Numa akronim dari nusa dan marwah, bukan hanya sekedar sebuah simbol atau identitas. Di dalamnya tersemat sebuah harapan akan tersiarnya kembali Tanjungpinang sebagai negeri yang masyhur. Numa sebagai bentuk ekstraksi dari ragam budaya melatarbelakangi lahirnya produk yang tersaji. Produk yang telah ditelurkan melalui proses kreatif ini menyasar kaum dewasa muda yang modern sekaligus berpegang pada nilai-nilai tradisi. Karya yang tercipta diantaranya pakaian tamasya yang berpangkal pada corak multikultur. Dekorasi rumah dengan berpancang pada kearifan lokal. Produk kriya dan buah tangan yang menggenggam tuangan kekayaan budaya intelektual yang ada. Tentunya, kami menyadari ini hanyalah sebuah titik tolak pengejawantahan kekayaan Tanjungpinang. Di titik ini Numa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berkontribusi menyemarakkan rona Tanjungpinang.