Buku Ilustrasi MARI MENGENAL CUT NYAK DHIEN

CUT NYAK DHIEN

MARI MENGENAL

CUT NYAK DHIEN

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis.

Judul:

Mari Mengenal Cut Nyak Dhien

Penulis:

Nofita Andriyani

Ilustrator:

Nofita Andriyani

Ukuran:

21 x 29.7 cm, 32 hal

Dipublikasikan dari Nofita Andriyani, Jln. Raya Kodau, No. 65 jatimakmur, pondok gede, Bekasi 17413.

Email: novitaandri337@gmail.com Instagram: @novitaandri337

PRAKATA Tidak ada menang dan kalah dalam peperangan. Perang akan melahirkan pahlawan-pahlawan kemerdekaan. Demikian pula perang yang melanda Aceh, wilayah tersebut melahirkan pahlawan-pahlawan salah satunya adalah Cut Nyak Dhien, pahlawan seorang wanita yang gagah berani, beliau adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Mau tahu kisah perjuangan Cut Nyak Dhien? Yuk, simak saja kisah lengkapnya.

3

TENTANG CUT NYAK DHIEN Cut nyak dhien adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari aceh. meskipun beliau seorang wanita semangat dan keberaniannya ketika mengusir penjajah Belanda dari Indonesia tidak bisa dipandang remeh.

4

Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1850 dari keluarga bangsawan di Aceh. Ayahnya bernama Teuku Nanta Setia yang menjadi Ulebalang VI Mukim. Ibunya adalah putri dari seorang hulubalang di Lampageu.

5

Meski pada saat itu belum ada sekolah, tidak menjadi alasan bagi Cut Nyak Dhien untuk tidak belajar.

Cut Nyak Dhien dengan tekun belajar ilmu agama dan mengaji.

6

Tidak hanya diajari ilmu agama saja, dia juga diajari ilmu berumah tangga sehingga dapat hidup mandiri.

7

Semakin bertambah usia, banyak yang menyukai Cut Nyak Dhien karena budi bahasanya yang halus.

8

Ketika dewasa, Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang anak laki-laki.

9

Suasana di Aceh semakin panas, penjajah Belanda mulai berperang dengan rakyat Aceh, untuk menguasainya pada tahun 1873.

10

Cut Nyak Dhien sangat marah ketika melihat penjajah Belanda membakar masjid agung “Baitul Rakhman” di Aceh.

11

Rakyat Aceh gempar, dalam kemarahannya itu, Cut Nyak Dhien memberikan semangat para pejuang Aceh untuk melawan penjajah Belanda.

12

Cut Nyak Dhien dan para pejuang Aceh lainnya melawan dan berhasil mengalahkan penjajah Belanda, pasukan Belanda tersebut mundur dan kembali ke kapal mereka menuju Batavia yang kini berubah nama menjadi Jakarta.

13

Kemudian, penjajah Belanda datang kembali dengan tekad menebus kekalahan sebelumnya dengan melakukan serangan kembali di Aceh pada tanggal 9 Desember 1873.

14

Setelah serangan tersebut, Cut Nyak Dhien terpaksa tidak bisa mengikuti perang karena harus menjaga, merawat, dan menyusui bayinya, di tengah kondisi pertempuran yang semakin hari semakin sengit.

15

Serangan Belanda ditujukan ke daerah VI Mukim, daerah tempat tinggal Cut Nyak Dhien, yang terjadi pada tahun 1875.

16

Cut Nyak Dhien terpaksa mengungsi bersama penduduk lainnya ketempat yang lebih aman karena harus melindungi bayinya.

17

Ketika tahu suaminya telah gugur, Cut Nyak Dhien sangat marah.

Kemudian dia bertekad melanjutkan perjuangan suaminya.

18

Akhirnya, Cut Nyak Dhien menikah dengan pejuang Aceh lainnya bernama Teuku Umar. Mereka dikaruniai anak perempuan bernama Cut Gambang

19

Teuku Umar berpihak pada Belanda, sehingga dianggap telah menghianati rakyat Aceh, padahal itu hanyalah taktik Teuku Umar untuk menipu penjajah Belanda dengan berpura-pura menjadi teman mereka agar dapat mengambil senjata penjajah Belanda.

20

Akhirnya rencana Teuku Umar berhasil. Dia, Cut Nyak Dhien, dan pasukan Aceh lainnya membawa pergi senjata-senjata Belanda.

Pihak Belanda marah besar karena merasa tertipu.

21

Akibat kebohongan Teuku Umar, penjajah Belanda yang marah melakukan serangan besar besaran dan mengejar Teuku Umar.

22

Teuku Umar akhirnya gugur pada tanggal 11 Februari 1899.

Cut Nyak Dhien mengambil alih kedudukan suaminya tersebut untuk melanjutkan perjuangannya.

23

Dengan gagah berani, Cut Nyak Dhien memimpin pasukan Aceh untuk melanjutkan perjuangan suaminya yang telah gugur.

24

Semangatnya selalu berapi-api ketika Cut Nyak Dhien menghadang patrol-patroli penjajah Belanda.

25

Kondisi kesehatan Cut Nyak Dhien terus menurun, mata Cut Nyak Dhien yang sudah tua menjadi rabun.

Hal ini membuat sedih pasukannya.

26

Karena tidak tega melihat kondisi Cut Nyak Dhien seperti itu, terpaksa salah satu anak buahnya memberitahukan persembunyiannya ke Belanda secara diam-diam tanpa maksud berhianat.

27

Cut Nyak Dhien terkejut melihat penjajah Belanda tiba-tiba mengepung markasnya dan menangkapnya.

28

Akhirnya, Cut Nyak Dhien diasingakan ke Sumedang, Jawa Barat.

Di sana dia menghabiskan masa tuanya dengan mengajarkan agama kepada para pemuda.

29

Masyarakat sekitar kagum dengan Cut Nyak Dhien karena pandai mengajarkan mereka agama, sehingga dia dijuluki “ibu perbu”, artinya ibu yang shalihah.

30

Akhirnya, Cut Nyak Dhien wafat ditempat pengasingannya pada tanggal 6 November 1908. Meski Cut Nyak Dhien telah wafat, namanya akan tetap selalu harum, dihargai, dan dihormati sebagai pahlawan bangsa ini.

31

PROFIL PENYUSUN Nofita andriyani biasa dipanggil Nofita, lahir di Purbalingga, 13 november 1999.

Sejak kecil gemar dalam mewarnai dan menggambar. Kemudian menekuni kegemarannya tersebut secara akademisi dengan mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Tahun 2022 membuat karya buku cerita bergambar untuk anak-anak sebagai ilustrator dengan judul Mari Mengenal Cut Nyak Dhien dengan sumber naskah cerita dari referensi buku berjudul Cut Nyak Dhien (Sang Mujahidah) karya Irin Hidayat dan buku berjudul Cut Nyak Dien karya Deddy Armand.

32

MARI MENGENAL

CUT NYAK DHIEN C u t N yak D h i e n m e r u p ak an s alah s a t u p ah l awan n as io n al I n d o n e s ia yan g b er as al d ari A c e h , m e s k ip u n b e liau s eor an g w an it a s e m ang at d an p erju ang an n ya d alam m e n g u s ir p e nj ajah Bel an d a t id ak b is a d ian g g ap s eb el ah mat a. K it a p at u t b an g g a d an s eb ag ai an a k b an g s a w aj ib b ag i k it a u n t u k men g e n an g d an m e n g h o r m at i jas a C u t Ny ak D h ie n.