Digital
SABTU 24 DES 2016
|
medialaspela
4 HALAMAN
Menerangi Bumi Serumpun Sebalai Keteladanan Pemimpin dari Bandung
Ridwan Kamil Minta Maaf P
ERLINDUNGAN yang berbuah kenyamanan hidup di negeri Bhineka Tunggal Ika ditunjukkan oleh Para Pemimpin di Bandung dan Jawa Barat. Walikota Bandung Ridwan Kamil menghadiri Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal bersama Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan dan Pangdam III Siliwangi Mayor Jenderal Muhammad Herindra. Ridwan Kamil, Kapolda Jabar dan Pangdam Siliwangi hadir di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) untuk memantau dan memastikan kegiatan ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang digelar pada Jumat (23/12/2016) malam berjalan dengan aman dan damai. Di hadapan sekitar 3.000 jemaat yang hadir, Ridwan menyampaikan permohonan maaf atas terkendalanya ibadah KKR yang semestinya dilaksanakan pada Selasa (6/12/2016) lalu. "Apapun yang terjadi di Bandung, saya sebagai pemimpin menghaturkan permohonan maaf kepada jemaat di sini atas terkendalanya atau ketidaknyamanan di waktu sebelumnya," ucap Emil seperti dikutip kompas.com. Sebelumnya, Acara Kebaktian Kebangunan Rohani atau KKR di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/12/2016) malam dengan pengkotbah Stephen Tong dihentikan setelah sejumlah orang datang ke acara tersebut dan meminta
acara itu dibubarkan. Ketua Pembela Ahlus Sunnah (PAS) Muhammad Roin mengatakan, ia dan sejumlah anggotanya meminta penyelenggara KKR menghentikan sesi kedua acara tersebut pada malam hari. Adapun acara sesi pertama KKR berlangsung pada pukul 13.00-15.00 WIB. Pemimpin yang Adil Lebih lanjut Ridwan Kamil mengatakan, keputusannya untuk menunjuk hari pengganti kegiatan KKR akan menuai pro dan kontra. Namun, ia teringat pesan sang ibu agar selalu menjadi pemimpin yang adil. "Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang adil, dan agama saya mengajarkan, surga dan neraka pemimpin ada di atas adil tidaknya keputusan pemimpin. Batin dan akal sehat saya mengatakan, semua yang saya putuskan saya pertanggungjawabkan. Itulah kenapa saya memutuskan untuk memberi hari pengganti dari tanggal 6 yang terkendala," tuturnya. Kepada para jemaat, Emil pun mengumumkan, Pemkot Bandung bersama seluruh organisasi keagamaan telah mengeluarkan maklumat kebebasan beragama. "Surat itu saya edarkan ke wilayah Bandung silahkan manfaatkan jika di lingkungannya dirasa ada potensi kendala. Kami juga sudah membentuk satgas toleransi, di dalamnya ada semua agama golongan untuk memastikan tidak ada satu pun ibadah terkendala di negeri yang kita cintai ini," ujarnya. (bbs/kcm)
INDEX Hal 2 Hal 4
Download Aplikasi
LASPELA MOBILE ang!!!! r a k e S Play Store
“Tak Ada Ruang bagi Intoleran” “Kalau Intoleran, Silakan Keluar dari Tanah Sunda” Pangdam Siliwangi: TNI akan Turun KEPALA POLDA Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan menegaskan, pihaknya tidak akan memberi secuil ruang bagi tiap tindakan intoleransi di tanah Sunda. Penegasan itu disampaikan Anton saat memberi sambutan di acara ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal 2016 di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Jalan Tamansari, Bandung, Jumat (23/12/2016) malam. Dengan tegas Anton mengatakan, "Ketika berbicara toleransi, tanah Sunda adalah tempat paling toleran. Kalau ada warga yang intoleran, silakan keluar dari tanah Sunda. Bukan hanya satu umat, satu agama, seluruh masyarakat Sunda yang mengerti filosofi Sunda akan melawan segala bentuk intoleran." Mengacu pada sejarah, tanah Sunda dibangun oleh kedamaian dan toleransi. Bahkan, lanjut Anton, nilai keberagaman telah terpatri dalam Pancasila sebagai dasar negara. Orang nomor satu di Jawa Barat itu menandaskan, "Kita sudah sepakati sejak mulai 1908 kemudian 1928 dan puncaknya tahun 1945 bahwa negara kita berdasar Pancasila. (Sila pertama) Ketuhanan yang Maha Esa, di mana memberikan jaminan bagi setiap warganya untuk memeluk agamanya sesuai ajarannya masing-masing, ini adalah kesepakatan nasional." TNI akan Turun Pangdam III Siliwangi Mayor Jenderal Muhammad Herindra mengingatkan segala aktivitas ibadah dilindungi oleh negera. Maka, lanjut dia, TNI sebagai aparat keamanan punya kewajiban melindungi masyarakat yang tengah melaksanakan ibadah. "Saya sengaja datang dalam rangka memberikan support kepada Anda sekalian untuk melaksanakan KKR Natal 2016. Salah satu tugas dari TNI adalah menegakan kedaulatan negara Indonesia. Kedaulatan negara akan lebih tegak apabila semua aturan yang berlaku di negara kita dapat berjalan sesuai dengan aturannya," ucap Herindra.
Herindra menegaskan pihaknya tak akan pandang bulu terhadap pihak yang sengaja ingin mengusik kegiatan ibadah tiap pemeluk agama. "Itu sudah jelas, bahwa negara melindungi warganya untuk memeluk agama sesuai keyakinannya serta melaksanakan ibadahanya itulah yang kita sepakati bersama. Bagi yang akan mencoba untuk mengganggu dengan tidak mengikuti aturan yang disepakati, maka TNI akan turun," tuturnya. Jelang perayaan Natal 2016 dan Tahun 2017, Herindra menjamin TNI akan terus mengawal dan melindungi aktivitas ibadah masyarakat di Jawa Barat. "Ini adalah bentuk kehadiran negara untuk melindungi warganya beribadah. Saya bersama Kodam III Siliwangi mengucapkan selamat Natal kepada saudara. Kami menjamin perayaan Natal di Bandung Jabar akan terlaksana dengan baik. Bapak ibu akan nyaman tidak ada yang bisa mengganggu sedikitpun. Mari kita jaga kedamaian yang telah terjadi selama ini di bumi parahyangan," jelasnya. Deklarasi Bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengajak seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Kota Bandung untuk menyuarakan deklarasi kebebasan dalam menjalankan keyakinan beragama. Penandatanganan deklarasi kerukunan umat beragama digelar di Kantor Kementerian Agama Kota Bandung, Jalan Soekarno-Hatta, Selasa (20/12/2016). Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo juga turut menandatangani deklarasi itu. Hadir pula perwakilan organisasi keagamaan di Bandung. "Ada dua hal yang perlu disampaikan pertama kita menguatkan kebulatan tekad lagi antara seluruh pemuka agama untuk berkumpul menyuarakan deklarasi kebebasan dalam menjalankan keyakinan beragama dan ibadahnya," ucap pria yang kerap disapa Emil itu. Deklarasi mencetuskan sejumlah poin kesepakatan. Emil mengatakan, poin pertamai yakni bahwa
beragama merupakan hak setiap warga negara. "Sehingga kegiatan ibadahnya dilindungi negara," kata Emil. Poin kedua, lanjut Emil, penggunaan gedung umum dalam ke-
giatan keagamaan diperbolehkan selama bersifat insidentil. "Kemudian tadi disampaikan kegiatan ibadah tidak perlu pakai izin cukup memberitahukan ke kementrian agama dan kepolisian," katanya. Emil menambahkan, Forkominda Kota Bandung sepakat untuk membuang sikap intolernasi yang kerap menimbulkan gesekan sosial.
"Ketiga, kami bersepakat untuk membuang jauh semangat intoleransi dan semangat pemaksaan terhadap yang sifatnya keyakinan," ucapnya. "Poin tadi ditandatangani oleh seluruh pemimpin agama dari mulai Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu juga dari kepolisian, Kodim, Kemenag dan disaksaksikan oleh saya," tambah Emil. (bbs/kcm)
Pahlawan Wanita di Uang Baru NKRI
Tjut Meutia Gigih Melawan Penjajah PAHLAWAN WANITA diabadikan pada gambar muka uang rupiah kertas dari 12 orang pahlawan nasional Indonesia. Sang pahlawan itu ialah Tjut Meutia, srikandi asal Aceh. Tjut Meutia atau Tjoet Nyak Meutia dilahirkan di Pirak, Aceh Utara, sekitar tahun 1870. Ia dinyatakan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964. Bank Indonesia (BI) telah secara resmi mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun emisi 2016, Senin (19/12-2016). Acara ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, jajaran menteri, dan keluarga serta ahli waris 12 orang pahlawan nasional yang diabadikan sebagai gambar muka pada uang tersebut Uang NKRI dengan desain baru ini menghadirkan gambar 12 orang pahlawan nasional, baik pada uang rupiah kertas maupun uang rupiah logam. DIterbitkannya uang rupiah NKRI tahun emisi 2016 mengambil tema "Di Setiap Makna Indonesia". Penerbitan uang NKRI baru ini memiliki lima pesan utama. Salah satu pesannya, kata Agus, penggunaan gambar pahlawan nasional merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa para kusuma bangsa tersebut. Penggunaan gambar keanekaragaman pemandangan alam dan budaya bangsa juga merupakan bentuk penghormatan terhadap keindahan alam Indonesia. Siapakah Cut Meutia? Tjut Meutia mulai melakukan perlawanan terha-
dap Belanda bersama suaminya, Teuku Tjik Tunong. Pada Maret 1905, Tjik Tunong ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Ia gigih melawan penjajah Belandan. Sebelum menghadap Sang Khalik, Tjik Tunong berpesan kepada sahabatnya, Pang Nagroe, untuk menikahi istrinya dan merawat anaknya, Teuku Raja Sabi. Tjut Meutia kemudian menikah dengan Pang Nagroe yang juga berjuang melawan Belanda. Pang Nagroe tewas saat melakukan perlawanan terhadap Belanda pada 26 September 1910. Tjut Meutia terus melakukan perlawanan bersama sisa pasukannya. Pada tanggal 24 Oktober 1910, Tjut Meutia bersama pasukannya bentrok dengan korps Marechausée di Alue Kurieng. Dalam peristiwa itu, Tjut Meutia gugur. Pada 19 Desember 2016 lalu, gambar Tjut Meutia diabadikan pada gambar muka uang rupiah kertas pecahan Rp 1.000. Penetapan gambar Tjut Meutia tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/33/PBI/2016, tanggal 26 Oktober 2016, tentang Pengeluaran Uang Rupiah Kertas Pecahan 1.000 (Seribu) Tahun Emisi 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 217). Selain itu, BI juga telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/38/PBI/2016, tanggal 26 Oktober 2016, tentang Pengeluaran Uang Rupiah Kertas Bersambung Pecahan 1.000 (Seribu) Tahun Emisi 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 222). (kcm/bi/bbs)