Studio Projects

Page 1

STUDIO PROJECT

Muhammad Rizki 15419139 Perencanaan Wilayah & Kota Institut Teknologi Bandung

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

Kawasan Perkotaan Lemahabang di Kabupaten Cirebon 2022-2042

LatarBelakang

Kecamatan Lemahabang termasukkedalamsalahsatu Pusat Kegiatan Lokal di KabupatenCirebon

● BeradadiwilayahpengembanganKabupatenCirebonTimur

● TermasukbagiandarikawasanMetropolitanRebana

● Akandikembangkansebagaikawasanperkotaan

● Fungsiutamasebagaiwilayahpengembanganindustrisertaperdagangandan jasa

Pusat kegiatan perkotaan merupakan kawasan perkotaan diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Perwujudan PKL terdiri atas penyusunan dan/atau revisi RDTR dan peraturanzonasikawasanperkotaan(RTRWKabupatenCirebon2018-2038)

Kecamatan Lemahabang belum memiliki RDTR dan PZ

Tujuan

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Lemahabang bertujuan untuk mendukung perwujudan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan fungsi utama kawasan peruntukan industri serta perdagangan dan jasa yang merupakan bagian dari kawasan metropolitan rebana di wilayah pengembangan Kabupaten Cirebon Timur.

Sasaran

Adapunsasarandalampenyusunantersebutsebagaiberikut:

1. MewujudkankonsistensidankeserasianpengembanganKPLemahabang

2. MewujudkanpengaturandanpemanfaatanprasaranadiKPLemahabang

3. Mewujudkanpengaturanpemanfaatanzonalindungdanzonabudidayadi

KPLemahabang

4. Mewujudkandasarpenyusunandanpertimbanganuntukrencanayang lebihrinci

5. MewujudkanpemanfaatanruangyangberkesinambungandiKP

Lemahabang

6. Mewujudkanpengendalianpemanfaatanruangmelaluiperaturanzonasi

DasarHukum

Landasan hukum yang menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Detail TataRuang(RDTR)danPeraturanZonasiKPLemahabangsebagaiberikut:

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataanRuang

2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan PenataanRuang

3. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota]

4. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan RencanaDetailTataRuang

5. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pedoman

Penyusunan Basis Data Dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi, Kabupaten, Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang

Kabupaten/Kota

6. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 7 Tahun 2018 tentang RencanaTataRuangWilayahKabupatenCirebonTahun2018-2038

IstilahdanDefinisi

1. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten Cirebon yang dilengkapidenganperaturanzonasi.

2. Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat KP adalah bagian dari kabupaten Cirebon dan/atau kawasan strategis kabupaten dalam hal ini adalahKecamatanLemahabang.

3. Sub Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disebut Sub KP adalah bagian dari KPyangdibatasidenganbatasanfisikdanterdiriatasbeberapablok.

4. Zona adalahkawasanatauareayangmemilikifungsidankarakteristikspesifik.

5. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yangbersangkutan

6. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti rencanajaringanjalandanrencanajaringanprasaranalainyangsejenissesuai dengan rencana kota, dan memiliki pengertian yang sama dengan blok peruntukan

KetentuanUmum

Kedudukan RDTR dan PZ

RDTR disusun untuk melengkapi RTRW Kabupaten Cirebon Tahun 2022-2041 sebagai acuan lebih detail dalam pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Cirebon dan peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang padaRDTRditentukansebagaizonayangpenanganannyadiprioritaskan.

Fungsi RDTR dan PZ

● KendalimutupemanfaatanruangwilayahkabupatenberdasarkanRTRW

● Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatanruangyangdiaturdalamRTRW

● Acuanbagikegiatanpengendalianpemanfaatanruang

● Acuanbagipenerbitanizinpemanfaatanruang;dan

● AcuandalampenyusunanRTBL

Manfaat RDTR dan PZ

a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkunganpermukiman dengan karakteristik tertentu;

b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasanpelaksanaan pembangunan fisik kabupaten yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,swasta,dan/ataumasyarakat;

c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai denganfungsinyadidalamstrukturruangkabupatensecarakeseluruhan;dan

d. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untukdisusunprogram pengembangankawasandanpengendalianpemanfaatanruangnyapadatingkat

KPatauSubKP

TinjuanReguasi

Tinjauan Rencana Pembangunan Dan Tata Ruang

KarateristikWilayahKPLemahabang

Kab. Cirebon memiliki potensi pariwisata dan komoditas agribisnis yang tinggi,

RPJPN RPJPD Jawa Barat RPJPD Kab. Cirebon Pembangunan daerah diarahkan pada terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah, berkurangnya kesenjangan antarwilayah, dan peningkatan keserasian pemanfaatan ruang dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia.

RPJMD Kabupaten Cirebon (2019-2024)

FungsipenunjangPKLLemahabang industri, pertanian,perumahan, pariwisata, pelayanan sosial ekonomi, pertambangan, pendidikan kejuruan, industri hasil hutan, penunjang fungsi PKN

Tinjauan Rencana Tata Ruang

RTRWN

Raperda

dan Astanajapura

Kriteria PKN Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama

kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

Kabupaten Cirebon diarahkan sebagai PKN dengan kegiatan utama industri, kelautan, bisnis, pertanian dan pertambangan

PKL Lemahabang dengan fungsi utama industri serta perdagangan dan jasa. Lemahabang sebagai kawasan budidaya dengan peruntukan kawasan perkebunan rakyat, kawasan pertanian, kawasan perikanan, kawasan pertambangan batu, kawasan pariwisata buatan manusia, dan kawasan permukiman perdesaan.

Kemampuan Lahan

memiliki kemampuan lahan yang Sehingga Kecamatan Lemahabang memiliki

Tinjauan Lainnya

terpusat

disisi lain iptek dan penanaman modal masih menjadi kendala, serta daya saingnya masih rendah dalam bidang industri Lemahabang termasuk kedalam sub pusat wilayah pengembangan Kab. Cirebon RPJMN PKN Cirebon merupakan salah satu koridor pemerataan dalam pembangunan wilayah Jawa-Bali RPJMD Kab. Cirebon PKL Lemahabang berfungsi utama sebagai wilayah pengembangan industri manufaktur.
WilayahpelayananPKLLemahabang - Astanajapura (PKLp) - Mundu - Pangenan - Sedong - Susukanlebak - Karangsembung - Karangwareng PrioritaspembangunandiwilayahPKLLemahabang: a. Penyusunan Rencana KSK Mundu -Losari b. Penyusunan Rencana KSK Rehabilitasi Lingkungan Hidup Kec.Lemahabang; Sedong; Karangsembung; Karangwareng; dan Susukanlebak c. Pengembangan dan Penataan Kawasan Permukiman dan Perumahan Kec.Mundu, Astanajapura, dan Pangenan; dan Karangwareng d. Pengembangan dan Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa Kec.Lemahabang
RTRW Jawa Barat 2009 - 2029
RTRW Kabupaten Cirebon 2022 - 2042 PetaRencanaStruktur Ruang Sistem Jaringan Prasarana ● Sistem jaringan jalan a. Jalan Umum b. Terminal Penumpang c. Jaringan kereta api ● Sistem Jaringan Sumber DayaAir a. Sistem pengendali banjir ● Sistem Jaringan Prasarana Lainnya a. Sistem pengelolaan air limbah
RTRW 2022-2041 Kawasan Budidaya ● Kawasan Perkebunan Rakyat ● Kawasan Pertanian : hortikultura & peternakan ● Kawasan Perikanan budidaya Kawasan Pertambangan dan Energi pertambangan batuan ● Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Pariwisata ● Kawasan Permukiman perdesaan Ketentuan umum zonasi Ketentuan khusus Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Zona Harizontal Luar ● Ketentuan khusus Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Kawasan Lindung ● BadanAir ● Kawasan Perlindungan Setempat PetaRencanaPolaRuang Rebana Metropolitan merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon. RTR Jawa - Bali PKN Cirebon - peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan serta peningkatan pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan. Rebana KLHS Pengembangan PKL Lemahabang pada kawasan pertambangan dan energi, kawasan tambang bahan galian, pengembangan kawasan industri, peningkatan promosi dan kegiatan festival seni budaya, serta pengembangan kawasan permukiman perdesaan termasuk KRP terdampak
Raperda
Bandara Kertajati Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Pelabuhan Nasional Cirebon Kereta Api Cepat Jakarta-Cirebon Pelabuhan Patimban
% Penduduk Kabupaten LPP , % IPM , , Gini Ratio % PDRB Kabupaten % Angkatan Kerja % TPT % TPAK Migrasi < Rata- rata Longsor Rendah Kekeringan Rendah Gempa Bumi Rendah Stasiun Pelabuhan Terminal Trans Jawa Proyek . M Risiko Bencana Alam Strategis Nasional Kawasanterbangun Lemahabang
Peta
Penduduk
Kecamatan Lemahabang denganjumlah penduduk 8.725jiwa Jumlah penduduk terendahberada di Desa Picungpugur denganjumlah penduduk 1.650jiwa PetaPersebaranPenduduk diKecamatanLemahabangTahun2021 JumlahPendudukKecamatanLemahabang Tahun2042 138.862Jiwa JumlahPendudukKecamatanLemahabang Tahun2021 58.592jiwa Kepadatan penduduk bruto tertinggi berada di Desa LemahabangKulon dengankepadatan penduduk 89jiwa/Ha Kepadatan penduduk bruto terendahberada di Desa Belawa dengan kepadatan penduduk 12jiwa/Ha PetaKepadatanPendudukBruto diKecamatanLemahabangTahun2021 KepadatanPendudukBrutoKecamatanLemahabang Tahun2021 27jiwa/Ha PetaKepadatanPendudukNetto diKecamatanLemahabangTahun2021 KepadatanPendudukNettoKecamatanLemahabang Tahun2021 123jiwa/Ha Kepadatan penduduk netto tertinggi berada di DesaTuk Karangsuwung dengankepadatan penduduk 227jiwa/Ha Kepadatan penduduk netto terendahberada di Desa Lemahabang dengan kepadatan penduduk 88jiwa/Ha RENCANAPENGEMBANGANKAWASANMETROPOLITANREBANA
di DesaCipeujeuhWetan sekitar 15% dari jumlah seluruh penduduk

KetersediaanSaranadanPrasaranaKerjaPemerintah

Fasilitas perizinan terdapat di DPMPTSP seperti layanan OSS dan DPUPR bertugas untuk mengecek kesesuaian. Untuk fasilitas pelayanan publik tersebar di dinas-dinas lain. Untuk ketercukupan fasilitas perizinan dan pelayanan publik di Kabupaten Cirebon masih tertinggal dibandingkan oleh kota-kota lain dan masih di tahap pengembangan untuk mengejar ketertinggalan.

ProdukPengaturanPemanfaatanRuang

AktoryangTerlibatdalamPerencanaan,Pemanfaatan,danPengendalian PemanfaatanRuang(Organisasinonpemerintah,perguruantinggi,masyarakat)

PembiayaandanPembelanjaan

Pembiayaan sudah cukup mendukung pengembangan wilayah, namun masih perlu ditingkatkan.

Bupati Wakil Bupati Staf Ahli Bidang Sosial Bagian DPRD Dinas Dinas Perhubungan; Dinas Bina Marga; Pertambangan; (40) Badan Kepegawaian, Badan Pelayanan Masyarakat dan Inspektorat Camat Vertikal Sekretaris Kecamatan Subbag Umum dan Kepegawaian Subbag Program dan Kelompok Jabatan UPT Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Desa Kuwu Lemahabang Sekretaris Desa BPD Lemahabang Kaur Ekbang Kaur Pemerintahan Kaur Umum Kaur Keuangan Kepala Dusun Bendahara Desa Kebijakan Tentang Peran Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Ruang Penataan Ruang 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional PP No 21 Tahun 2021 Penyelenggaraan Tata Ruang Bentuk dan Tata Cara Peran Serta masyarakat dalam Penataan Ruang Permen Agraria dan Tata Ruang No 11 Tahun 2021 Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; Perda Provinsi Jawa Barat Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun Pelayanan Kasi TimTeknis KasiPenetapan KepalaBidang Pembayaran Pengambilan Proses Perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian Pembangunan/Realisasi Rencana Tata Ruang Lembaga tata ruang/perencanaan daerah BappedaProv BappedaKab Lembaga Pembantu Geologi Dislakan perkebunan kearsipandan Disbudparpora Disdukcapil Pangan Disperindag KoperasiUKM Lembaga Keuangan Pelaksana Pembangunan daerah Kepalaurusan KepalaUrusan pembangunan Dinaspemadam

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

Kawasan Perkotaan Lemahabang di Kabupaten Cirebon 2022-2042

TujuanPenataan KP

Definisi

Tujuan penataan Kawasan Perkotaan merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Cirebon dan merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian.

Fungsi

a. Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana struktur ruang, penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan zonasi

b. Untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan wilayah perencanaan dengan RTRW Kabupaten

Cirebon

TujuanpenataanWPdirumuskanberdasarkan:

a. Arahan pencapaian RTRW

b. Isu strategis Kawasan Perkotaan Lemahabang

c. Karakteristik Kawasan Perkotaan Lemahabang

TujuanpenataanWPmempertimbangkan:

a. Keseimbangan dan keserasian antar bagian dari wilayah kabupaten/kota

b. Fungsi dan peran WP

c. Potensi investasi

d. Keunggulan dan daya saing WP

e. Kondisi sosial dan lingkungan WP

f. Peran dan aspirasi masyarakat dalam pembangunan

g. Prinsip-prinsip yang merupakan penjabaran dari tujuan tersebut

StrukturRuang

A. Definisi

Rencana susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem jaringan di Wilayah Pengembangan (WP), dikembangkan untuk mencapai tujuan dalam melayani kegiatanskalaWP.

B. Fungsi

● PembentuksistempusatpelayanandidalamWP;

● Dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas dalamWPsesuaidenganfungsipelayanannya;dan

● DasarrencanasistempergerakandanaksesibilitaslingkungandalamRTBLdan rencanateknissektoral.

C. Kriteria

● Memperhatikan rencana struktur ruang WP lainnya dalam wilayah kabupaten/kota;

● Memperhatikan rencana struktur ruang kabupaten/kota sekitarnya yang berbatasanlangsungdenganWP;

● Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana danutilitaspadaWP;

● Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas WP termasuk kebutuhanpergerakanmanusiadanbarang;dan

● Mempertimbangkaninovasidan/ataurekayasateknologi.

D. Dasar Perumusan Rencana Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Lemahabang

● RencanastrukturruangyangtermuatdalamRaperdaRTRWKabupatenCirebon Tahun2022-2041;

● KebutuhanpelayanandanpengembanganbagiKPLemahabang;dan

● Ketentuanperaturanperundang-undanganterkait.

E. Kerangka Perumusan Rencana Struktur Ruang

KerangkaPerumusanTujuanKP

Pencapaian

Pencapaian

RencanaPengembanganPusatPelayanan

Sub KP: Sindanglaut, Leuwidingding, Cipeujeuh Kulon, Asem, Picungpugur, Belawa, Wangkelang

829,36Ha Jumlah Penduduk (2042): 84.000Jiwa

Fungsi utama: Pusat Pelayanan Skala

Kecamatan,PerdagangandanJasa

Luas: 1.495,81Ha

Jumlah Penduduk (2042): 55.000Jiwa

Fungsi utama: Industri, Pertanian dan

Perkebunan

RencanaJaringanTransportasi

Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

1. Penambahanjalankolektorsekunder

2. PengembanganStasiunSindanglaut

3. PembangunanTerminalTipeC

Ilustrasi Penampang Jalan

Rencana Jalan Kolektor Sekunder

RencanaJaringanPrasarana

a. Rencana Pengembangan Jaringan Listrik

1. PemeliharaanJaringanListrik

2. 100%WilayahPermukimanterlayanilistrik

b. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

1. Peningkatansistemterestrialdanprasaranatelekomunikasi

2. Peningkatanpelayanantelekomunikasidanteknologiinformasi

3. Peningkatanpelayananjaringaninternetdenganmendirikan30menaraBTS

4. Peningkatanpemanfaatanmenarabersamatelekomunikasi

ArahanPencapaianKP

PKL(PusatKegiatanLokal)

Fungsi utama sebagai kawasanindustri,perdagangan,danjasa

Fungsi pendukung sebagai kawasanindustri,pertanian,perumahan,pariwisata,pelayanansosialekonomi, pertambangan,pendidikankejuruan,industrihasilhutan

TujuanPenataanKPLemahabang

Mewujudkan Kawasan Perkotaan Lemahabang menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) diCirebon

Timurdenganperuntukan zona industri dan perdagangan jasa yang berkelanjutan dan berdaya saing investasi

PrinsipPenataanKawasanPerkotaan

1. Mewujudkan zona industri dan perdagangan jasa yang berkelanjutan

2. Mengembangkan zona industri yang tidak mencemari lingkungan

Optimalisasi Tanggul banjir dan pelindung tebing Sungai Singaraja di Kecamatan Lemahabang

4. Optimalisasi Bendung Agung diKecamatanLemahabang

d. Rencana Pengembangan Pengelolaan Air Limbah

1. Pembangunan1IPLTdiDesaBelawa

2. Pembangunan13IPALKomunaldisetiapdesapadaKPLemahabang

3. PembangunanjaringanSPAL

e. Rencana Pengembangan Jaringan Persampahan

1. Penambahan Tempat Penampungan Sementara atau TPS tipe 3 yang berjumlah 51 buah dengankapasitasmasing-masingsebesar6m3yangtersebardiseluruhdesaKecamatan Lemahabang.BerikutrincianrencanapembangunanTPSdimasing-masingdesa.

Asem :3TPS Picungpugur : 1 TPS

Belawa :4TPS Sarajaya :4TPS

CipeujeuhKulon :5TPS Sigong :10TPS

CipeujeuhWetan :8TPS Sindanglaut :4TPS

Lemahabang :2TPS TukKarangsuwung :4TPS

LemahabangKulon :2TPS Wangkelang : 2 TPS

Leuwidingding :2TPS

2. Pembangunan TPA di Desa Cipeujeuh Kulon dan di Desa Kubangdeleg

f. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

1. Penambahansalurandrainasetersier

2. Peningkatan kapasitas saluran drainase primer dan sekunder, dengan memprioritaskan lokasititikgenanganbanjir: a. Jl.Leuwidinding-TukKarangsuwung

b. Jl.Sigong c. DesaLemahabang

Pengembangan unit distribusi yang melintasi setiap ruas jaringan jalan kolektor sekunder, Bukan Jaringan Perpipaan Pembangunanbakpenampunganairhujansertaterminalair

RencanaJaringanPrasaranaLainnya

a. Rencana Pengembangan Tempat Evakuasi Bencana

Membangun tempat evakuasi terpusat di gedung pemerintahan dan pelayanan umum di KecamatanLemahabangyangmemilikihalamanataulapangan,dandilaluijalurevakuasi.

b. Rencana Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana

Menyediakanjalurevakuasidi

-sepanjang jalan lokal dari Desa Wangkelang (paling Barat) hingga ke Desa Lemahabang (arahTimur), -lalu ke luar kecamatan (arah Selatan) melalui Desa Sindanglaut - Picungpugur, Desa Tuk Karangsuwung-Leuwidingding,danDesaLemahabang.

c. Rencana Pengembangan Jalur Pejalan Kaki

Raperda RTRW Kab. Cirebon 2022-2041 (Rencana Struktur ruang) Dokumen Faksis (Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi KP) Ketentuan peraturan terkait (Perpu, Permen, SNI, dll) Perumusan Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan 2. Sub Pusat KP 3. Pusat Lingkungan Perumusan Rencana Jaringan Transportasi 1. Rencana Sistem Jaringan Jalan Rencana Sistem Jaringan Kereta Api Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Struktur Ruang Rencana dan Program Struktur Ruang Perumusan Rencana Jaringan Prasarana 1. Rencana Jaringan Listrik Rencana Jaringan Telekomunikasi 3. Rencana Jaringan Sumber Daya Air 4. Rencana Pengelolaan Air Limbah 5. Rencana Jaringan Persampahan Rencana Jaringan Drainase 7. Rencana Jaringan AIr Minum 8. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya Rencana Jalur Evakuasi Bencana b. Rencana Tempat Evakuasi Bencana Rencana Jalur Pejalan Kaki Rencana dan Rekomendasi Program Pengembangan Jaringan Prasarana Input Proses Output Rencana dan Rekomendasi Program Pengembangan Jaringan Transportasi Rencana dan Rekomendasi Program Pengembangan Pusat Pelayanan Sub KP A Pusat Sub KP: Desa Lemahabang Kulon Wilayah Sub KP: LemahabangKulon,Lemahabang,Cipeujeuh Wetan,Sigong,Sarajaya,TukKarangsuwung
Luas:
Pusat Sub KP: Desa Sindanglaut
Sub KP B
Wilayah
Sumber PP No 34 Tahun 2006
Sumber Arahan Raperda RTRW Kabupaten Cirebon 2022-2042
0,15 m 0,75 m 1,9 m 0,15 m
Input Proses Output
Arahan
RTRW Arahan Pencapaian RPJPD Karakteristik KP Lemahabang Tujuan Penataan KP Lemahabang Proses Perumusan Tujuan
2021 Pergub
2020
Arahan
RPJMD Isu Strategis KP Perpres No. 87 Tahun
No. 84 Tahun

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

Kawasan Perkotaan Lemahabang di Kabupaten Cirebon 2022-2042

PenetapanSubKawasanPerkotaan

Definisi

Upaya dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan Sub Kawasan Perkotaan yang diprioritaskan

Tujuan

Bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub Kawasan Perkotaan lainnya

Fungsi

a. Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis pembangunan sektoral

b. Dasar pertimbangan dalam penyusunan indikasi program prioritas RDTR

PenetapanSubKawasanPerkotaanyangdiprioritaskanpenanganannya

ditetapkanberdasarkan:

a. Tujuan penataan Kawasan Perkotaan

b. Nilai penting Sub Kawasan Perkotaan yang akan ditetapkan

c. Kondisi ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan Sub Kawasan Perkotaan yang akan ditetapkan

d. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kawasan Perkotaan

e. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait

PenetapanSubKawasanPerkotaanyangdiprioritaskanpenanganannya

harusmemuat:

a. Lokasi Sub Kawasan Perkotaan yang diprioritaskan penanganannya digambarkan dalam peta

b. Tema penanganan (program utama untuk setiap lokasi)

KondisiEksistingLokasiSubKawasanPerkotaanPrioritas

IndikasiProgram

TemaPenangananSubKawasanPerkotaanPrioritas CipeujeuhKulon

1. Pengembangan kembali prasarana dan sarana kawasan perdagangan dan jasa yang berdaya saing untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

2. Pembangunan baru prasarana dan sarana kawasan industri yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan

Secara umum, kawasan peruntukkan pengembangan baru industri masih berupa lahan kosong

IndikasiProgramPerwujudanStrukturRuang

1 Revitalisasi Alun-alun KP Lemahabang sebagai pusat Kawasan perkotaan Lemahabang

2 Revitalisasi Alun-alun Sub KP Sindang laut sebagai Sub Pusat Kawasan Perkotaan Lemahabang

3 Penambahan Jalan Kolektor Sekunder

4 Pembangunan terminal penumpang tipe C

5 Pengembangan stasiun kereta api Sindang Laut

6 Pemeliharaan Jaringan Listrik 7 Peningkatan jangkauan pelayanan telekomunikasi dan teknologi informasi dengan membangun menara BTS

Pembuatan saluran irigasi baru

Optimalisasi pemanfaatan sumber mata air sebagai sumber air bersih 10 Optimalisasi Tanggul banjir dan pelindung tebing Sungai Singaraja di KP Lemahabang;

Pembangunan Bak Penampung air hujan di blok A.6

31 Penyediaan RTH Taman RW

Penyediaan RTH Taman RT 33 Penyediaan Kawasan Pemakaman 34 Pembangunan

Secara umum, kawasan peruntukan perdagangan berupa kawasan perdagangan jasa yang diperlukan untuk dikembangkan Sumber gambar : googlemaps.com, 2022

Pembangunan Tempat Evakuasi Bencana

Penambahan jalur pejalan kaki di jalan lokal

Penambahan jalur pejalan kaki di sepanjang jalan arteri dan kolektor KP Lemahabang

SubKawasanPerkotaanPrioritas
PerumusanSub-KPPrioritas Nilai Penting Sub Kawasan Perkotaan Kondisi Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Lingkungan Kawasan Perkotaan Daya dukung dan Daya Tampung Lingkungan Kawasan Perkotaan Lokasi Sub Kawasan Perkotaan yang diprioritaskan Kriteria Penataan Sub Kawasan Perkotaan Skoring Sub Kawasan Perkotaan Analisis Spasial : Input : Proses : Output Tujuan Penataan Kawasan Perkotaan Ketentuan Penataan Perundang-Undangan Terkait Tema Penanganan Sub Kawasan Perkotaan yang diprioritaskan B6 B7 B4 B5 B3 B1 Sub KP A3 Desa Cipeujeuh Wetan Sub KP B3 Desa Asem Sub KP B4 Desa Cipeujeuh Kulon Sub KP B5 Desa Sindanglaut Peruntukan Perdagangan
potensi pengembangan tinggi Peruntukan Industri dengan daya dukung dan tampung yang tinggi Peruntukan Perdagangan dengan daya dukung dan tampung yang tinggi Konektivitas dan daya tampung serta dukung tinggi
Prioritas
Kerangka
dengan konektivitas dan
Cipeujeuh
Sindanglaut Asem B4 B5 B3 A3
Wetan
Cipeujeuh
CipeujeuhWetan Sindanglaut Asem
Kulon
11
12 Pembangunan Terminal Air di Blok A.6 13 Optimalisasi Bendung Agung di KP Lemahabang 14 Penambahan Jaringan perpipaan Air Minum 15 Pembangunan IPLT 16 Pembangunan IPAL Komunal 17 Penambahan Jaringan SPAL 18 Penyediaan TPS tipe 3 19 Penyediaan TPA yang melayani KP Lemahabang 20 Penambahan saluran drainase tersier 21 Pelebaran drainase 22 Penetapan Jalur Evakuasi Bencana 23
24
25
26
8
9
Revitalisasi jalur pejalan kaki yang terdapat alih fungsi lahan trotoar
stasiun di Cipeujeuh Wetan 35 Pembangunan IPAL Komunal 36 Pengembangan produktivitas tanaman pangan 37 Pengembangan produk komoditas perkebunan sebagai produk sampingan 38 Penyediaan Lahan untuk pariwisata di Desa Belawa dan pengembangan Kura-kura belawa 39 Penyediaan Ruang Terbuka Non Hijau 40 Pengembangan industri ramah lingkungan 41 Pengembangan kawasan industri untuk investasi 42 Penyediaan kawasan pertokoan 43 Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa 44 Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa untuk investasi 45 Pembangunan Pasar di KP Lemahabang 46 Penyediaan Lahan Perumahan berkepadatan rendah, sedang, tinggi di PKL Lemahabang 47 Pemeliharaan kantor Pemerintah 48 Pembangunan Mushola dan Masjid 49 Penambahan Posyandu 50 Penambahan Balai Pengobatan Warga 51 Pembangunan Sekolah Dasar 52 Penambahan Sekolah Menengah Pertama 53 Penambahan Sekolah Menengah Atas IndikasiProgramPerwujudanKPPrioritas 54 Pengembangan industri ramah lingkungan 55 Pengembangan kawasan industri untuk investasi 56 Pengembangan industri kreatif dan industri lokal di KP Lemahabang 57 Penyediaan kawasan pertokoan 58 Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa 59 Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa untuk investasi 60 Peningkatan Infrastruktur dan sarana prasarana di Pasar Cipeujeuh 53 PROGRAM 7 PROGRAM PRIORITAS IndikasiProgramPerwujudanPolaRuang 27 Revitalisasi sungai di PKL Lemahabang 28 Penyediaan Sempadan Sungai 29 Penyediaan RTH Taman Kecamatan 30 Penyediaan RTH Taman Desa
32

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

Kawasan Perkotaan Lemahabang di Kabupaten Cirebon 2022-2042

PolaRuang

Definisi

Rencana distribusi zona pada Wilayah Pengembangan (WP) yang akan diatur sesuaidenganfungsidanperuntukannya.

Fungsi

● Alokasiruanguntukkegiatansosialbudaya,ekonomi,dankegiatanpelestarian fisiklingkungan

● Dasarpenerbitankonfirmasikesesuaiankegiatanpemanfaatanruang

● DasarpenyusunanRTBLdanrencanateknislainnya

● Dasarpenyusunanrencanajaringanprasarana

Kriteria

● Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW kabupatenCirebon

● Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan infrastrukturdalamWP;

● Memperkirakan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan, khususnya untuk kawasan perkotaan yang memiliki kegiatan yang berpotensi menimbulkan bangkitan yangcukupbesar;

● Mempertimbangkanketersediaanruangyangada;

● Memperhatikanrencanapolaruangbagianwilayahyangberbatasan;

● Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada WP, termasuk dampak perubahaniklim;dan

● Menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomimasyarakat.

Persentase Zona Lindung 20,51%

Persentase Zona Budidaya 79,49%

Utilitas Lain 3,86%

Zona Perlindungan Setempat

Peruntukanruangyangmerupakanbagiandarikawasanlindungyangmempunyai fungsipokoksebagai perlindungan terhadap sempadan sungai dan rel kereta api

Zona Ruang Terbuka Hijau

1. Rimba Kota (RTH-1) Dapat berbentuk bergerombol atau menumpuk, menyebar, atau berbentuk jalur luasareayangditanami(ruanghijau)

2. Taman Kecamatan (RTH-3) Lokasi taman kecamatan berada pada pusat kecamatan Kawasan Perkotaan Lemahabang

3. Taman Desa (RTH-4) LokasitamanberadapadawilayahdesaKawasanPerkotaanLemahabang

4. Taman RW (RTH-5) Lokasi taman berada pada radius kurang dari 1000 m dari rumah-rumah pendudukyangdilayani

5. Taman RT (RTH-6) Lokasitamanberadapadaradiuskurangdari30mdarIrumah-rumahpenduduk yangdilayani

6. Pemakaman (RTH-7) Pemakamandibagidalambeberapa blok,luasdanjumlahblokdisesuaikandengankondisipemakaman

Zona Badan Air Bagiandarikawasanlindung berupa sungai yang harus dipertahankan atau dirawat sebagai alur atau wadah air alamidan/ataubuatanberupajaringan pengaliranairbesertaairdidalamnya,mulaidarihulusampaimuara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan

Zona Sarana Pelayanan Umum

1. Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2) LokasiSPUdapatdisebarpadatitik-titikstrategisatausekitarpusatkecamatan, dikembangkandiDesaLemahabangKulon

2. Sarana Pelayanan Umum Skala Desa (SPU-3) LokasiSPUdapatdisebarpadatitik-titikstrategisatausekitardesa

3. Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4) LokasiSPUdapatdisebarpadatitik-titikstrategisatausekitarpermukiman

Zona Perkantoran

Lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran pemerintah. Melayani kantor pemerintahan tingkat kecamatan, kelurahan, serta kantor atau instalasi hankam. Untuk pemerintah tingkat kecamatan dan dibawahnya aksesibilitas minimum adalah jalan lingkungan utama. Tersebar di seluruhdesa,dengankantorpemerintahkecamatanterletakdiLemahabangKulon danKantorPolisiterletakdiLemahabang

Zona Ruang Terbuka Non Hijau

Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya berupa ruang terbuka di wilayah kota atau kawasan perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH berupa lahan yang diperkeras maupun berupa badan air. RTNH juga memiliki fungsi ekologis, ekonomis, arsitektural, dan darurat Tersebar di beberapadesa berupa lapangan olahraga

Zona Transportasi

Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menampung fungsi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan pengembangan sistem transportasi. Terdapat di Sindanglaut berupa stasiun kereta api

Zona Transportasi

Kawasan wisata yang dikembangkan untuk mengakomodasi wisata. Terletak pada Desa Belawa. Wisata ini memiliki sumber daya alam satwa unik berupa labi-labi danlokasiinitelahditetapkansebagaicagaralamyangdilindungi

Zona Pertanian

Pengembangan pertanian disesuaikan dengan biofisik dan sosial ekonomi di lokasisertaberbasispadakomoditaslokalyangmengacupadakesesuaianlahan.

- Tanaman Pangan (P-1) :PadidanJagung - Hortikultura (P-2) :UbijalardanUbikayu - Perkebunan (P-3) :TebudanKelapa - Peternakan (P-4):Sapipotong,kerbau,kambing,domba,kudadankelinci.

Zona Peruntukan Lainnya

1. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (PL-4) - Memperhatikan sistem pembuangan air limbah permukiman dan industri yang berlakudisuatuwilayah - Memperhatikan standar-standar teknis sarana dan prasarana yang harus dipenuhi dalampembangunanIPAL - Tidakberbatasanlangsungdenganzonaperumahandanindustri

2. Pergudangan (PL-6) - Pada pola ruang RTRW termasuk ke dalam Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Peruntukan ruang untuk melakukan proses penyimpanan, pemeliharaan, dan pemindahan barang

Zona Perumahan

1. Perumahan Berkepadatan Tinggi (R-1)

Memiliki kepadatan bangunan 100 rumah/hektar. Terletak di sub KP A dan sub KPBdengankonsentrasidipusatpertumbuhan.Memilikiluas 160,2 Ha

2. Perumahan Berkepadatan Sedang (R-2)

Memiliki kepadatan bangunan 40 rumah/hektar Terletak tersebar di sub KP A dansubKPB.Memilikiluas 248,75 Ha

3. Perumahan Berkepadatan Rendah (R-3)

Memiliki kepadatan bangunan 10 rumah/hektar Terletak di sub KP A dan sub KPB.Memilikiluas 489,55 Ha

Zona Peruntukan Industri

● PenentuanlokasiindustriberdasarkanarahanRTRW

● Memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan pengembanganlahanindustri

● Tersebardibagiantimur,terutamadiDesaSigongdanDesaSarajaya

● Totalluas111Ha

Zona Perdagangan dan Jasa

1. Perdagangan dan jasa skala KP (K-2)

● Beradapadalingkungandengantingkatkepadatanrendahsampaisedang

● Skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah tingkat kecamatanataudesa

● Jalanaksesminumanadalahjalankolektor

● Berupapasar

2. Perdagangan dan jasa skala sub KP (K-3)

● Lingkungandengantingkatkepadatansedangsampaitinggi

● Skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah tingkat lingkungan

● Jalanaksesminimumadalahjalankolektor

● Sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan langsung denganperumahanpenduduk

Mulai Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Cirebon Klasifikasi Zona Lindung ● Perlindungan Setempat RTH Badan Air Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan infrastruktur Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan dan pelestarian fungsi lingkungan Ketersediaan ruang Mitigasi dan adaptasi bencana pada WP, termasuk perubahan iklim RTH dan RTNH untuk kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi Klasifikasi Zona Budidaya Perumahan ● Peruntukan Industri Perdagangan dan Jasa ● Perkantoran SPU Pariwisata RTNH Transportasi ● Pertanian Peruntukan Lainnya Blok Peta Zona Lindung dan Budidaya Sub-WP Perencanaan Pola Ruang Rencana Pola Ruang Kerangka Berpikir Jenis Pola Ruang Luas (Ha) Persentase B U D I D A Y A KawasanPermukiman 872.678 38.40 KawasanPertanian 297.330 13.08 KawasanPeternakan 0.728 0.03 KawasanHortikultura 544.333 23.95 KawasanPeruntukkanIndustri(KPI) 89.255 3.93 KawasanPariwisata 0.392 0.02 RTNH 4.607 0.20 Peruntukkanlainnya 83.862 3.69 L I N D U N G KawasanPerlindunganSetempat 6.538 0.29 RTH 403.310 17.75 BadanAir 10.761 0.47 Total 2272.794 100% Persentase kawasan budidaya diKecamatanLemahabang yaitusebanyak 81,49% dan kawasan lindung sebanyak 18,51% Sumber: Hasil Rencana, 2022 Pola Ruang RTRW Kabupaten Cirebon Sub KP Desa Blok SubKP Desa Blok A Cipeujeuh Wetan A3.1 B Picungpugur B1.1 A3.2 B1.2 A3.3 Wangkelang B6.1 Lemahabang A1.2 B6.2 A1.1 Belawa B7.1 Lemahabang Kulon A2.1 B7.2 A2.2 Sigong A4.1 Leuwidingding B2.1 A4.2 B2.2 A4.3 B2.3 Sarajaya A5.1 Asem B3.1 A5.2 B3.2 A5.3 Sindanglaut B5.1 A5.4 B5.2 Tuk Karangsuwung A6.1 Cipeujeuh Kulon B4.1 A6.2 B4.2
Blok
Pembagian
ZonaLindung
Zona Lindung Zona Budidaya Sumber: Hasil Rencana, 2022 Sumber: Hasil Rencana, 2022 Zona Luas(Ha) KP Lemahabang % SKPA SKPB ZONA LINDUNG 46.67 464.48 511.15 20.51 Perlindungan Setempat (PS) 15.62 2.51 18.13 0.73 RTH(RTH) 22.38 460.73 483.11 19.39 Badan Air (BA) 8.67 1.23 9.90 0.40 ZONA BUDIDAYA 915.10 1065.90 1980.99 79.49 Perumahan(R) 457.95 440.61 898.56 36.06 PeruntukanIndustri(PI) 99.18 12.33 111.50 4.47 Perdagangan dan Jasa (K) 19.42 6.28 25.70 1.03 Perkantoran (KT) 3.85 1.45 5.30 0.21 Sarana Pelayanan Umum (SPU) 27.09 22.44 49.53 1.99 Pariwisata (W) 0.00 0.39 0.39 0.02 Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) 0.98 3.68 4.66 0.19 Transportasi (TR) 1.54 0.00 1.54 0.06 Pertanian(P) 234.61 520.99 755.60 30.32 Peruntukan Lainnya (PL) 15.97 16.14 32.11 1.29 UTILITAS LAIN 54.50 41.59 96.09 3.86 TOTAL 961.77 1530.37 2492.14 100.00 RTH Luas(Ha) % SKPA SKPB KPLemahabang RTH Publik 22.38 460.73 483.11 19.39% RTH Privat* 203.57 188.79 392.35 15.74% Total 225.95 649.52 875.47 35.13% *RTH Privat = hasil perhitungan KDH zona perumahan

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

Kawasan Perkotaan Lemahabang di Kabupaten Cirebon 2022-2042

StrukturRuang

Definisi

Rencana susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem jaringan di Wilayah Pengembangan (WP), dikembangkan untuk mencapai tujuan dalam melayani kegiatanskalaWP.

Fungsi

● PembentuksistempusatpelayanandidalamWP;

● Dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas dalamWPsesuaidenganfungsipelayanannya;dan

● DasarrencanasistempergerakandanaksesibilitaslingkungandalamRTBLdan rencanateknissektoral.

Kriteria

● Memperhatikan rencana struktur ruang WP lainnya dalam wilayah kabupaten/kota;

● Memperhatikan rencana struktur ruang kabupaten/kota sekitarnya yang berbatasanlangsungdenganWP;

● Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana danutilitaspadaWP;

● Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas WP termasuk kebutuhanpergerakanmanusiadanbarang;dan

● Mempertimbangkaninovasidan/ataurekayasateknologi.

Dasar Perumusan Rencana Struktur Ruang

Kawasan Perkotaan Lemahabang

● RencanastrukturruangyangtermuatdalamRaperdaRTRWKabupatenCirebon Tahun2022-2041;

● KebutuhanpelayanandanpengembanganbagiKPLemahabang;dan

● Ketentuanperaturanperundang-undanganterkait.

Kerangka Perumusan Rencana Struktur Ruang

Rencana Jaringan Prasarana

Rencana Jaringan Listrik dan Telekomunikasi

Rencana Jaringan Persampahan

Rencana Pengembangan Jaringan Persampahan

1.Penambahan Tempat Penampungan Sementara atau TPS tipe 3 yang berjumlah 51 buah dengan kapasitas masing-masing sebesar 6 m3 yang tersebar di seluruh desa Kecamatan Lemahabang. Berikut rincian rencana pembangunan TPS di masing-masing desa.

Asem : 3 TPS

Belawa :4TPS CipeujeuhKulon :5TPS

CipeujeuhWetan :8TPS

Lemahabang :2TPS

LemahabangKulon : 2 TPS

Leuwidingding :2TPS Picungpugur :1TPS Sarajaya :4TPS

Sigong :10TPS

Sindanglaut :4TPS

TukKarangsuwung :4TPS

Wangkelang :2TPS

2.Pembangunan TPA di Desa Cipeujeuh Kulon dan di Desa Kubangdeleg

Rencana Jaringan Drainase

Rencana Pengembangan Jaringan Listrik

1.PemeliharaanJaringanListrik

2.100%WilayahPermukimanterlayanilistrik

Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

1.Peningkatansistemterestrialdanprasaranatelekomunikasi

2.Peningkatanpelayanantelekomunikasidanteknologiinformasi

3.Peningkatanpelayananjaringaninternetdenganmendirikan30menaraBTS

4.Peningkatanpemanfaatanmenarabersamatelekomunikasi

Rencana Jaringan Sumber Daya Air

Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan

Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

1.Penambahan saluran drainase tersier

2.Peningkatan kapasitas saluran

Sumber : Arahan Raperda RTRW Kabupaten Cirebon

Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

Rencana Tempat dan Jalur Evakuasi Bencana

Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air

1.Pembuatan saluran irigasi baru dengan mempertimbangkan kelerengan, luas kawasanpertanian,kebutuhanair,danjarakdarisumberair

2.Optimalisasi pemanfaatan sumber mata air sebagaisumberairbersih

3.Optimalisasi Tanggul banjir dan pelindung tebing Sungai Singaraja di KecamatanLemahabang

4.Optimalisasi Bendung Agung diKecamatanLemahabang

Rencana Jaringan Air Minum

Kulon, Lemahabang, CipeujeuhWetan,Sigong,Sarajaya,Tuk Karangsuwung

Luas: 829,36Ha Jumlah Penduduk (2042): 84.000Jiwa Fungsi utama: Pusat Pelayanan Skala Kecamatan,PerdagangandanJasa

Sub KP: Sindanglaut, Leuwidingding, Cipeujeuh Kulon, Asem, Picungpugur, Belawa, Wangkelang

Luas: 1.495,81Ha Jumlah Penduduk (2042): 55.000Jiwa

Fungsi utama: Industri, Pertanian dan Perkebunan

Rencana Jaringan Transportasi

Rencana Pengembangan Tempat Evakuasi Bencana

Membangun tempat evakuasi terpusat di gedung pemerintahan dan pelayanan umum di Kecamatan Lemahabang yang memiliki halaman atau lapangan, dan dilalui jalur evakuasi.

Rencana Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana

Menyediakanjalurevakuasidi

-sepanjang jalan lokal dari Desa Wangkelang (paling barat) hingga ke DesaLemahabang(arahtimur), -lalukeluarkecamatan(arahselatan) melalui Desa SindanglautPicungpugur, Desa Tuk Karangsuwung - Leuwidingding, dan DesaLemahabang.

Rencana Jalur Pejalan Kaki

Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Jaringan Perpipaan Pengembangan unit distribusi yang melintasi setiap ruas jaringan jalan kolektor sekunder,lokal,danlingkungan

Bukan Jaringan Perpipaan Pembangunanbakpenampunganairhujansertaterminalair

Rencana Pengelolaan Air Limbah

Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

1.Penambahan jalan kolektor sekunder

2.PengembanganStasiunSindanglaut

3.PembangunanTerminalTipeC

Ilustrasi Penampang Jalan: Rencana Jalan Kolektor Sekunder

Sumber PP No 34 Tahun 2006

Rencana Pengembangan Pengelolaan Air Limbah

1.Pembangunan1IPLTdiDesaBelawa

2.Pembangunan13IPALKomunaldisetiapdesapadaKPLemahabang

3.PembangunanjaringanSPAL

Rencana Pengembangan Jalur Pejalan Kaki

Raperda RTRW Kab. Cirebon (Rencana Struktur ruang) Dokumen Faksis (Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi KP) peraturan terkait (Perpu, Permen, SNI, dll) Perumusan Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan 1. Pusat KP 2. Sub Pusat KP Pusat Lingkungan Perumusan Rencana Jaringan Transportasi Rencana Sistem Jaringan Jalan 2. Rencana Sistem Jaringan Kereta Api 3. Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peta Rencana Struktur Ruang Rekomendasi Program Struktur Ruang Perumusan Rencana Jaringan Prasarana Rencana Jaringan Listrik 2. Rencana Jaringan Telekomunikasi 3. Rencana Jaringan Sumber Daya Air Rencana Jaringan Air Minum Rencana Pengelolaan Air Limbah 6. Rencana Jaringan Persampahan 7. Rencana Jaringan Drainase Rencana Jaringan Prasarana Lainnya Rencana Jalur Evakuasi Bencana b. Rencana Tempat Evakuasi Bencana c. Rencana Jalur Pejalan Kaki Rencana dan Rekomendasi Program Pengembangan Jaringan Input Output Rencana dan Rekomendasi Program Pengembangan Jaringan Transportasi Rencana dan Rekomendasi Program Pengembangan Pusat Pelayanan Sub KP A Pusat Sub KP:
Desa Lemahabang Kulon Wilayah Sub KP: Lemahabang
Sub KP B Pusat Sub KP: Desa
Sindanglaut Wilayah
2022-2042
0,15 m 0,75 m 1,9 m 0,15 m
(Jalan Lokal)

Industri Manufaktur, Industri Karet dan Plastik, Industri Furniture, Industri Konveksi, Industri Bahan Kimia, Industri Bahan Bangunan

Perdagangan dan Jasa

Toko/Warung, Pangkas Rambut/Salon, Pasar/Pusat Perbelanjaan, Pegadaian, Asuransi, Koperasi Simpan Pinjam, Pergudangan, Perbankan, Jasa Pengiriman Barang, Jasa Bengkel, Jasa Laundry, Jasa Publikasi dan Percetakan

Perumahan Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret, Rumah Susun

Perkantoran Kantor Kecamatan, Kantor Desa/Kelurahan, Kantor Polisi, Kantor Pos, KUA, Kantor Lainnya

Sarana Pelayanan Umum

Peruntukan

Masjid, Mushola, Gereja, Vihara, Pemadam Kebakaran, PDAM, TK, SD, SMP, SMA, Pesantren, Tempat Bimbingan Belajar, Gedung serbaguna, Lapangan Olahraga, Kolam Renang, Posyandu, Balai Pengobatan Warga, Klinik Bersalin, Puskesmas, Praktik Dokter, Apotek, Terminal, Stasiun

Lainnya Pos Keamanan, TPS, SPBU, Toilet Umum, Tempat Evakuasi Sementara (TES), Halte, Tower Telekomunikasi, IPAL, Pariwisata

RTH Tempat Pemakaman Umum (TPU), Jalur Hijau, Sempadan, Lapangan

RTNH Tempat Parkir, Pedestrian/trotoar, Jaringan Jalan

Pertanian Pertanian Padi, Pertanian Sayuran, Buah, Aneka Umbi, Pertanian Bukan Padi

Ketentuan Kegiatan Penggunaan Lahan (Aturan Dasar)

KetentuanKegiatandanPenggunaanLahan

Kode Klasifikasi Keterangan

I Pemanfaatan

Diperbolehkan/ Diizinkan

T Pemanfaatan

BersyaratSecara

Terbatas

B Pemanfaatan BersyaratTertentu

X PemanfaatanYang

TidakDiperbolehkan

Pertimbangan Umum

Sesuai dengan peruntukan ruang yang

direncanakan

kegiatan dan penggunaan lahan dibatasi dengan

ketentuan:

T1 = Pembatasan pengoperasian (waktu operasi

atau waktu pemanfaatan),

T2 = Pembatasan intensitas ruang (pembatasan luas

maksimum untuk tidak mengurangi dominasi

pemanfaatan ruang di sekitarnya)

T3 = Pembatasan jumlah pemanfaatan

Untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan diperlukan persyaratan umum dan persyaratan khusus, seperti

B1 = Dokumen AMDAL

B2 = Dokumen UKL-UPL;

B3 = Pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan

Tidak sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan, dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.

berlaku untuk semua jenis penggunaan lahan

1. Kesesuaian dengan arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW kabupaten

Cirebon

2. Keseimbangan kawasan lindung dan kawasan budidaya

3. Kelestarian lingkungan

4. Perbedaan sifat kegiatan bersangkutan terhadap fungsi zona terkait

5. Definisi zona

6. Kualitas lokal minimum

7. Toleransi terhadap tingkat gangguan dan dampak terhadap peruntukkan yang

ditetapkan

8. Kesesuaian dengan kebijakan lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah kabupaten Cirebon

Pertimbangan Khusus

berlaku untuk masing-masing karakteristik guna lahan, kegiatan yang akan dibangun

1. Rujukan mengenai ketentuan yang berkaitan dengan

pemanfaatan ruang

2. Rujukan mengenai ketentuan dalam peraturan bangunan

setempat

3. Rujukan mengenai ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau

komponen yang dikembangkan

Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

KDB adalah suatu koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan gedung dengan luas persil/kavling Sehingga, total luas lantai dasar yang diperkenankan adalah LLD = %KDB x Luas Persil.

KLB adalah koefisien perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedungdanluaspersil/kavling.

KDH adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauandenganluaspersil/kavling.

(KDH = 100% - %KDB - %RTNH)

Zona Lindung

Zona Budidaya

Ketentuan Tata Bangunan

Ketinggianbangunan(TB)maksimum adalah tinggi maksimum bangunan gedung yang diizinkan pada lokasi tertentu dan diukur dari jarak maksimum puncak atap bangunan terhadap (permukaan) tanah yang dinyatakan dalam satuan meter.

Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah jarak minimum antara garis pagar terhadap dinding bangunan terdepan. GSB ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika. Jarak antar bangunan adalah jarak yang terkecil, diukur di antara permukaan-permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding terluar yang berhadapan antara dua bangunan.

Kawasan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Perkotaan Lemahabang di Kabupaten Cirebon 2022-2042
Klasifikasi Zona dan Sub-Zona Zona SubZona Kode Perlindungan Setempat Perlindungan Setempat PS Ruang Terbuka Hijau Rimba Kota RTH-1 Taman Kecamatan RTH-3 Taman Kelurahan RTH-4 Taman RW RTH-5 Taman RT RTH-6 Pemakaman RTH-7 Badan Air Badan Air BA Zona SubZona Kode Perumahan Perumahan Kepadatan Tinggi R-1 Perumahan Kepadatan Sedang R-2 Perumahan Kepadatan Rendah R-3 Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Skala KP K-2 Perdagangan dan Jasa Skala Sub KP K-3 Perkantoran Perkantoran KT Sarana Pelayanan Umum Sarana Pelayanan Umum Kecamatan SPU-2 Sarana Pelayanan Umum Skala Desa SPU-3 Sarana Pelayanan Umum Skala RW SPU-4 Peruntukan Industri Peruntukan Industri KPI Pertanian Pertanian Tanaman Pangan P-1 Holtikultura P-2 Perkebunan P-3 Peternakan P-4 Pariwisata Pariwisata W Ruang Terbuka Non Hijau Ruang Terbuka Non Hijau RTNH Transportasi Transportasi TR Peruntukan Lainnya Instalasi Pengolahan Air Limbah PL-4 Pergudangan PL-6 Zona Lindung Jumlah Zona Lindung 3 Jumlah Zona Budidaya 10 Zona Budidaya Klasifikasi Kegiatan Kegiatan SubKegiatan Industri Industri Makanan/Minuman,
PeraturanZonasi
Jumlah Kegiatan9 Jumlah Sub Kegiatan 71 Tabel ITBX I T1, T2, T3 B1, B2, B3 X diperbolehkan/ diizinkan bersyarat secara terbatas bersyarat tertentu tidak diperbolehkan
Zona Sub Zona Kode KDB Maksimum (%) KLB Maksimum (%) KDH Minimum (%) Kawasan Perlindungan Setempat (PS) Perlindungan Setempat PS 0 0 100 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Rimba Kota RTH-1 10 0,1 90 Taman Kecamatan RTH-3 10 0,1 90 Taman Kelurahan RTH-4 10 0,1 90 Taman RW RTH-5 10 0,1 90 Taman RT RTH-6 10 0,1 90 Pemakaman RTH-7 10 0,1 90 Badan Air (BA) Badan Air BA 0 0 100 Zona Sub Zona Kode KDB Maksimum (%) KLB Maksimum (%) KDH Minimum (%) Perumahan (R) Perumahan Kepadatan Tinggi R-1 70 2,8 30 Perumahan Kepadatan Sedang R-2 60 1,2 40 Perumahan Kepadatan Rendah R-3 50 1 50 Perdagangan dan Jasa (K) Perdagangan dan Jasa Skala KP K-2 70 2,1 20 Perdagangan dan Jasa Skala Sub KP K-3 70 2,1 20 Perkantoran (KT) Perkantoran KT 70 2,1 20 Sarana Pelayanan Umum (SPU) Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan SPU-2 70 2,1 20 Sarana Pelayanan Umum Skala Desa SPU-3 70 1,4 20 Sarana Pelayanan Umum Skala RW SPU-4 70 0,7 20 Peruntukan Industri (KPI) Peruntukan Industri KPI 70 2,1 20 Pertanian (P) Pertanian Tanaman Pangan P-1 5 0,05 95 Holtikultura P-2 5 0,05 95 Perkebunan P-3 5 0,05 95 Peternakan P-4 5 0,05 95 Pariwisata (W) Pariwisata W 40 0,4 60 Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) Ruang Terbuka Non Hijau RTNH 10 0,1 60 Transportasi (TR) Transportasi TR 70 0,7 20 Peruntukan Lainnya (PL) Instalasi Pengolahan Air Limbah PL-4 50 1 35 Pergudangan PL-6 50 1 35 Zona Sub Zona Kode Jumlah Lantai Maksimum Tinggi Maksimum Per Lantai (m) Ketinggian Bangunan Maksimum GSB Minimum (m) JarakAntar Bangunan Jalan Kolektor Jalan Lokal Jalan Lingkungan ZONALINDUNG Perlindungan Setempat Perlindungan Setempat PS - - - - - -RuangTerbuka Hijau Rimba Kota RTH-1 1 3 3 10 8,25 4 3 Taman Kecamatan RTH-3 1 3 3 10 8,25 4 3 Taman Kelurahan RTH-4 1 3 3 10 8,25 4 3 Taman RW RTH-5 1 3 3 10 8,25 4 3 Taman RT RTH-6 1 3 3 10 8,25 4 3 Pemakaman RTH-7 1 3 3 10 8,25 4 3 BadanAir BadanAir BA - - - - - -ZONABUDIDAYA Perumahan Perumahan KepadatanTinggi R-1 4 3 12 10 8,25 4 3 Perumahan Kepadatan Sedang R-2 2 3 6 10 8,25 4 3 Perumahan Kepadatan Rendah R-3 2 3 6 10 8,25 4 3 Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Skala KP K-2 3 3 9 10 8,25 4 6 Perdagangan dan Jasa Skala Sub KP K-3 3 3 9 10 8,25 4 6 Perkantoran Perkantoran KT 3 3 9 10 8,25 4 6 Sarana Pelayanan Umum Sarana Pelayanan Umum Kecamatan SPU-2 3 3 9 10 8,25 4 6 Sarana Pelayanan Umum Skala Desa SPU-3 2 3 6 10 8,25 4 3 Sarana Pelayanan Umum Skala RW SPU-4 1 3 3 10 8,25 4 3 Peruntukan Industri Peruntukan Industri KPI 3 6 18 10 8,25 4 8 Pertanian PertanianTanaman Pangan P-1 1 3 3 10 8,25 4 3 Holtikultura P-2 1 3 3 10 8,25 4 3 Perkebunan P-3 1 3 3 10 8,25 4 3 Peternakan P-4 1 3 3 10 8,25 4 3 Pariwisata Pariwisata W 1 3 3 10 8,25 4 3 RuangTerbuka Non Hijau RuangTerbuka Non Hijau RTNH 1 3 3 10 8,25 4 3 Transportasi Transportasi TR 1 4 4 10 8,25 4 3 Peruntukan Lainnya Instalasi PengolahanAir Limbah PL-4 2 3 6 10 8,25 4 3 Pergudangan PL-6 2 6 12 10 8,25 4 6

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

WILAYAH PKL LEMAHABANG

ALUR BERPIKIR RENCANA

- Berada di titik koordinat : 108° 33’-108°42’BT dan 6°45’-6°55’

LS

- Terdiri dari 8 Kecamatan dengan total luas 21.646,89 Ha

Ekonomi

- PDRB tahun 2019 : Rp5 milyar

Sesuai fungsi PKL, sektor PDRB terbesar: Industri Pengolahan

Kependudukan - Jumlah penduduk : 412.031 Jiwa - Kepadatan penduduk : 19

Jiwa/Ha - Laju pertumbuhan penduduk : 0,8% Wilayah PKL Lemahabang Kab. Cirebon

Batas Administrasi

Utara : Laut Jawa

-

Selatan : Kabupaten Kuningan

Barat : Kota Cirebon, Kecamatan Greged, & Kecamatan Beber

Timur : Kecamatan Gebang, Kecamatan Babakan, & Kecamatan Waled

Jenis Tanah

- Litosol - Aluvial - Grumosol

- Latosol - Regosol

PERAN & FUNGSI WILAYAH

Topografi

0 - 400 mdpl

POTENSI & TANTANGAN WILAYAH

Potensi Tantangan

● Kawasan prioritas percepatan

Pembangunan Infrastruktur

● Pusat pengembangan kegiatan

ekonomi Cirebon Timur

● Mendukung 4 pilar Visi Misi

Indonesia 2045 dalam pemerataan

pembangunan

● Penduduk usia produktif sebagai motor penggerak ekonomi

● Industri pengolahan berkontribusi

besar pada PDRB PKL Lemahabang

VISI & MISI PENGEMBANGAN

Visi Pengembangan

● Pentingnya peningkatan kapasitas sumberdaya dan SDM dalam rangka implementasi konsep green industry

● Konsep green industry belum diterapkan secara optimal di wilayah PK Lemahabang

● Gap pelayanan infrastruktur masih lebar secara kuantitas, kualitas, dan cakupan

● Urgensi tata kelola infrastruktur yang mendukung pencapaian PKL Lemahabang sebagai kawasan green industry

Terwujudnya pembangunan infrastruktur yang mencakup pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan prinsip berkelanjutan di PKL Lemahabang guna mendukung pengembangan kawasan green industry

Misi Pengembangan

Mengembangkan infrastruktur untuk

memenuhi kebutuhan domestik dan non-domestik di wilayah PKL Lemahabang

Mewujudkan infrastruktur yang sesuai dengan prinsip berkelanjutan di wilayah PKL Lemahabang

TUJUAN & SASARAN PENGEMBANGAN

Tujuan Pengembangan

Mewujudkan pembangunan infrastruktur dalam rangka pengembangan kawasan green industry di wilayah PKL Lemahabang berdasarkan prinsip - prinsip berkelanjutan

Peraturan Presiden No. 87

Tahun 2021

Wilayah PKL Lemahabang yang berlokasi di Kab. Cirebon termasuk ke dalam segitiga emas rebana yang merupakan kawasan prioritas percepatan pembangunan di Jawa Barat.

Rencana Induk Pengembangan

Industri Nasional 2015 - 2035

Adanya arahan memprioritaskan

Industri Hijau (Green Industry) yaitu melalui regulasi eco product, energi terbarukan dan ramah lingkungan.

ISU STRATEGIS

Hasil Observasi, 2022

Wilayah PKL Lemahabang memiliki potensi pengembangan infrastruktur green industry yang berkelanjutan yang masih dapat didorong lebih jauh untuk mencapai optimasi pengembangan kawasan baik dalam konteks lokal maupun dalam fungsinya di skala nasional

Sasaran Pengembangan

Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur domestik yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan di wilayah PKL Lemahabang

Terdukungnya pengembangan infrastruktur non domestik yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan di wilayah PKL Lemahabang

SKENARIO & KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

Skenario Tren

Memenuhi kebutuhan infrastruktur domestik dan non-domestik sesuai dengan arahan kebijakan pembangunan daerah

Kebijakan Tren

Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur domestik & non-domestik serta pemerataan jangkauan pelayanan di wilayah PKL Lemahabang

Skenario Target

Memenuhi kebutuhan infrastruktur domestik dan non-domestik dengan percepatan pembangunan, penerapan inovasi, dan implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan

Kebijakan Target

Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur domestik & non-domestik serta pemerataan jangkauan pelayanan infrastruktur domestik melalui percepatan pembangunan, penerapan inovasi, & implementasi prinsip green industry yang berkelanjutan

-
Sumber:
-
-
-
STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR AIR BERSIH WILAYAH PKL LEMAHABANG

FAKTA DAN ANALISIS

Supply - Demand Infrastruktur Air Bersih Kelembagaan & Pembiayaan

-22.331.797 m³/tahun Gap air bersih pada tahun 2042 berdasarkan tren

35.746.566.586 m³/tahun Gap air bersih pada tahun 2042 berdasarkan target

-63,68% Gap infrastruktur air bersih jaringan perpipaan

5,82% jiwa Belum terlayani akses air bersih

Stakeholder yang paling berpengaruh DPUTR, PDAM Tirta Jati, Kementrian PUPR, Bappelitbangda, dan DKPP

Potensi & Tantangan Pengembangan Sistem Air Bersih Berkelanjutan

1.500-3.500 mm Curah hujan yang tergolong cukup tinggi dapat dimanfaatkan untuk supply air bersih

Terdapat rencana penerapan RWH yang dapat mendukung infrastruktur air bersih berkelanjutan

KONDISI EKSISTING

19 Mata Air yang tersebar di Kecamatan Lemahabang, Susukan Lebak,Astanajapura, Karangsembung, Sedong, dan Karangwareng

Tercapainya peningkatan kapasitas produksi air pada sumur dalam

Terlaksananya pemeliharaan sumur air dalam

8,4% penduduk yang terlayani oleh PAMSIMAS yaitu beberapa desa di Kecamatan Mundu, Pangenan, Susukan Lebak, dan Sedong.

Tersusunnya DED unit transmisi, reservoar offtake, dan reservoar distribusi

Terbangunnya unit transmisi dan 2 unit reservoar offtake

Terbangunnya unit transmisi dan 4 unit reservoar distribusi

Terlaksananya pemeliharaan unit transmisi dan reservoar

Terlaksananya rapat koordinasi setiap 3 bulanan dan/atau tahunan

Terlaksananya sosialisasi pada setiap kecamatan di PKL Lemahabang

Terlaksananya pemberian intensif di PKL Lemahabang

Adanya sumber pembiayaan dari pemerintah dan swasta Penyediaan dan perawatan infrastruktur RWH memerlukan biaya yang cukup mahal

Tersusunnya DED infrastruktur SPAM PAMSIMAS

Terbangunnya jaringan perpipaan SPAM PAMSIMAS di 14 desa

Terlaksananya pemeliharaan SPAM PAMSIMAS

20.553.546 m³ Volume air hujan yang dapat ditampung oleh infrastruktur RWH hingga tahun 2042

1,57% penduduk yang terlayani oleh PDAM yaitu masyarakat Kecamatan Mundu, Lemahabang, dan Karangsembung

Tersusunnya DED infrastruktur RWH

Terlaksananya pembangunan RWH individual di beberapa desa PKL Lemahabang

Terlaksananya pemeliharaan infrastruktur RWH

Terlaksananya pembiayaan penyediaan infrastruktur RWH yang bersumber dari pihak swasta

1.892.160.000 m3/tahun debit Sungai Cimanis yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air pemenuhan kebutuhan air domestik & non domestik

STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D
2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042
100% 75% 50% 25% 100% 75% 50% 25% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 100% 50% 100% TARGET CAPAIAN Skenario Tren 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042 Skenario Target
CAPAIAN
Rp90,872 Miliar
Milyar
Tren Skenario Target
TARGET
MASTERPLAN Total Dana
Total Dana Rp104,48
Skenario

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DRAINASE WILAYAH PKL LEMAHABANG

Stakeholder yang paling berpengaruh Pemda Kabupaten Cirebon, DPUTR, BBWS, dan Bappelitbangda

Adanya berbagai sumber pembiayaan dari APBN,APBD, masyarakat, dan swasta

Sosialisasi drainase berwawasan lingkungan

Beroperasinya ecodrain dan dilakukan pemeliharaan secara rutin

Terbentuknya dokumen perencanaan pembangunan kolam detensi, infiltration, dan swales

Jumlah kolam detensi Luas infiltration strips

Jumlah swales

Terbentuknya kerangka regulasi drainase berwawasan lingkungan di dalam masterplan

KONDISI

Dilaksanakannya kegiatan kerja

bakti 6 kali setahun

Terbentuknya dokumen perencanaan gorong-gorong

Pembangunan gorong-gorong menuju drainase primer

Terbentuknya dokumen

perencanaan pelebaran saluran drainase buatan

Panjang saluran drainase yang diperlebar atau diperdalam

Pengerukan sungai

Kerja sama antar stakeholder

Terbentuknya kerangka regulasi masterplan drainase

DAN ANALISIS
FAKTA
EKSISTING STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D
Drainase belum menerapkan prinsip berwawasan lingkungan 2.253,01 m³ Potensi volume tampungan gorong-gorong 8.284,8 m³ Potensi pelebaran drainase eksisting 405.455 m³ Potensi kolam detensi Supply - Demand Infrastruktur Drainase Kelembagaan & Pembiayaan Potensi & Tantangan Pengembangan Sistem Drainase Berkelanjutan 31 Titik Genangan 97,7% Saluran Drainase Surplus 2,29% Saluran Drainase Defisit 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042 Terbentuknya kerangka regulasi terkait insentif dan disinsentif dalam pemeliharaan
drainase
100% 100% 100% TARGET CAPAIAN Skenario Tren 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042 Skenario Target TARGET CAPAIAN MASTERPLAN Total Dana Rp 19,51 Milyar Total Dana Rp 196,27 Milyar Skenario Tren Skenario Target 100% 75% 50% 25% 100% 100% 31.217,37 m³ Potensi infiltration strips
m³ Potensi swales 75% 50% 25% 100% 100% 75% 50% 25% 100% 75% 50% 25% 100% 75% 50% 25% 100% 100% 75% 50% 25% 100% 100% 50% 25% 100% 66,6% 33,3% 100% 11,2 m³/s Gap Drainase tahun 2042 berdasarkan tren Kondisi Drainase di PKL Lemahabang cenderung kurang baik 79,5 m³/s Gap Drainase tahun 2042 berdasarkan target
20.938,5

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH WILAYAH PKL LEMAHABANG

FAKTA DAN ANALISIS

Supply - Demand Infrastruktur Air Limbah Kelembagaan & Pembiayaan

Stakeholder yang paling berpengaruh DLH, Bappelitbangda, DPUTR

Adanya berbagai sumber pembiayaan dari APBD Provinsi maupun Kabupaten

Potensi & Tantangan Pengembangan Sistem Air Limbah Berkelanjutan

Potensi penerapan teknologi NEWater yang dapat menjangka u domestik dan non domestik

Potensi penerapan teknologi Andrich Tech yang bersifat kontinyu dan praktis, tidak memerlukan lahan yang luas

KONDISI EKSISTING

diterapkanny a teknologi ramah lingkungan untuk mengelola air limbah di PKL Lemahabang

Potensi penerapan teknologi Biofilter yang sesuai dengan kondisi PKL Lemahabang dan direkomenda sikan menggunaka n sistem air limbah on-site

1 IPAL Puskesmas di Kecamatan Lemahabang

9 IPAL Industri yang tersebar di Kecamatan Mundu, Pangenan, dan Astanajapura

Tersusunnya rencana penambahan infrastruktur air limbah yang menggunakan

teknologi ramah lingkungan yang berkelanjutan

Terbangunnya 2 unit

Infrastruktur Air Limbah NEWater

Terlaksananya kegiatan penyuluhan terkait penerapan teknologi pengelolaan air limbah ramah lingkungan minimal

satu kali dalam satu tahun

Terbangunnya 6 IPLT yang menggunakan teknologi ramah lingkungan

Adanya kontrak kerjasama antara stakeholder dalam pengadaan infrastruktur berbasis green industri serta

2 Air Limbah Tinja di Kecamatan Lemahabang dan Mundu

3.983 MCK Bersama yang tersebar di Kecamatan Mundu dan Karangsembung

2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036

Tersusunnya rencana penambahan infrastruktur air limbah komunal

Bertambahnya IPAL Komunal

sebanyak 2 unit dan IPLT sebanyak 6 unit

Terbangunnya jaringan SPAL yang menjangkau PKL Lemahabang

Terbangunnya 3445 MCK

Terlaksananya sosialisasi

pengelolaan air limbah minimal 1 kali/tahun

Terlaksananya pengawasan

setiap 6 bulan sekali terhadap industri

Terlaksananya pengawasan

setiap 1 tahun sekali terhadap

infrastruktur dan pengelolaan air limbah domestik

STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D
Belum
50% 25% 37,5% 100% 50% 100% 100% TARGET CAPAIAN Skenario Tren 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042 Skenario Target TARGET CAPAIAN MASTERPLAN Sistem air limbah on-site dibutuhkan untuk pengelolaan air limbah domestik Minimal 1 IPLT dan 3 IPAL Komunal yang dibutuhkan di tiap kecamatan 89.640 m3/tahun Rata-rata peningkatan produksi air limbah domestik 13.446 m3/tahun Rata-rata peningkatan produksi air limbah non domestik Penerapan teknologi NEWater dapat berimplikasi terhadap supply air bersih 1 Limbah Komunal di Kecamatan Pangenan 33,3% 31% 33,3% 100% 50% 25% 100% Total Dana Rp 181,774 Milyar 100% 25% Total Dana Rp 786,5 Milyar 100% 66,6% 33,3% 12,5% 100% 66,6% 33,3%
pengelolaannya

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERSAMPAHAN WILAYAH PKL LEMAHABANG

fasilitas TPS

Dominasi Sampah Organik pada Komposisi Sampah sebesar 49,35% dari permukiman dan 14,5% dari non permukiman

Zero Waste belum diterapkan secara sempurna karena terkendala dalam infrastruktur dan perilaku masyarakat

Anggaran bersumber dari APBD dan tahun ini sebesar 18,6 miliar

Stakeholder yang paling berpengaruh DPUTR, PDAM Tirta Jati, Kementrian PUPR, Bappelitbangda, dan DKPP

Tidak adanya LSM yang bergerak di bidang persampahan

sumber pembiayaan dari pemerintah dan swasta

Terdapat penyusunan Ranperda yang membahas pengelolaan sampah

Stakeholder yang paling berpengaruh adalah DLH, DPUTR namun perannya belum maksimal

10 dari 16 TPS tidak ada jadwal pengangkutan ke TPA dan rute penyisiran yang belum menjangkau seluruh wilayah

23% masyarakat membakar dan 8% membuang sampah di sungai yang dapat menjadi kebiasaan

DAN ANALISIS
FAKTA
EKSISTING STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D
KONDISI
Penyediaan dan perawatan infrastruktur RWH memerlukan biaya yang cukup mahal 1.500-3.500 mm Curah hujan yang tergolong cukup tinggi dapat dimanfaatkan untuk supply air bersih Terdapat rencana penerapan RWH yang dapat mendukung infrastruktur air bersih berkelanjutan 20.553.546 m³ Volume air hujan yang dapat ditampung oleh infrastruktur RWH hingga tahun 2022 sebesar Supply - Demand Infrastruktur Persampahan Kelembagaan & Pembiayaan Potensi & Tantangan Pengembangan Persampahan Berkelanjutan -22.331.797 m³/tahun Gap air bersih pada tahun 2042 berdasarkan tren 35.746.566.586 m³/tahun Gap air bersih pada tahun 2042 berdasarkan target 5,82% jiwa Belum terlayani akses air bersih -63,68% Gap infrastruktur air bersih jaringan perpipaan 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 TARGET CAPAIAN Skenario Tren 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042 Skenario Target TARGET CAPAIAN MASTERPLAN Skenario Tren TPA Gunung Santri masih beroperasi dan berada pada zona layak 17 dari 27 industri belum memiliki TPS limbah B3 -2.652,13 m3/minggu Gap Persampahan pada tahun 2042 berdasarkan tren 73,88% Daerah di PKL Lemahabang belum terjangkau oleh
Adanya
buruk 185.14% Timbulan Sampah dikurangi dengan pengelolaan Zero Waste dan 3R Zero Waste menghemat biaya infrastruktur persampahan dan memperpanjang umur TPA serta meningkatkan ekonomi Titik TPS Tumpukan Sampah 26,12% Permukiman terlayani TPS Terbangun TPS baru dan Revitalisasi seluruh TPS 25% 50% 75% Penambahan armada dan pengangkutan TPS yang belum terangkut 25% 50% 75% Terlaksananya rapat koordinasi dan terciptanya alur koordinasi yang jelas dalam penyediaan fasilitas persampahan di PKL Lemahabang 25% 50% 75% Pembuatan dokumen press release pembagian tugas tiap stakeholder 25% 50% 75% Pengesahan dokumen ranperda yang memuat ketentuan pengelolaan sampah Pelaksanaan sosialisasi MoU 25% 50% 75% Terdapat kontak untuk dan akun media sosial serta sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat 75% 50% 25% 75% 50% 25% 100% 75% 50% 25% 100% 75% 50% 25% 75% 50% 25% Terlaksana sosialisasi dan pelatihan 3R dan Zero Waste serta Bank Sampah 25% 50% 75% Pembangunan dan pemeliharaan tempat komposting 25% Terbangun TPS 3R Baru 33% 67% Terbangunnya TPA Baru Sistem Sanitary Landfill dan penambahan fasilitas 50% 100% Terlaksana sosialisasi penerapan Zero Waste dan pembuatan Badan Usaha 25% 50% 75% Pembelian incinerator dan pengurangan timbulan sampah 0% 33% 67% Terbuatnya suatu dokumen evaluasi kegiatan persampahan hasil studi banding dan dilaksanakannya Workshop 25% 50% 75% 100% 75% 100% 50% 25% 25% 100% 67% 33% 100% 25% 100% 75% 50% 25% 100% 67% 33% 0% 100% 75% 50% 25% Total Dana Rp15,5 Milyar
Dana Rp106 Milyar
Total

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI WILAYAH PKL LEMAHABANG

FAKTA DAN ANALISIS

Supply - Demand Infrastruktur Transportasi Kelembagaan & Pembiayaan

Tidak ada rute angkutan umum dari dan menuju Kecamatan Mundu mempengaruhi aksesibilitas antar kecamatan

94.708 Pergerakan th 2022

Jumlah Bangkitan Tarikan Pergerakan terbesar berasal dari Mundu

< 30 menit waktu tempuh Nilai indeks aksesibilitas yang tinggi dari industri menuju simpul transportasi nasional

A-C Los th 2022 mengalami kejenuhan pada tahun 2026

122.065 Pergerakan th 2042 Jumlah Bangkitan Tarikan Pergerakan terbesar berasal dari Mundu

Stakeholder yang paling berpengaruh Pemda Kabupaten Cirebon, DPUTR, BBWS, dan Bappelitbangda

Adanya berbagai sumber pembiayaan dari APBN,APBD, masyarakat, dan swasta

Potensi & Tantanga Pengembangan Transportasi Berkelanjutan

Hanya sebesar 25%

Penerapan green transportation di PKL Lemahabang dengan bentuk penerapannya yaitu Jalur pejalan kaki, Jalur Sepeda,Angkutan Umum, dan shared transport.

KONDISI EKSISTING

Kecamatan dengan Pergerakan Tertinggi

Belum terdapat regulasi terkait penerapan green transportation

Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan salah satu upaya untuk mencapai penerapan green transportation

TARGET CAPAIAN

Skenario Target

Penyusunan dokumen rencana pembangunan infrastruktur transportasi di PKL Lemahabang yang berwawasan lingkungan

Pengadaan sistem transportasi angkutan umum dengan skema pembiayaan non konvensional

Peningkatanja kelengkapan fasilitas, jaringan angkutan umum

Peningkatan pengembangan fasilitas pejalan kak serta pengembangan rute sepeda

Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dalam moda transportasi angkutan desa sebagai bentuk penerapan green transportation

MASTERPLAN

Pengoptimalan fasilitas pelayanan

Terminal Harjamukti Kota Cirebon

Pengoptimalan revitalisasi Stasiun

Sindanglaut di Kecamatan

Lemahabang

Penambahan rute angkutan umum di Kecamatan Mundu

Pemeliharaan, pengecekan tingkat pelayanan jalan dan kualitas jalan dari dan menuju lokasi industri

Peningkatan kualitas jalan degan

Perbaikan jalan rusak di Kec.

Karangsembung

Pengadaan sistem transportasi angkutan umum yang terintegrasi

Pengoptimalan tingkat pelayanan jalan dengan Pelebaran Jalan di Jl.Kanci-SIndanglaut

Pembangunan terminal tipe C di Kecamatan Lemahabang

Penyusunan dokumen rencana induk transportasi di Kabupaten Cirebon

Membuat regulasi/rencana Transportasi dengan wilayah perbatasan PKL Lemahabang

STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D
2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042
100% 100% 100% 100% 50% 100% 75% 25%
100% 100% 100% 100% 80% 70% 50% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100%

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ENERGI-TELE WILAYAH PKL LEMAHABANG

FAKTA DAN ANALISIS

Supply - Demand Infrastruktur Energi -Tele Kelembagaan & Pembiayaan

Stakeholder yang paling berpengaruh Kementerian ESDM, PT Cirebon Electric Power, PT Cirebon Energi Prasarana, PT PLN

Adanya sumber pembiayaan dari pemerintah dan swasta

Potensi & Tantangan Pengembangan Energi Berkelanjutan

KONDISI EKSISTING

2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036

Terbangunnya gardu induk yang

dapat memenuhi 100%

kebutuhan sektor domestik dan non domestik

Terbentuknya jaringan transmisi yang dapat menjangkau seluruh

PKL Lemahabang

Terbangunnya jaringan fiber optic yang menjangkau seluruh PKL

Lemahabang

Terbangunnya sejumlah menara telekomunikasi yang dapat

memenuhi kebutuhan sektor industri dan domestik di PKL

Lemahabang

0% blank spot di PKL

Lemahabang

Terbangunnya PLTS yang

dapat membangkitkan daya

sebesar 780 ribu kW untuk sektor industri

Tersampaikannya sosialisasi

mengenai skema

permohonan pemasangan PLTS untuk sektor rumah tangga dan industri wilayah PKL Lemahabang

Rasio elektrifikasi 100%

Terbangunnya PLTS yang dapat membangkitkan daya sebesar 376 ribu kW untuk sektor rumah tangga

Terbangunnya menara telekomunikasi dengan jenis jaringan 5G untuk kebutuhan sektor industri

Terbangunnya menara telekomunikasi dengan jenis jaringan 5G untuk kebutuhan sektor rumah tangga

STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D
Biaya Pemasangan PLTS cukup tinggi (15 juta/kWP) 3009 Ha Lokasi potensial pemasangan PLTS 2.5 Juta kW Potensi bangkitan daya oleh tenaga surya Gardu Induk Sunyaragi 70kV & 150kV Gardu Induk PLTU Cirebon 150kV Gardu Induk Babakan 70kV
100% TARGET CAPAIAN Skenario Tren 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042
Target TARGET CAPAIAN
Tren Skenario Target 2 PLTU eksisting yang menjamin supply listrik di PKL Lemahabang Gap 22 gardu induk by target pada tahun 2042 153 rumah belum berlistrik pada 2 Kecamatan di PKL Lemahabang 100% 90% 100% 50% 100% 75% 50% 100% 50% 75% 50% 25%
Skenario
MASTERPLAN Skenario
Total Dana Rp123.2 Milyar Total Dana Rp 3.9 Triliun

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ENERGI-TELE WILAYAH PKL LEMAHABANG

FAKTA DAN ANALISIS

Supply - Demand Infrastruktur Energi -Tele Kelembagaan & Pembiayaan

Stakeholder yang paling berpengaruh Kementerian Kominfo, BUMN, BUMD, Kontraktor, Penyedia menara

Adanya sumber pembiayaan dari pemerintah dan swasta

Potensi & Tantangan Pengembangan Telekomunikasi Berkelanjutan

57 Menara akan diupgrade ke jaringan 5G

361 Menara Telekomunikasi akan dibangun dengan jaringan 5G

Biaya pembangunan dan peningkatan jaringan 4G cukup tinggi sebesar 427 Miliar

KONDISI EKSISTING

Sinyal Lemah Kecamatan Mundu

Sinyal Lemah Kecamatan Pangenan

Terbangunnya PLTS yang dapat membangkitkan daya sebesar 780 ribu kW untuk sektor industri

Tersampaikannya sosialisasi mengenai skema permohonan pemasangan PLTS untuk sektor rumah tangga dan industri wilayah PKL Lemahabang

Rasio elektrifikasi 100%

Terbangunnya PLTS yang dapat membangkitkan daya sebesar 376 ribu kW untuk sektor rumah tangga

Terbangunnya menara telekomunikasi dengan jenis jaringan 5G untuk kebutuhan sektor industri

Terbangunnya menara telekomunikasi dengan jenis jaringan 5G untuk kebutuhan sektor rumah tangga

Sinyal Lemah

Kecamatan Sedong 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036

Terbangunnya gardu induk yang dapat memenuhi 100%

kebutuhan sektor domestik dan non domestik

Terbentuknya jaringan transmisi yang dapat menjangkau seluruh

PKL Lemahabang

Terbangunnya jaringan fiber optic yang menjangkau seluruh PKL

Lemahabang

Terbangunnya sejumlah menara

telekomunikasi yang dapat

memenuhi kebutuhan sektor industri dan domestik di PKL

Lemahabang

0% blank spot di PKL

Lemahabang

STUDIO INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA TAHUN 2022 - TIM D
100% TARGET CAPAIAN Skenario Tren 2022 - 2026 2027 - 2031 2032 - 2036 2037 - 2042 Skenario Target TARGET CAPAIAN MASTERPLAN Skenario Tren 100% infrastruktur telekomunikasi tetap telah terpenuhi pada tahun 2042 17.2 Tbits/s gap bandwidth telekomunikasi bergerak by trend pada 2042 31.650 erlang gap traffic telekomunikasi bergerak by trend pada 2042 100% 90% 100% 50% 100% 75% 50% 100% 50% 75% 50% 25% Total
427 Milyar Total
Sinyal
Kecamatan Karangwareng Sinyal
Kecamatan Karangsembung 18.6 Tbits/s gap bandwidth telekomunikasi bergerak by target pada 2042
Dana Rp
Dana Rp 349,8 Milyar
Lemah
Lemah

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.