Leaflet - Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Bali

Page 1

D. Pengaturan Perkawinan Program undertaken with the financial support of the Government of Canada provided through Global Affairs Canada

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perkawinan ternak adalah: a. Sapi Bali dara sebaiknya dikawinkan setelah mencapai umur 2 tahun atau bobot badan mencapai 160-180 kg. b. Sapi induk paling cepat dikawinkan 40 hari setelah melahirkan c. Hindari perkawinan antar saudara (silang dalam atau inbreeding) d. Jangan mengawinkan sapi betina Bali dara dengan pejantan dari bangsa sapi besar seperti Limosin, Simmental, atau Brahman.

Vaksin Brucella

Obat Cacing untuk Sapi Obat Salep Mata untuk Sapi

Beberapa jenis obat dan vaksin untuk ternak sapi

G. Pengolahan Kompos dari Kotoran Ternak Sapi Tabel 2. Karakteristik reproduksi ternak sapi (Yunizar dan Instiana, 2009) No.

Tahap Produksi

Umur/Lama Waktu

1.

Birahi pertama

Umur 1,5-2 tahun

2.

Siklus birahi

21 hari

3.

Lama birahi

17 jam

4.

Ovulasi

10-12 jam sampai saat birahi berakhir

5.

Dikawinkan pertama

Umur 2-2,5 tahun

6.

Lama bunting Lama

280-285 hari

7.

menyusui Birahi

3 bulan

8.

Kembali Dikawinkan

5-8 minggu setelah melahirkan

9.

Kembali

2-3 bulan setelah melahirkan

Tabel 3. Perkiraan waktu mengawinkan ternak sapi yang tepat setelah muncul gejala birahi (Yunizar dan Instiana, 2009) No.

Tanda birahi terlihat pada jam

Waktu yang tepat untuk mengawinkan

Waktu yang tidak tepat/sudah terlambat

1.

Sebelum jam 09.00 pagi

Siang hari sesudah jam 12.00

Hari berikutnya

2.

Jam 09.00-12.00

Sore sesudah jam 17.00

Hari berikutnya

3.

Sore hari

Pagi keesokan harinya

Sesudah jam 15.00

Bahan-bahan yang digunakan untuk fermentasi kotoran sapi, adalah:

Kotoran Sapi

Arang Sekam

Kapur Pertanian

Daun (Contoh: Gamal)

EM4

Prosedur Pembuatan Kompos: a. Buat lapisan kotoran sapi b. Tambahkan arang sekam di atas kotoran sapi dan campur merata c. Tambahkan kapur pertanian secara merata di permukaan arang sekam dan campur hingga homogen d. Taburkan daun gamal hingga menutupi permukaan campuran kotoran sapi, arang sekam dan kapur pertanian e. Siram seluruh permukaan lapisan daun gamal dengan larutan EM4 f. Tambahkan kotoran sapi di atas lapisan daun gamal g. Tutup olahan tersebut dengan rapat menggunakan terpal h. Fermentasi hingga 35-40 hari i. Periksa suhu di hari ke-7, jika terlalu panas maka harus dibalik.

E. Sistem Penyapihan Pada pola usaha pembiakan, sapi induk dipelihara bersama anaknya sampai terjadi penyapihan baik secara alami (umur 7 - 9 bulan) maupun sengaja disapih (dipisahkan dari induknya lebih awal) pada umur 6 bulan. Jika masa kosong sapi 2 - 3 bulan, maka kondisi sapi induk pada saat penyapihan diperkirakan telah bunting (5 - 6 bulan). Penyapihan dini harus dilakukan bila skor kondisi tubuh induk ≤ 2 ( skala 1 – 5). Hal ini dilakukan agar SKT induk dapat kembali ideal (SKT 3) untuk menjamin pertumbuhan fetus yang dikandungnya. Sebaliknya, jika induk mempunyai SKT ≼ 3, maka anak dapat dibiarkan bersama induknya untuk menjamin asupan susu yang berguna bagi perkembangan tubuh anak sapi.

F. Pengendalian Penyakit Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian penyakit ternak sapi: a. Kandang harus selalu dalam kondisi bersih dan kering. b. Ternak yang sakit segera diisolasi untuk mendapat perawatan dan jangan dicampur dengan ternak sehat. c. Jangan membuang sampah plastik di dekat kandang.

Gambar 9: Prosedur pembuatan kompos berbahan dasar kotoran sapi (Dok. Pribadi)

NSLIC/NSELRED Project World Trade Center (WTC) 5th Building, 10th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920, Indonesia Tel: +62 21 5262282, +62 21 5268668 www.nslic.or.id

NSLIC Project

@NslicNselred

Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Bali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Leaflet - Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Bali by NSLIC/NSELRED Project - Issuu