PARAS Januari Februari 2021

PARAS

JAN FEB 2021

MEDIA INFORMASI GEREJA RASUL BARNABAS PAROKI PAMULANG

Pancaran Asa Hari Kelahiran Yesus di Kala Pandemi

Menyimak Peran Umat Katolik pada Pilkada 2020

Sosok Mathilda Dwi Lestari Srikandi di Puncak Dunia

In Verbo Autem Tuo Laxabo Rete, Apa Maknanya?

hal. 6

hal. 24

hal. 30

hal. 34

Tahbisan Imamat, Babak Baru Romo Yogie hal. 14

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Catatan Redaksi Surat Redaksi

Harapan Baru dari Kelahiran Yesus Kristus

H

alo! Apa kabar umat Paroki Pamulang

Gereja

Santo

kelahiran Yesus Kristus di kala pandemi.

Selain

juga

ada

berita

tentang

Barnabas? Semoga kita semua

ditahbiskannya Diakon Benediktus Yogie

selalu sehat dalam perlindungan-Nya.

Wandono, SCJ menjadi Imam Gereja

Setelah 3-4 bulan sejak edisi sebelumnya,

Katolik pada 27 Januari 2021. Semoga

kini PARAS kembali hadir dalam edisi

kerja penggembalaanya bisa menjadi

Desember-Januari dalam peringatan hari

teladan bagi seluruh umat di paroki kita.

natal.

Selain juga ada kisah tenaga kesehatan

Hampir

sepanjang

tahun

2020,

yang berjuang langsung memberikan

rasanya kita semua berada di bawah

pelayanan

bayang-bayang

dan

di berbagai fasilitas kesehatan. Kisah

kegelisahan akibat pandemi Covid-19.

selengkapnya bisa dibaca pada rubrik

Namun, kita sebagai umat beriman,

kesaksian. Tidak hanya itu, juga ada

tak boleh kehilangan harapan. Melalui

kisah Mathilda Dwi Lestari yang berhasil

kelahiran Yesus Kristus kita diajak untuk

menaklukkan gunung-gunung tertinggi

meyakini bahwa Tuhan akan selalu hadir

dunia. Harapannya bisa memberikan

mendampingi dan mengasihi kita semua.

inspirasi

Sejak

kekhawatiran

pandemi

melanda,

kegiatan

menggereja juga mengalami perubahan signifikan.

Bila

sebelumnya

kesehatan

kepada

ketangguhan

menghadapi

cobaan

warga

mental di

kita

pandemi

Covid-19.

semua

Besar harapan melalui PARAS edisi

kegiatan baik di gereja maupun di tingkat

ini dapat menjadi jembatan informasi

lingkungan dilakukan berkumpul dan

yang menghubungkan umat dengan

bertatap muka, maka kini beralih melalui

pewartaan gereja. Akhir kata, semoga

daring.

kehadiran

kembali

majalah

PARAS

Demikianlah kira-kira tema besar

ini dapat menjadi sumber pewarta,

majalah Paras edisi kali ini. Kami tak

informasi, inspirasi, dan aspirasi umat di

hanya

Paroki Pamulang Gereja Santo Barnabas.

ingin

melaporkan

kegiatan

menggereja di kala pandemi, tapi kami juga ingin mengajak umat memaknai

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 2

PARAS

MEDIA INFORMASI CETAK PAROKI PAMULANG, GEREJA RASUL BARNABAS

Pelindung Rm. Yoseph Sutrisno Amirullah, SCJ Rm. Antonius Yuswita, SCJ Rm. Philipus Adhitya Subono, SCJ Rm. Benediktus Yogie Wandono, SCJ Pendamping Mathias Sukiadi Yohar Ketua Seksi Komunikasi Sosial Irene Ramlan Sinaga Pemimpin Redaksi Cerelius Andri Sulistyanto Redaktur Robertus Suyoto Bakir Benediktus Krisna Yogatama Staf Redaksi Irene Ramlan Sinaga Ch. Wibisana Kurniawan Vania Nathaniela Mona Tobing Fotografer T.A. Felix J. Maitimo Dionisius W. Danuanindito Agustinus Visual Jerry Aldo

Kontribusi Artikel

Redaksi PARAS membuka kesempatan bagi saudara-saudari yang hendak mengirimkan tulisan untuk diterbitkan di situs berita paroki atau di majalah PARAS. Artikel hendaknya sebanyak 400 - 600 kata beserta foto atau ilustrasi dapat dikirimkan melalui email: komsos.barnabas@gmail.com Partisipasi Anda sangat berarti bagi kami.

Terimakasih.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Penerbit Gereja St. Barnabas Paroki Pamulang

Halaman 3

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Daftar Isi

Cerita Sampul........6 Pancaran Asa Hari Kelahiran Yesus di Kala Pandemi

Berita Utama........10 Panggilan Kuat Menjadi Imam

Berita Utama........14 Tahbisan Imamat, Babak Baru Romo Yogie

Berita Kegiatan........18 Pertemuan dan Doa Lingkungan Melalui Daring

Kontribusi Umat........20 Pengajaran Online Bina Iman Anak

Berita Kegiatan........24 Menyimak Peran Umat Katolik Paroki Pamulang pada Pilkada Kota Tangerang Selatan 2020

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 4

Tips........26 Self Discipline: Pola Pikir Ketangguhan Mental di Saat WFH.

Sosok........30 Mathilda Dwi Lestari: Srikandi di Puncak Dunia

Oase........34 In Verbo Autem Tuo Laxabo Rete, Apa Maknanya?

Kesaksian........38 Suara dari Garda Terdepan

Galeri Foto........42

Data dan Fakta........46 Peta Wilayah Paroki

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 5

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Cerita Sampul

Pancaran Asa Hari Kelahiran Yesus di Kala Pandemi Penulis: Benediktus Krisna Yogatama Editor: C Andri Sulistyanto

Dokumentasi PARAS PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 6

Pandemi Covid-19 yang mendera hampir sepanjang tahun lalu, tak hanya mengguncang perekonomian, namun juga meruntuhkan asa dan pengharapan. Melalui perayaan hari natal, umat disegarkan dengan pancaran asa pada hari kelahiran Yesus yang merupakan wujud kasih Allah pada manusia.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 7

Cerita Sampul

Pancaran Asa Hari Kelahiran Yesus di Kala Pandemi

Dokumentasi PARAS

D

alam homili misa malam natal

mau

penuh protokol kesehatan. Para panitia

24 Desember 2020 pukul

menyelamatkan orang-orang takut,

hari natal dari Wilayah 2 melaksanakan

20.00, Romo Yoseph Sutrisno

gelisah, dan tidak nyaman seperti ini.

dengan baik segenap protokol kesehatan

Amirullah, SCJ, mengatakan, pandemi

Yakinlah bahwa aku tidak sendiri, aku

agar misa bisa tetap berlangsung lancar,

Covid-19 telah mengubah banyak hal

bersama Tuhan Yesus. Maka hati akan

aman, dan nyaman.

karena menggoyahkan banyak sendi

menjadi lebih damai dan lega,” ujar Romo

kehidupan. Sudah tentu, umat mengalami

Yus.

“Sang

penyelamat

Misa perayaan natal tahun ini diselenggarakan selama empat hari dengan total lima kali misa. Adapun misa-

cobaan yang berat.

Namun, Romo Amir mengajak

misa itu terdiri dari misa malam natal 24

umat untuk tidak kehilangan harapan.

Desember pukul 17.00 dan 20.00, misa

Kelahiran Yesus, lanjut Romo Amir,

natal 25 Desember pukul 08.00 dan pukul

memberikan pancaran harapan bagi umat

11.00, dan misa natal anak-anak pada 26

untuk menjalani hari ke depan.

“Sebagai orang beriman, Tuhan membimbing kita. Mari kita percaya akan kasih Allah,” ujar Romo Amir.

Hal senada juga disampaikan Romo Antonius Yuswita, SCJ dalam homili misa malam natal 24 Desember 2020 pukul 17.00. Ia mengatakan, adalah hal wajar saat ini umat dilingkupi perasaan cemas

Sang penyelamat mau menyelamatkan orang-orang takut, gelisah, dan tidak nyaman seperti ini. Yakinlah bahwa aku tidak sendiri, aku bersama Tuhan Yesus. Maka hati akan menjadi lebih damai dan lega

dan takut akibat pandemi Covid-19.

Desember pada 10.00.

Seperti halnya misa adaptasi kebiasaan baru yang tiap pekan dilaksanakan, perayaan misa natal kali ini pun menjalankan protokol kesehatan yang kurang lebih sama. Umat yang hadir dibatasi hanya sekitar 150 orang atau setara dengan 15 persen dari daya tampung maksimal gereja yang sebanyak 1.000 orang. Hal ini agar umat bisa menjaga

“Kita semua gelisah, tidak hanya karena

Mari kita semua tetap mengarahkan

jarak satu dengan lain. Sedangkan umat

penyakit, namun juga berpikir keluargaku

hati kepada Tuhan agar tidak kehilangan

yang tidak menerima undangan tetap

mau makan apa?” ujar Romo Yus.

harapan menghadapi pandemi Covid-19.

dapat merayakan perayaan ekaristi di rumah melalui siaran daring.

Romo Yus juga mengajak umat untuk tidak kehilangan harapan. Kehadiran

Protokol Kesehatan

Para umat yang hadir adalah

Yesus Kristus adalah bukti bahwa Allah

Seperti halnya gereja di seluruh dunia,

mereka yang memenuhi kriteria yaitu

mengasihi manusia karena dia mengutus

Paroki Pamulang Gereja Santo Barnabas

berbadan sehat, berusia 18-59 tahun,

putra-Nya ke dunia untuk menyelamatkan

juga pertama kali merayakan misa natal

tidak mempunyai penyakit bawaan, dan

manusia.

dengan adaptasi kebiasaan baru yang

terdaftar dalam Basis Integrasi Data

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 8

November 2019

Di tengah segala keterbatasan mari kita bersyukur masih bisa menyambut kelahiran Yesus Kristus sebagai juru selamat

Keuskupan (BIDUK) Paroki Pamulang.

Setelah didaftarkan melalui aplikasi

Dokumentasi PARAS

terdapat hand sanitizer yang telah disiapkan untuk umat.

Belarasa dari KAJ, umat selanjutnya

Setelah itu umat menuju bangku

mendapatkan undangan yang dikirimkan

sesuai dengan nomor yang tertera pada

melalui whatsapp ke nomor masing-

undangan. Posisi duduk umat pun berjarak

masing umat. Umat yang tiba di gereja

sekitar 1-2 meter dari umat lainnya. Usai

wajib mengenakan masker dari rumah

melalui sejumlah protokol itu, umat pun

sepanjang awal misa hingga misa

bisa mengikuti perayaan ekaristi.

berakhir.

Saat komuni, petugas menyiapkan

Parkiran kendaraan bermotor pun

semacam kaca plastik antara romo dan

dibuat berjarak. Ini supaya umat yang

prodiakon dengan umat. Hosti diberikan

turun dari kendaraan tidak berdesak-

melalui celah bawah kaca plastik itu.

desakan.

Pemberian komuni memperhatikan jaga

Setibanya di area gereja, petugas akan

jarak antrean.

meminta umat untuk memperlihatkan

Setelah misa usai, umat harus

undangan. Petugas kemudian akan

mengikuti arahan jalan keluar oleh

melakukan scan barcode undangan untuk

petugas. Umat pun dilarang berkerumun

mencatat kehadiran umat.

dan dipersilakan untuk segera pulang ke

Setelah itu umat terlebih dahulu

rumah masing-masing.

diperiksa suhu tubuhnya menggunakan

Mistar (44), warga dari Lingkungan

thermo gun. Umat yang diperbolehkan

Bunda Theresa, Wilayah Dua bersyukur,

masuk adalah yang bersuhu tubuh di

walau di tengah pandemi, Paroki

bawah 37,5 derajat celcius.

Pamulang Gereja Barnabas masih tetap

Kemudian umat dipersilakan untuk

mengadakan perayaan natal. “DI tengah

mencuci tangan dengan sabun pada

segala keterbatasan mari kita bersyukur

sejumlah wastafel yang telah disediakan.

masih bisa menyambut kelahiran Yesus

Umat lalu diarahkan petugas untuk naik

Kristus sebagai juru selamat,” ujar Mistar.

ke lantai atas gereja.

Usai tiba di lantai atas, umat dipersilakan untuk menyumbang kolekte terlebih dahulu. Di sebelah kotak kolekte,

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 9

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Berita Utama

Panggilan Kuat Menjadi Imam Penulis: Vania Nathaniela Editor: Benediktus Krisna

Dokumentasi PARAS PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 10

Sejak Agustus 2020, Paroki Pamulang Gereja Santo Barnabas kedatangan seorang gembala baru yaitu Romo Philipus Adhitya Subono, SCJ. Selama lebih dari empat bulan berkarya di paroki kita, Romo Bono, panggilan akrabnya telah memberi warna dan tambahan tenaga para gembala yang sudah lebih dahulu berkarya di sini yakni Romo Yoseph Sutrisno Amirullah, SCJ, Romo Antonius Yuswita, SCJ, dan Romo Benediktus Yogie Wandono, SCJ.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 11

Cerita Sampul

Panggilan Kuat Menjadi Imam

Dokumentasi PARAS

S

ejak Agustus 2020, Paroki

tetapi, pandemi Covid-19 membatasi

gagasan hingga diresmikan di dalam

Pamulang Gereja Santo Barnabas

gerak kita semua, sehingga Romo Bono

perayaan ekaristi episkopal Minggu pagi

kedatangan seorang gembala baru

hanya mendapatkan tugas pelayanan

itu, tidak lain merupakan bimbingan

yaitu Romo Philipus Adhitya Subono, SCJ.

sakramental harian maupun mingguan,

Tuhan sendiri yang menyertai umat

Selama lebih dari empat bulan berkarya

serta pelayanan penyelidikan kanonik utk

Wilayah IX di dalam perjalanannya

di paroki kita, Romo Bono, panggilan

para calon temanten.

menjadi Paroki Pamulang, Gereja Santo

akrabnya telah memberi warna dan

“Harapannya, setelah pandemi ini

tambahan tenaga para gembala yang

berakhir, Romo Bono dapat kembali

Barnabas.

sudah lebih dahulu berkarya di sini yakni

melayani dan membina koor anak-anak,

Romo Yoseph Sutrisno Amirullah, SCJ,

juga perkumpulan remaja atau OMK di

Perjalanan Romo Bono menjadi

Romo Antonius Yuswita, SCJ, dan Romo

Pamulang,” ujarnya saat diwawancarai

seorang imam tidaklah mudah. Mimpi

Benediktus Yogie Wandono, SCJ.

Paras via aplikasi Zoom, pada Senin

Romo Bono menjadi seorang pastor

Sejak anak-anak

Sebelum bertugas di Paroki Santo

dimulai sewaktu duduk di bangku kelas 3

Barnabas, Romo Bono bertugas di Paroki

sekolah dasar. Ini berawal dari kakaknya

Santo Antonius, Bidaracina, Jakarta. Di

saat itu yang merupakan seorang pendeta,

sana, Romo Bono juga aktif melakukan

memberikan sebuah alkitab kepadanya

pelayanan harian, pelayanan mingguan,

yang dibacanya setiap hari bersama orang

pelayanan sakramental, membantu kelompok ibu-ibu Warakawuri Santa Anna, dan koor gereja. Adapun koor yang dilayani terdiri dari berbagai bentuk, mulai dari koor anak-anak VoA (Voice of Anthony) yang didirikan oleh Romo Bono sendiri sampai koor Kelompok Legio Maria yang beranggotakan lansia.

Harapannya, setelah pandemi ini berakhir, Romo Bono dapat kembali melayani dan membina koor anak-anak, juga perkumpulan remaja atau OMK di Pamulang

tua dan beberapa orang lainnya.

(4/1/2020).

desanya yang menampilkan kehidupan

Hal yang sama juga ingin Romo

Amat terasa bahwa perjuangan bahu-

Bono lakukan juga di paroki. Akan

membahu mendirikan paroki sejak

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

“Membaca kitab suci merupakan sebuah kegiatan yang menggembirakan atau membahagiakan bagiku,” ujarnya.

Keluarga Romo Bono, saat itu menganut agama Islam, melihat dan mendengar kesaksian orang Katolik di penuh kerukunan dan kebaikan akhirnya memutuskan untuk beragama Katolik.

Halaman 12

November 2019 Satu-satunya gereja yang ada di desa

serius dengan cara melanjutkan ke

tempat Romo Bono tinggal merupakan

sekolah menengah pertanian (SPMA) di

gereja Kristen yang memiliki jumlah umat

daerah Tanjung Karang, Lampung.

tidak lebih dari 4 keluarga. Gereja Kristen

Sesudah tamat SPMA, Romo Bono

ini berukuran sangat kecil sehingga Romo

bekerja di sebuah perusahaan swasta

Bono harus berjalan (kaki) lebih jauh,

selama kurang lebih 2 tahun. Selama

sekitar 5 km, untuk mencari gereja lain

bekerja, cita-cita menjadi seorang pastor

yang berukuran lebih besar.

terus berputar di pikiran Romo Bono.

Gereja yang ditemukan sesuai

Selepas bekerja, ia memutuskan untuk

dengan harapannya, gereja Katolik yang

melanjutkan masuk seminari dan berhasil

berukuran lebih besar lengkap dengan

mendapatkan rekomendasi dari pastor

tempat tinggal kesusteran. Tidak ada

paroki. Ketetapan hati menjadi seorang

kata lelah, hanya semangat yang menjalar

pastor juga didorong oleh kekagumannya

dalam diri Romo Bono untuk beribadah di

terhadap keramahan seorang pastor

gereja Katolik tersebut walaupun harus

Belanda, Martin Van Ooij, SCJ, yang kala

berjalan kaki dengan jarak yang sangat

itu sangat dekat dengan anak-anak,

jauh.

terutama ketika bermain sepak bola.

Tuhan yang memberikan kehidupan kekal.

Semua dilakukannya dengan rasa bahagia, bahkan dalam sikapnya sehari-hari

Biasanya, Romo Bono beribadah

Romo Martin sangat senang mengetahui

bersama dengan rombongannya.

Romo Bono ingin menjadi seorang pastor

Kebahagiaan dan semangat ini ingin

seperti dirinya.

ketika homili ibadah.

Pilihan Hidup

hidup dengan rasa bahagia,” ujarnya.

Romo Bono bagikan kepada orang-orang di sekitarnya. Inilah motivasi awal Romo Bono menjadi seorang pastor, di samping

Satu-satunya masalah yang belum

motivasi utamanya, yaitu mewartakan

terselesaikan adalah Romo Bono kala

Injil.

itu memiliki seorang pacar atau kekasih.

Dua tahun setelahnya, ketika berada

Bahkan, Romo Bono tidak langsung

di bangku kelas 5 SD, Romo Bono

memutuskan hubungan asmaranya,

menetapkan hatinya untuk menjadi

tetapi membiarkan hubungan tersebut

seorang pastor. Lulus dari sekolah dasar,

berjalan dan menunggu Tuhan Yesus

Romo Bono mencoba mendaftarkan diri ke

menunjukkan jalan secara langsung.

seminari. Untuk mewujudkan hal tersebut,

Sebelum mengucapkan kaul pertamanya,

Romo Bono meminta rekomendasi dari

kekasih Romo Bono mengirimkan surat

pastor paroki yang paling dekat dengan

kepadanya berisi keikhlasan hatinya

tempat tinggalnya.

mendukung Romo Bono untuk menggapai

Akan tetapi, harapan tersebut pupus

cita-citanya menjadi seorang pastor.

karena pastor paroki tidak menyetujui

Romo Bono masuk ke Seminari

permintaan Romo Bono dengan alasan

Menengah Santo Paulus, Palembang. Lalu,

usia yang masih terlalu kecil sehingga

melanjutkan ke Novisiat SCJ Gisting dan

dianggap belum dewasa atau belum siap

kuliah Filsafat dan Teologi di Jogjakarta.

masuk ke seminari.

Studi itu selesai pada tahun 1986. Satu

termasuk di dalam setiap perkataannya “Umat Katolik harus optimistis dan Kebahagiaan dan keceriaan ini membuat Romo Bono lebih mudah untuk mendekati anak-anak, termasuk ketika misa Natal.

Motto hidup Romo Bono adalah berbahagialah selalu di dalam Tuhan. Hal itu pula yang ingin disampaikan kepada seluruh umat Paroki Santo Barnabas.

Pandemi Covid-19 menyerang seluruh dunia tanpa mengenal usia dan status setiap orang, mulai dari anak-anak sampai dewasa, dari yang miskin sampai kaya raya.

Pandemi ini menunjukkan bahwa kekayaan tidak bisa dijadikan sebagai jaminan kehidupan seseorang. Oleh karena itu, di masa pandemi ini, setiap orang harus memiliki ‘sauh’ yang kuat dan dalam.

Sempat frustasi dalam waktu singkat,

tahun setelahnya, tahun 1987, tepat pada

Romo Bono akhirnya bangkit dan mencari

tanggal 21 Januari Romo Bono ditahbiskan

jalan lain. Romo Bono mengunjungi

menjadi imam SCJ. Menyambung kisah

tempat tinggal saudara-saudaranya yang

asmara Romo Bono, mantan kekasih

cukup jauh, mulai dari Jogja, Klaten, Solo,

Romo Bono menjalin kehidupan baru

Surabaya, Malang, sampai Lampung. Tak

bersama dengan pasangan baru kemudian

hanya itu, sulitnya keadaan ekonomi

anak mereka pun mengikuti jejak Romo

membuat Romo Bono pindah dari Klaten

Bono menjadi seorang pastor.

melakukan kehendak Tuhan sesuai

Optimis dan bahagia

dan diberkati sepenuhnya oleh Tuhan

ke Sumatera.

Perlahan-lahan,

Romo

Bono

mewujudkan cita-citanya dengan cara

Ajaran Yesus yang paling disukai oleh

membangun dan mengajar sebuah

Romo Bono adalah Lukas 12:21-34 tentang

sekolah minggu, yakni mengajarkan

Hal Kekuatiran. Romo Bono tidak pernah

anak-anak berdoa, bernyanyi, dan

merasa khawatir untuk meninggalkan

menari. Kemudian, ia mulai menentukan

orang-orang di sekitarnya untuk

nasib ke depan dengan bertani secara

mengikut Tuhan Yesus agar genap firman

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Artinya, setiap orang harus bersandar dan berpegang teguh kepada sabda Tuhan karena masa pandemi bisa jadi dimaksudkan Tuhan untuk menunjukkan wujud asli manusia yang rapuh. Kita menjadi milik Tuhan, termasuk firman-Nya, menjadikan kita dicintai sehingga kita tidak lagi merasa takut atau khawatir. Pesan ini juga berlaku untuk orang-orang yang terkena dampak buruk ekonomi karena adanya virus Covid-19, tetap harus berbagi kepada sesama.

Halaman 13

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Berita Utama

Tahbisan Imamat, Babak Baru Romo Yogie Penulis: Benediktus Krisna Yogatama Editor: Andri Sulistianto

Dokumentasi PARAS PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 14

Kini ada yang berbeda bagi umat Paroki Pamulang Gereja Santo Barnabas. Bila umat biasa memanggil Diakon gereja kita dengan sebutan akrab Frater Yogie, saat ini kita harus memanggilnya Romo atau Pastor Yogie. Usai menempuh proses yang panjang, ia telah ditahbiskan dalam kaul kekal imam gereja Katolik menjadi Romo Benediktus Yogie Wandono, SCJ.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 15

Dokumentasi PARAS

P

erayaan ekaristi tahbisan imamat

dan duduk sambil menjaga jarak sesuai

untuk Yogie diselenggarakan,

dengan protokol kesehatan.

Rabu (27/1/2021) di Gereja

Usai bacaan injil, kelima calon imam

Katolik Paroki Santo Petrus Palembang,

dan satu orang calon diakon itu dipanggil

Keuskupan Agung Palembang. Romo Yogie

satu per satu menghadap altar. Yogie

tidak sendirian menerima tahbisan itu.

kedapatan dipanggil paling akhir, berdiri

Ada empat orang lainnya berasal dari luar

di ujung paling kiri dari barisan para calon

Paroki Barnabas yang juga menerimanya

pelayan Tuhan itu.

yakni Hubertus Aditya Prabowo, Paskalis

“Kita bersyukur pada hari ini bahwa

Aditya Wardana, Alexander Pambudi, dan

dalam situasi pandemi seperti ini kita

Marius Ari Saputra. Pada kesempatan yang

akan menerima putra-putra kita ini

sama, terdapat satu orang yang menerima

menjadi diakon dan imam. Meski kita sulit

diakonat yakni Rafael Subiyo.

berkumpul seperti dahulu, tapi kita harus

Misa konselebrasi ini dipimpin oleh

menyadari, bahwa kita adalah anggota

Uskup Palembang Mgr. Aloysius Sudarso

tubuh kristus, satu misteri tubuh kristus.

SCJ bersama Provinsial SCJ Indonesia

Ini yang harus jadi kesadaran, dimana

Titus Waris Widodo, SCJ dan Pastor Paroki

kita tidak bisa kumpul seperti dulu. Tugas

Santo Petrus Palembang Yohannes Harry

imam dan diakon menyadarkan bahwa

Subekti, SCJ.

kita umat Allah, satu tubuh Kristus. Inilah

Meski terpaut jarak ratusan kilometer, umat Paroki Pamulang Gereja Santo

Imam yang lahir pada musim pandemi,” ujar Mgr Sudarso.

Kita bersyukur pada hari ini bahwa dalam situasi pandemi seperti ini kita akan menerima putra-putra kita ini menjadi diakon dan imam. Meski kita sulit berkumpul seperti dahulu, tapi kita harus menyadari, bahwa kita adalah anggota tubuh kristus, satu misteri tubuh kristus. Ini yang harus jadi kesadaran, dimana kita tidak bisa kumpul seperti dulu. Tugas imam dan diakon menyadarkan bahwa kita umat Allah, satu tubuh Kristus. Inilah Imam yang lahir pada musim pandemi

Barnabas bisa menyaksikan jalannya

Usai homili, uskup menanyakan

perayaan dengan siaran langsung yang

kesediaan para calon imam itu dengan

menjalankan tugas dan tanggung jawab

bisa diakses di channel Youtube Komsos

beberapa pertanyaan, sebelum mereka

sebagai imam. Bersediakan saudara-

Barnabas. Misa yang dimulai pukul 17.00

ditahbiskan menjadi imam.

saudara melaksanakan tugas sebagai

WIB itu berjalan khidmat dan lancar.

“Para diakon yang terkasih, sebelum

imam dalam cermat, dalam kerjasama

Umat yang hadir di gereja telah diukur

kalian ditahbiskan menjadi imam,

yang setia kepada uskup untuk

suhu tubuhnya, mengenakan masker,

nyatakanlah kesediaan kalian untuk

menggembalakan umat Tuhan dalam roh

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 16

kudus?”

Kelima calon imam itu pun menjawab, “Kami bersedia.”

penutup yang manis di bulan Januari

Subono SCJ. Juga hadir ikut memimpin

untuk Romo Yogie. Tahun 2021 belum juga

misa yaitu Romo Petrus Cipto Nugroho,

genap satu bulan, namun sudah banyak

SCJ.

Uskup juga memberikan waktu kepada

peristiwa besar dalam hidup Romo Yogie.

Pada saat homili, Romo Yogie

calon imam ini untuk pergi ke tempat

Tujuh belas hari sebelum tahbisan

memberi sambutan sambil berkelakar

duduk orangtua/keluarga untuk meminta

imamat, atau pada Minggu (10/1/2021),

santai. “Saya sebenarnya gemetar. Baru

doa dan restu. Kemudian setelah prosesi,

ibunda dari Romo Yogie, Katarina Tavip

pertama kali (memberi homili sebagai

para calon imam itu pun bersujud hingga

Purwigati dipanggil Tuhan pada usia 55

imam) misa di gereja,” ujarnya.

posisi tidur di depan altar. Tanda sujud

tahun. Tak lama setelahnya, Romo Yogie

“Saya baru 11 hari ditahbiskan, masih

dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada

juga harus menjalani isolasi diri karena

“ting-ting”. Jadi Romo baru itu Romo

Tuhan.

dinyatakan positif Covid-19.

“ting-ting”,” lanjutnya disambut tawa

Kelima calon imam ini kemudian

Setelah menjalani “ujian” yang sulit

dipakaikan jubah dibantu oleh dua orang

itu, akhirnya Romo Yogie ditahbiskan

Ia juga menyinggung tema tahbisan

romo konselebran. “Melalui kuasa roh

menjadi imam. Romo Yogie pun menjalani

yang sesuai dengan ungkapan Yesus yang

kudus, Allah Bapa telah mengurapi Tuhan

misa perdananya sebagai imam di Paroki

terpatri di atas altar gereja kita yaitu, “In

Yesus Kristus semoga Dia mendampingi

Barnabas pada misa Minggu (7/2/2021).

Verbo Autem Tuo Laxabo Rete”.

engkau demi kesucian umat-Nya dan

Misa dipimpin secara konselebran oleh

“Dalam sabda-Mu aku melakukannya.

demi kemulian nama-Nya.” Demikian

Romo Yogie bersama para imam paroki

Imamat adalah untuk selama-lamanya,”

uskup berseru.

kita yang lainnya yaitu Romo Yoseph

ujar Yogie.

Perjalanan panjang

Sutrisno Amirullah, SCJ, Romo Antonius

Upacara tahbisan imamat itu menjadi

Yuswita, SCJ, dan Romo Philipus Adhitya

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

kecil dari umat.

Halaman 17

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Berita Kegiatan

Pertemuan dan Doa Lingkungan Melalui Daring Penulis: Irene R. Sinaga Editor: Benediktus Krisna

Dokumentasi PARAS PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 18

November 2019

S

ejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020, hingga saat ini kegiatan di Paroki

Pamulang Gereja Santo Barnabas pun berhenti sementara. Kegiatan doadoa di lingkungan yang sebelumnya dilakukan berkumpul dengan tatap muka pun berganti dengan pertemuan dalam jaringan (daring).

2 atau 3 orang berkumpul atas nama Ku, Aku hadir disitu.

Salah satunya dilakukan oleh Pengurus Lingkunga Pamulang Permai I Santa Elisabeth 7 Wilayah 4. Semuanya berawal dari sebuah pertanyaan yang menggelitik yakni, apakh dengan adanya pandemi seluruh kegiatan doa di lingkungan terhenti? Bukankah pertemuan dan doa-doa lingkungan bisa dilakukan secara daring/virtual?

Dimulai sekitar bulan Oktober, Pengurus Lingkungan Pamulang Permai I Sta. Elisabeth 7 mencoba mengajak umatnya untuk mengadakan pertemuan/ doa-doa Lingkungan melalui daring dengan aplikasi Zoom.

Ternyata respon umat pun bagus.

Jumlah kehadiran/partisipan sekitar 10 – 17 orang. Hal ini tidak mengurangi semangat umat di Lingkungan karena dalam Firman Tuhan dikatakan, “2 atau 3 orang berkumpul atas nama Ku, Aku hadir disitu.”

Sampai saat ini pengurus dan umat Lingkungan Pamulang Permai I Sta. Elisabeth 7 tetap melanjutkan pertemuan/ doa-doa lingkungan, yaitu Doa Rosario (Oktober), Go-Kitab Suci Lingkungan (November), dan Doa Bulan Keluarga (Desember) Hal ini perlu dilakukan agar tetap terjaga pertumbuhan iman di Lingkungan.

Sudah ada beberapa lingkungan yang telah melakukan pertemuan/doa Lingkungan secara daring namun masih ada pula yang belum.

Pandemi memang mempengaruhi aktifitas gerak umat manusia, namun apabila aktivitas itu bisa dilakukan secara daring/vitual, kenapa tidak? Termasuk pertemuan doa-doa di lingkungan.

Semoga pandemi segera berlalu agar aktivitas gereja, wilayah, dan lingkungan bisa berjalan normal kembali.

Tuhan Memberkati.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 19

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Kontribusi Umat

Pengajaran Online Bina Iman Anak Penulis: Anastasia Ari Suryanti, Paulina Susilowati, Endah Nawang Palupi (Pengajar Bina Iman Anak) Editor: Benediktus Krisna

Dokumentasi Bina Iman Anak PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 20

Selama ini Pendampingan Bina Iman Anak (BIA) di gereja Rasul Barnabas – Pamulang dilakukan tiap hari Minggu pertama dan ketiga bersamaan dengan misa jam 9. Tiap kali pendampingan BIA ini diikuti oleh lebih dari 150 anak yang terbagi dalam 3 kelas, yaitu kelas TK dan sebelumnya, kelas SD 1-2 dan kelas SD 3 – 4.

Pendampingan dilakukan di ruang-ruang dalam Gedung Karya Pastoral Andre Prevot lantai 2.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 21

Cerita Sampul

Perayaan HUT ke-27 Paroki Pamulang, Sederhana Namun Sarat Makna

P

ara pendamping yang bertugas

melakukan

tim BIA Paroki berusaha mewujudkan

mengajar berasal dari wilayah-

pendampingan secara on line ini ketika

Awal

mula

ide

pendampingan BIA online dengan

wilayah yang telah disusun

tim Komsos Paroki mengajak tim BIA

melakukan koordinasi intern terlebih

jadwal tugasnya. Para pendamping ini

Paroki untuk mengadakan Misa Anak

dulu. Setelah ada kata sepakat dari tim

akan mengajak anak-anak bernyanyi

online. Rupanya gayung pun bersambut.

BIA Paroki, maka disusunlah jadwal

dengan gerak badan, berdoa bersama,

Setelah itu diadakan persiapan dan

rekaman dan pembagian tugas bagi

dan membaca firman Allah. Selain itu

koordinasi antara tim BIA_BIR Paroki,

wilayah-wilayah. Langkah berikutnya

juga pengajaran katekese singkat dan

tim Komsos, Sie Liturgi Paroki, beserta

mengadakan

sederhana sampai mengajak anak-anak

romo Amir selaku Pastur Paroki, dan

para koordinator wilayah untuk BIA.

membuat kreatifitas. Adapun bahan

Romo Yogi. Misa Anak secara streaming

Koordinasi dengan Tim Pengelola Gedung

pengajaran disesuaikan dengan kalender

ini terlaksana di bulan Mei dan mendapat

Paroki, tim sound, dan Sekretariat Paroki

liturgi.

sambutan hangat dari umat. Tim BIA

juga dilakukan untuk menunjang program

Suasana meriah akan terlihat ketika

paroki pun serasa mendapat suntikan

Pendampingan online BIA ini. Kerjasama

anak-anak berbaris rapi memasuki

energy baru untuk melayani anak-anak

dengan team Komsos yang telah terjalin

ruang gereja untuk menerima berkat

di masa pandemic.

pun tetap dilakukan dengan baik.

sosialisasi

dengan

dari romo. Satu per satu anak-anak

Kerjasama atau sinergi tim BIA dengan

dengan baju seragam biru bergambar

tim Komsos ternyata tidak berhenti

mewujudkan tayangan Pendampingan

Banyak suka duka dalam

domba ini diberkati romo. Setelah selesai

sampai di Misa Anak secara streaming.

online BIA ini. Semangat dan kreatifitas

pendampingan yang bersamaan dengan

Tim Komsos ini kembali mengajak tim BIA

pendamping BIA wilayah yang sangat

selesainya perayaan Ekaristi, anak-anak

Paroki untuk mengadakan pendampingan

tinggi inilah yang menambah energi

akan dijemput oleh orangtua.

online BIA. Pada awal tayangan perdana

bagi tim BIA paroki untuk tetap bertahan

Memasuki masa pandemi di bulan

pendampingan online ini dilakukan oleh

memberikan yang terbaik bagi anak-anak

Maret, kegiatan pendampingan BIA

tim BIA paroki pada bulan Juni 2020.

BIA. Kendala waktu yang berbenturan

terpaksa harus dihentikan. Dampaknya,

Kembali sambutan hangat dari umat

antara para petugas rekaman ataupun

selama beberapa pekan kegiatan

dirasakan sebagai energi kuat untuk

pendamping wilayah yang ada di lapangan

pendampingan BIA sempat kosong,

mempersiapkan tayangan pendampingan

dapat saja terjadi . Namun hal ini dapat

sampai akhirnya para pendamping BIA

yang kedua. Pada tayangan ketiga

diselesaikan karena ada komunikasi

Paroki bersepakat untuk melanjutkan

dan seterusnya dilakukan oleh para

yang baik antara pendamping BIA Paroki

pendampingan BIA secara online. Bahkan

pendamping BIA dari wilayah-wilayah.

dengan pendamping dari wilayah.

pendampingan BIA diadakan setiap hari

Pengalaman yang dirasakan

Selain itu, pada saat rekaman selalu

Minggu jam 11.00 secara online dengan

tim BIA Paroki dalam mempersiapkan

ada perwakilan team BIA Paroki untuk

tujuan membantu menumbuhan iman

pendampingan BIA secara online ini

memberi dukungan bagi wilayah yang

anak pada ajaran gereja.

pada mulanya sempat ragu-ragu. Namun

bertugas. Misalnya ada wilayah dengan

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 22

November 2019 jumlah petugas yang kurang, maka

Dukungan orangtua saat mengikuti

perwakilan team BIA Paroki inilah yang

tayangan online BIA sangat luarbiasa.

akan siap membantu (misalnya sebagai

Mereka sangat senang anak-anak

backing vocal, membantu gerak lagu, doa). Perbendaharaan lagu-lagu anak untuk kegiatan BIA pun makin banyak.

Rekaman video pendampingan online BIA dilakukan tiap dua pekan sekali untuk dua kali tayangan. Para pendamping BIA wilayah sebelumnya telah menyiapkan rencana pengajaran, termasuk kreatifitas yang akan dilakukan. Pada awalnya rekaman video dilakukan oleh tim Komsos Paroki setelah Misa Streaming di gereja.

Namun seiring makin banyaknya tugas tim Komsos paroki ini, maka tim BIA Paroki pun menggandeng pihak lain yang bisa membantu.

Kalimat yang berbunyi, “Kita tetap berkarya sebaik yang kita bisa, Tuhan Yesus yang akan menyempurnakan” ternyata benar-benar terjadi. Anakanak OMK (Orang Muda Katolik) yang mempunyai talenta di bidang pengambilan video dan editing pun

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Kita tetap berkarya sebaik yang kita bisa, Tuhan Yesus yang akan menyempurnakan bersedia terlibat bergantian tugas dengan team Komsos Paroki. Dan masih banyak pihak yang membantu proses pengambilan video (rekaman) sampai akhirnya siap tayang pada link Komsos Paroki.

Puji Tuhan… respon anak-anak saat mengikuti tayangan online BIA Paroki Barnabas terlihat positif. Hal ini terbukti dari komentar para pendamping BIA wilayah, orang tua dan foto-foto kegiatan anak selama mengikuti tayangan online BIA ini. Semuanya senang dengan adanya program pendampingan online BIA ini dan berharap tetap ada tiap hari Minggu.

Bahkan sejak hari Sabtu sebelumnya, mereka sudah menunggu link tayangan BIA ini.

mempunyai kegiatan positif yang mendukung pertumbuhan iman anak yang sangat mereka rindukan di masa pandemic ini. Dukungan orangtua ini dapat dilihat dari kesediaan mereka menyiapkan bahan-bahan untuk kreatifitas seperti yang telah diinfokan di grup BIA sebelumnya. Bahkan ada beberapa lingkungan yang para pendampingnya memberikan hadiah kepada anak-anak BIA di lingkungannya yang mengirimkan hasil kreatifitasnya setelah mengikuti pengajaran online BIA di hari itu.

Semoga tayangan online BIA

ini dapat menjadi berkat bukan hanya untuk anak-anak BIA Rasul Barnabas saja, namun juga untuk anak-anak BIA dari paroki lain yang selalu menantikan tayangan ini. Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Halaman 23

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Kontribusi Umat

Menyimak Peran Umat Katolik Paroki Pamulang pada Pilkada Kota Tangerang Selatan 2020 Dalam sistim demokrasi , Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana rakyat untuk memilih pemimpin untuk mengisi jabatan-jabatan politik diseluruh tingkatan pemerintahan baik executive maupun legislatif.

Penulis: Ketua Seksi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) Paroki Pamulang Gereja Santo Barnabas Paskalis Gabat Editor: Benediktus Krisna

Bapak Lambertus Samuel dari Lingkungan St Fransiskus, Wilayah 1, yang menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, pada Pilkada 9 Desember 2020 lalu. Sumber foto: Seksi HAAK PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 24

Cerita Sampul

Mengenang Detik-Detik Pembentukan Paroki Barnabas

G

ereja Katolik melalui komisi-

Gereja Barnabas yang merupakan

Tak hanya itu dari tingkat Komisi

komisi terkait baik ditingkat

perpanjangan tangan dari komisi

HAAK KAJ juga mengadakan kegiatan

KWI maupun tingkat keuskupan

HAAK KAJ tentunya harus antusias

pertemuan daring melalui aplikasi Zoom

di seluruh Indonesia terus mengimbau

menyampaiakn pesan tersebut kepada

bekerjasama dengan Komisi Pemilihan

umat agar ikut berpartisipati dalam

umat agar umatpun dengan penuh

Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu

pemilu. Entah sebagai pemilih, dipilih,

semangat mengambil bagian dalam

(Bawaslu) Kota Tangsel bersama umat

anggota KPPS, ataupun sebagai pengawas

PILKADA 2020.

Dekanat Tangerang dua. Tak hanya itu,

partisipatif.

Apalagi Pilkada Kota Tangsel

Terkait Pilkada 2020 Keuskupan

juga mengadakan diskusi dengan tema

Agung Jakarta/KAJ melalui komisi

“Mencari Pemimpin”.

HAAK mengeluarkan surat gembala NO. 037.HAAK.KAJ.XII.2020

Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Tangsel

Semua kegiatan tersebut semata-

yang isinya

mata untuk memberikan dorongan

menyebutkan, Pilkada merupakan

kepada umat agar hadir di TPS pada hari

salah satu instrumen kedaulatan rakyat untuk memilih kepala daerah secara demokrasi dan mengharuskan adanya partisipasi publik untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas baik dari

Hal ini membuktikan gereja Katolik sangat peduli dengan pesta demokarsi yang diadakan diseluruh Indonesia.

pilkada yakni 9 Desember. Alhasil dari kegiatan-kegiatan tersebut umat sangat antusias menanggapinya, itu terlihat dari komentar-komentar di grup-grup WA dan diskusi-diskusi ditingkat seksi

segi kompetensi, konsistensi, dan

HAAK baik melalui Zoom meeting maupun

integritas. Umat diminta turut melakukan

tatap muka.

pengawasan partisipatif apabila adanya pelanggaran selama masa tenang dan pemilihan untuk segera dilaporkan kepada pihak Sentra Gakkumdu (Sentra Penegak Hukum Terpadu).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Konfrensi Wali Gereja Indonesia melalui Komisi Kerasulan Awan (Karawam) KWI. Disampaikan bahwa umat Katolik sebagai pemilih hendaknya menggunakan hak pilihnya secara benar, bijak dan cerdas.

Mengenal calon kepala daerah yang akan dipilih

dan menentukan pilihannya

berdasarkan hati nurani.

Hal ini membuktikan gereja Katolik sangat peduli dengan pesta demokarsi yang diadakan diseluruh Indonesia.

mendapat perhatian dari seluruh kalayak.

Ini karena kandidat yang dicalonkan merupakan perwujudan figur tokoh nasional. Sebut saja salah satu kandidat dari pasangan nomor urut satu adalah Saraswati Djojohadikusumo yang merupakan keponakan Prabowo Subianto.

Adapun salah satu kandidat pasangan nomor urut kedua adalah Siti Nur Azizah yang merupakan putri dari Wakil Presiden K.H Maruf Amin. Sedangkan salah satu kandidat pasangan nomor urut tiga ada nama Pilar Saga Ichsan, beliau merupakan putra bupati Serang, Ratu Tatu. Ibunya adalah adik mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Adapun Ratu Atut Chosiyah adalah kakak ipar Wali Kota Tangsel saat ini, Airin.Suami Airin, Tubagus Wardana

Lalu bagaiman umat menanggapi surat gembala dari dua lembaga tersebut?

adalah adik Atut dan Tatu.

Melalaui pesan grup Whatsapp (WA)

Kota Tangerang selatan merupakan

baik grup pengurus paroki/pelayan

salah satu daerah yang turut serta dalam

Tuhan maupun grup-grup lingkungan,

kegiatan pesta Pilkada 2020, setidaknya

wilayah, kategorial, dan komunitas-

ada tujuh paroki yang tergabung dalam

komunitas gereja Barnabas lainnya

dekanet Tangerang dua masuk di Wilayah

kami pengurus HAAK paroki beserta

Pilkada Kota Tangsel, umat Paroki

anggota seksi HAAK dari 67 lingkungan,

Pamulang Gereja Santo Barnabas adalah

untuk mengingatkan umat sekaligus

salah satu diantaranya.

mengedukasi betapa pentingnya ikut

Selaku seksi HAAK Paroki Pamulang

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Tidak sedikit pula umat yang ambil bagian sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), saksi maupun sebagai pengawas pemilu di TPS-TPS di Wilayah Pamulang. Sebut saja Silvia Christin Natalina dari Lingkungan Veronika 1, wilayah 10. Arnold Maitimo dan Christina Maitimo juga umat di Lingkuangan yang sama sebagai anggota KPPS di TPS 52 Pamulang, Lambertus Samuel Andreas umat Lingkungan St. Fransiskus Wilayah 1, sebagai anggota KPPS 7 di Kelurahan Pisangan. Selain itu, masih banyak umat kita yang lain sungguh ambil bagian dalam proses pelaksanaan PILKADA Tangsel 2020.

Tentu ini sangat baik umat harus menunjukan “Seratus persen Katolik seratus persen Indonesia” sebagaimana yang disampaiakan oleh pendahulu kita Mgr. Soegijapranata, SJ. Mengambil bagian dalam kegiatan kemasyarakatan juga bagian dari pewartaan dengan menunjukan sikap dan kepedulian kita untuk bangsa dan negara tentunya sesuai dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki.

partisipatif dalam pelaksanaan pemilu.

Halaman 25

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Tips

Self Discipline: Pola Pikir Ketangguhan Mental di Saat WFH Tingkatkan ketabahan dan fokus Anda untuk menjadi Pribadi yang sangat produktif (dan damai!) di masa Pandemi Covid 19 dan WFH.

Penulis: Drs. J. Eddie Cahyono Putro, MBA. Psych.

Editor: Benediktus Krisna

Foto oleh Standsome Worklifestyle dari Unsplash PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 26

Sudah hampir satu tahun seluruh umat manusia di dunia menghadapi pandemi Covid 19 yang sungguh menakutkan. Di mana-mana terdengar keluhan gejala stress bahkan ada yang terasa panic akibat lock-down atau paling tidak dipaksa harus bekerja dari rumah (Work from Home). Tak pelak lagi, kitapun sebagai umat Paroki Pamulang Gereja Santo Barnabas mungkin juga ada yang sangat terpengaruh. Selama itu pula di antara kita ada yang merasakan betapa beratnya bekerja tapi hanya dari rumah. Sebagian warga di rumah mesti berbagi perangkat kerja seperti meja, kursi, computer atau alat tulis lainnya dengan anak ataupun bahkan istri yang juga seorang pekerja di sebuah perusahaan atau perkantoran

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 27

S

elama masa normal sebelum

terganggu.

“Kamu akan menjadi pengembara yang

pandemi, beberapa orang sepertinya

Namun demikian, pernahkah Anda

gelisah di bumi” (Kejadian 4, 12). Itu

memiliki semuanya. Merekalah

bertanya-tanya bagaimana mereka yang

menggambarkan kebanyakan orang

orang-orang dengan pekerjaan hebat,

bekerja dan hidup dalam kondisi ekstrem

saat ini - mengembara melalui hidup

tubuh sempurna, dan pasangan cantik.

bisa terus berjalan tanpa menyerah?

tanpa tujuan. Kita adalah produk masa

Mereka bahkan punya energi untuk

Beberapa dari mereka bahkan terlihat

lalu kita, tetapi kita tidak harus menjadi

bangun di pagi hari dan pergi ke gym!

menikmati tantangannya! Anda mungkin

tawanannya. Tujuan Tuhan tidak dibatasi

Keyakinan diri mereka tidak bisa diambil.

pernah mendengar tentang regu Operasi

oleh masa lalu Anda.

Ketika mereka ingin menyelesaikan

Khusus yang menghabiskan berminggu-

khusus memberikan setiap orang awal

sesuatu, mereka pergi dan melakukannya.

minggu dalam misi yang hampir

kehidupan yang baru. Alkitab berkata,

Bagi kebanyakan kita, mereka tampak

mustahil untuk penjelajah yang berjalan

, “Betapa berbahagia bagi mereka yang

seperti orang baik. Saya sendiri di bulan

melalui iklim yang sangat dingin selama

kesalahannya telah diampuni! .... Betapa

Maret 2020 masih sempat mengadakan

berbulan-bulan. Individu luar biasa

melegakannya mereka yang telah

pertemuan dengan calon partner bisnis

lainnya menjalani kehidupan dengan

mengakui dosa-dosa mereka dan Tuhan

bidang consulting, dan protokol kesehatan

fokus dan konsentrasi intens yang lain.

telah membersihkan catatan mereka.”

yang kami kenakan masih sangat longgar,

Hari-hari rata-rata kehidupan seorang

(Mazmur 32,1).

sehingga meskipun Plaza Senayan saat

biksu Buddha dalam tradisi Zen, misalnya,

Dalam masa normal sekalipun, lebih-

itu hampir tidak ada pengunjung, hati ini

terdiri dari doa dan meditasi. Mereka

lebih di masa pandemic ini, kita harus

masih cukup tenang.

Tuhan secara

mengabaikan godaan dunia material dan

mewaspadai adanya dorongan-dorongan

Oke, jadi saya sedikit melebih-

fokus pada perkembangan spiritual di

yang menyebabkan kita terserang oleh

lebihkan. Tidak ada yang memiliki hidup

tingkat tertinggi. Mereka adalah padanan

ingatan-ingatan yang merusak.

yang sempurna. Di sisi lain, beberapa dari

religius dari senam Olimpiade dan CEO

kita menjadi sangat dekat.

paling sukses.

Banyak orang didorong oleh kebencian dan amarah. Mereka berpegang pada rasa

Namun setelah mulai adanya

Jawaban atas semua pertanyaan ini

sakit dan tidak pernah melupakannya.

kehawatiran atas pandemi Covid 19 ini

bermuara pada sebuah anjuran Alkitabiah

Alih-alih melepaskan rasa sakit mereka

di seantero dunia, semua orang harus

– Didorong oleh Tujuan Hidup. Kehidupan

melalui pengampunan, mereka malah

bekerja dari rumah, sekolah dari rumah,

setiap orang didorong oleh sesuatu.

melatihnya berulang kali dalam pikiran

kuliah dari rumah. Saya mendengar

Banyak orang didorong oleh rasa

mereka. Beberapa orang yang didorong

banyak keluhan dari banyak keluarga

bersalah. Mereka menghabiskan seluruh

oleh kebencian “membersihkan” dan

yang antara anak dan bapak harus berbagi

hidup mereka untuk lari dari penyesalan

menginternalisasi kemarahan mereka,

perangkat baik untuk bekerja maupun

dan menyembunyikan rasa malu

sementara yang lain “meledakkan”

untuk sekolah anak-anaknya.

mereka. Di masa pandemic saat ini, bisa

kepada orang lain. Kedua reaksi tersebut

Bila terjadi ketegangan, bahkan

saja perasaaan ini sering memuncak

tidak sehat dan tidak membantu.

keributan di antara mereka sumbernya

dan mengganggu ketenangan hidup

Kebencian selalu lebih menyakitkan Anda

adalah fasilitas kerja atau belajar yang

daripada orang yang Anda benci. Meskipun

terbatas dengan kebutuhan yang tak

pelaku

terbatas. Misalnya sebuah rumah dengan

kesalahannya dan melanjutkan hidup,

ukuran 39 meter persegi, yang terdiri dari

Anda terus memendam rasa sakit Anda,

dua kamar tidur, dan satu ruang keluarga yang dipergunakan baik untuk bekerja sang ayah, maupun untuk belajar sang anak-anak. Masalah menjadi sangat kompleks bila ternyata hubungan antara anak dengan orang tuanya tidak harmonis,

Oke, jadi saya sedikit melebih-lebihkan. Tidak ada yang memiliki hidup yang sempurna. Di sisi lain, beberapa dari kita menjadi sangat dekat.

saling melukai dan tidak ada jalan keluar yang sehat untuk mengatasinya.

Rasa bosan, frustasi akibat tidak dapat melihat dunia luar yang semula penuh dengan keindahan, malls yang bisa dikunjungi sebagai tempat hiburan, atau pertemuan-pertemuan dengan sahabat, atau dengan rekan bisniss, teman sekolah, teman kuliah, saat ini sudah tidak mungkin dimanfaatkan. Hal ini secara tidak sengaja bisa menumpuk menjadi reaksi yang membuat kesehatan mental

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

mungkin telah melupakan

mengabadikan masa lalu.

Dengarkan: Mereka yang telah menyakiti Anda di masa lalu tidak dapat terus menyakiti Anda sekarang kecuali jika Anda menahan rasa sakit itu melalui kebencian. Masa lalumu sudah lewat.

Tidak ada yang akan mengubahnya.

Anda hanya menyakiti diri sendiri

berkeluarga.

Orang yang didorong oleh rasa bersalah dimanipulasi oleh ingatan.

Mereka

membiarkan

masa

lalu

mengontrol masa depan mereka. Mereka sering secara tidak sadar menghukum diri sendiri dengan menyabot kesuksesan mereka sendiri. Ketika Kain berdosa, kesalahannya memutuskan dia dari hadirat Tuhan, dan Tuhan berkata,

dengan kepahitan Anda. Demi Anda sendiri, belajarlah darinya, lalu lepaskan.

Alkitab berkata, “Mencemaskan dirimu sampai mati dengan kebencian adalah hal yang bodoh, tidak masuk akal untuk dilakukan”(Ayub 5,2).

Banyak orang didorong oleh rasa takut. Ketakutan mereka mungkin disebabkan oleh pengalaman traumatis, harapan yang tidak realistis, tumbuh

Halaman 28

di rumah dengan kontrol tinggi, atau bahkan kecenderungan genetik. Terlepas dari karena mereka takut untuk keluar.

Sebaliknya, mereka bermain aman, menghindari risiko dan berusaha mempertahankan status quo.

Ketakutan adalah penjara yang dibuat sendiri yang akan mencegah Anda

Mencemaskan dirimu sampai mati dengan kebencian adalah hal yang bodoh, tidak masuk akal untuk dilakukan

menjadi seperti yang Tuhan inginkan.

Anda harus melawannya dengan senjata iman dan kasih. Alkitab berkata, “Kasih yang terbentuk dengan baik menyingkirkan rasa takut. Karena rasa takut melumpuhkan, kehidupan yang menakutkan - takut akan kematian, takut akan penghakiman - belum sepenuhnya terbentuk dalam kasih.” (1 Johanes 4, 18) Banyak orang didorong oleh materialisme. Keinginan mereka untuk memperoleh lebih menjadi tujuan utama hidup mereka. Dorongan untuk selalu menginginkan lebih ini didasarkan pada kesalahpahaman bahwa memiliki lebih banyak akan membuat saya lebih bahagia, lebih penting, dan lebih aman, tetapi ketiga gagasan itu tidak benar. Kepemilikan hanya memberikan kebahagiaan sementara.

Saudaraku seiman, kesehatan mental sama pentingnya dengan Kesehatan Tubuh. Maka selama WFH ini, hendaknya tetap menjaga kesejukan hati, jangan menyimpan kemarahan, kebencian kepada orang lain. Dan lebih dari segalanya hendaknya tetap hidup dalam damai di keluarga, apapun tantangannya.

Tuhan berserta kita.

Foto oleh United Nsey Benajah dari Unsplash

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 29

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Sosok

Mathilda Dwi Lestari

Srikandi di Puncak Dunia Penulis: Romo Benediktus Yogie Wandono, SCJ Editor: Benediktus Krisna

Kita tidak dapat menaklukkan alam, tetapi diri sendiri yang sebenarnya ditaklukkan.

Sejauh menatap, hanya ada hamparan salju dan bongkahan-bongkahan es di lembah Pegunungan Himalaya. Berada di tempat itu, Mathilda Dwi Lestari hampir tak dapat lagi melangkah. Apalagi saat ia melihat ke atas, puncak yang ingin ia gampai, belum juga terlihat.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 30

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 31

Sosok

Karya, Jiwa, dan Gereja: Asteriska “Icil Barasuara” Widiantini

N

amun, Mathilda demikian ia akrab

Unpar. Empat pria itu tercatat sebagai

nama Gunung McKinley. Dengan tinggi

disapa, dan sahabatnya Fransiska

orang Indonesia pertama yang mampu

6.194 mdpl, Denali menjadi puncak

Dimitri, belum ingin menyerah.

mendaki puncak tertinggi dunia. Hingga

tertinggi di Amerika Utara. Pendakian

Langkah demi langkah, keduanya terus

kini, tercatat 416 orang berhasil mencapai

keenam ini, meski puncaknya tidak

berjalan menuju “atap dunia” itu. Di

Seven Summits. Sebanyak 71 orang di

lebih tinggi dari Aconcagua, Hilda sebut

tengah dinginnya salju, langkah mereka

antaranya adalah perempuan.

pendakian yang berat. “Tidak ada porter

menjadi semakin berat. Matahari yang

Di sinilah, Hilda tertantang. Belum ada

bersinar di kejauhan, memberi sedikit

satu perempuan Indonesia yang masuk

kekuatan kepada mereka.

ke dalam jajaran The Seven Summiteers.

Kerja keras dan usaha Mahasiswa

Ia bertekad membuktikkan kepada dunia

Universitas Parahyangan (Unpar)

bahwa seorang perempuan, terutama

Bandung, Jawa Barat itu pun akhirnya

yang berasal dari daerah tropis, juga

terbayar. Kamis, 17 Mei 2018, Mathilda

mampu menyelesaikan Seven Summits.

dan Fransiska berhasil mengibarkan

Hilda lalu bergabung dalam The

bendera Merah Putih di puncak Gunung

Women of Indonesia’s Seven Summits

Everest. Dengan menginjakkan kaki di

Expedition Mahitala Universitas

ketinggian 8.848 mdpl itu, akhirnya

Parahyangan (WISSEMU). Setelah

menjadi kesimpulan dari perjalanan

melalui tahap seleksi, memulai pendakian

mereka menggapai Seven Summits.

pertama. Ia berhasil mencapai puncak

Saat itu, keduanya pun menjadi wanita

Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) di

pertama dari Indonesia yang berhasil

Papua, pada 13 Agustus 2014. Selain

menaklukkan “tujuh puncak tertinggi

mendaki, tim ini juga memiliki misi lain

dunia”.

yakni mengganti tali di sepanjang jalur pemanjatan.

Sembilan bulan berikutnya, mereka melanjutkan pendakian di dua puncak

Rasanya bebas dan yang paling penting adalah alam mengajarkan banyak hal tentang kehidupan Dari SMA Keinginan untuk mendaki gunung sebenarnya sudah muncul sejak Hilda, panggilan akrabnya, berada di bangku SMA. Hanya saja, ia belum menemukan wadahnya. Bagi Hilda, kala itu, kegiatan apa pun di luar ruangan atau berada di alam, membuatnya bahagia. “Rasanya bebas dan yang paling penting adalah alam mengajarkan banyak hal tentang kehidupan,” ujar sulung dua bersaudara ini.

Saat kuliah di Unpar, Hilda bergabung dalam organisasi Mahasiswa Pencinta Alam. Dari sejak itu, ia mulai aktif mendaki gunung. Tahap awal, ia mulai mendaki Gunung Papandayan, Argopuro, dan Pangrango.

Pada saat itu juga, Hilda mulai mendengar tentang pendakian Seven Summits. Pada saat itu juga, Unpar telah mengirimkan empat pria untuk mendaki Seven Summits pada tahun 2009-2011.

Prestasi ini sangat membanggakan bagi

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

gunung sekaligus, yaitu puncak Gunung Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia pada 15 Mei 2015 dan puncak Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania pada 24 Mei 2015. Saat itu, salah satu rekannya harus mengundurkan diri, karena keluarga menuntut untuk segera menyelesaikan kuliah. Saat itu, tiga orang perempuan tersisa dalam tim. Hilda, Carolina, dan Fransiska.

Gunung Aconcagua di Argentina adalah puncak gunung keempat yang mereka daki pada 1 Februari 2016. Ketika hampir tiba di puncak setinggi 6.962 mdpl ini, Carolina sakit. Carolina harus kembali ke camp terakhir, dirawat, dan kembali ke Tanah Air. Ada rasa sedih yang Hilda rasakan. Namun, ia tetap bersemangat melanjutkan pendakian hingga ke puncak.

Demikian pula rekannya, Fransiska.

Januari 2017, Hilda mendaki puncak kelima, yaitu di Gunung Vinson (4.897 mdpl) di Ellsworth Range, Antartika.

“Dalam ekspedisi kelima ini saya dan Fransiska mendapat predikat sebagai perempuan Indonesia pertama yang menginjakkan kaki di puncak tertinggi di Benua Antartika,” tutur Hilda.

Ekspedisi dilanjutkan pada Juli 2017 menuju Denali atau juga dikenal dengan

di sana. Kami harus bawa sendiri logistik untuk 22 hari,” kenangnya.

Dalam ekspedisi kelima ini saya dan Fransiska mendapat predikat sebagai perempuan Indonesia pertama yang menginjakkan kaki di puncak tertinggi di Benua Antartika

Waktu yang Tepat Kini tersisa satu lagi puncak gunung yang hendak didaki. Rangakaian ekspedisi Seven Summits harus purna dengan mendaki Gunung Everest. Pendakian menuju puncak gunung tertinggi di dunia ini sangat sulit dilakukan. Hilda berkisah, butuh waktu lima bulan untuk mempersiapkannya. Sebelum mulai mendaki, keduanya harus beradaptasi di tempat pendakian di sana.

Latihan fisik menjadi persiapan yang paling penting. Hilda mengakui, mental dalam dirinya juga harus diasah.

Ia menuturkan, butuh tiga minggu untuk beradaptasi. Ia mengakui, sebagai gunung tertinggi, tubuhnya harus dapat menyesuaikan dengan kondisi alam.

“Kami harus mencari tahu tentang Gunung Everest itu sendiri, baik itu tantangannya hingga apa saja yang harus kami lengkapi dari pendakian gunung-gunung sebelumnya,” kata Hilda menjelaskan.

Untuk mendaki Everest, Hilda juga memperhitungkan musim. Tidak setiap saat pegunungan Himalaya itu bersahabat dengan para pendaki. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya dipilih Mei sebagai waktu pendakian.

Setelah mempersiapkan diri selama sekitar 34 hari, proses pendakian ke puncak Everest pun dimulai. Total empat hari dihabiskan Hilda untuk dapat

Halaman 32

sampai ke puncak. Awalnya, WISSEMU menargetkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan pendakian Seven Summits.

Namun, target ini harus molor lantaran faktor musim dan sponsor. “Kalau tidak ada sponsor, kami tidak bisa jalan. Kalau musim terbaiknya sudah lalu, maka kami harus menunggu di tahun selanjutnya,” bebernya.

Hasil yang dicapai Hilda merupakan buah dari latihan keras yang ia tempuh.

Tak tanggung-tanggung, ia berlatih selama enam hari dalam seminggu. Lari, latihan beban, yoga, renang, dan fitness adalah rangkaian latihan yang ia tekuni untuk menguatkan otot-otot perut, kaki, dan tangan. Latihannya ia sesuaikan dengan tantangan yang akan dihadapi di masing-masing gunung.

“Saat pendakian Denali, saya berlatih menarik ban seberat 17 kg, dengan beban 24 kg di pundak,” ujar Hilda. Latihan itu dilakukan selama tiga hari berturut-turut dengan target waktu sepuluh jam per hari dari Pasar Lembang menuju Tangkuban (12 km) dan kembali lagi. Saat berada di Denali, Hilda mengakui latihan itu tidaklah percuma.

Kekuatan Doa Setelah berlatih keras, Hilda pun berhasil sampai di puncak tertinggi di dunia. Ia semakin memahami bahwa manusia begitu kecil di alam semesta ini.

“Saya selalu ingin mengoreksi siapa saja yang menggunakan kata menaklukkan untuk pendakian gunung, ataupun halhal yang berkaitan dengan alam. Kita tidak dapat menaklukkan alam, tapi diri sendiri sebenarnya yang ditaklukkan,” ujarnya.

Selama pendakian Gunung Everest, Hilda menyebutkan begitu banyak pihak yang mendukungnya, termasuk dari Presiden Joko Widodo. Bahkan, temantemannya di Bandung juga berdoa bersama untuk keselamatan mereka.

“Mereka berdoa bersama saat itu dan aura positifnya amat terasa. Salah satunya adalah kami terlindung dari ledakan regulator oksigen di ketinggian 8500 mdpl, yang menimpa salah seorang guide kami dan satu tim pendakian dari negara lain,” tutur umat Paroki Santo Barnabas Pamulang, Tangerang ini.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 33

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Oase

In Verbo Autem Tuo Laxabo Rete, Apa Maknanya?

Penulis: Romo Benediktus Yogie Wandono, SCJ Editor: Benediktus Krisna Yogatama

Foto dari Dokumentasi KOMSOS PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 34

Mungkin banyak umat Paroki Pamulang Gereja Barnabas belum memahami makna dari kata-kata yang tertera di panti imam Gereja kita, “In Verbo Autem Tuo Laxabo Rete”. Kata-kata ini sebenarnya merupakan kutipan dari kata-kata Petrus dalam Lukas 5:5. Kata-kata tersebut dalam kitab suci kita diterjemahkan menjadi; “karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga”.

Apa makna di balik kata-kata tersebut?

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 35

Oase

Sosial Media, Area Tanpa Gembala

Romo Benediktus Yogie Wandono, SCJ

D

ikisahkan dalam Injil Lukas 5:1-11

menanggapi perintah Yesus.

dokter tidak dapat sembuh, si penderita

Yesus sedang berkhotbah di tepi

Seringkali logikalah yang kita

dalam waktu dekat pasti akan mati;

Danau Genezaret. Lalu Ia naik ke

agungkan dalam merespon sabda Tuhan.

seseorang yang ekonominya bangkrut

perahu Simon Petrus dan terus mengajar

Ketika Tuhan mengajak kita jujur, kita

tentu tak mungkin dapat bangkit kembali.

dari sana. Dalam Injil Lukas, perahu

mulai menimbang-nimbang, “kalau

Tuhan tidak membutuhkan pengalaman

menjadi simbol bagi Gereja, sehingga

jujur terus, kapan untungnya?”. Ketika

manusia untuk melakukan suatu

sejak awal kisah diisyaratkan bahwa Yesus

Tuhan meminta kita untuk mengasihi

perkara, “Sebab bagi Allah tidak ada yang

akan meletakkan fondasi bagi komunitas

musuh, kita membela diri, “kalau musuh

mustahil.” (Lukas 1:37). Kita diajak untuk

yang akan melanjutkan misi-Nya (Kis.

dibiarkan, pasti akan menjadi-jadi

mengarahkan pengharapan sepenuhnya

1:8).

kelakuaannya”. Seandainya Simon tidak

kepada Allah yang sanggup melakukan

Setelah mengajar orang banyak,

menuruti perintah Yesus, ia tidak akan

segala sesuatu.

Yesus meminta Simon bertolak ke tempat

pernah mendapatkan pengalaman baru

Kisah Panggilan

yang lebih dalam dan menebarkan jala.

Kisah mukjizat penangkapan ikan

Awalnya Simon protes, “Guru, telah

yang berlimpah lalu beralih menjadi

sepanjang malam kami bekerja keras

kisah panggilan. Simon Petrus akhirnya

dan tidak menangkap apa-apa” (Luk 5:5). Lalu Simon melanjutkan, “Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”(Luk 5:5). Ketaatan pada sabda Yesus membuahkan hasil yang mengagumkan. Banyaknya ikan yang ditangkap adalah sebuah mukjizat.

Seringkali logikalah yang kita agungkan dalam merespon sabda Tuhan. Ketika Tuhan mengajak kita jujur, kita mulai menimbang-nimbang, “kalau jujur terus, kapan untungnya?”.

Mau merendahkan hati untuk taat kepada perintah Tuhan Ketaatan Simon membutuhkan kerendahan hati. Sebagai seorang nelayan, Petrus merasa jauh lebih tahu tentang seluk beluk menangkap ikan dibandingkan dengan Yesus. Namun segala ketidakmengertian itu segera ditepis oleh Simon yang dengan segera

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

yang akan mengubah hidupnya.

“Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa” (Luk 5:5). Seringkali kita berpegang pada pengalaman masa lalu sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya, ketika seseorang menderita sakit parah dan didiagnosa

menyadari siapa Yesus dan siapa dirinya.

Semula ia mengenali Yesus sebagai guru (Luk. 5:5), lalu mengenalinya sebagai Tuhan (Luk. 5:8). Ia kemudian juga mengenal dirinya sendiri sebagai orang berdosa. “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (Luk 5:8).

Ketidakpantasan Simon tidak menghentikan kehendak Yesus untuk memanggilnya. “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia” (Luk 5:10). Yesus juga menyatakan maksud kedatangan-Nya: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat” (Luk 5:32). Yesus menyatakan bahwa Ia datang untuk orang miskin,

Halaman 36

November 2019 para tawanan, orang tertindas, dan orang berdosa.

Orang-orang

yang

dipanggil

menanggapi panggilan Yesus secara positif. Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Para murid siap menemani Yesus sepanjang karya pelayananNya. Mereka jugalah yang meneruskan warta Yesus sampai ke ujung dunia.

“In Verbo Autem Tuo Laxabo Rete” merupakan jawaban terhadap perintah Yesus untuk “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Jawaban Petrus menyiratkan suatu ketaatan pada kehendak Yesus. Demikian pula, kita umat Paroki Barnabas dipanggil untuk taat dan setia pada perintah Yesus untuk menjadi penjala manusia.

Menjala berarti mengarungi perairan luas yang penuh resiko karena terjangan ombak dan badai, rintangan dan juga ada kemungkinan menemui kegagalan.

Berangkat dari perbedaan latar belakang namun kini diikat oleh spiritualitas yang sama, umat Paroki Barnabas mestinya siap terjun ke lautan untuk menjala.

Menjala, mendayung, atau bertolak ke tempat yang lebih dalam bukanlah jalan instan dan cepat, tetapi jalan perjuangan, kerja keras, berproses panjang untuk menjadi nabi-nabi cinta kasih dan pelayan-pelayan perdamaian.

Kita dipanggil untuk menjadi abdi Allah dalam perutusan di medan-medan sulit penuh tantangan, kekerasan, kebencian, perang, dan keterpecahan oleh karena perbedaan.

Kisah penangkapan ikan ini akan menjadi gambar perutusan para murid Yesus. Kesulitan akan mereka hadapi. Mereka bekerja keras dan tidak memperoleh hasil apa-apa. Hanya karena bimbingan Yesus, mereka akhirnya memperoleh banyak ikan.

Itulah kemuridan: ikut dalam perjuangan Yesus. Perjuangan itu tidak akan berlalu tanpa hasil. Kuncinya adalah setia dan taat pada bimbinganNya. Kita pun demikian. Diutus menjadi pewarta kasih Allah dalam kesetiaan dan ketaatan pada bimbinganNya.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Foto oleh Yue Su dari Unsplash

Halaman 37

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Kesaksian

Suara dari Garda Terdepan Penulis: Ch. Wibisana Kurniawan Editor: Benediktus Krisna Yogatama

Tenaga kesehatan dalam tugas menyempatkan berfoto dalam seragam Hazmat lengkap. Bertugas antara 7-10 jam sehari, kesempatan rehat sejenak menjadi keistimewaan tersendiri. Sumber: Istimewa PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 38

Tahun 2020 mungkin menjadi salah satu tahun yang patut mendapatkan bagian khusus dalam buku sejarah kelak. Perjalanan satu tahun berlalu teramat cepat dengan berbagai kesan yang amat mendalam: duka, kecewa, marah, jengkel, bosan, dan lain-lain. Sejak merebak dari Wuhan di awal Januari, wabah yang disebabkan paparan virus Severe Acute Respiratory Syndrome-Corona Virus 2 atau COVID-19 kini telah menjangkau seluruh dunia, termasuk Indonesia yang mulai mencatat kasus pertama pada awal Maret 2020.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 39

Kesaksian

Suara dari Garda Terdepan

etika orang-orang yang terjangkit

K

Dari satu-dua-tiga, jumlah pasien

baginya sehat yang kini ia dapatkan

virus mulai jatuh sakit, peran

yang masuk ternyata semakin banyak.

kembali adalah kesempatan yang

tenaga kesehatan menjadi

Kendati tak diatur mengenai perubahan

diberikan Tuhan bahwa pengabdian

semakin krusial. Mereka yang berjibaku

jam kerja, namun shift antar-perawat

sebagai perawat yang ia lakoni masih

siang-malam menangani pasien dengan

menjadi semakin cepat berganti. “Saat

dibutuhkan.

jam terbang tinggi tak kurang merupakan

itu kami siapkan satu ruang khusus bed

Bekerja dalam balutan seragam

komponen mutlak dari perlawanan

hazmat selama 8 jam, sekurang-

seluruh elemen bangsa terhadap gejolak

kurangnya muncul dua jenis perasaan

virus yang kian mengganas dan dapat

dalam diri Sisil dan rekan-rekan

menyerang siapa saja. Kendati demikian,

sesama perawat: kebosanan yang tidak

tenaga kesehatan bukanlah manusia super yang kebal. Mereka merasakan dan mempunyai pergulatan batin, gejolak, dan keletihan. Apa dan bagaimanakah perasaan mereka yang “bertempur” di garda depan tersebut?

Kebingungan yang terjawab “Sisil,” katanya memperkenalkan diri seraya tersenyum saat PARAS menemui pada Rabu (23/12/2020) di kediamannya.

Sosok perawat yang bertugas salah satu rumah sakit swasta ini mengaku telah mengambil cuti 2 minggu lalu, mengingat usia kandungannya membutuhkan cukup istirahat. “Siang ini sebenarnya saya harus kontrol,” ungkapnya dengan senyum mengembang. Memakai masker bedah yang rapat menutup hidung dan mulutnya, perawat bernama lengkap Sisilia Nurvita Sari ini berkisah tentang pengalamannya

menjadi

tenaga

kesehatan di garda depan.

“Semuanya benar-benar abu-abu.

Satu pun di antara kami tak ada yang membayangkan, akan berakibat apa virus ini,” jelasnya memulai perbincangan.

Tanggapan itu adalah perasaan spontan yang berkembang dalam diri Sisil dan rekan sejawatnya tatkala pertama kali mendengar masuknya pandemi Covid-19 di Indonesia, 02 Maret 2020, sesuai pengumuman kasus pertama pasien Covid-19 yang ditemukan di Depok, Jawa Barat.

Keadaan abu-abu yang dirasakan oleh Sisil dan rekan sesama perawat pun masih terasa saat pasien pertama dilaporkan telah masuk di Unit Gawat Darurat rumah sakit tempatnya bekerja. Ia mengaku benar-benar tidak tahu tindakan yang paling tepat dilakukan saat pasien tersebut didiagnosis menderita Covid-19.

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Semuanya benar-benar abuabu. Satu pun di antara kami tak ada yang membayangkan, akan berakibat apa virus ini.

tertahankan dan gerah yang diakibatkan

pasien [Covid-19], dan umumnya terisi

hiburan bagi kami yang benar-benar

kurang dari sepuluh pasien. Sekarang

menyemangati.” Kepada PARAS, Sisil

sudah 36 ruang dengan 27 tempat tidur

menunjukkan beberapa video yang ia

yang nyaris selalu penuh.”

maksud tersebut dengan antusias. Bentuk

pakaian kerja yang berlapis-lapis. “Kalau ada [teman perawat] yang anak atau keluarganya kirim video, bilang kangen atau ingin cepat bertemu, itu sudah jadi

Keadaan abu-abu yang dirasakan Sisil

motivasi itu bukan hanya untuk dirinya

itu sekurang-kurangnya baru menemui

sendiri, melainkan juga kerap ia bagikan

titik terang di saat ia dinyatakan positif

kepada pasien yang merasa letih. “Dengan

terpapar Covid-19. “Saat swab dan

membuat dia [pasien] termotivasi,

terbukti positif, saya baru benar-benar

otomatis imunnya akan naik dan akan

sadar, begini rasanya terpapar [Covid-19]

cepat sembuh.”

itu.”

Sebagai penyintas Covid-19 sekaligus

Sisil tidak merasakan gejala yang

tenaga kesehatan, Sisil kehabisan

lebih berat. “Ada dua yang saya rasakan:

kata-kata bagi siapa saja yang masih

demam tinggi dan leher yang selalu

menyangkal atau menganggap Covid-19

kering. Setiap ngomong, di leher terasa

sebagai konspirasi dan tidak mematuhi

gatal dan mau batuk terus.” Keadaan

protokol kesehatan dalam berkegiatan

demikian mengharuskan Sisil dirawat

di luar rumah. “Lihat saja nanti [kalau]

intensif mulai tanggal 23 Maret sampai

sudah terkena. Kan, akan merasa sendiri.

18 April 2020, lebih kurang selama 25 hari.

Saya sudah merasakannya,” pungkas Sisil

“Jadi saya termasuk bagian awal-awal, ya,

bersemangat.

ha-ha-ha,” ujarnya sambil tertawa.

Hari yang (mungkin) terakhir

Pantang Menghindari Tugas Berbeda dari Sisilia yang merasa

Pasca dinyatakan boleh kembali

abu-abu tatkala pertama kali mendengar

bertugas, Sisil merasa tanggung jawab

masuknya Covid-19 di Indonesia,

yang ia emban makin besar, lebih-lebih

Preddi Pardede, perawat di RSUD Kota

ketika berinteraksi dengan pasien yang

Tangerang Selatan berterus-terang

terjangkit. “Kesan? Wah, sering shock!”

segera dihinggapi perasaan cemas dan

Bagi Sisil, begitu banyak yang tak dapat

takut. “Dari bulan-bulan sebelumnya,

ia lupakan. Salah satunya antara lain

kita sudah mendengar korban-korban

saat menyaksikan hari-hari terakhir

berjatuhan di negara lain. Apalagi saat itu

seorang pasien Covid-19. “Hari ini

sebagai RS pemerintah, belum disiapkan

ketemu, dia [pasien] masih dibawa ke

Standar Operasional Prosedur yang jelas.

ruang rawat, besok sudah enggak ada.

Jadi selain takut, kekhawatiran sudah

Bagaimana enggak shock?” Pengalaman

terasa sejak diumumkan kasus pertama,”

tatkala ia terbaring di ranjang perawatan

jelas Preddi ketika dihubungi PARAS via

menjadikan perasaan yang berkecamuk

saluran telepon dalam kesempatan lain.

menjadi semakin hebat. Sisil yakin,

Dalam perjalanan, ketika rumah

Halaman 40

Januari 2021

sakit tempatnya bekerja menerima pasien pertama kalinya, Preddi merasa kekhawatiran

sudah

berkurang.

“Untungnya, karena antara hari pengumuman kasus pertama dan masuknya pasien pertama di kami itu cukup lama, jadi sudah ada persiapan.

Tapi, rasa takut tetap ada.” Bukan saja dirinya sendiri yang takut terpapar dan jatuh sakit—bagi Preddi, itu sudah risiko perawat—namun jika sampai tertular ke keluarga, perasaan takut terus membayangi selama bertugas dalam balutan Hazmat lengkap selama 7 jam dalam satu shift pagi atau bahkan 10 jam pada shift malam. “Tetapi bagaimanapun, kita [perawat] tak boleh menghindari

Hari ini ketemu, dia [pasien] masih dibawa ke ruang rawat, besok sudah enggak ada.

Bagaimana enggak shock? tugas. Kita sudah disumpah dan sudah ditetapkan sebagai jobdesk untuk menangani pasien.”

Sejak bertugas di bulan Maret silam, Preddi menyaksikan sendiri beberapa rekan sejawatnya yang didiagnosis positif Covid-19 dan dipaksa berbalapan dengan maut. “Bukan hanya dokter dan perawat yang menghadapi pasien.

Ada juga bagian poli gizi dan bahkan bagian penataran perawat yang tidak menangani, ikut terkena. Seorang teman saya yang tidak bertugas jaga, beberapa waktu lalu dinyatakan positif [Covid-19] juga,” kisahnya. Apa yang terlintas saat mendapati kenyataan itu semua terjadi di depan mata kepalanya sendiri. “Cemas pasti, meski sudah tidak secemas waktu awal-awal kemarin. Sebisa mungkin, kami sudah antisipasi kalau sampai terkena.”

Foto oleh United Nations COVID-19 Response

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 41

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Galeri Foto

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 42

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 43

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 44

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 45

Data dan Fakta

Peta Wilayah Paroki Pamulang Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Wilayah 7 Wilayah 8 Wilayah 9 Wilayah 10 Wilayah 11 Wilayah 12

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 46

PARAS | Media Informasi Paroki Pamulang

Halaman 47

PARAS MEDIA INFORMASI CETAK GEREJA RASUL BARNABAS PAROKI PAMULANG