Perbandingan Performa Routing Protocol Pada Distance Vector (RIP) dan Link-State (OSPF) Menggunakan Aplikasi GNS 3 dan ENSP Nuur Wachid Abdul Majid 1 1
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta NIM.13702251059 Email: info.nuurwachid@gmail.com
Abstract — Pengembangan sistem jaringan sudah semakin pesat. Hal ini dapat ditijau dari perkembangan internet di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Jaringan internet dapat dibangun dengan membutuhkan suatu routing yang berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh komputer. Routing merupakan bagian utama dalam sistem jaringan untuk memberikan performa. Routing protocol adalah komunikasi antara routerrouter. Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior routing diimplementasikan melalui: (1) Routing Information Protocol (RIP); dan (2) Open Shortest Path First (OSPF). Makalah ini disusun untuk mengetahui perbedaan performa routing protocol pada Distance Vector (RIP) dan LinkState (OSPF) Menggunakan GNS 3 dan ENSP, membangingkan perbedaan antara jenis router Sisco (GNS3) dan Huawei (ENSP). Pengujian dilakukan dengan pengujian pengiriman paket melalui ping router dan trace routing. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan simulasi pada komputer. Analisa data menunjukkan bahwa OSPF memiliki efisiensi waktu yang lebih cepat dibandingkan RIP. Pada jenis OSPF, waktu lebih cepat karena memiliki kecepatan dalam melakukan konvergensi dan lebih luasnya jaringan yang bisa dijangkau. Sedangkan RIP digunakan pada jaringan dengan ukuran kecil, dimana untuk implementasi dan konfigurasinya yang sederhana dan mudah. Sedamgkan pada pengujian berdasarkan kedua network simulator menunjukkan eNSP memiliki rata-rata waktu yang relative lebih cepat dibandingkan GNS3. Hal ini didasari atas hasil simulasi yang didapat. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan penggunaan router Huawei (yang digunakan oleh eNSP) lebih cepat dibandingkan penggunaan router Cisco (yang digunakan oleh GNS3) berdasarkan hasil simulasi yang didapat. Kata Kunci – Routing Protocol, RIP, OSPF, Distance Vector, Link-State, GNS3, ENSP, Cisco, Huawei.
I. PENDAHULUAN Jaringan komputer berfungsi untuk menghubungkan antar komputer, berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi. Perkembangan jaringan komputer sudah semakin pesat dengan adanya perkembangan internet di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Perkembangan jaringan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan komunikasi yang semakin
meningkat. Komunikasi yang cepat dan akses informasi yang mudah dijangkau merupakan terobosan pada era komunikasi ini. Untuk membangun sebuah jaringan Internet dibutuhkan beberapa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan protokol. TCP/IP merupakan protokol standar yang diterapkan pada Internet. Router yang ada didalam TCP/IP sangat penting. Penyebab pentingnya router adalah banyaknya jumlah host dan keberadaan perangkat yang digunakan dalam jaringan di TCP/IP. Secara umum routing terbagi menjadi dua kategori, yaitu routing statis dan routing dinamis. Routing dinamis membutuhkan adanya routing protokol. Dalam konteks kinerja routing protokol, masing-masing routing protokol memiliki arsitektur, kemampuan beradaptasi dan kemampuan mencapai keadaan konvergensi yang berbeda (Yolanda, Pramono et al. 2013). Seorang administrator jaringan sangat membutuhkan referensi perbandingan mengenai kinerja dari berbagai jenis routing protokol tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui simulasi untul mengetahui perbandingan tersebut. Simulasi perbandingan dapat dijalankan melalui network simulator dengan skenario yang diinginkan. Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Secara umum dynamic routing protocol terbagi menjadi dua kategori, yaitu: Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol. Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior routing diimplementasikan melalui: (1) Routing Information Protocol (RIP); dan (2) Open Shortest Path First (OSPF). Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai