kol goreng
nikmatnya DAPAT MENYEBABKAN KANKER ?
Kubis/kol/gubis merupakan sebuah sayuran berbentuk bulat berwarna hijau agak keputihan,siapa sih yang tidak tahu sayuran yang satu ini,sayuran ini bisa dibuat berbagai macam masakan yang enak seper ti capcay,tumis sayur,dll.Namun akhir akhir ini kol sedang meroket eksistensinya karena saat makan lalapan/penyetan tak jarang masyarakat meminta digoreng terlebih dahulu. Kol sendiri merupakan sumber dari beberapa vitamin, mineral, dan serat makanan penting. Salah satunya kaya akan vitamin B, C, A, K, dan asam folat. Di sisi lain, kol juga tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang berbahaya, ser ta sangat rendah kalori. Serat yang tinggi dalam kol membuatnya bermanfaat bagi sistem pencernaan. Kol memiliki manfaat yang penting untuk tubuh. Bahkan terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kol bisa menurunkan risiko kanker. Namun, apabila kol digoreng dengan suhu yang tinggi dan menggunakan minyak yang telah digunakan berkali-kali malah akan memicu terjadinya kanker. Mengapa??
Kandungan gizi pada kol pun akan rusak karena adanya proses pemasakan. Secara alamiah beberapa jenis vitamin seper ti vitamin C memang rentan rusak akibat pemanasan. Penggorengan yang terlalu matang akan merangsang muncul pembentukan senyawa karsinogenik yang merupakan senyawa pemicu kanker. Minyak seharusnya tidak dipanaskan dengan suhu tinggi dan waktu yang lama untuk menjaga agar proses hidrolisis hanya terjadi secara minimal. Proses hidrolisis sendiri akan menghasilkan radikal bebas. Jadi, apabila minyak dipanaskan dengan suhu tinggi akan menimbulkan banyak radikal bebas.Proses pengggorengan pada kol dengan suhu tinggi akan membuat kol menyerap sebagian minyak goreng.Dengan kata lain di dalam kol goreng tersebut terdapat radikal bebas yang karsinogenik.Jalan keluar yang baik adalah dengan membuat sendiri kol goreng dirumah, sehingga dapat mengurani terbentuknya senyawa karsinogenik. Meskipun kandungan gizi pada kol goreng lebih rendah daripada kol segar namun pembentukan senyawa karsinogenik dapat dikurangi.Pembuatan kol goreng sendiri dapat dengan cara menggunakan minyak baru dan suhu yang rendah, sehingga akan mempengaruhi jumlah senyawa karsinogenik yang terbentuk. Jalan keluar lainnya adalah dengan mengurangi konsumsi kol goreng dan menggantinya dengan kol segar.