Udayana Highlights









Tri Hita Karana is a traditional philosophy of life that lives within the people of Bali. It is defined as the "three causes of well-being" or "three reasons for prosperity".
The signifiance of Tri Hita Karana results in people of bali to believe that the three causes of well-being originates from the harmonious relationship between:
Man and God Man and Man Man and Nature
Greetings ALSAians!
Hereby I welcome the readers of ALSA Magazine Local Chapter Universitas Udayana to enjoy its informative and creative content! This magazine aims to give a better understanding for you readers to possess the knowledge in regards to the issues that are currently being raise. I am immensely proud to urge the readers to gain knowledge through the contents written in this magazine as it is an important issue that we must be aware of.
I aspire wonderful pieces like this could continually be produced and act as an entertaining, educative yet informative source of information that can be accessed publicly. Moreover, I would like to give my highest gratitude and appreciation to everyone involved in producing this Magazine. I sincerely hope that ALSA Local Chapter Universitas Udayana may create more astonishing projects ahead as it serves as a purpose to develop their members and the community as well.
To the readers, please enjoy this exquisite magazine!
Warmest regards, Tanisha Zharfa
President of ALSA National Chapter Indonesia period 2022-2023
Om Swastyastu, Assalamualaikum, Wr., Wb., Shallom, Namo Buddhaya, May peace be upon you.
Warm greetings to ALSAians!
First of all, let us give thanks to God Almighty for His mercy and grace so that ALSA LC Unud can publish an extraordinary magazine product for its members as a reading material which is of course informative.
ALSA Magazine is a masterpiece created by the Multimedia Division to present an annual magazine from ALSA LC Unud. It’s such an honour that this year ALSA Magazine is back with the hope of becoming an interesting and informative source of information, of course.
I am very grateful especially to all parties who have intervened in the creation of this magazine and I hope the readers can understand the contents and messages conveyed in this ALSA Magazine. Thank you and enjoy your reading!
Together as One: One Team, One Dream, One Family ALSA, Always be One!
Om Shanti Shanti Shanti Om, Wassalamualaikum Wr, Wb., Shallom, Namo Buddhaya, May peace be upon you.
Warmest regards,
Director of ALSA Lcaol Chapter Universitas Udayana period 2021-2022
Afteralongyearofprocess,withinthetwentiethNationalAssembly,13thofMarch,Kaliurang Yogyakarta,FacultyofLawUniversitasUdayanahasfinallyclaimeditsnewmembershipas the thirteenth member in the National Chapter of Asian Law Student’ Association (ALSA) National Chapter Republic Indonesia, one of the national chapters comprising the ALSA International.
Furthermore,anewplatformofstudentstostudentscooperationwillbemorerealisticamong thelawstudentsforitnetworkinNationalChapterextendingfromtheSyiahKualaUniversity in Aceh, Sriwijaya University in Palembang, University of Indonesia, Depok Padjadjaran University in Bandung, Gadjah Mada University in Yogyakarta, Diponegoro University in Semarang, Jenderal Soedirman University in Purwokerto, Jember University in Jember, BrawijayaUniversityinMalang,AirlanggaUniversityinSurabaya,SamRatulangiUniversityin Manado,HasanuddinUniversityinMakassar.
Having a wider national network, its officialmembershipwillsoonenableall lawstudentsofUdayanaUniversityto expandtheirorganizationalskillsand academic comprehensiveness amongotherAsianstudentsfrom countries, namely: China, Hong Kong, Brunei, Japan, South Korea, Malaysia, The Philippines, Singapore, Thailand, India, Vietnam, and Laos. To add more, this association will also enhancetheirinternational cooperation with the European Law Students Association (ELSA) and Australi-anLawStudents Association (AusLSA). Hope-fully, the establishment of the local chapter will soon facilitate students to widen theirnetworkand hone their skills for the sake of experiences.
Historically, there have been several milestones remarking the establishmentoftheALSALo-calChapterUNUD.Ita initialtalksfromMr.NyomanWicaksanaWirajati,S LCUNUD)alongwiththeFormerPresidentofNationa Sifra.Soon,UdayanaUniversityhasbeeninvitedin National events, such as: participating in the Nati Competition, Supreme Court Competition, Purwokerto, cooperated to hold an international seminar and stu tookplaceinBali.Afterthat,Udayanainitialactionwassignedby their attendance in the National Assembly of ALSA N Aceh,March2011.DelegatedbyMr.NyomanWicaksana and Mr. I Gede Bagus Ananda Pratama. Finally, a format-ting team was composed, led by Mr. I Gede Ba-gus Ananda Pratama, along with Mr. I Putu An-dre Purna Mahendra, Mr. I Gusti Agung Nugraha, Ms. Ni Made Desi Mega Pratiwi, Ms. Bellana Saraswati, and Mr. Aloysius AdiKurnia.
Forayearpreparation, theteammanagedto participate in several national events, namely: National Seminar and Workshop, (July in Surabaya) Pre –National Assembly, (November successfully held joint venture project by the ALSA NC RI and ISAFIS in commencing the Study TripandDiplomaticCourse(STDC). Asafinalremark,theestablishment of ALSA LC UNUD is official within the twentieth National Assembly, 13thMarch,Kaliurang-Yogyakarta
Keragaman ras, etnis, suku maupun agama menjadi suatu karakteristik tersendiri. Multi kultural ada dikarenakan keadaan geografis, pengaruh kebudayaan asing, perkawinan campur dan juga iklim yang berbeda. Begitupun dengan Indonesia yang lahir dengan keunikan karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa, maupun ras. Budaya adalah cetak biru perilaku yang memberikan pedoman tentang apa yang harus dilakukan, apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang. Pada tataran yang lebih konkrit kebudayaan berfungsi sebagai sistem per ilaku. Hukum dan budaya memiliki hubungan yang erat. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa hukum harus dipandang sebagai ekspresi dari sikap budaya, artinya aturan hukum harus dipela jari dan dipahami sebagai fungsi dari sistem budaya. Konkretisasi Hukum terhadap nilai-nilai budaya suatu masyarakat, dengan kata lain hukum merupakan pengejawantahan dari sistem nilai budaya. Karena setiap masyarakat selalu menghasilkan kebudayaan, maka hukum selalu ada dalam masyarakat dan melakukan ciri khasnya masing-masing. Itulah sebabnya Wolfgang Friedman menyatakan bahwa tidak memiliki kekuatan hukum yang berlaku secara universal. Hukum yang dipelajari sebagai produk interaksi sosial yang dipengaruhi oleh aspek budaya lain seperti politik, ekonomi, sosial dan agama. Dengan demikian, dalam bekerjanya hukum dalam dunia masyarakat dipengaruhi oleh faktor budaya hukum. Warga-warga mas yarakat pada umumnya cenderung untuk bertingkah laku menurut suatu kerangka atau pola perilakuan yang sudah membudaya dan apabila timbul perbuatan yang melanggar hukum biasanya warga masyarakat berperilaku menurut sistem normatif yang dipelajarinya didalam kerangka sosial dan budaya.
Pemberdayaan hukum dalam masyarakat dapat mengalami hambatan- habatan yang antara lain disebabkan karena kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1. Tata cara atau prosedur hukum sangat lamban.
2. Seringkali hukum dipergunakan untuk memecahkan kasus-kasus yang bersifat seketika.
3. Adanya asumsi yang kuat dikalangan hukum, bahwa hukum yang sesuai dengan sendirinya berlaku.
4. Kewibawaan hukum sering kalah oleh kewibawaan bidang-bidang kehidupan lainnya.
5. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pembudayaan hukum.
6. Adanya kalangan-kalangan tertentu yang merasa dirinya tidak terikat pada hukum yang telah dibentuknya.
Dari beberapa hambatan-hambatan diatas, akan dapat mengurangi efektifitas pembu dayaan hukum dalam masyarakat, apabila masyarakat majemuk yang mempunyai keanekarag amansecarapolitikekonomis,sosialmaupunmultikulturalolehkarenaituperluadanyakesada ran masalah- masalah tersebut oleh karena itu tanpa adanya kesadaran dalam penerapan hukum di dalam masyarakat, mungkin pada suatu saat hukum menjadi sarana yang sama sekali kehilangan kewibawaan maupun fungsinya.
ah unsur manusianya manusia dari aspek kesadaran menyoroti segi manusia lah kita harus bicara soal bstansi dari seorang individu manut yang tinggi, adalah masyarakat ada aparat hukum yang melihukum untuk mencapai tujuan gi masyarakat yang cenderung sengaja untuk tujuan-tujuan i masyarakat lainnya. Sehingga tegakeadilan. Melukai rasa
penting dalam penegaan oleh budaya hukum yang yang bersangkutan. Jika budaya hukum modern dan menimbulkan hukum di Indonesia maka antara lain melalui budaya kerja ukum, pendidikan dan pembinaan kepada aparat penegak hukum akan hukum hendaknya uat dari nilai-nilai yang dan cita hukum angsa, perikemanuerta mencerminkan nilai hidup yang ada dalam masyarakat dan nilai-nilai tersebut terkandung dalam peran kar yang oleh hukum menjadi perlindun-
Indonesia merupakan negara kepulauan yang meiliki berbagai macam kultur, budaya, dan bahasa yang begitu banyak, sehingga Indonesia dalam sistem kebermasyarakatannya mempunyai ciri khas yang berbeda-beda terutama dalam adat dan kebiasaan yang dimana sudah menjadi produk hukum adatnya itu sendiri. Hukum adat yang berbeda-beda ini menunjukkan bahwa Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang multikultural.
Indonesia dapat dikatakan multikultural bukan hanya dari segi adat dan sistem sosial nya saja, tetapi Indonesia menghargai setiap rakyatnya untuk bebas memeluk agama dan memilih sesuai dengan kepercayaannya. Dapat dilihat dari filosofi The Way of Life atau yang kerap kita sebut Pancasila. Pancasila merupakan dasar filosifis atau jiwa dari bangsa Indonesia sebagai negara multikultural. Dengan adanya Pancasila sebagai The Way of Life yang menjiwai bangsa Indonesia ini, dapat menjaga keutuhan bangsa dengan cara mengedepankan kesatuan, toleransi, serta gotong royong. Multikultural secara bahasa berarti multi (plural) dan kultural berarti budaya. Multikulturalisme merupakan keberagaman budaya yang meliputi keberagaman tradisional seperti keberagaman suku, ras, agama ataupun budaya maupun kebudayaan subkultur. Multikulturalisme ini diterapkan diwilayah Indonesia. Multikulturalisme yang ada di wilayah Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya keberagaman di wilayah Indonesia dapat dilihat berdasarkan letak geografis, jumlah penduduk dan karakteristik masyarakat.
Hukum sangat berkaitan erat dengan kebudayaan. Hukum sendiri merupakan produk kebudayaan, karena sejatinya produk hukum adalah produk ciptaan manusia. Salah satu asas hukum yakni Ubi Societas Ibi Ius, di mana ada masyarakat di situ ada hukum, itulah ungkapan yang selalu didengar apabila berbicara masalah hukum. Hukum dengan demikian merupakan referensi untuk berperilaku bagi setiap orang baik sebagai individu maupun sebagai bangsa. Dalam studi hukum dikenal struktur hukum, substansi hukum, dan budaya hukum. Hukum diciptakan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya sesuai dengan kebudayaan setempat. Artinya, kebudayaan membentuk hukum. Menurut Satjipto, hukum itu bukanlah skema yang final, tetapi terus bergerak sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman umat manusia. Artinya, hukum akan terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan dinamika manusia ini terlahir dalam proses kebudayaan yang berbeda.
Kembali pada hubungan hukum dengan budaya, jika berbicara mengenai budaya secara tidak langsung kita juga berbicara mengenai masyarakat. Hukum dan masyarakat berhubungan secara timbal balik, karena hukum sebagai sarana pengantar masyarakat, bekerja di dalam masyarakat dilaksanakan oleh pula oleh masyarakat. Hubungan tersebut bisa bersifat simbiosis muatualistis yaitu mendukung tumbuh dan tegaknya hukum maupun sebaliknya bersifat parasitis, yaitu menghambat tumbuh berkembang dan tegaknya hukum.
Dengan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, hukum dan masyarakat tidak akan pernah terpisahkan. Hukum diciptakan oleh manusia dan dijalankan juga oleh manusia, manusia dalam hal ini hidup dalam bermasyarakatan. Dalam kebermasyarakatan akan ada suatu kebudayaan yang bias akita sebut kebiasaan dan ciri khasnya masing-masing, hukum dengan ini hadir sebagai pengatur laku masyrakat dan adat dan juga akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
kar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik.
Adanya masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadi nya masyarakat yang multikultural ialah keadaan geografis, perkawinan campuran, pengaruh dari kebudayaan luar, serta iklim yang berbeda. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Indonesia merupakan negara yang multikultural dimana setiap pulau yang terdapat di Indonesia memiliki suku, etnis,
Perbedaan yang ada tersebut dapat mendorong terjadinya konflik, namun pun sebaliknya hal tersebut dapat menjadi persatuan dengan terwujudnya sikap saling mentolerir antar masyarakat Indonesia. Namun, untuk mewujudkan pesatuan dengan dasar perbedaan tersebut, Indonesia membutuhkan nilai-nilai yang dapat mengikat masyarakatnya sehingga menjadi satu kesatuan. Nilai-nilai yang mengikat tersebut tercermin dalam empat pilar kebangsaan sebagi dasar bernegara. Empat pilar tersebut yakni : Pancasila sebagai dasar dan Ideologi Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 sebagai konstitusi Negara serta ketetapan MPR dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk Negara, dan pilar keempat yakni Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Hukum yang dipelajari dipelajari sebagai produk interaksi sosial yang dipengaruhi oleh beberapa aspek budaya lain yakni antara lain seperti politik, ekonomi, sosial dan agama. Kemudian, untuk pengembangan hukum berbasis budaya ini sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Pada tahun 1925, C. van Vollenhoven melakukan penelitian dalam pemetaan persebaran hukum adat di Indonesia. Kajian ini berhasil melakukan analisis terhadap ciri-ciri khusus hukum adat yang ditemukan dalam masyarakat di lingkungan hukum adat dan hukum adat menghasilkan 19 lingkungan hukum di Indonesia. Keberadaan hukum adat di Indonesia saat ini diakui secara konstitusional. Hal ini dapat terlihat sebagaimana tercantum dalam Pasal 18B Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya yang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. sebagaimana diatur dalam Undang-undang”. Selanjutnya selain itu juga dalam Pasal 28 ayat (3) UUD 1945 disebutkan bahwa identitas budaya dan hak tradisional dihormati sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban. 27
Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang berarti Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, suku, agama serta bahasa. Hal ini dibuktikan dengan kondisi geografis Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara kepulauan yang masing-masing daerah memiliki keragaman budayanya sendiri. Sebagai bangsa yang besar dengan wilayah yang luas, jumlah penduduk yang banyak, kekayaan alam yang berlimpah, serta kekayaan budaya dan bahasa yang beragam tentunya akan menjadi potensi yang besar bagi Indonesia untuk dapat menjadi bangsa yang maju, tetapi hal dapat juga menjadi potensi negatif apabila masyarakat tidak diatur dengan hukum yang berjalan bersama dengan keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Hukum sangat berkaitan erat dengan kebudayaan. Hukum sendiri merupakan produk kebudayaan, karena sejatinya produk hukum adalah produk ciptaan manusia. Dalam studi hukum dikenal struktur hukum, substansi hukum, dan budaya hukum. Hukum diciptakan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya sesuai dengan kebudayaan setempat. Artinya, kebudayaan membentuk hukum. Hukum yang lahir dari kebudayaan merupakan suatu proses hukum yang
Pada dasarnya negara di seluruh dunia merupakan negara multikultural, dengan nilai multikultural yang ada pada negara tersebut menjadikan suatu negara mempunyai nilai tambah hal ini dikarenakan adanya keberagaman ras, etnis, suku, agama sehingga menjadikan suatu negara tersebut mempunyai karakterisitiknya. Sebagaimana Indonesia yang mempunyai predikat negara multikultural memang benar dan tidak dapat dilepaskan dikarenakan kemajemukan suku, bangsa, rasa dan agama yang ada dalam masyarakat negara Indonesia. Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal. Adanya masyarakat multikultural ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah faktor geografis, pengaruh kebudayaan asing, perkawinan campuran dan juga iklim. Pertama, jika dilihat dari segi geografisnya Indonesia terkenal dengan julukan sebagai negara seribu pulau dari sabang (Aceh) hingga ujung merauke (papua) terdiri dari puluhan ribu pulau dan beragam perbedaan kehidupan baik suku, agama, ras maupun etnis di setiap pulaunya. Dari pengaruh kebudayaan asing Indonesia merupakan negara bebas jajahan dari beberapa negara as da dan beberapa negara lainnya yang menyebabkan mas nyai kebiasaan yang berbeda-beda. Iklim juga mempen yarakat Indonesia hal ini disebabkan adanya perbeda yang berada di dataran tinggi akan berbeda kebiasan berada di dataran rendah begitu juga sebaliknya.
Pada dasarnya negara di seluruh dunia merupakan negara multikultural, dengan nilai multikultural yang ada pada negara tersebut menjadikan suatu negara mempunyai nilai tambah hal ini dikarenakan adanya keberagaman ras, etnis, suku, agama sehingga menjadikan suatu negara tersebut mempunyai karakterisitiknya. Sebagaimana Indonesia yang mempunyai predikat negara multikultural memang benar dan tidak dapat dilepaskan dikarenakan kemajemukan suku, bangsa, rasa dan agama yang ada dalam masyarakat negara Indonesia. Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal. Adanya masyarakat multikultural ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah faktor geografis, pengaruh kebudayaan asing, perkawinan campuran dan juga iklim. Pertama, jika dilihat dari segi geografisnya Indonesia terkenal dengan julukan sebagai negara seribu pulau dari sabang (Aceh) hingga ujung merauke (papua) terdiri dari puluhan ribu pulau dan beragam perbedaan kehidupan baik suku, agama, ras maupun etnis di setiap pulaunya. Dari pengaruh kebudayaan asing Indonesia merupakan negara bebas jajahan dari beberapa negara asing seperti Jepang, Cina, Belanda dan beberapa negara lainnya yang menyebabkan masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Iklim juga mempengaruhi kebiasaan setiap masyarakat Indonesia hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu dan tempat seperti yang berada di dataran tinggi akan berbeda kebiasannya dengan masyarakat yang berada di dataran rendah begitu juga sebaliknya. Dengan adanya perbedaan tersebut sehingga mendapatkan predikat negara yang mempunyai masyarakat multikultural sehingga keharmonisan berjalannya hukum dan budaya di Indonesia menjadi poin besar untuk dipertanyakan ataupun dibahas lebih mendalam. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh LSI (Lembaga Survei Indonesia) memberikan data bahwasannya pada Februari tahun 2022 masyarakat Indonesia yang menilai penegakan hukum dalam kondisi baik sebesar 33,8%. Angka tersebut turun 7,2 poin dibandingkan Desember 2021. Adapun, masyarakat yang menilai penegakan hukum dalam kondisi buruk sebesar 29,8% pada Februari 2020, naik 5,8 poin dari Desember 2021. Jika dilihat dari data tersebut predikat bahwasannya penegakan hukum di Indonesia dalam kategori baik masih belum pantas untuk didapatkan hal demikian dikarenakan beberapa faktor antara lain ialah kualitas para penegak hukum, masih rendahnya moralitas para penegak hukum di Indonesia menyebabkan rendahnya profesionlisme tanggung jawab dalam bekerja. Selain itu juga moralitas ini juga mempunyai hubungan dengan adanya tindakan korupsi yang dilakukan oleh para penegak hukum di Indonesia (judicial corruption), para penegak hukum yang seharusnya menegakkan hukum malah justru terlibat dalam kasus prakter korupsi.
Adanya masyarakat multikultural ini disebabkan ole nya ialah faktor geografis, pengaruh kebudayaan asi juga iklim. Pertama, jika dilihat dari segi geograf kan sebagai negara seribu pulau dari sabang (Aceh) terdiri dari puluhan ribu pulau dan beragam perbeda ras maupun etnis di setiap pulaunya. Dari pengaruh upakan negara bebas jajahan dari beberapa negara as da dan beberapa negara lainnya yang menyebabkan mas nyai kebiasaan yang berbeda-beda. Iklim juga mempen masyarakat Indonesia hal ini disebabkan adanya perb tempat seperti yang berada di dataran tinggi akan b dengan masyarakat yang berada di dataran rendah beg knya.
Hukum dan kebudayaan merupakan kesatuan yang utuh karena jika masyarakat mengetahui budaya satu sama lain maka kasus hukum yang terjadi khususnya di Indonesia tidak pernah ada dan tidak akan pernah terjadi. Namun, kemungkinan tersebut sangat kecil karena sejatinya tidak ada masalah yang tidak terjadi di suatu negara. Namun, meskipun tidak bisa dihindari setidaknya kita sebagai masyarakat yang multikultural berusaha untuk meminimalisir suatu kasus hukum yang dikarenakan adanya perbedaan kebudayaan tidak pernah terjadi. Hal tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan sikap toleransi pada setiap diri dengan berbagai cara yang dapat dilakukan dimulai pada diri sendiri dan keluarga seperti hal nya tidak akan pernah mempermasalahkan apa yang dilakukan orang lain dalam hal ini bukan juga menjadi ansos (anti sosial) terhadap lingkungan sekitar.
Hukum dan kebudayaan merupakan kesatuan yang utuh karena jika masyarakat mengetahui budaya satu sama kasus hukum yang terjadi khususnya di Indonesia tid ada dan tidak akan pernah terjadi. Namun, kemungkin sangat kecil karena sejatinya tidak ada masalah yan di suatu negara. Namun, meskipun tidak bisa dihinda kita sebagai masyarakat yang multikultural berusaha nimalisir suatu kasus hukum yang dikarenakan adanya daan kebudayaan tidak pernah terjadi. Hal tersebut si dengan meningkatkan sikap toleransi pada setiap dengan berbagai cara yang dapat dilakukan dimulai p sendiri dan keluarga seperti hal nya tidak akan per permasalahkan apa yang dilakukan orang lain dalam h bukan juga menjadi ansos (anti sosial) terhadap lingkungan sekitar.
Dilihat dari data Puslitbang Kementerian Agama, indeks kerukunan umat beragama 2021 di Indonesia mencapai skor tinggi dengan 72,39. Indikator KUB tersebut adalah toleransi 68,72, kerja sama 73,41, dan kesetaraan 75,03. KUB itu disebar kepada 136000 responden dari 34 provinsi. jika dilihat dari data tersebut maka tidak perlu upaya yang berlebihan untuk meningkatkan tingkat toleransi antar masyarakat di Indonesia. Jika toleransi sudah tertanamkan pada tiap individu maka kebudayaan yang ada di Indonesia tidak akan lagi menjadi masalah justru akan menjadi nilai lebih bangsa Indonesia.
Negara Indonesia merupakan negara yang multi etnis dari segi pola agama, ras, dan golongan. Negara Indonesia memiliki semboyang yang biasa dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan sebuah semboyan de facto yang mencerminkan keragaman dari budaya bangsa didalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Negara Indonesia memiliki wilayah yang luas terbentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki sumber daya alam yang melimpah (natural resources), serta memiliki beragam sumber daya budaya (cultural resources). Keberagaman akan hal-hal tersebut mengandung dimensi multikultural. Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang memiliki suku bangsa yang berbeda dalam budaya, bahasa, nilai, adat istiadat dan pola perilaku yang diakui sebagai cara positif guna menciptakan toleransi dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari berbagai suku juga dapat didefinisikan sebagai masyarakat majemuk yang majemuk, masyarakat yang majemuk atau pluralistik.
Negara Indonesia sebagai negara yang multikultural tentunya membutuhkan sebuah instrumen hukum dan kajian strategik yang berguna untuk menciptakan persatuan dan kesatuan sebagaimana maknanya terkandung dalam sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia.” Negara Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, menjadikan multikulturalisme sebagai salah satu pendekatan yang paling efektif dalam melihat realitas secara sosiologis di masyarakat. Selain itu, negara Indonesia sebagai negara hukum serta institusi-institusi politik baik formal maupun non-formal yang dianggap sebagai jembatan bagi para pemangku kebijakan untuk menjalankan tugas dan fungsi negara. Konsep multikulturalisme dapat diartikan sebagai sebuah konsep tentang upaya yang menghendaki adanya persatuan dan berbagai kelompok kebudayaan yang saling berbeda dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam
Multikulturalisme secara konsep dalam politik menghendaki sebuah bentuk kesetaraan yang salah satunya dapat dilakukan melalui institusi politik. Didalam sebuah institusi politik, diharapkan akan memunculkan kebijakan-kebijakan yang berguna untuk memenuhi hak-hak warga tanpa memandang latar belakang suku, ras, agama, dan budaya. Sehingga nantinya tidak ada lagi peristiwa tumpang tindih yang dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Istilah multikulturalisme mengandung 3 (tiga) hal penting, yaitu terkait dengan kebudayaan yang merujuk kepada pluralitas kebudayaan dan cara tertentu untuk menanggapi pluralitas tersebut. Mengenai hal tersebut, multikulturalisme bukanlah merupakan doktrin politik pragmatik, tetapi sebagai cara pan-
dang kehidupan manusia. Karena hampir semua negara di dunia tersusun dari aneka ragam kebudayaan, hal tersebut dapat diartikan bahwa adanya perbedaan menjadi asasnya, dan gerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi semakin intensif maka multikulturalisme itu harus diterjemahkan kedalam kebijakan multikultural yaitu politik pengelolaan perbekebudayaan warga negara (Nugroho, 2013).
Dengan demikian, Negara Indonesia sebagai negara hukum, hukum yang dibuat ini harus benar-benar ditegakkan bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Negara Indoensia sebagai negara multikultural harus mampu memberikan pelajaran bagi seluruh
Rio Samuel Sinaga · Bryant Christoper · Friska Monalisa Pangaribuan · Rezeky Febrani Sembiring · Crownabe Argentum · Darwin jeremia sitinjak · Natasha Handayani Dewi · I Dewa Made Daghanam Prabu · Gabriel Purba · David Maruli Tua Tampubolon · Luh Nyoman Savitri
Tritya Putri · Ida Bagus Wisnuputra Raditya · Ni Putu Juli Antika · Kadek Indira Lokahita · Delvino Ahmad Hidayat Lolianto · Natalia Clara Situmorang · Ni Kadek Bella Anggun Pratiwi · Mian Martalena Josephine Nababan · Putu Ika Asri Madani · Made Wahyu Artha Sedana
Gabriel Purba · Rio Samuel Sinaga · Mian Martalena Josephine Nababan · Ni Putu Juli Antika · Ida Bagus Wisnuputra Raditya · David Maruli Tua Tampubolon
Natasha Handayani Dewi
(BEST GROUP CHAMBER D DAN BEST MOCK – GCM CHAMBER 2)
Amira Nadine Widhi
(MOST FAVORITE VIDEO)
Josep Linsaner Diadema · Alexander Stepanus Sinaga · Albet Gabe · Jeremy Hottio Bayu Siagian
HUKUM ONLINE BRAND AMBASSADOR
Ni Kadek Ratih Maheswari
ON CHARITY AND COMPETITION OF ENGLISH DEVELOPMENT (CCED)
Effie Maria Lamtiur Sipahutar (2nd runner up) Agustini Mawar Hartati (4th runner up) Eridhani Jonathan Indra Sumelung (5th runner up)
ESSAY WRITING COMPETITION LPP PARTICIPANTS SPEECH COMPETITION
Dian Kurniati Silalahia · Priskila Angeline · Ni Made Indah Gayatri HELD BY ALSA LC USK ACADEMIC COMPETITION Ni Made Ayu Gita Lestari Astawa (2nd runner up)
2nd Runner UP (ALSA Debate Comp)
Naima Salsabila
Tania Daine Lorenz
1st Runner Up debate comp
Kevin Abdurrahman Setiono
I Gede Andika Krisnananda Mudita Putra
1st place in debate comp
I Putu Gede Putra Sentana
Ni Putu Regina Yudhita Putri Wirama
TEAMS Individual
Sakuntala Dwilania Mandayani (1st runner up of ALSA Speech comp)
Best Speaker
I Putu Gede Putra Sentana
Best Individual Kadek Mas Devina Aulia Maharani
Jefri (1st Place)
Trisha Adinda Umboh · Kristian Sinaga · David Maruli Tua Tampubolon (Best Group)
Best Participant(s)
Dian Kurniarti Silalahi Gabriele Justine Muhammad Fadli Daniella Ruth Anggita
Best Group
Rayandri Eva Pauline Saragih Jeremy Hottio Bayu Siagian
I Gusti Dwiki Arya Putera Christin atika
Elizabeth Sefanya Roulina
Weka Adreana Septia Putri Liliana Suryaatmadja Daniella Ruth Anggita
Halohalo, aku clara, salah satu staff dari Law Development Division. Awal aku jadi member ALSA, aku emang udah tertarik untuk menjadi staff tapi masih bingung mau pilih yang mana soalnyasemuanyamenarik.Then, ada satu orang yang ngeyakinin aku untuk join ke Law Development Division ini dan akhirnya aku milih untuk ambil keputusan itu. Ga kerasa udah hampirsetahunakuadadibawah naungan divisi ini dan aku ga nyesel sama sekali. Banyak hal yangakudapetindidivisiini.
Pertama, aku bisa tahu info lebih awal dan kesempatan lebih besar tentang perlombaan-perlombaan di bidang akademik. Sebuah kesempatan langka untuk orang-orang yang ingin aktif di dunia kompetisi dan aku salah satunya. Berpengalaman atau baru terjun itu gajadi masalah, disini wadah untuk belajar dan berkembang, tinggal tentuin aja, mau atau ga. Beberapa bulan awal, aku mutusin untuk aktif berkompetisi di peradilan semu, both hukum pidana dan hukum perdata. Dunia baru, cape dan seru. Aku belajar materi-materi baru dan juga keluar dari zona nyamanku dengan dorongan kakak-kakak untuk jadi ketua di salah satu lomba. Saat itu, aku sadar kalo praktek langsung bikin aku jauh lebih paham dan berani untuk belajar menjadi seorang pemimpin itu keputusan yang tepat.
Kedua,gasebatasakademikaja, dipertengahantahunkeakhir,
aku terjun ke dunia organisasi. Law Development Division nyediain berbagai program kerja yang menarik dan kece, tinggal dipilih aja. Cukup berbeda dari kompetisi, aku belajar hal baru lagi tentang organisasi, aku secara ga langsung nemu dan dapat teman-teman baru dengan sifat yang berbeda-beda, perbedaan dan keunikan tiap program kerja, ilmu baru, mencoba berbagai posisi dan tugasnya, tanggung jawabnya, serta cara berkomunikasi yang baik dengan panitia, LB dan BoD dikemas sekaligus dengan asik dan lelahnya.
Awalnya bingung dan kadangtakutsalahharusngapain, ini gimana? bener ga ya? tapi aku punya LB dan VDAA yang cager abis. Tanya apa yang bingung, pasti dijelasin. Kalo gatau, pasti dituntun. Intinya, ga pernah dilepas.
Bahkantanpaditanyadan selama persiapan even lancar ataupun ada kendala, LB dan VDAA selalu mendampingi dari persiapan hingga akhir acara. Asistensi yang luar biasa. LB dan VDAA-nya juga menurutku seru karena bisa jadi tempat curhat juga hahaha, cerdas udah kayak google berjalan, profesional, bisa tau kapan bercanda kapan serius, jadi sebagai salah satu staffnya aku juga merasa nyaman (ga bohong).Akukagumbangetsama etoskerjamerekadanwaktuyang mereka kasih despite sambil berkuliah and having a lot of another activities. Itu jadi alasan akuselalubersyukurpunyaLBdan VDAA yang sangat super duper keren. Sesama staff juga sering ketemudiberbagaiprogramkerja. Staff-staff dari Law Development Division juga ga kalah keren. Aku selalu belajar dan ambil hal-hal positif yang bisa aku pelajari dari mereka,teman-temanyang
mendorongakuuntukjadipribadi yanglebihbaikdanberkembang baikdarihardskillmaupunsoft skill.
Terakhir, mau ngucapin maaf dan terima kasih kepada seluruhmanusiayangadadiLaw Development Division. Sukses selalu.LAWDEVCAGER.GBU.
Staff of Law Development Division
Halooo… aku Ngurah Arya salah satu dari staff English Development ALSA LC Universitas Udayana. Jujur dari awal pertama kali banget diterimajadistaffEDitubikinaku gugup, takut tapi sekaligus excited juga karena awalnya itu aku abu-abu banget perihal tentangstaffini,apalaginantinya bakalan banyak banget kegiatan yang jadi hal baru buat aku ditambah lagi baru menempuh organisasi di kuliah, terutama setelahbarumasukdiALSA.
Setelah aku ngejalanin sebagai staffdiALSAselamakuranglebih setahun ini, aku nggak punya penyesalan sama sekali. Karena dari awal aku masuk pun, aku langsung disambut oleh kakak-kakak Local Board itu sendiri yang emang seru-seru banget, friendly dan mereka tuh welcome banget dengan kita semua sebagai staffnya mereka. Aku ngga nyesel sama sekali karena jujur banyak banget benefityangakudapetindarijadi staff disini, contohnya kayak aku jadi dapet temen-temen baru yang ngga aku kenal sama sekali sebelumnya, aku dikasih kesempatan langka oleh kakak-kakaklocalboardEDuntuk memegangsalahsatuprokerdari ED itu sendiri sebagai Project Officer, jujur pengalaman itu hal yang langka banget dan banyak banget suka dan duka yang aku dapetin.
Ngga itu aja, dari proker lainnya pun banyak banget yang didapetin juga kayak dari hard skillmaupunsoftskillakudapetin selamajadistaffdiED,contohnya kayak ngerjain It’s Viral, Legal Glossary, dan juga Informal Discussion. Walaupun jujur di ED ini, tuntutannya dari kakak-kakak LBitujugalumayanbesar,karena dari mereka juga pastinya punya ekspektasi yang lumayan besar jugakekita,tapiterkadangmalah bisajadipressurekedirikitajuga pada akhirnya nanti. Tapi walaupun begitu, mereka ngga ngelantarin kita dan menunggu hasil aja kok, kakak-kakaknya tetep melakukan asistensi yang lebihkekita,ngebantukitawaktu kita ngalamin kesusahan, problem struggle dan lainnya. Tapi jujur emang dari pengalaman itu juga tanpa disadarin nantinya kita udah ke-upgrade aja tuh dengan sendirinya diri kita, ntah dari soft skill maupun hard skill kita. Apalagi kakak-kakaknya itu seru-seru semua, mereka ga malu dan ngga menutup diri untuk have fun together bareng kita,merekaeasygoingjugaand lastbutnotleastfriendlybanget, jadinya kita tuh ngga ada canggung satu sama lain buat nanya, buat minta bantuan, soalnya di antara LB dan juga staff itu kita saling terbuka banget satu sama lain. Intinya selama jadi staff ED itu banyak banget suka maupun duka yang dilewatin, capeknya ada, stressnya ada, tapi ngga kalah juga senengnya banyak banget, serunyajugabanyakbanget,dan
gapernahbosenuntukhangoutwithallofthem. Ubursss<3.
Halo,kenalinakuNikki,salahsatustaffdaridivisi internal. Saat ini sudah bulan november, yang artinya, sudah hampir satu tahun lamanya aku bergabung dan menjadi bagian dari internal division. Jujur, awal masuk internal tuh aku takut banget. Bukan takut karena kakak-kakak Local Board Internal nya galakin aku loh ya (LBinternalramah-ramah,serius),tapitakutkarenamasih kurang paham soal dunia organisasi. Tapi seiring dengan berjalannyawaktu,akupahamduniaper-ALSAanini.Aku dibimbing dan dituntun banget sama kakak-kakak Local BoardInternalyaitukakDafi,Dayshin,dankakGilang.
Tanpa mereka, dan tanpa jadi anak internal, mungkin hidup ku flat sih. Selain paham dunia per-ALSA an, aku juga merasa banyak terjadi perubahan juga peningkatan dari pola hidup dan berpikirku. Semakin sering ketemu sama temen-temen Internal, semakin sadarkalobanyakhalyangharusdiperbaikidaricarakita untuk berbicara, bersosialisasi, dan berperilaku terhadap orang lain. Istilah kerennya, dapet ilmu untuk self development gitu deh. Aku juga belajar bagaimana cara jadi pemimpin yang baik. Sampai akhirnya aku memberanikandiriuntukmendaftartenderisasisalahsatu BigProkerdiALSALCUNUD.Akulolos.Itusemuaberkat ilmuyangakusudahdapatkanselamabergabungdidivisi internal.
Aku merasa aku menjatuhkan pilihan ku sangat tepat dengan bergabung di divisi internal. Internal tuh, divisiyangkalobolehdibilangdivisipalingsantai.Program kerjanya isinya bonding semua, serius. Jadi disamping mencari ilmu dan juga pengalaman, internal tuh bisa banget dijadiin tempat healing kita ditengah gempuran tugas kampus. Internal itu, intinya divisi terbaik deh Nggakadalawannya.Internal,GodBless!
tercintadanbenerandehapayangakubayangintentang HRDternyatabener!?
Halo semua! Gimana nih kabarnya?Semogadalamkeadaanbaikya. Ohya,kenalinnamakuAureldariangkatan 2021. Aku merupakan salah satu staf dari divisi yang paling keren sejagad raya lohh, yupss HRD! Jujur ga kerasa banget nih hampirsetahunakuberdinamikadidivisiku
Akumaungajakbuatthrowbacksedikitdeh,aku ingetbangetnihwaktuadapendaftaranbuatstaf,tanpa pikir panjang aku menaruh HRD di salah satu pilihanku. Bermodalkan doa, restu orang tua (HEHEHE), research kecil-kecilan tentang ALSA, dan kepercayaan penuh aku ikutin rangkaian pendaftaran buat jadi bagian staf HRD. Awalnya aku aku ngerasa nggak yakin sama jawabanku di sesi interview, apakah dengan jawabanku ini bisa meyakinkanBangWisnu,KakRaki,danKakJenniferbuat menerimaakujadisalahsatuanakmereka?
Staff of Internal DivisionPuji Tuhan ternyata aku bisa diterima menjadi salah satu anak mereka(yeyy) danmendapatkan banyak ilmu dari abang kakakku ini.
Oh ya sebelum ada pertanyaan-pertanyaan “knp harus HRD sih rel?” atau bahkan ada pertanyaan “mungkin kamu impulsif kali rel milih HRD?” Nggak guys! Aku memilih HRD dengan sadar dan dengan mata terbuka kok. Aku selalu merasa kalau setiap orang itu punya kesempatan untuk berkembang semakin lebih baik apalagi di dunia yang mereka sukai dan tekuni dan aku mau jadi bagian dari itu. Atas dasar itulah aku memutuskan untuk bergabung di HRD tercinta dan seperti yang aku sebut sebelumnya kalau ekspektasi dan alasanku buat bergabung ini terpenuhi, bahkan akumendapatkanapayanglebih dariakuekspetasiindisini.
Aku inget deh, di awal aku menjadistaff,kamiparastafHRD mendapat kesempatan untuk memilih di program kerja mana kami akan menjadi project officer. Aku merasa bersyukur bisa mempunyai kesempatan bahkan pengalaman menjadi project officer di salah satu program kerja HRD, LB Upgrading.Perasaantakut,ragu, dan bingung beneran ada apalagi jarak aku memilih
program kerja tersebut dan program kerja tersebut dilaksanakan terbilang singkat. Belum lagi sepanjang timeline dinamika dan tantangannya cukup terasa. Tapi beneran deh, terimakasih banyak Kak Dinar, Bang Wisnu, Kak Raki, dan Kak Jennifer sudah membimbing dan menuntunakudanpanitia-panitia lain dengan sabar. Aku sama sekali nggak ditinggal loh. Aku bahkan diberi arahan dan reminder buat jalannya prokerku ini. Aku rasa VDIA dan LB HRD stay di handphone 24/7 deh (karena masih online huhuhu) buat bantuin aku dan panitia lainnya hehehe dan pada akhirnya kendala yang ada bisa teratasi.
Selain LB Upgrading, HRD punya programkerjalainnyalohhseperti ALSA Training ataupun ALSA Career Talk Show yang pastinya bermanfaat banget buat pengembangan diri. Oh ya kita juga punya ALSA Hearing yang pastinya siap menampung dan menerima segala cerita dan masukan teman-teman dan siap melakukanperubahan untukkita danALSAyanglebihbaik(kurang keren apalagi nih). Di HRD kita juga diajarin gimana sih caranya buat surat rekomendasi yang benerandehinibisadijadiinbekal di dunia kerja nanti dan hal yang paling memorable menurutku
saatPALTakudanteman-teman delegasi lainnya diberi kesempatanuntukdiscussterkait kaspos dengan LB HRD. Disini aku bisa nemuin insight yang kerenbangetdariLBHRD!
Jadi, kalau misal ditanya kamu ngerasa sia-sia nggak sih atau nyesel gitu masuk HRD? Jawabanku nggak dan nggak akan pernah merasa sia-sia ataupun menyesal! Disini aku banyakbelajardanmendapatkan pengalaman bahkan kesempatan yang belum pernah aku dapetin sebelumnya. Aku juga bisa dapetin temen baru disini. Jadi aku merasa sebersyukur itu bisa jadi bagian dari HRD. Aku juga mau berterima kasih buat Kak Dinar, Bang Wisnu, Kak Raki, Kak Jen, dan semua staf divisi HRD yang udah jadi bagian dari hari-hariku. Aku mohon maaf kalau selama hampir satu tahun ini ada perkataan atau perbuatanku yang menyakiti hati teman-teman semua. Terima kasih semua, sukses darat, laut, danudara!Loveuall<333
Hai gaisss, aku Daniela, staffdaridivisipalingkeren,yaitu External Affairs Division! Ga terasainiudahakhirtahun2022 dan masa aku menjadi staff external udah mau habis. Aku sedikit throwback dulu yaa, jadi saat pertama kali masuk ALSA dan mau daftar staff, hihihi aku udahincarbangetdivisiexternal ini, karena bagi aku pribadi ini adalah divisi yang menarik dan menjadi tempat yang cocok banget untuk nambah pengalaman,sertateman-teman dengan background kampus yang berbeda denganku alias ALSA local chapter lain. Dan ternyata… setelah masuk ke divisiini,ekspetasiakuterpenuhi gais! Dimulai dari kakak-kakak VDEAdanLBExternalyangbaik, kece, keren, dan heboh abiezzz (lopyu pulll Kak Dhani, Kak Abet, Kak Millen, dan Kak Nissa) sampai dengan staffnya yang juga baik, heboh, keren, kece dan yang paling penting tuh kompakdehyeayyy!
pasti, karena ini baru pertama kali diadakan di ALSA LC Unud danprokeriniadaanaknya,alias menghasilkan satu proker kerjasama dengan ALSA LC UB, yaitu ALSA Advo Day, tapi untungnyaakupunyaVDEAdan kakak-kakak LB External yang baik banget dan mau bantu, nuntun, arahin aku dan teman-teman panitia 24/7 loh! Dengan segala kendala dan hambatan akhirnya proker ini bisa berjalan dengan baik dengan seluruh dukungan dan bantuan BoD, LB, dan semua panitia dari ALSA LC Unud dan jugaALSALCUB.Denganproker ini, ekspetasi aku di awal tadi juga tercapai, aku bisa nambah teman dan relasi, bisa nambah pengalaman yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya dan belumtentuakubisadapatkandi tempat lain, bisa nambah ilmu banget mengenai sistem kerja local chapter lain beserta kebudayannya.
Cerita aku dari awal masuk ALSA karena diajak temen. Awalnya wawancara untuk seleksi staff ini bingung banget hahaha karena belom paham ALSA itu gimana dan apa aja jajarannya. Akhirnya saat wawancarabarengtemenku,dia tuh duluan diwawancara dan dicatet jawabannya. Baru deh giliranakuwawancarabisajawab daricatatanitumeskigaksemua kejawab ya , karena beda-beda pertanyaannya hahaha.... Lalu kenapa aku masuk divisi Multimedia? pertama dari ngisi form ada dua pilihan mau masuk divisi yang mana. Aku mau isi Multimedia dan kedua itu external. Sebenernya aku mengisi kekosongan aja untuk external hahaha... sorry kepada divisiyangbersangkutan.Karena aku tahu kalo beberapa orang lainnya bisa mengisi dua pilihan tersebut dengan divisi yang bersamaan. Jadi saat diwawancara oleh LB external
Aku mau cerita nih kalo di awal menjadi staff, para staff itu dikasih kesempatan untuk menjadi Project Officer dan puji Tuhan aku dipercayakan menjadi Project Officer dari program kerja ALSA Exchange 2022,prokeryangbarupertama kali dilaksanakan di ALSA LC Unud alias perdana. Lalu, pada kali ini kita exchange bersama ALSA LC UB. Jujur, takut sih
Halo temen-temen semua, kenalin namaku Albet Gabe dari Fakultas Hukum Universitas Udayana angkatan 20. Aku di periode 2021/2022 ALSA LC Unud ini merupakan salah satu staff Multimedia Division atau biasa disingkatnya mulmed.
aku banyak bilang “gatau” dan jujur bilang kalo aku sebenernya maunya ke mulmed haha... Menjawab lagi kenapa mulmed, karenaakuudahadabekaldalam dunia tersebut, jadi garagu lagi buatmasukmulmed.
Awalnyagakterlaluaktif di ALSA karena bingung mau gimana kerjanya. Akhirnya suatu hari ditawarin deh ama LB
mulmedbuatikutanAIVCatauAlsaIndonesiaVideo
Competitionbersamarekan-rekanstafflainnya.
Hmm... lumayan dapet juara favorit karna berdasarkan voting di Instagram, meski gak juara 1 setidaknya ada yang dibanggakan diawalan ke-ALSA-an. Setelah dari situ aku mulailah dapet tawaran ini itu untuk ikut dalam beberapa proker ALSAsebagaianggotaataupunkoorPDD.Serusih,
Halosemuanya!PerkenalkanakuSekar Gadis dan tahun ini aku berkesempatan untuk menjadistaffdarifinancedivision.Jadistaffitu seruu banget ditambah kakak-kakak LB BOD yangselalusangathangatbikinpengalamanku jadi staff itu nano nano. Selama jadi staff aku belajar banyaaak sekali hal terutama dalam mengelola emosi yang baik. Selama jadi staff aku juga bertemu banyak teman-teman baru dari LC lain sehingga menambah relasiku sebagaimahasiswahukum.Akujugaikutserta dalam beberapa program kerja di tahun ini seperti salah satu pengalamanku di finance division adalah membantu menyiapkan produk jualalsamarketdanmenjaditreasurerdiOLMA 2022. Selama menjalani program kerja tersebutakumemahamibagaimanamengelola keuangan, mengaudit
jadi belajar gmn caranya kerjasama, dan kalau prokernya udh beres kadang jadi merasa ada yang kosong karena udah gaada sesuatu yang dikerjain diluar kuliah. Dan yang paling berkesan yaitu aku bisa dipercaya sebagai Project Officer dari salah satu proker Multimedia Division yaitu ICT Class. Proker inituh merupakan proker yang besar di Mulmed,jadiagakdeg-deganjugabuatmimpinnya. Tapi seiring berjalannya waktu dan ketemu orang-orangyanghebatyangngebantuinakubuat jalanin proker ini, jadi berjalanlah dengan baik acaranya dan aku bangga. Intinya ikut dalam proker-prokerkhususnyadiALSAtuhmungkinbagi orang-orangyangbelummerasakangimanasihjadi panitia atau males ikut begituan, mungkin harus dicoba sekali dulu, terkadang nanti muncul sendiri asiknya,lumayanpengalaman.Sekiandehtestimoni aku yang singkat ini, semoga bisa diterima dengan akalsehat.
pemasukan-pengeluaran, juga membuat laporan pertanggungjawaban terkait keuangan tersebut. Rasanyabersyukurdansenangbisamembersamai teman-temankepengurusantahun2022ini.