Digital
JUMAT
16 DES 2016
|
4 HALAMAN
medialaspela
Menerangi Bumi Serumpun Sebalai
Angkot di Bandung Dilengkapi Bacaan Demi Tingkatkan Minat Baca
Kapolri: Penangkapan Teroris Bukan Drama Tito Tegaskan Siap Dicopot KAPOLRI Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan kasus penangkapan teroris di Bekasi, Jawa Barat dan beberapa daerah lainnya di Indoneia, bukan skenario pengalihan isu. "Ada yang bilang ini (pengungkapan kasus terorisme) pengalihan isu terkait sidang Saudara Basuki Tjahaja Purnama, saya jawab dengan tegas ini bukan pengalihan isu!" kata Jenderal Tito di Mabes Polri, Jakarta, Jumat. Menurut Tito Karnavian, polisi tidak mungkin melakukan rekayasa kasus terorisme.
"Rekan-rekan yang ada di Densus 88 ini polisi, bukan sutradara. Para tersangka yang ditangkap juga bukan aktor, bukan aktris yang pandai memainkan drama. Untuk apa dia (tersangka) pasang badan seolah-olah mau ngebom? Jadi sekali lagi, tidak ada pengalihan isu," katanya. Ia pun berujar peradilan yang akan mengadili para tersangka kasus terorisme bersifat terbuka sehingga masyarakat bisa mengawal kasus tersebut. "Sistem hukum kita sangat terbu-
Polisi Bukan Sutradara
angkot merupakan donasi dari masyarakat yang dikumpulkan oleh komunitas Rindu Menanti. Jenis bukunya beragam, mulai dari buku cerita anak sampai buku berkonten Islam. "Kita harapkan membuka donasi bagi masyarakat untuk menyumbang buku. Konteksnya ini memakmurkan angkot sekaligus membangun budaya baca di Bandung dan Indonesia," ujarnya. Saat ini, ada sekitar 15 angkot yang telah dilengkapi buku bacaan. Program serupa juga akan dilakukan di bus Trans Metro Bandung (TMB) dan Damri. "Sebetulnya ini kepikiran juga untuk di Damri, tapi dari segi daya tarik Damri sudah ada. Orang mau naik Damri, naik TMB. Kalau naik angkot masih butuh peningkatan kualitas layanan," ucapnya. (kdc)
INDEX
ka. Siapa pun yang ditangkap akan diproses di peradilan terbuka, di mana semua orang bisa melihat bahkan merekam apa yang terjadi," katanya. Siap Dicopot Mantan Kapolda Metro Jaya ini menyatakan siap dicopot dari jabatannya jika ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa penangkapan terduga teroris jaringan Bekasi baru-baru ini hanya bentuk pengalihan atas isu hukum calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Kalau ada bukti bahwa ini rekayasa, tunjukkan buktinya itu dan kami akan lakukan tindakan tegas. Saya sendiri kalau ini rekayasa siap dicopot," tegas Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (16/12). (cnn/b1)
DINAS Perhubungan Kota Bandung melengkapi sejumlah angkutan kota dengan buku bacaan. Program Angkot Pintar (Antar) ini bertujuan meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, program itu terinspirasi dari angkot pustaka yang digagas Pian Sopian, seorang sopir angkot jurusan Soreang-Leuwipanjang. "Diinspirasi oleh angkot Soreang-Leuwipanjang, tapi kita ingin ini menjadi gerakan masif dari masyarakat untuk masyarakat menjadi program partisipatif," ucap Didi dalam kegiatan peluncuran Angkot Pintar di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Bandung, Jumat (16/12/2016). Buku yang terpasang di
Hal 2 UMKM Babel Raih Penghargaan Hal 4 Rencana Pengangkatan Honorer
QUOTE Tito Karnavian
Eko “Patrio”
“Setiap orang yang mengajarkan radikalisme, membenci negeranya sendiri, maka sudah dipastikan bahwa orang tersebut adalah salah satu orang yang mendukung aksi terorisme. Kita harus selalu waspada dengan orang-orang ini. Mereka selalu mengawasi kita, maka kita harus terus mengawasi mereka”.
Irit Bicara di Bareskrim Polri ANGGOTA DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional Eko Hendro Purnomo alias Eko "Patrio" memenuhi undangan Bareskrim Polri, Jumat (16/12/2016). Eko datang untuk dimintai klarifikasi soal berita di media online yang menuliskan bahwa Eko menganggap pengungkapan kasus terorisme yang dilakukan Polri hanya pengalihan isu. Eko tiba di kantor Bareskrim Polri sekitar pukul 13.50 WIB. Ia menumpangi mobil dinas DPR berwana putih dengan nomor polisi B 2 RYN. Saat hendak masuk ke gedung, Eko langsung diminta penjelasan oleh para awak media. Namun, ia tidak mau berkomentar dulu. "Nanti dulu, habis selesai dulu ya," kata Eko di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat. Sedianya, agenda klarifikasi tersebut dilakukan pada Kamis (15/12/2016). Namun, saat itu PAN meminta Eko tak hadir. PAN menilai, Mabes Polri terlalu gegabah dan terburu-buru memanggil Eko. Alasannya, perlu izin Presiden untuk memanggil anggota DPR. Sebaliknya menurut Polri, undangan tersebut bukan panggilan untuk pemeriksaan. Tidak ada sanksi apapun jika Eko tidak memenuhinya. Adapun pemanggilan tersebut untuk menindaklanjuti laporan penyidik Bareskrim. (kdc/f-88)
Download Laspela Mobile Play Store