah indikator
INDEX Hal 3 Hal 12
Sisca Full IronMan & Hero Rachel House “HALLO, Saya Sisca, Ibu dari tiga anak hebat dan seorang penggiat Triathlon. Pada 17 November, saya akan mengikuti Full IronMan pertama saya di Langkawi. Saya akan berenang sejauh 3.8km, bersepeda sejauh 180km, dan berlari sejauh 42km dalam 17 jam,” tulis Sisca putri berdarah Bangka dalam akun facebooknya. Fransisca Harlijanto adalah Putri Pasangan Eddijanto Harlijanto dengan Liliana, putra daerah Sungailiat, Bangka yang merantau di Jakarta dan menjadi pengusaha dan kini aktif membangun wisata