Jl. Tebet Utara IIID No. 12A Tebet, Jakarta Selatan 12820 Phone: +6221 8353626 |email: admin@ipc.or.id | www.ipc.or.id
MENDORONG EFEKTIFITAS KERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 1 Bahan masukan yang disusun ini akan mencoba memberikan rekomendasi pada dua hal; pertama untuk mengefektifkan kerja parlemen, dan; kedua terhadap upaya penguatan kepada sistem pendukung parlemen. 1. Mendorong efektifitas kerja Parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat)
Upaya mendorong efektifitas kerja parlemen dalam hal ini DPR telah dilakukan melalui beberapa tahap. Sedari awal salah satu mandat UU pemilihan umum legislatif adalah mendorong efektifitas kerja DPR melalui penyederhanaan partai politik atau menciptakan sistem multipartai sederhana. Sebagai produk dari pemilu, proyeksi kelembagaan sistem kepartaian di DPR bisa dilihat dari hasil Pemilu 2014. Pemilu 2014 meloloskan 10 partai politik ke DPR, jumlah ini lebih banyak dari Pemilu 2009. Namun pertanyaannya apakah sistem kepartaian yang dibangun pasca pemilu juga membentuk sistem kepartaian? Jika dilihat berdasarkan komposisi perolehan kursi yang sangat terfragmentasi (menyebar) dan porsi penguasaan kursi pemenang pemilu hanya 19,46% akan mengindikasikan sistem kepartaian yang juga menyebar. Jika dihitung berdasarkan indeks Effective Number Of Parliamentary Parties ((ENPP)2 sistem kepartaian yang terbentuk adalah 8,1 atau 8 sistem kepartaian. Dengan demikian misi penyederhanaan partai untuk meciptakan sistem multipartai sederhana telah gagal.3 Sebagai perbandingan berikut hasil penghitungan Indeks ENPP dari empat kali pemilu paskareformasi 1 Disampaikan dalam Audienci dengan Frkasi PDI Perjuangan untuk RUU perubahan UU MPR, DPR dan DPRD, Selasa 10 Juni 2014.. 2 Indeks ini dikenalkan oleh Marku Laakso dan Rein Tagaapera dan disepati oleh ahli pemilu untuk mengukur sistem kepartaian berdasarkan jumlah efektif partai di parlemen bukan jumlah riil partai di parlemen. 3 Sistem kepartaian berdasarkan definisi Giovani Sartori dinyatakan sebagai berikut; sistem partai tunggal (dimana terdiri dari satu partai dominan), sistem dua partai (dimana terdapat dua partai dominan), sistem multipartai sederhana (dimana terdapat 3-5 partai dominan), dan sistem multi partai ekstrim (dimana terdapat lebih dari 6 partai yang hadir di parlemen). Namun harus diingat, jumlah partai yang dimaksudkan oleh Sartori adalah jumlah efektif partai berdasarkan indeks ENPP, dan bukan berdasarkan jumlah riil partai politik yang hadir di parlemen. Lihat Sartori, Giovanni, Parties and Praty system: A Frameworks of Analysis, New York: Cambridge University Press, 1976.