LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
NOVEMBER 2020
Visi Bank Indonesia Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi Bank Indonesia 1.
Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia.
2.
Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3.
Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain.
4.
Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5.
Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas
6.
Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
7.
Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan
kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional. tingkat daerah. melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional yang proaktif.
Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang kredibel dalam mendukung Kebijakan Bank Indonesia dan berkontribusi secara nyata bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas Pengelolaan Uang Rupiah dan kehandalan Sistem Pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.
ii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun “Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi November 2020� ini tepat pada waktunya. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Sumatera Selatan. Perekonomian Sumatera Selatan triwulan III 2020 membaik dari triwulan sebelumnya. Kontraksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan berkurang menjadi 1,40% (yoy) dari sebelumnya sebesar 1,53% (yoy) atau secara triwulanan tumbuh sebesar 4,12% (qtq). Dari sisi permintaan, perbaikan PDRB disebabkan oleh membaiknya hampir seluruh komponen penyusun pertumbuhan ekonomi sisi permintaan. Konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor luar negeri sebagai pangsa utama membaik sebagai dampak meredanya dampak pandemi terhadap pandemi. Dari sisi penawaran, lapangan usaha (LU) yang terkait penanganan COVID-19 dan aktivitas new normal mendorong perbaikan ekonomi di tengah kontraksi LU utama. Dari sisi inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi dan masyarakat juga mulai terlihat dari realisasi inflasi yang masih positif yaitu sebesar 1,01% (yoy), meskipun masih berada di bawah target nasional yang sebesar 3% + 1% (yoy). Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Harapan kami, kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan ini masih jauh dari sempurna. Berbagai saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya, serta memberikan kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran untuk pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Akhir kata, kami berharap Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi November 2020 ini bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.
Palembang, November 2020 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Hari Widodo Direktur KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GRAFIK
x
INDIKATOR UTAMA
xiv
RINGKASAN UMUM
xviii
BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1
Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum
2
1.2
Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan
3
1.2.1
Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah
4
1.2.2
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)/Investasi
6
1.2.3
Ekspor Luar Negeri
8
1.2.4
Impor Luar Negeri
10
1.3
Perkembangan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
11
1.3.1
Lapangan Usaha Industri Pengolahan
12
1.3.2
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian
13
1.3.3
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
14
1.3.4
Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi
14
Mobil dan Sepeda Motor Lapangan Usaha Konstruksi
15
Boks A Optimisme Konsumen Melemah
17
1.3.5
BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 2.1
Gambaran Umum
20
2.2
APBD Wilayah Provinsi Sumatera Selatan
20
2.2.1
Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Daerah se-Provinsi
20
Sumatera Selatan 2.2.2
Realisasi Belanja APBD Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera
22
Selatan 2.3
APBN Provinsi Sumatera Selatan
23
2.4
Derajat Desentralisasi Fiskal Provinsi Sumatera Selatan
23
2.5
Realokasi dan Refocusing Anggaran Pasca Pandemi COVID-19
24
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
v
BAB III PERKEMBANGAN INFLASI 3.1
Inflasi Secara Umum
30
3.2
Perkembangan Inflasi Bulanan
31
3.3
Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
33
3.3.1
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
33
3.3.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
34
3.3.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
34
Bahan Bakar Lainnya 3.3.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
35
Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 3.3.5 Kelompok Kesehatan
35
3.3.6 Kelompok Transportasi
36
3.3.7 Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa
36
Keuangan 3.3.8 Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya
37
3.3.9 Kelompok Pendidikan
37
3.3.10 Kelompok Penyediaan Makanan dan
38
Minuman/Restoran 3.3.11 Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
38
3.4
Analisis Inflasi Spasial
39
3.4.1
Kota Palembang
39
3.4.2 Kota Lubuklinggau
40
3.5
Kondisi Harga Pangan di Pasar Internasional
40
3.6
Tracking Inflasi Triwulan III 2020
41
3.7
Upaya Pengendalian Inflasi
42
BAB IV STABILITAS KEUANGAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH 4.1
Kondisi Umum
44
4.1.1
Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak
45
Ketiga 4.1.2
Penyaluran Kredit
45
4.1.3
Perkembangan Suku Bunga
48
4.2
Ketahanan Sektor Rumah Tangga
49
4.2.1
Kinerja Sektor Rumah Tangga
49
4.2.2
Kredit Perseorangan di Perbankan
50
4.3
Ketahanan Sektor Korporasi
51
4.3.1
Kinerja Sektor Korporasi
51
4.3.2
Dana Pihak Ketiga Sektor Korporasi di
52
Perbankan 4.3.3
Kredit Sektor Korporasi
52
4.4
Perkembangan Kegiatan UMKM di
54
Sumatera Selatan Boks B
Strategi Perbankan Menghadapi Era Adaptasi Kebiasaan Baru
vi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
57
BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
BAB VII PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH
5.1
7.1
Prospek Pertumbuhan Ekonomi
82
7.2
Prospek Inflasi
84
7.3
Rekomendasi
84
Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai
62
dan Pengelolaan Uang Rupiah 5.2
Perkembangan Sistem Pembayaran Non
63
Tunai 5.2.1
Transaksi SKNBI dan BI-RTGS
63
5.2.2
Perkembangan Tolakan Transaksi Cek/BG
64
5.2.3
Perkembangan Alat Pembayaran
65
Menggunakan Kartu 5.3
Perkembangan Transaksi Elektronifikasi dan
66
Daftar Istilah
88
Tim Penyusun
92
E-commerce 5.4
Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan
70
B a n k ( K U P VA B B ) B e r i z i n d a n Penyelenggaraan Transfer Dana Bukan Bank (PTD BB) Boks C P e n e r b i t a n U a n g P e r i n g a t a n
72
Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia
BAB VI PERKEMBANGAN KETERNAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH 6.1
Kondisi Kesejahteraan
76
6.2
Kemiskinan
77
6.2.1
Perubahan Garis Kemiskinan
78
6.2.2
Ketimpangan Pendapatan
78
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
vii
Daftar Tabel 4
Tabel 1.1
Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera
31
Tabel 3.1
Selatan 2018-2020 (%yoy) 4 5
dan Deflasi Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera
32
Tabel 3.2
Andil Inflasi Bulanan Per Komoditas
Selatan Sisi Pengeluaran (%yoy)
33
Tabel 3.3
Andil Deflasi Bulanan Per Komoditas
Tabel 1.3 Hasil Survei Konsumen Provinsi
33
Tabel 3.4
Inflasi Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan 11
Triwulan II-2020 Berdasarkan Kelompok
Tabel 1.4 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan
Pengeluaran 39
Tabel 3.5
(jutaUS$) 12
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral 2010 (%yoy)
40
Tabel 3.6
41
Tabel 3.7
48
Tabel 4.1
Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan
Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan
(dalam Rp miliar) 55
Tabel 4.2
(Rp miliar) 22
23
25
2020 55
Tabel 4.3
Bank Indonesia Provinsi Sumatera
2020 (Rp Miliar)
Selatan
Tabel 2.4 Alokasi APBN Provinsi Sumatera Selatan
56
Tabel 4.4
Pengembangan Ekonomi Lokal di
Tahun 2020 (Rp Miliar)
Sumatera Selatan
Tabel 2.5 Perubahan Pagu Belanja Modal
64
Tabel 5.1
Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sumatera Selatan
Selatan Tahun Anggaran 2020
68
Tabel 5.2
Transaksi Penggunaan Uang Elektronik
Tabel 2.6 Perubahan Pagu DAK Fisik Provinsi
77
Tabel 6.1
Penghasilan Konsumen Terhadap
Tabel 2.7 Alokasi Cadangan DAK Fisik Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2020
viii
Kegiatan Pengembangan UMKM dan
Triwulan II Tahun 2019 dan Triwulan II
Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2020 26
Program UMKM Ketahanan Pangan
Selatan Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun
Infrastruktur K/L Provinsi Sumatera 25
Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan II
Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan per
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020
Perkembangan Harga Komoditas Internasional
Per Triwulan II-2020 21
Inflasi Kota Lubuklinggau Berdasarkan Kelompok Pengeluaran
Tabel 2.1 Komponen Anggaran Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok Pengeluaran
PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 20
Komoditas Utama Penyumbang Inflasi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu Triwulan II 2020
77
Tabel 6.2
Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD Triwulan II 2020
77
Tabel 6.3
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
78
Tabel 6.4
Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan
83
Tabel 7.1
Global Economic Outlook
83
Tabel 7.2
Volume Perdagangan Internasional
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
ix
Daftar Grafik 3
Grafik 1.1
PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan
9
Grafik 1.15
PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 3
Grafik 1.2
Sumatera Selatan 9
Grafik 1.16
PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Sumatera
Grafik 1.3
Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan
9
Grafik 1.17
Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan
9
Grafik 1.18
Tahan Lama Survei Konsumen Bank Indonesia
Perkembangan Nilai Ekspor Batubara Sumatera Selatan
Selatan ADHK 2010 5
Perkembangan Nilai Ekspor Karet
Perkembangan Nilai Ekspor Pulp dan Kertas Sumatera Selatan
10
Grafik 1.19
Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera
5
Grafik 1.4
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Selatan Berdasarkan Nilai Ekspor
5
Grafik 1.5
Pertumbuhan Kredit Konsumsi
Triwulan II 2020
Sumatera Selatan 6
Grafik 1.6
10
Grafik 1.20
Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan Triwulan II 2019 dan Triwulan II
Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan II 2020 11
Grafik 1.21
2020 6
Grafik 1.7
Realisasi Belanja APBN di Wilayah Triwulan II 2020
7
Grafik 1.8 Grafik 1.9
11
Grafik 1.22
11
Grafik 1.23
Selatan Berdasarkan Negara Asal
Sumatera Selatan
Triwulan II 2020
Perkembangan PMA Wilayah Sumatera
11
Grafik 1.24
8
Grafik 1.25
12
Grafik 1.26
Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di Sumatera Selatan
13
Grafik 1.27
Penyaluran Kredit Sektor Industri Pengolahan Sumatera Selatan
13
Grafik 1.28
Grafik 1.14 Perkembangan Harga Komoditas Internasional
Likert Scale Penjualan Ekspor Pelaku Usaha di Sumatera Selatan
Grafik 1.13 Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera Selatan
8
12
Grafik 1.12 Perkembangan Ekspor Sumatera Selatan
8
2020
Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan
Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan II
Grafik 1.10 Volume Penjualan Semen di Sumatera Grafik 1.11
Perkembangan Impor Provinsi Sumatera
Perkembangan PMDN Wilayah
Selatan 8
Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan
Selatan 7
Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan Triwulan II 2019 dan 7
P a n g s a N e g a r a Tu j u a n E k s p o r
Likert Scale Perubahan Harga Jual Pelaku Usaha di Sumatera Selatan
13
Grafik 1.29
Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian Sumatera Selatan
x
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
14
Grafik 1.30
Penyaluran Kredit Sektor Pertanian,
30
Grafik 3.1
Kehutanan, dan Perikanan 15
Grafik 1.31
Likert Scale Penjualan Domestik Pelaku
Sumatera, dan Nasional 30
Grafik 3.2
Usaha di Sumatera Selatan 15
Grafik 1.32
Likert Scale Persediaan Pelaku Usaha di
Grafik 1.33
34
Grafik 3.3
15
Grafik 1.34 Grafik 1.35
Bulanan 34
Grafik 3.4
dan Tembakau per Subkelompok
Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi
Pengeluaran 34
Grafik 3.5
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2020
Grafik 2.1 Struktur Anggaran Belanja Keuangan
34
Grafik 3.6
35
Grafik 3.7
24
26
26
Grafik 2.3
Grafik 2.4
Grafik 2.5
Tingkat Ketergantungan Daerah (Derajat
Grafik 2.6
Tahunan dan Bulanan 35
Grafik 3.8
Inflasi Kelompok Perumahan Air, Listrik,
Desentralisasi Fiskal) Provinsi Sumsel TW
Gas dan Bahan Bakar Lainnya per
II 2020
Subkelompok Pengeluaran
Perubahan Pagu Belanja K/L Per Jenis
35
Grafik 3.9
Inflasi Kelompok Perlengkapan,
Belanja Akibat Realokasi dan Refocusing
Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT
Tahun 2020
secara Tahunan dan Bulanan
Total Penyaluran Bantuan langsung Tunai
35
Grafik 3.10
Inflasi Kelompok Kelompok
(BLT) Provinsi Sumatera Selatan Tahun
Perlengkapan, Peralatan dan
2020
Pemeliharaan Rutin RT per
Total Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Secara Spasial Per Kabupaten/Kota
27
Inflasi Kelompok Perumahan Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya secara
Triwulan II-2020 (Rp Miliar) Grafik 2.2
Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki per Subkelompok Pengeluaran
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan 24
Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki secara Tahunan dan Bulanan
(%-yoy) 20
Inflasi Kelompok Makanan, Minuman
Sepeda Motor Sumatera Selatan Sumatera Selatan 16
Inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau secara Tahunan dan
Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan dan Eceran dan Reparasi Mobil dan
Inflasi Provinsi di Regional Sumatera Periode Triwulan II-2020
Sumatera Selatan 15
Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan,
Subkelompok Pengeluaran 36
Grafik 3.11
Alokasi Anggaran dan Realisasi Pencegahan dan/atau Penanganan
Tahunan dan Bulanan 36
Grafik 3.12
COVID-19 dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2020
Inflasi Kelompok Kesehatan secara Inflasi Kelompok Kesehatan per Subkelompok Pengeluaran
36
Grafik 3.13
Inflasi Kelompok Transportasi secara Tahunan dan Bulanan
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
xi
36
Grafik 3.14
Inflasi Kelompok Transportasi per
41
Grafik 3.28 P e r k e m b a n g a n H a r g a J a g u n g
Subkelompok Pengeluaran 37
Grafik 3.15
Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi
Internasional 44
Grafik 4.1 Perkembangan Pertumbuhan DPK
dan Jasa Keuangan secara Tahunan dan Bulanan 37
Grafik 3.16
Grafik 3.17 Grafik 3.18 Grafik 3.19
44
Grafik 4.3
45
Grafik 4.4
Inflasi Kelompok Rekreasi, Olahraga dan 45
Grafik 4.5
Inflasi Kelompok Pendidikan secara 46
Grafik 4.6
Grafik 3.22
Inflasi Kelompok Penyediaan Makanan
46
Grafik 4.7
38
Grafik 3.23
46
Grafik 4.8
46
Grafik 4.9
Grafik 3.24
Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan
47
Grafik 4.10
Pengeluaran Grafik 3.25
47
Grafik 4.11
41
48
Grafik 4.12
41
Grafik 3.27
48
Grafik 4.13
Perkembangan NPL Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha di Sumatera Selatan
49
Grafik 4.14
Perkembangan Suku Bunga Simpanan di Sumatera Selatan
49
Grafik 4.15
Pe r ke m b a n g a n H a rg a G a n d u m Internasional
Perkembangan NPL Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik 3.26 P e r ke m b a n g a n H a rg a Ke d e l a i Internasional
Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan per Sektor
Perkembangan Inflasi Kota Sampel Perhitungan Inflasi
Pangsa Kredit Perbankan Sumatera Selatan Berdasarkan Lapangan Usaha
Jasa Lainnya per Subkelompok 39
Perkembangan Kredit Investasi Berdasarkan Sektoral
Bulanan 38
Perkembangan Kredit Modal Kerja Berdasarkan Sektoral
Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya secara Tahunan dan
Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan di Sumatera Selatan
dan Minuman/Restoran per Subkelompok Pengeluaran
Perkembangan Kredit Perbankan di Sumatera Selatan
dan Bulanan 38
Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan di Sumatera Selatan
Inflasi Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran secara Tahunan
Pe r ke m b a n g a n Ko m p o s i s i D P K Perbankan di Sumatera Selatan
Grafik 3.20 Inflasi Kelompok Pendidikan per Grafik 3.21
Perkembangan Rasio Biaya Operasional Perbankan di Sumatera Selatan
Subkelompok Pengeluaran 38
(LDR) Perbankan di Sumatera Selatan
Inflasi Kelompok Rekreasi, Olahraga dan
Tahunan dan Bulanan 38
Perkembangan Rasio Loan to Deposit
terhadap Pendapatan Operasional
Budaya per Subkelompok Pengeluaran 37
Grafik 4.2
Pengeluaran Budaya secara Tahunan dan Bulanan 37
44
Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan per Subkelompok
37
Perbankan Sumatera Selatan
Perkembangan Suku Bunga Kredit di Sumatera Selatan
49
Grafik 4.16
Indeks Keyakinan Konsumen Rumah Tangga di Sumatera Selatan
xii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
49
49
Grafik 4.17
Grafik 4.18
Persepsi Rumah Tangga Sumatera
54
Grafik 4.32
Selatan terhadap Kondisi Ekonomi Saat
Kredit, dan Risiko Perdagangan Besar
ini
dan Eceran
Persepsi Rumah Tangga Sumatera
54
Grafik 4.33
Selatan terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan yang Akan Datang 50 50
Grafik 4.19
54
Grafik 4.34
Kredit, dan Risiko Industri Pertambangan
Ketiga Perseorangan Sumatera Selatan
dan Penggalian 55
Grafik 4.35
Perkembangan Komposisi Kredit Rumah
Grafik 4.22
Perkembangan Pertumbuhan Kredit
55
Grafik 4.36 Proporsi Penggunaan Kredit UMKM Triwulan II 2020
62
Grafik 5.1 Aliran Uang dalam Rangka Kegiatan Kas
Rumah Tangga Sumatera Selatan 51
Grafik 4.23
Perkembangan NPL Kredit Rumah
Titipan di Provinsi Sumatera Selatan 62
Grafik 5.2
Tangga Sumatera Selatan 52
Grafik 4.24
Likert Scale Penjualan dan Perkiraan
Grafik 4.25
Likert Scale Investasi dan Perkiraan
63
Grafik 5.3
Grafik 4.26 Pe r ke m b a n g a n Ko m p o s i s i D P K
Grafik 5.4
Grafik 4.27
Perkembangan Pertumbuhan DPK
64
Grafik 5.5
Grafik 4.28 Perkembangan Kredit Korporasi
64
Grafik 5.6
Grafik 4.29 Pangsa Kredit Korporasi Sumatera
64
Grafik 5.7
53
65
Grafik 5.8
Jumlah Peredaran Warkat Cek dan BG Kosong
65
Grafik 5.9
Jumlah Nominal Kartu ATM/D
Kredit, dan Risiko Industri Pengolahan
65
Grafik 5.10
Volume Transaksi Kartu ATM/D
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi,
65
Grafik 5.11
Pangsa Transaksi ATM/D
Kredit, dan Risiko Industri Pertanian,
65
Grafik 5.12
Jumlah Kartu ATM/D
Kehutanan, dan Perikanan
66
Grafik 5.13
Jumlah Nominal Kartu Kredit
66
Grafik 5.14
Volume Transaksi Kartu Kredit
Grafik 4.30 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Grafik 4.31
Jumlah Nominal Cek dan Bilyet Giro Kosong
Selatan 53
Perkembangan Volume RTGS Sumatera Selatan
Sumatera Selatan 53
Perkembangan Transaksi RTGS Sumatera Selatan
Korporasi Sumatera Selatan 53
Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring di Sumatera Selatan
Korporasi Sumatera Selatan 52
Perkembangan Transaksi Kliring Sumatera Selatan
63
Investasi 52
Pemusnahan Uang Lusuh di Provinsi Sumatera Selatan
Penjualan 52
Perkembangan Pertumbuhan Kredit UMKM di Sumatera Selatan
Tangga Sumatera Selatan 51
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi,
Perkembangan Komposisi Dana Pihak
Grafik 4.20 Perkembangan Pertumbuhan DPK Grafik 4.21
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan Risiko Industri Konstruksi
Perseorangan di Sumatera Selatan 50
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi,
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
xiii
66 Grafik 5.15
Pangsa Transaksi Kartu Kredit
79
Grafik 6.7
Distribusi Pengeluaran Perkotaan
66 Grafik 5.16
Jumlah Kartu Kredit
80
Grafik 6.8
Distribusi Pengeluaran Pedesaan
67 Grafik 5.17
Jumlah Agen LKD
83
Grafik 7.1
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
67 Grafik 5.18
Jumlah Pemegang UE
Sumatera Selatan Keseluruhan Tahun
68 Grafik 5.19
Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan
2020
Nominal
84
Grafik 7.2
68 Grafik 5.20 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Frekuensi 69 Grafik 5.21
Jumlah Merchant QRIS
69 Grafik 5.22
Persebaran Merchant QRIS
69 Grafik 5.23
Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan Sembako
69 Grafik 5.24
Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan Sembako
70 Grafik 5.25
Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
70 Grafik 5.26 Nominal Transaksi E-commerce 70 Grafik 5.27
Frekuensi Transaksi E-commerce
70 Grafik 5.28 Perkembangan Transaksi KUPVA BB Sumatera Selatan 71 Grafik 5.29 Transfer Dana Domestik-Incoming 71 Grafik 5.30 Transfer Dana Luar Negeri-Incoming 71 Grafik 5.31
Transfer Dana Domestik-Outgoing
71 Grafik 5.32
Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing
76 Grafik 6.1
Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani
76 Grafik 6.2
Perkembangan NTP dan Inflasi Pedesaan Sumatera Selatan
76 Grafik 6.3
Nilai Tukar Petani Per Subsektor
77 Grafik 6.4
Perkembangan Penduduk Miskin
79 Grafik 6.5
Perbandingan Gini Ratio Provinsi di Indonesia (Maret 2020)
79 Grafik 6.6
Perkembangan Koefisien Gini Provinsi Sumatera Selatan
xiv
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Proyeksi Inflasi Tahunan Sumatera Selatan
84
Grafik 7.3
Ekspektasi Harga Konsumen
INDIKATOR UTAMA A.PDRB & INFLASI 2018
INDIKATOR
2020
2019
III
IV
TOTAL
I
II
III
IV
Sumatera Selatan
130,45
132,09
132,09
131,96
133,92
134,02
134,78
134,78
104,01 105,06
Palembang
130,39
132,09
132,09
131,94
133,92
102,53 103,07
103,07
104,02
104,23
103,53
Lubuk Linggau
130,98
131,80
131,80
131,76 134,06
102,48 103,05 103,05 103,90
104,18
103,92
TOTAL
I
II
III
MAKRO Indeks Harga Konsumen 103,56
Laju Inflasi Tahunan (yoy) Sumatera Selatan
2,60
2,74
2,74
1,66
2,14
2,74
2,06
2,06
3,15
1,72
1,01
Palembang
2,52
2,78
2,78
1,71
2,11
2,78
2,06
2,06
3,20
1,75
0,98
Lubuk Linggau
3,30
2,42
2,42
1,21
2,41
2,42
2,10
2,10
2,63
1,37
1,41
I
II
INDIKATOR
2018 III
IV
2020
2019 TOTAL
III
IV
TOTAL
I
II
III
Pertumbuhan Tahunan PDRB Sektoral (yoy)
6,14
6,07
6,04
5,68
5,80
5,67
5,69
5,71
4,86
-1,53
-1,40
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
0,57
4,66
2,16
3,81
3,15
2,35
3,72
3,22
4,11
0,66
-3,64
Pertambangan dan Penggalian
-3,99
11,94
9,29
9,27
9,41
7,91
8,24
7,57
8,27
2,47
-3,95
Industri Pengolahan
5,52
5,70
5,51
5,52
5,32
4,42
4,19
4,85
6,34
-0,17
-0,27
Pengadaan Listrik dan Gas
8,64
8,56
8,85
8,31
9,69
9,53
14,05
10,29
12,64
12,04
16,99
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
9,34
9,37
7,96
6,26
5,76
6,87
10,86
7,46
4,68
3,46
5,75
Konstruksi
4,25
1,64
5,59
0,32
4,52
4,98
3,46
3,34
2,69
-1,35
-0,56
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8,21
7,83
8,09
7,76
8,13
8,70
8,31
8,22
7,54
-7,70
-1,93
Transportasi dan Pergudangan
7,29
7,71
7,36
8,29
8,87
7,73
8,30
8,30
6,17
-11,36
-9,30
13,58
17,09
13,15
16,81
16,41
14,72
13,74
15,35
8,68
-18,26
-10,42
Informasi dan Komunikasi
6,79
8,36
7,32
7,32
9,22
7,72
7,08
8,15
9,58
12,11
14,50
Jasa Keuangan dan Asuransi
0,18
-0,81
1,78
-2,09
-3,30
-0,17
0,21
-1,35
0,15
-1,40
3,96
Real Estate
8,25
7,76
7,95
7,59
8,22
8,12
8,17
8,03
8,38
0,35
0,85
Jasa Perusahaan
-5,23
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
9,73
10,20
9,51
8,90
9,91
9,52
9,91
9,57
9,05
-4,32
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,81
1,27
2,70
-0,65
0,30
0,06
4,27
1,09
5,03
4,45
4,33
3,68
3,77
2,72
3,67
4,35
5,68
5,17
4,73
3,94
0,80
-3,01 15,15
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2,89
6,29
2,56
12,15
8,98
9,76
7,63
9,57
16,22
19,59
Jasa lainnya
9,69
10,80
9,06
8,17
8,23
7,60
7,16
7,77
7,27
7,89
4,79
Pertumbuhan Tahunan PDRB Penggunaan
6,14
6,07
6,04
5,68
5,80
5,67
5,69
5,71
4,86
-1,53
-1,40
Konsumsi Rumah Tangga
4,52
4,72
4,41
4,27
4,15
4,12
3,58
4,03
3,45
-6,69
-4,36
Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
9,32
13,91
8,57
13,93
12,87
9,06
3,84
9,78
-1,01
-9,93
-2,66 -12,36
Konsumsi Pemerintah
8,67
10,16
6,64
-14,97
6,11
5,31
20,06
5,54
5,33
-8,10
Investasi
0,96
-6,78
2,75
-2,91
0,36
3,01
5,97
1,09
4,81
-0,85
1,35
Ekspor Luar Negeri
13,52
-25,03
0,72
-18,14
4,94
-13,25
18,48
-2,96
12,16
-24,59
-14,15
Impor Luar Negeri
23,86
3,74
54,06
-20,28
-34,63
-2,70
20,10
-13,59
6,86
-13,32
12,03
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
xv
EKSPOR IMPOR
2018 III
IV
TOTAL
Nilai ekspor nonmigas (USD Juta)
1.160,13
858,39
4.011,34
Nilai impor nonmigas (USD Juta)
129,88
100,17
714,11
Volume ekspor nonmigas (juta kg) Volume impor nonmigas (juta kg)
2020
2019 I
II
III
IV
954,96
953,29 3.792,07
123,15
105,19
153,92
98,44
II
III
848,90
740,58
838,40
135,93
165,85
219,21
I
TOTAL
841,76 1.042,06
480,70
6.075,62 6.051,76 21.605,12 4.836,08 5.249,62 4.847,94 6.434,60 21.368,24 5.550,39 4.120,32 4.474,23 292,76
196,87
988,46
229,10
248,35
242,13
277,69
997,27
302,89
284,16
250,98
B.PERBANKAN INDIKATOR
2018
2019
2020
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
103,70
108,96
110,80
113,97
111,82
114,11
110,84
114,35
116,76
77,71
80,11
80,49
84,09
85,09
85,62
85,67
88,70
91,98
- Giro
12,5
11,6
13,1
14,8
13,8
13,7
13,3
16,7
16,4
- Tabungan
35,5
38,0
36,0
38,3
38,5
41,1
38,8
40,0
41,6
- Deposito
29,7
30,6
31,4
30,9
32,8
30,8
33,6
32,0
34,0
20.081
20.614
21.252
21.888
21.888
22.763
22.681
24.340
25.516
234
241
246
249
249
256
253
262
264
19.590
20.112
20.741
21.372
21.372
22.230
22.150
23.792
24.960
Perbankan Total Aset (Rp Triliun) DPK (Rp Triliun)
Jumlah Rekening DPK (Ribu) - Giro - Tabungan - Deposito Kredit Berdasarkan Penggunaan (Rp Triliun)
261
264
267
267
277
278
286
292
125,68
125,06
128,39
130,51
127,84
129,71
124,88
125,45
- Modal Kerja
50,86
50,12
48,57
52,97
53,78
53,04
53,97
52,20
54,13
- Investasi
40,27
39,55
40,28
38,65
39,11
35,94
36,30
33,81
32,45
34,78
36,00
36,21
36,77
37,62
38,87
39,44
38,87
38,87
125,90
125,68
125,06
128,39
130,51
127,84
129,71
124,88
125,45
Kredit Lapangan Usaha/Korporasi (RpTriliun)
91,12
89,68
88,85
91,62
92,89
88,98
90,28
86,01
86,58
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
20,69
20,65
20,83
20,90
20,28
20,67
20,75
20,31
20,70
Pertambangan dan Penggalian
6,99
7,01
7,64
6,76
6,59
5,27
5,51
4,69
34,01
Industri Pengolahan
21,79
18,75
19,00
22,55
24,60
21,79
23,51
23,02
24,19
Listrik, Gas dan Air Bersih
6,22
5,57
5,40
5,33
5,52
4,91
5,42
4,53
4,85
Konstruksi
7,87
8,13
7,93
8,46
8,65
8,16
7,59
7,41
7,26
18,69
19,22
18,91
20,08
19,96
20,47
20,43
17,50
17,72
- Konsumsi Total Kredit (Rp Triliun)
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan dan Komunikasi
2,20
2,25
2,27
2,33
2,13
2,17
2,07
2,04
2,12
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1,74
1,85
1,68
2,99
3,00
3,50
2,92
1,82
1,86
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
2,89
4,11
2,94
2,21
2,16
2,02
2,09
2,68
2,60
Jasa-jasa
2,04
2,14
2,25
13,67
13,82
13,69
12,60
2,01
1,87
34,78
36,00
36,21
36,77
37,62
38,87
39,44
38,87
38,87 10,48
Kredit Bukan Lapangan Usaha/Kredit Konsumsi Rumah Tinggal
8,80
9,09
9,32
9,70
9,96
10,04
10,25
10,31
Flat dan Apartemen
0,06
0,08
0,07
0,08
0,07
0,08
0,08
0,78
0,74
Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan)
0,78
0,76
0,73
0,71
0,68
0,66
0,64
0,06
0,06
Kendaraan Bermotor
3,19
3,27
3,29
3,24
3,23
3,32
3,48
3,15
2,84
21,95
22,80
22,79
15,94
16,31
17,21
17,44
17,28
17,27
162,0%
156,9%
155,4%
152,7%
153,4%
149,3%
151,4%
140,8%
136,4%
2,77%
3,79%
3,81%
3,13%
2,90%
2,22%
2,39%
3,41%
3,62%
Lainnya LDR NPL Gross
xvi
257 125,90
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
C. SISTEM PEMBAYARAN KETERANGAN Jumlah hari
2018 III
IV
2019 TOTAL
I
II
III
2020 IV
TOTAL
I
II
III
61
63
240
61
55
66
64
246
63
58
62
12.470
12.083
11.865
10.549
10,431
10.878
13.154
45.011
11.799
7.891
11.324
1. Perputaran Kliring a.Nominal (Rp Miliar) b.Warkat (lembar)
330.644 317.598 319.552 288.069 285,865 276.888 309.227 1.160.049 274.815 238.314 268.290
2. Rata-rata Harian Kliring a. Nominal (Rp Miliar)
204,4
191,8
198,2
172,9
189.6
164,8
205,5
183,2
187,3
136,1
182,7
b. Jumlah Warkat (lembar)
5.420
5.041
5.339
4.722
5,198
4.195
4.832
4.737
4.362
4.109
4.327
a. Nominal/Hari (Rp Miliar)
106,7
132,1
118,7
89,7
46.4
733,9
1.002,3
866,0
614,4
800,9
927,7
b. Jumlah Warkat (lembar)
94
108
96
79
53
235
255
224
216
264
308
3. Rata-rata Harian RTGS
4. Penolakan Cek/BG a.Nominal (Rp Miliar)
123,1
131,2
523,4
125,7
153.7
135,2
139,4
554,0
136,4
112,7
106,0
b.Warkat (lembar)
3.222
3.585
14.054
3.190
3,236
3.026
3.057
12.509
2.846
2.340
1.845
a.Nominal (%)
0,99%
1,09%
4,41%
1,19%
1.47%
1,24%
1,06%
1,23%
1,16%
1,13%
0,94%
b.Warkat (%)
0,97%
1,13%
4,40%
1,11%
1.13%
1,09%
0,99%
1,08%
1,04%
0,98%
0,69%
865,6
3.811,7 2.322,0
1.394,1
2.203,3
5. Penolakan Cek/BG
6. Mutasi kas (Rp Miliar) 3.811,7
1.164,7
1,332.4
b. Aliran uang masuk/inflow
4.084,8
2.730,5 13.041,4
3.166,9
5,487.8 3.388,4
c. Aliran uang keluar (outflow)
2.949,7
4.258,3 14.674,5
3.254,9
7,174.3
1.135,2 (1.527,8) (1.633,1)
88,0
1,686.5
a. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)
d. Net Inflow (outflow)
1.435,1
2.591,0 3.055,9 2.707,5
13.041,4 3.649,2
3.117,9 2.880,9
3.491,9
5.139,1
14.674,5 3.454,5 4.459,6
103,5
2.431,6
(1.633,1)
4.310,8
194,7 (1.341,7) (1.429,9)
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
xvii
RINGKASAN UMUM
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan
Realisasi Keuangan Daerah triwulan III 2020 lebih rendah
triwulan III 2020 membaik dari triwulan sebelumnya.
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada
Realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi dan
triwulan III 2020 berkurang dari 1,53% (yoy) menjadi 1,40%
Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan hingga triwulan III
(yoy) atau secara triwulanan tumbuh sebesar 4,12% (qtq).
2020 mencapai Rp28,45 triliun atau sebesar 71,92% dari pagu
Pertumbuhan ekonomi ini masih lebih tinggi dari
anggaran tahun 2020, lebih rendah dari realisasi triwulan
pertumbuhan ekonomi Nasional dan Sumatera yang
yang sama tahun sebelumnya Rp29,9 triliun atau 73,12% dari
masing-masing sebesar kontraksi 3,49% (yoy) dan 2,22%
pagu. Menurunnya realisasi pendapatan ini terutama
(yoy). Perbaikan ini sejalan dengan pelonggaran aktivitas
bersumber dari penurunan komponen pendapatan transfer.
ekonomi dan sosial masyarakat, kebijakan stimulus fiskal,
Selanjutnya, realisasi belanja Pemerintah Provinsi dan
dan perbaikan kinerja ekspor komoditas utama. Dari sisi
Kabupaten/Kota mencapai Rp19,04 triliun atau sebesar
pengeluaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi di dorong
50,43% dari pagu anggaran tahun 2020, lebih rendah
oleh seluruh komponen kecuali komponen konsumsi
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
pemerintah. Dari sisi lapangan usaha (LU), perbaikan
Rp23,48 triliun atau 55,28% dari pagu. Masih rendahnya
ekonomi didorong oleh LU yang terkait dengan penanganan
serapan belanja disebabkan oleh masih minimnya realisasi
COVID-19 dan aktivitas new normal, meskipun tertahan oleh
anggaran di triwulan III 2020 karena pelaksanaan proyek
terkontraksinya LU utama Provinsi Sumatera Selatan yaitu
pembangunan yang sempat tertunda karena adanya
LU Pertambangan dan Penggalian, LU Industri Pengolahan,
pandemi. Sementara itu, realisasi anggaran belanja APBN
serta LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
meliputi belanja Kementerian/Lembaga dan Transfer ke
Meningkatnya permintaan domestik dan global seiring dengan meredanya dampak ekonomi dari COVID-19 diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 lebih tinggi. Dari sisi penggunaan, perbaikan diperkirakan akan bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, kinerja ekspor, investasi dan konsumsi pemerintah. Di sisi lapangan usaha, meningkatnya aktivitas ekonomi akan berdampak pada mulai membaiknya kinerja LU Industri Pengolahan, LU Pertambangan dan Penggalian, serta LU Perdagangan Besar dan Eceran. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi
Daerah dan Dana Desa (TKDD) untuk triwulan III 2020 mencapai Rp20,5 triliun atau sebesar 47,8% dari pagu anggaran tahun 2020. Realisasi serapan APBN ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 55,28% dari pagu didorong oleh serapan belanja kementerian / lembaga untuk penanggulangan penyebaran COVID-19.
PERKEMBANGAN INFLASI Laju inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 sebesar 1,01% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,72% (yoy). Realisasi tersebut lebih
Sumatera Selatan di tahun 2020 masih tumbuh positif
rendah dibandingkan realisasi inflasi nasional yang sebesar
namun melambat. Dampak pandemi COVID-19
1,42% (yoy), namun lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi
menurunkan kinerja ekonomi global dan domestik.
regional Sumatera yang sebesar 0,66% (yoy). Menurunnya
Permintaan global yang menurun, pembatasan aktivitas
laju inflasi triwulan III 2020 terutama disebabkan oleh
ekonomi dan sosial masyarakat, serta pelaku usaha yang
turunnya tekanan inflasi pada kelompok makanan,
menahan investasi memberikan dampak penurunan kinerja
minuman, dan tembakau dan
ekonomi di tahun 2020.
kelompok transportasi.
Penurunan ini sejalan dengan pembatasan aktivitas di luar rumah dan permintaan konsumsi yang menurun untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.
xviii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Inflasi tahunan pada triwulan IV 2020 diperkirakan
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan I
namun tetap berada pada sasaran inflasi nasional 3% Âą 1%.
2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan
Peningkatan inflasi didorong oleh meningkatnya aktivitas
triwulan IV 2020. Dari sisi penggunaan, komponen
masyarakat dan kebijakan stimulus fiskal pemerintah yang
pengeluaran sisi rumah tangga diperkirakan membaik
meningkatkan daya beli masyarakat. Secara keseluruhan tahun, inflasi pada tahun 2020 diperkirakan berada di bawah ambang target inflasi nasional 3% Âą 1%. Menurunnya permintaan serta menurunnya pendapatan masyarakat yang memberikan tekanan pada daya beli menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Perilaku masyarakat yang berjaga-jaga juga turut menahan peningkatan inflasi di tahun 2020.
terbatas seiring meningkatnya aktivitas ekonomi dan sosial dengan penerapan protokol pencegahan COVID-19 yang cukup ketat. Dari sisi lapangan usaha, perbaikan diprakirakan akan terjadi pada LU industri pengolahan, LU Pertambangan dan Penggalian, LU pertanian, kehutanan dan perikanan, serta LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sejalan dengan mulai pulihnya aktivitas manufaktur global, peningkatan harga komoditas, dan peningkatan konsumsi masyarakat. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi
PERKEMBANGAN STABILITAS KEUANGAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
membaiknya prospek perekonomian domestik dan global.
Stabilitas keuangan mulai membaik. Ditengah kinerja
Tingkat keberhasilan yang tinggi dari hasil evaluasi vaksin
Sumatera Selatan pada tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, sejalan dengan
penyaluran kredit yang masih mengalami kontraksi,
global mendorong peningkatan keyakinan pelaku ekonomi
penghimpunan DPK dan aset perbankan masih mengalami
global. Permintaan global meningkatkan kinerja ekspor dan
peningkatan. Ketahanan sektor korporasi dan rumah tangga
investasi pelaku usaha. Dari sisi domestik akan didorong oleh
masih terjaga. Eksposur perbankan pada kedua sektor relatif
meningkatnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.
aman diindikasikan oleh nilai Non-Performing-Loan (NPL)
Sementara itu dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan
yang membaik dan berada di bawah batas indikatif.
ekonomi pada tahun 2021 akan didorong oleh LU Industri Pengolahan, LU Pertambangan dan Penggalian, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, serta LU Perdagangan
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Besar dan Eceran.
Pada triwulan III 2020, kegiatan transaksi non tunai melalui
Dari sisi tekanan harga, stabilitas harga barang dan jasa di
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Real
Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2021
Time Gross Settlement (RTGS) meningkat meskipun masih
diprakirakan tetap terjaga. Inflasi yang terjaga terutama
terkontraksi. Sementara itu, kegiatan transaksi tunai di
disebabkan oleh masih terbatasnya tekanan harga pada
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
kelompok makanan, minuman dan tembakau serta
mencatatkan net outflow selama periode laporan.
kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran
Selanjutnya, nominal dan frekuensi transaksi UE juga
seiring dengan masih terkendalinya pasokan.
meningkat pada triwulan III 2020, meskipun secara tahunan masih mengalami kontraksi.
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
xix
Secara keseluruhan tahun, prakiraan inflasi Sumatera Selatan tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2020, namun masih berada pada kisaran target inflasi nasional 3% Âą 1% (yoy). Meningkatnya konsumsi dan mobilitas masyarakat akan memberikan tekanan permintaan yang mendorong kenaikan harga barang dan jasa. Wacana pemerintah untuk menaikkan kembali cukai rokok juga akan menjadi salah satu pendorong tekanan inflasi. Selain itu, harga emas perhiasan yang diperkirakan akan menguat juga mendorong tekanan inflasi di tahun 2021.
xx
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
BAB I
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan triwulan III 2020 membaik, sejalan dengan pelonggaran aktivitas masyarakat, realisasi stimulus pemerintah serta dorongan dari kinerja ekspor komoditas utama. Dari sisi pengeluaran, pada triwulan III 2020 perbaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terlihat pada kinerja di seluruh komponen kecuali konsumsi pemerintah Dari sisi lapangan usaha, membaiknya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 terutama ditopang oleh meningkatnya LU yang terkait dengan penanganan COVID-19 dan aktivitas new normal. Pada triwulan IV 2020, perbaikan kinerja perekonomian Sumatera Selatan diprakirakan berlanjut namun masih akan terkontraksi. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL SECARA UMUM Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan triwulan
pertanian, kehutanan dan perikanan, LU pertambangan dan
III 2020 membaik sejalan dengan pelonggaran aktivitas
penggalian, serta LU industri pengolahan masih terkontraksi
masyarakat, realisasi stimulus pemerintah serta dorongan
sejalan dengan masih terbatasnya permintaan CPO dan
dari kinerja ekspor komoditas utama.
Ekonomi Sumatera
Selatan dengan output riil sebesar Rp118,29 triliun membaik, yang tercermin pada pertumbuhan sebesar 4,12% (qtq) dari kontraksi 2,35% (qtq), atau kontraksi pertumbuhan yang berkurang menjadi 1,40% (yoy) dari 1,53% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Capaian ini masih berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan Sumatera yang juga membaik meski masih terkontraksi masing-masing sebesar 3,49% (yoy) dan 2,22% (yoy). Pangsa ekonomi Sumatera Selatan terhadap ekonomi nasional dan ekonomi Sumatera pada triwulan laporan relatif stabil, masing-masing sebesar 3,04% dan 13,7%.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
02
batubara serta menurunnya produksi pertanian yang memasuki masa tanam. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2020 diprakirakan membaik. Dampak wabah COVID-19 terhadap ekonomi diperkirakan masih akan berlangsung namun mulai membaik. Perbaikan terbatas diprakirakan bersumber dari membaiknya kinerja konsumsi rumah tangga yang didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi dan sosial dengan penerapan protokol COVID-19 yang ketat. Realisasi belanja pemerintah dalam rangka penanggulangan kesehatan dan dampak ekonomi dari COVID-19 diperkirakan
Perbaikan ekonomi Sumatera Selatan terjadi pada hampir
dapat meningkatkan belanja pemerintah yang akan
semua komponen PDRB sisi pengeluaran, kecuali
menopang pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan.
komponen konsumsi pemerintah (Tabel 1.2). Realisasi
Realisasi belanja modal dalam rangka pembayaran kontrak
penyaluran bantuan sosial dan dampak ekonomi dari wabah
pembangunan infrastruktur juga diperkirakan mampu
COVID-19 turut menopang konsumsi pemerintah. Namun
mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Hal ini juga
masih tertahannya pembayaran kontrak dan proyek
berdampak terhadap kinerja investasi yang turut meningkat
pengerjaan lainnya yang baru akan dilakukan di akhir tahun
karena mulai membaiknya permintaan dan meningkatnya
menahan konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 12,36%
kegiatan ekspansi usaha. Selanjutnya, kinerja ekspor di
(yoy). Meskipun demikian, dorongan stimulus konsumsi
triwulan IV 2020 diperkirakan mulai meningkat sebagai
pemerintah dan mobilitas masyarakat yang membaik turut
dampak meningkatnya aktivitas industri dan logistik
menopang perbaikan kontraksi konsumsi rumah tangga
internasional. Harga komoditas yang terus meningkat juga
menjadi sebesar 4,36% (yoy). Kinerja investasi tumbuh positif
mendorong kinerja ekspor untuk tumbuh lebih tinggi lagi.
1,35% (yoy), terutama didorong investasi bangunan dan non bangunan. Selain itu, kinerja ekspor mengalami kontraksi yang
Dari sisi lapangan usaha, membaiknya ekonomi Sumatera
lebih kecil sebesar 14,15% (yoy) sejalan dengan meningkatnya
Selatan pada triwulan IV 2020 diprakirakan bersumber dari
harga komoditas global karet dan CPO serta perbaikan kinerja
mulai meningkatnya kinerja hampir seluruh LU utama.
mitra dagang utama Provinsi Sumatera Selatan, terutama
Kinerja LU industri pengolahan diprakirakan akan membaik
Tiongkok.
didorong oleh pulihnya aktivitas ekonomi dunia yang berdampak kepada mulai meningkatnya permintaan
Dari sisi lapangan usaha, membaiknya ekonomi Sumatera
komoditas dari Sumatera Selatan seperti karet, CPO dan
Selatan pada triwulan III 2020 terutama ditopang oleh
pulp&paper. Kinerja LU pertambangan dan penggalian
meningkatnya LU yang terkait dengan penanganan COVID19 dan aktivitas new normal. LU informasi dan komunikasi tumbuh tinggi seiring meningkatnya penggunaan teknologi digital dalam penerapan Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH). LU terkait penanganan Covid-19 dan new normal, seperti LU jasa kesehatan dan kegiatan sosial, LU pengadaan listrik dan gas, LU jasa pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial, LU pengadaan air, serta LU real estat, tumbuh positif. Mobilitas masyarakat yang meningkat turut mendorong perbaikan kinerja LU penyediaan akomodasi dan
diperkirakan membaik didorong oleh peningkatan permintaan energi seiring dengan pemulihan aktivitas manufaktur. Kinerja LU perdagangan membaik didorong oleh normalisasi jam operasional pusat perdagangan (mall, pasar, restoran) seiring dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru. Sementara, kinerja LU konstruksi diperkirakan membaik didorong oleh pengerjaan kembali beberapa proyek infrastruktur yang tertunda. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi
makan minum, LU perdagangan besar dan eceran, LU
Sumatera Selatan di tahun 2020 masih tumbuh positif
transportasi dan pergudangan serta LU konstruksi yang
namun melambat. Dampak pandemi COVID-19 menurunkan
mencatat kontraksi yang lebih kecil. Ketiga sektor utama LU
kinerja ekonomi global dan domestik. Secara global,
Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 130 120
RP TRILIUN 5,86
Grafik 1 2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 %YOY 6,50
6,07
6,14
6,07
5,81
5,69
5,66
5,50
5,69
1,50
90 -1,37
-0,50
60 I
IV
III
II
I
III
II
2018
IV
I
II
2019 PDRB AHDB
%QTQ 4,12
3,99
70
-2,50
60
III
1,01
2,00
0,64
1,00
-0,14
-2,91
0,00 -1,00
-2,35
-2,89
-2,00 -3,00 -4,00
I
IV
III
II
2020
I
IV
III
II
2018
I
2019
GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN)
PDRB-ADHB
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
5,00 4,00
80
-1,50
6,00
3,00
90
0,50
-1,40
70
3,98
100
2,50
80
4,14
3,86
110
3,50
4,86
100
RP TRILIUN
120
4,50
110
130
III
II 2020
GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN)
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
menurunnya aktivitas perdagangan global akibat penurunan
terhadap total PDRB. Konsumsi rumah tangga memberikan
aktivitas manufaktur dan logistik menyebabkan kinerja ekspor
andil terbesar kepada penurunan pertumbuhan ekonomi
Sumatera Selatan mengalami penurunan. Secara domestik,
Sumatera Selatan di triwulan III 2020, yaitu sebesar -2,48%,
penerapan pembatasan sosial untuk menurunkan penularan
membaik dari -3,83% (yoy) pada triwulan II 2020. Pembentukan
wabah COVID-19 menahan seluruh aktivitas ekonomi dan
Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada triwulan ini
sosial masyarakat yang menyebabkan penurunan konsumsi
memberikan kontribusi terbesar kedua yaitu 35,5% terhadap
rumah tangga. Turunnya konsumsi rumah tangga,
PDRB Sumatera Selatan. Investasi juga memberikan andil
menyebabkan pelaku usaha menahan ekspansi usahanya
positif sebesar 0,49% setelah pada triwulan sebelumnya
sehingga menyebabkan turunnya kinerja investasi.
memberikan andil negatif sebesar -0,31%. Kinerja ekspor luar negeri masih terkontraksi dan memberikan andil sebesar yang terkontraksi sebesar -3,71% (yoy). Namun demikian,
Berdasarkan PRDB menurut pengeluaran, struktur
konsumsi pemerintah pada triwulan III 2020 memberikan andil
2,30% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya
perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 masih
kontraksi sebesar -0,75% (yoy), lebih dalam dari andil triwulan
didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Pengeluaran
sebelumnya sebesar -0,51% (yoy).
konsumsi rumah tangga memiliki pangsa sebesar 62,21% Tabel 1.1 Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2018-2020 (%yoy) PROVINSI : SUMATERA SELATAN KOMPONEN PENGELUARAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2018
2019
II
III
IV
TOTAL
I
2,81
2,69
2,93
2,71
2,65
2020
II
III
IV
TOTAL
I
II
III
2,51
2,42
2,18
2,43
2,11
-3,83
-2,48
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
0,10
0,14
0,22
0,13
0,23
0,21
0,14
0,06
0,16
-0,02
-0,15
-0,04
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
0,37
0,59
0,96
0,52
-0,96
0,49
0,45
2,16
0,40
0,23
-0,51
-0,75
Pembentukan Modal Tetap Bruto
3,15
0,80
-0,93
1,39
-0,60
0,32
1,06
1,66
0,61
1,68
-0,31
0,49
Ekspor Luar Negeri
1,68
3,80
-2,60
1,12
-2,45
1,19
-2,37
1,60
-0,71
2,16
-3,71
-2,30
Impor Luar Negeri
5,88
0,71
0,15
2,19
-0,70
-1,15
-0,02
0,61
-0,46
0,22
-0,38
0,40
PDRB
6,07
6,14
6,07
6,04
5,69
5,81
5,66
5,69
5,71
4,86
-1,53
-1,40
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%yoy) 2018
2019
PROVINSI : SUMATERA SELATAN KOMPONEN PENGELUARAN
II
III
IV
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
4,57
4,52
4,72
4,41
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
6,47
9,32
13,91
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
5,55
8,67
10,16
2020
II
III
IV
I
II
III
4,27
4,15
4,12
3,58
4,03
3,45
-6,69
-4,36
8,57
13,93
12,87
9,06
3,84
9,78
-1,01
-9,93
-2,66
7,13
(22,19)
7,21
6,55
20,06
5,54
5,33
-8,10
-12,36
TOTAL
I
TOTAL
Pembentukan Modal Tetap Bruto
8,31
2,19
-2,50
3,74
(1,72)
0,87
2,98
4,50
1,69
4,81
-0,85
1,35
Ekspor Luar Negeri
8,57
16,85
-14,67
5,56
(14,74)
6,04
(12,68)
8,78
(3,88)
12,16
-24,59
-14,15
110,66
22,65
5,15
55,69
(21,82)
(35,79)
(0,84)
18,26
(14,46)
6,86
-13,32
12,03
6,07
6,14
6,07
6,04
5,69
5,81
5,66
5,69
5,71
4,86
-1,53
-1,40
Impor Luar Negeri PDRB Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
03 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI SISI PENGGUNAAN
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%qtq) 2018
PROVINSI : SUMATERA SELATAN KOMPONEN PENGELUARAN
II
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
1,56
Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
III
2019 IV
0,87
TOTAL
1,03
4,41
I 0,73
2020
II
III
IV
TOTAL
I
II
III
1,45
0,84
0,51
295,40
0,60
-8,48
3,36
-0,44 300,89
-2,42
-5,97
6,56
166,46 -59,52
41,97
-0,10
4,32
2,04
4,56
8,57
2,36
3,34
-1,40
18,10
5,40
35,48
7,13
-53,86
62,72
4,75
52,67
4,58
-0,05
-0,05
3,74
-5,94
7,34
2,04
1,43
285,24
-5,66
1,55
4,31
Ekspor Luar Negeri
-0,93
19,74
-23,69
5,56
-5,82
23,22
-1,39
-4,94
298,46
-2,89
-17,16
12,26
Impor Luar Negeri
27,62 -38,39
-7,17
55,69
7,11
4,80
-4,85
10,72
275,82
-3,21
-15,00
22,98
(2,91)
6,04
0,64
3,98
3,99
(2,89)
5,71
(0,14)
-2,35
4,12
Pembentukan Modal Tetap Bruto
3,86
PDRB
4,14
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
04
Pada triwulan III 2020, konsumsi rumah tangga membaik yang
subsektor kredit konsumsi yaitu kredit kepemilikan
tercermin pada pertumbuhan sebesar 3,36% (qtq) dari
rumah/KPR, kredit kepemilikan kendaraan bermotor / KKB,
kontraksi 8,48% (qtq) atau kontraksi pertumbuhan yang
dan kredit multi guna. Kredit pemilikan rumah tinggal tumbuh
berkurang menjadi 4,36% (yoy) dari 6,69% (yoy) pada triwulan
melambat dari 6,25% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 5,22%
sebelumnya. Perbaikan kinerja konsumsi ini didorong oleh
(yoy) dan pemilikan flat menurun dari sebelumnya 4,07% (yoy)
pembukaan sektor ekonomi yang terlihat dari mulai
menjadi 0,12% (yoy). Penurunan ini ditengarai karena
beroperasinya kembali tempat rekreasi dan pusat
terbatasnya permintaan sebagai dampak penurunan
perbelanjaan dengan protokol kesehatan yang ketat.
pendapatan. Kontraksi kredit kepemilikan kendaraan
Konsumsi yang lebih tinggi juga dipengaruhi oleh mulai
bermotor (KKB) meningkat menjadi 11,89% (yoy) dari 2,80%
meningkatnya pendapatan masyarakat, terutama di tingkat
(yoy) pada triwulan sebelumnya. Kontraksi ini dipicu oleh
petani, yang terlihat dari mulai meningkatnya harga komoditas
menurunnya permintaan terhadap kendaraan bermotor yang
karet dan CPO global yang didorong oleh meningkatnya
disebabkan oleh masih menurunnya pendapatan sejalan
aktivitas industri dan manufaktur global.
dengan meningkatnya tingkat pengangguran. Kredit
Perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2020 terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia pada triwulan laporan. Pelonggaran aktivitas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat pada seluruh aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat meningkatkan level
multiguna tumbuh melambat menjadi 5,88% (yoy) dari periode sebelumnya sebesar 8,39% (yoy). Pelemahan ini disebabkan masih terbatasnya konsumsi barang-barang tahan lama untuk kebutuhan rumah tangga. Memasuki triwulan IV 2020, konsumsi rumah tangga
optimisme masyarakat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan
diprakirakan membaik namun masih terkontraksi.
Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) tumbuh lebih tinggi (Tabel 1-4).
Membaiknya konsumsi rumah tangga didorong oleh (1)
Hal ini juga terlihat dari peningkatan indeks Konsumsi Barang-
meningkatnya aktivitas ekonomi dan sosial dengan
Barang Kebutuhan Tahan Lama dan Indeks Penghasilan Saat
penerapan protokol pencegahan COVID-19 yang ketat serta
Ini yang juga tumbuh meningkat dibandingkan dengan
penyaluran bantuan sosial dan program pemulihan ekonomi,
triwulan sebelumnya (Grafik 1-4).
(2) meningkatnya harga komoditas karet dan kelapa sawit
Kredit konsumsi turut menopang kinerja konsumsi rumah tangga. Kredit konsumsi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 tumbuh sebesar 3,31% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,72% (yoy). Melambatnya kredit konsumsi ini disebabkan oleh masih berlanjutnya penurunan penyaluran kredit di seluruh
yang didorong oleh peningkatan permintaan global, dan (3) komitmen pemerintah daerah dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dalam rangka pemulihan ekonomi daerah. Namun demikian, masih terdapatnya risiko peningkatan kasus aktif COVID-19 diperkirakan dapat menahan konsumsi rumah tangga untuk tumbuh lebih tinggi.
Tabel 1.4 Hasil Survei Konsumen Provinsi Sumatera Selatan INDEKS
2018
2019
2020
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
133,90
123,10
132,20
129,80
141,30
121,60
136,56
130,74
54,33
57,26
Indeks Ekspektasi Konsumen ( IEK )
154,10
143,90
149,20
145,80
142,70
155,30
158,22
153,67
122,44
128,56
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
144,00
133,50
140,70
137,80
142,00
138,40
147,39
142,20
88,39
92,91
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE )
Sumber: Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
Grafik 1.3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama Survei Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.4 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
160,0
18.000
140,0
16.000 OPTIMISTIS
12.000
PESIMISTIS
10.000
15,0 10,0 5,0
8.000
60,0
0,0
57,26
20,0
54,33
6.000
40,0
II
III
4.000
-5,0
2.000
-10,0
000
I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
I
2019
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE ) Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu Ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu
I
2020
III
II
IV
I
2018
Konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu
Secara keseluruhan tahun, konsumsi rumah tangga
20,0
III
II 2019
NILAI TUKAR
IV
I
II
III
2020
%YOY (RHS)
Perlambatan konsumsi pemerintah terkonfirmasi dari
diperkirakan akan terkontraksi. Adanya wabah COVID-19
simpanan giro pemerintah. Pada triwulan III 2020, simpanan
menyebabkan pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial yang
giro pemerintah yang berada di perbankan Sumatera Selatan
berdampak pada menurunnya permintaan masyarakat.
secara nominal naik menjadi sebesar Rp9,1 triliun
Tu r u n n y a a k t i v i t a s e ko n o m i j u g a m e n y e b a b k a n
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp6,7 triliun.
meningkatnya pemutusan hubungan kerja yang berdampak
Peningkatan jumlah dana pemerintah di perbankan
menurunkan pendapatan masyarakat. Turunnya pendapatan
menandakan disamping adanya akumulasi pendapatan
menyebabkan konsumsi rumah tangga tertahan lebih dalam
pemerintah, pemerintah masih belum melakukan
karena masyarakat cenderung selektif dalam aktivitas
pengeluaran belanja karena belum dilaksanakannya
konsumsinya. Di sisi lain, permintaan komoditas yang relatif
realisasi/pembayaran proyek disebabkan baru meningkatnya
lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya juga
kembali aktivitas pengerjaan proyek pembangunan. Mulainya
turut menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat
kembali aktivitas ekonomi dan pemerintah mendorong
khususnya di tingkat petani.
peningkatan pendapatan pemerintah. Simpanan giro
Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III 2020 tercatat terkontraksi lebih dalam menjadi 12,36% (yoy) dari 8,10% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Terkontraksinya konsumsi pemerintah pada triwulan III 2020 disebabkan oleh realisasi belanja yang terhambat karena masih baru
pemerintah pada triwulan III 2020 tumbuh sebesar 18,63% (yoy), namun masih di bawah pertumbuhan triwulan III 2019 yang tumbuh sebesar 37,43% (yoy). Pendapatan pemerintah mulai membaik, namun masih belum kembali normal seperti tahun sebelumnya.
dimulainya kembali pembangunan infrastruktur daerah.
Deselerasi konsumsi pemerintah juga terkonfirmasi dari
Namun, realisasi konsumsi pemerintah tersebut masih
penurunan serapan belanja APBD dan APBN di Sumatera
ditopang oleh realisasi penyaluran bantuan sosial dan
Selatan.
dampak ekonomi dari wabah COVID-19.
Kabupaten/Kota) triwulan III 2020 mencapai 50,43% dari pagu
Realisasi belanja APBD (Provinsi dan 17
anggaran, lebih rendah dibandingkan realisasi periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 55,28% dari pagu. Secara nominal, realisasi belanja APBD di Sumatera Selatan pada
Grafik 1.5 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera Selatan
triwulan III 2020 mencapai Rp19,04 triliun, menurun 70,0
%YOY
dibandingkan dengan realisasi belanja triwulan III 2019 yang
60,0 50,0
sebesar Rp23,4 triliun. Jika dilihat dari komponen belanja
40,0
daerah, pada triwulan III 2020 realisasi belanja terbesar
30,0 20,0
berasal dari komponen belanja operasi dengan kontribusi
10,0
sebesar 83,0% atau Rp15,80 triliun. Sebagian besar belanja
0,0 -10,0
operasi digunakan untuk belanja pegawai seperti
-20,0 -30,0 I
III
II 2018
KREDIT KONSUMSI RUMAH TINGGAL
IV
05
I
III
II
IV
I
2019 FLAT/APARTEMEN RUKO DAN RUKAN
II 2020
KENDARAAN BERMOTOR MULTIGUNA
III
pembayaran gaji dan lainnya, sementara itu belanja barang dan jasa operasional menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Salah satu komponen yang mengalami peningkatan adalah komponen belanja tak
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
80,0
%YOY
14.000
120,0 100,0
RP/USD
terduga. Peningkatan komponen belanja tak terduga
Adanya wabah COVID-19 menyebabkan dilakukannnya
digunakan untuk penanggulangan dan penanganan wabah
pembatasan aktivitas dan kegiatan oleh pemerintah daerah.
COVID-19 yang disesuaikan dengan realokasi dan refocusing
Hal ini menyebabkan kegiatan belanja pemerintah baik
anggaran untuk penanganan kesehatan, penanganan
belanja modal untuk pembangunan infrastruktur maupun
dampak ekonomi dan penyediaan jaring pengaman sosial.
belanja operasional untuk kegiatan dinas dan perjalanan dinas
Hingga triwulan III 2020, belanja tidak terduga yang
menurun. Selain itu, menurunnya aktivtas ekonomi juga
dikeluarkan sebesar Rp351,84 miliar atau 24,38%, meningkat
menurunkan pendapatan pemerintah, sehingga pemerintah
tajam dibandingkan dengan triwulan III 2019 sebesar Rp6,69
harus merevisi kembali pagu anggaran yang telah ditetapkan
miliar atau terealisasi sebesar 45,98%.
sebelumnya.
Realisasi konsumsi pemerintah pada realisasi belanja APBN
1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)/Investasi
di Sumatera Selatan meningkat. Realisasi belanja APBN di Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 sebesar 63,2% dari pagu anggaran, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada triwulan III 2019 yang sebesar 57,5%. Namun demikian, realisasi APBN secara nominal di triwulan III 2020 sebesar Rp8,2 triliun, masih lebih rendah dibandingkan triwulan III 2019
0,85% (yoy). Meningkatnya kinerja investasi terutama disebabkan oleh mulai dilanjutkannya kembali kegiatan
oleh pagu APBN di Sumatera selatan yang mengalami
pembangunan setelah adanya pelonggaran aktivitas
penyesuaian dalam rangka penanganan COVID-19 baik dari
ekonomi. Pertumbuhan kinerja investasi didorong oleh pertumbuhan
Pada triwulan IV 2020 konsumsi pemerintah diperkirakan akan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
investasi pada triwulan III 2020 tumbuh 1,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi
yang sebesar 9,17 triliun. Meningkatnya realisasi disebabkan
sisi kesehatan maupun dari sisi pemulihan ekonomi.
06
Kinerja investasi di triwulan III 2020 tumbuh positif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Komponen
investasi bangunan dan non bangunan. Kinerja investasi
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Realisasi
bangunan terkontraksi sebesar 0,44% (yoy) di triwulan III 2020,
belanja pemerintah untuk penanganan kesehatan,
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang
penyaluran bantuan sosial yang tergabung dalam Jaring
terkontraksi sebesar 1,18% (yoy). Perbaikan investasi bangunan
Pengaman Sosial, serta rencana pemulihan dampak ekonomi
terkonfirmasi dari meningkatnya volume penjualan semen di
diperkirakan akan mendorong pertumbuhan konsumsi
triwulan III 2020 menjadi sebesar 591 ribu ton. Berlanjutnya
pemerintah. Realisasi kontrak pembangunan infrastruktur baik
pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dan pembangunan
dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang akan
infrastruktur daerah mendorong investasi bangunan. Namun
dilakukan pada akhir tahun juga diperkirakan akan
demikian, perbaikan kinerja investasi bangunan belum diiringi
mendorong realisasi pengeluaran pemerintah. Selanjutnya
oleh perbaikan kinerja kredit sektor konstruksi. Pada triwulan
diselenggarakannya Pilkada serentak pada tanggal 9 Desember 2020 juga diperkirakan akan mendorong pengeluaran pemerintah lebih tinggi lagi.
III 2020, penyaluran kredit konstruksi masih terkontraksi sebesar 16,07% (yoy) lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang juga terkontraksi sebesar 12,40% (yoy). Proses restrukturisasi kredit yang masih berlangsung
Secara keseluruhan tahun, konsumsi pemerintah diperkirakan
menjadi salah satu penyebab penyaluran kredit baru masih
akan terkontraksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
menurun.
Grafik 1.6 Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan Triwulan III 2019 dan Triwulan III 2020 80,00
%
60,00
90,0
69,98
70,00
69,28
56,94 56,13
80,0
54,81 45,98
50,00 40,00
Grafik 1.7 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Selatan Triwulan III 2019 dan Triwulan III 2020
55,28
78,3
71,7
70,0
50,43
59,8 60,6
60,0
53,3
50,0
35,36
40,0
30,00
24,38
20,0
10,00
10,0
46,6
63,2
29,2
30,0
20,00
57,5 47,0
-
BELANJA OPERASI
BELANJA MODAL
BELANJA TAK TERDUGA
TRIWULAN III 2019
Sumber: BPKAD Sumsel
BELANJA TRANSFER
BELANJA TOTAL
BELANJA PEGAWAI
TRIWULAN III 2020
BELANJA BARANG TRIWULAN III 2019
Sumber : DJPBN Sumbagsel
BELANJA MODAL
BELANJA BANTUAN SOSIAL
TRIWULAN III 2020
BELANJA TOTAL
Investasi non bangunan tumbuh tinggi menjadi 8,91% (yoy)
Grafik 1.9 Perkembangan PMA Wilayah Sumatera Selatan
dari 0,45% (yoy) di triwulan sebelumnya. Kinerja investasi non bangunan tercermin dari peningkatan impor barang modal
0,7
pada triwulan III 2020 yang tumbuh lebih tinggi sebesar
0,6
442,8% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang juga tumbuh 171,3% (yoy). Peningkatan impor barang modal terutama berupa impor mesin/peralatan industri, peralatan
MILIAR USD
2,00 1,50
0,5
1,00
0,15
0,4
0,50 0,3 0,2
khusus industri, dan lokomotif. Berlanjutnya pembangunan
0,1
fasilitas produksi dan infrastruktur industri kertas dan
-
-0,58
-1,00 I
pembangkit listrik mulut tambang di Sumatera Selatan
III
II
IV
I
III
II
2018
I
III
II 2020
GROWTH (%YOY)
INVESTASI PMA (LHS)
penanaman modal (PMA dan PMDN), kredit investasi, dan
IV
2019
mendorong kinerja investasi non bangunan. Kinerja investasi yang positif terkonfirmasi dari total realisasi
0,00 -0,50
Sumber : DPMPTSP Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
4,03% (yoy) membaik dibandingkan dengan triwulan
hasil survei Bank Indonesia kepada pelaku usaha. Investasi
sebelumnya yang
PMDN pada triwulan III 2020 di Provinsi Sumatera Selatan
sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang juga
mencapai Rp 4,49 trilliun, masih terkontraksi sebesar 0,47%
menunjukkan peningkatan likert scale investasi pada triwulan
(yoy) namun membaik dibandingkan dengan triwulan
III 2020 menjadi 0,21 dari 0,18 pada triwulan sebelumnya.
terkontraksi 6,88% (yoy). Perbaikan ini
sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar 0,66% Pertumbuhan investasi di triwulan IV 2020 diperkirakan akan
transportasi sebesar 37,3%, sektor konstruksi sebesar 14,4%,
meningkat dari sisi swasta dan pemerintah. Peningkatan ini
dan sektor penyediaan listrik, gas, dan air sebesar 13,9%.
didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi. Adanya
Sementara itu, investasi PMA mengalami penurunan menjadi
perkiraan kenaikan konsumsi masyarakat mendorong pelaku
sebesar Rp 2,4 trilliun atau terkontraksi sebesar 0,58% (yoy),
usaha meningkatkan kapasitas/ekspansi usahanya. Selain itu
turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh positif sebesar 0,15% (yoy). Kontribusi terbesar PMA berada pada sektor pertambangan, penyediaan listrik, gas, dan air, serta industri kertas dan percetakan. Secara keseluruhan, realisasi penanaman modal baik yang berasal dari PMA dan PMDN lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya atau secara nominal sebesar Rp 6,9 triliun meskipun secara tahunan laju pertumbuhannya masih terkontraksi sebesar 0,21% (yoy).
korporasi besar juga melanjutkan realisasi investasi yang telah direncanakan dari tahun sebelumnya. Berlanjutnya proses pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, pembangkit listrik mulut tambang, fasilitas produksi industri pengolahan barang dari kertas, dan pembangunan pabrik pengolahan dimethyl eter (DME) dari batubara akan mendorong kinerja investasi yang meningkatkan kebutuhan pengadaan mesin-mesin pendukung pembangkit tenaga listrik, penyediaan lokomotif, dan juga pengadaan mesin pengemasan/pengepakan barang. Sementara itu dari sisi
Jika dilihat dari penyaluran perbankan, kredit investasi juga
pemerintah, realisasi pembayaran pelaksanaan pekerjaan
tercatat membaik meskipun masih terkontraksi. Kredit
infrastruktur yang dari triwulan IV 2020 hingga akhir tahun juga
investasi pada triwulan III 2020 terkontraksi sebesar
akan turut meningkatkan realisasi belanja modal pemerintah.
Grafik 1.8 Perkembangan PMDN Wilayah Sumatera Selatan 7,0
TRILIUN RP
6,0 5,0 4,0
-0,47
3,0
-0,66
2,0
Grafik 1.10 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan 0,60
800
0,40
700
0,20
600
0,00
500
-0,20
400
-0,40
300
-0,60
200
1,0
-0,80
100
-
-1,00
0
I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
2019 INVESTASI PMDN (RHS)
Sumber : DPMPTSP Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
I
II 2020
GROWTH (%YOY)
III
07
RIBU TON
%YOY
30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00
-2,48
0,00
-11,30
-5,00 -10,00 -15,00
I
III
II 2018
IV
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
III
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
(yoy). Konstribusi terbesar PMDN berada pada sektor
Grafik 1.11 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan 20,0
Grafik 1.12 Perkembangan Ekspor Sumatera Selatan 70,0 60,0
(%YOY)
15,0
50,0 40,0
10,0 5,0
30,0 20,0 10,0
0,0 -5,0 -10,0
(14,15)
-15,0
-7,71
0,0 -10,0
-20,0
-20,0
-25,0 -30,0 I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
I
2019
II
-12,20
-30,0 -40,0
(24,59) III
I
IV
III
II
2020
I
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
I
II
III
2020
G VOLUME EKSPOR
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 1.13 Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera Selatan
Grafik 1.14 Perkembangan Harga Komoditas Internasional
JUTA USD
100
1200
80
1000
60
800 600
40
400
20
200
0
0
-20
-200 -400
-40 I
III
II
IV
I
08
III
II
2018
2019 EKSPOR
IMPOR
IV
I
II
III
2020
NET EKSPOR
Sumber: Bank Indonesia, diolah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
IV
2019 G NILAI EKSPOR
1400
III
II
2018
I
IV
III
II 2018
I
III
II
IV
2019
%GKARET (SUMBU KANAN)
%GKELAPA SAWIT
I
II
III
2020 %GBATUBARA
%GMINYAK WTI
Sumber : Bloomberg, diolah
Selain itu, adanya komitmen pemerintah untuk melakukan
17,16% (qtq), atau kontraksi pertumbuhan yang berkurang
pembangunan infrastruktur strategis dalam rangka
menjadi 14,15% (yoy) dari 24,59% (yoy) pada triwulan
pemulihan ekonomi diperkirakan akan mendorong kinerja
sebelumnya. Membaiknya kinerja ekspor di triwulan ini
investasi di triwulan IV 2020. Pertumbuhan investasi di keseluruhan tahun 2020 diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun dampak COVID-19 memberikan tekanan terhadap permintaan yang menyebabkan pelaku usaha menunda ekspansi usahanya, rencana investasi terutama dari LU industri pengolahan, LU penyediaan listrik, gas, dan air, serta LU transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang telah direncanakan dari tahun sebelumnya mampu mendorong kinerja investasi untuk tumbuh lebih tinggi. Namun demikian, menurunnya belanja modal untuk proyek
didorong oleh
pertumbuhan ekspor di hampir seluruh
komoditas ekspor unggulan utama yaitu karet, batubara, dan pulp & paper. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan global yang didorong oleh peningkatan aktivitas industri manufaktur dan aktivitas logistik internasional. Sementara itu, kinerja ekspor komoditas kelapa sawit masih menunjukkan penurunan yang disebabkan menurunnya produksi kelapa sawit akibat belum optimalnya produksi kelapa sawit akibat musim kemarau tahun lalu, serta menurunnnya permintaan dari India, Uni Eropa, dan negaranegara Timur Tengah.
pembangunan infrastruktur dari pemerintah menahan kinerja
Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020
investasi untuk tumbuh lebih tinggi.
mencapai USD838,39 juta, membaik meskipun masih
1.2.3 Ekspor Luar Negeri
yang terkontraksi sebesar 28,93% (yoy). Ekspor terbesar
Kinerja ekspor luar negeri membaik didorong oleh
adalah komoditas pulp&paper yang mencapai nilai USD317,4
terkontraksi sebesar 12,20% (yoy) dari triwulan sebelumnya
peningkatan permintaan global. Pertumbuhan ekspor luar negeri Sumatera Selatan membaik, yang tercermin pada pertumbuhan yang positif tinggi 12,26% (qtq) dari negatif
juta (pangsa 37,9%), diikuti komoditas karet yang mencapai USD285,2 juta (pangsa 34,0%), batubara dengan nilai sebesar USD 118,9 juta (pangsa 14,2%) dan kelapa sawit dengan nilai sebesar USD 17,1 juta (pangsa 2,0%).
Pada triwulan III 2020, komoditas Pulp & paper memberikan
Kinerja ekspor komoditas batubara juga masih terkontraksi
sumbangan ekspor terbesar dengan pangsa sebesar 37,9%.
namun membaik. Ekspor batubara pada triwulan III 2020
Pada triwulan laporan kinerja ekspor komoditas pulp & paper
tercatat sebesar USD118,9 juta, terkontraksi sebesar 25,47%
masih mengalami kontraksi sebesar 3,06% (yoy) namun
(yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga
terkontraksi sebesar 38,80% (yoy). Membaiknya kinerja ekspor
terkontraksi sebesar 28,12% (yoy). Negara tujuan ekspor utama
komoditas batubara didorong oleh peningkatan permintaan
pulp & paper adalah Tiongkok dengan pangsa sebesar 88,8%
global untuk kebutuhan energi dan kebutuhan industri
dari total ekspor pulp & paper di triwulan III 2020. Membaiknya
manufaktur terutama pengolahan baja dari India dan Jepang.
kinerja ekspor komoditas ini didorong oleh meningkatnya
Selain itu, meningkatnya produksi juga turut mendorong
aktivitas manufaktur dan permintaan kertas untuk kebutuhan
peningkatan kinerja pengiriman komoditas. Membaiknya
higienis dan kemasan.
permintaan juga diikuti oleh perbaikan harga rata-rata
meskipun membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan nilai ekspor karet pada triwulan III 2020 tercatat terkontraksi sebesar 21,21% (yoy), membaik dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 40,14% (yoy). Mulai meningkatnya kembali aktivitas manufaktur dan
sebesar USD 55,03/mt dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar USD 52,16/mt. Pada triwulan III 20202, negara tujuan ekspor komoditas batubara ke negara ASEAN sebesar 44,1%, lalu diikuti oleh India sebesar 24,3% dan Jepang sebesar 3,4%.
kegiatan transportasi mendorong kenaikan permintaan untuk
Kinerja ekspor komoditas kelapa sawit mengalami kontraksi
komoditas karet. Harga karet rata-rata pada triwulan III 2020
setelah tumbuh tinggi di triwulan sebelumnya. Kinerja ekspor
meningkat menjadi USD1,92/kg dari USD1,87/kg pada
kelapa sawit terkontraksi sebesar 18,62% (yoy), turun dalam
triwulan sebelumnya. Dari negara tujuan ekspornya, Tiongkok
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
masih menjadi tujuan utama ekspor karet dengan pangsa
sebesar 187,81% (yoy). Penurunan ini disebabkan oleh
sebesar 37,6%, diikuti oleh Uni Eropa sebesar 16,5% dan
menurunnya permintaan kelapa sawit dari negara India,
Amerika Serikat sebesar 13,3%.
Tiongkok, dan Timur Tengah pasca berakhirnya perayaan Idul Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Batubara Sumatera Selatan
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera Selatan 450
JUTA USD
(%YOY)
400
20 10
350
0
300 250
-21,21
200
-30
-40,14
100 50 0 I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
I
2019
250
60
100
-40
50
-50
0
JUTA USD
(%YOY)
250
400
200
350
40
100
30
50
20
0
-18,62
0 IV
2018
III
II
IV
2019 EKSPOR CPO
Sumber: Bank Indonesia, diolah
I
%G EKSPOR CPO (SUMBU KANAN)
I
IV
I
II 2020
III
II
IV
I
III
II
2019
2020
%G EKSPOR BATUBARA (SUMBU KANAN)
Grafik 1.18 Perkembangan Nilai Ekspor Pulp dan Kertas Sumatera Selatan
150
III
-60 III
II 2018
50
10
0 -20 -40
EKSPOR BATUBARA
187,81
II
-25,47 -38,80
I
Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan
I
40 20
150
2020
60
100 80
%G EKSPOR KARET (SUMBU KANAN)
EKSPOR KARET
70
(%YOY)
200
III
II
JUTA USD
-10 -20
150
300
III
JUTA USD
(%YOY)
400 350 300
300
250
250
200
200
150
150
-50
50
-100
0
100
-3,06
50
-28,12
100
0 -50 -100
I
III
II
IV
2018 EKSPOR PULP/KERTAS
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
%G EKSPOR PULP/KERTAS (SUMBU KANAN)
III
09 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Kontraksi ekspor juga masih terjadi pada komoditas karet
komoditas batubara di triwulan III 2020 yang naik menjadi
Grafik 1.19 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan III 2020
Grafik 1.20 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan III 2020
34,02%
5,1%
3,3%
7,1%
2,1%
47,8%
5,0%
3,6%
2,0%
5,8%
7,1%
USA
KARET
2,04%
EUROPE
KELAPA SAWIT
14,18%
CHINA
BATU BARA
37,86%
JAPAN
PULP/KERTAS
11,90%
INDIA
TAIWAN
VIETNAM
MALAYSIA
KAMBOJA
OTHERS
8,0%
LAINNYA
KOREA SELATAN
Sumber : Cognos BI
Adha. Penurunan ini juga disebabkan oleh diskrimasi
akan terkontraksi lebih dalam. Namun demikian, realisasi
perdagangan minyak kelapa sawit dari Indonesia yang
kontrak pengiriman ekspor yang telah ditetapkan sebelumnya
tertuang pada aturan RED II (Renewable Energy Directive II) dari
dapat menopang laju pertumbuhan ekspor untuk tidak
Uni Eropa serta adanya pengenaan tarif impor biodiesel 8-18%
terkontraksi lebih dalam.
dari Uni Eropa akibat tudingan praktik subsidi untuk produk biodiesel berbasis minyak sawit. Ditengah penurunan kinerja
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
10
1.2.4 Impor Luar Negeri
ekspor, harga crude palm oil (CPO) internasional tumbuh lebih
Kinerja impor luar negeri tumbuh lebih tinggi di triwulan III
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
2020. Komponen impor luar negeri pada periode laporan
triwulan III 2020, harga CPO tercatat sebesar USD 661,69/mt
tumbuh sebesar 12,03% (yoy), meningkat dibandingkan
lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 13,32% (yoy).
sebesar USD 540,33/mt. Negara tujuan utama ekspor kelapa
Peningkatan impor ini didorong oleh peningkatan impor
sawit pada triwulan III 2020 adalah negara-negara Uni Eropa
barang modal. Nilai impor Sumatera Selatan pada triwulan III
dengan pangsa sebesar 62,9% dan negara-negara ASEAN
2020 tercatat sebesar USD 219,21 juta atau meningkat sebesar
dengan pangsa sebesar 37,1%.
108,38% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
Pada triwulan IV 2020, kinerja pertumbuhan ekspor luar negeri diperkirakan akan kembali meningkat. Tiongkok, sebagai negara tujuan utama ekspor Sumatera Selatan terus menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonominya. Lebih lanjut, peningkatan ekspor diperkirakan akan mulai meningkat didorong oleh
membaiknya aktivitas industri manufaktur
global, membaiknya aktivitas logistik, meningkatnya permintaan untuk kebutuhan medis dan sanitasi seperti masker dan tisu toilet, meningkatnya kebutuhan kemasan, dan aktivitas transportasi darat. Hal ini terlihat dari ekspor pada bulan Oktober yang menunjukkan peningkatan pada
yang tumbuh sebesar 34,67% (yoy). Peningkatan nilai impor didorong oleh pertumbuhan nilai impor peralatan industri, peralatan khusus industri, bubur kertas dan kertas bekas. Peningkatan impor peralatan industri dan peralatan khusus industri disebabkan oleh peningkatan investasi sektor swasta/korporasi besar yang telah direncanakan di tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk komoditas bubur kertas disebabkan adanya penundaan penerapan aturan eksportir yang tertuang pada Permendag 83/2020 yang menyebabkan pelaku usaha meningkatkan impor komoditas tersebut untuk kebutuhan bahan baku. Ditinjau dari negara asalnya, impor di triwulan III 2020 paling tinggi berasal dari Tiongkok dengan
komoditas batubara (26,6%, mtm), karet (27,94%, mtm) dan
pangsa sebesar 69,0%, selanjutnya disusul oleh ASEAN
pulp&paper (1,12%, mtm). Penguatan harga komoditas juga
dengan pangsa impor sebesar 9,1%.
turut mendorong kinerja ekspor untuk tumbuh lebih tinggi lagi.
Pada triwulan IV 2020, impor luar negeri diperkirakan masih tumbuh namun melambat. Hal ini sejalan dengan mulai
Secara keseluruhan tahun, kinerja pertumbuhan ekspor luar
pulihnya aktivitas manufaktur global dan masih berlanjutnya
negeri menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
proyek-proyek dari lapangan usaha industri pengolahan,
Turunnya permintaan global akibat menurunnya aktivitas
pertambangan dan penggalian, serta penyediaan listrik, gas,
industri manufaktur dan penghentian sementara aktivitas
dan air yang membutuhkan barang-barang impor berupa
logistik global akibat pandemi COVID-19 menyebabkan
mesin/peralatan industri. Selain itu, adanya peningkatan
kinerja ekspor luar negeri dari Sumatera Selatan diperkirakan
kebutuhan bahan baku bubur kertas dan kertas bekas juga
Tabel 1.5 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (juta US$) 2018
KOMPONEN IMPOR Total
2019
2020
PANGSA (%)
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
289,3
129,9
100,2
121,4
123,2
105,2
130,7
135,9
165,8
219,2
18,2
2,9
2,1
3,6
2,4
2,1
3,0
1,4
7,1
0,5
0,2%
1,6
5,0
3,7
19,8
13,7
13,1
10,4
4,3
1,7
0,9
0,4% 24,7%
Peralatan Elektrik Besi dan Baja
100,0%
Peralatan industri
28,9
22,3
23,1
10,0
15,9
11,4
24,4
28,1
37,6
54,1
Pupuk
26,4
25,0
24,5
18,2
17,3
26,4
25,0
24,1
20,7
20,4
9,3%
0,0
2,1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0% 14,8%
Gandum
162,6
14,2
10,7
15,4
20,2
15,5
6,2
7,1
4,0
32,5
Bubur kertas dan kertas bekas
3,2
1,0
1,1
15,7
16,4
0,2
0,0
0,0
0,7
9,0
4,1%
Kendaraan
0,8
2,2
1,7
5,0
0,7
1,5
0,7
3,0
0,8
8,5
3,9%
Peralatan Khusus Industri
Mineral Non-Logam Lainnya
5,8
13,3
5,8
6,5
5,7
5,9
4,0
7,7
6,0
5,4
2,5%
41,8
41,9
27,6
27,3
30,8
29,2
56,8
60,3
87,4
87,9
40,1%
Sumber: Bank Indonesia, diolah
(%YOY)
250
108,38
200
34,67
150
50
219,21
165,85
100
0 I
IV
III
II
I
2018
IV
III
II
I
TOTAL NILAI IMPOR
350
200
300
150
250
100
200
50
150
0
100
-50
50
-100
0
III
II
2019
250
JUTA TON
30
14,42
-17,48
20 10 0 -10 -20 -30
III
II
IV
I
2018
GROWTH (AKSIS KANAN)
III
II
IV
I
2019 TOTAL VOLUME IMPOR
Sumber: Bank Indonesia, diolah
50 40
I
2020
(%YOY)
II
III
2020
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 1.23. Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan III 2020
Grafik 1.24. Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan III 2020
100% 90% 80% 70%
1,6%
9,1%
8,1%
8,8%
AMERIKA
60% 50%
EROPA
40%
ASEAN
LAINNYA
69,0%
30%
TIONGKOK
20%
0,8%
10%
JEPANG
0% I
III
II
IV
I
2018 AMERIKA
III
II
IV
2019 EROPA
TIONGKOK
JEPANG
I
II
2,6%
III
INDIA
2020 INDIA
ASEAN
LAINNYA
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
turut akan mendorong kinerja impor di akhir tahun. Namun
pengolahan kertas dan barang kertas, industri pertambangan
demikian, realisasi impor secara masif yang telah dilakukan
dan penggalian, serta penyediaan listrik, gas, dan air
pada pertengahan tahun 2020 diperkirakan akan menurunkan
mendorong kebutuhan impor barang modal dari luar negeri.
kinerja impor pada triwulan IV 2020.
Selain itu adanya penambahan lokomotif untuk kebutuhan
Secara keseluruhan tahun, impor luar negeri diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Realisasi pembangunan proyek industri
transportasi darat juga turut mendorong pertumbuhan kinerja impor tumbuh lebih tinggi lagi.
11
GROWTH (AKSIS KANAN)
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
JUTA USD
300
250,98
350
Grafik 1.22. Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan
284,16
Grafik 1.21. Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan
1.3 PERKEMBANGAN EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Perekonomian Sumatera Selatan bersumber dari tiga
sebesar 54,14% terhadap struktur PDRB Provinsi Sumatera
lapangan usaha (LU) utama, yaitu LU industri pengolahan
Selatan. Pada triwulan III 2020, kontraksi pertumbuhan
(pangsa 19,36%), LU pertambangan dan penggalian (pangsa
ekonomi Sumatera Selatan terjadi pada seluruh LU utama
19,18%) dan LU pertanian, kehutanan dan perikanan (pangsa
yaitu LU industri pengolahan, LU pertambangan dan
15,60%). Secara kumulatif ketiga LU memberikan kontribusi
penggalian, dan LU pertanian, kehutanan dan perikanan.
Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy) 2018
2019
2020
SEKTOR II
III
IV
TOTAL
I
II
III
1,21
0,57
4,66
2,16
3,67
3,21
2,45
3,72
Pertambangan dan Penggalian
9,63
11,94
9,29
9,27
9,50
7,98
8,14
7,57
Industri Pengolahan
5,39
5,52
5,70
5,51
5,52
5,30
4,42
4,19
Pengadaan Listrik, Gas
8,44
8,64
8,56
8,85
7,96
9,69
9,53
14,05 10,29
12,64
Pengadaan Air
7,64
9,34
9,37
7,96
6,26
5,76
6,87
10,86
7,46
4,68
3,46
Konstruksi
7,55
4,25
1,64
5,59
0,32
4,52
4,98
3,46
3,34
2,69
-1,35 -0,56 -7,70
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
12
IV
TOTAL
3,22
I
II
II
4,11
0,66
8,27
2,47
-3,95 -3,99
4,85
6,34
-0,17
-3,64 -0,27
12,04 16,99 5,75
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
7,99
8,21
7,83
8,09
7,76
8,08
8,70
8,31
8,22
7,54
Transportasi dan Pergudangan
7,05
7,29
7,71
7,36
8,29
8,87
7,73
8,30
8,30
6,17 -11,36 -9,30
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
11,31
13,58
17,09
13,15
16,81
16,41
14,72
13,74
15,35
8,68 -18,26 -10,42
Informasi dan Komunikasi
7,32
7,32
7,32
7,32
7,32
8,32
9,32
10,32
11,32
12,32
12,32
Jasa Keuangan
2,86
0,18
-0,81
1,78
-2,09
-3,30
-0,17
0,21
-1,35
0,15
-1,40
3,96
Real Estate
8,21
8,25
7,76
7,95
7,59
8,22
8,12
8,17
8,03
8,38
0,35
0,85
Jasa Perusahaan
9,64
9,73
10,20
9,51
8,90
9,91
9,52
9,91
9,57
9,05
-4,32
-5,23
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
2,37
5,81
1,27
2,70
-0,16
0,03
0,07
4,27
1,09
5,03
4,45
4,33
Jasa Pendidikan
2,43
3,68
3,77
2,72
3,67
4,35
5,68
5,17
4,73
3,94
0,80
-3,01 15,15
-1,93
12,32
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,94
2,89
6,29
2,56
12,15
8,98
9,76
7,63
9,57
16,22
19,59
Jasa lainnya
8,40
9,69
10,80
9,06
8,17
8,23
7,60
7,16
7,77
7,27
7,89
4,79
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
6,07
6,14
6,07
6,04
5,69
5,81
5,66
5,69
5,71
4,86
-1,53
-1,40
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
Tabel 1.7 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq) 2018
2019
2020
SEKTOR II
III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
5,69
Pertambangan dan Penggalian
6,97
5,21
Industri Pengolahan
3,31
0,96
TOTAL
I
II
2,16
10,74
5,23
9,76 -18,91
-1,17
9,27
-1,56
5,49
5,36
0,48
5,51
0,68
3,10
0,12
IV
10,57 -19,90
III
TOTAL
I
3,22
11,16
-1,69
8,27
-6,22
-1,12
5,32
0,26
4,85
2,76
-3,22
0,02
IV
Pengadaan Listrik, Gas
1,55
1,91
-3,99
8,85
8,64
3,19
1,76
Pengadaan Air
3,83
2,01
0,05
7,96
0,27
3,34
3,08
Konstruksi
0,58
2,65
2,52
5,59
-5,23
4,79
3,11
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
1,62
1,95
3,23
8,09
0,75
1,93
2,53
Transportasi dan Pergudangan
1,94
2,13
2,06
7,36
1,92
2,49
1,06
2,60
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
3,81
5,23
5,84
13,15
1,03
3,46
3,70
4,94
-0,02 10,29
II
1,73
II
5,07
7,30
2,64
6,25
7,46
-5,32
2,14
5,36
1,03
3,34
-5,93
0,66
3,94
2,86
8,22
0,04 -12,52
8,95
3,79
8,30 -0,09 -14,43 15,35
-3,47 -22,19
3,41 13,65
Informasi dan Komunikasi
1,78
2,27
2,74
7,73
1,59
2,32
0,87
2,13
8,15
3,96
4,68
3,02
Jasa Keuangan
0,83
-2,29
0,36
1,78
-0,97
-0,42
0,87
0,74
-1,35
-1,03
-1,96
6,36
Real Estate
2,78
0,99
1,27
7,95
2,35
3,39
0,89
1,32
8,03
2,55
-4,27
1,39
Jasa Perusahaan
2,92
2,38
2,52
9,51
0,81
3,87
2,02
2,89
9,57
0,02
-8,87
1,05
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
4,27
6,14
-1,32
2,70
-8,58
4,47
6,18
2,82
1,09
-7,91
3,89
6,06
Jasa Pendidikan
2,51
2,62
1,51
2,72
-2,92
3,19
3,92
1,02
4,73
-4,05
0,07
-0,01
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
6,31
3,11
1,83
2,56
0,48
3,31
3,84
-0,14
9,57
8,49
6,31 -0,02
Jasa lainnya
2,97
3,49
3,96
9,06
-2,36
3,03
2,89
3,53
7,77
-2,26
3,63 -0,07
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
3,86
4,14
-2,91
6,04
0,64
3,98
3,99
-2,89
5,71
-0,14
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
-2,35
4,12
1.3.1 Lapangan Usaha Industri Pengolahan
Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di Sumatera Selatan
Pada triwulan III 2020, kinerja LU industri pengolahan masih 1,00
baik yang tercermin pada pertumbuhan positif 0,02% (qtq) dari
0,80
kontraksi 3,22% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Namun
0,60 0,40
demikian, peningkatan pertumbuhan secara triwulanan
0,20 0,00 -0,20
tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan secara tahunan yang
0,00 -0,14
-0,40
terkontraksi lebih tinggi 0,27% (yoy) dari 0,17% (yoy) pada
-0,60
triwulan sebelumnya. Kontraksi tersebut utamanya
-0,80 -1,00
disebabkan oleh kontraksi subsektor industri batubara dan
-1,20
-1,00 I
III
II
pengilangan migas dan subsektor industri makanan dan
IV
I
2018
IV
III
II
I
III
II
2019
2020
minuman yang masing-masing terkontraksi sebesar 0,28% (yoy) dan 2,49% (yoy). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya kebutuhan migas domestik seiring dengan pengolahan pada triwulan laporan. Penyaluran kredit kepada LU industri pengolahan di Sumatera Selatan terkontraksi
meningkat, laju pertumbuhan tahunan industri makanan dan
menjadi 1,64% (yoy) dari sebelumnya tumbuh positif 2,09%
minuman masih menunjukkan penurunan.
(yoy) di triwulan sebelumnya.
Sebaliknya, subsektor industri kertas dan barang dari kertas
Pada triwulan IV 2020, LU industri pengolahan diperkirakan
masih tumbuh positif dibandingkan dengan triwulan
akan tumbuh meningkat dibandingkan triwulan III 2020.
sebelumnya yang didorong peningkatan permintaan global
Membaiknya aktivitas ekonomi dunia berdampak kepada
untuk kebutuhan kertas tissue dan kemasan. Sejalan dengan
mulai meningkatnya permintaan komoditas dari Sumatera
subsektor industri kertas, subsektor industri karet, barang dari
Selatan seperti karet dan pulp&paper. Permintaan atas karet
karet dan plastik juga tumbuh meskipun masih terkontraksi.
diperkirakan meningkat seiring dengan mulai meningkatnya
Meningkatnya aktivitas manufaktur dan transportasi serta
aktivitas industri otomotif dunia. Peningkatan konsumsi
harga karet global mendorong peningkatan subsektor industri
masyarakat seiring dengan pelonggaran aktivitas menuju era
karet. Pertumbuhan ini mampu menopang kinerja LU industri
kenormalan baru diperkirakan turut mendorong kinerja LU ini.
pengolahan untuk tidak turun lebih dalam.
Peningkatan aktivitas juga diperkirakan akan mendorong
Menurunnya kinerja industri pengolahan terkonfirmasi dari hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia yang terindikasi dari penurunan likert scale penjualan domestik dan likert scale kapasitas utilisasi yang masih negatif meskipun membaik.
kegiatan transportasi masyarakat yang mendorong permintaan minyak dan gas untuk kebutuhan energi. Namun kinerja industri pengolahan diperkirakan masih tertahan seiring dengan masih terbatasnya perbaikan harga komoditas.
Likert scale penjualan domestik menurun menjadi –1,13 dari
Secara keseluruhan tahun, LU industri pengolahan
-0,90 di triwulan sebelumnya. Likert scale kapasitas utilisasi
diperkirakan akan tumbuh melambat dibandingkan dengan
membaik namun masih negatif menjadi -0,14 dari -1,00. Sisi
tahun sebelumnya. Menurunnya aktivitas industri akibat
perbankan juga mengkonfirmasi penurunan kinerja industri
pembatasan ekonomi dan sosial menurunkan kinerja industri
Grafik 1.25 Likert scale Penjualan Domestik Pelaku Usaha di Sumatera Selatan
Grafik 1 27 Penyaluran Kredit Sektor Industri Pengolahan Sumatera Selatan
1,50
30.000
1,00
25.000
0,50
20.000
0,00
(%YOY)
2,09
10
-1,13
-1,00
0
(1,64)
10.000
-0,90
-1,50
5.000
III
II 2018
IV
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
III
-10 -20 -30
I
30 20
15.000
-0,26
-0,50
MILIAR RP
I
III
II
IV
I
2018 NOMINAL KREDIT IND. PENGOLAHAN
III
II 2019
IV
I
II 2020
G KREDIT IND. PENGOLAHAN
III
13 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
masih belum normalnya aktivitas transportasi. Sementara itu, meskipun permintaan terhadap makanan dan minuman mulai
global dan domestik. Dari sisi global, turunnya aktivitas
harga komoditas global terkonfirmasi dari hasil survei kepada
komoditas unggulan Sumatera Selatan. Hal ini juga ditambah
pelaku usaha. Likert scale persediaan menunjukkan
dengan pembatasan kegiatan logistik internasional untuk
peningkatan meskipun masih negatif menjadi -0,15 dari
mengurangi penyebaran wabah COVID-19. Dari sisi domestik,
sebelumnya sebesar -0,40. Demikian juga dengan likert scale
pembatasan aktivitas turut menurunkan produktivitas dari
harga jual yang menunjukkan peningkatan menjadi 0,06 dari
industri pengolahan. Turunnya permintaan aktivitas ekonomi
sebelumnya -0,55.
dan sosial masyarakat juga turut menurunkan permintaan domestik. Namun demikian, adanya kebutuhan komoditas kesehatan yang meningkat selama pandemi seperti komoditas kertas untuk kebutuhan medis dan sanitasi turut menopang kinerja industri pengolahan. Selain itu, kontrakkontrak penjualan yang telah ditetapkan dari awal tahun juga turun menopang kinerja industri pengolahan untuk tidak turun lebih dalam.
terkontraksi lebih dalam menjadi 48,4% (yoy) dari 30,57% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Selanjutnya, kinerja LU pertambangan dan penggalian diperkirakan mulai meningkat pada triwulan IV 2020 masih terbatas meskipun permintaan eksternal dan domestik mulai meningkat. Permintaan batubara diprakirakan tumbuh terbatas seiring dengan harga komoditas yang masih tertahan
Pada triwulan III 2020, kinerja LU pertambangan dan penggalian membaik yang tercermin pada pertumbuhan positif 5,32% (qtq) dari kontraksi 1,12% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Namun demikian, peningkatan pertumbuhan secara triwulanan tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan secara tahunan yang terkontraksi lebih tinggi 3,99% (yoy) dari 3,95% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Ditengah peningkatan aktivitas penggalian yang mulai kembali pulih, kinerja LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Penurunan kinerja LU pertambangan dan penggalian juga terkonfirmasi dari penyaluran kredit perbankan ke LU ini yang
meskipun masih terkontraksi. Produksi batubara diperkirakan
1.3.2 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian
14
Meningkatnya aktivitas penggalian ditengah peningkatan
manufaktur global menurunkan permintaan ekspor terhadap
produksi batubara masih terbatas. Hal ini terlihat dari kuota produksi batubara Sumatera Selatan yang mengalami penurunan menjadi sebesar 54,5 juta ton dari 61,8 juta ton pada tahun sebelumnya. Meskipun demikian, kinerja LU ini masih ditopang oleh kinerja ekspor batubara yang mengalami
dibandingkan dengan awal tahun 2020. Meskipun demikian adanya peningkatan aktivitas manufaktur terutama untuk industri pengolahan baja dari India dan Jepang turut menopang kinerja LU pertambangan dan penggalian. Selain itu, masuknya musim dingin diperkirakan juga akan menopang kinerja LU pertambangan dan penggalian untuk tidak turun lebih dalam. Komitmen pelaku usaha produsen batubara untuk mengoptimalkan penjualan ke pasar alternatif seperti Taiwan, Vietnam, dan Hong Kong diperkirakan akan membantu mendorong kinerja LU pertambangan dan penggalian. Secara keseluruhan tahun, kinerja LU pertambangan
peningkatan di triwulan III 2020. Demikian juga dengan
diprakirakan terkontraksi dibandingkan dengan tahun
perbaikan harga komoditas batubara dan minyak dunia di
sebelumnya. Menurunnya permintaan global akibat
triwulan III 2020 yang masing-masing mengalami
penurunan aktivitas manufaktur dan industri akibat COVID-19
peningkatan menjadi sebesar USD 55,03/mt dan USD
menurunkan kinerja ekspor batubara. Produksi batubara juga
40,9/barrel.
menurun disebabkan oleh menurunnya permintaan
Grafik 1.29 Likert scale Harga Jual di Sumatera Selatan
Grafik 1.28 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan 0,80
0,80
0,60
0,60 0,40
0,40
0,20
0,14
0,20
0,067
0,00 0,00
-0,15
-0,20
-0,27
-0,20 -0,40
-0,40
-0,60
-0,40
-0,60
-0,55
-0,80 I
III
II 2018
IV
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
III
I
III
II 2018
IV
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
III
Grafik 1.30 Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian Sumatera Selatan
Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. 250
21.500
200
21.000
150
20.500
5.000
100
20.000
4.000
50
19.500
0
19.000
-50
18.500
-100
18.000
9.000
MILIAR RP
(%YOY)
8.000 7.000 6.000
-30,57
3.000
-48,40
2.000 1.000 I
III
II
IV
I
III
II
2018 NOMINAL KREDIT PERTAMBANGAN
IV
I
2019
II
III
2020 G KREDIT PERTAMBANGAN
kebutuhan listrik dalam negeri dan adanya penurunan jumlah
MILIAR RP
(%YOY)
14 12 10 8 6
2,09
4 2 0
-2,85
-2 -4 I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
2019 NOMINAL KREDIT PERTANIAN
I
II
III
2020
G KREDIT PERTANIAN
Dari sisi perbankan, penyaluran kredit ke LU pertanian,
kuota produksi. Meskipun demikian, harga komoditas
kehutanan, dan perikanan mengalami peningkatan.
batubara yang menguat relatif dibandingkan dengan tahun
Penyaluran kredit ke sektor pertanian, kehutanan dan
sebelumnnya menopang kinerja LU pertambangan dan
perikanan tumbuh positif 2,09% (yoy) meningkat dari kontraksi
batubara untuk tidak turun lebih dalam.
2,85% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh kinerja sektor pertanian, kehutanan, dan
1.3.3 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Lebih lanjut, hasil survei Bank Indonesia ke pelaku usaha juga
Pada triwulan III 2020, kinerja LU pertanian, kehutanan dan
mengkonfirmasi penurunan
perikanan yang memiliki dampak minimal di masa pandemi. LU pertanian yang terindikasi
perikanan masih baik yang tercermin pada pertumbuhan
dari menurunnya likert scale penjualan domestik dan
sebesar 5,07% (qtq) dari 1,73% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
persediaan serta kapasitas utilisasi.
triwulanan tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan secara tahunan yang terkontraksi 3,64% (yoy) dari tumbuh positif 0,66% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Terkontraksinya LU ini disebabkan oleh berakhirnya musim panen padi dan masuknya masa pengolahan lahan dan tanam seiring dengan turunnya produksi gabah kering giling. Penurunan kinerja LU ini bersumber dari subsektor tanaman pangan yang terkontraksi 18,50% (yoy) di triwulan III 2020 melambat signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif 7,15% (yoy). Penurunan ini juga terlihat dari kinerja ekspor kelapa sawit yang mengalami penurunan di triwulan III 2020, meskipun harga komoditas CPO meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Namun kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan masih ditopang oleh kinerja ekspor karet dan pulp & paper yang tercatat meningkat di triwulan laporan. Meskipun kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan melambat, Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan di triwulan III 2020. Indeks NTP pada triwulan III 2020 mengalami peningkatan menjadi 96,49 dari triwulan sebelumnya yang sebesar 89,99. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan NTP dari sektor perkebunan dan perikanan tangkap. Sementara itu, NTP sektor tanaman padi palawija dan hortikultura mengalami penurunan.
15
Ke depan, kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan di triwulan IV 2020 diperkirakan meningkat. Produksi getah karet mulai meningkat seiring dengan pulihnya aktivitas penyadapan getah karet yang didorong oleh perbaikan harga karet di tingkat petani. Peningkatan ini seiring dengan pulihnya harga karet internasional yang didorong oleh meningkatnya permintaan karena mulai pulihnya aktivitas industri manufaktur. Adanya kebijakan penerapan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) juga turut membantu petani memperoleh harga getah karet yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga karet dari pengepul. Lebih lanjut, peningkatan aktivitas ekonomi dan sosial diperkirakan dapat meningkatkan permintaan makanan dan minuman, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan komoditas bahan pangan baik dari produk pertanian maupun peternakan. Secara keseluruhan tahun, kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan masih tumbuh positif namun melambat dibandingkan tahun 2019. Menurunnya permintaan masyarakat akan bahan pangan karena menurunnya aktivitas e ko n o m i d a n s o s i a l d i m a s a p a n d e m i COV I D -1 9 menyebabkan menurunnya kinerja produksi di tingkat petani. Selain itu, harga komoditas perkebunan karet dan kelapa sawit diperkirakan tidak sebaik tahun sebelumnya, ditambah dengan menurunnya permintaan global. Namun demikian,
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Namun demikian, peningkatan pertumbuhan secara
kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan masih
Grafik 1.33 Likert scale Margin di Sumatera Selatan
ditopang oleh kinerja industri pulp & paper yang mendorong pertumbuhan dari subsektor kehutanan.
0,80 0,60 0,40
1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
0,20 0,00 -0,29
-0,20 -0,40
Pada triwulan III 2020, pertumbuhan LU perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor membaik
-0,60
-0,82
-0,80
-0,73
-1,00 I
yang tercermin pada pertumbuhan sebesar 8,95% (qtq) dari
III
II
IV
I
IV
III
II
2018
I
III
II
2019
2020
kontraksi 12,52% (qtq) atau kontraksi pertumbuhan yang berkurang menjadi 1,93% (yoy) dari 7,70% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Relaksasi PSBB mendorong aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat yang mendorong peningkatan konsumsi masyrakat. Dibukanya kembali tempat rekreasi dan
dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor
pusat perbelanjaan turut mendorong peningkatan aktivitas
diperkirakan terus membaik. Meningkatnya keyakinan
masyarakat. Masuknya HBKN Idul Adha dan penyaluran gaji
masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah yang didukung
ke-13 kepada ASN mendorong kinerja LU perdagangan.
oleh penerapan protokol kesehatan yang ketat turut
Perbaikan kinerja LU perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor terkonfirmasi dari penyaluran kredit dan hasil survei Bank Indonesia ke pelaku usaha. Penyaluran kredit ke LU perdagangan dan eceran
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
16
Memasuki triwulan IV 2020, kinerja LU perdagangan besar
meningkat yang tercermin dari menurunnya kontraksi pertumbuhan kredit ke LU ini menjadi 2,72 % (yoy) dari 4,48%
mendorong kinerja LU ini. Masuknya libur Maulid Nabi dan libur akhir tahun juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Selain itu, diselenggarakannya Pilkada serentak pada tanggal 9 Desember 2020 juga diperkirakan akan meningkatkan kinerja LU perdagangan dari peningkatan penjualan atribut dan alat kampanye.
(yoy) pada triwulan sebelumnya. Sementara itu kinerja
Secara keseluruhan tahun, LU perdagangan besar dan
pertumbuhan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB)
eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor diperkirakan
diperkirakan menahan perbaikan kinerja LU ini. Kontraksi
terkontraksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
pertumbuhan kredit KKB meningkat menjadi 11,89% (yoy) dari
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
2,80% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Menurunnya kinerja
memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap
pertumbuhan kredit KKB ini disebabkan oleh menurunnya
kinerja LU perdagangan. Ditutupnya tempat rekreasi dan
permintaan dari masyarakat akan kendaraan bermotor karena
pusat perbelanjaan menurunkan konsumsi dan permintaan
menurunnya pendapatan selama pandemi. Namun demikian,
masyarakat. Selain itu, penerapan protokol kesehatan di
hasil survei ke pelaku usaha mengkonfirmasi peningkatan
pelaku usaha juga menyebabkan kapasitas produksi dan
kinerja LU ini yang terindikasi dari peningkatan likert scale
penjualan menjadi lebih rendah dibandingkan sebelum
penjualan dan margin.
pandemi. Selain itu, masyarakat yang cenderung menyimpan
Grafik 1.32 Likert Scale Penjualan Domestik Pelaku Usaha di Sumatera Selatan
Grafik 1.34 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sumatera Selatan
1,60
19.500
1,40
19.000
1,20
18.500 0,93
1,00
0,50
0,6
16.000 15.500 2018
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
III
6,00 4,00
0,20 IV
10,00 8,00
2,00
0,00 III
12,00
17.000 16.500
II
14,00
17.500
0,40
I
% (YOY)
18.000
0,80 0,60
MILIAR RP
-2,72 -4,48
0,00 -2,00 -4,00 -6,00
I
III
II
IV
I
III
II
2018 NOMINAL KREDIT PERDAGANGAN
IV
I
2019 G KREDIT PERDAGANGAN
II 2020
III
tabungannya untuk berjaga-jaga daripada melakukan
infrastruktur. Berlanjutnya pembangunan proyek Jalan Tol
konsumsi juga turut menyebabkan LU ini terkontraksi lebih
Trans Sumatera dan beberapa proyek infrastruktur strategis
dalam.
daerah seperti revitalisasi jalan turut mendorong perbaikan LU
1.3.5 Lapangan Usaha Konstruksi
konstruksi diperkirakan akan tumbuh membaik didorong oleh
konstruksi. Kedepan, pada triwulan IV 2020, kinerja LU
Pada triwulan III 2020, pertumbuhan LU konstruksi membaik yang tercermin pada pertumbuhan sebesar 3,94% (qtq) dari 0,66% (qtq) atau kontraksi pertumbuhan yang berkurang
realisasi kontrak pembangunan proyek infrastruktur oleh pemerintah daerah.
menjadi 0,56% (yoy) dari 1,35% (yoy) pada triwulan
Secara keseluruhan tahun, LU konstruksi di tahun 2020
sebelumnya. Membaiknya kinerja konstruksi terkonfirmasi
tumbuh melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
dari kondisi penjualan semen yang meningkat dari
Meskipun terdapat penundaan pelaksanaan pekerjaan
sebelumnya 418 ribu ton menjadi 591 ribu ton, meskipun
infrastruktur daerah dalam rangka penanggulangan
secara tahunan masih mengalami kontraksi sebesar -11,3%
penyebaran wabah COVID-19, jumlah proyek infrastruktur
(yoy) pada triwulan III 2020. Perbaikan kinerja LU konstruksi masih belum terlihat dari penyaluran kredit konstruksi yang masih mengalami kontraksi sebesar 16,07% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga terkontraksi sebesar 12,4% (yoy).
yang cukup besar yang tergabung dalam Proyek Strategis Nasional seperti pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, dan pembangunan bendungan menopang penurunan LU konstruksi. Penurunan LU konstruksi juga ditopang oleh
Membaiknya LU konstruksi di triwulan III 2020 didorong oleh
proyek infrastruktur strategis daerah yang didorong oleh
mulai berlanjutnya kembali pembangunan proyek
pemerintah daerah dalam rangka pemulihan ekonomi daerah.
Grafik 1.35 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera Selatan MILIAR RP
% (YOY)
17
120 100
8.200
80
8.000 7.800
60
7.600 7.400
40
-12,40
7.200 7.000
20
III
IV
I
III
II
NOMINAL KREDIT KONSTRUKSI
IV
I
2019
7,69
II
PERDAGANGAN
LAINNYA
INDUSTRI PENGOLAHAN
-0,06
-20 2018
-0,89 -0,05
0
6.800 6.600 II
-0,20
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
-16,07
I
-0,63
KONSTRUKSI
III
2020 G KREDIT KONSTRUKSI
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
8.800 8.600 8.400
Grafik 1.35 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2020 (%-yoy)
BAB II
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Pada triwulan III 2020 realisasi belanja APBD dan APBN di Sumatera Selatan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan untuk belanja TKDD mengalami penurunan menjadi 75,19% dari 96,43% di triwulan III 2019. Realisasi pendapatan dan belanja Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) di Provinsi Sumatera Selatan triwulan III 2020 masing-masing sebesar 71,92% dan 62,61% dari pagu, meningkat dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi penyerapan belanja APBN Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebesar 63,17% dari pagu, meningkat dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi belanja TKDD mengalami penurunan menjadi sebesar 75,19%.
2.1 GAMBARAN UMUM Pada tahun 2020, pendapatan daerah yang ditargetkan pada 1
Hingga triwulan III 2020, realisasi belanja pemerintah (APBD
APBD-P di Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp39,57 triliun,
dan APBN) di Sumatera Selatan telah mencapai Rp54,19 triliun
lebih rendah 8,76% dibandingkan triwulan yang sama di tahun
atau 62,61% dari pagu. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan
2019. Anggaran pendapatan tersebut terdiri dari APBD
dengan realisasi belanja periode yang sama tahun 2019 yang
Pemerintah Provinsi sebesar Rp9,71 triliun (pangsa 24,53%) dan
tercatat sebesar 52,59% dari pagu.
APBD gabungan Kabupaten/Kota sebesar Rp29,86 triliun (pangsa 75,47%). Hingga akhir triwulan III 2020, realisasi pendapatan daerah APBD di Provinsi Sumatera Selatan2 tercatat sebesar Rp28,45 triliun atau mencapai 71,92% dari pagu. Realisasi ini lebih tinggi
2.2 APBD WILAYAH PROVINSI SUMATERA SELATAN 2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan
dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat
Struktur realisasi pendapatan APDB Pemerintah Daerah se-
sebesar 65,77% dari pagu. Realisasi tersebut terdiri dari
Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 terdiri atas
pendapatan daerah Provinsi Sumatera Selatan sebesar
Pendapatan Asli Daerah (PAD) 15,16%, Pendapatan Transfer
Rp8,10 triliun atau 83,17% dari pagu, dan pendapatan 17
77,46%, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah 7,38%. Realisasi
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan sebesar
pendapatan APBD Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera
Rp20,38 triliun atau 68,26% dari pagu.
Selatan pada triwulan III 2020 mencapai Rp28,45 triliun, atau
Di sisi lain, pagu anggaran perubahan belanja pemerintah di
dibandingkan dengan realisasi triwulan III 2019 yang sebesar
71,92% dari anggaran Rp39,57 triliun. Realisasi ini lebih tinggi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
20
Sumatera Selatan (APBD dan APBN) tercatat sebesar Rp86,56
65,77% dari anggaran Rp43,37 triliun. Meskipun secara nominal
triliun. Alokasi ini terdiri dari tiga komponen yaitu APBD Provinsi
baik pagu dan realisasi pendapatan Pemerintah Daerah se-
Sumatera Selatan sebesar Rp9,94 triliun (pangsa 11,48%),
Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan laporan mengalami
APBD gabungan Kabupaten/Kota senilai Rp32,10 triliun
penurunan. Penurunan realisasi pendapatan secara nominal
(pangsa 37,08%), dan APBN yang dialokasikan untuk wilayah
ini disebabkan oleh tidak optimalnya penerimaan Lain-lain
Sumatera Selatan senilai Rp44,53 triliun (pangsa 51,44%).
Pendapatan yang sah terutama yang bersumber dari hibah sebagai akibat dampak dari pandemi Covid-19 (Tabel 2-1).
Grafik 2.1 Struktur Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III-2020 (Rp Miliar)
Realisasi pendapatan daerah tertinggi berada di Provinsi Sumatera Selatan (83,17% dari pagu Rp9,71 triliun) dan Kabupaten Musi Banyuasin (82,49% dari pagu Rp3,07 triliun). Sedangkan realisasi terendah berada di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dengan persentase realisasi 43,59%
Rp. 9,94 T; 12%
PEMPROV SUMATERA SELATAN
dari pagu Rp1,56 triliun.
Rp. 32,10 T; 37% KABUPATEN/KOTA
Rp. 44,53 T; 51% APBN
2.2.1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi PAD Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 mencapai Rp4,32 triliun (61,90% dari target Rp6,97 triliun), meningkat 0,57% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang
Sumber: BPKAD & Kanwil DJPB Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III Tahun 2019 dan Tahun 2020 (Rp miliar) 2019 URAIAN
2020
Pagu Anggaran (Rp Miliar)
Realisasi (Rp Miliar)
43.365,68
28.520,27
65,77%
39.566,93
28.454,90
71,92%
7.122,16
4.290,90
60,25%
6.970,93
4.315,18
61,90%
PENDAPATAN TRANSFER
29.153,53
20.328,97
69,73%
28.477,49
22.040,59
77,40%
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
7.089,99
3.900,40
55,01%
4.118,51
2.099,14
50,97%
PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan, diolah
1. APBD Perubahan 2. Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan meliputi Provinsi dan 17 Kabupaten/Kota
% Realisasi
Pagu Anggaran (Rp Miliar)
Realisasi (Rp Miliar)
% Realisasi
sebesar Rp4,29 (60,25% dari target Rp7,12 triliun). Pencapaian
77,46%. Realisasi pendapatan transfer triwulan III 2020 adalah
realisasi tertinggi berasal dari realisasi hasil pengelolaan
sebesar Rp22,04 triliun (77,40% dari target), lebih tinggi
kekayaan daerah yang dipisahkan yaitu sebesar 74,88% dari
dibandingkan realisasi pada triwulan III 2019 yang sebesar Rp
anggaran Rp250,60 miliar,
20,33 triliun (69,73% dari target). Realisasi ini bersumber dari
meskipun masih lebih rendah
dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019
Transfer Pemerintah Pusat Rp21,35 triliun (pangsa 96,86%),
sebesar 79,41%. Peningkatan ini terutama bersumber dari
Transfer Pemerintah Daerah lainnya Rp653,56 miliar (pangsa
pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) rumah
2,97%), dan Bantuan Keuangan sebesar Rp37,82 miliar (pangsa
sakit, khususnya rumah sakit daerah. Penunjukan rumah sakit
0,17%). Jika dibandingkan dengan anggaran yang telah
daerah sebagai rujukan pandemi disinyalir mendorong
ditetapkan, pendapatan transfer pemerintah pusat pada
naiknya realisasi pendapatan BLUD seiring meningkatnya
triwulan III 2020 telah terealisasi sebesar 79,01% dari pagu
permintaan akan obat-obatan dan layanan kesehatan.
Rp27,02 triliun. Sementara pendapatan transfer pemerintah
Realisasi tersebut diikuti oleh kenaikan realisasi pendapatan
daerah lainnya telah terealisasi sebesar 61,09% dari pagu
pajak daerah sebesar 71,18% (pagu Rp4,43 triliun) dari
Rp1,07 triliun. Sisanya adalah realisasi bantuan keuangan
sebelumnya di triwulan III 2019 sebesar 62,16%. Kenaikan ini
sebesar 9,81% dari pagu Rp385 miliar. Peningkatan transfer ini
sejalan dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk
diperkirakan didorong oleh peningkatan penyaluran bantuan
menghapuskan sanksi denda pajak kendaraan mulai awal
sosial dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
triwulan III 2020 pada tingkat provinsi guna membantu
2.2.1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
serta mengurangi tunggakan pajak. Upaya lain yang dilakukan
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah memberikan kontribusi
pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan
realisasi sebesar 7,38% dari total pendapatan pemerintah
khususnya untuk pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor di
daerah se-Provinsi Sumatera Selatan atau secara nominal
tengah pandemi adalah dengan melakukan pembayaran
tercatat Rp2,10 triliun (50,97% dari pagu Rp4,12 triliun). Realisasi
secara online melalui aplikasi e-Dempo (Samsat Online
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah pada triwulan III 2020
Sumatera Selatan) dan aplikasi Samolnas (Samsat Online
menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
Nasional). Lebih lanjut kenaikan juga terjadi pada realisasi
2019 dengan realisasi sebesar Rp3,90 triliun (55,01% dari pagu
pendapatan retribusi daerah yang sebesar 57,58% (pagu Rp
Rp7,09 triliun). Realisasi ini bersumber dari Pendapatan Hibah
145,53 miliar) dari sebelumnya 36,92% di periode yang sama
Rp1,02 triliun (pangsa 48,61%) dan Pendapatan Lainnya Rp1,08
tahun 2019. Sementara itu, realisasi lain-lain PAD yang sah
triliun (pangsa 51,39%). Jika dibandingkan dengan anggaran
pada triwulan laporan adalah sebesar 41,59%, lebih rendah
yang telah ditetapkan, pendapatan hibah pada triwulan III
dibandingkan dengan triwulan III 2019 yang mencapai 55,11%.
2020 telah terealisasi sebesar 47,06% dari pagu Rp2,17 triliun.
2.2.1.2 Realisasi Pendapatan Transfer
55,32% dari pagu Rp1,95 triliun.
Sementara pendapatan lainnya telah terealisasi sebesar
Pendapatan perimbangan/transfer masih menjadi komponen terbesar dalam pendapatan APBD Pemerintah Daerah seProvinsi Sumatera Selatan dengan pangsa realisasi mencapai
Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III Tahun 2020 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 SUMSEL
PALEMBANG
PRABUMULIH
LUBUK LINGGAU
PAGAR ALAM
OKI
OGAN ILIR
OKU
OKU SELATAN
OKU TIMUR
MUSI BANYUASIN
BANYUASIN
MUSI RAWAS
MUSI RAWAS UTARA
MUARA ENIM
PALI
LAHAT
EMPAT LAANG
-
ANGGARAN
9.705
3.599
967
1.026
741
2.264
1.564
1.533
1.406
1.564
1.739
1.104
639
699
538
1.516
1.063
957
966
1.674
1.809 1.142
2.418
2.422
3.069 2.532
944
8.072
1.898 1.295
2.217
REALISASI
610
1.823
682
1.208
618
83,17%
67,30%
66,06%
68,15%
72,62%
66,97%
67,94%
62,43%
68,67%
68,23%
82,49%
75,53%
63,16%
64,63%
75,41%
43,59%
69,44%
55,94%
% REALISASI
Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
21 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
meringankan beban masyarakat akibat dampak pandemi
2.2.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan Anggaran Belanja APBD Pemerintah Daerah se-Provinsi
sebesar 35,36% dan 54,81%, lebih rendah dibandingkan
Sumatera Selatan triwulan III tahun 2020 adalah sebesar
serapan belanja triwulan III 2019 sebesar 37% dan 63,64%. Jika
Rp42,04 triliun, menurun dibandingkan dengan periode yang
dilihat berdasarkan wilayahnya, realisasi belanja tertinggi
sama tahun 2019 sebesar Rp44,79 triliun. Penurunan
berada di Kota Lubuklinggau (62,07% dari pagu Rp984,36
bersumber dari penurunan komponen belanja operasi dan
miliar) dan terendah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
belanja modal, yang masing-masing mengalami penurunan
(33,99% dari pagu Rp2,66 triliun). Penurunan konsumsi
sebesar 4,81% dan 26,81%. Penurunan ini sejalan dengan
pemerintah tersebut terjadi sejalan dengan masih terus
adanya refocusing anggaran mulai dari Triwulan II 2020 akibat
berlanjutnya realokasi dan refocusing anggaran, sehingga hal
pandemi COVID-19. Sementara itu, belanja tak terduga dan
tersebut berimbas pada terhambatnya proses tender
transfer pada triwulan laporan mengalami peningkatan
pengadaan barang dan jasa, dan proses realisasi anggaran.
dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya masing-masing menjadi Rp1,44 triliun dan Rp4,27 triliun, dari sebelumnya Rp62,93 miliar dan Rp3,99 triliun.
Pemerintah Daerah telah menyusun berbagai strategi untuk m e l a k u ka n p e rce p at a n re a l i s a s i b e l a n j a , s e p e r t i pengalokasian belanja khusus untuk pencegahan dan
Secara struktur, anggaran belanja APDB di Provinsi Sumatera
penanganan COVID-19 dan penundaan atau pengurangan
Selatan pada triwulan III 2020 terdiri atas Belanja Operasi 67%,
program atau kegiatan yang tidak menjadi prioritas kebutuhan
Belanja Modal 19,41%, Belanja Tak Terduga 3,43%, dan Belanja
organisasi.
Transfer 10,15%. Realisasi belanja APBD di Provinsi Sumatera Selatan untuk triwulan III 2020 tercatat sebesar 50,87% dari pagu atau senilai
22
Rp21,39 triliun. Sedikit menurun dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 50,85% dari
Realisasi pendapatan negara di wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 mencapai Rp2,45 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 20,57% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp3,08 triliun).
dan belanja transfer, dengan persentase masing-masing Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III Tahun 2019 dan Tahun 2020 (Rp Miliar) 2019 URAIAN
2020
Pagu Anggaran (Rp Miliar)
Realisasi (Rp Miliar)
% Realisasi
Pagu Anggaran (Rp Miliar)
Realisasi (Rp Miliar)
% Realisasi
44.786,90
22.773,50
50,85%
42.035,83
21.385,38
BELANJA OPERASI
29.589,71
16.106,01
54,43%
28.165,93
15.809,27
56,13%
BELANJA MODAL
11.148,29
4.124,45
37,00%
8.159,44
2.885,18
35,36%
BELANJA DAN TRANSFER
BELANJA TIDAK TEDUGA TRANSFER
50,87%
62,93
6,44
10,24%
1.442,94
351,85
24,38%
3.985,98
2.536,60
63,64%
4.267,52
2.339,08
54,81%
Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan, diolah
Grafik 2.3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III Tahun 2020 12.000
70%
10.000
60% 50%
8.000
40%
6.000
30%
4.000
20%
2.000
10%
PALEMBANG
PRABUMULIH
LUBUK LINGGAU
PAGAR ALAM
OKI
OGAN ILIR
OKU
OKU SELATAN
OKU TIMUR
MUSI BANYUASIN
BANYUASIN
MUSI RAWAS
MUSI RAWAS UTARA
MUARA ENIM
PALI
LAHAT
EMPAT LAANG
0% SUMSEL
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
pagu. Penurunan serapan belanja terjadi pada belanja modal
2.3 APBN PROVINSI SUMATERA SELATAN
ANGGARAN
9.941
984
741
2.657
1.636
1.594
1.405
1.886
3.744
2.439
2.015
1.000
2.123
1.102
632
611
371
903
895
848
694
1.082
1.943
1.481
935
571
2.673 1.237
1.421
5.252
3.645 1.979
1.029
REALISASI
625
869
455
52,83%
54,29%
61,43%
62,07%
50,08%
33,99%
54,74%
53,24%
49,38%
57,38%
51,90%
60,73%
46,42%
57,12%
46,27%
43,95%
40,95%
41,30%
% REALISASI
Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan (diolah)
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III Tahun 2019 dan Tahun 2020 (Rp Miliar) III 2019 URAIAN
III 2020
Pendapatan Bruto
Pengembalian
Pendapatan Netto
Pendapatan Bruto
Pengembalian
Pendapatan Netto
PENDAPATAN
3.493,56
415,20
3.078,36
2.929,90
484,78
2.445,13
Penerimaan Perpajakan
2.938,55
415,20
2.523,35
2.363,77
484,47
1.879,30
PNBP
538,97
-
538,97
566,13
0,31
565,82
Hibah
16,05
-
16,05
-
-
-
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Jenis Belanja Triwulan III Tahun 2019 dan Tahun 2020 III 2019 URAIAN
Pagu (Rp Miliar)
III 2020
Realisasi (Rp Miliar)
% Realisasi
Pagu (Rp Miliar)
Realisasi (Rp Miliar)
% Realisasi
PEGAWAI
4.644,13
3.634,98
78,27%
5.007,80
3.590,15
71,69%
BARANG
7.297,24
4.364,08
59,80%
5.124,77
3.104,39
60,58%
MODAL
4.004,45
1.169,50
29,20%
2.947,01
1.571,11
53,31%
17,07
7,95
46,57%
18,02
8,46
46,95%
15.962,89
9.176,50
57,49%
13.097,60
8.274,11
63,17%
BANTUAN SOSIAL BERDASARKAN JENIS BELANJA Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan
Kementrian/Lembaga (K/L) secara nasional. Hal ini
adanya pendapatan hibah pada triwulan III 2020, sementara di
berdampak pada turunnya pagu belanja K/L di Sumatera
triwulan III 2019 pendapatan hibah tercatat sebesar Rp16,05
Selatan pada triwulan III 2020 yang tercatat sebesar Rp13,10
miliar. Penurunan pendapatan juga disumbang oleh
triliun, atau menurun 17,95% dibandingkan pagu triwulan III
komponen pendapatan penerimaan perpajakan yang turun
2019.
25,52% menjadi Rp1,88 triliun dari sebelumnya Rp2,52 triliun pada periode yang sama di tahun 2019, namun tertahan oleh peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 4,98% dari sebelumnya Rp538,97 miliar di tahun 2019. Penurunan ini diperkirakan sejalan dengan kinerja perekonomian nasional.
23
Realisasi penyerapan belanja Pemerintah Pusat atas beban APBN di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp8,27 triliun atau 63,17% dari pagu. Realisasi belanja terbesar terdapat pada belanja pegawai dengan pangsa sebesar 43,39% atau secara nominal sebesar Rp3,59 triliun, diikuti oleh belanja barang untuk membiayai kegiatan
Pagu belanja Pemerintah Pusat atas beban Anggaran
operasional dengan pangsa sebesar 37,52% atau setara Rp3,10
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 di wilayah
triliun, belanja modal dengan pangsa sebesar 18,99% atau
Provinsi Sumatera Selatan telah beberapa kali mengalami
Rp1,57 triliun, dan sisanya belanja bantuan sosial dengan
perubahan. Adanya kebijakan refocusing anggaran karena
pangsa 0,10% atau sebesar Rp8,46 miliar. Realisasi serapan ini
pandemi COVID-19 menyebabkan pada akhir bulan April
meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun
2020, terjadi pemotongan dan penurunan anggaran belanja
sebelumnya yang sebesar 57,49% dari pagu, namun secara
Grafik 2.4 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan III 2020 berdasarkan Wilayah 7.000
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 EMPAT LAWAG
LAHAT
MUARA ENIM
MUBA
MUSI RAWAS
MUSI RAWAS UTARA
OI
OKI
OKU
OKU SELATAN
OKU TIMUR
PALI
LUBUK LINGGAU
PAGAR ALAM
PALEMBANG
PRABUMULIH
1.825 1.445
838
1.620 1.192
1.326
1.803
1.210
1.124
1.445
1.043
764
860
6.254
602
1.050
1.468
875
911
1.208
680
651
641 544
2.063
1.575
3.485 2.135
793
655
1.817 1.315
2.517
REALISASI
1.619
613
5.093
%REALISASI
79,2%
78,2%
72,4%
62,6%
61,3%
73,6%
75,9%
79,2%
81,4%
72,3%
81,0%
83,6%
65,2%
85,3%
84,7%
78,5%
71,3%
81,4%
PAGU
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan
PEMPROV SUMSEL
BANYUASIN
-
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Penurunan realisasi pendapatan disebabkan oleh tidak
dilakukan oleh Kota Lubuk Linggau dengan persentase
Grafik 2.5 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan III 2020 berdasarkan Jenis TKDD 14.000
sebesar 85,26%, sedangkan realisasi terendah adalah Kabupaten Musi Banyuasin dengan persentase sebesar
120%
MILIAR RUPIAH
12.000
100%
10.000
61,27% dari pagu Rp3,49 triliun. Jika ditinjau dari jenis TKDD,
80%
8.000 6.000 4.000
60%
sampai dengan triwulan III 2020 Dana Alokasi Khusus (DAK)
40%
Fisik memiliki tingkat realisasi tertinggi dengan persentase
20%
2.000
sebesar 96,36% atau setara dengan Rp1,68 triliun sedangkan
0%
-
Dana Bagi Hasil (DBH) memiliki tingkat realisasi terendah DBH
DAU
DID
DAK NON FISIK
PAGU
10.542
11.775
1.744
2.682
5.833
9.861
560 539
4.127
REALISASI
3.619
1.681
2.098
55,33%
83,75%
96,21%
87,69%
96,36%
78,23%
%REALISASI
DAK FISIK
sebesar 55,33% atau Rp5,83 triliun.
DANA DESA
2.4 DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL PROVINSI SUMATERA SELATAN
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan
Derajat Desentralisasi Fiskal (Tingkat Ketergantungan Daerah) merupakan indikator/derajat yang menunjukkan gambaran
nominal lebih rendah karena adanya penurunan pagu tahun
pemerintah daerah dalam hal ketergantungan daerah pada
2020. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara rutin
sumber dana pemerintah pusat. Dengan kata lain, derajat
melakukan diskusi dengan satuan kerja terkait dalam rangka
ketergantungan diperoleh dari perbandingan transfer dana
percepatan realisasi anggaran. Berdasarkan hasil evaluasi,
dari pusat terhadap total pendapatan pemerintah daerah.
dalam pelaksanaan anggaran beberapa satuan kerja
Sebaliknya, derajat kemandirian diperoleh dari perbandingan
menghadapi kendala lapangan, salah satunya dikarenakan
pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan. Secara
adanya kebijakan physical distancing akibat pandemi COVID-
agregat, tingkat kemandirian fiskal Provinsi Sumatera Selatan
19. Sejalan dengan belanja Pemerintah Pusat, pagu Transfer ke
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 17%. Persentase
Daerah dan Dana Desa (TKDD) di Provinsi Sumatera Selatan
tertinggi masih dicapai oleh Kota Palembang sebesar 38%,
pada tahun 2020 juga mengalami penurunan dibandingkan
sementara persentase terendah dicapai Ogan Komering Ulu
dengan tahun 2019. Hingga triwulan III 2020, pagu TKDD dari
Selatan sebesar 6%. Secara spasial, tingkat kemandirian
seluruh Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Selatan
kota/kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III
adalah sebesar Rp31,43 triliun, turun 5,33% dari pagu TKDD di
2020 membaik dibandingkan triwulan sebelumnya.
periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp33,20 triliun.
Sementara untuk pemerintah Provinsi Sumatera Selatan,
Jika dilihat dari realisasinya sampai dengan triwulan III 2020,
pada triwulan laporan tercatat menurun menjadi 32% dari
pemerintah daerah Provinsi Sumatera Selatan (kab/kota dan
sebelumnya sebesar 48% di triwulan II 2020. Menurunnya
provinsi) telah merealisasikan sebesar 75,19% dari total pagu
derajat fiskal ini disinyalir dipengaruhi oleh menurunnya
atau sebesar Rp23,63 triliun. Realisasi TKDD tertinggi
pendapatan daerah di tengah pandemi.
Grafik 2.6 Tingkat Kemandirian dan Ketergantungan Daerah (Derajat Desentralisasi Fiskal) Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III 2020 30
TRILIUN RUPIAH
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
25 20 15 10 5 LAHAT
MUSI RAWAS
OKI
BANYUASIN
OKUT
OKUS
OGAN ILIR
EMPAT LAWANG
MURATARA
PALEMBANG
PRABUMULIH
PAGAR ALAM
LUBUK LINGGAU
AGREGAT
1,88 1,35
1,15
1,35
1,12
0,62
0,72
0,61
0,62
0,75
0,91
0,89
0,55
0,63
0,56
2,56 1,59
0,70
1,21
1,38 1,21
0,97
1,19
1,60 1,23
1,75
1,00
0,60
0,54
0,65
28,13 21,73
85%
72%
87%
88%
77%
69%
88%
94%
79%
89%
88%
92%
62%
86%
87%
87%
77%
15%
28%
13%
12%
23%
31%
12%
6%
21%
11%
13%
8%
38%
14%
13%
13%
23%
PENDAPATAN
6,80
2,53
TRANSFER PUSAT
4,61
2,13
0,87
% KETERGANTUNGAN
68%
84%
% KEMANDIRIAN
32%
16%
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan
PALI
MUARA ENIM
1,02
MUSI BANYUASIN
OKU
SUMSEL
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
24
pada triwulan III 2020 sebesar 23%, cenderung meningkat
2.5 REALOKASI DAN REFOCUSING ANGGARAN PASCA PANDEMI COVID-19 Pemerintah terus melakukan berbagai stimulus untuk memitigasi risiko penyebaran pandemi COVID-19, salah
Grafik 2.7 Perubahan Pagu Belanja K/L Per Jenis Belanja akibat Realokasi dan Refocusing Tahun 2020
5,00%
7.000
7,83%
6.000
satunya dengan melakukan realokasi dan refocusing
5.000
anggaran melalui beberapa peraturan yang ditetapkan. Dari
4.000
sisi APBN, perubahan pagu belanja Kementerian/Lembaga
10,00%
8.000
-5,00% -10,00% -15,00%
3.000
1.000
Keuangan Republik Indonesia No.35/PMK.07/2020 terkait
-
-25,00% -30,00% -35,00%
BELANJA PEGAWAI
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun
-20,00%
-26,41%
-29,77%
2.000
dan TKDD sejalan dengan terbentuknya Peraturan Menteri
BELANJA BARANG
Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi COVID19, serta Peraturan Presiden No.72 Tahun 2020 terkait
0,00%
5,57%
III 2019
BELANJA MODAL
III 2020
BELANJA BANTUAN SOSIAL
%G
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Prov Sumatera Selatan, diolah
Perubahan Atas Peraturan Presiden No.54 Tahun 2020 mengenai Perubahan Postur dan Rincian Anggaran
Sejalan dengan itu, penurunan pagu pada awal tahun 2020
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020.
juga terjadi pada TKDD yang menurun sebesar 8,78% dari
Penurunan pagu belanja Kementerian/Lembaga terbesar
sebelumnya Rp33,20 triliun pada tahun 2019. Adanya pandemi
terjadi pada belanja barang dan modal dengan persentase
COVID-19 mengakibatkan pagu TKDD kembali mengalami
penurunan masing-masing adalah sebesar 29,77%(yoy) dan
penurunan sebanyak dua kali, yaitu melalui Peraturan Menteri
26,41%(yoy), sementara pagu belanja pegawai dan belanja
Keuangan Republik Indonesia No. 35/PMK.07/2020 dan
bantuan sosial tumbuh positif masing-masing sebesar
Peraturan Presiden No.72 Tahun 2020 dengan penurunan
7,83%(yoy) dan 5,57%(yoy).
masing-masing sebesar 21,30% dan 21,15% dibandingkan pagu tahun 2019. Jika ditinjau berdasarkan daerahnya, alokasi TKDD Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan
terjadi pada belanja modal infrastruktur yang disebabkan
1,33% dibandingkan dengan triwulan III 2019.
adanya evaluasi prioritas pelaksanaan kegiatan pada tahun
alokasi TKDD untuk 17 kota/kabupaten mengalami
Sementara
2020 dan realokasi kegiatan pada tahun 2021 (Tabel 2 5).
penurunan di seluruh wilayah dengan penurunan terbesar
Penurunan belanja modal infrastruktur terjadi pada hampir
berada pada Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI)
seluruh pos dengan penurunan terbesar terjadi pada pos
dengan persentase penurunan sebesar 26,04%, menurun dari
belanja modal jalan, irigasi dan jaringan serta pos belanja
Rp1,4 triliun di tahun 2019 menjadi Rp1,04 triliun di tahun 2020.
modal fisik lainnya dengan persentase penurunan masing-
Sementara, penurunan terkecil berada pada Kota Palembang
masing sebesar 43,15% dan 36,38%. Meskipun demikian, pagu
dengan persentase penurunan sebesar 1,81%, menurun dari
belanja modal Badan Layanan Umum (BLU) pada triwulan III
Rp2,10 triliun di tahun 2019 menjadi Rp1,88 triliun di tahun
2020 masih mengalami kenaikan sebesar 41,50%
2020.
dibandingkan dengan pagu awal tahun. Hal ini dikarenakan dalam penganggarannya BLU sudah berbasis bisnis,
Untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional
sehingga tidak bergantung sepenuhnya terhadap anggaran
(PEN) yang lebih merata hingga ke Kabupaten/Kota,
pemerintah pusat. Saat ini, di Sumatera Selatan terdapat 10
pemerintah daerah mengalokasikan sejumlah dana
BLU yang sudah semi mandiri dan mengalami kemajuan dari
cadangan untuk DAK Fisik senilai Rp203,16 miliar (Tabel 2 6).
segi kinerja keuangan maupun pelayanannya.
Cadangan dana hanya diperuntukkan untuk usulan kegiatan
Tabel 2.5 Perubahan Pagu Belanja Modal Infrastruktur K/L Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2020 JENIS BELANJA MODAL
KENAIKAN/ PENURUNAN
AKHIR JAN 2020
AKHIR SEP 2020
Belanja Modal Tanah
317.382.622.000
317.269.700.000
(112.922.000)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
246.593.242.000
233.158.721.000
(13.434.521.000)
-5,45%
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
628.295.508.000
504.740.710.000
(123.554.798.000)
-19,67%
2.896.824.687.000
1.646.801.343.000
(1.250.023.344.000)
-43,15%
81.663.468.000
51.952.185.000
(29.711.283.000)
-36,38%
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal BLU TOTAL Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan
%G -0,04%
136.457.907.000
193.091.545.000
56.633.638.000
41,50%
4.307.217.434.000
2.947.014.204.000
(1.360.203.230.000)
-31,58%
25 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Kebijakan pengurangan pagu pada belanja modal terutama
Grafik 2.8 Perubahan Pagu Belanja TKDD Per Wilayah Tahun 2020 7.000
5%
6.000
0%
PALI
MURATARA
PALEMBANG
PRABUMULIH
PAGAR ALAM
LUBUK LINGGAU
2.008 1.721
EMPAT LAWANG
2.138
1.959
1.546 1.521
1.197
1.414
858
1.410
883
2.101
930
681
804
1.173
1.370
935
824
2.092
775
654 539
684
1.719
1.983 1.911
1.859
OGAN ILIR
2.578
OKUS
1.322 1.235
5.853
OKI
3.633 2.947
2020 AWAL
MUSI RAWAS
6.172
2019
OKUT
-30% BANYUASIN
-25%
LAHAT
-20%
1.000 MUARA ENIM
-15%
2.000
OKU
-10%
3.000
MUSI BANYUASIN
-5%
SUMSEL
5.000 4.000
2020 (PMK 35)
5.182
2.187
1.057
1.530
1.683
1.677
1.343
1.179
1.881
3.485
1.210
1.817
1.620
1.803
1.825
1.445
1.326
838
1.043
697 793
828 725
6.254
1.038 1.124
887 755
2020 (PRP 72)
1.873 2.517
1.536 1.322
2.063
860
641
802 764
%YOY 19-20 (PRP 72)
1,33%
-4,06%
-8,44%
-2,39%
-9,52%
-5,75%
-9,04%
-6,82%
-6,52%
-6,11%
-6,21%
-2,34%
-26,04
-10,26
-1,81%
-7,47%
-5,86%
-5,03%
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan
baru yang berbentuk padat karya. Sampai dengan posisi triwulan III 2020, cadangan dana untuk DAK Fisik sudah terealisasi 92% atau sebesar Rp186,90 miliar. Sehingga secara
Tabel 2.6 Alokasi dan Realisasi Cadangan DAK Fisik Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2020 Pagu Cadangan
URAIAN
total, DAK Fisik Provinsi Sumatera Selatan telah terealisasi sebesar 96% atau sebesar Rp1,68 triliun dari total pagu DAK Fisik tahun 2020 yang sebesar Rp1,74 triliun. Selanjutnya, dalam rangka mendukung program Pemulihan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
26
Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah daerah juga berupaya untuk mempercepat realisasi Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Realisasi Cadangan
%Realisasi
Pemprov Sumsel
19.584
19.228
98%
Kota Palembang
3.233
2.536
78%
Kota Prabumulih
-
-
-
25.025
23.871
95% 99%
Kab. Ogan Ilir Kab. Ogan Komering Ilir
7.802
7.710
Kota Lubuk Linggau
5.059
4.995
99%
Kab. Musi Rawas
7.178
7.044
98% 99%
Dana Desa. Pemerintah pusat mewajibkan minimal 35% dari
Kab. Musi Rawas Utara
9.838
9.750
total anggaran Dana Desa disalurkan ke masyarakat dalam
Kab. Ogan Komering Ulu
17.695
13.876
78%
10.568
10.389
98%
bentuk BLT. Sampai dengan triwulan III 2020, BLT telah
Kab. OKU Timur
disalurkan dalam 6 (enam) tahap dengan nominal penyaluran
Kab. OKU Selatan
12.411
7.534
61%
masing-masing sebesar Rp168,13 miliar; Rp132,16 miliar;
Kab. Lahat
7.737
7.131
92%
Kab. Muara Enim
7.863
6.044
77%
Kab. Empat Lawang
9.569
9.112
95%
Rp81,48 miliar; Rp7,38 miliar; Rp4,26 miliar; dan Rp726 juta. Secara kumulatif, total BLT yang sudah disalurkan pada
Kota Pagar Alam
30.341
29.406
97%
triwulan laporan sejumlah Rp394,13 miliar dengan total
Kab. PALI
11.726
11.234
96%
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 677.498 KK.
Kab. Musi Banyuasin
15.730
15.441
98%
1.802
1.589
88%
203.161
186.890
92%
Kab. Banyuasin
Jika dilihat secara spasial per kabupaten/kota, total realisasi penyaluran BLT terbesar terjadi di Kabupaten Penukal Abab
Jumlah TKDD
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Prov Sumatera Selatan
Lematang Ilir (PALI) dan Kabupaten Musi Banyuasin dengan Grafik 2.9 Total Penyaluran Bantuan langsung Tunai (BLT) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020
persentase realisasi terhadap pagu masing-masing sebesar 27,03% dan 24,65%. Di sisi lain, realisasi penyaluran terendah di Kota Prabumulih dengan realisasi sebesar 3,20% atau Rp700 juta dari pagu Rp21,9 miliar.
180,00
300.000
MILIAR RUPIAH
160,00
250.000
140,00 120,00
200.000
100,00
150.000
80,00
100.000
60,00 40,00
50.000
20,00 -
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
TAHAP 4
NILAI PENYALURAN
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Prov Sumatera Selatan
KPM
TAHAP 5
TAHAP 6
Komering Ilir (OKI) dan Kota Palembang dengan nominal
Grafik 2.10 Total Penyaluran Bantuan langsung Tunai (BLT) Secara Spasial Per Kabupaten/Kota
25%
250
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kota Pagar Alam
20%
200 150 100
15%
dengan nominal masing-masing sebesar Rp23,63 miliar dan
10%
Rp28,23 miliar (Grafik 2-10).
21,00
30,90
38,00
57,40
33,20
21,1
137,1
216,4
244,5
77,7
21,9
19,1
30,2
36,1
27,4
21
0,7
15,38% 16,13% 10,20% 16,09% 24,65% 17,53% 20,91% 6,14%
Anggaran penanganan COVID-19 tersebut dialokasikan pada
PRABUMULIH
292,8
12,4
OKI
202,1
OKU
PALI
45,70
OKU TIMUR
297,10 130,20 302,90 236,20 232,90 189,40 100,9
NILAI BLT
OKU SELATAN
PAGU
OGAN ILIR
MURATARA
MUSI BANYUASIN
LAHAT
BANYUASIN
MUSI RAWAS
0% MUARA ENIM
5%
0
EMPAT LAWANG
50
BLT/PAGU
Sementara itu, anggaran belanja terendah diberikan kepada
30%
MILIAR RUPIAH
300
tiga bidang, yaitu kesehatan, sosial, dan ekonomi dengan pangsa total masing-masing sebesar 47,76%, 31,15% dan 21,08% dari total pagu. Sampai dengan triwulan III 2020, anggaran yang sudah terealisasi sebesar Rp1,02 triliun (42,96%
6,52% 22,03% 16,68% 11,21% 27,03% 3,20%
dari total pagu) dengan realisasi tertinggi berada di Kota
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Prov Sumatera Selatan
Lubuk Linggau sebesar 87,10% atau Rp20,20 miliar. Belanja
Perubahan alokasi anggaran juga terjadi pada struktur APBD
penanganan COVID-19 di Sumatera Selatan yang sudah
Provinsi Sumatera Selatan dimana pemerintah baik di tingkat
terealisasi pada Triwulan III 2020 untuk bidang kesehatan
provinsi maupun kabupaten/kota melakukan refocusing
adalah sebesar Rp487,85 miliar, yang digunakan untuk
anggaran sejak Triwulan II 2020 untuk digunakan dalam
pengadaan alat kesehatan, kendaraan operasional, tambahan
pencegahan dan penanganan COVID-19 yang tercatat
honorarium tenaga kesehatan, dan sosialisasi pencegahan
sebesar Rp2,38 triliun. Secara spasial, alokasi anggaran
dan penanganan COVID-19 kepada masyarakat. Sementara
belanja penanganan COVID-19 terbesar diberikan kepada
untuk bidang sosial, dana yang sudah terealisasi adalah
Kabupaten Musi Banyuasin dengan nominal sebesar
sebesar Rp378,12 miliar yang digunakan untuk kegiatan
Rp362,39 miliar, kemudian disusul oleh Kabupaten Ogan
perlindungan daya tahan ekonomi keluarga (pemberian
27
Grafik 2 11 Alokasi Anggaran dan Realisasi Pencegahan dan/atau Penanganan COVID-19 dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota Sumatera Selatan Triwulan III Tahun 2020 400
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
350 300 250 200 150 100 50 PALEMBANG
PRABUMULIH
OGAN ILIR
OKI
LUBUK LINGGAU
MUSI RAWAS
MUSI RAWAS UTARA
OKU
OKU TIMUR
OKU SELATAN
LAHAT
MUARA ENIM
EMPAT LAWANG
PAGAR LAWANG
MUSI BANYUASIN
BANYUASIN
ANGGARAN
202,99
272,23
325,41
34,79
133,37
46,85
23,63
172,39
86,32
75,68
74,76
202,31
362,39
33,49
66,94
94,73
30,30
46,43
17,09
6,16
44,24
49,00
17,70
58,98
58,95
28,23 11,77
73,74
155,00
63,84 41,53
97,37
REALISASI
23,31
209,15
107,68 59,49
% REALISASI
76,36%
12,30%
65,06%
68,75%
29,11%
87,10%
34,81%
36,48%
26,05%
25,66%
56,76%
23,39%
78,90%
29,14%
41,70%
31,61%
57,71%
55,25%
PALI
SUMSEL
-
Sumber: BPKAD Prov Sumatera Selatan, diolah
Grafik 2 11 Alokasi Anggaran dan Realisasi Pencegahan dan/atau Penanganan COVID-19 dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota Sumatera Selatan Triwulan III Tahun 2020 180,00 150,00 120,00 90,00 60,00 30,00 OKU SELATAN
LAHAT
PAGAR LAWANG
PALI
21,07
-
-
0,29
2,57
2,26
4,32
3,00
-
0,95
57,34
-
20,81
6,20
0,22
0,92
5,67
1,13
2,83
54,63
9,46
10,89
5,94
43,02
40,77
14,31
26,41
8,94
3,16 19,20
91,58
22,35
13,36 41,29
29,54
34,61
11,76 13,59
60,24
4,86
BIDANG KESEHATAN
102,24
Sumber: BPKAD Prov Sumatera Selatan, diolah
BANYUASIN
OKU TIMUR
0,03
14,31
MUSI BANYUASIN
OKU
58,07
25,64
EMPAT LAWANG
MUSI RAWAS
6,69
28,83 12,19
MUARA ENIM
LUBUK LINGGAU
0,51
15,36 17,54
MUSI RAWAS UTARA
OKI
0,60
52,17
PRABUMULIH
0,58
BIDANG SOSIAL
PALEMBANG
BIDANG EKONOMI
SUMSEL
OGAN ILIR
-
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
350
masing-masing sebesar Rp325,41 miliar dan Rp272,23 miliar.
bantuan sosial bagi keluarga prasejahtera) dan penyediaan makan dan sandang bagi masyarakat terdampak COVID-19. Selanjutnya untuk membantu pemulihan di bidang ekonomi, sudah terealisasi sebesar Rp158,28 miliar untuk kegiatan operasi pasar, penguatan ekonomi peternak dan petani, subsidi tarif air, bantuan biaya pendidikan, bantuan usaha UMKM, hingga proyek padat karya guna menyerap tenaga kerja yang terdampak pandemi.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
28
BAB III
PERKEMBANGAN INFLASI Pembatasan aktivitas di luar rumah dan pola konsumsi rumah tangga yang lebih difokuskan untuk pemenuhan bahan kebutuhan pokok dan kesehatan dalam upaya menjaga imunitas di tengah pandemi COVID-19 menyebabkan inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi tahunan pada triwulan IV 2020 diperkirakan akan meningkat dibandingkan kondisi triwulan laporan namun di bawah sasaran inflasi nasional pada akhir tahun yang sebesar 3% + 1%. Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 1,01% (yoy), menurun dibandingkan triwulan II 2020 yang sebesar 1,72% (yoy). Penurunan terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran karena terjaganya pasokan dan masih belum pulihnya permintaan di tengah penerapan adaptasi kenormalan baru. Komoditas yang menyumbang penurunan terbesar adalah cabai merah, daging ayam ras dan angkutan udara. Laju inflasi terutama dipicu oleh kelompok penyedia makanan dan minuman/ restoran; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, namun tertahan oleh deflasi kelompok transportasi.
3.1 INFLASI SECARA UMUM Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020
namun lebih tinggi dibandingkan inflasi kawasan Sumatera
tercatat sebesar 1,01% (yoy), menurun dibandingkan triwulan II
(0,66%, yoy) (Grafik 3-1). Secara keseluruhan, realisasi inflasi
2020 yang sebesar 1,72% (yoy). Realisasi inflasi tersebut lebih
pada triwulan III 2020 menempatkan posisi inflasi Sumatera
rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 2,74% (yoy)
Selatan pada urutan keempat setelah Aceh, Lampung dan
dan rata-rata selama 3 (tiga) tahun terakhir yang sebesar 3,09%
Riau yang masing-masing sebesar 1,89% (yoy), 1,35% (yoy) dan
(yoy). Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan laporan
1,14% (yoy) (Grafik 3-2).
lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional (1,42%, yoy), Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi Sumatera Selatan INFLASI TAHUNAN 2020 (%)
ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
KELOMPOK PENGELUARAN TW II
JUL
AGU
SEP
TW II
JUL
AGU
UMUM
1,72
0,98
0,75
1,01
1,72
0,98
0,75
1,01
Makanan, Minuman dan Tembakau
1,41
-1,04
-2,18
0,09
0,42
-0,31
-0,64
0,03 0,08
Pakaian dan Alas Kaki
1,51
1,02
1,38
1,25
0,09
0,06
0,08
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga
1,18
1,06
1,10
0,95
0,21
0,19
0,20
0,17
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
2,81
2,81
2,66
1,60
0,15
0,15
0,14
0,09
2,38
2,22
2,12
1,25
0,07
0,06
0,06
0,04
-0,79
-0,35
0,37
-0,87
-0,08
-0,04
0,04
-0,09
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,91
0,87
0,87
0,84
0,05
0,05
0,05
0,05
Rekreasi, Olahraga dan Budaya
4,49
4,30
4,59
1,62
0,09
0,09
0,09
0,03
Pendidikan
3,97
3,30
2,53
0,99
0,21
0,18
0,14
0,05
Kesehatan Transportasi
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
2,67
2,92
2,70
2,22
0,22
0,24
0,22
0,18
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
0,87
-2,02
-3,39
-0,83
0,22
-0,51
-0,84
-0,20
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan Deflasi Triwulan III 2020 INFLASI (%,YOY)
KONTRIBUSI (%,YOY)
Emas Perhiasan
32,39
Minyak Goreng
15,09
Telepon Seluler
12,42
KOMODITAS INFLASI
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
KOMODITAS DEFLASI
INFLASI (%YOY)
KONTRIBUSI (%, YOY)
0,39
Cabai Merah
-49,06
-0,26
0,17
Daging Ayam Ras
0,17
Angkutan Udara
-8,21
-0,12
-13,72
-0,09
6,94
0,11
Biaya Pulsa Ponsel
-2,40
-0,07
Tahu Mentah
16,75
0,09
Bensin
-1,43
-0,05
Bawang Merah
Rokok Kretek Filter
20,63
0,08
Bawang Putih
-17,62
-0,05
Sewa Rumah
1,54
0,07
Cabai Rawit
-44,17
-0,03
Rokok Putih
10,71
0,06
Beras
-0,70
-0,03
Angkutan Antar Kota
14,42
0,05
Kol Putih/ Kubis
-26,61
-0,01
Ikan Gabus
14,82
0,04
Ketimun
-16,49
-0,01
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
2,5
%YOY
2,0
1,89 1,35
1,5
4
1,14
1,0 3
1,42 1,01
0,99 0,45
0,5 1,96 1,01
2 1
0,66 0,31
0,16
0,09
KEPRI
(% YOY)
5
0,0
-0,36
III
II
IV
2019 SUMSEL
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
NASIONAL
I
II 2020
III
RIAU
SUMATERA
NASIONAL
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
SUMATERA
BABEL
I
SUMSEL
IV
2018
BENGKULU
III
II
JAMBI
I
LAMPUNG
-0,5 0,66
0
SUMSEL
6
Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera Periode Triwulan II-2020
SUMBAR
Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, Sumatera, dan Nasional
ACEH
30
SEP
Menurunnya tekanan inflasi pada triwulan III 2020 bersumber
sebesar 1,41% (yoy) menjadi 0,09% (yoy) dengan andil 0,03%
dari menurunnya tekanan inflasi pada seluruh kelompok
(yoy). Menurunnya tekanan inflasi kelompok ini terutama
pengeluaran (Tabel 3.1). Meredanya tekanan inflasi terutama
bersumber dari subkelompok makanan yang mengalami
disumbang oleh komoditas cabai merah, daging ayam ras dan
deflasi sebesar 0,83% (yoy) dengan andil -0,20% (yoy).
angkutan udara yang tercatat deflasi (Tabel 3.2). Penurunan ini
Beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi pada
sejalan dengan pembatasan aktivitas di luar rumah dan pola
subkelompok ini adalah telur ayam ras, daging ayam ras dan
konsumsi rumah tangga
bawang merah. Komoditas daging ayam ras dan bawang
yang lebih difokuskan untuk
pemenuhan bahan kebutuhan pokok dan kesehatan dalam
merah sudah menjadi penyumbang deflasi sejak bulan Juli
upaya menjaga imunitas di tengah pandemi COVID-19.
2020. Menurunnya harga daging ayam ras disebabkan oleh
Kondisi ini terkonfirmasi dari data google mobility index yang
masih lemahnya permintaan dari rumah tangga dan penyedia
menunjukkan sejak awal Maret 2020 sampai dengan Agustus
jasa makan minum/restoran. Sementara itu harga bawang
2020, aktivitas masyarakat yang dilakukan dari rumah
merah tertekan seiring dengan masih berlangsungnya masa
meningkat 11,3%. Sementara aktivitas yang dilakukan di luar
panen di tengah permintaan yang masih lemah. Namun
rumah seperti tempat kerja, stasiun transit, retail dan rekreasi
demikian penurunan inflasi kelompok ini tertahan oleh
turun masing-masing sebesar -27,3%, -31,7%, dan -11,4%.
tekanan inflasi pada subkelompok tembakau yang tercatat
3.2 INFLASI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
(yoy). Peningkatan inflasi subkelompok tembakau bersumber dari kenaikan harga eceran aneka rokok menyusul kenaikan
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Provinsi Sumatera
tarif cukai rokok di awal tahun 2020.
meningkat dengan inflasi sebesar 7,10% (yoy) dan andil 0,20%
penyedia makanan dan minuman/restoran dengan andil
3.2.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
0,18% (yoy). Kelompok ini pada triwulan III 2020 tercatat inflasi
Pada triwulan III 2020, kelompok pakaian dan alas kaki
sebesar 2,22% (yoy). Sementara itu, andil inflasi terbesar kedua
mengalami inflasi tahunan sebesar 1,25% (yoy) dengan andil
dan ketiga pada triwulan III 2020 berasal dari kelompok
inflasi 0,08% (yoy), menurun dibandingkan triwulan
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan
sebelumnya (inflasi 1,51%, yoy). Kondisi ini terutama
andil 0,17% (yoy) serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan
disebabkan oleh menurunnya tekanan harga pada
pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil sebesar 0,09%
subkelompok pakaian dari 1,37% (yoy) pada triwulan II menjadi
(yoy). Laju tekanan inflasi tertahan oleh deflasi kelompok
1,22% (yoy) pada triwulan laporan. Komoditas yang
perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil -0,20% (yoy).
menyumbang penurunan inflasi terutama pada ongkos binatu/laundry, yang menurun dari 20,12% (yoy) pada triwulan
3.2.1 Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
disebabkan menurunnya kebutuhan akan jasa laundry yang
Tekanan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau
dipicu oleh pembatasan aktivitas di luar rumah dan
pada triwulan III 2020 menurun dari triwulan sebelumnya
implementasi pola belajar/bekerja secara online.
II menjadi 0,04% (yoy) pada triwulan laporan. Hal ini
Tabel 3.3 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS JUN
JUL
AGU
1,51
1,02
1,38
MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL
1,37
0,85
TEMBAKAU
2,05
1,71
INFLASI KELOMPOK
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
1,25
0,09
0,06
0,08
0,08
1,27
1,22
0,07
0,04
0,06
0,06
1,74
1,37
0,03
0,02
0,02
0,02
INFLASI SUB KELOMPOK :
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS JUN
JUL
AGU
1,51
1,02
1,38
PAKAIAN
1,37
0,85
ALAS KAKI
2,05
1,71
INFLASI KELOMPOK
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
1,25
0,09
0,06
0,08
0,08
1,27
1,22
0,07
0,04
0,06
0,06
1,74
1,37
0,03
0,02
0,02
0,02
INFLASI SUB KELOMPOK :
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
31 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Selatan pada triwulan III 2020 terutama dipicu oleh kelompok
3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS JUN
1,18
INFLASI KELOMPOK
JUL
1,06
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
1,10
0,95
0,21
0,19
0,20
0,17
INFLASI SUB KELOMPOK : SEWA RUMAH
1,71
1,50
1,52
1,39
0,13
0,12
0,12
0,11
PEMELIHARAAN, PERBAIKAN, DAN KEAMANAN TEMPAT TINGGAL/ PERUMAHAN
1,07
0,93
1,02
0,62
0,04
0,04
0,04
0,02
PENYEDIAAN AIR DAN LAYANAN PERUMAHAN LAINNYA
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
LISTRIK, GAS, DAN BAHAN BAKAR LAINNYA
0,95
0,94
0,95
0,95
0,04
0,04
0,04
0,04
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
32
menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Masih tingginya
bahan bakar rumah tangga di triwulan III 2020 menurun
inflasi kelompok ini bersumber dari meningkatnya inflasi
dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan tingkat inflasi
subkelompok peralatan rumah tangga, subkelompok furnitur,
sebesar 0,95% (yoy) dan andil inflasi sebesar 0,17% (yoy).
perlengkapan dan karpet, dan subkelompok tekstil rumah
Menurunnya tekanan inflasi kelompok ini terutama
tangga. Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara
bersumber dari menurunnya inflasi subkelompok
lain sabun detergen bubuk/cair dan upah asisten rumah
pemeliharaan, perbaikan dan keamanan tempat tinggal/
tangga. Kenaikan ini dipicu oleh adanya himbauan pemerintah
perumahan, khususnya pada komoditas besi beton yang
untuk menerapkan protokol kesehatan dalam rangka
mengalami deflasi sebesar -5,64% (yoy) dengan andil deflasi
memitigasi risiko penyebaran COVID-19, seperti penggunaan
sebesar -0,03%. Hal ini disebabkan oleh masih tertahannya
hand sanitizer, sering cuci tangan, dan berganti pakaian
investasi dan belum membaiknya lapangan usaha konstruksi
sehabis keluar rumah. Namun demikian, menurunnya tekanan
di tengah pandemi COVID-19. Namun penurunan inflasi
harga subkelompok barang dan layanan untuk pemeliharaan
kelompok ini tertahan oleh meningkatnya inflasi
rumah tangga rutin dan subkelompok peralatan dan
subkelompok listrik, gas dan bahan bakar lainnya, yaitu pada
perlengkapan perumahan dan kebun, dapat menahan inflasi
bahan bakar rumah tangga/gas elpiji. Kenaikan harga bahan
kelompok ini lebih lanjut.
bakar rumah tangga dipicu oleh peningkatan permintaan
3.2.5 Kelompok Kesehatan
akibat meningkatnya aktivitas di rumah seiring dengan kebijakan pembatasan sosial skala besar yang diterapkan oleh
Inflasi kelompok kesehatan pada triwulan III-2020 tercatat
pemerintah.
mengalami inflasi sebesar 1,25% (yoy) dengan andil inflasi 0,04% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
3.2.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
Tekanan inflasi terjadi pada seluruh subkelompok, namun menurun dibandingkan triwulan II 2020. Subkelompok obat-
Inflasi kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan
obatan dan produk kesehatan memberikan andil inflasi
rutin rumah tangga pada triwulan III-2020 tercatat mengalami
terbesar yakni 0,03% (yoy), diikuti oleh jasa perawatan (rawat
inflasi sebesar 1,60% (yoy) dengan andil inflasi 0,09% (yoy),
jalan/tanpa menginap) dengan andil sebesar 0,01% (yoy).
Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rumah Tangga INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS JUN
JUL
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
2,81
2,81
2,66
1,60
0,15
0,15
0,14
0,09
FURNITUR, PERLENGKAPAN DAN KARPET
0,51
0,70
0,68
0,98
0,00
0,00
0,00
0,01
TEKSTIL RUMAH TANGGA
1,21
1,27
1,30
1,23
0,00
0,00
0,00
0,00
PERALATAN RUMAH TANGGA
0,28
0,74
0,73
0,86
0,00
0,01
0,01
0,01
BARANG PECAH BELAH DAN PERALATAN MAKAN MINUM
1,95
1,85
1,55
1,12
0,01
0,01
0,01
0,00
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PERUMAHAN DAN KEBUN
3,28
2,46
1,91
1,44
0,01
0,00
0,00
0,00
BARANG DAN LAYANAN UNTUK PEMELIHARAAN RUMAH TANGGA RUTIN
4,00
3,91
3,73
2,01
0,13
0,13
0,12
0,06
INFLASI KELOMPOK INFLASI SUB KELOMPOK :
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS
INFLASI KELOMPOK
JUN
JUL
AGU
2,38
2,22
2,12
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
1,25
0,07
0,06
0,06
0,04 0,03
INFLASI SUB KELOMPOK : OBAT-OBATAN DAN PRODUK KESEHATAN
4,02
4,72
4,48
2,48
0,04
0,05
0,05
JASA PERAWATAN (RAWAT JALAN/TANPA MENGINAP)
2,14
0,79
0,76
0,65
0,02
0,01
0,01
0,01
JASA PERAWATAN (MENGINAP)
0,01
0,01
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
JASA KESEHATAN LAINNYA
7,64
7,64
7,64
3,62
0,01
0,01
0,01
0,00
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Inflasi kelompok kesehatan terutama terjadi karena kenaikan
penurunan sekitar 79% (yoy). Deflasi juga disumbang oleh
harga komoditas obat dengan resep dan komoditas
subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi
vitamin/suplemen sejalan dengan kasus pandemi COVID-19
sebesar -0,71% (yoy) dan andil -0,04% (yoy) karena penurunan
yang masih dalam tren meningkat pada triwulan III 2020.
harga bensin dan solar. Namun laju penurunan inflasi
Kedua komoditas tersebut masing-masing memberikan andil
kelompok transportasi masih tertahan oleh kenaikan
inflasi sebesar 0,01% (yoy) dan 0,01% (yoy). Namun
subkelompok pembelian kendaraan baik mobil maupun
dibandingkan triwulan sebelumnya, inflasi kedua komoditas
sepeda motor dengan andil inflasi sebesar 0,01% (yoy).
te r s e b u t m e n u r u n s e i r i n g d e n g a n m e n i n g kat nya ketersediaan baik melalui impor maupun produksi domestik.
3.2.7 Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
3.2.6 Kelompok Transportasi
Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan di Provinsi Sumatera Selatan mengalami inflasi menurun.
melanjutkan tren deflasi. Kelompok transportasi mengalami
Realisasi inflasi kelompok ini pada triwulan III 2020 adalah
deflasi yang lebih dalam dibandingkan dua triwulan
sebesar 0,84% (yoy) dengan andil sebesar 0,05% (yoy) turun
sebelumnya menjadi sebesar -0,87% (yoy), dengan andil
sedikit dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya yang
sebesar -0,09% (yoy). Deflasi kelompok ini terutama
sebesar 0,91% (yoy) dengan andil 0,05% (yoy). Menurunnya
disumbang oleh subkelompok jasa angkutan penumpang
tekanan inflasi terutama bersumber dari subkelompok
dengan andil sebesar -0,06% (yoy) dan subkelompok
layanan informasi dan komunikasi yang tercatat deflasi
pengoperasian peralatan transportasi pribadi dengan andil
sebesar -1,79% (yoy) yang terutama disebabkan oleh
sebesar -0,04% (yoy). Pada subkelompok jasa angkutan
menurunnya tekanan harga komoditas biaya pulsa ponsel. Hal
penumpang, penurunan masih disumbang terutama oleh
ini disebabkan oleh mulai dicairkannya bantuan kuota data
angkutan udara dengan laju deflasi -13,72% (yoy), meskipun
internet bagi pelajar, mahasiswa, guru dan dosen dari
tidak sedalam triwulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi
Kemendikbud pada bulan September 2020. Namun demikian,
-22,52% (yoy).
tekanan inflasi masih terjadi pada subkelompok peralatan
Deflasi yang masih terjadi terutama karena
menurunnya permintaan sejak merebaknya wabah COVID-19
informasi dan komunikasi yang tercatat inflasi 9,31% (yoy)
dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
dengan andil inflasi 0,13% (yoy). Tingginya inflasi subkelompok
yang mendorong masyarakat untuk melakukan pembatalan
ini masih disebabkan oleh kenaikan harga telepon seluler dan
rencana bepergian jarak jauh dengan menggunakan seluruh
laptop/notebook sejalan dengan mekanisme WFH (Work
moda transportasi, termasuk transportasi udara. Jumlah
From Home) dan LFH (Learn From Home) yang diterapkan oleh
penumpang angkutan udara pada triwulan III mengalami
sekolah, universitas dan perusahaan/instansi pemerintah.
Tabel 3.8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Transportasi INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS
INFLASI KELOMPOK
JUN
JUL
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
-0,79
-0,35
0,37
-0,87
-0,08
-0,04
0,04
-0,09
INFLASI SUB KELOMPOK : 0,56
0,58
0,63
0,66
0,01
0,01
0,01
0,01
PENGOPERASIAN PERALATAN TRANSPORTASI PRIBADI
-0,73
-0,72
-0,71
-0,71
-0,05
-0,05
-0,04
-0,04
JASA ANGKUTAN PENUMPANG
-2,35
-0,36
2,94
-2,66
-0,06
-0,01
0,07
-0,06
2,68
2,68
2,44
1,20
0,00
0,00
0,00
0,00
PEMBELIAN KENDARAAN
JASA PENGIRIMAN BARANG Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
33 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Pada periode triwulan III 2020 ini, kelompok transportasi
Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS
INFLASI KELOMPOK
JUN
JUL
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
0,91
0,87
0,87
0,84
0,05
0,05
0,05
0,05
INFLASI SUB KELOMPOK : PERALATAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
9,56
9,48
9,48
9,31
0,13
0,13
0,13
0,13
LAYANAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
-1,76
-1,79
-1,79
-1,79
-0,07
-0,07
-0,07
-0,07
ASURANSI
0,03
0,00
-0,03
-0,04
0,00
0,00
0,00
0,00
JASA KEUANGAN
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
3.2.8 Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya Inflasi pada kelompok rekreasi, olahraga dan budaya pada
dibandingkan triwulan sebelumnya. Meredanya tekanan
triwulan III 2020 sebesar 1,62% (yoy) dengan andil inflasi 0,03%
inflasi disebabkan oleh lebih rendahnya inflasi pada seluruh
(yoy), menurun dibandingkan
34
triwulan sebelumnya.
subkelompok kecuali subkelompok pendidikan menengah.
Meredanya tekanan inflasi disebabkan karena lebih
Meskipun mereda, subkelompok pendidikan dasar dan anak
rendahnya inflasi pada subkelompok barang rekreasi lainnya
usia dini masih tercatat inflasi sebesar 2,47% (yoy), dengan
dan subkelompok koran, buku dan perlengkapan sekolah.
komoditas sekolah dasar menjadi penyumbang inflasi utama.
Pada subkelompok barang rekreasi lainnya komoditas utama
Sementara itu inflasi subkelompok pendidikan menengah
yang menyebabkan inflasi mereda adalah komoditas sepeda
meningkat, disumbang oleh komoditas sekolah menengah
anak. Sementara pada subkelompok koran, buku dan
atas dan sekolah menengah pertama. Masih terjadinya inflasi
perlengkapan sekolah komoditas utama yang menyebabkan
ditengah pemberlakuan sistem pembelajaran jarak jauh
inflasi mereda adalah komoditas buku tulis bergaris, buku
disebabkan oleh kenaikan pembayaran SPP dan dana
pelajaran akademi/universitas, dan buku pelajaran SLTA.
sumbangan pendidikan (DSP) khususnya pada sekolahsekolah swasta pada tahun ajaran baru 2020/2021. Untuk
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
3.2.9 Kelompok Pendidikan
menekan biaya pendidikan agar lebih terjangkau, Pemerintah
Pada triwulan III 2020, kelompok pendidikan tercatat inflasi
Provinsi Sumatera Selatan berkomitmen melakukan program
sebesar 0,99% (yoy) dengan andil inflasi 0,05%, menurun
sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.
Tabel 3.10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS
INFLASI KELOMPOK
JUN
JUL
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
4,49
4,30
4,59
1,62
0,09
0,09
0,09
0,03
INFLASI SUB KELOMPOK : BARANG REKREASI LAINNYA
6,03
6,05
7,65
1,64
0,02
0,02
0,03
0,01
LAYANAN REKREASI
0,05
0,05
0,05
0,04
0,00
0,00
0,00
0,00
LAYANAN KEBUDAYAAN
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
KORAN, BUKU, DAN PERLENGKAPAN SEKOLAH
6,77
6,37
6,39
2,58
0,07
0,07
0,07
0,03
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Tabel 3.11 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS JUN
JUL
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
3,97
3,30
2,53
0,99
0,21
0,18
0,14
0,05
PENDIDIKAN DASAR DAN ANAK USIA DINI
4,55
5,50
2,43
2,47
0,05
0,06
0,03
0,03
PENDIDIKAN MENENGAH
0,64
1,76
1,24
1,24
0,01
0,03
0,02
0,02
PENDIDIKAN TINGGI
4,67
4,67
4,67
0,00
0,08
0,08
0,08
0,00
PENDIDIKAN YANG TIDAK DITENTUKAN DENGAN TINGKATAN
7,97
0,85
0,82
0,81
0,07
0,01
0,01
0,01
INFLASI KELOMPOK INFLASI SUB KELOMPOK :
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
3.2.10 Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran Inflasi kelompok penyediaan makanan dan
sebesar 0,35% (yoy). Inflasi terutama bersumber dari
minuman/restoran di Provinsi Sumatera Selatan pada
komoditas emas perhiasan yang mengalami inflasi sebesar
triwulan III 2020 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya,
30,14% (yoy) dengan andil sebesar 0,39% (yoy). Selanjutnya,
dengan tingkat inflasi tercatat sebesar 2,22% (yoy). Dengan
inflasi juga didorong oleh subkelompok perawatan pribadi
kondisi ini, andil inflasi terhadap inflasi umum juga menurun
dengan inflasi sebesar 2,33% (yoy) dan andil inflasi sebesar
menjadi sebesar 0,18% (yoy). Beberapa komoditas yang
0,09% (yoy). Komoditas yang menyumbang inflasi yaitu lipstik
tercatat inflasi adalah sate, mie, nasi dengan lauk, dan
dan sabun mandi dengan andil inflasi sebesar 0,20%.
tekwan/model. Hal ini sejalan dengan kembali beroperasinya ekonomi di era adaptasi kebiasaan baru. Namun inflasi
3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN DAN TRACKING INFLASI TRIWULAN IV 2020
kelompok ini tertahan oleh deflasi yang terjadi pada
Tekanan Inflasi Menurun, Juli Deflasi
restoran/rumah makan seiring mulai normalnya kegiatan
komoditas ayam bakar, seiring dengan menurunnya harga daging ayam ras.
Pada bulan Juli 2020 Sumatera Selatan tercatat deflasi sebesar -0,28% (mtm), menurun dibandingkan bulan Juni 2020 yang tercatat inflasi sebesar 0,20% (mtm). Deflasi
3.2.11 Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
tembakau yang tercatat deflasi sebesar -1,66% (mtm).
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada triwulan III
Terjadinya deflasi terutama disebabkan turunnya harga
terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman dan
2020 tercatat deflasi sebesar 0,83% (yoy) dengan andil
komoditas utama dalam kelompok ini yaitu daging ayam ras,
sebesar -0,20% (yoy), menurun dibandingkan triwulan lalu
bawang merah, jeruk, gula pasir dan bawang putih. Penurunan
(0,87%, yoy). Penurunan ini terutama disumbang oleh
harga daging ayam ras disebabkan oleh meningkatnya
subkelompok perawatan pribadi lainnya dengan andil
pasokan komoditas di tengah rendahnya permintaan
35
INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS
INFLASI KELOMPOK
JUN
JUL
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
2,67
2,92
2,70
2,22
0,22
0,24
0,22
0,18
2,67
2,92
2,70
2,22
0,22
0,24
0,22
0,18
INFLASI SUB KELOMPOK : JASA PELAYANAN MAKANAN DAN MINUMAN Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Tabel 3.13 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya INFLASI (%)
ANDIL (%)
KOMODITAS
INFLASI KELOMPOK
JUN
JUL
AGU
SEP
JUN
JUL
AGU
SEP
0,87
-2,02
-3,39
-0,83
0,22
-0,51
-0,84
-0,20 0,09
INFLASI SUB KELOMPOK : PERAWATAN PRIBADI PERAWATAN PRIBADI LAINNYA JASA LAINNYA
2,74
2,59
2,34
2,33
0,11
0,10
0,09
10,54
12,05
15,89
15,90
0,21
0,25
0,35
0,35
0,08
0,08
0,08
0,02
0,00
0,00
0,00
0,00
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
Gambar 3.1. Perkembangan Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Selatan INFLASI JULI 2020
INFLASI AGUSTUS 2020
INFLASI SEPTEMBER 2020
INFLASI OKTOBER 2020
-0.28%
-0.33%
-0.04%
0.18%
KOMODITAS INFLATOR (ANDIL %MTM)
KOMODITAS INFLATOR (ANDIL %MTM)
KOMODITAS INFLATOR (ANDIL %MTM)
KOMODITAS DEFLATOR (ANDIL %MTM)
1. DAGING AYAM RAS
-0,19
1. DAGING AYAM RAS
-0,17
1. TELUR AYAM RAS
-0,06
1. CABAI MERAH
0,19
2. BAWANG MERAH
-0,14
2. BAWANG MERAH
-0,17
2. BAWANG MERAH
-0,05
2. BAWANG MERAH
0,06
3. JERUK
-0,06
3. IKAN MUJAIR
-0,03
3. DAGING AYAM RAS
-0,02
3. MINYAK GORENG
0,04
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tabel 3.12 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
menjelang HBKN Idul Adha. Selain itu, penurunan daging
36
September kembali deflasi
ayam ras juga dipicu oleh penurunan harga pakan sejalan
Pada bulan September 2020 Provinsi Sumatera Selatan
dengan turunnya harga jagung internasional. Sementara itu,
kembali deflasi sebesar -0,04% (mtm), meskipun tidak
penurunan harga bawang merah disebabkan berlimpahnya
sedalam bulan sebelumnya (-0,33% mtm) maupun rata2
pasokan seiring masuknya musim panen di daerah sentra.
historis September 3 tahun terakhir (-0,23%, mtm). Deflasi pada
Secara umum deflasi kelompok ini dipengaruhi oleh masih
bulan ini terutama bersumber dari penurunan harga
berlanjutnya pembatasan kegiatan masyarakat karena
kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau serta
pandemi COVID-19 di tengah implementasi adaptasi
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Dari kelompok
kebiasaan baru. Namun deflasi Juli 2020 tertahan karena
bahan makanan, minuman dan tembakau, deflasi bersumber
masih meningkatnya harga beberapa komoditas seperti telur
dari berlanjutnya penurunan harga komoditas telur ayam ras,
ayam ras dari kelompok makanan, minuman dan tembakau,
daging ayam ras dan bawang merah. Penurunan harga
komoditas angkutan antar kota dari kelompok transportasi,
pangan terus terjadi sejalan dengan masih berlangsungnya
dan komoditas emas perhiasan dari kelompok pribadi dan
masa panen di beberapa sentra produksi di tengah
jasa lainnya. Peningkatan harga telur ayam ras terjadi karena
permintaan yang masih rendah. Dari kelompok perawatan
terbatasnya pasokan. Sementara itu, kenaikan harga angkutan
pribadi dan jasa lainnya, deflasi terutama didorong oleh
antar kota sejalan dengan penerapan strategi kenaikan tarif
subkelompok jasa lainnya yang disebabkan oleh penurunan
oleh operator bus antar kota untuk menyiasati keterbatasan
biaya fotocopy dengan andil sebesar 0,00%. Namun demikian,
kapasitas angkut yang masih sebesar 70%. Kenaikan harga
deflasi pada bulan ini tertahan oleh kenaikan komoditas emas
emas perhiasan yang lebih tinggi dari pola historisnya di
perhiasan dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
tengah ketidakpastian ekonomi global, juga turut menahan
seiring dengan kenaikan harga emas dunia. Deflasi lebih
penurunan deflasi lebih dalam.
dalam juga tertahan oleh kenaikan jasa perawatan (rawat jalan/tanpa menginap) pada kelompok kesehatan karena
Deflasi bulan Agustus lebih dalam
masih berlanjutnya penyebaran pandemi COVID-19 di Provinsi
Pada bulan Agustus 2020, Provinsi Sumatera Selatan kembali
Sumatera Selatan.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
mencatatkan deflasi sebesar -0,33% (mtm), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi
Tekanan Inflasi Oktober Meningkat
sebesar -0,28% (mtm). Realisasi tersebut lebih rendah
Memasuki triwulan IV 2020, inflasi Sumatera Selatan
dibandingkan data historis bulan Agustus pada tiga tahun
meningkat. Setelah tiga bulan berturut-turut mengalami
terakhir yang juga tercatat deflasi sebesar -0,15% (mtm).
deflasi, pada bulan Oktober 2020 inflasi tercatat sebesar 0,18%
Deflasi pada bulan ini terutama bersumber dari kelompok
(mtm). Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi
makanan, minuman dan tembakau, khususnya pada
pada kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau
komoditas daging ayam ras dan bawang merah. Berlanjutnya
yang bersumber dari kenaikan harga komoditas cabai merah,
penurunan inflasi kedua komoditas tersebut disebabkan oleh
bawang merah, dan minyak goreng. Dari sisi pasokan (supply),
kembali menurunnya permintaan pasca HBKN Idul Adha di
kenaikan inflasi pada sebagian besar komoditas hortikultura
tengah pasokan yang terjaga. Penurunan yang cukup
disebabkan oleh mulai terbatasnya pasokan dari daerah
signifikan dari sisi permintaan terjadi pada sektor rumah
sentra seiring berakhirnya musim panen dan masuknya
tangga dan penyedia jasa makanan minuman/restoran
musim hujan. Sementara dari sisi permintaan (demand),
seiring dengan masih berlanjutnya pandemi COVID-19.
kenaikan harga komoditas hortikultura dipicu oleh mulai
Menurunnya harga komoditas daging ayam ras juga
kembali menggeliatnya aktivitas masyarakat pasca relaksasi
disebabkan oleh berlanjutnya penurunan harga pakan sejalan
kebijakan pembatasan aktivitas oleh pemerintah. Selanjutnya,
dengan menurunnya harga jagung internasional. Sementara
kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan kenaikan
itu, inflasi komoditas bawang merah yang melambat didorong
harga CPO internasional yang terus bergerak naik sejak bulan
oleh mulai meningkatnya pasokan seiring masuknya musim
Juli 2020. Meskipun demikian, inflasi kelompok ini tertahan
panen di daerah sentra, termasuk Brebes sebagai salah satu
oleh penurunan harga komoditas telur ayam ras yang
sentra produksi terbesar. Namun demikian, deflasi Provinsi
didorong oleh tercukupinya pasokan di tengah permintaan
Sumatera Selatan tertahan oleh kenaikan harga komoditas
yang masih belum kembali normal. Selanjutnya, tekanan
emas perhiasan dari kelompok perawatan pribadi dan jasa
inflasi pada bulan Oktober tertahan oleh kelompok
lainnya serta komoditas rokok putih dari kelompok makanan,
transportasi yang tercatat deflasi -0,57% (mtm). Deflasi
minuman dan tembakau.
kelompok ini bersumber dari subkelompok jasa angkutan
penumpang, khususnya angkutan udara sebesar -8,25%,
3.4 ANALISIS INFLASI SPASIAL
menurun signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang
Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel Perhitungan Inflasi
tercatat inflasi sebesar 0,22% (mtm). Koreksi harga ini disebabkan oleh masih berlanjutnya pemberian diskon tiket
7
yang diberlakukan oleh maskapai karena rendahnya
6
permintaan di tengah pandemi. Pemberian diskon tidak hanya
5
diberikan oleh sejumlah operator penerbangan, namun juga
4
dari beberapa Online Travel Agent (OTA) berupa cashback, voucher perjalanan, dan bundling akomodasi lainnya. Penurunan tarif angkutan udara juga diberlakukan pihak maskapai sebagai strategi mendorong permintaan dalam menyambut periode libur dan cuti bersama di akhir bulan Oktober 2020.
(% YOY)
3
1,41 0,97
2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
2019
3
4
5
6
7
8
9
2020 PALEMBANG
LUBUKLINGGAU
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah
dan data historis, pada bulan November 2020 Provinsi
3.4.1 Kota Palembang
Sumatera Selatan diperkirakan akan mengalami inflasi yang
Inflasi Kota Palembang pada triwulan III 2020 tercatat sebesar
rendah. Inflasi diperkirakan dipengaruhi oleh inflasi kelompok
0,97% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya
bahan makanan yang bersumber dari kenaikan harga
sebesar 1,75% (yoy). Inflasi pada triwulan ini juga lebih rendah
komoditas bawang merah dan cabai merah. Hal ini sebagai
jika dibandingkan dengan rata-rata historis realisasi inflasi
dampak fenomena iklim La Nina yang menyebabkan
Kota Palembang dalam 3 tahun terakhir yang sebesar 3,07%
kenaikan curah hujan. Selain itu, kenaikan harga komoditas
(yoy). Menurunnya tekanan inflasi tersebut terutama
bahan pangan diperkirakan akan terjadi seiring dengan
disebabkan oleh menurunnya inflasi pada kelompok
peningkatan permintaan yang dipicu oleh percepatan
transportasi yang tercatat deflasi sebesar 0,94% (yoy) dengan
penyaluran bantuan sosial oleh pemerintah. Namun demikian,
andil sebesar -0,10% (yoy), terutama pada angkutan udara.
laju inflasi diperkirakan akan tertahan oleh potensi penurunan
Penyesuaian ke bawah tarif angkutan udara dipicu oleh
harga beras yang produksinya diprediksi surplus 717,18 ribu
rendahnya permintaan karena meluasnya pandemi yang
ton hingga akhir tahun. Selain itu, laju inflasi minyak goreng
membuat beberapa negara termasuk Indonesia menerapkan
dan gula pasir juga diprediksikan akan tertahan seiring
kebijakan social distancing dan larangan bepergian baik di
dengan terjaganya pasokan kedua komoditas tersebut di
dalam maupun ke luar negeri untuk meminimalkan
BULOG. Dengan perkembangan ini tekanan inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2020 diperkirakan akan meningkat dari triwulan sebelumnya, namun lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2019 yang sebesar 2,06% (yoy). Peningkatan ini disebabkan permintaan yang kembali meningkat seiring mulai menggeliatnya aktivitas masyarakat pasca relaksasi kebijakan oleh pemerintah. Berbagai program bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah diprediksi mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Kemudian, dari sisi permintaan juga didorong dengan masuknya Hari Besar
penyebaran virus tersebut. Menurunnya inflasi pada triwulan laporan juga bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tercatat sebesar 0,02% (yoy), menurun dari triwulan lalu sebesar 1,43% (yoy). Penurunan inflasi kelompok ini terutama disebabkan oleh komoditas cabai merah dan daging ayam ras sejalan dengan melimpahnya pasokan di tengah permintaan yang masih lemah. Secara keseluruhan, lima komoditas penyumbang deflasi Kota Palembang pada triwulan laporan adalah cabai merah (andil 0,26%), daging ayam ras (andil -0,14%), angkutan udara (andil 0,08%), biaya pulsa ponsel (-0,07%) dan bensin (andil -0,06%).
Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru pada akhir
Laju penurunan inflasi Kota Palembang tertahan karena masih
triwulan IV. Namun demikian, inflasi akhir tahun 2020
meningkatnya inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa
diperkirakan tidak akan setinggi inflasi pada tahun 2019. Faktor
lainnya. Inflasi kelompok ini tercatat sebesar 6,42% (yoy) dan
yang ikut berperan pada rendahnya inflasi per akhir tahun ini
memberikan sumbangan/andil terhadap inflasi umum Kota
adalah terjaganya ekspektasi inflasi para pelaku ekonomi,
Palembang sebesar 0,40% (yoy). Hal ini terutama didorong
stabilitas nilai tukar rupiah, ketersediaan pasokan panen di
oleh kenaikan pada subkelompok perawatan pribadi lainnya.
sejumlah sentra produksi, serta harga komoditas pangan yang
Komoditas emas perhiasan menjadi penyumbang utama
rendah.
pada subkelompok ini dengan laju inflasi sebesar 29,92% (yoy)
37 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Mencermati perkembangan terkini, beberapa indikator harga
Tabel 3.14 Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok Pengeluaran INFLASI TAHUNAN 2020 (%)
ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
KELOMPOK PENGELUARAN TW II
JUL
AGU
SEP
TW II
JUL
AGU
SEP
UMUM
1,75
0,98
0,72
0,97
1,75
0,98
0,72
0,97
Makanan, Minuman dan Tembakau
1,43
-1,09
-2,33
0,02
0,43
-0,32
-0,68
0,01
Pakaian dan Alas Kaki
1,55
1,02
1,39
1,26
0,09
0,06
0,08
0,08
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga
1,18
1,05
1,07
0,92
0,21
0,19
0,20
0,17
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
2,93
2,90
2,74
1,58
0,15
0,15
0,14
0,08
2,43
2,24
2,16
1,19
0,07
0,07
0,06
0,03
-0,73
-0,30
0,42
-0,94
-0,08
-0,03
0,05
-0,10
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,94
0,94
0,94
0,90
0,05
0,05
0,05
0,05
Rekreasi, Olahraga dan Budaya
4,84
4,65
4,94
1,72
0,10
0,09
0,10
0,03
Pendidikan
3,90
3,18
2,37
1,01
0,22
0,18
0,13
0,06
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
2,80
3,10
2,85
2,34
0,23
0,25
0,24
0,19
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
4,98
5,31
6,39
6,42
0,30
0,32
0,40
0,40
Kesehatan Transportasi
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 19,41%
Lubuklinggau pada triwulan III dalam tiga tahun terakhir
(yoy), dengan andil sebesar 0,37% (yoy). Peningkatan harga
sebesar 3,17% (yoy). Secara bulanan, Kota Lubuklinggau
emas sejalan dengan naiknya harga emas dunia akibat
mengalami deflasi pada bulan Juli dan Agustus masingmasing sebesar -0,18% (mtm) dan -0,11% (mtm), sebelum
merebaknya kasus pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020.
kemudian mengalami inflasi pada bulan September sebesar
Emas dianggap sebagai safe heaven, sehingga permintaan
0,04% (mtm).
terhadap emas meningkat. Penyumbang inflasi lainnya bersumber dari kelompok penyedia makanan dan
38
Meningkatnya inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan
minuman/restoran dengan laju inflasi sebesar 2,34% (yoy)
laporan disebabkan oleh tekanan inflasi pada kelompok
dengan andil sebesar 0,19% (yoy). Inflasi pada kelompok ini
perawatan pribadi dan jasa lainnya. Inflasi kelompok ini
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
bersumber dari kenaikan harga mie, nasi dengan lauk, dan
tercatat sebesar 9,27% (yoy) dengan andil sebesar 0,60% (yoy).
sate dengan andil inflasi masing-masing 0,02% (yoy), 0,02%
Inflasi terutama didorong oleh kenaikan pada subkelompok
(yoy), dan 0,04% (yoy).
perawatan pribadi lainnya yaitu komoditas emas perhiasan
3.4.2 Kota Lubuklinggau
sebelumnya yang sebesar 21,43% (yoy). Realisasi inflasi
Inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan III 2020 tercatat
komoditas emas perhiasan di Kota Lubuklinggau lebih tinggi
dengan inflasi sebesar 32,50% (yoy), meningkat dari triwulan
sebesar 1,41% (yoy) sedikit meningkat dibandingkan triwulan
dari di Kota Palembang yang tercatat inflasi sebesar 29,92%
sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,37% (yoy).
(yoy). Lebih lanjut, kelompok makanan, minuman, dan
Namun demikian, realisasi inflasi pada triwulan ini lebih
tembakau turut memberikan sumbangan inflasi dengan andil
rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi Kota
0,27% (yoy). Inflasi kelompok ini bersumber dari komoditas
Tabel 3.15 Inflasi Kota Lubuklinggau Berdasarkan Kelompok Pengeluaran INFLASI TAHUNAN 2020 (%)
ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
KELOMPOK PENGELUARAN TW II
JUL
AGU
TW II
JUL
AGU
UMUM
1,37
0,93
1,09
1,41
1,37
0,93
1,09
1,41
Makanan, Minuman dan Tembakau
1,25
-0,45
-0,52
0,86
0,41
-0,14
-0,17
0,27
Pakaian dan Alas Kaki
1,07
1,12
1,18
1,18
0,07
0,07
0,08
0,08
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga
1,19
1,16
1,38
1,33
0,22
0,22
0,26
0,25
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
1,40
1,80
1,76
1,84
0,08
0,10
0,10
0,11
Kesehatan
1,94
1,96
1,70
1,95
0,04
0,05
0,04
0,05
Transportasi
-1,52
-0,89
-0,21
-0,16
-0,15
-0,09
-0,02
-0,02
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,65
0,16
0,16
0,14
0,03
0,01
0,01
0,01
Rekreasi, Olahraga dan Budaya
0,71
0,53
0,67
0,40
0,01
0,01
0,01
0,01
Pendidikan
4,74
4,69
4,43
0,82
0,16
0,16
0,15
0,03
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
1,27
0,92
0,93
0,91
0,10
0,07
0,08
0,07
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
6,84
8,21
9,50
9,27
0,42
0,52
0,61
0,60
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan (SBH 2018=100), diolah
SEP
SEP
rokok kretek filter dari subkelompok tembakau yang tercatat inflasi sebesar 5,30% (yoy) dengan andil sebesar 0,09% (yoy). Hal ini secara umum dipicu oleh kenaikan cukai rokok sebesar 23% sejak awal tahun 2020. Sementara itu, kelompok transportasi menjadi penahan laju inflasi di Kota Lubuklinggau. Deflasi kelompok transportasi pada triwulan III 2020 tercatat sebesar -0,16% (yoy) dengan andil sebesar -0,02% (yoy). Sejalan dengan Kota Palembang, deflasi terutama disumbang oleh tarif angkutan udara dari subkelompok jasa angkutan penumpang yang tercatat sebesar -19,66% (yoy) dengan andil sebesar -0,17% (yoy). Penurunan inflasi ini terjadi karena adanya pembatasan aktivitas di luar rumah yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai langkah mitigasi risiko penyebaran COVID-19. Secara keseluruhan, lima komoditas utama penyumbang deflasi di Kota Lubuklinggau adalah cabai merah (andil -0,27%), angkutan udara (andil -0,17%), bawang putih (andil -0,12%), cabai rawit (andil -0,06%), dan biaya pulsa ponsel (andil 0,05%).
3.5 UPAYA PENGENDALIAN INFLASI Kegiatan pengendalian inflasi pada triwulan III diawali dengan koordinasi menjelang HKBN Idul Adha pada Juli 2020. Pada tanggal 14 Juli 2020, tim TPID Provinsi Sumatera Selatan telah
39
yang telah dilakukan di tengah kondisi kenormalan baru. Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilanjutkan pada bulan Agustus dan September 2020 dengan berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K. Upaya menjaga Ketersediaan Pasokan dilakukan dengan program diversifikasi pangan berbasis umbi-umbian untuk mengantisipasi gagal panen di musim kemarau. Selanjutnya, kegiatan pemantauan Keterjangkauan Harga terus dilakukan untuk memastikan tidak terjadi pelampauan Harga Eceran Tertinggi (HET). TPID Provinsi Sumatera Selatan juga telah mengembangkan kerjasama dengan Gojek untuk pengiriman gratis pembelian bahan pangan dari Toko Tani. TPID Provinsi Sumatera Selatan juga berusaha menjaga Kelancaran Distribusi dengan memprioritaskan angkutan untuk komoditas bahan pangan dan bahan pokok penting di tengah kondisi kenormalan baru (new normal) ke depan. Selain ketiga hal di atas, TPID Provinsi Sumatera Selatan yang diketuai langsung oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan terus membangun Komunikasi yang Efektif dengan berbagai pihak melalui melalui koordinasi rutin dan rilis siaran pers
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
melaksanakan pertemuan teknis untuk membahas keberlanjutan/progress Kerjasama Antar Daerah dan upaya
Upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumatera Selatan Dalam Menjaga Inflasi di Tengah Pandemi
Boks A
Gambar 1. Berbagai Upaya yang Dilakukan TPID Sumatera Selatan
Capacity Building TPID Prov. Sumsel
HLM TPID Prov, Sumsel
Rapat teknis terkait Panic Buying dg TPID Prov, Sumsel
Sidak Gudang Gula Pasir bersama TPID Kota Palembang
Rakor Bapokting dg Wagub Prov. Sumsel dan Dinas Perdagangan
Gubernur Prov. Sumsel meninjau gudang logistik Dinsos di OI
Rapat Teknis terkait KAD
Koordinasi kerjasama penyaluran beras dari Palembang ke Banyuasin
29 Jan ‘20
26 Feb ‘20
4 Mar ’20
12 Mar ‘20
24 Mar ‘20
25 Apr ’20
14 Jul ‘20
Sep ‘20
Operasi pasar Murah* oleh Pemkot Palembang & Bulog ( 14 - 31 Maret 2020)
7 Feb ‘20
2 Mar ‘20
Rapat Teknis terkait KAD dg TPID Prov. Sumsel
Rapat Teknis terkait koordinasi program unggulan dg TPID Kota Palembang
11 Mar ‘20
22 Mar ‘20
23 Mar ‘20
HLM TPID Kota Palembang
Gubernur Prov. Sumsel melakukan sidak ke Gudang Bulog
Gubernur Prov. Sumsel meninjau gudang Bulog di OKI
Inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu
40
1.
Mei ‘20
Agu ‘20
Media Briefing dan Penayangan ILM
Program Pengiriman gratis menggunakan Gojek untuk pembelian di toko Tani
Pemantauan ketersediaan pasokan, melalui
persyaratan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
program sidak pasar, peninjauan gudang, dan
Inflasi dapat dipengaruhi dari permintaan (demand) dan
program pola tanam musiman.
penawaran (supply). Sinergi Bank Indonesia dengan LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Pasar Murah secara door to door dan pasar online
INFLASI PROVINSI SUMATERA SELATAN YANG RENDAH DAN STABIL
2. Pemantauan keterjangkauan harga untuk
Pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat
memastikan tidak terjadi pelampauan Harga Eceran
daerah dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah
Tertinggi (HET). Hal ini dilakukan melalui program
(TPID) telah membuahkan hasil dengan tren inflasi yang
pasar murah serta bekerja sama dengan Gojek untuk
menurun dalam 4 (empat) tahun terakhir. Peran
pengiriman gratis bahan pangan melalui Toko Tani.
Pemerintah untuk stabilisasi inflasi sangat penting
3. Kelancaran distribusi dengan prioritas angkutan
terutama terkait dengan harga barang dan jasa dalam
untuk komoditas pangan dan bahan pokok penting
kelompok administered prices. Menyadari pentingnya
di tengah pandemi COVID-19.
peran koordinasi dalam rangka pencapaian inflasi yang
4. Komunikasi yang efektif melalui koordinasi secara
rendah dan stabil, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
rutin baik High Level Meeting maupun pertemuan di
Provinsi Sumatera Selatan bersama Pemerintah Daerah
level teknis. Selain itu, telah dilakukan rilis siaran pers
Sumatera Selatan melalui TPID terus melakukan upaya
secara regular terkait perkembangan inflasi
untuk mengendalikan inflasi.
Sumatera Selatan.
TPID Sumatera Selatan telah melakukan berbagai upaya
Selanjutnya, untuk jangka menengah dan panjang, TPID
pengendalian inflasi daerah melalui kerangka 4K, yaitu
Sumatera Selatan juga telah dan akan melakukan
Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga,
berbagai upaya pengendalian inflasi termasuk
Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.
mendorong swasembada produksi komoditas inflasi,
Upaya jangka pendek yang telah dilakukan oleh TPID
mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan
Sumatera Selatan antara lain:
kualitas dan produktivitas bahan pangan, dan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan.
Boks A
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
41
Selain itu, TPID Sumatera Selatan juga telah memiliki dan
Di tingkat provinsi, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
melaksanakan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Tujuan dari
telah memiliki KAD dengan 10 (sepuluh) Pemerintah
pelaksanaan KAD ini adalah untuk menjaga ketersediaan
Provinsi, yaitu Provinsi Riau, Provinsi Aceh, Provinsi
pasokan pangan di daerah dan mendukung
Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi
perekonomian daerah melalui perluasan akses pasar.
Bengkulu, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi,
KAD atau perdagangan antar daerah juga menjadi salah
Provinsi Lampung, dan Provinsi Bangka Belitung. Ruang
satu alternatif dalam memastikan tersedianya pasokan
lingkup kerja sama ini meliputi sektor-sektor prioritas
produk atau komoditas tertentu sehingga fluktuasi harga
salah satunya adalah sektor pertanian (termasuk
dapat diredam ketika suatu daerah tidak mampu
perkebunan dan peternakan). Kerja sama ini juga
memenuhi kebutuhannya sendiri.
mencakup perdagangan komoditas/produk unggulan antar daerah.
Boks A Selanjutnya, terdapat beberapa kerjasama yang dilakukan baik antar provinsi, kabupaten/kota, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), antara lain: 1.
Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan cakupan meliputi kerja sama penyediaan dan distribusi hasil produksi gabah dan/atau beras.
2. Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin dengan cakupan perdagangan beras. 3. Perjanjian Kerja Sama antara Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Riau dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan dengan cakupan meliputi: a. Bidang perdagangan yang terdiri dari pertanian, perikanan dan kelautan, kehutanan, bahan
42
pokok, makanan olahan, bahan konstruksi, pupuk organik, hasil kerajinan, hasil tambang,
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
dan lainnya. b. Bidang industri yang terdiri dari perkebunan, perikanan, kelautan, kimia hilir, kayu olahan, logam mesin, kerajinan, dan aneka industri, barang dan jasa transportasi, pengembangan SDM industri kecil menengah dan distributor pangan, serta komoditi lainnya. Dalam mendorong percepatan dan peningkatan pelaksanaan KAD telah dibentuk Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) yang berfungsi mengevaluasi Nota Kesepakatan atau Kerjasama dalam mendorong tingkat perekonomian daerah.
BAB IV
STABILITAS KEUANGAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH Pada triwulan III 2020 stabilitas keuangan di Provinsi Sumatera Selatan mulai membaik sejalan dengan kinerja perekonomian. Penghimpunan DPK dan aset perbankan masih mengalami peningkatan sementara kinerja penyaluran kredit masih terkontraksi. Ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga dengan non performing loan berada di bawah batas indikatif. Ketahanan sektor korporasi masih terjaga meskipun cenderung menurun sejalan dengan dampak pandemi COVID-19 yang dirasakan oleh pelaku usaha. Pangsa penyaluran kredit UMKM tercatat meningkat dengan tingkat risiko yang cenderung menurun dan dalam batas aman.
4.1 KONDISI UMUM Kondisi stabilitas keuangan Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 terpantau masih dalam kondisi yang baik.
Performing Loan (NPL) sebesar 3,62% pada triwulan III 2020,
Indikator perbankan di Sumatera Selatan menunjukkan
sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
perbaikan ditandai dengan meningkatnya aset perbankan
tercatat 3,41% (Grafik 4-3). Namun risiko kredit ini masih dalam
walau dalam level yang rendah. Pertumbuhan aset perbankan
batas aman (di bawah 5%).
diikuti oleh pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Sejalan dengan hal tersebut, intermediasi perbankan Sumatera Selatan relatif terjaga yang tercermin dari Loan to 3
Deposit Ratio (LDR) yang masih dalam rentang ketentuan .
banyak didanai dari bank di luar provinsi, khususnya kantor pusat bank di DKI Jakarta. Hal ini terkonfirmasi dari nominal penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek (Rp125,45 triliun)
periode yang sama tahun sebelumnya 97,61% (Grafik 4-1).
lebih besar dari nominal penyaluran kredit berdasarkan lokasi
Penurunan rasio LDR disebabkan perlambatan penyaluran
bank (Rp84,45 triliun).
kredit di tengah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Di sisi (NPL) meningkat, namun masih dalam batas yang aman.
Dana Pihak Ketiga (DPK) masih mencatat peningkatan pada triwulan III 2020, yakni mencapai Rp91,98 triliun atau tumbuh sebesar 8,11% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Aset perbankan di Sumatera Selatan pada triwulan III 2020
Perbaikan DPK ini disumbang oleh seluruh komponen
tumbuh 4,41% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan
pembentuk DPK. Pangsa DPK hingga triwulan III 2020 yaitu
sebelumnya yang tumbuh 0,33% (yoy) (Grafik 4-2). Nominal
tabungan (45,22%), deposito (36,97%), dan giro (17,81%).
aset tersebut tercatat sebesar Rp116,76 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp114,35 triliun. Pangsa kepemilikan aset masih didominasi oleh bank persero sebesar 44,38%, bank swasta nasional 29,76%, bank milik pemerintah daerah 27,53%, serta bank asing dan campuran 0,44%. Pangsa kepemilikan aset dari bank persero mengalami sedikit penurunan, sementara bank swasta nasional dan BPD meningkat dibandingkan triwulan II 2020.
Efisiensi sistem keuangan dapat dilihat dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Semakin kecil nilai BOPO maka semakin efisien manajemen bank dalam mengelola beban operasionalnya. Rasio BOPO pada triwulan III 2020 tercatat 93,94%, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang tercatat 86,41% (Grafik 4-4). Hasil survei kepada perbankan mengkonfirmasi meningkatnya rasio BOPO didorong oleh kenaikan biaya
Sementara itu, penyaluran kredit perbankan di Sumatera
terkait implementasi protokol kesehatan pencegahan
Selatan tercatat sebesar Rp125,45 triliun atau terkontraksi
penyebaran COVID-19.
sebesar -3,88% (yoy). Perlambatan penyaluran kredit diikuti Grafik 4.1 Perkembangan Rasio Loan to Deposit (LDR) Perbankan di Sumatera Selatan RP TRILIUN
%YOY
136,38%
120
180% 160% 140%
100
120%
91,80%
80
100%
60
80% 60%
40 20 I
III
II
IV
2018 DPK
I
III
II 2019
KREDIT
LDR LOKASI PROYEK (RHS)
IV
I
II
40% 20% 0%
III
2020
120
RP TRILIUN
%YOY
115
116,76
140
Grafik 4.2 Perkembangan Asset Perbankan di Sumatera Selatan
91.98 125,45
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Secara umum, penyaluran kredit di Sumatera Selatan cukup
LDR4 triwulan III 2020 91,80% lebih rendah dibandingkan
lain, risiko kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loan
44
oleh kenaikan risiko kredit, tercermin dari rasio Non-
110
4,41%
105
1. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015, batas bawah LDR yang kemudian berubah menjadi LFR (Loan to Funding Ratio) adalah sebesar 7892%. Peraturan tersebut kemudian disempurnakan menjadi RIM (Rasio Intermediasi Makroprudensial) dan juga PLM (Penyangga Likuiditas Makroprudensial), dan ditetapkan dengan target kisaran 84-94%. 2. LDR merupakan rasio intermediasi yaitu rasio antara Kredit Lokasi Bank dibagi dengan DPK Lokasi Bank.
12% 10% 8% 6% 4%
100
2% 95
0% -2%
90 I
III
II
IV
I
2018
LDR LOKASI BANK (RHS)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
14%
IV
2019 ASET
Sumber: Bank Indonesia, diolah
III
II
GROWTH (YOY; RHS)
I
II 2020
III
Pertumbuhan DPK pada triwulan laporan terkonfirmasi oleh
Grafik 4.3 Perkembangan Kredit Perbankan di Sumatera Selatan
hasil survei kepada perbankan yang terutama disebabkan
125,45
135 130
8%
3,62%
4%
120
0%
-3,88%
110 IV
III
II
I
IV
III
II
2018
I
KREDIT
p u s a t p e r b a n k a n u n t u k t e t a p b e r fo k u s ke p a d a
-8%
penghimpunan DPK. Kenaikan setiap komponen DPK baik giro, tabungan, dan deposito dapat dilihat pada Grafik 4-6.
2020
GROWTH (YOY; RHS)
NPL (RHS)
4.1.2 Penyaluran Kredit
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi Sumatera
Grafik 4.4 Perkembangan Rasio BOPO Perbankan di Sumatera Selatan 100,00%
Selatan, penyaluran kredit tercatat melambat. Penyaluran
RP TRILIUN
14
90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00%
tercatat sebesar Rp125,45 triliun atau terkontraksi sebesar -
10
3,88% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan
8
sebelumnya sebesar -2,73% (yoy). Perlambatan pertumbuhan
6
30,00%
4
20,00%
2
10,00% 0,00%
IV
III
II
I
III
II
2018
IV
I
2019
PENDAPATAN OPERASIONAL
2020
BIAYA OPERASIONAL
kredit sejalan dengan menurunnya aktivitas perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan dan nasional sebagai dampak pandemi COVID-19. Hal ini terkonfirmasi dari hasil survei kepada perbankan dimana beberapa bank di Sumatera
III
II
kredit perbankan Sumatera Selatan pada triwulan III 2020
12
40,00%
I
peningkatan DPK ini juga sesuai dengan kebijakan dari kantor
-4%
III
II
2019
pola konsumsi masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi sebagai dampak penyebaran pandemi COVID-19. Selain itu,
Selatan telah menurunkan target penyaluran kreditnya
BOPO
dikarenakan masih belum pulihnya aktivitas pelaku usaha dan konsumsi masyarakat di tengah pandemi.
Sumber: Bank Indonesia, diolah
4.1.1 Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit Sumatera Selatan terdiri dari kredit modal kerja (pangsa
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Provinsi Sumatera
43,15%), kredit konsumsi (pangsa 30,98%), dan kredit investasi
Selatan pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp91,98 triliun
(pangsa 25,86%). Pada triwulan III 2020, penurunan penyaluran
dan tumbuh sebesar 8,11% (yoy), meningkat dibandingkan
terutama terjadi pada kredit investasi dan kredit konsumsi,
dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar
sementara kredit modal kerja mengalami peningkatan. Kredit
5,47% (yoy). Peningkatan DPK ini terutama bersumber dari
investasi terkontraksi sebesar -17,04% (yoy), lebih dalam
peningkatan ketiga komponen pembentuk DPK yaitu
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -12,53% (yoy).
tabungan (8,12%), deposito (3,66%) dan giro (18,65%) (Grafik 4.5).
Selanjutnya, kredit konsumsi terkontraksi lebih dalam sebesar
Grafik 4.5 Perkembangan Komposisi DPK Perbankan di Sumatera Selatan 100
Grafik 4.6 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan di Sumatera Selatan 30%
RP TRILIUN
90
25%
80
34,01
70
20%
60
15%
50
10%
40
41,60
30
5% 0%
20 10
16,38
-
-5% -10%
I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
2019 GIRO
Sumber: Bank Indonesia, diolah
45
TABUNGAN
I
II 2020
DEPOSITO
III
I
III
II
IV
2018 DPK (YOY)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
I
III
II
IV
I
2019 GIRO (YOY)
TABUNGAN (YOY)
II 2020
DEPOSITO (YOY)
III
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
I
oleh adanya penempatan dana pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta adanya pergeseran
12%
125
115
20% 16%
Grafik 4.8 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan di Sumatera Selatan
Grafik 4.7 Perkembangan Kredit Perbankan di Sumatera Selatan 140
25%
RP TRILIUN
20%
120 38,87
100 80
32,45
60
54,13
20
-5% -10% -15%
I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
I
2019 MODAL KERJA
II
III
I
INVESTASI
III
II
2020
IV
I
IV
I
2019 MODAL KERJA
KREDIT
KONSUMSI
III
II
2018
II
III
2020
INVESTASI
KONSUMSI
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
-3,88% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya -
(8,39%; yoy). KKB terkontraksi sebesar 11,89% (yoy) melambat
2,73% (yoy). Di sisi lain, penyaluran kredit modal kerja tumbuh
dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya (2,80%; yoy).
positif 0,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan
Demikian halnya dengan kredit pemilikan properti (KPR, KPA,
sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -1,45% (yoy).
Ruko/Rukan) yang tumbuh sebesar 3,25% (yoy) melambat
Perlambatan pertumbuhan kredit investasi pada triwulan III
Perlambatan kredit konsumsi ini diperkirakan disebabkan oleh
2020 didorong oleh terkontraksinya kredit kepada seluruh LU
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
5% 0%
40
46
15% 10%
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 5,05% (yoy). terjadinya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang
utama Provinsi Sumatera Selatan, dengan kontraksi terdalam
ditandai dengan indeks konsumsi barang kebutuhan tahan
terjadi pada LU pertambangan dan penggalian (-67,86%; yoy)
lama5 yang masih dalam level rendah yaitu 72,67 pada
dan LU konstruksi (-21,93%) (Grafik 4-9). Selanjutnya kredit LU
triwulan laporan. Pembatasan aktivitas dan penurunan
industri pengolahan tumbuh melambat menjadi sebesar -
pendapatan di tengah pandemi COVID-19 ditengarai juga
16,64% (yoy), LU pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh
menjadi penyebab pergeseran prioritas masyarakat sehingga
melambat sebesar -7,50% (yoy), serta LU perdagangan besar
menurunkan animo masyarakat untuk pemilikan kendaraan
dan eceran tumbuh melambat menjadi sebesar -7,15% (yoy).
bermotor dan properti.
Terkontraksinya penyaluran kredit investasi ini ditengarai oleh tertundanya proyek-proyek infrastuktur strategis serta adanya kecenderungan pelaku usaha untuk menahan investasi dan fokus pada stabilisasi operasional di tengah pandemi.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit modal kerja pada triwulan III 2020 secara sektoral didorong oleh peningkatan penyaluran kredit modal kerja pada 2 (dua) Lapangan Usaha (LU) utama provinsi Sumatera Selatan (Grafik 4-10). Kredit modal kerja ke
Kredit konsumsi pada triwulan laporan tumbuh melambat
LU pertanian, kehutanan dan perikanan serta LU industri
yang bersumber dari perlambatan pertumbuhan kredit
pengolahan masih tumbuh positif masing-masing sebesar
multiguna, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kredit
13,73% (yoy) dan 3,31% (yoy). Hal ini kemudian terkonfirmasi
pemilikan properti. Kredit multiguna tumbuh sebesar 5,88%
dari Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan dengan
(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
pihak perbankan dimana penyaluran kredit ke dua LU
Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Modal Kerja Berdasarkan Sektoral 20
Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Investasi Berdasarkan Sektoral 16
RP TRILIUN
RP TRILIUN
14 12
15
10 8
10
6 5
4
0
0
2 I
III
II
IV
I
INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
III
II
2018
2019
IV
I
II 2020
INDUSTRI PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN KONSTRUKSI PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Sumber: Bank Indonesia, diolah
5. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia
III
I
III
II
IV
2018 INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN Sumber: Bank Indonesia, diolah
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
INDUSTRI PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN KONSTRUKSI PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
III
Grafik 4 11 Perkembangan NPL Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik 4 12 Perkembangan NPL Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha di Sumatera Selatan 30,00%
2,00%
% YOY
4,00% 3,50%
25,00% 1,50%
3,00%
20,00%
2,50%
15,00%
2,00%
1,00%
10,00%
1,50%
5,00%
0,50%
1,00%
0,00%
0,50%
-5,00%
0,00% I
III
II
IV
I
2018
III
II
IV
I
II
2019 MODAL KERJA
INVESTASI
III
0,00% I
III
II
2020
IV
I
2018 TOTAL KREDIT (AXIS KANAN)
KONSUMSI
Sumber: Bank Indonesia, diolah
IV
III
II
I
2019
II
III
2020
INDUSTRI PENGOLAHAN INDUSTRI PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
KONSTRUKSI PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Tabel 4.1 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan per Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (dalam Rp miliar) 2019 I
2020
II
III
IV
I
II
III
GROWTH ANDIL III 2020 III 2020 (%-YOY) (%-YOY)
PANGSA
Kab. Musi Banyuasin
11.338
12.922
13.309
11.368
14.513
12.942
13.441
0,99%
0,11%
10,7%
Kab. Ogan Komering Ulu
4.330
4.389
5.043
5.307
5.230
5.106
5.332
5,73%
0,24%
4,3%
Kab. Muara Enim
7.039
6.927
6.824
6.086
6.560
6.132
6.516
-4,51%
-0,23%
5,2%
Kab. Lahat
6.406
6.182
6.079
6.344
6.573
5.921
5.735
-5,66%
-0,26%
4,6%
Kab. Musi Rawas
3.368
3.637
3.728
3.751
3.894
3.638
3.648
-2,14%
-0,06%
2,9%
Kab. Ogan Komering Ilir
8.001
7.507
8.674
8.583
9.242
8.792
8.931
2,96%
0,21%
7,1%
Kab. Banyuasin
6.252
6.687
6.077
5.969
5.513
5.623
5.851
-3,72%
-0,17%
4,7%
718
740
794
812
852
864
853
7,37%
0,05%
0,7%
Kab. Ogan Komering Ulu Timur
1.737
1.785
1.912
1.945
2.035
2.036
2.097
9,70%
0,16%
1,7%
Kab. Ogan Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
1.557
1.627
1.830
1.803
1.799
1.823
1.930
5,44%
0,08%
1,5%
Kab. Empat Lawang
447
455
504
497
511
509
511
1,32%
0,01%
0,4%
Kab. Musi Rawas Utara
399
410
437
194
221
223
250
-42,84%
-0,09%
0,2%
Kab. Penukal Abab Lematang Ilir
188
194
189
173
162
271
226
19,80%
0,04%
0,2%
66.063
67.649
67.812
67.719
65.315
63.268
62.318
-8,10%
-4,02%
49,7% 2,3%
Kota Palembang Kota Lubuklinggau
2.761
2.731
2.744
2.790
2.882
2.854
2.873
4,72%
0,11%
Kota Prabumulih
3.591
3.658
3.643
3.595
3.523
4.004
4.048
11,11%
0,36%
3,2%
Kota Pagar Alam
868
890
913
905
889
874
888
-2,72%
-0,02%
0,7%
129.713 124.880 125.448
-3,88%
-3,88%
100,0%
PROVINSI SUMATERA SELATAN
125.064 128.387 130.512 127.844
Sumber: Bank Indonesia, diolah
tersebut mencapai 53% dari total penyaluran kredit.
sebelumnya 1,29%. Sementara itu, NPL kredit investasi dan
Sementara itu, penyaluran kredit modal kerja turun paling
kredit konsumsi pada triwulan III 2020 tercatat menurun
dalam pada LU pertambangan dan penggalian, diikuti oleh LU
dibandingkan triwulan sebelumnya masing-masing menjadi
konstruksi dan LU perdagangan yang masing-masing
1,44% dan 0,64% (Grafik 4-11). Sementara itu berdasarkan
terkontraksi sebesar -16,27% (yoy), -14,42% (yoy) dan -1,95%
lapangan usaha, peningkatan NPL tertinggi terjadi di LU pertambangan dan penggalian sebesar 14,98% serta LU
(yoy).
konstruksi sebesar 14,36% (Grafik 4-12). Tingginya risiko kredit Risiko kredit di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III
di LU konstruksi karena pembiayaan proyek infrastruktur
2020 sedikit meningkat namun masih dalam batas aman. Hal
bersifat jangka panjang didukung dengan tertundanya proyek
ini tercermin dari Non Performing Loan (NPL) yang meningkat
infrastruktur karena pembatasan aktivitas selama pandemi
menjadi 3,62% dari triwulan sebelumnya sebesar 3,41%.
COVID-19. Kualitas kredit di LU pertambangan dan penggalian
Meskipun demikian, NPL Provinsi Sumatera Selatan masih
perlu mendapat perhatian karena rasio kredit bermasalah
terjaga di level 5%. Berdasarkan jenis penggunaannya,
yang meningkat cukup signifikan pada triwulan III 2020. Hal ini
menurunnya kualitas kredit hanya terjadi pada kredit modal
diprediksi terjadi karena penurunan kinerja industri di tengah
kerja yakni
masih terbatasnya permintaan dari negara tujuan ekspor.
sebesar 1,55%, meningkat dari triwulan
47 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
KABUPATEN/KOTA
Secara spasial, penyaluran kredit masih terkonsentrasi di Kota
Grafik 4.15 Persepsi Rumah Tangga Sumatera Selatan terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan yang Akan Datang
Palembang dengan pangsa sebesar 49,7% atau tercatat sebesar Rp63,32 triliun, terkontraksi sebesar -8,10% (yoy) pada
180
triwulan III 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa berdasarkan
160
lokasi, pertumbuhan kredit di Provinsi Sumatera Selatan yang
140
terkontraksi bersumber dari terkontraksinya kredit di Kota Palembang.
135,78 132,22 117,67
120 OPTIMISTIS
100
4.2 KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA 4.2.1 Kinerja Sektor Rumah Tangga
PESIMISTIS
80 I
III
II
IV
I
IV
I
2019
II
III
2020
PERKIRAAN PENGHASILAN 6 BULAN MENDATANG DIBANDINGKAN SAAT INI PERKIRAAN KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA 6 BULAN MENDATANG DIBANDINGKAN SAAT INI PERKIRAAN KEGIATAN USAHA 6 BULAN MENDATANG DIBANDINGKAN SAAT INI
Konsumi Rumah tangga (RT) memiliki peran besar dalam perekonomian dan sistem keuangan Sumatera Selatan. Pada
III
II
2018
Sumber:Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
triwulan III 2020, konsumsi RT menyumbang 62,21% dari total perekonomian Provinsi Sumatera Selatan. Besarnya peran
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi
rumah tangga dalam perekonomian perlu ditopang dengan
Saat ini (IKE), Indeks Penghasilan dan Indeks Ketersediaan
tingkat kerentanan yang rendah agar kinerjanya tidak
Lapangan Kerja saat ini dibandingkan dengan 6 bulan lalu.
terganggu. Ditinjau dari sisi perbankan, pangsa Dana Pihak
Namun demikian, optimisme masyarakat terhadap ekspektasi
Ketiga (DPK) RT sebesar 68,24% dari total DPK di Sumatera
kondisi perekonomian ke depan masih cukup tinggi. Hal ini
Selatan pada triwulan III 2020. Sementara itu kredit konsumsi
tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), Indeks
RT sebesar 30,98% dari total kredit yang disalurkan perbankan
Perkiraan Penghasilan dan Indeks Perkiraan Ketersediaan
di Sumatera Selatan.
Lapangan Kerja 6 bulan mendatang dibandingkan saat ini
Pada triwulan III 2020, tekanan terhadap keuangan rumah
48
tangga masih berlanjut. Hal ini tercermin dari kinerja konsumsi rumah tangga di provinsi Sumatera Selatan yang masih
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
tercatat negatif. Kontraksi ini diperkirakan dampak dari menurunnya pendapatan masyarakat seiring dengan terkontraksinya kinerja Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan, LU pertambangan dan penggalian, LU pertanian dan kehutanan serta LU perdagangan besar dan eceran di tengah pandemi. Kinerja PDRB konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2020 terkontraksi 4,36% (yoy).
berada di atas level 100 (Grafik 4-13, 4-14, dan 4-15). Pada triwulan III 2020, total penghimpunan DPK di Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp91,98 triliun, didominasi oleh DPK rumah tangga/perseorangan sebesar Rp62,77 triliun atau setara dengan pangsa 68,24% dari total DPK. Komposisi DPK rumah tangga masih didominasi oleh tabungan (63,12%), deposito (34,08%), dan giro (2,81%). Sejalan dengan perlambatan kinerja rumah tangga di triwulan III 2020, DPK perseorangan juga tumbuh melambat sebesar 4,52% (yoy) dibandingkan triwulan lalu (5,21%; yoy). Perlambatan DPK
Pembatasan aktivitas di tengah pandemi yang masih
dipicu oleh terdeselerasinya giro dan deposito. Pertumbuhan
berlangsung telah menekan optimisme masyarakat ke level
giro tercatat sebesar -1,97% (yoy), menurun cukup signifikan
pesimis. Hal ini tercermin dari hasil Survei Konsumen yang
dibandingkan triwulan lalu (35,11%; yoy). Selanjutnya,
dilakukan Bank Indonesia. Keyakinan konsumen pada
pertumbuhan deposito tercatat sebesar -1,11% (yoy),
triwulan III 2020 berada pada level pesimis yang tercermin dari
melambat dibandingkan triwulan lalu (4,91%; yoy). Grafik 4.14 Persepsi Rumah Tangga Sumatera Selatan terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini
Grafik 4.13 Indeks Keyakinan Konsumen Rumah Tangga di Sumatera Selatan 180
160
160
140
120 100 80
100,78
120
140 128,56
OPTIMISTIS PESIMISTIS
92,91
100
OPTIMISTIS
80
PESIMISTIS
60
70,67
40
60 57,26
40
20
28,44
0
20 I
III
II
IV
I
2018 INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE)
Sumber:Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
III
II 2019
IV
I
II 2020
INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN (IEK) INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK)
III
I
III
II
IV
2018
I
III
II 2019
IV
I
II 2020
PENGHASILAN SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU KEGIATAN USAHA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU Sumber:Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
III
Grafik 4.16 Perkembangan Komposisi Dana Pihak Ketiga Perseorangan Sumatera Selatan 70
Grafik 4.18 Perkembangan Komposisi Kredit Rumah Tangga Sumatera Selatan 80
RP TRILIUN
RP TRILIUN
70
60 21.40
50
17,27 2,84
60 50
40
11,15
40
30
39,62
20
30 20
10
1,76
-
38,87
10 0
I
IV
III
II
I
2018
IV
III
II
I
II
2019 GIRO
TABUNGAN
III
I
III
II
2020
IV
I
DEPOSITO
I
2019
KREDIT KONSUMSI
Sumber: Bank Indonesia, diolah
IV
III
II
2018
II
III
2020
KPR, KPA, RUKO/RUKAN
KKB
MULTIGUNA
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.17 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perseorangan di Sumatera Selatan
Grafik 4.19 Pekembangan Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Sumatera Selatan 20%
45,00%
15%
35,00%
10%
25,00%
5% 15,00%
0%
5,00%
-5%
-5,00%
-10%
-15,00%
-15% III
II
IV
I
2018 DPK (YOY)
III
II
IV
I
2019 GIRO (YOY)
TABUNGAN (YOY)
II
III
I
III
II
2020
IV
I
DEPOSITO (YOY)
IV
III
II
2018
I
2019
KREDIT KONSUMSI (YOY)
II
III
2020
KPR, KPA, RUKO/RUKAN (YOY)
KKB (YOY)
MULTIGUNA (YOY)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Perlambatan ini diperkirakan disebabkan oleh menurunnya
sebesar 11,89% (yoy), melambat dari triwulan lalu (-2,80%; yoy).
ketersediaan dana cadangan masyarakat di tengah pandemi
Selain itu, kredit multiguna tercatat tumbuh sebesar 5,88%
seiring dengan menurunnya pendapatan. Di sisi lain,
(yoy), melambat dari triwulan lalu (8,39%; yoy). Perlambatan
meningkatnya pangsa tabungan terhadap total DPK
kredit di sektor rumah tangga sejalan dengan motif berjaga-
perbankan perseorangan menunjukkan tren peningkatan
jaga masyarakat di tengah pandemi COVID-19 dan fokus pada
preferensi rumah tangga atau perseorangan terhadap aspek
pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan terkait
fleksibilitas dan kebutuhan likuiditas yang tinggi pada periode
kesehatan.
perlambatan ekonomi saat ini.
Pada triwulan III 2020, risiko kredit rumah tangga masih
4.2.2 Kredit Perseorangan di Perbankan Pertumbuhan kredit konsumsi bagi rumah tangga di
terjaga. Hal tersebut tercermin dari NPL yang masih cukup rendah dan berada di bawah 5%. NPL kredit rumah tangga
Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 mencatat
Grafik 4.20 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga Sumatera Selatan
perlambatan dari sebelumnya sebesar 5,72% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi 3,31% (yoy). Hal ini sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah tangga di triwulan laporan. Kredit rumah tangga sebagian besar disalurkan dalam bentuk kredit multiguna, Kredit Kepemilikan properti
5% 4% 3%
berupa Rumah/Apartemen-Ruko-Rukan (KPR/KPA), dan
2%
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
1%
Perlambatan
pertumbuhan kredit sektor rumah tangga didorong oleh melambatnya pertumbuhan kredit KPR, KPA, Ruko/Rukan, KKB dan multiguna. Kredit KPR, KPA, Ruko/Rukan tercatat tumbuh sebesar 4,14% (yoy), melambat dari triwulan lalu (5,05%; yoy). Selanjutnya, KKB juga tercatat tumbuh negatif
0% I
III
II 2018
KREDIT KONSUMSI
Sumber: Bank Indonesia, diolah
IV
I
IV
III
II 2019
KPR, KPA, RUKO/RUKAN
I
II 2020
KKB
MULTIGUNA
III
49 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
I
menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
sebesar 21,73% (yoy) dari 9,79% (yoy) pada triwulan lalu dan
Berdasarkan jenis kreditnya, menurunnya NPL bersumber dari
peningkatan pertumbuhan deposito dari -0,16% (yoy) menjadi
penurunan NPL pada semua jenis kredit yakni kredit
12,89% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan tabungan
multiguna, KPR, KKB dan kredit konsumsi (Grafik 4-20).
melambat menjadi sebesar 7,13% (yoy). Peningkatan
4.3 KETAHANAN SEKTOR KORPORASI 4.3.1 Kinerja Sektor Korporasi
tertundanya penggunaan dana korporasi untuk pembelian
pertumbuhan giro diperkirakan disebabkan oleh masih bahan baku produksi yang tertahan akibat pandemi COVID-
Di tengah tekanan ekonomi global dan nasional, serta terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan, kinerja korporasi pada triwulan laporan menurun. Terganggunya rantai pasok global karena pandemi COVID-19 berdampak pada menurunnya kinerja korporasi domestik. Permintaan masyarakat tertahan, sehingga berdampak pada menurunnya kondisi penjualan, baik untuk domestik maupun ekspor. Hasil survei Bank Indonesia pada triwulan III 2020
50
19. Sementara itu, peningkatan pertumbuhan deposito diprediksi terjadi sebagai langkah persiapan investasi jangka panjang yang harus tertunda karena pandemi COVID-19. Sementara perlambatan tabungan ditengarai sejalan dengan penurunan pendapatan korporasi di tengah penurunan suku bunga.
4.3.3 Kredit Sektor Korporasi
menunjukkan bahwa likert scale penjualan domestik dan
Penyaluran kredit kepada korporasi di wilayah Sumatera
ekspor turun ke angka -1,13 dan -1,50 (Grafik 4-21).
Selatan pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar -
Menurunnya penjualan diikuti pula dengan adanya kenaikan
6,79% (yoy) dengan nilai Rp86,58 triliun, melambat
persediaan perusahaan. Selain itu, untuk menurunkan beban
dibandingkan kontraksi triwulan lalu (-6,12%; yoy). Dari sisi
operasionalnya dan merespon turunnya permintaan,
penggunaan, melambatnya pertumbuhan kredit korporasi
perusahaan juga menurunkan kapasitas utilisasi. Menurunnya
bersumber dari menurunnya penyaluran kredit investasi,
permintaan juga berdampak pada menurunnya margin
seiring dengan tertahannya investasi sebagai dampak
keuntungan perusahaan.
pandemi COVID-19.
Grafik 4.22 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Grafik 4.21 Likert Scale Penjualan dan Perkiraan Penjualan 2
INDEKS
LIKERT SCALE
94
25%
RP TRILIUN
92
20%
1
90
15%
0
86
88
86.58
5%
84 -1
0%
82
-6,79%
80 -2 III
II
IV
I
2018 LIKERT PENJUALAN EKSPOR
III
II
IV
I
2019
II
III
2020
I
III
II
4.3.2 Dana Pihak Ketiga Sektor Korporasi di Perbankan
IV
I
2018
LIKERT PENJUALAN DOMESTIK
Sumber: Liaison Bank Indonesia, diolah
III
II
IV
2019 KREDIT KORPORASI
I
II
III
2020 GROWTH (YOY)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.23 Pangsa Kredit Korporasi Sumatera Selatan
Pertumbuhan DPK sektor korporasi pada triwulan III 2020
27,94%
INDUSTRI PENGOLAHAN
tercatat meningkat khususnya pada komponen giro korporasi
23,72%
yang memiliki pangsa 50,04% dari total DPK sektor korporasi.
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
DPK korporasi di Sumatera Selatan pada triwulan III 2020
20,47%
tumbuh sebesar 16,71% (yoy) dengan nilai Rp29,22 triliun,
8,39%
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
KONSTRUKSI
meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang hanya
5,60%
tumbuh sebesar 6,09% (yoy).
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
13,89%
LAINNYA
Meningkatnya pertumbuhan DPK Korporasi pada triwulan III 2020 disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan giro
-5% -10%
78 I
10%
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.24 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan Risiko Industri Pengolahan
20,00%
7,00%
120,00%
16,00%
6,00%
100,00%
14,00%
5,00%
80,00%
4,00%
10,00%
3,00%
0,00%
2,00% 1,00%
-10,00% -20,00% -30,00% I
III
II 2018
NPL KREDIT (RHS)
IV
I
III
II 2019
PERTUMBUHAN KREDIT
IV
I
II
8,00%
40,00%
6,00%
-1,00%
-20,00%
-2,00%
-40,00%
PERTUMBUHAN EKONOMI LU (RHS)
4,00%
20,00% 0,00%
2020
10,00%
60,00%
0,00%
III
12,00%
2,00% 0,00% -2,00% -4,00% I
III
II
IV
I
2018 NPL KREDIT (RHS)
III
II
IV
I
2019 PERTUMBUHAN KREDIT
II
III
2020 PERTUMBUHAN EKONOMI LU (RHS)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Berdasarkan sektoral, pangsa kredit korporasi di Sumatera
21,55%. Rasio ini dinilai cukup baik karena telah melampaui
Selatan didominasi oleh sektor utama yaitu LU industri
kewajiban pemberian kredit/pembiayaan UMKM minimal
pengolahan (27,94%), LU pertanian, kehutanan, dan perikanan
20%6. Dilihat dari sisi sektor ekonomi, pangsa penyaluran kredit
(23,72%), LU perdagangan besar dan eceran (20,47%), LU
UMKM terbesar adalah di sektor perdagangan besar dan
konstruksi (8,39%), serta LU listrik, gas dan air (5,60%) (Grafik 4-
eceran yaitu sebesar 40,98% dengan pertumbuhan yang
23). Perlambatan kredit korporasi terutama disebabkan oleh
terkontraksi sebesar -5,59% (yoy), lebih rendah dari triwulan
perlambatan permintaan kredit pada LU industri pengolahan
sebelumnya sebesar -3,13% ( yoy).
dan konstruksi.
Pada triwulan III 2020 kredit UMKM mengalami kontraksi yang
Sejalan dengan terkontraksinya pertumbuhan PDRB LU
tidak sedalam triwulan sebelumnya yaitu sebesar -4,23% (yoy)
industri pengolahan, penyaluran kredit di LU industri
dengan penyaluran kredit mencapai Rp27,55 triliun.
pengolahan juga mengalami perlambatan. Penyaluran kredit
Meningkatnya pertumbuhan kredit UMKM bersumber dari
industri pengolahan terkontraksi sebesar 1,64% (yoy) pada
peningkatan penyaluran kredit UMKM untuk LU penyediaan
triwulan III 2020 dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh
akomodasi makanan dan minuman dan LU jasa kesehatan
positif 2,09% (yoy). Perlambatan kredit industri pengolahan
(Tabel 4-2). Penyaluran kredit UMKM sebagian besar
didorong oleh penurunan produksi karet karena adanya
digunakan untuk kredit modal kerja (67,53%) dan kredit
penyakit gugur daun. Sementara itu, kualitas penyaluran
investasi (32,47%) (Grafik 4-27).
kredit industri pengolahan tercatat meningkat, ditunjukkan dengan nilai NPL pada triwulan III 2020 sebesar 0,96% dari 0,79 pada triwulan II 2020 (Grafik 4-24).
NPL sektor UMKM pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 4,60% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (4,74%). NPL kredit UMKM masih berada dalam batas threshold
Selain itu, penurunan penyaluran kredit pada triwulan III 2020
(Grafik 4-26). Penurunan NPL disinyalir karena kebijakan
juga terjadi pada LU konstruksi yang tercatat terkontraksi
restrukturisasi kredit yang diberikan kepada pelaku UMKM
sebesar 16,07% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan
sebagai salah satu bentuk stimulus kebijakan yang ditetapkan
triwulan sebelumnya (-12,40%; yoy). Penurunan penyaluran
oleh pemerintah di tengah pandemi COVID-19.
kredit pada LU ini sejalan dengan kontraksi pertumbuhan PDRB LU konstruksi. Perlambatan ini dikarenakan penundaan pembangunan infrastruktur di berbagai sektor sebagai dampak dari wabah COVID-19. Di sisi lain, rasio NPL untuk LU konstruksi tercatat sedikit menurun menjadi sebesar 14,36% pada triwulan laporan atau berada di atas batas threshold.
4.4 PERKEMBANGAN KEGIATAN UMKM DI SUMATERA SELATAN Pada triwulan III 2020, pangsa kredit UMKM terhadap total
Dalam menjalankan tugasnya di bidang pengendalian inflasi, Bank Indonesia ikut mendukung perkembangan UMKM di Sumatera Selatan, salah satunya dalam menjaga ketahanan pangan dan mengembangkan ekonomi lokal. Sejak tahun 2015, Bank Indonesia telah melaksanakan program kerja inisiatif berupa pembentukan klaster ketahanan pangan bersinergi dengan pemerintah daerah. Isu ketahanan pangan ini menjadi sangat penting karena dapat memberikan tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan. Beberapa komoditas
penyaluran kredit di Sumatera Selatan tercatat sebesar 22,06%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
6. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015, Perbankan memiliki kewajiban penyaluran kredit/pembiayaan UMKM minimal 20%
51 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
30,00%
Grafik 4.25 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan Risiko Industri Konstruksi
Grafik 4.26 Perkembangan Pertumbuhan Kredit UMKM di Sumatera Selatan 35
Grafik 4.27 Proporsi Penggunaan Kredit UMKM Triwulan III 2020
%YOY
RP TRILIUN
25,0
30
20,0
25
15,0
20
10,0
15
5,0
10
0,0
5
-5,0
67,01%
MODAL KERJA
32,99%
INVESTASI
-10,0
I
III
II
IV
I
2018
IV
III
II
I
2019 RASIO NPL (RHS)
KREDIT UMKM
II
III
2020 PERTUMBUHAN (RHS)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Tabel 4.2 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan III 2020 GROWTH (%YOY)
KREDIT (RP MILIAR)
2020 III
PANGSA
Sektor Ekonomi
27.552,16
100,00%
Perdagangan Besar Dan Eceran
SEKTOR EKONOMI
2019 I 6,99
I
2020 II
III
0,31
(0,49)
(7,27)
(4,23)
0,56
(3,13)
(5,59)
II
III
IV
5,49
5,47
11.289,69
40,98%
6,08
0,09
2,37
(0,41)
Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan
7.211,06
26,17%
15,98
20,16
17,22
7,44
Konstruksi
2.564,33
9,31%
(9,26) (10,65) (7,42)
1.193,17
4,33%
19,86
8,61 24,35
1.040,28
3,78%
2,62
(0,97) (0,99)
(7,03) (14,49) (13,90) (13,04)
950,86
3,45%
7,99
(4,37) (7,93)
(8,88) (10,62) (12,54) (10,47)
3.302,76
11,99%
6,37
16,44 10,49
Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Industri Pengolahan Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya Lainnya
2,75 (10,61)
(15,11) (15,17) 5,30
7,42
30,12
(1,03)
(7,75)
(3,44)
2,96
18,46
0,61 (12,26) (10,45)
52 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
yang menjadi penyumbang inflasi di Sumatera Selatan adalah
UMKM yang terbagi menjadi 3 (tiga) pilar Strategi Nasional
komoditas beras, bawang putih, bawang merah, cabai merah,
Pengembangan UMKM meliputi korporatisasi, peningkatan
dan ikan segar, sehingga diperlukan penguatan sektor UMKM
kapasitas dan akses pembiayaan.
dalam bidang pertanian agar dapat mendukung terjaganya inflasi sesuai dengan sasarannya.
Ditengah tantangan atas penyesuaian pembatasan pelaksanaan kegiatan secara langsung, Bank Indonesia
Selain dalam rangka pengendalian inflasi, Bank Indonesia
menyelenggarakan peningkatan kapasitas digitalisasi UMKM
juga melakukan peningkatan kegiatan ekonomi dan
dan perluasan akses pasar berupa edukasi onboarding
pengembangan ekonomi lokal dengan cara pemberian
kepada UMKM dan pelaksanaan pameran produk unggulan
pelatihan wirausaha, pelatihan pemasaran dan pemberian
UMKM secara virtual yang terhubung dengan marketplace
bantuan teknis kepada UMKM. Harapannya, perekonomian
dan digital payment. Pelaksanaan kegiatan tersebut sekaligus
Sumatera Selatan dapat tumbuh, kuat terhadap ancaman
menjadi bagian dari dukungan nyata Bank Indonesia terhadap
krisis, dan dengan inflasi yang terkendali.
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Dalam rangka mendorong UMKM berbasis potensi lokal m e n j a d i ke k u a t a n b a r u p e re ko n o m i a n , s t r a t e g i pengembangan UMKM dilakukan melalui akselerasi pemanfaatan teknologi digital serta peningkatan akses Tabel 4.3 Program UMKM Ketahanan Pangan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan PORSI PENGGUNAAN (%) BAWANGÂ MERAH (Kab. OKI)
Jml Petani (Org)
Jml Tng Kerja (Org)
Luas Lahan (Ha)
Jml Prod. Produktivitas /Tahun (kg/Ha) (Kg)
6
6
1
6.040,0
6.040
CABAI MERAH (Desa 45 Muara Burnai kab. OKI)
200
35
112.458,5
1.785
Tabel 4.4 Kegiatan Pengembangan UMKM dan Pengembangan Ekonomi Lokal di Sumatera Selatan
1.
TEMA KEGIATAN
Nama Kegiatan
Komoditas
Lokasi
Komoditas Unggulan Daerah (Local Economic Development)
Pengembangan Kelompok Usaha Bersama Griya Kain Tuan Kentang
Kain khas Sumatera Selatan (jumputan, blongsong, tajung, songket)
Kota Palembang
2.
Konversi kopi robusta ke arabika
Kopi
Kab. Muara Enim
3.
Kewirausahaan
Pengembangan WUBI
Produk kategori food, fashion, home decor, perkebunan
Kota Palembang
4.
Ekonomi Syariah
Pengembangan ekonomi syairah di Pondok Pesantren Sabibul Hasanah
Hidroponik
Kabupaten Banyuasin
5.
Juara 1 Pondok Pesantren Sabibul Hasanah sebagai Ponpes Unggulan dalam FESyar Sumatera 2020
Pemberdayaan masyarakat
Kota Palembang
6.
Fasilitas UMKM Binaan (Portal Warkop, Pempek Syamil, dan Pyo Jewelry) tergabung dalam IKRA
Produk kategori food dan fashion
Kota Palembang
Partisipasi 6 UMKM binaan dan mitra dalam KKI Virtual 2020
Kategori produk fashion, food dan kriya
Kota Palembang
Penyelenggaraan SerU Sriwijaya 2020 meliputi pameran virtual dan capacity building dengan topik a) UMKM siap ekspor, b) Pemasaran UMKM, c) Kewirausahaan, dan) Komoditi unggulan.
UMKM
Kota Palembang
Rumah Kopi Sumsel
Kopi
Kota Palembang
10.
Partisipasi kurasi produk UMKM ekspor oleh kurator Amerika Serikat dan Singapura, partisipasi Trade Expo Indonesia
Home decor
Kota Palembang
11.
Partisipasi Future Tea and Coffee Summit and Expo 2020 Singapura
Kopi
Singapura
Fasilitas akses pembiayaan kepada 6 UMKM dengan PT. BPD Sumsel dan Babel
UMKMkategori food
Kota Palembang
7.
UMKM Kreatif
8.
9.
12.
Komoditas Ekspor
Akses pembiayaan
53 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
No.
Boks B
Karya Kreatif Indonesia 2020: UMKM Kekuatan Baru Perekonomian Nasional di Era Digital
Perkembangan ekonomi dan keuangan digital yang semakin pesat, terlebih pandemi COVID-19 ini
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan sejumlah 6 (enam)
memberikan peluang dalam mengakselerasi peran
UMKM kategori kain tradisional, home decor, fashion dan
UMKM untuk memasuki ekosistem digital. Digitalisasi
turunannya, serta makanan dan minuman berpartisipasi
menjadi solusi kepada UMKM untuk meningkatkan dan
dalam KKI 2020. Produk yang diikutsertakan dalam KKI
memperluas akses pasar serta akses keuangan. Hal ini
Virtual 2020 mewakili KPwBI Provinsi Sumatera Selatan
sejalan dengan strategi pengembangan UMKM oleh
adalah kain tradisional khas Palembang seperti songket,
Bank Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital
jumputan, dan blongsong, home decor dari kain khas
dalam meningkatkan akses UMKM ke pasar domestik
Palembang, fashion dan turunannya berupa aksesoris
dan internasional. Langkah nyata peningkatan akses pasar UMKM, Bank Indonesia menyelenggarakan Karya Kreatif Indonesia (KKI) sebagai sebuah selebrasi kesuksesan UMKM yang telah dibina dan menjadi mitra 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Melalui penyelenggaraan KKI, UMKM didorong untuk
54
melakukan inovasi, lebih produktif, dan memiliki daya saing. Penyelenggaraan KKI 2020 terbagi menjadi 3 (tiga) seri pada bulan Agustus, Oktober, dan November 2020
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
UMKM binaan dan mitra Kantor Perwakilan Bank
secara virtual sebagai penyesuaian di masa pandemi dan mempersiapkan UMKM mendalami digitalisasi. Tema utama KKI Virtual 2020 adalah “Mendorong UMKM sebagai Kekuatan Baru Perekonomian Nasional di Era Digital�. KKI dilaksanakan dengan tujuan: 1.
Mensosialisasikan dan mempublikasikan kepada masyarakat mengenai peran BI dalam pengembangan UMKM,
2.
Memperluas akses pasar domestik maupun ekspor dengan mengenalkan produk UMKM berbasis kain tradisional dan kerajinan kepada calon pembeli (marketplace) yaitu masyarakat umum dan pihakpihak yang terhubung dengan pasar ekspor,
3.
Sebagai katalisator bagi pelaku usaha industri kreatif dalam meningkatkan kualitas produk sesuai trend pasar sekaligus mendorong peningkatan nilai tambah melalui ekstensifikasi produk kain menjadi pakain yang bernilai jual tinggi.
dari Sumatera Selatan, serta komoditi unggulan Sumatera Selatan yakni kopi. KPwBI Provinsi Sumatera Selatan memberikan fasilitasi kepada UMKM peserta KKI Virtual 2020 berupa penyusunan katalog produk dan video profil UMKM sebagai marketing tools. Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan KKI Virtual 2020, UMKM melakukan pameran secara daring melalui website www.karyakreatifindonesia.co.id dan penjualan melalui e-commerce dan conversational platform. UMKM juga diikutsertakan dalam rangkaian kegiatan workshop, talkshow, dan business coaching KKI Virtual 2020. KPwBI Provinsi Sumatera Selatan juga bekerjasama dengan Dekranasda Sumatera Selatan untuk mengadakan pameran display fisik UMKM di Home Gallery Kriya Sriwijaya Palembang, sebuah galeri pameran UMKM, sebagai bentuk dukungan penyelenggaraan KKI Virtual 2020. Dalam pelaksanaan KKI Virtual 2020, KPwBI Provinsi Sumatera Selatan memperoleh peringkat 8 (delapan) dari total 46 KPwDN seluruh Indonesia atas perolehan rekapitulasi penjualan tertinggi. Selain itu pada selebrasi business matching KKI Virtual 2020 seri 1, UMKM binaan KPwBI Provinsi Sumatera Selatan menjadi UMKM terbaik pada kategori sukses onboarding atau UMKM Go Digital atas perolehan penjualan di ecommerce mencapai 300 juta Rupiah.
BAB V
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH Di tengah perlambatan ekonomi pada triwulan III 2020, penyelenggaraan sistem pembayaran non tunai dan tunai di Sumatera Selatan berjalan dengan lancar, aman dan efisien. Di tengah perlambatan ekonomi pada triwulan III 2020, penyelenggaraan sistem pembayaran non tunai dan tunai di Sumatera Selatan berjalan dengan lancar, aman dan efisien. Transaksi SKNBI melambat sejalan dengan kinerja konsumsi Rumah Tangga Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 yang mengalami kontraksi. Transaksi RTGS tumbuh dan arus uang kartal mencatat net outflow, sejalan dengan realisasi investasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 yang melebihi target. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai mengalami peningkatan seiring dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional oleh Pemerintah.
5.1 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH Pada triwulan III 2020, peredaran uang kartal di Provinsi
Grafik 5.2 Perkambangan Inflasi, growth PDRB Konsumsi RT, growth DPK, dan growth Kredit di Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan mengalami net outflow sebesar Rp1,43 triliun, dengan jumlah penarikan sebesar Rp4,31 triliun dan
4,00
penyetoran sebesar Rp2,88 triliun (Grafik 5.1). Transaksi
3,50
penarikan uang kartal penarikan pada triwulan laporan
RP MILLIAR
6 4
3,00
1,04
2
2,50
tumbuh 23,45% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan
2,00
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -37,84% (yoy).
1,50
-
0,93
(2)
-4,36
(4)
1,00
Kondisi ini dipicu oleh mulai meningkatnya konsumsi
0,50
masyarakat pada triwulan III 2020 meskipun masih
0,00
(6)
1,01 I
terkontraksi sebesar -4,36% (yoy) dari sebelumnya sebesar -
IV
III
II
I
2018
6,69% (yoy) pada triwulan II 2020. Hal ini didorong oleh masih
IV
III
II
I
2019 INFLASI
GDPK
(8)
III
II 2020
GKREDIT
GPDRB RT
terbatasnya aktivitas konsumsi karena pandemi meskipun sudah mulai pulih sejalan dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru. Masih tertahannya konsumsi masyarakat juga tercermin dari inflasi yang rendah pada triwulan III 2020
Langkah penarikan dan pemusnahan UTLE tersebut sudah
sebesar 1,01% (yoy), lebih rendah dari triwulan II 2020 sebesar
memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan uang kartal
1,72% (yoy) (Grafik 5.2). Sejalan dengan itu, transaksi
layak edar di Provinsi Sumatera Selatan. (Grafik 5.3).
penyetoran uang kartal penyetoran pada triwulan laporan terkontraksi sebesar -14,98% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar 43,18% (yoy). Secara keseluruhan, peningkatan net outflow di Provinsi Sumatera Selatan disinyalir didorong oleh program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
tercatat melalui laporan serta setoran perbankan ke Bank Indonesia sebanyak 500 lembar, terkontraksi -58,02% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -88,00% (yoy). Untuk menekan jumlah uang
Sebagai bagian dari tugas pengelolaan uang Rupiah, Bank
rupiah tidak asli yang beredar, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya menjaga
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan terus melakukan
kualitas uang yang beredar di masyarakat (clean money policy
sosialisasi keaslian uang rupiah serta mendorong masyarakat
and fresh for circulation). Salah satu implementasi kebijakan ini
untuk lebih meningkatkan transaksi secara non tunai di
dilakukan melalui penarikan dan pemusnahan Uang Tidak
tengah pandemi COVID-19. Bank Indonesia juga senantiasa
Layak Edar (UTLE) secara rutin. Pada triwulan III 2020 UTLE
menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan Polda
yang dimusnahkan tercatat sebesar Rp2,20 triliun, atau
Sumatera Selatan dalam upaya penanganan yang bersifat
mengalami kontraksi -14,97% (yoy) dibandingkan triwulan II
preventif maupun represif untuk mengurangi peredaran uang
2020 yang tercatat sebesar Rp1,39 triliun atau tumbuh sebesar
palsu di Sumatera Selatan.
4,63% (yoy). Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya jumlah Grafik 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai Dan Pengelolaan Uang Rupiah 8
Grafik 5.3 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar di Provinsi Sumatera Selatan 4
RP TRILIUN
2,88
6 4 2
-1,43
-
300%
RP TRILIUN
250%
3
200%
3
150%
2 2
(2)
(6) (8)
0%
1
-50% -100%
I
III
II
IV
2018
I
III
II
IV
2019 PENYETORAN
PENARIKAN
I
II 2020
NETFLOW
III
100% 50%
-15%
1
(4)
-4,31
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Dari pelaksanaan layanan kas di wilayah Sumatera Selatan selama triwulan III 2020, jumlah uang rupiah tidak asli yang
2,20
56
setoran perbankan ke Bank Indonesia pada triwulan laporan.
I
III
II 2018
IV
I
III
II
IV
I
2019 PEMUSNAHAN UANG TIDAK LAYAK EDAR (PTTB)
II 2020
%YOY
III
5.2 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI 5.2.1 Transaksi SKNBI dan BI-RTGS Pada triwulan III 2020 terjadi penurunan transaksi non tunai
akomodasi dan makan minum, serta LU perdagangan besar
melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
dan eceran. Hal ini terkonfirmasi dari hasil survei Bank
sebesar -4,69% (yoy) dengan jumlah nilai nominal transaksi
Indonesia kepada LU penyediaan akomodasi makan dan
sebesar Rp11,32 triliun (Grafik 5.4). Penurunan ini lebih dalam
minum serta LU perdagangan besar dan eceran, reparasi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -4,01% (yoy).
mobil dan sepeda motor; yang menyatakan penurunan
Jumlah warkat transaksi SKNBI juga terkontraksi sebesar -
penjualan pada triwulan laporan dikarenakan adanya
meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya yang
pembatasan aktivitas masyarakat untuk memitigasi risiko penyebaran pandemi COVID-19.
terkontraksi sebesar -12,02% (Grafik 5.5). Tren perkembangan
Berbeda dengan SKNBI, transaksi Bank Indonesia Real Time
transaksi SKNBI mengalami penurunan sejak awal tahun di
Gross Settlement (BI-RTGS) di wilayah Sumatera Selatan pada
tengah pandemi COVID-19 yang dimulai sejak Maret 2020.
triwulan laporan justru mengalami peningkatan. Pada triwulan
Penurunan pertumbuhan transaksi SKNBI sejalan dengan
III 2020, nominal RTGS tercatat sebesar Rp57,52 triliun atau
kinerja ekonomi Sumatera Selatan dan penurunan PDRB
tumbuh 18,74% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan
beberapa lapangan usaha (LU) seperti LU penyediaan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp46,45 triliun
Grafik 5.4 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Sumatera Selatan RP TRILIUN
15 10
12
5
10
(4,69)
0
350
8
-5
200
-10
150
-15
11,32
-20
2 III
II
IV
I
2018
IV
III
II
I
-10,0
-20,0
50
-25
-
I
III
II
2020
IV
I
IV
III
II
2018
I
2019
G% (YOY) - RHS
NOMINAL
-25,0
III
II 2020
G% (YOY) - RHS
JUMLAH WARKAT
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sumatera Selatan 2018
KETERANGAN
I
2019
II
III
IV
II
I
2020 III
I
IV
II
III
RTGS dari Provinsi Sumsel 7,09
6,57
6,51
8,32
54,32
46,05
48,44
64,15
38,71
46,45
57,52
5.401
5.105
5.754
6.774
12.350
11.174
15.483
16.318
13.616
15.302
19.103
Nilai (Rp Triliun) Volume
Grafik 5.7 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Sumatera Selatan
Grafik 5.6 Perkembangan Transaksi RTGS Sumatera Selatan 800%
RP TRILIUN
25
200%
RIBU
700%
57,52
60 50 40
600%
20
150%
500% 400%
19,10
70
15
300%
30
200%
18,74%
20
23,35%
10
100% 50%
100% 0%
10
5
0%
-100% -200%
-
I
III
II
IV
I
III
II
2018
2019 NOMINAL
IV
I
II 2020
G%(YOY)
III
57
-15,0
III
II
2019
(10,52)
100
-30
I
-5,0
250
6 4
0,0
RIBU LEMBAR
300
268
14
Grafik 5.5 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring di Sumatera Selatan
-
-50%
I
III
II
IV
I
III
II
2018
2019 VOLUME
IV
I
II 2020
G%(YOY)
III
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
10,52% (yoy) dengan jumlah warkat sebesar 268.290 lembar,
atau tumbuh 0,86% (yoy) (Grafik 5.6). Sejalan dengan hal
terkontraksi -9,25% (yoy). Volume transaksi penggunaan
tersebut, volume transaksi RTGS tercatat sebanyak 19.103
ATM/Debet juga meningkat sebesar 7,27% (yoy) dengan
lembar meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
transaksi sebanyak 33,20 juta transaksi. Peningkatan aktivitas
tercatat sebanyak 15.302 lembar. Meskipun mengalami
transaksi melalui kartu ATM/Debet didorong oleh
penurunan pertumbuhan menjadi 23,35% (yoy) pada triwulan
meningkatnya jumlah kartu ATM/Debet menjadi 4,42 juta
laporan, dari 36,80% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik
kartu atau tumbuh sebesar 18,30% (yoy) dibandingkan pada
5.7). Peningkatan transaksi RTGS di Sumatera Selatan sejalan
triwulan sebelumnya 4,23 juta kartu.
dengan pencapaian realisasi investasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 yang mencapai Rp 6,91 triliun atau 105,37%, melebihi dari target investasi yang ditetapkan sebesar Rp 6,56 triliun didukung oleh pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera, perkembangan industri pertambangan, perkebunan, serta pengolahan kertas di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Transaksi menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) di Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 meningkat baik untuk transaksi ATM/Debet maupun transaksi kartu kredit.
transfer interbank senilai Rp13,89 triliun (pangsa 34,31%), dan antarbank senilai Rp7,74 triliun (pangsa 19,11%). Sementara untuk pembayaran transaksi belanja menggunakan EDC hanya senilai Rp859,33 miliar (pangsa 2,12%). Peningkatan peningkatan transaksi tarik tunai yang pada triwulan sebelumnya terkontraksi -11,02% (yoy) tumbuh menjadi 3,39% (yoy), transaksi interbank yang pada triwulan sebelumnya terkontraksi -8,30% (yoy) tumbuh menjadi 8,73% (yoy), dan transaksi antarbank yang pada triwulan sebelumnya terkontraksi -2,66% (yoy) tumbuh menjadi 20,62% (yoy).
Transaksi menggunakan kartu ATM/Debet pada triwulan III
Peningkatan ini sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang
2020 mencapai Rp40,49 triliun atau tumbuh 8,02% (yoy),
mulai meningkat meskipun masih pada pertumbuhan negatif
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
pada triwulan laporan.
Grafik 5.8 Jumlah Nominal Kartu ATM/D
Grafik 5.9 Volume Transaksi Kartu ATM/D
35 30 25 20 15 10 5 0 2018
I
III
II
IV
I
2019 NOMINAL (TRILIUN)
II
40 35
20%
4% 2% 0% -2%
30
15%
20
5%
-4% -6%
15
0%
10
-5%
-8% -10% -12%
25%
7,27%
25
10%
5
III
IV
2020
I
III
II
2018
IV
I
II
2019
YOY-RHS
III
2020 YOY-RHS
VOLUME (JUTA)
Grafik 5.10 Pangsa Transaksi ATM/D
-10% -15%
0
Grafik 5.11 Jumlah Kartu ATM/D 25%
5,00 4,50
44,45%
4,00
2,12%
3,00
34,31%
2,00
TARIK TUNAI
BELANJA
TRANSFER INTERBANK
0,00%
ONLINE
19,11%
TRANSFER ANTARBANK
18,30%
20%
3,50 15%
2,50 10%
1,50 1,00
4,42
IV
10% 8% 6%
33,20
8,02%
45 40
40,49
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
masih didominasi oleh
transaksi menggunakan kartu ATM/Debet ditopang oleh
5.2.2 Perkembangan Tolakan Transaksi Cek/BG
58
Penggunaan kartu ATM/Debet
kegiatan tarik tunai senilai Rp21,64 triliun (pangsa 44,45%),
0,50
5% 0%
0,00 IV 2018
I
III
II
IV
2019 JUMLAH KARTU (JUTA)
I
II 2020
YOY-RHS
III
Grafik 5.12 Jumlah Nominal Kartu Kredit
Grafik 5.13 Volume Transaksi Kartu Kredit
700
0%
800
0%
600
-5%
700
-5%
-10%
600
-10%
-15%
500
-15%
-20%
400
-25%
300
-30%
200
-35%
100
-40%
0
300 200 100
-30,22%
0 IV 2018
I
III
II
IV
I
2019 NOMINAL (MILIAR)
II
III
-20%
-27,46%
I
III
II
2018
IV
I
2019
YOY-RHS
II
III
YOY-RHS
Grafik 5.15 Jumlah Kartu Kredit 15%
290
TARIK TUNAI
68,52%
BELANJA
21,91%
TRANSFER INTERBANK
5,57%
ONLINE
-%
TRANSFER ANTARBANK
280
10%
270
0,73%
260
5% 0%
250 240
-5%
230
253,70
3,99%
-35%
2020
VOLUME (RIBU)
Grafik 5.14 Pangsa Transaksi Kartu Kredit
-30%
-40% IV
2020
-25%
220 210
-10% -15%
IV 2018
I
III
II
IV
I
2019 JUMLAH KARTU (JUTA)
II
III
2020 YOY-RHS
Aktivitas transaksi non tunai menggunakan kartu kredit
pembayaran minimum, serta denda keterlambatan kartu
meningkat meskipun masih berada pada pertumbuhan
kredit yang berlaku sejak 1 Mei 2020 s.d. 31 Desember 2020.
negatif di triwulan III 2020. Nominal penggunaan kartu kredit perseorangan tercatat sebesar Rp420,38 miliar atau terkontraksi -30,22% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp392,89 miliar atau terkontraksi lebih dalam sebesar -37,97% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan juga terjadi pada volume transaksi penggunaan kartu kredit yang tercatat 498.076 transaksi atau terkontraksi 27,46% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 458.979 transaksi atau terkontraksi lebih dalam 34,01% (yoy). Dari pangsanya, penggunaan kartu kredit masih didominasi oleh kegiatan belanja yakni sebesar Rp288,06 miliar (68,52%) dan transaksi online sebesar Rp92,13 miliar
Sementara itu, jumlah kartu kredit pada triwulan laporan mengalami penurunan menjadi 253.696 kartu dibandingkan pada triwulan sebelumnya sebanyak 253.854 kartu. Meskipun demikian, laju pertumbuhan jumlah kartu kredit pada triwulan III 2020 tumbuh positif 0,73% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -9,48% (yoy). Menurut survei Bank Indonesia, penurunan ini disebabkan penurunan manpower sales marketing dalam rangka efisiensi biaya sehingga fokus sampai saat ini dilakukan untuk menghimpun Dana Pihak Ketiga dibandingkan penambahan jumlah pemegang kartu kredit.
(21,91%). Kenaikan penggunaan kartu kredit perseorangan pada triwulan laporan ditengarai sebagai konsekuensi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada
5.3 PERKEMBANGAN TRANSAKSI ELEKTRONIFIKASI DAN E-COMMERCE
lebih rendahnya pendapatan secara relatif sehingga
Dalam rangka menciptakan less cash society dan
masyarakat lebih cenderung menggunakan kartu kredit untuk
meningkatkan inklusivitas keuangan, Bank Indonesia
memenuhi kebutuhan konsumsi jangka pendek. Untuk
mengembangkan uang elektronik, membentuk agen LKD
mendorong peningkatan transaksi non tunai selama pandemi,
(Layanan Keuangan Digital), serta mendorong elektronifikasi
Bank Indonesia juga telah mengeluarkan penyesuaian
penyaluran bantuan sosial dan digitalisasi transaksi Pemda.
kebijakan terkait batas maksimum suku bunga, nilai
59 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
420,38
400
498,08
500
Tabel 5 2 Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan IV 2019
III 2019 TRANSAKSI
Frekuensi 255.243
Pengisian ulang (top up)
I 2020
II 2020
III 2020
Nominal Frekuensi Nominal Frekuensi Nominal Frekuensi Nominal Frekuensi Nominal (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) 163.024 3.329 3.201 3.432 305,80 14,67 14,80 17,66 445,52
Tarik tunai
125.758
25,96
72.912
43,83
24.663
8,52
12.157
9,73
13.233
8,87
Pembayaran atas tagihan rutin
359.892
207,34
281.202
174,16
95.644
49,52
113.532
53,54
120.863
64,41 0,15
Fasilitator registrasi pemegang
27.988
5,30
13.632
3,38
218
0,17
146
0,16
137
Transfer Person to Person
89.853
37,65
60.099
25,46
195
0,24
193
0,21
190
0,12
Transfer Person to Account
102.431
256,10
68.325
170,81
49
0,07
47
0,07
47
0,04
Total
961.165
977,87
659.194
723,44
124.098
73,20
129.276
78,50
137.902
91,25
Sumber: Bank Indonesia
Transaksi Layanan Keuangan Digital (LKD) pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp91,25 miliar, terkontraksi -90,67%
sisi jumlah pada triwulan laporan telah terjadi peningkatan
(yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang
menjadi 137.902 transaksi dari 129.276 transaksi pada triwulan
tercatat sebesar Rp78,50 miliar atau terkontraksi -90,38% (yoy).
sebelumnya. Peningkatan frekuensi terjadi pada transaksi
Penurunan terjadi baik untuk transaksi payment, tarik tunai,
pengisian ulang (top up), tarik tunai, dan pembayaran atas
transfer serta initial dan top up yang ditengarai seiring dengan
tagihan rutin meskipun seluruh transaksi masih pada
terbatasnya aktivitas masyarakat guna memitigasi risiko
pertumbuhan negatif. Mulai meningkatnya penggunaan uang
penyebaran pandemi COVID-19 seperti pembelian tiket LRT,
elektronik sejalan dengan peningkatan volume lalu lintas
pembayaran tarif jalan tol, dan aktivitas lain yang
pengguna jalan tol baik untuk ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, ruas Palembang –
menggunakan uang elektronik (Tabel 5-2). Transaksi uang elektronik pada LKD masih tumbuh negatif
60
sejak akhir 2019 sejalan dengan perlambatan perekonomian, meskipun meningkat baik secara frekuensi maupun nominal (Tabel 5-2). Peningkatan nominal transaksi uang elektronik
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
sebelumnya yang terkontraksi -82,04% (yoy). Meskipun dari
ditopang oleh transaksi pembayaran atas tagihan rutin senilai Rp64,41 miliar (pangsa 70,59%) dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp17,66 miliar (pangsa 19,35%). Transaksi pembayaran atas tagihan rutin masih terkontraksi -68,93% (yoy) namun meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -74,88% (yoy). Transaksi pengisian ulang (top up)
Indralaya, maupun ruas tol Kayu Agung – Palembang – Betung. Dari hasil focus group discussion, rata-rata volume lalu lintas harian di jalan tol tersebut telah meningkat 65% dibandingkan triwulan II 2020. Selain itu, terbatasnya transportasi umum seperti LRT dan pusat perbelanjaan yang melayani pembayaran menggunakan uang elektronik dan adanya koreksi data7 dari laporan salah satu Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), turut berdampak pada penurunan transaksi uang elektronik. Jumlah agen Layanan Keuangan Digital (LKD) pada triwulan
juga masih terkontraksi -96,04% (yoy), relatif stabil
III 2020 sebanyak 16.816 agen tumbuh 33,37% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -96,14%
dibandingkan triwulan sebelumnya 14.386 agen atau tumbuh
(yoy). Sementara itu, frekuensi transaksi uang elektronik
13,55% (yoy) (Grafik 5-16). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah
terkontraksi -85,65% (yoy) lebih dalam dibandingkan triwulan
pemegang uang elektronik terdaftar (registered) mengalami
Grafik 5.16 Jumlah Agen LKD 18
Grafik 5.17 Jumlah Pemegang UE
RIBU
RIBU
16
17
14 12
180% 160% 140% 120%
350
4000%
RIBU
3500%
300
3000%
250
2500%
10
100%
200
2000%
8
80%
150
1500%
6
33,37%
4 2
60% 40% 20%
0
0% I
III
II 2018
IV
I
III
II
IV
2019 JUMLAH AGEN LKD
I
II
III
2020 %YOY
7. Koreksi laporan dilakukan untuk data dari Desember 2019 sehingga berdampak pada turunnya nominal dan frekuensi transaksi serta jumlah uang elektronik dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
1000%
100
-90,84%
50
30
0
I
III
II
IV
I
2018
IV
III
II 2019
PEMEGAN UE
I
II 2020
%YOY
III
500% 0% -500%
Grafik 5 18 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Nominal
Grafik 5.19 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Frekuensi
100%
100%
90%
90%
80%
80%
70%
70%
60%
60%
50%
50%
40%
40%
30%
30%
20%
20%
10%
10% 0% TRANSAKSI PEMBAYARAN
TRANSFER P TO P
TRANSFER P TO A
INITIAL
TARIK TUNAI
TOP UP
TRANSAKSI PEMBAYARAN
TRANSFER P TO P
TRANSFER P TO A
INITIAL
TARIK TUNAI
TOP UP
MUSI BANYUASIN
OKU
MUARA ENIM
LAHAT
MUSI RAWAS
MUSI BANYUASIN
OKU
MUARA ENIM
LAHAT
OKI
PANGKALAN BALAI
BANYUASIN
OKU SELATAN
OKU TIMUR
OKI
PANGKALAN BALAI
BANYUASIN
OKU SELATAN
OGAN ILIR
EMPAT LAWANG
MUSI RAWAS UTARA
PALI
PALEMBANG
OGAN ILIR
EMPAT LAWANG
MUSI RAWAS UTARA
PALI
PALEMBANG
LUBUKLINGGAU
PRABUMULIH
BATURAJA
PAGAR ALAM
LAINNYA
LUBUKLINGGAU
PRABUMULIH
BATURAJA
PAGAR ALAM
LAINNYA
MUSI RAWAS OKU TIMUR
peningkatan sebesar 4,61% (qtq) menjadi 29.577 uang
lebih memadai untuk melakukan transaksi uang elektronik
elektronik dari sebelumnya 28.273 uang elektronik pada
seperti sarana publik yang menggunakan uang elektronik,
triwulan II 2020 (Grafik 5-17). Hal ini didukung oleh upaya
jumlah merchant yang menerima uang elektronik, dan
penerbit untuk memperluas jangkauan pasar di tengah upaya
penggunaan uang elektronik berbasis server yang masih
perluasan bantuan sosial (bansos) non tunai dari Pemerintah
didominasi kota Palembang. Meskipun, transaksi pembayaran
pada masa pandemi, peningkatan kebutuhan uang elektronik
dan tarik tunai sudah mulai dilakukan di daerah lain sejalan
dalam bertransaksi khususnya di jalan tol, serta meningkatnya
dengan pencairan Bantuan Sosial Non Tunai di seluruh
preferensi penggunaan uang elektronik di masyarakat
wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
sebagai instrumen alternatif dalam bertransaksi.
Pada tahun 2019 Bank Indonesia telah meluncurkan salah
Secara spasial, Kota Palembang menjadi daerah dengan
satu alternatif kanal pembayaran yang mendukung gerakan
transaksi penggunaan uang elektronik terbesar di Sumatera
non tunai yang disebut Quick Response Code Indonesian
Selatan berdasarkan nominal dan frekuensinya. Secara total,
Standard (QRIS). QRIS yang wajib digunakan untuk
transaksi di Kota Palembang memiliki proporsi nominal
pembayaran QR Code sejak 1 Januari 2020, terus didorong
tertinggi dengan persentase nominal sebesar 60,58%
untuk dapat diimplementasikan secara luas karena
dibandingkan total nominal transaksi di wilayah Provinsi
membutuhkan investasi yang lebih sedikit dibandingkan kanal
Sumatera Selatan (Grafik 5-18).
pembayaran lainnya seperti mesin EDC sehingga dapat
Sejalan dengan hal tersebut, frekuensi total transaksi di Kota Palembang juga mendominasi transaksi uang elektronik di LKD dengan persentase sebesar 42,58% dibandingkan total
diimplementasikan baik untuk usaha besar, menengah, kecil, maupun mikro. Jumlah merchant QRIS di Provinsi Sumatera Selatan pada
volume transaksi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Grafik
triwulan III 2020 tercatat tumbuh 28,22% (qtq) atau terdapat
5-19). Hal ini didukung oleh tersedianya infrastruktur yang
144.045 merchant (Grafik 5-20). Angka ini menempati posisi ke-
Grafik 5.21 Persebaran Merchant QRIS
Grafik 5.20 Jumlah Merchant QRIS 160
RIBU
140 120 100
28,22%
80
70%
5%
1%
60%
1%
1%
50%
5%
4%
40%
2%
0%
3%
61%
3%
3%
1%
1%
3%
1%
30%
60
20%
40 20
144
0
10% 0%
IV
I
2019
II 2020
JUMLAH MERCHANT
%QTQ
III
BANYUASIN EMPAT LAWANG
LAHAT MUARA ENIM MUBA MURA OGAN ILIR OKI
4%
OKU
OKUS OKUT
LUBUK LINGGAU PAGAR ALAM PALEMBANG PRABUMULIH MURATARA PALI
61 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
0%
Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan Sembako 700
92.14%
RIBU
100% 80%
500
RP MILYAR
84.36%
40%
600
60%
70% 50% 40%
400
30%
200
20%
100
30% 200
20%
10%
0
0% I
III
II
IV
2018
I
III
II
IV
I
2019 PENYALURAN
PENYERAPAN
II
10% 0
III
0% I
III
II
2020
IV
I
III
II
2018
% PENYERAPAN -RHS
8 secara nasional dan menjadi kedua tertinggi di Sumatera
90% 80%
50%
300
100%
800
70% 60%
400
IV
I
II
2019 PENYALURAN
PENYERAPAN
III
2020 % PENYERAPAN -RHS
sebanyak 817.713 KPM (Grafik 5-24). Peningkatan jumlah KPM
setelah Sumatera Utara. Persebaran merchant QRIS terbanyak
dan nominal yang disalurkan merupakan implementasi salah
masih di Kota Palembang dengan persentase 61% sejalan
satu kebijakan Jaring Pengaman Sosial dari pemerintah untuk
dengan banyaknya fasilitas umum yang telah melayani
menjaga daya beli masyarakat terdampak pandemi melalui
penggunaan QRIS seperti pedagang/pasar, rumah sakit,
perluasan Bantuan Sosial Non Tunai. Untuk meningkatkan
tempat ibadah, dan SPBU (Grafik 5-21).
efektivitas penyaluran kepada masyarakat terdampak,
Sejalan dengan perkembangan jumlah merchant QRIS yang tumbuh positif, penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai juga tercatat meningkat baik dari jumlah KPM (Keluarga Penerima Manfaat) maupun nominal penyerapan pada triwulan III 2020.
Pemerintah juga telah melakukan penyesuaian waktu penyaluran PKH yang sebelumnya dilakukan secara triwulanan menjadi setiap bulan sampai dengan bulan Agustus 2020.
Pada triwulan III 2020, performa penyerapan baik untuk
Sejalan dengan upaya mendorong peningkatan transaksi non
program PKH (Program Keluarga Harapan) maupun Bantuan
tunai di Sumatera Selatan, transaksi e-commerce8 mengalami
Sembako Non Tunai berlangsung baik dan tepat sasaran.
peningkatan baik dari sisi nominal maupun frekuensi. Jumlah
Pada triwulan III 2020, penyerapan Bantuan Sembako Non
nominal transaksi pada triwulan laporan adalah sebesar
Tunai sudah mencapai 84,36% dengan nilai Rp769,54 miliar,
Rp1.244,38 miliar dengan pertumbuhan sebesar 51,78% (yoy),
yang disalurkan kepada 531.762 KPM (92,14% dari total KPM).
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
Capaian penyaluran ini lebih baik dibandingkan triwulan
Rp934,28 miliar dengan pertumbuhan 31,84% (yoy) (Grafik 5-
sebelumnya yang sebanyak 474.841 KPM (84,78% dari total
25). Sejalan dengan hal tersebut, frekuensi transaksi melalui e-
KPM) (Grafik 5-22 dan 5-23). Dalam masa pandemi COVID-19
commerce pada triwulan laporan tumbuh 134,57% (yoy) atau
pemerintah telah menaikkan jumlah bantuan dari
6,69 juta transaksi dari 63,20% (yoy) atau 4,29 juta transaksi
Rp150.000,00/KPM/bulan menjadi Rp200.000,00/
pada triwulan sebelumnya (Grafik 5-26). Peningkatan ini terjadi
KPM/bulan. Dalam rangka mendukung perluasan elektronifikasi bantuan sosial, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan turut serta dalam
sebagai dampak pergeseran pola perilaku konsumen untuk bertransaksi melalui e-commerce dalam memenuhi
melaksanakan edukasi penyaluran Bantuan Sembako dan PKH. Bank Indonesia turut bekerjasama dengan Otoritas Jasa
Grafik 5.24 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Keuangan (OJK), Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota,
1.200
Koordinator Teknis, Pendamping, dan Himpunan Bank Milik
1.000
Negara (HIMBARA) sebagai Bank Penyalur dalam rangka
800
monitoring bantuan sosial sehingga tepat guna dan tepat
600
sasaran. Persentase penyerapan jumlah KPM Program Keluarga Harapan (PKH) pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 89,13% atau sebanyak 872.922 KPM, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan penyerapan 87,06% atau 8. Data berasal dari 4 marketplace terbesar di Indonesia.
RIBU
100 979,42
98 96 94 92 90
89.13
400
88 86
872,92
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
1000
90%
600
62
Grafik 5.23 Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan Sembako
200 0
84 82 80
I
III
II
IV
2018 PENYERAPAN PKH
I
III
II 2019
PENYALURAN PKH
IV
I
II 2020
PROPORSI PENYERAPAN
III
Grafik 5.25 Nominal transaksi e-commerce RP MILYAR
1.200
51,78%
1.000 800 600
1.244,38
400 200 I
III
II
IV
I
III
II
2018
2019 TOTAL
IV
I
II
80%
8
70%
7
60%
6
50%
5
100%
40%
4
80% 60%
160%
JUTA
134,57%
140% 120%
30%
3
20%
2
10%
1
0%
-
40% 6,69
III
20% 0%
I
III
II
IV
I
2018
2020
III
II
IV
I
2019
%YOY
III
II 2020
G(%YOY)
FREKUENSI
kebutuhannya ditengah kondisi pandemi COVID-19. Tiga jenis
oleh Singapore Dollar (pangsa 42,34%), sementara transaksi
barang dengan pangsa tertinggi yang dibeli adalah pakaian
jual didominasi oleh Ringgit Malaysia (pangsa 52,09%).
dan perlengkapan rumah tangga serta kantor sebesar 10,39%. Peningkatan yang terjadi juga didukung oleh ekosistem pembayaran digital yang semakin baik untuk tetap menjaga daya beli masyarakat. Dalam bertransaksi, jenis pembayaran yang paling sering digunakan di e-commerce adalah transfer bank dengan persentase 31,89%, diikuti pembayaran menggunakan UE sebesar 26,39%, Cash on Delivery (CoD) atau tunai sebesar 14,92%, dan pembayaran di kios/minimarket sebesar 13,78%.
5.4 KEGIATAN PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK (KUPVA BB) BERIZIN DAN PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA BUKAN BANK (PTD BB) Pada triwulan III 2020, perkembangan transaksi valuta asing dari KUPVA BB di Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp2,38 miliar, terkontraksi -43,11% (yoy) meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi -89,50% (yoy) dengan nominal Rp743,40 juta (Grafik 5-27). Baik dari sisi pembelian maupun penjualan valuta asing terjadi peningkatan transaksi dibandingkan triwulan sebelumnya. Transaksi pembelian
Pada triwulan III 2020, transfer dana masuk (incoming) yang berasal dari domestik dari sisi nominal mengalami peningkatan menjadi Rp172,04 miliar pada triwulan laporan dari Rp132,36 miliar pada triwulan sebelumnya (Grafik 5-28). Meskipun, dari laju pertumbuhannya terjadi penurunan menjadi -11,68% (yoy) dari triwulan sebelumnya 15,44% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi juga mengalami peningkatan menjadi 1,49 juta transaksi dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak 802 ribu
yang terjadi pada transfer dana domestik sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang meningkat meskipun masih berada pada pertumbuhan negatif di triwulan laporan. Sementara itu, transfer dana masuk (incoming) yang berasal dari luar negeri ke Sumatera Selatan tumbuh sebesar 13,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -4,54% (yoy). Peningkatan transaksi terjadi baik dari sisi nominal maupun volume, dimana jumlah nominal transaksi pada triwulan laporan meningkat menjadi Rp76,44 miliar dari triwulan sebelumnya Rp71,11 miliar. Dari sisi volume,
valuta asing pada triwulan laporan adalah sebesar Rp970,36
Grafik 5.27 Perkembangan Transaksi KUPVA BB Sumatera Selatan
juta terkontraksi -53,99% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp523,66 juta terkontraksi
16
lebih dalam -86,16% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut,
14
tercatat Rp1,41 miliar, meningkat dibandingkan triwulan Rp219,74 juta. Pertumbuhan transaksi valuta asing yang masih
jenis mata uang yang ditransaksikan, transaksi beli didominasi
0%
8
4
negeri baik untuk beribadah maupun berwisata. Berdasarkan
40% 20%
10
6
mancanegara serta masih terbatasnya perjalanan ke luar
60%
12
sebelumnya yang terkontraksi -93,33% (yoy) atau tercatat terkontraksi dipengaruhi oleh nihilnya kunjungan wisatawan
80%
RP MILIAR
-0,43 0,74
transaksi penjualan valuta asing terkontraksi -32,03% (yoy) atau
63
transaksi. Meskipun terjadi penurunan pertumbuhan dari 65,95% (yoy) menjadi terkontraksi -1,22% (yoy). Peningkatan
2
2,38
sebesar 30,41%, kosmetik dan barang pribadi sebesar 14,79%,
-20% -40% -60% -80% -100%
I
III
II
IV
I
III
II
2018
2019 TOTAL
YOY
IV
I
II 2020
III
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
1.400
Grafik 5.26 Frekuensi transaksi e-commerce
Grafik 5.28 Transfer Dana Domestik-incoming
200%
200
132
172
150 100
150% 100% 50%
50
0%
-11,68%
I
III
II
IV
I
III
II
2018
IV
I
60%
70
50%
60 50
10%
20
0%
10
-10%
-
-20% I
60%
RP MILIAR
50% 40%
250
240
244
30%
150
-27,57%
-10% -30% -40%
IV
I
2018
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
10%
-20%
50
64
20% 0%
III
III
II 2019
NOMINAL
I
IV
I
III
II
IV
I
2019
III
II 2020
GROWTH
Grafik 5.31 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing
300
II
IV
2018
Grafik 5.30 Transfer Dana Domestik-Outgoing
I
III
II
NOMINAL
100
20%
30
2020
200
40% 30%
13,86%
40
G%YOY
NOMINAL
350
70%
RP MILIAR
III
II
2019
-50%
90 80
76
250%
RP MILIAR
71
250
Grafik 5.29 Transfer Dana Luar Negeri-incoming
II
III
2020
GROWTH
terjadi kontraksi -27,49% (yoy) dengan jumlah 18.269 transaksi,
12
RP MILIAR
58,22%
10
70% 60% 50%
10
8
40% 30%
6
20%
6
4
10% 0%
2
-10%
-
-20% I
III
II
IV
I
2018
III
II
IV
2019 NOMINAL
I
II
III
2020
GROWTH
Selatan meningkat menjadi 847 transaksi atau terkontraksi -
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
9,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
terkontraksi -45,87% (yoy) dengan jumlah 16.663 transaksi
sebanyak 704 transaksi atau terkontraksi lebih dalam -61,15%
(Grafik 5-29). Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan
(yoy). Peningkatan yang terjadi dipengaruhi oleh
kinerja ekspor pada triwulan laporan yang terkontraksi -14,15%
meningkatnya aktivitas impor pada triwulan laporan yang
(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 12,03% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan
terkontraksi lebih dalam -24,08 % (yoy).
sebelumnya yang terkontraksi -17,27% (yoy).
Transfer dana yang keluar (outgoing) secara domestik dari Sumatera Selatan pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp239,70 miliar, terkontraksi -27,57% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang senilai Rp244,34 miliar atau terkontraksi -20,73% (yoy) (Grafik 5-30). Di sisi lain, volume transaksi outgoing domestik tumbuh positif sebesar 79,27% (yoy) dengan jumlah 704.431 transaksi, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -20,73% (yoy) dengan jumlah 580.648 transaksi. Sejalan dengan hal tersebut, transfer dana outgoing ke luar negeri meningkat baik dari sisi nominal maupun volume. Nominal transaksi pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp9,58 miliar atau tumbuh 58,22% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp6,00 miliar atau tumbuh 23,06% (yoy) dengan nominal Rp6,01 miliar (Grafik 5-33). Sedangkan volume transaksi transfer dana ke luar negeri dari Provinsi Sumatera
BAB VI
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH Pada triwulan III 2020 kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Selatan menurun namun kondisi kesejahteraan petani sedikit membaik Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2020 meningkat dan penyerapan tenaga kerja menurun dibandingkan Agustus 2019. Terdapat 597,9 ribu orang yang terdampak Covid-19 atau 9,48 persen dari penduduk usia kerja. Kondisi kesejahteraan petani menunjukkan perbaikan yang tercermin pada peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) meski masih berada di bawah level optimis.
6.1 KONDISI KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Selatan menunjukkan
akomodasi dan makan minum sejalan dengan kinerja sektor
penurunan karena terdampak pandemi COVID-19. Tingkat
tersebut yang turun terutama pada triwulan II. Namun,
Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2020 tercatat
serapan tenaga kerja di sektor yang terkait penanganan
sebesar 5,51%, lebih tinggi dibandingkan dengan TPT pada
COVID-19 serta informasi dan komunikasi tercatat meningkat.
bulan Agustus 2019 (4,53%), sejalan dengan kinerja perekonomian yang terkontraksi terutama pada triwulan II 2020 (Tabel 1). Kebijakan pengetatan protokol kesehatan dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memitigasi penyebaran pandemi COVID-19 di beberapa wilayah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
66
Penurunan aktivitas perekonomian akibat pandemi juga berdampak pada dinamika ketenagakerjaan di Indonesia, termasuk Sumatera Selatan. Tidak hanya pengangguran, penduduk usia kerja lainnya juga turut terkena dampak
berdampak pada aktivitas produksi dan investasi yang
pandemi ini. Secara keseluruhan, terdapat 597,9 ribu orang
berkurang sehingga mengurangi permintaan tenaga kerja.
penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19 di Provinsi
Hal tersebut tercermin pada kontraksi pertumbuhan pekerja
Sumatera Selatan (9,48%)9 yang terdiri dari pengangguran
penuh waktu. Sebaliknya, pertumbuhan pekerja tidak penuh
karena COVID-19 (49,8 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja
meningkat, khususnya setengah penganggur. Kenaikan
(BAK) karena COVID-19 (14,2 ribu orang), sementara tidak
tingkat pengangguran terutama terjadi di wilayah perkotaan
bekerja karena COVID-19 (41,0 ribu orang), dan penduduk
yang menerapkan protokol COVID-19 dengan lebih ketat.
bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena
Pada Agustus 2020, TPT perkotaan meningkat menjadi 8,57%
COVID-19 (492,9 ribu orang). Secara umum, pada semua
dari 6,88% pada Agustus 2019. Sementara itu, TPT di
kategori tersebut, jumlah laki-laki yang terdampak lebih
pedesaan sedikit meningkat dari 3,23% pada Agustus 2019
banyak dibandingkan perempuan. Jika dilihat menurut daerah
menjadi 3,79% pada Agustus 2020. Secara spasial, kenaikan
tempat tinggal, penduduk usia kerja di daerah perkotaan lebih
TPT terutama tercatat di Kota/Kabupaten yang terdampak
banyak terdampak COVID-19 dibandingkan dengan di
pembatasan aktivitas antara lain Palembang, Lubuklinggau,
perdesaan. Penurunan ini terkonfirmasi dari hasil FGD dengan
Prabumulih dan Ogan Komering Ulu dengan tingkat TPT lebih
instansi terkait, dimana sebanyak 204 perusahaan telah
tinggi dari TPT Sumatera Selatan. TPT Sumatera Selatan
melakukan pengurangan tenaga kerja selama pandemi sejak
tercatat masih lebih rendah dari TPT nasional (7,07%).
Maret 2020, terutama dari sektor perhotelan / jasa Lainnya.
Penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2020 menurun,
Perekonomian telah membuka Program Kartu PraKerja10 guna
sejalan dengan kinerja ekonomi. Pada Agustus 2020, penyerapan tenaga kerja terkontraksi 4,26% (yoy), turun dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2019 yang tumbuh 1,19% (yoy). Secara sektoral, penurunan serapan tersebut disumbang oleh turunnya serapan pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; perdagangan
Merespon kondisi ini, Pemerintah Pusat melalui Kemenko mengurangi tingkat pengangguran dalam masa pandemi. Dari total 10 batch program pengembangan kompetensi yaitu sebanyak 156.679 orang telah berhasil mengikuti Program KPK di Provinsi Sumatera Selatan. Pasokan tenaga kerja Sumatera Selatan masih didominasi
besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda
oleh tenaga kerja unskilled. Jumlah pekerja berpendidikan
motor; industri pengolahan; konstruksi; dan
rendah (SMP ke bawah) mendominasi struktur tenaga kerja
penyediaan
Tabel 6 1 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan (Ribu Orang) 2018
2019
2020
KEGIATAN UTAMA
G% FEB
AGS
FEB
Penduduk Usia Kerja
5980,6
6025,9
Angkatan Kerja
4368,5
4139,0
- Bekerja
4193,0 175,5
Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
- Penganggur
AGS
FEB
AGS
6074,5
6211,0
6168,3
6307,0
1,55
4339,9
4202,8
4325,2
4329,7
3,02
3963,9
4166,8
4012,6
4158,5
4091,4
1,96
175,1
173,0
190,2
166,7
238,4
25,34
1612,1
1886,9
1734,6
2008,2
1843,0
1977,3
(1,54)
73,04
68,69
71,44
67,67
70,12
68,65
0,98
4,02
4,23
3,99
4,53
3,86
5,51
0,98
Ket: Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan
9 . Sumber: Sakernas Agustus 2020 “Mengukur Dampak Covid-19� 10. Kartu PraKerja adalah program pengembangan kompetensi berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja ter-PHK atau pekerja yang membutuhkan guna peningkatan kompetensi.
dengan porsi 60,11%. Rendahnya pendidikan penduduk usia
dari 10,61% pada Agustus 2019 menjadi 10,58% pada Agustus
kerja tersebut juga menyebabkan serapan tenaga kerja masih
2020. Secara keseluruhan, rendahnya penyerapan tenaga
terkonsentrasi pada lapangan kerja informal seperti sektor
kerja berpendidikan tinggi menunjukkan adanya gap antara
pertanian. Di sisi lain, porsi tenaga kerja berpendidikan SMA ke
pasokan tenaga kerja berkualitas dan permintaan tenaga kerja
atas mengalami sedikit kenaikan dari 38,76% pada bulan
di wilayah Sumatera Selatan, antara lain dapat dikarenakan: i)
Agustus 2019 menjadi 39,89% pada Agustus 2020.
oversupply, pertumbuhan industri tidak secepat pertumbuhan
Pe n i n g kat a n te r u t a m a te r j a d i p a d a te n a g a ke r j a
angkatan kerja; ii) kualitas tenaga kerja tidak sesuai dengan
berpendidikan SMA sebesar 1,53%, sedangkan tenaga kerja
standar industri; dan iii) semakin banyak industri yang
SMK justru mengalami penurunan sebesar 0,37%. Hal ini
mengarah pada automasi. Untuk memperluas akses tenaga
mengindikasikan bahwa tenaga kerja pendidikan menengah
kerja ke pasaran kerja, Dinas Ketenagakerjaan telah
atas lebih diminati industri. Sementara itu, persentase
mengembangkan program penempatan kerja berdasarkan
partisipasi kerja pendidikan perguruan tinggi cenderung stabil
tingkat pendidikan. Program Penempatan Kerja berdasarkan
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus 2019 – Agustus 2020 (Ribu Orang)
Petugas Antar Kerja dari Dinas yang membidangi
2020
AGS
AGS
Pertanian, Kehutanan & Perikanan Perdagangan Industri Pengolahan Jasa Pendidikan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Konstruksi Informasi dan Komunikasi Jasa Lainnya Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Pertambangan dan Penggalian Jasa Kesehatan Jasa Perusahaan Aktivitas Keuangan, Asuransi & Real Estate Pengadaan Listrik dan Gas Transportasi dan Pergudangan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang Total
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan
Jumlah
1842,1
1881,1
Persentase
45,91%
45,98%
Ketenagakerjaan Kabupaten /Kota, dengan melakukan Job Canvasing keperusahaan-perusahaan di daerahnya. Setelah di data, lowongan kerja dari perusahaan – perusahaan kemudian diupload ke dalam Bursa Kerja Online melalui
Jumlah
661,7
663,2
aplikasi Ayo Kerja milik Kementerian Ketenagakerjaan. Dalam
Persentase
16,49%
16,21%
aplikasi tersebut ada supply (para pencari kerjaterdaftar), demand (permintaan) dan terjadi matching (penempatan)
Jumlah
249,7
241,9
Persentase
6,22%
5,91%
Jumlah
175,9
181,5
Persentase
4,38%
4,44%
Jumlah
188,0
185,7
Persentase
4,69%
4,54%
Provinsi Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Jumlah
211,8
202,8
Pemberdayaan dan Penempatan Tenaga Kerja Lokal sebagai
Persentase
5,28%
4,96%
upaya nyata pemerintah menyikapi investor yang masuk ke
Jumlah
17,2
18,8
Provinsi Sumatera Selatan, untuk lebih mendahulukan pekerja
Persentase
0,43%
0,46%
bagi masyarakat lokal sesuai dengan visi misi Gubernur dan
Jumlah
147,0
166,4
Persentase
3,66%
4,07%
yang sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan pengguna seperti tingkat pendidikan. Lebih lanjut Pemerintah Provinsi Sumatera telah mengeluarkan Peraturan Daerah
Wakil Gubernur dalam membangun daerah, mengingat sumber daya manusia Sumatera Selatan cukup banyak dan
Jumlah
132,5
141,1
Persentase
3,24%
3,45%
Jumlah
65,2
62,7
Persentase
1,62%
1,53%
Jumlah
56,5
63,5
Persentase
1,41%
1,55%
pada triwulan III 2020 terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan
Jumlah
35,7
43,8
Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank
Persentase
0,89%
1,07%
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi tersebut
Jumlah
38,3
41,9
Persentase
0,94%
1,02%
Jumlah
7,2
9,4
Persentase
0,18%
0,23%
berdaya saing. Aturan ini juga membatasi banyaknya Tenaga Kerja Asing yang akan masuk ke Provinsi Sumatera Selatan. Menurunnya kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Selatan
tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) tenaga kerja yang turun dari 4,32% pada triwulan II menjadi -7,32% pada triwulan III 2020. Sektor ekonomi yang mengalami penurunan
Jumlah
173,3
179,0
penggunaan tenaga kerja terbesar diantaranya adalah sektor
Persentase
4,24%
4,38%
industri pengolahan (-5,02%), konstruksi (-1,76%), informasi dan
Jumlah
10,5
7,7
komunikasi (-0,95%), dan penyedia akomodasi dan makan
Persentase
0,26%
0,19%
minum (-0,06%). Hanya sektor perdagangan besar dan
Jumlah
4012,6
4091,4
Persentase
100%
eceran, dan reparasi mobil dan motor yang mengalami
100%
peningkatan penggunaan tenaga kerja yaitu sebesar 0,48%.
67 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
2019 LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
tingkat pendidikan terutama bagi pencari kerja melibatkan
Grafik 6.1 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu
Grafik 6.2 Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani
140
160
120
140
INDEKS HARGA
NILAI TUKAR PETANI
96
120
100
94
100
80
92
80
60
28,44
40
20 0 III
II
IV
2018
I
III
II 2019
IV
I
II
88
40
0 I
90
60
20
86 84
III
I
III
II
IV
I
III
II
2018
2020
IV
I
2019
INDEKS HARGA YANG DITERIMA
Sumber : Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia
98
III
II 2020
INDEKS HARGA YANG DIBAYAR
NILAI TUKAR PETANI
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan
Di tengah kondisi pandemi yang memicu menurunnya kondisi
dibandingkan triwulan sebelumnya. Terbatasnya perbaikan
ketenagakerjaan, hasil Survei Konsumen menunjukkan bahwa
NTP ini disinyalir disebabkan oleh terbatasnya dampak
kondisi ketersediaan lapangan kerja masih diyakini membaik
membaiknya harga TBS komoditas kelapa sawit dan harga
(Grafik 6-1). Keyakinan ini tercermin dari meningkatnya indeks
karet bagi petani akibat menurunnya produksi karena masih
ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan 6
berlangsungnya masa trek (low crop) kelapa sawit sejak April
bulan yang lalu sebesar 28,44 meningkat dari sebelumnya
2020. Harga komoditas karet pada triwulan laporan juga
27,89.
terpantau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia dan mulai
6.2 KONDISI KESEJAHTERAAN
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
68
pulihnya aktivitas manufaktur mobil di China.
Tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah
NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
perdesaan dapat terkonfirmasi dari Nilai Tukar Petani (NTP).
menunjukkan peningkatan sejalan dengan kembali
Hal ini sejalan dengan mata pencaharian masyarakat
meningkatnya permintaan dunia terhadap karet dan produksi
perdesaan yang terkonsentrasi pada lapangan usaha
kayu bulat yang meningkat hingga lebih dari 30%
pertanian. Perkembangan NTP Sumatera Selatan pada
dibandingkan triwulan sebelumnya. NTPR provinsi Sumatera
triwulan III 2020 tercatat sebesar 96,49, meningkat 7,22%
Selatan mencatatkan peningkatan sebesar 10,07% pada
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 89,99. Hal
triwulan III 2020 dibandingkan triwulan sebelumnya dan
ini menunjukkan tingkat kesejahteraan petani meningkat,
merupakan peningkatan terbesar dibandingkan dengan
meski belum optimal karena masih di bawah nilai 100.
subsektor lainnya. Harga indeks kelompok tanaman
Kenaikan NTP pada Triwulan III 2020 terutama didorong oleh peningkatan pendapatan yang diterima petani, sementara pada saat bersamaan biaya yang dibayar petani relatif berkurang. Penerimaan petani dicerminkan oleh Indeks yang diterima petani (It) yang tercatat meningkat dari 94,70 pada
perkebunan rakyat (khususnya kelapa sawit, karet dan kopi) menunjukkan peningkatan yang secara rata-rata naik sebesar 3,44 persen. Kenaikan NTPR juga didorong oleh membaiknya harga komoditas CPO pada triwulan III setelah turun pada triwulan sebelumnya.
triwulan II 2020 menjadi sebesar 101,04 pada triwulan III 2020.
Grafik 6.3 Perkembangan NTP dan Inflasi Pedesaan Sumatera Selatan
Peningkatan indeks yang diterima paling besar terjadi pada sektor perkebunan yang mengalami kenaikan sebesar 10,07%.
98
Kenaikan indeks yang diterima pada sektor perkebunan rakyat
96
disebabkan naiknya harga indeks kelompok tanaman
94
perkebunan rakyat (khususnya kelapa sawit, karet dan kopi)
92
yang secara rata-rata naik sebesar 3,44 persen. Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) menurun dari 105,23 pada triwulan II 2020 menjadi 104,71 pada triwulan laporan. Kondisi ini terjadi pada semua subsektor tanpa terkecuali dengan penurunan indeks dibayar (Ib) terbesar terjadi pada
NILAI TUKAR PETANI
IHK PEDESAAN
160 140 120 100 80
90
60
88
40
86
20
84
0 I
III
II
IV
I
2018
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan
IV
2019 NILAI TUKAR PETANI
subsektor hortikultura yang turun sebesar -0,59%
III
II
I
II 2020
IHK PEDESAAN
III
Grafik 6.5 Indeks Tingkat Pendapatan/Penghasilan Provinsi Sumatera Selatan
Grafik 6.4 Nilai Tukar Petani Per Subsektor NTP SUBSEKTOR
NTP
98 96
100
94
80
92 60 90 40
88
20
86
0
84 I
III
II
IV
I
2018 NTPP
NTH HORTI
IV
III
II 2019
NTPR
NTH PETERNAK
I
II
III
2020 NTNP
NILAI TUKAR PETANI
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan
180 160
135,78
140 120 100
70,67
80 60 40 20 0 I
III
II
IV
2018
I
III
II
IV
I
2019
II
III
2020
PENGHASILAN SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU PERKIRAAN PENGHASILAN 6 BULAN MENDATANG DIBANDINGKAN SAAT INI Sumber : Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia
NTP subsektor hortikultura (NTPH) dan perikanan (NTNP) juga
Peningkatan NTP Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III
meningkat sejalan dengan mulai meningkatnya kembali
2020, terkonfirmasi dari
permintaan masyarakat serta operasional penyedia jasa
terhadap tingkat pendapatan/penghasilan saat ini
indeks hasil Survei Konsumen
makan dan minum/restoran di Provinsi Sumatera Selatan,
dibandingkan 6 bulan yang lalu yang meningkat menjadi
masing-masing sebesar 0,93% dan 2,07%. Hal ini terkonfirmasi
70,67 dari 65,22 pada triwulan lalu (Grafik 6-5).
dengan meningkatnya lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 13,65% dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, NTP subsektor peternakan (NTPT) mengalami penurunan sebesar -0,96%. Penurunan NTPT pada triwulan laporan disinyalir terjadi karena penurunan pendapatan yang diterima oleh peternak setelah HBKN Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan II sejalan dengan normalisasi harga komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras.
Masyarakat juga optimis bahwa penghasilan mereka ke depan akan relatif lebih baik seiring dengan meredanya penyebaran pandemi COVID-19. Hal ini terkonfirmasi dari indeks hasil Survei Konsumen terhadap tingkat penghasilan 6 bulan yang akan datang dibandingkan penghasilan saat ini yang sudah berada dalam level optimis sebesar 135,78.
69 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
120
BAB VII
PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan triwulan I 2021 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020. Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2021 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2020. Secara keseluruhan tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi didorong oleh pulihnya aktivitas ekonomi yang terlihat dari membaiknya konsumsi rumah tangga, perbaikan kinerja ekspor dan berlanjutnya pembangunan infrastruktur. Tekanan inflasi Sumatera Selatan pada triwulan I-2021 dan keseluruhan tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 namun masih berada dalam target inflasi nasional sebesar 3,0Âą1% (yoy).
7.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan triwulan I 2021
pembangunan perumahan diperkirakan juga menopang
diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan
kinerja investasi di triwulan I-2021.
triwulan IV 2020. Hasil evaluasi dari vaksin untuk penyakit COVID-19 menunjukkan angka keberhasilan yang cukup tinggi, mendorong keyakinan masyarakat dan pelaku usaha untuk meningkatkan aktivitasnya kembali di luar rumah. Konsumsi secara keseluruhan diprakirakan membaik meskipun masih terkontraksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, kinerja investasi dan ekspor diperkirakan akan terkontraksi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi lapangan usaha (LU), perbaikan diperkirakan terjadi pada LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU pertambangan dan penggalian serta LU Konstruksi. Sementara itu, untuk LU pertanian, kehutanan, dan perikanan serta LU Industri pengolahan diperkirakan tumbuh terbatas di triwulan I-2021. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi didorong oleh meningkatnya aktivitas ekonomi yang didukung dengan penerapan protokol pencegahan penularan COVID-19. Mulai kembalinya aktivitas ekonomi dengan menerapkan social distancing dan ekspektasi
72
masyarakat yang mulai optimis dengan mulai terkendalinya wabah COVID-19 mendorong pemulihan ekonomi. Selain itu,
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
keputusan Menteri Pendidikan yang memperbolehkan sekolah secara tatap muka akan memberikan dampak kenaikan permintaan atas konsumsi makanan, transportasi, dan pakaian. Hal ini akan mendorong LU perdagangan besar dan eceran dan LU penyediaan akomodasi dan makan minum. Meskipun demikian, masih adanya risiko penyebaran wabah COVID-19 dan masih terdapatnya sekolah yang belum dapat memenuhi standar kesehatan diperkirakan masih akan
Sementara itu, ekspor luar negeri diperkirakan akan terkontraksi karena aktivitas perdagangan global di awal tahun masih dalam tahap konsolidasi. Konsolidasi penetapan kontrak penjualan seiring dengan aktivitas manufaktur global diperkirakan masih dalam tahap permulaan sehingga akan menahan permintaan ekspor global. Harga komoditas batubara, karet dan CPO diperkirakan meningkat. Harga batubara diperkirakan membaik
kebutuhan energi pada saat memasuki musim dingin. Sementara itu, harga karet diperkirakan akan lebih tinggi seiring dengan masih terbatasnya produksi karet dari negara penghasil karet lainnya. Harga komoditas CPO diperkirakan juga akan terus meningkat dengan berlanjutnya kebijakan B30 di tingkat nasional dan meningkatnya permintaan terutama dari Tiongkok dan India, meskipun terdapat kampanye negatif dari Uni Eropa. Sejalan dengan perekonomian global dan nasional yang diproyeksikan meningkat, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020. Membaiknya aktivitas perekonomian yang didorong oleh hasil evaluasi vaksin COVID-19 yang baik mendorong peningkatan kinerja dari sisi permintaan dan lapangan usaha. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2021 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Menurut World Economic Outlook dari IMF, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan akan tumbuh positif sebesar
menahan konsumsi untuk tumbuh lebih tinggi. Konsumsi
Tabel 7 1. Global Economic Outlook
LNPRT diperkirakan akan menurun yang disebabkan belum 2017
2018
adanya jadwal pelaksanaan Pilkada di awal tahun 2021.
WILAYAH
Sementara konsumsi pemerintah diperkirakan masih tertahan
World
3,8
3,6
seiring dengan proses konsolidasi penyusunan dan
US
2,2
2,9
pengesahan anggaran pemerintah di awal tahun .
Euro Area
2,4
Kinerja PMTB (investasi) diperkirakan akan tumbuh seiring dengan berlanjutnya proyek program pembangunan infrastruktur baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Berlanjutnya pembangunan infrastruktur yang
dipicu
oleh meningkatnya permintaan yang didorong oleh
Proyeksi Jun 20 2019 2020*
2021*
2,9
-4,4
5,2
2,3
-4,3
3,1
1,8
1,2
-8,3
5,2
Japan
1,9
0,9
0,7
-5,3
2,3
China
6,9
6,6
6,1
1,9
8,2
India
6,7
7,1
4,8
-10,3
8,8
Sumber: WEO IMF, *) estimasi
Tabel 7 2. Volume Perdagangan Internasional
tergabung di dalam Proyek Strategis Nasional seperti pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, pembangunan bendungan, dan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api.
2017
2018
2019
2020p
2021p 8,3
Volume Perdagangan Internasional
5,7
3,7
0,9
-10
Selain itu, program pembangunan infrastruktur strategis
Negara Maju
4,7
3,2
1,2
-12
7,3
pemerintah daerah seperti proyek pembangunan jalan besar,
Negara Berkembang
7,3
4,6
0,8
-9,4
11,0
program Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan program
Sumber: WEO, IMF, *) estimasi
5,29% (yoy) didorong oleh peningkatan perekonomian dari
Grafik 7.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Keseluruhan Tahun 2021
negara Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun saat ini kasus COVID-19 memasuki fase gelombang kedua, beberapa indikator ekonomi global seperti kinerja manufaktur global sudah mulai membaik. Perkembangan volume perdagangan dunia juga menunjukkan tren yang meningkat. Lebih lanjut, pengaruh politik dunia dari hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat juga memberikan keyakinan positif terhadap aktivitas perdagangan dunia. Selain itu, pertumbuhan negara tujuan ekspor utama Sumatera Selatan yaitu Tiongkok dan Amerika
8,00 7,00
2020 0,06-0,46
6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00 -2,00 -3,00 I
III
II
IV
I
2019
III
II
IV
I
2020
III
II
IV
2021
Serikat juga membaik. Kondisi ekonomi global yang mendorong pemerintah dari seluruh dunia mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang akomodatif di tahun 2020 dalam rangka perbaikan aktivitas perekonomian di masing-masing negara. Oleh karena itu, proyeksi pertumbuhan volume perdagangan internasional diperkirakan tumbuh positif mencapai 8,3% pada tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan belum akan
P : Proyeksi Bank Indonesia Sumber: BPS, estimasi BI
dampak implementasi penjualan langsung melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB). Selain itu kondisi cuaca yang kondusif juga ikut mendorong peningkatan produksi tanaman perkebunan tahunan, tanaman hortikultura, dan tanaman bahan pangan lainnya. Selanjutnya, LU pertambangan dan penggalian diperkirakan tumbuh lebih
kembali ke periode sebelum pandemi. Namun demikian, tren
tinggi karena permintaan energi global yang lebih tinggi
pemulihan sudah mulai terlihat sejak dibukanya kembali
dibandingkan tahun 2020.
beberapa sektor utama dari pertengahan tahun 2020, mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 akan tumbuh lebih tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, perbaikan permintaan global di beberapa negara yang sebaran virusnya mulai turun, mendorong kembalinya aktivitas manufaktur sehingga memberikan dampak positif kepada kinerja ekspor. Kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat dan menopang ekonomi tumbuh lebih tinggi.
Disamping LU utama tersebut, LU perdagangan besar, eceran, reparasi mobil, dan motor serta LU penyediaan tumbuh seiring dengan mulai meningkatnya aktivitas masyarakat dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini diperkirakan akan meningkatkan kembali aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat. LU konstruksi diperkirakan tumbuh positif yang didorong berlanjutnya pembangunan
Dari sisi lapangan usaha (LU), LU industri pengolahan
infrastruktur baik yang tergabung dalam Proyek Strategis
diperkirakan akan menjadi LU utama dengan pertumbuhan
Nasional maupun program infrastruktur strategis daerah.
tertinggi, terutama disumbangkan oleh subsektor industri kertas dan barang kertas serta industri karet dan barang dari karet. Penerapan kebiasaan baru dampak pandemi Covid-19 akan mendorong permintaan global untuk kebutuhan higienis seperti kertas tissue, masker, serta kemasan untuk kebutuhan pengiriman logistik. Kondisi ini akan mendorong kinerja dari industri kertas dan barang dari kertas. Sementara itu, meningkatnya permintaan dari industri ban yang didorong oleh mulai meningkatnya kinerja transportasi, akan mendorong kinerja industri karet dan barang dari karet. LU pertanian, kehutanan, dan perikanan juga diperkirakan
73
akomodasi dan makan minum diperkirakan akan kembali
Perekonomian Sumatera Selatan pada tahun 2021 dihadapkan pada faktor risiko yang dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari proyeksi. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai seperti kepastian implementasi vaksin yang belum terealisasi ke seluruh masyarakat, adanya risiko politik global yang berpengaruh kepada aktivitas perdagangan dan harga komoditas global, serta realisasi kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur yang lebih tinggi dibandingkan dengan rencana.
7.2 PROSPEK INFLASI
akan meningkat seiring dengan membaiknya harga
Perkembangan inflasi pada triwulan I 2021 diperkirakan masih
komoditas kelapa sawit dan karet. Harga komoditas kelapa
rendah dan terkendali. Inflasi yang terjaga terutama
sawit akan terus membaik karena berlanjutnya implementasi
disebabkan oleh masih terkendalinya pasokan bahan pangan
kebijakan B30. Harga komoditas karet juga ikut meningkat
meskipun curah hujan yang meningkat berdampak terhadap
seiring dengan membaiknya harga di tingkat petani sebagai
menurunnya produksi bahan pangan dari daerah sentra.
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
terkontraksi lebih dalam sebagai dampak pandemi COVID-19,
Grafik 7.2. Proyeksi Inflasi Tahunan Sumatera Selatan
Grafik 7.3. Ekspektasi Harga Konsumen
3,50
500
3,00 400
2,50 2,00
300
1,50
92,9
1,00
200
0,50 0,00
128,6
100
-0,50 -1,00
57,3
I
III
II 2019
IV
I
III
II 2020
IV
I
III
II
IV
I
2021
III
II
IV
I
2018 INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK)
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan dan proyeksi Bank Indonesia
III
II
IV
I
2019
II
III
2020
INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN (IEK)
Sumber: Survei Konsumen, BI
Namun demikian, permintaan dari rumah tangga untuk
instansi yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi
makanan dan minuman dari sektor penyediaan makanan dan
Daerah (TPID) diharapkan dapat menjaga inflasi berada dalam
minuman diperkirakan masih terbatas. Kondisi ini akan
batas yang terkendali sesuai target inflasi nasional sebesar
menahan laju inflasi terutama dari kelompok makanan,
3,0±1% (yoy) diakhir tahun 2021.
minuman, dan tembakau serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. Tekanan inflasi pada kelompok transportasi diperkirakan akan bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara, yang dipicu oleh meningkatnya aktivitas perjalanan pada libur awal tahun dan
74
kegiatan perjalanan dinas dari pelaku usaha / pemerintahan di awal tahun. Kenaikan harga emas perhiasan meskipun
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
terbatas, diperkirakan akan mendorong laju peningkatan inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya di Sumatera Selatan. Tekanan inflasi Sumatera Selatan di tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, namun tetap berada di dalam kisaran target inflasi nasional. Meningkatnya tekanan inflasi tersebut diperkirakan terjadi pada kelompok inflasi
7.3 REKOMENDASI Percepatan pembangunan infrastruktur, kecukupan pasokan energi, harmonisasi ketentuan, monitoring pencapaian dan growth strategy untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru menjadi syarat perlu untuk pembangunan ekonomi Sumatera Selatan yang berkualitas dan berkelanjutan. Adapun rekomendasi yang perlu mendapat perhatian dalam upaya mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan yang solid dan berkelanjutan diantaranya adalah:
1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi: •
Menerapkan protokol pencegahan penyebaran COVID-
makanan, minuman dan tembakau dan kelompok
19 yang ketat dan menyeluruh di seluruh kegiatan
transportasi. Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa
ekonomi. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan
lainnya diperkirakan masih tumbuh lebih tinggi. Inflasi
kepada masyarakat yang akan melakukan aktivitas
kelompok makanan, minuman, dan tembakau lebih tinggi
ekonomi di luar rumah, sehingga diharapkan dapat
karena meningkatnya permintaan bahan makanan dari rumah
mendorong konsumsi rumah tangga.
tangga dan pelaku usaha restoran/perhotelan yang didorong
•
Melakukan kebijakan penggunaan produk UMKM unggulan daerah sesuai dengan Gerakan Bangga
oleh meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, ditambah terdapat peningkatan cukai rokok yang rencananya akan
Buatan Indonesia (GBBI) seperti kain dan makanan khas
diberlakukan kembali di tahun 2021. Selanjutnya, tekanan
daerah di lingkungan pemerintah untuk mendorong
pada kelompok transportasi diperkirakan akan lebih tinggi
konsumsi produk UMKM daerah disamping program
karena mulai meningkatnya penggunaan angkutan udara
pemulihan ekonomi kepada pelaku usaha baik untuk
yang didorong peningkatan perjalanan dari masyarakat,
pelaku usaha besar maupun usaha kecil (UMKM).
pelaku usaha, dan pemerintah. Sementara itu, tekanan inflasi
•
Berkoordinasi dengan lembaga audit dan penegakan
juga masih terasa pada kelompok perawatan pribadi dan jasa
hukum dalam rangka penyusunan rencana belanja
lainnya yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas
penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi daerah,
emas yang lebih tinggi dari historisnya meskipun terbatas
sehingga belanja daerah dapat terakselerasi lebih cepat
dibandingkan dengan tahun 2020. Koordinasi yang solid antar
sesuai dengan petunjuk teknis yang telah disampaikan.
Melakukan pendampingan dalam pemanfaatan dana
•
desa, mengingat Dana Desa memiliki peran strategis
•
SDM dan permodalan. Peningkatan kapasitas produksi
dalam pengentasan kemiskinan di perdesaan dan
dilakukan melalui integrasi rantai pasokan dan nilai
mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah
produk UMKM. Peningkatan kualitas SDM UMKM
perdesaan. Pemanfaatan dana desa perlu digunakan
dilakukan melalui edukasi proses bisnis, pemasaran, dan
secara optimal, misalnya untuk membangun BUMDes
akses keuangan. Lebih lanjut, peningkatan kapasitas
yang dapat melakukan usaha produktif sesuai potensi
pembiayaan dilakukan melalui pemberian fasilitas
daerah.
pinjaman yang sesuai untuk UMKM.
Percepatan pembangunan fasilitas pelabuhan samudera di Tanjung Carat untuk mendorong
2. Pengendalian inflasi
peningkatan ekspor dari Sumatera Selatan.
•
menjaga inflasi yang relatif stabil, perlu dikembangkan
terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung
Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk mendukung
Api-Api (KEK TAA) untuk mendorong hilirisasi industri
pengiriman pasokan dari daerah yang surplus ke daerah
yang memberikan nilai tambah dan mengurangi
yang defisit.
ketergantungan terhadap ekspor komoditas sumber
•
terhadap harga komoditas bahan pangan strategis oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Satgas Pangan, dan
Sumatera Selatan seperti minyak kelapa sawit menjadi
instansi terkait lainnya.
biodiesel, crumb rubber menjadi komoditas ban, aspal
•
meningkatkan penyerapan produk pertanian dan
rumah tangga. Optimalisasi elektronifikasi transaksi pemerintah daerah baik transaksi pengeluaran maupun penerimaan melalui
memotong rantai perdagangan. •
komoditas pangan yang telah memperhitungkan
efisiensi pengelolaan keuangan daerah, meningkatkan
kebutuhan wilayah dan kebutuhan wilayah sekitar
kualitas pelayanan publik, serta mempercepat integrasi
sehingga diperoleh data surplus/defisit bahan pangan
ekonomi dan keuangan digital. penyediaan jasa telekomunikasi dalam rangka mendorong percepatan pembangunan infrastruktur pendukung elektronifikasi sistem pembayaran di fasilitas umum dan layanan masyarakat. •
yang lebih akurat. •
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pemantauan harga bahan pangan dan penyediaan informasi kepada publik perlu adanya peningkatan partisipasi pemerintah daerah dalam pengkinian data harga komoditas secara berkelanjutan pada aplikasi Pusat Informasi Harga
Sehubungan dengan sektor pertanian yang merupakan
Pangan Strategis (PIHPS) agar utilisasi sistem lebih
sektor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di
maksimal.
Sumatera Selatan, maka Nilai Tukar Petani perlu ditingkatkan dengan penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas lahan dan menekan biaya produksi, serta memperpendek rantai distribusi melalui pembangunan Sentra Terminal Agribisnis dan pemasaran produk-produk pertanian secara daring. •
Untuk memastikan ketersediaan pasokan komoditas
Mendorong peningkatan jumlah UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) untuk komoditas karet dan pembentuk lembaga seperti UPPB untuk komoditas lainnya untuk meningkatkan kualitas dan harga komoditas dari tingkat petani.
75
pangan diperlukan adanya laporan ketersediaan
instrumen non tunai untuk memperkuat efektivitas dan
Sinergi antara pemerintah, perbankan, dan perusahaan
Mendorong kerjasama dan kemitraan petani dengan pelaku usaha melalui digital farming untuk
Ether (DME) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
•
Terus meningkatkan pengawasan dan pemantauan
Mendorong hilirisasi komoditas SDA unggulan dari
karet, dan dock fender, serta batubara menjadi Dimethyl
•
Dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan
Pembangunan pelabuhan juga dapat dilakukan secara
daya alam. •
Peningkatan kapasitas UMKM baik dari sisi produksi,
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
•
LAMPIRAN
A.Tabel Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Selatan Perumahan, Air, Listrik, Gas Pakaian & Alas Kaki & Bahan Bakar Lainnya
Perlengkapan, Informasi, Peralatan & Komunikasi, Pemeliharaan Kesehatan Transportasi & Jasa Rutin Rumah Keuangan Tangga
Penyediaan Perawatan Rekreasi, Pribadi Olahraga, & Pendidikan Makanan & & Jasa Minuman / Budaya Lainnya Restoran
Umum
Makanan, Minuman, & Tembakau
1
0,62
1,96
(0,00)
0,33
0,17
0,19
(0,81)
-
0,41
-
0,27
0,48
2
0,26
0,78
0,08
(0,65)
0,06
0,09
(0,13)
0,01
(0,04)
(0,00)
0,01
0,27
3
0,04
0,09
-
0,77
0,10
0,02
(0,69)
0,01
-
-
0,09
1,06
4
(0,12)
(0,37)
-
-
0,24
0,08
(0,06)
(1,30)
-
-
0,14
0,68
5
0,13
(0,66)
0,86
(0,09)
0,04
0,12
0,15
2,20
1,10
-
1,08
0,84
6
0,19
0,61
0,01
(0,02)
0,02
0,05
0,02
-
-
-
0,22
(0,12)
7
(0,28)
(1,66)
0,01
-
0,25
0,28
0,51
-
(0,04)
1,01
0,49
0,62
8
(0,35)
(1,63)
0,14
0,03
0,03
0,04
(0,02)
-
0,28
-
0,04
1,79
9
(0,05)
(0,34)
0,04
-
0,23
0,27
-
-
-
-
(0,01)
0,56
0,16
0,68
0,01
0,12
(0,10)
0,03
(0,57)
-
-
-
-
0,16 0,40
TAHUN /BULAN
Palembang (mtm%)
2020
10
Lubuklinggau (mtm%)
2020
1
0,36
1,00
0,03
(0,14)
(0,05)
0,02
0,07
0,32
(0,36)
-
0,38
2
0,39
0,91
0,01
10,87
0,23
0,32
0,32
0,37
0,13
(0,00)
0,04
0,20
3
0,07
0,17
0,01
(9,60)
0,11
0,13
(0,79)
0,06
0,10
-
0,07
0,50
4
(0,43)
(0,87)
(0,08)
0,11
0,03
0,01
(1,51)
(1,21)
-
-
0,05
0,65
5
0,40
0,04
0,62
0,67
0,08
0,25
0,06
0,87
0,24
-
0,31
2,19
6
0,31
0,61
0,20
(0,07)
0,38
0,49
0,54
(0,18)
0,01
-
0,05
0,52
7
(0,18)
(1,01)
0,16
(0,06)
0,55
0,03
0,12
(0,28)
0,12
0,80
-
1,38
8
(0,11)
(0,89)
0,07
0,20
0,05
(0,05)
0,08
-
0,17
0,03
0,01
2,01
9
0,04
(0,21)
0,08
(0,03)
0,15
0,25
0,30
0,07
0,05
-
-
0,93
10
0,38
0,77
(0,01)
0,21
0,18
0,43
(0,21)
-
0,12
1,90
-
0,41
Sumatera Selatan (mtm%)
1
0,60
1,88
0,00
0,29
0,15
0,18
(0,73)
0,03
0,35
0,00
0,28
1,68
2
0,27
0,79
0,08
0,27
0,07
0,11
(0,09)
0,04
(0,02)
(0,00)
0,01
0,83
3
0,04
0,10
0,00
0,70
0,11
0,03
(0,70)
0,01
0,01
(0,00)
0,09
0,06
4
(0,15)
(0,41)
(0,01)
(0,83)
0,22
0,07
(0,18)
(1,29)
0,00
0,00
0,13
(0,55)
5
0,16
(0,60)
0,84
(0,03)
0,04
0,13
0,14
2,09
1,03
(0,00)
1,02
(0,69)
6
0,20
0,61
0,03
(0,02)
0,05
0,09
0,06
(0,01)
0,00
(0,00)
0,21
0,71
7
(0,27)
(1,61)
0,02
(0,00)
0,27
0,26
0,48
(0,02)
(0,02)
0,99
0,45
(1,93)
8
(0,33)
(1,57)
0,14
0,04
0,03
0,03
(0,01)
0,00
0,27
0,00
0,04
(1,87)
9
(0,04)
(0,33)
0,04
(0,00)
0,22
0,27
0,02
0,01
0,00
(0,00)
(0,01)
(0,41)
0,18
0,69
0,01
0,12
(0,08)
0,06
(0,54)
0,00
0,01
0,15
(0,00)
0,74
10
77 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
2020
B.Tabel Inflasi Tahunan Provinsi Sumatera Selatan Perumahan, Air, Listrik, Gas Pakaian & Alas Kaki & Bahan Bakar Lainnya
Perlengkapan, Informasi, Peralatan & Komunikasi, Pemeliharaan Kesehatan Transportasi & Jasa Rutin Rumah Keuangan Tangga
Penyediaan Perawatan Rekreasi, Pribadi Olahraga, & Pendidikan Makanan & & Jasa Minuman / Budaya Lainnya Restoran
Umum
Makanan, Minuman, & Tembakau
1
2,49
3,43
1,86
1,87
3,17
2,67
1,04
0,27
3,96
4,01
2,10
3,17
2
3,12
6,32
1,95
0,93
3,15
2,42
(0,14)
0,27
3,93
4,01
1,52
3,41
3
3,20
6,53
1,83
1,54
3,06
2,42
(0,29)
0,28
3,93
4,01
1,56
4,58
4
2,54
4,44
1,60
1,45
3,30
2,45
(0,57)
(1,03)
4,04
4,01
1,56
5,46
5
2,19
2,79
1,74
1,28
3,08
2,55
(1,22)
0,94
4,84
3,90
2,57
6,24
6
1,75
1,43
1,55
1,18
2,93
2,43
(0,73)
0,94
4,84
3,90
2,80
4,98
7
0,98
(1,09)
1,02
1,05
2,90
2,24
(0,30)
0,94
4,65
3,18
3,10
5,31
8
0,72
(2,33)
1,39
1,07
2,74
2,16
0,42
0,94
4,94
2,37
2,85
6,39
9
0,97
0,02
1,26
0,92
1,58
1,19
(0,94)
0,90
1,72
1,01
2,34
6,42
10
1,20
1,00
1,24
0,85
1,16
1,17
(1,35)
0,90
1,72
1,01
2,34
6,84
1
1,77
2,32
1,08
0,06
0,75
1,41
1,96
1,39
0,26
4,75
2,37
4,20
2
2,62
5,24
1,09
10,58
1,11
1,72
2,34
1,77
0,42
4,74
1,63
3,46
3
2,63
5,36
1,07
0,02
1,73
1,79
0,53
1,82
0,52
4,74
2,11
3,74
4
1,87
3,11
0,76
0,62
1,66
1,68
(0,34)
0,59
0,53
4,74
1,71
4,44
5
1,45
1,41
0,94
1,26
1,21
1,42
(1,42)
0,83
0,59
4,74
1,86
6,45
6
1,37
1,25
1,07
1,19
1,40
1,94
(1,52)
0,65
0,71
4,74
1,27
6,84
7
0,93
(0,45)
1,12
1,16
1,80
1,96
(0,89)
0,16
0,53
4,69
0,92
8,21
8
1,09
(0,52)
1,18
1,38
1,76
1,70
(0,21)
0,16
0,67
4,43
0,93
9,50
9
1,41
0,86
1,18
1,33
1,84
1,95
(0,16)
0,14
0,40
0,82
0,91
9,27
10
1,62
1,03
1,19
1,73
2,09
2,37
(0,43)
(0,18)
0,61
2,73
0,90
9,75
1
2,43
3,34
1,79
1,73
2,97
2,56
1,11
0,36
3,65
4,07
2,13
2,98
2
3,08
6,23
1,87
1,71
2,98
2,36
0,07
0,39
3,63
4,07
1,53
6,35
3
3,16
6,43
1,77
2,28
2,95
2,36
(0,22)
0,41
3,64
4,07
1,60
6,61
4
2,48
4,33
1,53
1,39
3,16
2,39
(0,55)
(0,89)
3,75
4,07
1,57
4,12
5
2,13
2,67
1,67
1,28
2,93
2,45
(1,23)
0,93
4,48
3,97
2,52
2,24
TAHUN /BULAN
Palembang (mtm%)
2020
Lubuklinggau (mtm%)
2020
Sumatera Selatan (mtm%)
2020
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
78
6
1,72
1,41
1,51
1,18
2,81
2,38
(0,79)
0,91
4,49
3,97
2,67
0,87
7
0,98
(1,04)
1,02
1,06
2,81
2,22
(0,35)
0,87
4,30
3,30
2,92
(2,02)
8
0,75
(2,18)
1,38
1,10
2,66
2,12
0,37
0,87
4,59
2,53
2,70
(3,39)
9
1,01
0,09
1,25
0,95
1,60
1,25
(0,87)
0,84
1,62
0,99
2,22
(0,83)
10
1,24
1,00
1,23
0,92
1,23
1,27
(1,27)
0,81
1,63
1,14
2,22
0,19
C.Daftar KUPVA Bukan Bank Berizin di Sumatera Selatan NAMA KUPVA BB
ALAMAT
PT Try Dharma Perdana
Jl.Kol. Atmo No.446 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera
STATUS KANTOR
NO. TELP/ HP
Kantor Pusat
081377918991 0711-351786
Kantor Pusat
081367727628
Kantor Pusat
0811786128
Kantor Pusat
081373088288 0711-317601
Kantor Pusat
0711-354858
Selatan 30125 PT Sinar Valuta Asing Palembang
Jl. Sayangan No.164 RT 003/001 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang,
PT Berkat Sukses Bersama
Jl. R. Sukamto, PTC Mall GF-A2.27- 28, 8 Ilir, Ilir Timur 2,
Sumatera Selatan 30125
Palembang, Sumatera Selatan 30114 PT Makmur Alam Jaya
Jl. Beringin Janggut II No.6/351, 17 Ilir, Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera Selatan 30125
PT Ranting Emas Jaya Abadi
Jl. Jend.Sudirman No.98/456, 20 Ilir, Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera Selatan 30126 Jl. Kapten A Rivai Komplek Ruko Hotel Arista No.B.01/08
Kantor Pusat
085273059866
PT Mas Sriwijaya Abadi
Jl. TP Rustam Effendi No.380 D RT 006 RW 003 Kel.17 Ilir
Kantor Pusat
08127341808 0711351111
Kantor Pusat
08117892478 0711-365691
Kec.Ilir Timur I, Palembang PT Sumber Daya Usaha
Internasional Plaza Jl. Jenderal Sudirman No.147 Blok B-3, Palembang
PT H. La Tunrung A.M.C
Jl. R. Sukamto, No.79 RT 10/005 Kel.8 Ilir, Kec. Ilir Timur 2,
Kantor Cabang
082175059245 0711-5630188
Kantor Cabang
08558341789 0711-382418
Palembang, Sumatera Selatan 30114 PT Mekarindo Abadi Sentosa
Palembang Trade Center Mall (PTC) Lantai GF Blok A2, No.4243 Jl. R Sukamto Palembang, Sumatera Selatan
79 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
PT Ario Kesuma Indovalas
Daftar Istilah
80
Mtm
Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya
Qtq
Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya
Yoy
Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya
Share Of Growth
Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB
Investasi
Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal
Sektor ekonomi dominan
Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan
Migas
Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak dan gas
Omzet
Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi
Share effect
Kontribusi pangsa sektor atau sub sektor terhadap total PDRB
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu
Indeks Kondisi Ekonomi
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Indeks Ekspektasi Konsumen
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
Dana Perimbangan
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.
Indeks Pembangunan Manusia
Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah
Andil inflasi
Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan
Bobot inflasi
Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut
Ekspor
Dalam keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Impor
Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil
PDRB atas dasar harga berlaku
Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian
PDRB atas dasar harga konstan
Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya
Bank Pemerintah
Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito
Loan to Deposits Ratio (LDR)
Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
Cash inflows
Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu
Cash Outflows
Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu
Net Cashflows
Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya
Aktiva Produktif
Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan surat-surat berharga lainnya.
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan
Kualitas Kredit
Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio antara modal (modal inti dan modal pelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Financing to Deposit Ratio (FDR)
Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional
Inflasi
Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)
Kliring
Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu
Kliring Debet
Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menagani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
81
Non Performing Loans /Financing (NPLs/Ls) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
82
Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kedit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari total kredit macet (setelah dikurangi agunan)
Rasio Non Performing Loans /Financing (NPLs/Fs)
Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.
Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET
Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)
Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)
Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Industri
Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu industri.
Pekerja
Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha tersebut.
Pekerja Dibayar
Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan mendapatkan upah/gaji dan tunjangantunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.
Pekerja Tidak Dibayar
Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.
Input
Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.
Output
Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan-penerimaan lainnya.
Nilai Tambah/Value Added
Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah menurut harga pasar.
Produktivitas
Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun yang tidak dibayar.
Tingkat Efisiensi
Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.
Intensitas Tenaga Kerja
Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap nilai tambah.
Gross Margin
%persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020
Usaha
Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung risiko.
Perusahaan
Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi, bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.
Perusahaan Industri
Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.
Jasa Industri
Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN
83
Tim Penyusun Penanggung Jawab Hari Widodo Koordinator Penyusun Demina R. Sitepu Indra Kuspriyadi Tim Penulis Rendha Prasetya Kuswono Destiarini Pahmi Utamaraja Ginting Raja Alfredo Siregar Nuri Rizky Az-Zahra Gayo Arvi Triana Elsa Sabrina Maharani Kontributor Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveillance Fungsi Data Statistik Ekonomi dan Keuangan Fungsi Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM Fungsi Perizinan dan Pengawasan SPPUR Fungsi Keuangan Inklusif dan Perlindungan Konsumen Produksi dan Distribusi Asriandi
Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jend. Sudirman No.510, Palembang Telp : 0711 - 354188 ext 8205, 8218, 8247 Faks : 0711 – 312013 Versi softcopy buku ini dapat diunduh melalui www.bi.go.id
84
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2020