Program undertaken with the financial support of the Fovernment of Canada provided through Global Affairs Canada
RESPONSIVE INNOVATION FUND (RIF) Pengembangan Agribisnis Terintegrasi Berbasis Kearifan Lokal dan Pariwisata di Kawasan Nikosake, Kabupaten Tabanan, Bali
Bali
Nama Desa Produk Potensial
: Belimbing, Munduktemu, Wanagiri, Sanda dan Lumbung Kauh : Nira, Kopi, Salak, Kelapa dan Pariwisata Agro Berbasis Kearifan Lokal
Bantuan Teknis Inovasi
Perencanaan dan Pengembangan Memperkuat kapasitas kelembagaan pengelolaan
Pengembangan Produk Nikosake
Kawasan Nikosake melalui pembentukan Forum
Pelatihan pengolahan produk pertanian: Nira: Gula Aren dan Gula Aren Bubuk Kopi: Kopi Sangrai, Bubuk dan Seduh Salak: Selai Salak dan Keripik Salak Kelapa: VCO, Minyak dan Tepung Kelapa; Pelatihan kerajinan; Standarisasi mutu dan sertifikasi produk: PSAT, PIRT, Halal, BPOM dan SNI; Taman Teknologi Pertanian (TTP) Sanda; Pembuatan paket agrowisata di 5 Desa; Sasaran: 148 orang (30,58% perempuan).
Stakeholder Nikosake yang merupakan sinergi antara Tim Pengelola Kawasan Nikosake dan Tim Koordinasi
Pembangunan
Kawasan
Perdesaan/TKPKP) Kabupaten Tabanan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) melalui: Penyusunan: PerBup 24/2018 (Action Plan Tourism Models); RanPerda Pengembangan Nikosake; dan PerBup 21/2018 (Badan Pengelola Kopi Pupuan);
Kondisi Awal
Masterplan dan SOP Pengelolaan Kawasan Nikosake; Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG).
15 Pelatihan dan pendampingan untuk UMKM
Pengembangan Pariwisata Masterplan dan SOP Nikosake; Pembentukan Pokdarwis Nikosake; Pelatihan pramuwisata; Bursa pariwisata agribisnis Nikosake; Festival Ruang Terbuka Hijau (RTH) bekerjasama dengan Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) dan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI); Temu Bisnis Nikosake; Sasaran: 22 orang (32% perempuan).
Sertifikasi 17 produk olahan Kawasan Nikosake sesuai dengan persyaratan pasar dan berkonsep ramah lingkungan;
Pendapatan petani per bulan: Nira: Rp 1 juta; Kopi: Rp 1,3 juta; Salak: Rp 4,1 juta; Kelapa: Rp 1,1 juta;
Peningkatan pendapatan masyarakat dari produk turunan pertama: 20% Tersedianya Peraturan Stakeholder Nikosake;
Rencana pengelolaan Kawasan Nikosake berbasis Kearifan Lokal dan Pariwisata belum tersedia;
1.823 peserta 53,20%
perempuan
Lima desa di kawasan Nikosake belum memiliki rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan terintegrasi; Kapasitas pramuwisata rendah;
Pemahaman sertifikasi dan produk rendah;
Coaching perizinan usaha melalui OSS; Pemasaran Bersama Satu Pintu Nikosake (5 BumDes dengan satu BumDa); Kafe dan Event di 5 Desa (BumDes); Kafe De Sant Coffee dan Resto (BumDa); Kerjasama pemasaran dengan jejaring toko retail dan e-commerce; Kerjasama promosi dan pemasaran lintas Kementerian/Lembaga (Kemendag, Kemendesa dan Eximbank); Sasaran: 1 Bumda dan 5 Bumdes.
Bupati
dan
Forum
Tersedianya masterplan dan SOP pengelolaan, pengembangan hingga pemasaran Nikosake yang memadukan potensi lima desa; Tersedianya Panduan Pramuwisata;
standarisasi
Pemahaman kelengkapan perizinan rendah;
dokumen
Wadah hilir pemasaran belum ada di tingkat desa/kabupaten; Pemasaran terbatas pada pasar lokal; Jejaring pemasaran yang belum luas.
Dukungan pengembangan produk-produk olahan Nikosake dilanjutkan melalui kerjasama Bumdes, Bumda dan BPTP; Dukungan sertifikasi dilanjutkan melalui kerjasama antar OPD, BPTP dan BSN/KAN;
Dukungan pengembangan paket dan layanan pariwisata Nikosake dilanjutkan melalui kerjasama lima Bumdes, Bumda, ASITA, HPI, PHRI dan OPD dengan memadukan paket Wisata Bedugul dan Tanah Lot;
Berjalannya promosi wisata desa Nikosake secara regular melalui: Bursa, Festival dan Temu Bisnis; Terpenuhinya persyaratan perizinan perdagangan produk-produk Kawasan Nikosake;
Promosi Wisata Desa rendah;
Pemasaran belum terintegrasi; Pemasaran
Keberlanjutan
Pendapatan masyarakat diperoleh dari penjualan bahan baku pertanian yang belum diolah;
Perencanaan partisipatif; Analisis Rantai Nilai;
Hasil
Terbangunnya kafe dan event di desa (oleh Bumdes); Terbangunnya Kafe De Sant Coffee dan Resto (oleh Bumda);
Pemasaran bersama melalui Bumda; Kafe dan event di lima desa (Bumdes); Kafe De Sant Coffee dan Resto (Bumda); Pemasaran melalui jejaring toko retail dan e-commerce; Promosi dan pemasaran lintas Kementerian/Lembaga.
Kerjasama pemasaran dengan jejaring toko retail dan e-commerce; Indomaret dan Alfamart
dengan volume penjualan mencapai 1 ton kopi bubuk per bulan Kerjasama promosi dan pemasaran Kementerian/Lembaga (K/L);
lintas
A project implemented by: