Oral Habit Setiap anak merupakan kebanggaan orang tuanya, apalagi bundanya. Tak heran saat anak rewel, bunda pun pasti ikut cemas. Tubuh anak yang masih berkembang memerlukan perhatian lebih agar pertumbuhkembangannya berjalan baik, begitupun giginya. Maka dari itu, yuk bunda kita kenali kebiasaan buruk anak yang perlu diperhatikan agar bisa ditangani sejak dini. Kebiasaan buruk mulut merupakan perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam mulut (mencakup gigi) yang dilakukan secara berulang sehingga menimbulkan dampak pada mulut termasuk gigi. Penyebab anak melakukan kebiasaan buruk antara lain dikarenakan naluri, kecemasan, meniru orang lain, dan adanya kelainan fisik. Perlu bunda ketahui pula bahwa beberapa kebiasaan ini merupakan perilaku normal anak hingga usia tertentu, setelah melalui masanya maka anak dapat menyesuaikan dirinya dan meninggalkan kebiasaan buruknya tadi, jika belum disinilah peran bunda untuk menjembataninya. Berikut di bawah ini beberapa kebiasaan buruk yang sering ditemukan: 1. Kebiasaan menghisap benda tak bernutrisi (menghisap jempol, jari, bibir, dot, kuku, pensil) Kebanyakan anak menghisap jempol/ jarinya normalnya hingga usia 2 tahun, setelahnya kebiasaan ini akan hilang sambil berhentinya anak mengkonsumsi ASI. Kebiasaan ini bisa muncul jika anak usia 0-18 bulan merasa kurang puas (kurang lama) disusui bunda sehingga bunda harus maksimal menyusui anak. Jika hingga usia 5-6 tahun anak masih memiliki kebiasaan ini, bunda sebaiknya mulai mengawasi karena di usia 6 tahun gigi permanen anak mulai tumbuh menggantikan gigi susunya, anak perlu dilatih untuk berhenti agar tidak sampai mengganggu pola pertumbuhan kepala dan giginya. Apabila tidak segera ditangani, maka bisa menyebabkan gigi depan anak menjadi tongos (maju ke depan). Hal ini tentu saja bisa mempengaruhi rasa percaya diri pada anak. Untuk menanganinya, balut saja jempol anak dengan menggunakan perban. Anak juga perlu disibukkan agar kebiasaan buruknya tidak terulang. 2. Kebiasaan menjulurkan lidah ke depan Sering dijumpai anak-anak yang suka menjulurkan lidahnya ke depan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap gigi depannya. Gigi akan bergerak ke depan dan mengakibatkan tongos. Untuk mencegahnya, bunda bisa berkonsultasi dengan dokter gigi untuk memasang kawat dengan taji untuk mencegah anak menjulurkan lidahnya ke depan. 3. Mouth breathing (bernafas melalui mulut) Menurut Finn (1980) penyebab anak memiliki kebiasaan ini bisa karena jalan nafasnya terhambat, adanya kebiasaan, atau faktor porofil wajah (contohnya bibir atas terlalu pendek sehingga anak kurang bisa menutup mulutnya secara rileks). Jika memang terjadi pembuntuan pada jalan nafas sehingga anak hanya bisa bernafas melalui mulut sebaiknya bunda berkonsultasi ke dokter THT agar pembuntuan dapat diatasi secara optimal. Tanda yang dapat dilihat dari anak dengan kebiasaan mouth breathing antara lain muka sempit dengan gigi depan atas tonggos, dan adanya langit-langit tinggi, serta bibir bawah terletak di belakang gigi depan atas. Perawatan di rumah yang bisa bunda lakukan setelah menghilangkan penyebabnya adalah menasehati anak secara baik terlebih dahulu untuk bernafas melalui hidung, tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah anak bernafas melalui hidung adalah dengan meletakkan tissue pada ujung hidung dan dilihat apakah tissue terlihat terhembus/tertarik saat anak bernafas. Jika anak masih tidak bisa bernafas melalui hidung biasanya dokter gigi akan membuatkan oral screen, yaitu bahan dari resin sintetis untuk menutup jalan nafas dari mulut sehingga anak bernafas melalui hidung yang digunakan pada malam hari.